BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (atau Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta) dan seringkali disingkat DIY adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudra Hindia. Secara geografis, Yogyakarta terletak di pulau Jawa bagian Tengah. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki luas 3.185,80 km2 yang terbagi atas satu kotamadya, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan, dan 438 desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki populasi 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km. Yogyakarta atau jogja sering dikenal sebagai kota pelajar karena, kualitas pendidikan di kota Jogja sudah terjamin kualitasnya. Selain itu, di daerah Jogja juga terdapat fasilitas sekolah dan universitas yang megah, berkualitas, terjamin mutunya dan sudah terakreditasi secara baik didunia pendidikan Indonesia. Menurut data jumlah sekolah negri dan swasta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011/2012, terdapat 2.073 Taman Kanak-Kanak (TK), 1.866 Sekolah Dasar (SD), 67 Sekolah Luar Biasa (SLB), 420 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 165 Sekolah Menengah Atas (SMA), 203 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan 137 Perguruan Tinggi. AKPER Notokusumo merupakan salah satu akademi keperawatan swasta terbesar di Kota Yogyakarta. Selain unggul dalam bidang prestasi akademik maupun non-akademik, AKPER Notokusumo juga unggul dalam membentuk siswa-siswi yang beretika. Karena mahasiswa maupun mahasiswi di AKPER Notokusumo tidak hanya dididik dalam hal prestasi, namun juga menanamkan nilai-nilai yang berbudi luhur sesuai dengan visi dan misi AKPER Notokusumo.
1
Dari uraian latar belakang diatas, saya berminat mengkaji lebih dalam mengenai sejarah AKPER Notokusumo dalam membentuk siswa-siswi yang berprestasi dan beretika.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Profil Pangeran Notokusumo (Paku Alam 1) ? 2. Bagaimana Profil Pangeran Sularso Kuntho (Pak u Alam VIII) ? 3. Bagaimana Sejarah Institusi AKPER Notokusumo ? 4. Apa Dasar Pemikiran Pendirian Institusi AKPER Notokusumo? 5. Apa Tujuan Pendirian Institusi AKPER Notokusumo ? 6. Bagaimana Perkembangan Institusi AKPER Notokusumo ? 7. Apa Visi, Misi Institusi dan Prodi Serta Tujuan AKPER Notokusumo ? 8. Apa Atribut AKPER Notokusumo ? 9. Bagaimana Peran AKPER Notokusumo dalam Membentuk Etika ? 10. Bagaimana Profil Mahasiswa yang Berprestasi di AKPER Notokusumo ?
C. Tujuan 1. Untuk Mengetahui Profil Pangeran Notokusumo (Paku Alam 1) 2. Untuk Mengetahui Profil Pangeran Sularso Kuntho (Paku Alam VIII) 3. Untuk Mengetahui Sejarah Institusi AKPER Notokusumo 4. Untuk
Mengetahui
Dasar
Pemikiran
Pendirian
Institusi
AKPER
Notokusumo 5. Untuk Memahami Tujuan Pendirian Institusi AKPER Notokusumo 6. Untuk Mengetahui Perkembangan Institusi AKPER Notokusumo 7. Untuk Memahami Visi, Misi Institusi dan Prodi Serta Tujuan AKPER Notokusumo 8. Untuk Memahami Atribut AKPER Notokusumo 9. Untuk Mengetahui Peran AKPER Notokusumo dalam Membentuk Etika
2
10. Untuk Mengetahui Profil Mahasiswa yang Berprestasi di AKPER Notokusumo
3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi Etika Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah "Ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "Mos" dan dalam bentuk jamaknya "Mores", yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari halhal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan seharihari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut: a) Terminius Techicus Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. b) Manner dan Custom Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian "baik dan buruk" suatu tingkah laku atau perbuatan manusia. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya antara lain: a) Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of the right)
4
b) pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of human actions) c)
Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The science of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual)
d) Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty)
B. Macam-macam Etika Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). terdapat dua macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut: a. Etika Deskriptif Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis. b. Etika Normatif Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
5
Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat diklasifikasikan menjadi tiga 3 jenis definisi, yaitu sebagai berikut: a) Jenis pertama , etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia. b) Jenis
kedua,
etika
dipandang
sebagai
ilmu
pengetahuan
yang
membicarakan baik buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Definisi tersebut tidak melihat kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik. c) Jenis ketiga , etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif dan reflektif. Dalam kehidupan masyarakat yang terikat oleh peraturan hidup yang disebut norma. Norma yaitu suatu nilai yang mengatur dan memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap orang atau masyarakat untuk bersikap tindak, dan berperilaku sesuai dengan peraturan-peraturan. tanpa atau dikenakan sanksi atas pelanggaran, bila seseorang melanggar suatu norma, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat dan sifatnya suatu pelanggaran yang terjadi, misalnya sebagai berikut: a) Semestinya tahu aturan tidak akan berbicara sambil menghisap rokok di hadapan tamu atau orang yang dihormatinya, dan sanksinya hanya berupa celaan karena dianggap tidak sopan walaupun merokok itu tidak dilarang. Seseorang tamu yang hendak pulang, menurut tata krama harus diantar sampai di muka pintu rumah atau kantor, bila tidak maka sanksinya hanya berupa celaan karena dianggap sombong dan tidak menghormati tamunya. b) Orang yang mencuri barang milik orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya, maka sanksinya cukup berat dan bersangkutan dikenakan 6
sanksi hukuman, baik hukuman pidana penjara maupun perdata (ganti rugi).
C. Peranan Etika Dalam Dunia Modern Pengertian etika sebagai ilmu sebenarnya tidak perlu dimiliki oleh setiap orang, walaupun setiap orang membutuhkan moralitas. Yang dihasilkan secara lanngsung dari etika bukanlah kebaikan, melainkan suatu pemhaman yang lebih mendasar dan kritis tentang yang dianggap baik dan buruk secara moral. Ada beberapa alasan penting mengapa etika pada zaman modern semakin diperlukan. 1.
Adanya pluralisme moral Suatu kenyataan sekarang ini bahwa kita hidup dalam zaman yang
semakin pluralistic, tidak terkecuali dalam hal moralitas. Setiap hari kita bertemu dengan orang-orang dari suku, daerah, alpisan sosialdan agama yang berbeda. Pertemuan ini semakin diperbanyak dan diperluas oleh kemajuan yang telah dicapai dalam dunia teknologi informasi, yang telah mengalami perkembangan sangat pesat. Dalam pertemuan langsung dan tidak langsung dengan berbagai lapisan dan kelompok masyarakat kita menyaksikan atau berhadapan dengan berbagai pandangan dan sikap yang memiliki banyak kesamaan,dan juga banyak perbedaan bahkan pertentangan. Masing-masing pandangan mengklaim diri sebagai pandangan yang paling benar dan sah. 2.
Timbulnya masalah-masalah etis baru Ciri lain yang menandai zaman modern adalah timbulnya masalah-
masalah etis baru, terutama yang disebabkan perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya ilmu-ilmu biomedis. Telah terjadi manipulasi genetis, yakni campur tangan manusia atas perkembangbiakan gen-gen manusia. Ada reproduksi artifisal seperti fertilisasi in vitro, entah dengan donor atau tanpa donor, entah dengan ibu yang “menyewakan” rahimnya atau tidak. Bisa terjadi juga adanya eksperimen dengan jaringan
7
embrio untuk menyembuhkan penyakit tertentu, entah jaringan itu diperoleh melalui abortus yang disengaja atau abortus spontan. Masalah kloning serta tindakan manipulasi genetik lainnya sangatlah mengandung masalah-masalah etis yang serius dalam kehidupan manusia. 3. Munculnya kepedulian etis yang semakin universal. Ciri berikutnya yang menandai zaman kita adalah adanya suatu kepedulian etis yang semakin universal. Di berbagai tempat atau wilayah di dunia dapat dilihat gerakan perjuangan moral untuk masalah-masalah manusia. Selain gerakan-gerakan perjuangan moral yang terorganisir seperti dalam bentuk kerjasama antar Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat, antar Dewan Perwakilan Rakyat dari beberapa negara atau Serikat-serikat Buruh, dan sebagainya, juga kita dapat melihat adanya suatu kesadaran moral universal yang tidak terorganisir tapi terasa hidup dan berkembang dimana-mana. Ungkapan-ungkapan kepedulian etis yang semakin berkembang ini tidaklah mungkin terjadi tanpa di latarbelakangi oleh kesadaran moral yang universal. Hal yang paling mencolok tentang kepedulian etis adalah Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia, yang diproklamirkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada 10 Desember 1984. Proklamasi ini pernah disebut sebagai kejadian etis paling penting dalam abad ke-20, dan merupakan pernyataan pertama yang diterima secara global karena diakui oleh semua anggota PBB. Dengan kepedulian etis yang universal ini, maka pluralisme moral pada bagian pertama dapat menjadi persoalan tersendiri. Universal berhadapan dengan pluralitas. 4.
Hantaman gelombang modernisasi. Perubahan yang terus terjadi itu muncul di bawah hantaman kekuatan
yang mengenai semua segi kehidupan, yaitu gelombang modernisasi. Yang dimaksud modernisasi di sini bukan hanya menyangkut barang atau peralatan yang di produksi semakin canggih, melainkan juga dalam hal cara berpikir 8
yang telah berubah secara radikal. Ada banyak cara berpikir yang berkembang, seperti rasionalisme, individualisme, nasionalisme, sekularisme, materialisme, konsumerisme, pluralisme religius serta cara berpikir dan pendidikan modern yang telah banyak mengubah lingkungan budaya, sosial dan rohani masyarakat. 5. Tawaran berbagi ideologi Proses perubahan sosial budaya dan moral yang terus terjadi, tidak jarang telah membawa kebingungan bagi banyak orang. Orang-orang merasa kehilangan pegangan, dan tidak tahu harus berbuat atau memilih apa. Situasi seperti ini tidak jarang dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk menawarkan ideologi-ideologi mereka sebagai jawaban atas kebingungantersebut. Ada cukup banyak orang yang terombang ambing mengikuti tawaran yang masingmasing memiliki daya tariknya sendiri. Etika dapat membantu orang untuk sanggup menghadapi secara kritis dan objektif berbagai ideologi yang muncul. Pemikiran kritis dapat membantu untuk membuat penilaian yang rasional dan objektif, dan tidak mudah terpancing oleh berbagai alasan yang tidak mendasar. 6. Tantangan bagi agamawan Etika juga diperlukan oleh para agamawan untuk tidak menutup diri terhadap persoalan-persoalan praktis kehidupan umat manusia. Di satu pihak agama menemukan dasar kemantapan mereka dalam iman kepercayaan mereka, namun sekaligus diharapkan juga mau berpartisipasi tanpa takut-takut dan menutup diri dalam semua dimensi kehidupan masyarakat yang sedang mengalami perubahan hampir disegala bidang. Walaupun etika tidak adapat menggantikan agama, namun etika tidaklah bertentangan dengan agama, dan agama memerlukan etika.
9
BAB III PEMBAHASAN
A. Profil Pangeran Notokusumo (Paku Alam I)
Bendara Pangeran Harya Notokusumo (bahasa Jawa: Bendoro Pangeran Haryo Notokusumo atau nama kecilnya RM.Sujadi lahir pada tanggal 21 Maret 1964 M, mangkat pada tanggal 19 Desember 1829 M, dan dimakamkan di Kompleks Makam (Pasarean) Panembahan Senopati (Kotagede). Notokusumo adalah putera ke-11 Sri Sultan Hamengku Buwana I yang lahir dari ibu B.Ray.Srenggara, garwa dalem ampil Sultan, yang berasal dari wilayah Bagelen, Purwareja. R.M Sujadi sebagai bangsawan Keraton Yogyakarta, ia mempunyai saudara satu ibu berjumlah tiga orang yaitu B.R.Ay. Danukusuma, B.R.Ay. Rangga Mangundirdja, dan B.R.Ay. Natayuda. Era kehidupan Pangeran Notokusumo dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu pertama, pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwana I. Kedua, fase pemerintahan Hamengku Buwana II, dan ketiga fase era Pangeran Notokusumo pada saat berkuasa di Pura Pakualaman. Diantara para pangeran putra Sultan Hamengku Buwana I, pangeran Notokusumo yang paling dekat dengan ayahnya melebihi pangeran ngabehi (putra sulung sultan Hamengku Buwana I). Ia dipercaya mengelola berbagai senjata dan korps prajurit trunokinanti. Pangeran juga mendampingi Sultan pada sebuah peristiwa penting di Kesultanan Yogyakarta ketika Sultan menerima kunjungan gubernur dan direktur pantai timur laut Jawa. Kecintaan terhadap ayahnya tidak bisa ditutupi, ketika Sultan Hamengku Buwana I sakit, pangeran Notokusumo yang paling sering berada dekat dengan ayahandanya. Ia pun mencarikan “orang pintar” untuk mengobati ayahandanya. Pangeran Notokusumo tekun mempelajari kesusatraan jawa, politik, dan ketatanegaraan. Para gurunya adalah Pangeran Diponegoro, Raden Tumenggung Notoyudo, dan Patih Danurejo. Merekapun mengajari pangeran bertingkah santun 10
supaya mendapat simpati rakyat. Pangeran Notokusumo dikenal oleh lingkungan terdekatnya sebagai sosok yang berkepribadian mengensankan, cerdas, dan berwawasan luas. Ayahnya Sultan Hamengku Buwana I sangat menyayanginya, bahkan pernah berpikiran untuk mewariskan kedudukannya kepada putranya. Bangsawan dengan kepribadian seperti itulah yang memang diperlukan untuk kelangsungan kesultanan. John Crawfrud dan Raffles bahkan sangat kagum atas wawasan Pangeran Notokusumo. Kiprah BPH Natakusuma dalam kancah politik telah dilakukan ketika masih muda. Sekitar 1780 ia mendapat gelar Bendara Pangeran Harya (disingkat BPH), sebuah gelar pejabat senior di Kasultanan Yogyakarta. Pangeran Notokusumo dan putranya, Notodiningrat, pernah didakwa hukuman mati atas perlawanannya terhadap kekuasaan Gubernur Inggris, Deandels. Namun diselamatkan oleh Raffles orang pemerintahan. Sebagai seorang yang mempunyai watak ksatria, Pangeran Notokusumo merasa sangat berhutang budi kepada Raffles dan wajib membalas kebaikannya. Pangeran Notokusumo bekerjasama dengan Raffles menjadi penengah antara pemerintah Inggris dan Sultan Hamengku Buwana II. Ia menyelamatkan trah Sultan Hamengku Buwana I dan semua kerabatnya dari kemusnahan dengan melunakkan hati Sultan Hamengku Buwana II sehingga dapat mengurangi tindakan brutal pasukan Inggris terhadap keraton dan terselamatkannya nyawa para bangsawan kasultanan Yogyakarta. Tindakan tersebut diapresiasi oleh Raffles dengan memberikan penghargaan berupa pengangkatan pangeran Notokusumo menjadi Pangeran Amardika dengan tanah seluas 4000 Cacah. Setahun kemudian berdirilah Kadipaten Pakualaman. Pada 18 Juni 1812 pangeran Notokusumo dikukuhkan sebagai KGPA Paku Alam I
yang
berdiri
sendiri,
tidak
di
bawah
kesultanan
bertanggungjawab langsung pada pemerintah Kolonial.
11
Yogyakarta
tapi
B. Profil Pangeran Sularso Kuntho (Paku Alam VIII)
BRMH Sularso Kunto Suratno (lahir di Yogyakarta, 10 April 1910 – meninggal 11 September 1998 pada umur 88 tahun) adalah Raja Pakualaman VIII yang diangkat sebagai KPH Prabu Suryodilogo pada 4 September 1936. Pendidikan yang ditempuh adalah Europesche Lagere School Yogyakarta, Christelijk MULO Yogyakarta, AMS B Yogyakarta, Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta - sampai tingkat candidaat ). Pada 13 April 1937 ia ditahtakan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo menggantikan mendiang ayahnya. Setelah kedatangan Bala Tentara Jepang pada tahun 1942 ia mulai menggunakan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII. Pada 19 Agustus 1945 bersama Hamengkubuwono IX, Paku Alam VIII mengirimkan telegram kepada Sukarno dan Hatta atas berdirinya RI dan terpilihnya mereka sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Pada 5 September 1945 secara resmi KGPAA Paku Alam VIII mengeluarkan Amanat/Maklumat (semacam dekret kerajaan) bergabungnya Kadipaten Pakualaman dengan Negara Republik Indonesia. Sejak saat itulah kerajaan terkecil pecahan Mataram ini menjadi daerah Istimewa. Melalui aamanat bersama antara Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII dan dengan persetujuan Badan Pekerja Komite Nasional Daerah Yogyakarta pada tanggal 30 Oktober tahun yang sama, ia berdua sepakat
12
untuk menggabungkan Daerah Kasultanan dan Kadipaten dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta. Jabatan yang dipangku selanjutnya adalah Wakil Kepala Daerah Istimewa, Wakil Ketua Dewan Pertahanan DIY (Oktober 1946), Gubernur Militer DIY dengan pangkat Kolonel (1949 setelah agresi militer II). Mulai tahun 1946-1978 Paku Alam VIII sering menggantikan tugas sehari-hari Hamengkubuwono IX sebagai kepala daerah istimewa karena kesibukan Hamengkubuwono IX sebagai menteri dalam berbagai kabinet RI. Selain itu ia juga menjadi Ketua Panitia Pemilihan Daerah DIY dalam pemilu tahun 1951, 1955, dan 1957; Anggota Konstituante (November 1956); Anggota MPRS (September 1960) dan terakhir adalah Anggota MPR RI masa bakti 1997-1999 Fraksi Utusan Daerah. Setelah Hamengkubuwono IX mangkat pada tahun 1988, Paku Alam VIII menggantikan sang mendiang menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sampai akhir hayatnya pada tahun 1998. Perlu ditambahkan bahwa pada 20 Mei 1998
ia
bersama Hamengkubuwono
X mengeluarkan
Maklumat
untuk
mendukung Reformasi Damai untuk Indonesia. Maklumat tersebut dibacakan di hadapan masyarakat dalam acara yang disebut Pisowanan Agung . Beberapa bulan setelahnya ia menderita sakit dan meninggal pada tahun yang sama. Sri Paduka Paku Alam VIII tercatat sebagai wakil Gubernur terlama (1945-1998) dan Pelaksana Tugas Gubernur terlama (1988-1998) serta Pangeran Paku Alaman terlama (1937-1998).
13
C. Sejarah Institusi
K ampus 2
K ampus 1
Yayasan Notokusumo mulai dirintis berdirinya pada akhir tahun 1978, atas inisiatif Bapak Drs.RM. Sedianto Soetio dan beberapa orang eks anggota perkumpulan putra-putri Trah Pakualam (Hudiono Mudo), dibawah koordinasi Bapak KPH. Anglingkusumo dengan dibantu oleh seseorang tokoh masyarakat yang mempunyai ide menyelenggarakan suatu institusi pendidikan. Pada tanggal 7 Juni 1979, didirikanlah yayasan oleh Sri Paduka Paku Alam VIII diberi nama Yayasan Notokusumo diambil dari nama Putra Sultan Hamengkubuwono I sebelum bergelar K.G.P.A.A. Paku Alam I. Pada tanggal 14 Juni 1979, seminggu setelah berdirinya Yayasan Notokusumo secara resmi membuka suatu institusi pendidikan yang diberi nama Akademi Administrasi Negara yang disingkat AAN. ANN mengambil tempat sebagai kampus di Jalan Masjid Pakualam No. 5 Yogyakarta, sebuah bangunan yang pada perang kemerdekaan digunakan sebagai kantor Walikota Madya Yogyakarta dan pernah berfungsi sebagai Kantor Kepatihan Pakualam dan Kantor Dinas Kesehatan Kodya Yogyakarta. Setelah AAN mengalami perkembangan lebih kurang 10 tahun dan telah mampu membangun kampus baru di Blunyahrejo, Karangwaru Yogyakarta maka pada tahun 1989 AAN pindah ke kampus baru. Bersama dengan pelaporan 14
kepindahan kampus AAN, Sri Paduka terus K.G.P.A.A. Paku Alam VIII berpesan agar kampus di Jalan Masjid Pakualam No.5 Yogyakarta jangan ditinggalkan begitu saja. Untuk menindaklanjuti pesan tadi, pengurus Yayasan Notokusumo memutuskan untuk membuat institusi pendidikan kesehatan yang mengasuh bidang keperawatan terutama Program Diploma III yang masih sangat langka, padahal tenaga keperawatan professional sangat dibutuhkan. Untuk merealisasikan rencana pendidikan Akademi Keperawatan tersebut Yayasan Notokusumo membentuk sebuah kepanitiaan untuk mempersiapkan segala sesuatuanya. Setelah dilakukan evaluasi oleh Departemen Kesehatan c. Pusdiknakes, akhirnya berdirilah Akademi Keperawatan yang diberi nama Akademi Keperawatan Notokusumo pada tanggal 3 Februari 1990. Akademi Keperawatan Notokusumo merupakan institusi keperawatan swasta pertama di Yogyakarta untuk Pendidikan Diploma III Keperawatan. Dan sampai saat ini, alumninya telah tersebar diseluruh penjuru tanah air baik telah bekerja di Instansi pemerintah, swasta dan bahkan sampai ke mancanegara anatara lain : Belanda, Saudi Arabia, Australia, Jepang, Malaysia. Pada
perkembangan
selanjutnya
pada
bulan
April
2005,
Akademi
Keperawatan memperoleh akreditasi A oleh Departemen Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Kesehatan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Jakarta, sehingga dapat menerima mahasiswa baru sebayak 100 mahasiwa. Pada perkembangan selanjutnya mulai tahun Akademi 2008/2009 dan tahun Akademi 2009/2010 Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta dapat menerima mahasiswa baru sebanyak 125 mahasiswa dan pada tahun Akademi 2010/2011 dapat menerima mahasiswa baru sebanyak 160 mahasiswa. Pada tahun 2012, Akademi Keperawatan Notokusumo memperoleh Akreditasi B oleh BAN-PT. Tahun Akademi 2012/2013 Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta dapat menerima mahasiswa baru sebayak 180 mahasiswa dan pada tahun Akademi 2013/2014 menerima mahasiswa baru sebanyak 226 mahasiswa. Pada penerimaan tahun Akademik tahun 2014/2015 15
AKPER menerima 193 mahasiswa. Pada seleksi penerimaan mahasiswa baru tahun 2015/2016 Akper Notokusumo menerima sebanyak 196 mahasiswa dan pada tahun Akademik 2016/2017 Akper Notokusumo menerima sebanyak 181 mahasiswa.
D. Dasar Pemikiran Pendirian Institusi
1. Bahwa pembangunan bidang Kesehatan yang merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional Bangsa Indonesia membutuhkan tenagatenaga yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang baik dan dapat di andalkan. 2. Undang-undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pendidikan Bangsa Indonesia menjadi tanggung jawab antara Pemerintah dan masyarakat. 3. Mengingat hal-hal tersebut, Yayasan Notokusumo yang didirikan pada tanggal 7 Juni 1979 dengan Akte Notaris Ma’roef Soeprapto SH, No tahun 1979, yang bergerak di bidang pendidikan, beserta para pemuka masyarakat
Yogyakarta
dari
kalangan
Pemerintah,
Pendidikan,
Kebudayaan dan Kesehatan, merasa terpanggil untuk berperan serta dan memperkasai berdirinya sebuah institusi pendidikan tinggi bidang keperawatan.
Institusi
tersebut
dinamakan
Akademi
Keperawatan
Notokusumo, didirikan dengan surat Keputusan Badan Pengurus Yayasan Notokusumo No. TL. 01. 03/YNK/15-II/89/01, tanggal 15 Februari 1989.
E. Tujuan Pendirian Institusi
Usaha yang mencerminkan tanggung jawab untuk berperan serta aktif membantu pemerintah dalam bidang pendidikan itu bertujuan untuk mendidik dan menghasilkan tenaga perawat yang professional pemula yang memiliki keterampilan tekhnis dan analisis tinggi sehingga mampu memecahkan permasalahan dibidang kesehatan, khususnya keperawatan.
16
F. Perkembangan Institusi
1. Penyelenggaraan AKPER Notokusumo didasarkan atas SK. Menteri Kesehatan RI No. 012/KEP/DIKNAKES/II/90 tanggal 3 Februari 1990. Sesuai dengan ketentuan, angkatan pertama menerima dan mendidik 40 peserta didik/mahasiswa berasal dari lulusan jenjang pendidikan menegah atas, dengan jumlah pengajar 55 orang, menempati kampus di Jalan Masjid Gedhe PA No.5 Yogyakarta dengan sarana/prasarana dan fasilitas sesuai dengan persyaratan minimal pada izin pendiriannya. 2. SK.Menteri Kesehatan RI No. HK. 00. 06.1.1.1977 tanggal 18 Mei 1992 merupakan perpanjangan izin penyelenggaraan yang pertama. Selanjutnya izin penyelenggaraan diperpanjang setiap 2 tahun. 3. Mulai tahun 1997 Akademi Keperawatan Notokusumo mendapatkan penilaian Akreditasi dari Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI Jakarta dengan ketentuan sebagai berikut : a. Sesuai Surat Keputusan Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan No HK.00.06.4.3.1979 tanggal 24 Juni 1997 menetapkan bahwa Akademi Keperawatan Notokusumo memperoleh Strata Akreditasi B. b. Sesuai Surat Keputusan Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan No HK. 00.06.4.3.873 tanggal 28 Maret 2000 menepatkan bahwa Akademi Keperawatan Notokusumo memperoleh Strata Akreditasi B. c. Sesuai Surat Keputusan Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan No HK. 00.06.2.2.00401 tanggal 4 April 2005 menepatkan bahwa Akademi Keperawatan Notokusumo memperoleh Strata Akreditasi A. d. Sesuai Surat Keputusan Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan No HK. 06.01/III/3.3/.01966/2010 tanggal 27
17
September
2010
menepatkan
bahwa
Akademi
Keperawatan
Notokusumo memperoleh Strata Akreditasi A. e. Surat
Keputusan
BAN-PT
Nomor:
004/BAN-PT/Ak-XII/Dpl-
III/V/2012 tanggal 19 Mei 2012 menepatkan bahwa Akademi Keperawatan Notokusumo memperoleh Strata Akreditasi B. 4. Sebagai Direktur AKPER Notokusumo yang pertama adalah dr. KRT. Soehardi Hardodiningrat. Jabatan terakhir beliau sebelum menjabat sebagai Direktur adalah Inspektur Kesehatan/Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY, dilanjutkan. Sebagai tenaga fungsional di Rumah Sakit Dr.Sarjito, kemudian memasuki purna tugas (pensiun). Beliau wafat pada tanggal 31 Januari 1998, dalam kedudukan masih menjabat sebagai Direktur. 5. Pada tahun 1998 sebagai Direktur AKPER Notokusumo yang kedua adalah
Alm.dr.H.Sarwoko
Soemowinoto,
Dan
mengakhiri
masa
jabatannya pada bulan September 2006. Beliau pernah men jabat di Kanwil Depkes Provinsi DIY sebagai Kepala Bidang Penyusunan Program dan Tenaga Kesehatan, dilanjutkan sebagai tenaga fungsional di sekolah menengah analis kesehatan (SMAK) Depkes Yogyakarta, kemudian memasuki purna tugas. 6. Pada tahun 2006 – 2014 sebagai Direktur Akper Notokusumo yang ketiga dijabat oleh Enndang Sumirih, Spd, M.Kes. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah Perawat Bethesda Yogyakarta selama 25 tahun dan pernah menjabat sebagai Pembantu Direktur I Akper Notokusumo selama 2 tahun. 7. Mulai tanggal 1 Desember 2014 sampai ssat ini Direktur Akper Notokusumo yang keempat dijabat oleh Giri Susilo Adi, S.Kep.,Ns., M.Kep. Beliau pernah menjabat sebagai Pembantu Direktur III di Akper St. Elisabeth semarang pada tahun 2005-tahun 2008 dan saat terjadi konversi dari AKPER menjadi STIKES, beliau dipercaya untuk menjabat 18
sebagai Pembantu Ketua III di Stikes St. Elisabeth Semarang pada tahun 2008-2011. Kemudian pada tahun 2011 bekerja di Akper Notokusumo Yogyakarta, dan pada tahun 2012 pernah menjabat sebagai PD I di Akper Notokusumo Yogyakarta.
G. VISI, MISI INSTITUSI DAN PRODI SERTA TUJUAN 1. INSTITUSI
a. Visi : Menghasilkan Tenaga Kesehatan yang profesional/berkompeten, memiliki moral / budi pekerti luhur, dan mampu bersaing ditingkat nasional maupun internasional Tahun 2019 b. Misi : 1. Menyiapkan peserta didik menjadi tenaga tenaga Kesehatan profesional yang mampu bersaing secara nasional dan global 2. Meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan 3. Meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian dan pengabdian masyrakat dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi 4. Menyediakan sarana prasarana yang mengikuti perkembangan IPTEK di bidang kesehatan 5. Menanamkan nilai-nilai moral,etika, adat-istiadat dan budaya bangsa 6. Membangun jaringan mitra kerjasama yang berdaya guna.
2.
PROGRAM STUDI
a. Visi Menghasilkan ahli madya Keperawatan yang profesional di tatanan klinis, berbudi pekerti luhur, dan mampu bersaing ditingkat nasional maupun internasional Tahun 2019.
19
b. Misi 1. Menyiapkan peserta didik menjadi tenaga perawat profesional yang mampu bersaing secara nasional dan global 2. Meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dalam bidang keperawatan untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi 3. Menanamkan nilai-nilai moral, etika keperawatan,adat-istiadat dan budaya bangsa 4. Membangun jaringan mitra kerjasama bidang keperawatan yang derdaya guna
3. TUJUAN
a. Mendidik dan menyiapkan tenaga perawat profesional b. Menghasilkan lulusan yang berkualitas yang mempunyai kecerdasan, ketrampilan, beretika dan bertanggung jawab c. Meningkatkan
kualitas
pengajaran,
penelitian
dan
pengabdian
masyarakat dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi d. Meningkatkan
kualitas
sarana
prasarana
perkembangan IPTEK di bidang kesehatan e. Menghasilkan lulusan yang berbudi pekerti luhur f.
Memperluas jaringan kerja yang berdaya guna
20
yang
mengikuti
H. ATRIBUT AKADEMI
1.
Lambang atau Logo
Lambang akademi berbentuk dasar bunga teratai, terdiri atas komponenkomponen yang mengandung makna sebagai berikut : a. Bunga teratai berkelopak lima berwarna putih, melambangkan keikhlasan hati dan kesucian. b. Perisai bilat dengan inti warna dasar di dalamnya biru, melambangkan keteguhan dalam keserasiannya dengan ketertiban. c. Pada tengah-tengah lambang trdapat pelita berwarna hijau dengan nyala api berwarna merah, melambangkan arti keperawatan yaitu memberikan pengharapan untuk menuju kesehatan. d. Lambang keperawatan tersebut dilingkari sepasang sayap bewarna merah yang masing-masing berdaun lima, melambangkan ide yang berkembang dan berpegang teguh pada asas Pancasila. Keseluruhan lambang
keperawatan
dan
sepasang
sayap
dilingkari
seuntai
aksara”Akademi Keperawatan Yayasan Notokusumo” Pada ujung bawah pertemuan kaki sayap tertulis”AKPER singkatan dari Akademi Keperawatan.
21
2. Bendera dan Vandel
Bendera dan Vandel Akademi, masing-masing berbentuk segi empat dan segi lima dengan warna dasar putih, memuat lambang Akademi di bagian tengahnya.
3. Hymne
Hymne Akademi berjudul “SATATA DHARMA CINTANA” (sesuai dengan semboyan Akademi) yang berarti “selalu siap mendarmakan diri dengan penuh kecintaan”. Syairnya : AKPER Notokusumo Almamater tercinta Kharisma tradisimu lestari sepaanjang masa Anugrah ilmu, asuhan serta binaanmu Abadi dalam sanubari selama hayatmu
Selalu siaga dan cinta dalam berdarma Membina husada membantu segala derita Baktiku tulus, amalku ikhlas untuk sesama Demi kejayaan nusa bangsa indonesia.
4. Mars Akademi
Mars Akademi berjudul “MARS AKPER NOTOKUSUMO” Syairnya :
Sivitas Akademika AKPER Notokusumo Tingkatkan selalu pengabdian serta misi sucimu Pancarkan sinar ilmu nan manusiawi dan bermutu Majulah terus melangkah pasti menggapai cita-citamu Majulah terus bangunlah terus jiwa dan raga putra bangsamu.
22
I. Peran Membentuk Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos, yang dalam hal ini mempunyai arti kesediaan jiwa akan kesusilaan. Tepatnya to ethos yang dapat juga berarti kebiasaan, adat istiadat, kesusilaan. Dalam bahasa Yunani kuno, istilah ini berarti lebih konkrit lagi yakni kandang hewan, atau pagar, tembok yang membatasi gerak hewan. Dengan begitu maka etika menyangkut batas-batas kehidupan dan kegiatan manusia, mengatur kehidupan bersama manusia. Etika menjadi semacam pembatasan bagi kehidupan manusia agar dapat hidup bersama secara baik (Suprihadi, 1983). Di dalam AKPER Notokusumo, pembekalan etika dilakukan sejak sedini mungkin. Peranan etika bagi aktivitas mahasiswa AKPER Notokusumo, yaitu menjadi landasan dalam melakukan kegiatan baik didalam kampus maupun diluar kampus yang tetap mengacu atau melihat nilai-nilai dan norma-norma, sehingga segala perbuatan dan tingkah laku mahasiswa dapat diterima masyarakat. Peranan etika di era globalisasi sangat penting terutama bagi mahasiswa keperawatan yang nantinya akan selalu bertemu atau berinteraksi dengan pasien. maka dari itu, etika itu sangat penting bagi mahasiswa karena telah mencangkup tata krama, nilai-nilai, dan norma-norma didalamnya. Pembetukan etika sejak sedini mungkin itu sangat penting karena, hal tersebut dapat menjadikan kebiasaan baik dilingkungan pergaulan antar teman, dosen, karyawan, mahasiswa antar kampus bahkan, akan berlanjut ke masyarakat sekitar maupun ke pasien. Sebagai seorang mahasiswa yang beretika, harus memahami beberapa hal seperti berikut : 1. Menggunakan tata krama yang layak dan berperilaku yang baik di masyaraka, dalam berbicara maupun dalam bertatap muka 2. Memperhatikan toleransi antar umat yang beragama, menghindari kegiatan yang bisa mengundang perkara yang berbau sara 3. Menjunjung tinggi nilai yang meliputi : a. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa 23
b. Kejujuran baik kepada diri sendiri maupun orang lain c. Kerendahan hati d. Keterbukaan e. Kedisiplinan diri f. Tanggung jawab
4. Selalu menjadikan etika sebagai landasan hidup. Selain di luar kampus, dalam kampus itu sendiri juga membuat ketentuanketentuan yang bersifat umum yang harus dipahami oleh semua warga kampus, diantaran adalah : 1. Warga kampus harus paham dengan visi misi dan tujuan dari perguruan tinggi dalam mewujudkan manusia yang mandiri dan bernurani 2. Warga kampus harus paham bahwa kampus menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, dalam rangka mengembangkan sistem pendidikan yang mampu menumbuhkan lulusan yang mandiri, kreatif dan inofatif serta budaya akademik yang mendorong tumbuhnya nurani 3. Warga kampus harus paham akan tujuan kampus untuk meningkatkan penyelenggaraan pendidikan yang kondusif serta mengembangkan kemampuan intelektual, emosional, sosial dan religius secara terpadu 4. Warga kampus berkewajiban berbusana yang sesuai dengan kegiatan kampus dengan rapid an sopan 5. Warga kampus juga harus menjaga kebersihyan lingkungan dengan memelihara, menata serta menjaga kelestarian taman. Dan membuang sampah pada tempatnya.
24
J. Profil Mahasiswa yang Berprestasi
Pernyataan kualitatif dari user : 1. Lulusan Akper Notokusumo dikenal dengan, memiliki kepribadian, kedisiplinan, etika dan sopan santun yang baik. 2. Dunia kerja mengutamakan etika dan kepribadian sebagai penilaian tertinggi, baru menyusul kemudian adalah knowledge dan skills 3. Pertahankan kualitas pribadi, etika dan kepribadian lulusan agar tetap diminati user. Beberapa mahasiswa berprestasi yang penulis ambil dari majalah buletin mahasiswa AKPER Notokusumo adalah : 1. Siapa yang tidak kenal dengan rumah sakit Siloam? rumah sakit Siloam merupakan rumah sakit penyedia kesehatan terbesar di Indonesia. Banyak sekali mahasiswa AKPER Notokusumo yang diterima di rumah sakit bergengsi tersebut. Menurut informasi terbaru, sebanyak 36 mahasiswa AKPER Notokusumo yang telah dinyatakan diterima sebagai calon perawat di rumah sakit bergengsi Siloam Hospitals. Tiga puluh tiga diantaranya merupakan penerimaan dari program campus hiring, dan sisanya diterima melalui jalur beasiswa ikatan dinas oleh Siloam Hospital.
25
Mahasiswa yang diterima melalui program beasiswa Doni Rahman. Dan mahasiswa yang diterima di Siloam Hospital antara lain adalah : a. Atik T b. Dian Puji U c. Eni Nur d. Septaria A e. Ida Ayu Putri f.
Wiwit A
g. Irwan Aji h. Laksita Feri i.
Ani W
j.
Vita S
k. Ervinda A l.
Indah Dwi J
m. Sri W n. Febriana L o. Desi Lutfiani p. Revandria q. Yogi r.
Dafl
s. Bagas 2. Selain diterima di Siloam Hospital, banyak mahasiswa yang juga diterima di rumah sakit Pantai Indah Kapuk. Rumah sakit Indah Kapuk juga merupakan rumah sakit yang cukup besar dan bergengsi di Indonesia. Mahasiswa yang diterima di rumah sakit Pantai Indah Kapuk antara lain : a. Ary Wahyuni b. Kadek Yussy c. Wydhea Choirunisa d. Tia Astriyani 26
e. Yunita Wida f.
Shella Putri M
g. Arum Agustina 3. Selain prestasi di bidang akademik, banyak mahasiswa AKPER Notokusumo yang juga berprestasi dibidang menyanyi dan berolahraga. Salah satu mahasiswa yuang berperestasi dalam menyanyi adalah Rachmani Ridhawati. Rachmani pernah mendapatkan juara 1 menyanyi pada saat lomba menyanyi dalam rangka Dies Natalis dan juiara 1 lomba menyanyi ditingkat Kabupaten Purworejo.
Rachmani Ridhawati
27
4. Prestasi di bidang Non-Akademik
Juara 3 Lomba Volly dalam rangka Dies Natalis Stikes Bethesda Yogyakarta
Juara Harapan I dalam Pencak Silat Nomor Kelas Seni Kumite Putra 2017 28
Lomba tarung derajat POR BAPOMI DIY 2017 Rahayu juara 2 Muh.Abdul Aziz juara 3
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan Yayasan Notokusumo mulai dirintis berdirinya pada akhir tahun 1978, atas inisiatif Bapak Drs.RM. Sedianto Soetio dan beberapa orang eks anggota perkumpulan putra-putri Trah Pakualam (Hudiono Mudo), dibawah koordinasi Bapak KPH. Anglingkusumo dengan dibantu oleh seseorang tokoh masyarakat yang mempunyai ide menyelenggarakan suatu institusi pendidikan. Pada tanggal 7 Juni 1979, didirikanlah yayasan oleh Sri Paduka Paku Alam VIII diberi nama Yayasan Notokusumo diambil dari nama Putra Sultan Hamengkubuwono I sebelum bergelar K.G.P.A.A. Paku Alam I. Dalam pembelajaran sebagai institusi Akademi Keperawatan, tidak hanya mempelajari tentang ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan
kesehatan
dan
keperawatan.
Akademi
Keperawatan
Notokusumo juga mengajarkan tentang etika yang luhur kepada mahasiswanya agar menjadi pribadi yang dipandangt baik di masyarakat maupun di kalangan mana saja, karena etika merupakan satu hal yang pertama kali dilihat oleh seseorang jika baru pertama kenal.
B. Saran 1. Agar mahasiswa lebih meningkatkan prestasi baik akademik maupun nonakademik 2. Semua mahasiswa juga harus lebih menanamkan etika yang berbudi pekerti luhur.
29
Daftar Pustaka
AKPER
Notokusumo.
2016. Pedoman
Penyelenggaraan
Pendidikan
D
III
Keperawatan. Yogyakarta:AKPER Notokusumo Bertens, K. 2001. ETIKA. Jakarta:PT.Gramedia Dikpora. 2014. Rekap data jumlah sekolah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Available
on
25
Juli
2017:
diy.go.id/dinas_v4/?view=baca_isi_lengkap&id_p=7 Hasyim, M. 2012. Etika Keperawatan. Jogjakarta:Bangkit
30
http://www.pendidikan