PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL By Trinoval Trinoval Yanto Nugroho Pemeriksaan saraf merupakan salah satu dari rangkaian pemeriksaan neur neurol olog ogis is yang yang terd terdir irii dari dari;; 1). 1). Stat Status us ment mental al,, 2). 2). Ting Tingka katt kesad esadar aran an,, 3).Fungsi 3).Fungsi saraf kranial, 4). Fungsi motorik, 5). Refleks, Refleks, 6). Koordinasi Koordinasi dan gaya berjalan dan 7). Fungsi sensorik Agar Ag ar peme pemeri riks ksaan aan saraf saraf krani kranial al dapa dapatt memb member erik ikan an info inform rmas asii yang yang diperlukan, diusahakan kerjasama yang baik antara pemeriksa dan penderita selama selama pemeri pemeriksaa ksaan. n. Pender enderita ita sering seringkal kalii dimint diminta a kesed kesediaa iaanny nnya a untuk untuk melak melakuk ukan an suatu suatu tindak tindakan an yang yang mungki mungkin n oleh oleh pender penderita ita diangg dianggap ap tidak tidak masu masuk k akal akal atau atau meng mengge geli lika kan. n. Sebe Sebelu lum m mula mulaii dipe diperi riksa ksa,, kege kegeli lisah sahan an penderita harus dihilangkan dan penderita harus diberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan untuk dapat menegakkan diagnosis. Membe Memberik rikan an penjel penjelasan asan menge mengenai nai lamany lamanya a pemeri pemeriksaa ksaan, n, cara cara yang yang dila dilak kukan ukan dan dan nyer nyerii yang yang mung mungki kin n timb timbul ul dapat dapat memb membant antu u memu memupu puk k keperc kepercayaan ayaan penderita penderita pada pemeriksa pemeriksa.. Penderi Penderita ta diminta diminta untuk menjawab menjawab semua pertanyaan sejelas mungkin dan mengikuti semua petunjuk sebaik mungkin. Suatu anamnesis lengkap dan teliti ditambah dengan pemeriksaan fisik akan dapat mendiagnosis sekitar 80% kasus. Walaupun terdapat beragam prose prosedur dur diagno diagnosti stik k moder modern n tetapi tetapi tidak tidak ada yang yang dapat dapat menggan menggantik tikan an anamnesis dan pemeriksaan fisik. Sara Saraff-sar -saraf af kran krania iall lang langsu sung ng bera berasal sal dari dari otak otak dan meni mening ngga galk lkan an tengk tengkor orak ak melal melalui ui lubanglubang-lub lubang ang pada pada tulang tulang yang yang dinama dinamakan kan forami foramina, na, terdapat 12 pasang saraf kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angk angka a roma romawi wi.. Saraf Saraf-s -sar araf af ters terseb ebut ut adal adalah ah olfa olfakto ktori rius us (I), (I), opti optiku kus s (II) (II),, Okulomotorius (III), troklearis (IV), trigeminus (V), abdusens (VI), fasialis (VII), vestib vestibula ula kokle kokleari aris s (VIII) (VIII),, glosso glossofar faring ingeus eus (IX), (IX), vagus vagus (X), (X), asesor asesorius ius (XI), (XI), hipoglosus hipoglosus (XII). Saraf kranial I, II, VII merupakan merupakan saraf sensorik murni, murni, saraf kranial III, IV, XI dan XII merupakan saraf motorik, tetapi juga mengandung serabut proprioseptif dari otot-otot yang dipersarafinya. Saraf kranial V, VII, X merupa merupakan kan saraf saraf campur campuran, an, saraf saraf krania kraniall III, III, VII dan X juga juga mengan mengandun dung g beberapa serabut saraf dari cabang parasimpatis sistem saraf otonom.
A.DEFINISI Saraf-saraf kranial dalam bahasa latin adalah Nervi Craniales yang berarti kedua belas pasangan saraf yang berhubungan dengan otak mencakup nervi olfaktorii (I), optikus (II), okulomotorius (III), troklearis (IV), trigeminus (V), abdusens abdusens (VI), fasialis fasialis (VII), (VII), vestibulo vestibulokokl kokleari earis s (VIII), (VIII), glosofaring glosofaringeus eus (IX), vagus (X), asesorius (XI), hipoglosus (XII). Gangguan saraf kranialis adalah gangguan yang terjadi pada serabut saraf yang berawal dari otak atau batang otak, dan mengakibatkan timbulnya keluh keluhan an ataupu ataupun n gejala gejala pada pada berbag berbagai ai organ organ atau atau bagian bagian tubuh tubuh yang yang dipersarafinya. B.ANATOMI DAN FISIOLOGI 1.SARAF OLFAKTORIUS (N.I) Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfakto olfaktoriu rius. s. Sis Sistem tem ini terdir terdirii dari dari bagian bagian berik berikut: ut: mukosa mukosa olfakto olfaktoriu rius s pada bagian atas kavum nasal, fila olfaktoria, bulbus subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis. Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut-serabutnya berasal dari membran mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari dari tulang tulang etmoid etmoidal al untuk untuk bersin bersinaps aps di bulbus bulbus olfakt olfaktori orius, us, dari dari sin sini, i, traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus temporal bagian medial sisi yang sama.
Sistem olfakt Sistem olfaktori orius us merup merupaka akan n satu-s satu-satu atunya nya sis sistem tem sensor sensorik ik yang yang impulsnya mencapai korteks tanpa dirilei di talamus. Bau-bauan yang dapat memprovokasi timbulnya nafsu makan dan induksi salivasi serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah menunjukkan bahwa sistem ini ada kaitannya dengan emosi. Serabut utama yang menghubungkan sistem penciuman dengan area otonom adalah medial forebrain bundle dan stria medularis talamus. Emosi yang menye menyerta rtaii rangsa rangsangan ngan olfakto olfaktoriu rius s mungki mungkin n berkai berkaitan tan ke serat serat yang yang berhubungan dengan talamus, hipotalamus dan sistem limbik. 2.SARAF OPTIKUS (N. II) Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina. Serabut-serabut saraf ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk membentuk kiasma kiasma optikum. optikum. Orientasi Orientasi spasial serabut-serabut serabut-serabut dari berbagai bagian fundus masih utuh sehingga serabut-serabut dari bagian bagian bawah bawah retin retina a ditemu ditemukan kan pada pada bagian bagian inferi inferior or kiasma kiasma optiku optikum m dan sebaliknya. Serabut-serabut dari lapangan visual temporal (separuh bagian nasal retina) menyilang kiasma, sedangkan yang berasal dari lapangan visual nasa nasall tidak tidak meny menyil ilang ang.. Sera Serabu butt-se sera rabu butt untu untuk k inde indeks ks cahay cahaya a yang yang berasa berasall dari dari kiasma kiasma optik optikum um berakh berakhir ir di koli koliku kulus lus superio superior, r, dimana dimana terjadi hubungan dengan kedua nuklei saraf okulomotorius. Sisa serabut yang yang meni meningg nggal alka kan n kias kiasma ma ber berhubu hubung ngan an deng dengan an peng pengli lihat hatan an dan dan berjalan di dalam traktus optikus menuju korpus genikulatum lateralis. Dari Dari sin sinii serabut serabut-se -serab rabut ut yang yang berasal berasal dari dari radias radiasio io optika optika melew melewati ati bagian posterior kapsula interna dan berakhir di korteks visual lobus oksipital. Dalam Dalam perjal perjalanan ananny nya a serabut serabut-se -serab rabut ut terseb tersebut ut memisa memisahk hkan an diri diri sehingga serabut-serabut untuk kuadran bawah melalui lobus parietal sedang sedangkan kan untuk untuk kuada kuadaran ran atas atas melalu melaluii lobus lobus tempor temporal. al. Akibat Akibat dari dari dekusa dekusasio sio serabut serabut-se -serab rabut ut terseb tersebut ut pada pada kiasma kiasma optik optikum um serabut serabut-serabut yang berasal dari lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya. 3. SARAF OKULOMOTORIUS OKULOMOTORIUS (N. III) Nukleus saraf okulomotorius terletak sebagian di depan substansia grisea grisea periak periakuad uadukt uktal al (Nukle (Nukleus us motori motorik) k) dan sebagi sebagian an lagi lagi di dalam dalam substansia grisea (Nukleus otonom). Nukl Nukleu eus s moto motori rik k bert bertan angg ggun ung g jawa jawab b untu untuk k pers persar arafa afan n otot otot-ot -otot ot rektu rektus s media medialis lis,, superi superior, or, dan inferi inferior, or, otot otot oblik oblikus us inferi inferior or dan otot otot leva levato torr palpe palpebr bra a su supe peri rior or.. Nukl Nukleu eus s oton otonom om atau atau nukl nukleu eus s Edin Edinge gerrwesthpal westhpal yang bermiel bermielin in sangat sedikit mempersar mempersarafi afi otot-otot otot-otot mata inferior yaitu spingter pupil dan otot siliaris. 4.SARAF TROKLEARIS (N. IV) Nukleus Nukleus saraf troklearis troklearis terletak terletak setinggi setinggi koliku kolikuli li inferior inferior di depan subs su bsta tans nsia ia gris grisea ea peri periak akua uadu dukt ktal al dan dan bera berada da di bawa bawah h Nukl Nukleu eus s okulomot okulomotorius orius.. Saraf ini merupakan merupakan satu-satunya satu-satunya saraf kranialis kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak. Saraf troklearis mempersarafi otot obli obliku kus s su supe peri rior or untu untuk k meng mengge gera rakk kkan an mata mata bawa bawah, h, kedal kedalam am dan abduksi dalam derajat kecil. 5.SARAF TRIGEMINUS (N. V) Saraf Saraf trigem trigeminu inus s bersif bersifat at campur campuran an terdir terdirii dari dari serabut serabut-se -serab rabut ut motorik motorik dan serabut-se serabut-serabut rabut sensorik. sensorik. Serabut Serabut motorik motorik mempersar mempersarafi afi otot otot mass masset eter er dan dan otot otot temp tempor oral alis is.. Sera Serabu butt-se sera rabu butt sens sensor orik ik sara saraf f trigem trigeminu inus s dibagi dibagi menjad menjadii tiga tiga cabang cabang utama utama yatu yatu saraf saraf oftal oftalmik mikus, us, maksil maksilari aris, s, dan mandib mandibula ularis ris.. Daerah Daerah sensor sensorikn iknya ya menca mencaku kup p daerah daerah kuli kulit, t, dahi dahi,, waja wajah, h, muko mukosa sa mulu mulut, t, hidu hidung ng,, sinu sinus. s. Gigi Gigi maksi maksila larr dan mandibula, dura dalam fosa kranii anterior dan tengah bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius serta s erta bagian membran timpani.
6.SARAF ABDUSENS (N. VI) Nukl Nukleu eus s sara saraff abdus abdusen ens s terl terlet etak ak pada pada masi masingng-ma masi sing ng sisi sisi pons pons bagian bawah dekat medula oblongata o blongata dan terletak dibawah ventrikel ventrikel ke empat saraf abdusens mempersarafi otot rektus lateralis. 7. SARAF FASIALIS FASIALIS (N. VII) Saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi moto motori rik k bera berasa sall dari dari Nukl Nukleu eus s moto motori rik k yang ang terl terlet etak ak pada pada bagi bagian an ventrolater ventrolateral al dari tegmentum tegmentum pontin bawah dekat medula oblongata. oblongata. Fungsi ungsi sensor sensorik ik berasal berasal dari dari Nukleus Nukleus sensor sensorik ik yang yang muncul muncul bersam bersama a nukleus motorik dan saraf vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus akustikus interna. Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah terdir terdirii dari dari otot otot orbik orbikula ularis ris okuli okuli,, otot otot buksin buksinato ator, r, otot otot oksipi oksipital tal,, otot otot front frontal, al, otot otot staped stapedius ius,, otot otot sti stiloh lohioi ioideu deus, s, otot otot digastr digastrikt iktus us posteri posterior or serta otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian anterior lidah. 8. SARAF VESTIBULOKO VESTIBULOKOKLEARIS KLEARIS (N. VIII) Saraf vestibulokokl vestibulokoklearis earis terdiri terdiri dari dua komponen komponen yaitu serabutserabutsera serabu butt afer aferen en yang yang meng mengur urus usii pend penden enga gara ran n dan vest vestib ibul uler er yang yang mengandung mengandung serabut-se serabut-serabut rabut aferen aferen yang mengurusi mengurusi keseimb keseimbangan. angan. Sera Serabu butt-se sera rabu butt untu untuk k pend penden engar garan an bera berasal sal dari dari organ organ corti corti dan berjalan menuju inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpu korpus s genik genikula ulatum tum medial medial dan kemud kemudian ian menuju menuju girus girus superi superior or lobu lobus s temp tempor oral alis is.. Sera Serabu butt-se sera rabu butt untu untuk k kese keseim imba bang ngan an mula mulaii dari dari utrik utrikulu ulus s dan kanali kanalis s semisi semisirk rkula ularis ris dan bergabu bergabung ng dengan dengan serabut serabut-serabut auditorik di dalam kanalis fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan menyebar melewati batang dan serebelum. serebelum. 9.SARAF GLOSOFARINGEUS (N. IX) Sara Saraff Gloso Glosofar farin inge geus us mene meneri rima ma gabun gabunga gan n dari dari saraf saraf vagu vagus s dan asesorius pada waktu meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, sar saraf glos glosof ofar arin inge geus us mempu empuny nyai ai dua dua gang gangllion, ion, yaitu aitu gangl angliion intrak intrakran ranial ialis is superi superior or dan ekstra ekstrakran kranial ialis is inferi inferior or.. Setela Setelah h melewa melewati ti foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini dan otot stiloglosal, saraf berlan berlanjut jut ke basis basis lid lidah ah dan mempe mempersa rsaraf rafii mukosa mukosa faring faring,, tonsil tonsil dan sepertiga posterior lidah. 10. SARAF VAGUS (N. X) Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion yaitu ganglion superior atau jugulare dan ganglion ganglion inferior inferior atau nodosum, nodosum, keduany keduanya a terletak terletak pada daerah foramen jugularis, saraf vagus mempersarafi semua visera toraks toraks dan abdomen abdomen dan mengh menghanta antark rkan an impul impuls s dari dari dindin dinding g usus, usus, jantung dan paru-paru. 11. SARAF ASESORIUS (N. XI) Saraf Saraf asesor asesorius ius mempu mempunya nyaii radiks radiks spi spinal nalis is dan krania kranialis lis.. Radik Radiks s kranial adalah akson dari neuron dalam nukleus ambigus yang terletak dekat neuron dari saraf vagus. Saraf aksesoris adalah saraf motorik yang memp memper ersar saraf afii otot otot ster sterno nokl klei eido doma mast stoi oide deus us dan dan bagi bagian an atas atas otot otot trapezius, trapezius, otot sternoklei sternokleidomast domastoide oideus us berfungsi berfungsi memutar memutar kepala kepala ke samping dan otot trapezius memutar skapula bila lengan diangkat ke atas. 12. SARAF HIPOGLOSUS (N. XII) Nukl Nukleu eus s sara saraff hipog hipoglo losu sus s terl terlet etak ak pada pada medu medula la oblo oblong ngat ata a pada pada setiap sisi garis tengah dan depan ventrikel ke empat dimana semua menghasilkan trigonum hipoglosus. Saraf hipoglosus merupakan saraf motorik untuk lidah dan mempersarafi otot lidah yaitu otot stiloglosus, hipoglosus dan genioglosus.
C.PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS. 1.Saraf Olfaktorius (N. I) Saraf Saraf ini tidak tidak diperi diperiksa ksa secara secara rutin, rutin, tetapi tetapi harus harus diker dikerjak jakan an jika jika terdapat riwayat tentang hilangnya rasa pengecapan dan penciuman, kalau penderita mengalami cedera kepala sedang atau berat, dan atau dicurigai adanya penyakit-penyakit yang mengenai bagian basal lobus frontalis. Untu Untuk k mengu enguji ji sara saraff olfa olfakt ktor oriu ius s digu diguna naka kan n baha bahan n yang ang tida tidak k merangs merangsang ang sepert sepertii kopi, kopi, tembak tembakau, au, parfum parfum atau atau rempa rempah-r h-remp empah. ah. Letakkan salah satu bahan-bahan tersebut di depan salah satu lubang hidung orang tersebut sementara lubang hidung yang lain kita tutup dan pasien menutup matanya. Kemudian pasien diminta untuk memberitahu saat mulai terhidunya bahan tersebut dan kalau mungkin mengidentifikasikan mengidentifikasikan bahan yang di hidu. 2.Saraf Optikus (N. II) Pemeriksaan Pemeriksaan meliputi penglihatan sentral (Visual acuity), penglihatan perifer (visual field), refleks pupil, pemeriksaan fundus okuli serta tes warna. a. Pemeri Pemeriksaan ksaan penglihata penglihatan n sentral sentral (visual (visual acuity) acuity) Penglihatan sentral diperiksa dengan kartu snellen, jari tangan, dan gerakan tangan. Kartu snellen Pada ada peme pemeri riks ksaan aan kart kartu u meme memerl rluk ukan an jara jarak k enam enam mete meterr anta antara ra pasien dengan tabel, jika tidak terdapat ruangan yang cukup luas, pem pemeriksa iksaan an ini bisa bisa dil dilakuk akukan an deng dengan an cerm ermin. Ketaj etajam aman an penglihatan penglihatan normal normal bila baris yang bertanda 6 dapat dibaca dengan tepat oleh setiap mata (visus 6/6) Jari tangan Normal jari tangan bisa dilihat pada jarak 3 meter tetapi bisa melihat pada jarak 2 meter, maka perkiraan visusnya adalah kurang lebih 2/60. Gerakan tangan Normal gerakan tangan bisa dilihat pada jarak 2 meter tetapi bisa melihat pada jarak 1 meter berarti visusnya kurang lebih 1/310. b. Pemeri emeriksa ksaan an Peng Penglih lihata atan n Peri Perifer fer Pemeri emeriksa ksaan an pengli penglihat hatan an perife periferr dapat dapat mengh menghasi asilk lkan an infor informas masii tent tentang ang sara saraff opti optiku kus s dan dan lint lintas asan an peng pengli lihat hatan an mula mulaii dair dair mata mata hingga korteks oksipitalis. Pengli Penglihatan hatan perifer perifer diperiksa diperiksa dengan tes konfro konfrontasi ntasi atau dengan perimetri / kompimetri. Tes Konfrontasi Jarak antara pemeriksa – pasien : 60 – 100 cm Objek yang digerakkan harus berada tepat di tengah-tengah jarak tersebut. Objek yang digunakan (2 jari pemeriksa / ballpoint) di gerakan mulai dari lapang pandang kahardan kiri (lateral dan medial), atas dan bawah dimana mata lain dalam keadaan tertutup dan mata yang diperi diperiksa ksa harus harus menata menatap p lururs lururs kedep kedepan an dan tidak tidak boleh boleh melir melirik ik kearah objek tersebut. Syarat pemeriksaan lapang pandang pemeriksa harus normal. Perimetri / kompimetri Lebih teliti dari tes konfrontasi Hasil pemeriksaan di proyeksikan dalam bentuk gambar di sebuah kartu. c. Refleks Pu Pupil Saraf aferen aferen berasal berasal dari saraf optikal optikal sedangkan sedangkan saraf aferennya aferennya dari saraf occulomotorius. Ada dua macam refleks pupil.
Respon Respon cahaya langsung Pakailah senter kecil, arahkan sinar dari samping (sehingga pasien tidak memfokus pada cahaya dan tidak berakomodasi) ke arah salah satu pupil untuk melihat reaksinya terhadap cahaya. Inspeksi kedua pupil dan ulangi prosedur ini pada sisi lainnya. Pada keadaan normal pupil yang disinari akan mengecil. Respon Respon cahaya konsensual Jika pada pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil lainnya mengecil dengan ukuran yang sama. d. Pemeri emeriksa ksaan an fundus fundus occul occulii (fundus (fundus kopi kopi)) Digunak Digunakan an alat alat oftal oftalmos mosko kop. p. Pu Putar tar lensa lensa ke arah arah O dioptr dioptrii maka maka fokus fokus dapat dapat diara diarahka hkan n kepad kepada a fundus fundus,, keke kekeruh ruhan an lensa lensa (kata (katarak rak)) dapat mengganggu pemeriksaan fundus. Bila retina sudah terfokus cari carila lah h terl terleb ebih ih dahu dahulu lu disk diskus us opti optik kus. Cara Carany nya a adal adalah ah deng dengan an meng mengik ikut utii perj perjal alana anan n vena vena retin etinal alis is yang yang besa besarr ke arah arah disk diskus us.. Semua vena-vena ini keluar dari diskus optikus. e. Tes warna Untuk mengetahui adanya polineuropati pada n. optikus. 3.Saraf okulomotoris (N. III) Pemeriksaan Pemeriksaan meliputi ; Ptosis, Gerakan bola mata dan Pupil a. Ptosis Pada keadaan normal bila seseorang melihat ke depan maka batas kelopak mata atas akan memotong iris pada titik yang sama secara bilateral. Ptosis dicurigai bila salah satu kelopak mata memotong iris lebih rendah dari pada mata yang lain, atau bila pasien mendon mendongakk gakkan an kepal kepal ke belak belakang ang / ke atas atas (untuk (untuk kompe kompensa nsasi) si) secara kronik atau mengangkat alis mata secara kronik pula. b. Ger Gerakan akan bola bola mata mata.. Pasien asien dimi dimint nta a untu untuk k meli melihat hat dan meng mengik ikut utii gera geraka kan n jari jari atau atau ball ballpoi point nt ke arah arah medi medial al,, atas atas,, dan dan bawah, bawah, sekl seklig igus us dita ditany nyak akan an adan adanya ya peng pengli liha hata tan n gand ganda a (dip (diplo lopi pia) a) dan dili diliha hatt ada ada tida tidakn knya ya nistagmus. Sebelum pemeriksaan gerakan bola mata (pada keadaan diam) sudah dilihat adanya strabismus (juling) dan deviasi conjugate ke satu sisi. c. Pupil Pemeriksaan Pemeriksaan pupil meliputi : - Bentuk dan ukuran pupil - Perbandingan Perbandingan pupil kanan dan kiri Perbedaan Perbedaan : pupil sebesar 1mm masih dianggap normal - Refleks pupil Meliputi pemeriksaan : Refleks Refleks cahaya langsung (bersama N. II) Refleks Refleks cahaya tidak alngsung (bersama N. II) Refleks Refleks pupil akomodatif atau konvergensi Bila Bila seseor seseorang ang meliha melihatt benda benda didek didekat at mata mata (meli (melihat hat hidung hidungnya nya sendiri) kedua otot rektus medialis akan berkontraksi. berkontraksi. Gerakan kedua bola mata ini disebut konvergensi. Bersamaan dengan gerakan bola mata ata ters terseb ebut ut maka maka kedua edua pupi pupill akan akan meng mengec ecil il (oto (otott sili siliar aris is berkontraksi) (Tejuwono) atau pasien disuruh memandang jauh dan disuruh disuruh memfoku memfokuskan skan matanya pada suatu objek objek diletakka diletakkan n pada jarak 15 cm didepan mata pasien dalam keadaan normal terdapat konstriksi pada kedua pupil yang disebut reflek akomodasi. 4. Saraf Troklearis Troklearis (N. IV) Pemeriksaan Pemeriksaan meliputi a. gera gerak k mata mata ke late latera rall bawa bawah h b. stra strabi bism smus us konv konver erge gen n c. diplopia 5. Saraf Trigeminus Trigeminus (N. V)
Pemeriksaan Pemeriksaan meliputi; sensibilitas, motorik dan refleks a. Sensibilitas Ada Ad a tiga tiga caban cabang g sens sensor orik ik,, yait yaitu u ofta oftalm lmik ik,, maksi maksila la,, mand mandib ibul ula. a. Pemeriksaan dilakukan pada ketiga cabang saraf tersebut dengan membandingkan sisi yang satu dengan sisi yang lain. Mula-mula tes deng dengan an ujun ujung g yang yang taja tajam m dari dari sebu sebuah ah jaru jarum m yang yang baru. baru. Pasien asien menutup kedua matanya dan jarum ditusukkan dengan lembut pada kuli kulit, t, pasien pasien ditany ditanya a apakah apakah teras terasa a tajam tajam atau atau tumpul tumpul.. Hilangn Hilangnya ya sensasi sensasi nyeri nyeri akan akan menyeb menyebabk abkan an tusuk tusukan an terasa terasa tumpul tumpul.. Daerah Daerah yang yang menu menunj njuk ukk kan sens sensas asii yang ang tump tumpul ul haru harus s diga digamb mbar ar dan dan peme pemeri riks ksaa aan n harus harus di lak lakukan ukan dari dari daer daerah ah yang yang tera terasa sa tump tumpul ul menuju daerah yang terasa tajam. Juga dilakukan dari daerah yang terasa tumpul menuju daerah yang terasa tajam. Juga lakukan tes pada daerah di atas dahi menuju belakang melewati puncak kepala. Jika Jika cabang cabang oftal oftalmi miku kus s terke terkena na sensasi sensasi akan akan timbul timbul kemb kembali ali bil bila a mencap mencapai ai dermat dermatom om C2. Temper emperatur atur tidak tidak diperi diperiksa ksa secar secara a rutin rutin kecua ecuali li menc mencur urig igai ai siri siring ngob obul ulbi bia, a, karen arena a hila hilang ngny nya a sens sensas asii temper temperatur atur terjad terjadii pada pada keada keadaan an hilangn hilangnya ya sensasi sensasi nyeri, nyeri, pasien pasien tetap tetap menutu menutup p kedua kedua matany matanya a dan lakuka lakukan n tes untuk untuk raba raba halus halus dengan kapas yang baru dengan cara yang sama. Pasien disuruh mengatakan “ya” setiap kali dia merasakan sentuhan kapas pada kulitnya. b. Motorik Pemeri Pemeriksaan ksaan dimulai dimulai dengan menginspeks menginspeksii adanya adanya atrofi atrofi otot-otot otot-otot temporali temporalis s dan masseter masseter.. Kemudian emudian pasien pasien disuruh disuruh mengatupkan mengatupkan gigi giginy nya a dan laku lakuka kan n palp palpasi asi adan adanya ya kontr ontrak aksi si mass masset eter er diat diatas as mandibula. Kemudian pasien disuruh membuka mulutnya (otot-otot pterigoideus) dan pertahankan tetap terbuka sedangkan pemeriksa ber berus usah aha a menut enutup upny nya. a. Lesi unil unilat ater eral al dar dari caban abang g motor otoriik meny menyeb ebab abka kan n rahan rahang g berd berdev evia iasi si keara earah h sisi sisi yang yang lema lemah h (yan (yang g terkena). c. Refleks Pemeriksaan Pemeriksaan refleks meliputi Refleks kornea 1. Langsung Pasien diminta melirik ke arah laterosuperior, kemudian dari arah lain kapas disentuhkan pada kornea mata, misal pasien diminta melirik kearah kanan atas maka kapas disentuhkan pada kornea mata kiri dan lakukan sebaliknya pada mata yang lain. Kemudian bandingkan kekuatan dan kecepatan refleks tersebut kanan dan kiri kiri saraf saraf afere aferen n berasal berasal dari dari N. V tetapi tetapi eferan eferannya nya (berk (berkedi edip) p) berasal dari N.VII. 2. Tak langsun langsung g (ko (konse nsensu nsual) al) Sentuh Sentuhan an kapas kapas pada pada korn kornea ea atas atas akan akan menim menimbul bulkan kan refle refleks ks menut enutup up mata ata pad pada mat mata kiri kiri dan dan seb sebali alikny knya keguna gunaan an pemeriksaan refleks kornea konsensual ini sama dengan refleks cahaya konsensual, yaitu untuk melihat lintasan mana yang rusak (aferen atau eferen). Refleks Refleks bersin (nasal refleks) Refleks masseter Untuk melihat adanya lesi UMN (certico bultar) penderita membuka mulut secukupnya (jangan terlalu lebar) kemudian dagu diberi alas jar jarii tang tangan an peme pemeri riksa ksa dike diketu tuk k mend mendad adak ak deng dengan an palu palu refle efleks. ks. Respon normal akan negatif yaitu tidak ada penutupan mulut atau positi positiff lemah lemah yaitu yaitu penutu penutupan pan mulut mulut ringan. ringan. Sebali Sebalikny knya a pada pada lesi lesi UMN akan terlihat penutupan mulut yang kuat dan cepat. 6.Saraf abdusens (N. VI) Pemeri Pemeriksaan ksaan meliputi meliputi gerakan gerakan mata ke lateral, lateral, strabismus strabismus konver konvergen gen
dan diplop diplopia ia tandatanda-tand tanda a terseb tersebut ut maksim maksimal al bil bila a meman memandang dang ke sis sisii yang terkena dan bayangan yang timbul letaknya horizonatal dan sejajar satu sama lain. 7.Saraf fasialis (N. VII) Pemeriksaan saraf fasialis dilakukan saat pasien diam dan atas perintah (tes kekuatan kekuatan otot) saat pasien diam diperhatikan : Asimetri wajah Kelumpu elumpuhan han nervus nervus VIII VIII dapat dapat menye menyebabk babkan an penuru penurunan nan sudut sudut mulut mulut unilateral dan kerutan dahi menghilang serta lipatan nasolabial, tetapi pada kelumpuhan nervus fasialis bilateral wajah masih tampak simetrik Gerakan-gerakan abnormal (tic facialis, grimacing, kejang tetanus/rhisus sardonicus tremor dan seterusnya ). Ekspresi muka (sedih, gembira, takut, seperti topeng) - Tes kekuatan otot 1) Mengan Mengangka gkatt alis, alis, banding bandingkan kan kana kanan n dan kiri. kiri. 2) Menu Menutu tup p mat mata sek sekuatny atnya a (per (perha hati tik kan asi asimetri tri) kemudio udioan an pemeriksa mencoba membuka kedua mata tersebut bandingkan kekuatan kekuatan kanan dan da n kiri. 3) Memper Memperlih lihatk atkan an gigi gigi (asim (asimetr etri) i) 4) Bersiul Bersiul dan dan menculu menculu (asime (asimetri tri / deviasi deviasi ujung ujung bibir bibir)) 5) meniup meniup sekuatny sekuatnya, a, bandingkan bandingkan keku kekuatan atan uadara uadara dari pipi pipi masingmasingmasing. 6) Menari Menarik k sudut sudut mulut mulut ke ke bawah bawah.. Tes sensorik khusus (pengecapan) 2/3 depan lidah) - Tes Pemeriksaan dengan rasa manis, pahit, asam, asin yang disentuhkan pada salah satu sisi lidah. - Hiperakusis Jika ada kelumpuhan N. Stapedius yang melayani otot stapedius maka suarasuara-sua suara ra yang yang diteri diterima ma oleh oleh teling telinga a pasien pasien menja menjadi di lebih lebih kera keras s intensitasnya. 8. Saraf Vestibulokokhlea Vestibulokokhlearis ris (N. VIII) Ada Ad a dua macam macam pemer pemeriks iksaan aan yaitu yaitu pemeri pemeriksaa ksaan n penden pendengar garan an dan pemeriksaan fungsi vestibuler 1) Pemer emerik iksa saan an pend penden enga gara ran n Insp Inspek eksi si meat meatus us akus akusti tiku kus s akter akternu nus s dari dari pasi pasien en untu untuk k menc mencar arii adan adanya ya seru serume men n atau atau obst obstru ruks ksii lain lainny nya a dan dan memb membra rana na timp timpan anii untu untuk k mene menent ntuk ukan an adan adanya ya infl inflam amasi asi atau atau perf perfor orasi asi kemud emudia ian n lakukan tes pendengaran dengan menggunakan gesekan jari, detik arloji, dan audiogram. Audiogram digunakan untuk membedakan tuli saraf dengan tuli konduksi dipakai tes Rinne dan tes Weber. Tes Rinne Garp Garpu u tala tala deng dengan an frek frekue uensi nsi 25 256 6 Hz mula mula-m -mul ula a dila dilak kukan ukan pada pada prosesus mastoideus, dibelakang telinga, dan bila bunyi tidak lagi terd terden engar gar leta letakk kkan an garp garpu u tala tala ters terseb ebut ut seja sejaja jarr deng dengan an meatu meatus s akust akustik ikus us okster oksterna. na. Dalam Dalam keada keadaan an norma norma anda anda masih masih terden terdengar gar pada pada meat meatus us akus akusti tiku kus s ekst ekster ernu nus. s. Pada ada tuli tuli sara saraff anda anda masi masih h terden terdengar gar pada pada meatu meatus s akusti akustiku kus s ekste ekstern rnus. us. Keadaan eadaan ini dis disebu ebutt Rinne negatif. Tes Weber Garp Garpu u tala tala 25 256 6 Hz dile dileta takk kkan an pada pada bagi bagian an teng tengah ah dahi dahi dala dalam m keadaan normal bunyi akan terdengar pada bagian tengah dahi pada tuli tuli sara saraff buny bunyii diha dihant ntar arka kan n ke teli teling nga a yang yang nor normal mal pada pada tuli tuli konduktif bunyi tedengar lebih keras pada telinga yang abnormal. 2) Pemeri emeriksa ksaan an Fungsi Fungsi Vest Vestibu ibuler ler Pemeriksaan fungsi vestibuler meliputi : nistagmus, tes romberg dan berjalan lurus dengan mata tertutup, head tilt test (Nylen – Baranny, dixxon – Hallpike) yaitu tes untuk postural nistagmus. 9. Saraf glosofaringeus (N. (N. IX) dan saraf vagus (N. X)
Pemeriksaan N. IX dan N X. karena secara klinis sulit dipisahkan maka biasany biasanya a dibica dibicarak rakan an bersam bersama-sa a-sama, ma, anamnes anamnesis is melip meliputi uti kesed kesedak ak / keselek keselek (kelumpu (kelumpuhan han palatom), palatom), kesulit kesulitan an menelan menelan dan disartria(kh disartria(khas as bernoda hidung / bindeng). Pasien disuruh membuka mulut dan inspeksi palatum dengan senter perhatikan apakah terdapat pergeseran uvula, kemudian pasien disuruh menyebut “ah” jika uvula terletak ke satu sisi mak maka ini ini menu menunj njuk ukk kan adan adanya ya kelum elumpu puha han n nerv nervus us X unil unilat ater eral al perhatikan bahwa uvula tertarik kearah sisi yang sehat. Sekarang lakukan tes refleks muntah dengan lembut (nervus IX adalah komponen komponen sensorik dan nervus nervus X adalah komponen komponen motorik). motorik). Sentuh bagian belakang faring pada setiap sisi dengan spacula, jangan lupa menany menanyaka akan n kepad kepada a pasien pasien apakah apakah ia meras merasaka akan n sentuh sentuhan an spatul spatula a tersebut (N. IX) setiap kali dilakukan. Dalam keadaaan normal, terjadi kontraksi palatum molle secara refleks. Jika konraksinya tidak ada dan sensasinya utuh maka ini menunjukkan kelumpuhan nervus X, kemudian pasien disuruh berbicara agar dapat menilai adanya suara serak (lesi nervus laringeus rekuren unilateral), kemudian disuruh batuk , tes juga rasa kecap secara rutin pada sepertinya posterior lidah (N. IX). 10. Saraf Asesorius (N. XI) Pemeriksaan saraf asesorius dengan cara meminta pasien mengangkat bahuny bahunya a dan kemud kemudian ian rabala rabalah h massa massa otot otot trapez trapezius ius dan usahak usahakan an untuk menekan bahunya ke bawah, kemudian pasien disuruh memutar kepalanya dengan melawan tahanan (tangan pemeriksa) dan juga raba massa otot sternokleido mastoideus. 11. Saraf Hipoglosus (N. XII) Pemer emerik iksa saan an saraf saraf Hipo Hipogl glos osus us deng dengan an cara cara;; Insp Inspek eksi si lidah lidah dalam dalam keadaa keadaan n diam diam didasar didasar mulut, mulut, tentuk tentukan an adanya adanya atrofi atrofi dan fasik fasikula ulasi si (kontrak (kontraksi si otot yang halus iregular iregular dan tidak tidak ritmik). ritmik). Fasiku Fasikulasi lasi dapat unilateral atau bilateral. Pasien diminta menjulurkan lidahnya yang berdeviasi ke arah sisi yang lema lemah h (ter (terk kena) ena) jika jika ter terdapat dapat lesi lesi uppe upperr atau atau lowe lowerr motor motorne neur uron on unilateral. Lesi UMN dari N XII biasanya bilateral dan menyebabkan lidah imobil dan kecil. Kombinasi lesi UMN bilateral dari N. IX. X, XII disebut kelumpuhan pseudobulbar. D.KELA D.KELAIN INAN AN YAN ANG G DAP APA AT MENI MENIMB MBUL ULKA KAN N GANG GANGGU GUAN AN PADA ADA NER NERVUS VUS CRANIALIS. 1.Saraf Olfaktorius. (N.I) Kelainan elainan pada nervus nervus olfaktovius olfaktovius dapat menyebabkan menyebabkan suatu keadaan keadaan berapa berapa ganggu gangguan an penciu penciuman man sering sering dan dis disebu ebutt anosmi anosmia, a, dan dapat dapat bersif bersifat at unilat unilatral ral maupun maupun bil bilate ateral ral.. Pada anosmi anosmia a unilat unilatera erall sering sering pasien tidak mengetahui adanya gangguan penciuman. Pros Proses es penc penciu iuma man n dimu dimula laii dari dari selsel-se sell olfa olfakr kror oriu ius s di hidu hidung ng yang yang serabut serabutnya nya menemb menembus us bagian bagian kribif kribiform ormis is tulang tulang ethmoi ethmoid d di dasar dasar di dasar dasar tengk tengkora orak k dn menca mencapai pai pusat pusat penciu penciuman man lesi lesi atau atau kerus kerusaka akan n sepanjang perjalanan impuls penciuman akan mengakibatkan anosmia. Kelainan Kelainan yang dapat menimbulkan gangguan penciuman berupa: - Agenesis traktus olfaktorius Penyakit mukosa olfaktorius bro rhinitis dan tumor nasal - Penyakit Sembuhnya nya rhini rhinitis tis berart berartii juga juga pulihn pulihnya ya penciu penciuman man,, tetapi tetapi pada pada - Sembuh rhini hiniti tis s kron kronik ik,, dima dimana na muk mukosa osa ruan ruang g hidu hidung ng menj menjad adii atr atrofik ofik penciuman dapat hilang untuk seterusnya. - Destruksi filum olfaktorius karena fraktur lamina feribrosa. Destruksi ksi bulbus bulbus olfakt olfaktori orius us dan traktu traktus s akibat akibat kontu kontusi si “count “countre re - Destru coup”, coup”, biasan biasanya ya dis diseba ebabk bkan an karena karena jatuh jatuh pada belaka belakang ng kepal kepala. a. Anosmia unilateral atau bilalteral mungkin merupakan satu-satunya bukti neurologis dari trauma vegio orbital.
Sinusitas etmoidalis, osteitis tulang etmoid, dan peradangan selaput otak didekatnya. Tumor garis tengah dari fosa kranialis k ranialis anterior, terutama meningioma - Tumor sulkus olfaktorius (fossa etmoidalis), yang dapat menghasilkan trias berupa berupa anosmia, anosmia, sindr foster kennedy, kennedy, dan gangguan gangguan kepribad kepribadian ian jenis lobus orbitalis. Adenoma hipofise yang meluas ke rostral juga dapat merusak penciuman. - Penyakit enyakit yang yang menca mencaku kup p lobus lobus tempo temporal ralis is anteri anterior or dan basisn basisnya ya (tumor intrinsik atau ekstrinsik). Pasien asien mung mungki kin n tida tidak k meny menyad adar arii bahwa bahwa inde indera ra penc penciu iuma man n hila hilang ng sebal sebalik ikny nya, a, dia dia mung mungki kin n meng mengel eluh uh tent tentang ang rasa rasa peng pengec ecap apan an yang yang hilang, karena kemampuannya untuk merasakan aroma, suatu sarana yang penting untuk pengecapan menjadi hilang. 2.Saraf Optikus (N.II) Kelai elaina nan n pada pada ner nervus vus opti optik kus dapa dapatt menye nyebab babkan gang angguan guan pengli penglihat hatan. an. Ganggu Gangguan an pengli penglihat hatan an dapat dapat dibagi dibagi menjad menjadii ganggu gangguan an visus visus dan ganggua gangguan n lapang lapangan an pandang pandang.. Kerusak erusakan an atau atau terput terputusn usnya ya jaras jaras penglitan penglitan dapat mengakibatk mengakibatkan an gangguan gangguan penglihatan penglihatan kelainan kelainan dapat terjadi langsung pada nevrus optikus itu sendiri atau sepanjang jaras penglihatan yaitu kiasma optikum, traktus optikus, radiatio optika, kortek kortek penglihatan penglihatan.. Bila terjadi kelainan kelainan berat makan dapat berakhir berakhir dengan kebutaan. Orang yang buta kedua sisi tidak mempunyai lapang pandang, istilah untuk buta ialah anopia atau anopsia. Apabila lapang pandang kedua mata hilang sesisi, maka buta semacam itu dinamakan hemiopropia. Berbagai macam perubahan pada bentuk lapang pandang mence mencerm rmink inkan an lesi lesi pada sus susunan unan saraf saraf optik optikus. us. Perub Perubahan ahan terseb tersebut ut seperti tertera pada gambar 1. Kelainan Kelainan atau lesi pada nervus optikus dapat disebabkan oleh: a. Traum rauma a Kepal epala a b. Tumor umor ser serebri ebri (kra (krani niof ofar arin ingi giom oma, a, tumo tumorr hipf hipfis ise, e, meni mening ngio ioma ma,, astrositoma) c. Kelai elaina nan n pemb pembul uluh uh darah darah Misa Misaln lnya ya pada pada trom trombo bosi sis s arte arteri ria a kato katoti tis s maka maka pang pangka kall arte artera ra oftalmika dapat ikut tersumbat jug. Gambaran kliniknya berupa buta ipsilateral. d. Infeksi. Pada pemeriksaan pemeriksaan funduskopi dapat dilihat hal-hal sebagai berikut: Papiledema Papiledema (khususnya stadium dini) Papiled apiledema ema ialah ialah sembab sembab pupil pupil yang yang bersif bersifat at non-infe non-infeksi ksi dan terk terkai aitt pada pada teka tekana nan n intr intrak akkr kran ania iall yang yang meni mening nggi gi,, dapa dapatt dise disebab babka kan n oleh oleh lesi lesi desa desak k ruan ruang, g, anta antara ra lain lain hidr hidroc ocef efal alus, us, hipertensi intakranial benigna, hipertensi stadium IV. Trombosis vena sentralis retina. Atrofi optik Dapa Dapatt dise diseba babk bkan an oleh oleh papil apile edem dema kron kroniik atau atau papil apilus us,, glaukoma, iskemia, famitral, misal: retinitis pigmentosa, penyakit leber, ataksia friedrich. e. Neur Neuriitis tis opt optiik. 3.Saraf Okulomotorius (N.III) Kelainan berupa paralisis nervus okulomatorius menyebabkan bola mata tidak bisa bergerak ke medial, ke atas dan lateral, kebawah dan keluar. Juga mengakibatkan gangguan fungsi parasimpatis untuk kontriksi pupil dan dan akom akomod odas asi, i, sehi sehing ngga ga reaks eaksii pupi pupill akan akan beru beruba bah. h. N. III III juga juga menpersarafi otot kelopak mata untuk membuka mata, sehingga kalau lumpuh, kelopak mata akan jatuh ( ptosis) Kelumpuhan Kelumpuhan okulomotorius lengkap memberikan sindrom di bawah ini: a. Ptos Ptosis is,, dise diseba babk bkan an oleh oleh para parali lisi sis s otot otot leva levato torr palpe palpebr bra a dan tida tidak k
-
adanya perlawanan dari kerja otot orbikularis okuli yang dipersarafi oleh saraf fasialis. b. Fiksasi iksasi posisi posisi mata, mata, dengan dengan pupil pupil ke arah bawah dan lateral lateral,, karena karena tak adanya adanya perlaw perlawana anan n dari dari kerj kerja a otot otot rektu rektus s latera laterall dan oblik oblikus us superior. c. Pupil Pupil yang yang melebar, melebar, tak berea bereaksi ksi terhad terhadap ap cahaya cahaya dan akomodasi akomodasi.. Jik Jika a selu seluru ruh h otot otot meng mengal alam amii par paralis alisiis seca secara ra akut akut,, kerus erusak akan an biasanya terjadi di perifer, paralisis otot tunggal menandakan bahwa kerusakan kerusakan melibatkan nukleus okulomotorius. Penyeb Penyebab ab kerusak kerusakan an diperifer diperifer meliputi; meliputi; a). Lesi Lesi kompr kompresif esif seperti seperti tumor tumor serebr serebri, i, mening meningiti itis s basali basalis, s, karsin karsinoma oma nasofar nasofaring ing dan lesi lesi orbital. b). Infark seperti pada arteritis dan diabetes. 4. Saraf Troklearis Troklearis (N. IV) Kelaina elainan n berupa berupa parali paralisis sis nervus nervus trokl troklear earis is menyeb menyebabk abkan an bola bola mata mata tidak bisa bergerak kebawah dan kemedial. Ketika pasien melihat lurus kedepan atas, sumbu dari mata yang sakit lebih tinggi daripada mata yang lain. Jika pasien melihat kebawah dan ke medial, mata berotasi dipopia terjadi pada setiap arah tatapan kecuali paralisis yang terbatas pada saraf troklearis jarang terjadi dan sering disebabkan oleh trauma, biasanya karena jatuh pada dahi atu verteks. 5.Saraf Abdusens (N. VI) Kelainan pada paralisis nervus abdusens menyebabkan bola mata tidak bisa bergerak ke lateral, ketika pasien melihat lurus ke atas, mata yang sakit sakit teradd teradduksi uksi dan tidak tidak dapat dapat digera digerakka kkan n ke later lateral, al, ketik ketika a pasien pasien melihat ke arah nasal, mata yang paralisis bergerak ke medial dan ke atas karena predominannya otot oblikus inferior. Jika Jika ketig ketiga a saraf saraf motori motorik k dari dari satu satu mata mata semuan semuanya ya tergan terganggu ggu,, mata mata tampak melihat lurus keatas dan tidak dapat digerakkan kesegala arah dan pupil melebar serta tidak bereaksi terhadap cahaya (oftalmoplegia totalis). Paralisis bilateral dari otot-otot mata biasanya akibat kerusakan nukl nuklea earr. Peny enyebab ebab palin aling g ser sering ing dari dari paral aralis isiis nukl nukle eus adal adalah ah ensefelaitis, neurosifilis, mutiple sklerosis, perdarahan dan tumor. tumor. Penyeb Penyebab ab yang paling paling sering sering dari kelumpuhan kelumpuhan otot-otot otot-otot mata perifer adalah meningiti meningitis, s, sinusistis, sinusistis, trombosi trombosis s sinus kaverno kavernosus, sus, anevrisma anevrisma arteri karotis interva atau arteri komunikantes posterior, fraktur basis kranialis. 6. Saraf Trigeminus Trigeminus (N. V) Kelaina elainan n yang yang dapat dapat menimb menimbulk ulkan an ganggu gangguan an pada pada nerus nerus trigem trigeminu inus s antara antara lain lain : Tumor umor pada pada bagian bagian fosa fosa poster posterior ior dapat dapat menyeb menyebabk abkan an kehilangan reflek kornea, dan rasa baal pada wajah sebagai tanda-tanda dini. Gang Ganggu guan an nerv nervus us trig trigem emin inus us yang yang pali paling ng nyat nyata a adal adalah ah neur neural algi gia a trigem trigemina inall atau atau tic doulou douloure reux ux yang yang menye menyebab babkan kan nyeri nyeri sin singk gkat at dan hebat sepanjang percabangan percabangan saraf maksilari maksilaris s dan mandibular mandibularis is dari nerv nervus us trig trigem emin inus us.. Jane Janetta (198 (1981) 1) mene menemu muka kan n bahw bahwa a peny penyeb ebab ab terser tersering ing dari dari neuro neurolgi lgia a trigem trigemina inall dicetu dicetuska skan n oleh oleh pembul pembuluh uh darah. darah. Paling Paling sering oleh arteri serebelaris superior yang melingkari radiks saraf paling proksimal yang masih tak bermielin. Kelai elaina nan n bera berapa pa lesi lesi ense ensefa fali liti tis s akut akut di pons pons dapat dapat meni menimb mbul ulka kan n gangguan berupa trismus, yaitu spasme tonik dari otot-otot pengunyah. Karena tegangan abnormal yang kuat pada otot ini mungkin pasien pas ien tidak bisa membuka mulutnya. 7. Saraf Fasialis Fasialis (N. VII) Kelainan Kelainan yang dapat menyebabkan paralis nervus fasialis antara lain: Lesi UMN (supranuklear) : tumor dan lesi vaskuler. Lesi LMN : Penyebab Penyebab pada pons, meliputi tumor, lesi vaskuler dan siringobulbia. Pada ada fosa fosa post poster erio ior, r, meli melipu puti ti neur neurom oma a akus akusti tik, k, meni meningi ngiom oma, a, dan dan
meningitis kronik. Pada pars pars petr petrosa os tempor temporali alis s dapat dapat terjad terjadii Bell’s Bell’s palsy, palsy, fraktu fraktur, r, sindroma Rumsay Rumsay Hunt, dan otitis media. Penyeba enyebab b kelum kelumpuh puhan an fasiali fasialis s bil bilate ateral ral antara antara lain lain Sindr Sindrom om Guill Guillain ain Barre, Barre, mononeuritis multipleks, dan keganasan parotis bilateral. Penyeba enyebab b hilang hilangnya nya rasa rasa kecap kecap unilat unilatera erall tanpa tanpa kelai kelainan nan lain lain dapat dapat terjadi pada lesi telinga tengah yang meliputi Korda timpani atau nervus lingualis, tetapi ini sangat jarang. Gangguan nervus fasialis dapat mengakibatkan kelumpuhan otot-otot wajah, kelopak mata tidak bisa ditutup, gangguan air mata dan ludah, gang ganggu guan an rasa rasa peng pengec ecap ap di bagi bagian an bela belaka kang ng lidah lidah sert serta a gang ganggu guan an pendengaran (hiperakusis). Kelumpuhan fungsi motorik nervus fasialis mengakibatkan otot-otot wajah satu sisi tidak berfungsi, ditandai dengan hilangnya lipatan hidung bibir, sudut mulut turun, bibir tertarik kesisi yang sehat. Pasien akan mengalami kesulitan mengunyah dan menelan. Air ludah akan keluar dari sudut mulut yang turun. Kelopak mata tidak bisa bisa menu menutu tup p pada pada sisi sisi yang yang saki sakit, t, terd terdap apat at kumpu umpula lan n air air mata mata di kelopak mata bawah (epifora). Refleks kornea kornea pada sisi sakit tidak ada. 8. Saraf Vestibulokoklearis Vestibulokoklearis Kelainan pada nervus vestibulokoklearis dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan keseimbangan keseimbangan (vertigo). Kelainan yang dapat menimbulkan gangguan pada nervus VIII antara lain: Gangguan pendengaran, berupa : Tuli Tuli saraf saraf dapat dapat dis diseba ebabk bkan an oleh oleh tumor, tumor, misal misal neuro neuroma ma akust akustik. ik. Degenerasi misal presbiaksis. Trauma, misal fraktur pars petrosa os temporalis, toksisitas misal aspirin, streptomisin atau alkohol, infeksi misal, sindv rubella kongenital dan sifilis kongenital. Tuli uli kondu ondukt ktif if dapa dapatt dise diseba babk bkan an oleh oleh seru serume men, n, otit otitis is medi media, a, otoskleroris dan penyakit Paget. Gangguan Keseimbangan dengan penyebab kelainan vestibuler ada labi labiri rin n meli melipu puti ti peny penyak akit it meni menier ere, e, labi labiri rini niti tis s akut akut,, mabu mabuk k Pada kendaraan, intoksikasi streptomisin. streptomisin. Pada ada vest vestib ibul uler er meli melipu puti ti semu semua a peny penyeb ebab ab tuli tuli sara saraff ditam ditamba bah h neuronitis vestibularis. Pada batang otak meliputi lesi vaskuler, tumor serebelum atau tumor ventrikel ventrikel IV demielinisasi. Pada lobus temporalis meliputi epilepsi dan iskemia. 9. Saraf Glosofaringeus (N. IX) dan Saraf Vagus Vagus (N. X) Gangguan pada komponen sensorik dan motorik dari N. IX dan N. X dapa dapatt meng mengak akib ibat atk kan hila hilang ngny nya a refle efleks ks mene menela lan n yang yang beri berisi sik ko terjadinya aspirasi paru. Kehil ehilan anga gan n refle efleks ks ini ini pada pada pasi pasien en akan akan meny menyeb ebab abka kan n pneu pneumo moni nia a aspirasi, sepsis dan adult respiratory distress syndome (ARDS) kondisi demikian bisa berakibat pada kematian. Gangguan nervus IX dan N. X menyebabkan persarafan otot-otot menelan menjadi lemah dan lumpuh. Cairan atau makanan tidak dapat ditelan ke esofagus melainkan bisa masuk ke trachea langsung ke paru-paru. Kelainan Kelainan yang dapat menjadi penyebab antara lain : Lesi batang otak (Lesi N IX dan N. X) Syringobulbig (cairan berkumpul di medulla oblongata) Pasca operasi trepansi serebelum Pasca operasi di daerah kranioservikal 10. Saraf Asesorius (N. XI) Gangguan N. XI mengakibatkan kelemahan otot bahu (otot trapezius) dan otot leher (otot sterokleidomastoideus). Pasien Pasien akan menderita bahu yang yang turu turun n sebe sebela lah h sert serta a kelem elemah ahan an saat saat lehe leherr berp berput utar ar ke sisi sisi
kontralateral. Kelaina elainan n pada pada nervus nervus asesor asesorius ius dapat dapat berupa berupa robek robekan an serabu serabutt saraf, saraf, tumor tumor dan iskemi iskemia a akibat akibatnya nya persara persarafan fan ke otot otot trapez trapezius ius dan otot otot stemokleidomastoideus terganggu. 11. Saraf Hipoglossus (N. XII) Kerusakan nervus hipoglossus dapat disebabkan oleh kelainan di batang otak, otak, kelai kelainan nan pembul pembuluh uh darah, darah, tumor tumor dan syring syringobu obulbi lbia. a. Kelain elainan an tersebut tersebut dapat menyebabk menyebabkan an gangguan gangguan proses proses pengolahan pengolahan makanan makanan dalam dalam mulut, mulut, ganggua gangguan n menel menelan an dan ganggu gangguan an prose proses s pengol pengolahan ahan mak makanan anan dala dalam m mulu mulut, t, gang ganggu guan an mene menela lan n dan dan gang ganggu guan an bica bicara ra (disatria) jalan nafas dapat terganggu apabila lidah tertarik ke belakang. Pada kerus kerusaka akan n N. XII pasien pasien tidak tidak dapat dapat menjul menjulurk urkan, an, menar menarik ik atau atau mengangkat lidahnya. Pada lesi unilateral, lidah akan membelok kearah sisi yang sakit saat dijulurkan. Saat istirahat lidah membelok ke sisi yang sehat di dalam mulut. Technorati Tags: Nervus kranialis, Nervus Cranialis, fasialis, olfaktorius, vestibulokoklearis