ARAB PRA ISLAM
Keadaan geografis jazirah Arab
Semenanjung Arab adalah semenanjung yang terletak di sebelah barat daya Asia. Wilayahnya memiliki luas 1.745.900 kilometer persegi. Semenanjung ini dinamakan jazirah.
Secara geografis, daratan jazirah Arab didominasi padang pasir yang luas, serta memiliki iklim yang panas dan kering. Hampir lima per enam daerahnya terdiri dari padang pasir dan gunung batu.
Keadaan Sosial Budaya Arab Pra-Islam
Kondisi kehidupan Arab menjelang kelahiran Islam secara umum dikenal dengan sebutan zaman jahiliyah. Hal ini dikarenakan kondisi sosial politik dan keagamaan masyarakat Arab saat itu, masyarakat Arab tidak memiliki nabi, kitab suci, ideologi agama dan tokoh besar yang membimbing mereka. Sesungguhnya sejak zaman jahiliyah, masyarakat Arab memiliki berbagai sifat dan karakter yang positif, seperti sifat pemberani, ketahanan fisik yang prima, daya ingat yang kuat, kesadaran akan harga diri dan martabat, cinta kebebasan, setia terhadap suku dan pemimpin, dan sebagainya. Namun sifat-sifat dan karakter yang baik tersebut seakan tidak ada artinya karena suatu kondisi yang menyelimuti kehidupan mereka, yakni tidakadilan, kejahatan, dan keyakinan terhadap tahayul. Secara garis besar kehidupan sosial masyarakat Arab secara keseluruhan dan masyarakat kota Mekkah secara khusus benar-benar berada dalam kehidupan sosial yang tidak benar atau jahiliyah. Akhlak mereka sangat rendah, tidak memiliki sifat-sifat perikemanusiaan dan sebagainya.
Keadaan Ekonomi Arab Pra-Islam
Perdagangan merupakan unsur penting dalam perekonomian masyarakat Arab Pra-Islam. Makkah misalnya, karena letak geografisnya yang sangat strategis maka ia menjadi tempat persinggahan para kafilah dagang yang datang dan pergi menuju pusat perniagaan. Selain perdagangan bangsa Arab Pra-Islam juga memiliki pertanian yang maju. Kemajuan ini ditandai dengan adanya kegiatan ekspor-impor yang mereka lakukan.
Keadaan Agama Arab Pra-Islam
Penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam. Paganisme, Yahudi, dan Kristen merupakan ragam agama orang Arab pra Islam. Pagan adalah agama mayoritas mereka. Agama Yahudi dianut oleh para imigran yang bermukim di Yathrib dan Yaman. Dzū Nuwās merupakan penguasa Yaman yang condong ke Yahudi. Dia tidak menyukai penyembahan berhala yang telah menimpa bangsanya. Dia meminta penduduk Najran agar masuk agama Yahudi. sehingga kalau mereka menolak, maka akan dibunuh. Korban pembunuhan itu mencapai dua puluh ribu orang. Tragedi berdarah dengan motif fanatisme agama ini diabadikan dalam al-Quran dalam kisah "orang-orang yang membuat parit" (Ashab al-Ukhdud). Sedangkan Agama Kristen di jazirah Arab dan sekitarnya sebelum kedatangan Islam tidak ternodai oleh tragedi yang mengerikan semacam itu. Yang tampak hanyalah pertikaian di antara sekte-sekte Kristen.
Salah satu corak beragama yang ada sebelum Islam datang selain tiga agama di atas adalah Hanifiyah, yaitu sekelompok orang yang mencari agama Ibrahim yang murni yang tidak terkontaminasi oleh nafsu penyembahan berhala-berhala, juga tidak menganut agama Yahudi ataupun Kristen, tetapi mengakui keesaan Allah. Mereka berpandangan bahwa agama yang benar di sisi Allah adalah Hanifiyah.
PERADABAN PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Rasulullah Saw dilahirkan pada hari senin pagi, 12 Rabi;ul Awal tahun gajah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April 571 M. Beliau dilahirkan dari Suku Quraisy, yaitu suku yang paling terhormat di Jazirah Arab. Dari suku Quraisy itu, beliau berasal dari Bani Hasyim, anak suku yang juga paling terhormat di dalam Suku Quraisy. Rasulullah dilahirkan dalam keadaan yatim. Setelah melahirkan, Ibu beliau segera membawanya kepada kakeknya Abdul Muthalib, lalu kakeknya membawanya ke Ka'bah. Beliau diberi nama "Muhammad" nama yang belum dikenal pada masyarakat Arab pada masa itu. Setelah itu beliau disusukan kepada Halimah binti Abi Dzua'aib dari suku Sa'ad bin Bakr yang kemudian dikenal dengan nama Halimah Assa'diyyah.
Pengangkatan Muhammad Saw Menjadi Rasul
Pada usia yang ke-40 Muhammad Saw berkhalwat di Gua Hira. Gua Hira terletak disebuah gunung di sebelah laut kota Mekkah, dalam khalwat Rasulullah Saw beribadah selama beberapa malam. Setetlah berkhalwat, rasulullah pulang kerumah. Beberapa hari kemudian, ia kembali menyiapkan keberangkatan untuk berkhalwat lagi di Gua Hira.Pada hari senin, 21 Ramad han, tepat saat beliau berusia 40 tahun dalam hitungan hijriyah datanglah malaikat Jibril. Saat itu Muhammad sangat takut dan panic, setelah itu Jibril membacakan QS. Al-Alaq ; 1-5 yang artinya : " Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang mencitakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang Maha mengajar(manusia) dengan perantaraan dan Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Sejak saat itulah Muhammad diangkat menjadi seorang Nabi.
Strategi Dakwah Pada Periode Mekkah
Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Dakwah secara terang-terangan.
Dakwah di luar Mekkah
Strategi Dakwah Pada Periode Madinah
Membangun mesjid
Mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshar
Perjanjian Dengan Masyarakat Yahudi di Madinah
PERADABAN ISLAM PADA MASA ABU BAKAR
Kelahiran Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu Bakar Ash-Shiddiq (Nama lengkapnya Abu Bakar Abdullah bin Abi Quhafah bin Utsman bi Amr bin Mas'ud bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr al-Taimia al-Quraisy. Dilahirkan pada tahun 573 M di Mekkah 2 tahun 6 bulan setelah tahun Gajah. Ayahnya bernama Utsman(Abu Khulafah) bin Amir bin Amr bin Ka'ab bin Lu'ay. Sedangkan ibunya bernama Ummu Al-Khair Salmah binti Sahr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taym bin Murrah.
Abu Bakar merupakan orang yang pertama kali masuk Islam ketika Islam mulai di dakwah kan. Baginya tidaklah sulit untuk mempercayai ajaran yang dibawa oleh Muhammad Saw, setelah masuk Islam ia tidak segan untuk melimpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk Islam, Abu Bakar menjadi Khalifah 2 hanya 2 tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Pada masa khalifah Abu Bakar sebagaimana pada masa Rasulullah, bersifat sentral, kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif
Proses Pengangkatan dan Pelantikan Abu Bakar
Abu Bakar menjadi khalifah hanya 2 tahun. Pada tahun 637 M ia meninggal dunia, masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh Bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan Madinah. Karena sikap keras kepala mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan.
Beberapa Kebijakan Abu Bakar Setelah Diangkat Menjadi Khalifah
Memerangi Kaum Riddah
Penataan Birokrasi Pemerintahan
Pembukuan Al-Qur'an
Sistem Politik Islam Masa Khalifah Abu Bakar
Mengirim pasukan di bawah pimpinan Usamah bin Zaid(pemuda kesayangan nabi)
Timbulnya kemunafikan serta mengembangkan wilayah Islam keluar Arab
Kebijakan Ekonomi Masa Khalifah Abu Bakar
Menegakkan hukum dan memerangi mereka yang tidak membayar zakat
Tidak menjadikan ahli badar sebagai pejabat negara
Tidak mengistimewakan ahli badar dalam pembagian kekayaan negara
Mengelola barang tambang seperti emas, perak, besi, dan baja
Menetapkan gaji pegawai sesuai karakteristik daerah masing-masing
Tidak mengubah kebijakan Rasulullah SAW
Sistem Ekonomi
Para sahabat masih terfokus untuk memerangi mereka yang enggan membayar zakat, hasil pengumpulan zakat dijadikan sebagai pendapatan negara dan disimpan dalam Baitu Mal. Dengan demikian, selama masa pemerintahan Abu Bakar, harta Baitul Mal tidak pernah menumpuk dalam waktu yang lama.
PERADABAN ISLAM PADA MASA UMAR IBN AL-KHATHTHAB
Kelahiran Umar ibn Al-Khaththab
Umar lahir dari keturunan suku Quraisy. Tak banyak yang tahu kapan pastinya Umar dilahirkan. Riwayat termasyhur mengatakan bahwa Umar dilahirkan tiga belas tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW atau sekitar tahun 586 M, di kota Mekkah.
Pengangkatan Umar sebagai Khalifah
Abu Bakar sebelum meninggal pada tahun 634M. Menunjuk Umar ibn Al-Khaththab sebagai penggantinya. Kendatipun hal ini merupakan perbuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tampaknya penunjukan ini bagi Abu Bakar merupakan hal yang wajar untuk dilakukan. Ada beberapa faktor yang mendorong Abu Bakar menunjuk Umar untuk menjadi Khalifah. Pertama, kekhawatiran peristiwa yang sangat menegangkan di Tsaqifah Bani Sa'idah yang nyaris menyeret umat Islam ke jurang perpecahan akan kembali, bila ia tidak menunjuk seorang yang akan menggantikannya. Kedua, kaum Anshar dan Muhajirin saling mengklaim sebagai golongan yang berhak menjadi khalifah. Ketiga, umat Islam pada saat itu baru saja selesai menumpas kaum murtad dan pembangkang. Sementara sebagian pasukan mujahidin sedang bertempur di luar kota Madinah melawan tentara Persia di satu pihak dan tentara Romawi di pihak lain.
Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada masa Umar ibn Al-Khaththab.
Perkembangan Politik
Perkembangan Ekonomi
Perkembangan Pengetahuan
Perkembangan Sosial
Perkembangan Agama
PERADABAN ISLAM PADA MASA UTSMAN BIN AFFAN
Kelahiran Utsman bin Affan
Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abd Al-Manaf dari suku Quraisy. Lahir pada tahun 576M, enam tahun setelah penyerangan Kabah oleh pasukan bergajah atau enam tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Utsman masuk Islam pada usia 30 tahun atas ajakan Abu Bakar. Sesaat setelah masuk Islam, ia sempat mendapat siksaan dari pamannya, Hakam bin Abil Ash. Ia dijuluki dzun nurain, karena menikahi dua putri Rasulullah SAW. secara berurutan setelah yang satu meninggal, yakni Ruqayyah dan Ummu Kulsum.
Pengangkatan Utsman sebagai Khalifah
Seperti janji yang dikatakan khalifah Umar dalam pidato inagurasinya sebagai khalifah, dia telah membentuk majelis khusus untuk pemilihan khalifah berikutnya. Majelis atau panitia pemilihan itu terdiri dari enam sahabat dari berbagai kelompok sosial yang ada. Mereka adalah Ali bin Abi thalib, Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair, Sa'ad bin Abi waqas, dan Thalhah. Namun pada saat pemilihan berlangsung, Thalhah tidak sempat hadir, sehingga lima dari enam anggota panitia yang melakukan pemilihan.
Menjelang wafatnya Umar bin khattab, ia membuat tim formatur untuk memilih calon khalifah. Akhirnya Usman ibn 'Affan terpilih menjadi khalifah III dari al-Khulafa al-Rasyidin pengganti Umar.
Peradaban pada Masa Utsman bin Affan
Karya besar monumental Khalifah Utsman adalah membukukan mushaf Al-Quran . pembukuan ini didasarkan atas alasan dan pertimbangan untuk mengakhiri perbedaan bacaan di kalangan umat Islam yang diketahui pada saat ekspedisi militer ke Armenia dan Azerbaijan. Pembukuan ini dilaksanakan oleh suatu kepanitiaan yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit.
Adapun kegiatan pembangunan di wilayah Islam yang luas itu, meliputi pembangunan daerah-daerah pemukiman, jembatan, jalan, mesjid, wisma tamu, pembangunan kota-kota baru yang tumbuh pesat. Semua jalan yang menuju ke Madinah dilengkapi dengan khafilah dan fasilitas bagi para pendatang. Mesjid Nabi di Madinah diperluas. Tempat persediaan air dibangun di Madinah, di kota-kota padang pasir, dan di ladang-ladang peternakan unta dan kuda. Pembangunan berbagai sarana umum ini menunjukkan bahwa Utsman sebagai khalifah sangat memerhatikan kemaslahatan publik sebagai bentuk dari manifestasi kebudayaan sebuah masyarakat.
PERADABAN ISLAM PADA MASA ALI BIN ABI THALIB
Proses Pengangkatan Ali bin Abi Thalib
Pengukuhan Ali menjadi khalifah tidak semulus pengukuhan tiga orang khalifah sebelumnya. Sebab, kaum pemberontak yang membunuh Ustman mendaulat Ali supaya bersedia menjadi khalifah.Namun, Ali menolak akan tetapi, setelah rakyat mengemukakan bahwa umat islam perlu segera mempunyai pemimpin agar tidak terjadi kekacauan yang lebih besar, akhirnya Ali bersedia menjadi Khalifah.
Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib
Yang pertama kali dilakukan Ali adalah menarik kembali semua tanah yang telah dibagikan Khalifah Usman kepada kaum kerabatnya kepemilikan Negara. Khalifah Ali berusaha untuk menghindari pertumpahan darah dengan mengajukan kompromi, tetapi beliau tidak sampai akhirnya terjadi pertempuran antara Khalifah ali dengan Thalhah,Zubair dan Aisyah bersama pasukannya. Setelah khalifah menyelesaikan pemberontakkan Thalhah bin Zubair, pusat kekuasaan Islam dipindah ke Kufah sehingga madinah tidak lagi menjadi ibukota kedaulatan Islam.
Peristiwa Tafkhim Pada Masa Ali bin Abi Thalib
Dalam Tafkhim, pihak Ali dirugikan oleh pihak Muawiyah karena kecerdikan Amr bin Ash yang dapat mengalahkan Abu Musa. Khawarij berpendapat bahwa Utsman menyeleweng dari ajaran agama Islam. Utsman dan Ali dalam pandangan khawwrij yaitu murtad dan kafir, khawarij keluar dari nilai politik karena menilai kafir terhadap orang-orang yang terlibat menerima Tafkhim. Golongan yang keluar dari barisan Ali disebut Khawarij. Kaum khawarij merencanakan untuk membunuh Ali,Muawiyah dan Amar memilih seorang khalifah yang sehaluan dengan mereka yang dengan bebas dipilih dari seluruh umat Islam.
PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH
Sejarah Berdirinya
Sepeninggal Ali bin Abi Thalib, Muawiyah adalah pembangun Dinasti Umayyah dan sekaligus menjadi khalifah. Khalifah Usman telah menobatkannya sebagai yang memimpin armada besar dalam penyerbuan kekota walau gagal, keberhasilan Muawiyah mendirikan dinasti umayyah adalah berupa dukungan yang kuat dari rakyat dan keluarga Bani Umayyah sendiri.
Kemajuan-Kemajuan Yang di capai pada Masa Bani Umayyah
Dimasa Dinasti Bani Umayyah ini kebudayaan mengalami perkembangan bila dibandingkan dengan masa sebelumnya, demikian pula ilmu pengetahuan yang mengalami perkembangan dengan baik. Dalam bidang ilmu pengetahuan tidak hanya ilmu agama saja, tetapi juga ilmu kedokteran, filsafat, astronomi, ilmu pasti dll
Perluasan Daerah
Kemajuan di bidang ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
Perkembangan Organisasi Negara dan Susunan Pemerintahan
Kemunduran dan Kehancuran Bani Umayyah
Faktor yang menyebabkan Bani Umayyah melemah dan kemudian hancur adalah :
Sistim pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah merupakan sesuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas
Latar belakang terbentuknya Daulah Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali
Pada masa kekuasaan bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing.
Lemahnya pemerintahan Daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah dilingkungan istana
Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan Daulah Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas Ibn Abd. Al-Muthalib
ISLAM PADA MASA DINASTI ABBASIYAH
Pendirian Bani Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah yang didirikan pada tahun 132 H/750 M oleh Abu Abbas Abdullah As Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Mutholib bin Abdul Manaf merupakan kelanjutan dari pemerintahan Bani Umayyah yang telah hancur di Damaskus. Dinamakan kekhalifahan Abbasiyah karena pendiri dan penguasa dinasti ini merupakan keturunan Bani Abbas, paman Nabi Muhammad SAW.
Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah
Kemajuan di Bidang Politik
Kemajuan di Bidang Intelektual
Kemajuan di Bidang Ekonomi
Kemajuan di Bidang Seni Budaya
Kemunduran Dinasti Abbasiyah
Disentegrasi Politik
Perebutan kekuasaan
Kedudukan Khalifah yang lemah
Munculnya kerajaan-kerajaan kecil di barat dan di timur Baghdad
Krisis Ekonomi
Ketergantungan pada tentara bayaran
Perkembangan Peradaban dan Kebudayaan
Kehancuran Bani Abbasiyah
Kehancuran Bani Abbasiyah bermula ketika bangsa Mongol yang dipimpin Hulagu Khan menyerang kota Baghdad yang di mana pada saat itu merupakan simbol peradaban dunia. Diceritakan pada saat itu perdana menteri khalifah bernama Muayyaduddin bin at aiqami mengambil kesempatan dengan menipu khalifah Musta'shim. Perdana menteri itu memberitahukan kepada khalifah bahwa ia telah mengadakan perjanjian dengan Hulagu Khan. Dan hasilnya Hulagu Khan ingin menikahkan putrinya dengan putra khalifah dengan demikian keselamatan khalifah terjamin. Namun, khalifah harus tunduk berada di bawah kekuasaan Hulagu Khan.
Berniat ingin memberikan hadiah kepada Hulagu Khan berupa permata, dan perhiasan Khalifah ternyata disambut dengan pedang oleh Hulagu Khan dan tentaranya. Khalifah dan para pengikutnya, termasuk perdana menterinya tadi tewas dibantai pada saat itu.
Hancurnya kota Baghdad dan tewasnya Khalifah pada saat itu mengakhiri kekuasaan Bani Abbasiyah, juga merupakan awal dari kemunduran dan kehancuran peradaban Islam.
ISLAM PADA MASA DINASTI FATIMIYYAH
Pndirian Dinasti Fatimiyyah
Dinasti Fatimiyyah adalah sebuah dinasti yang didirikan oleh kaum Syiah Isma'iliyyah. Dinasti ini terbentuk pada tanggal 21 Rabi' al-Akhir 297 H(909 M) ketika Ubaidullah al-Mahdi, pemimpin Syiah pada saat itu secara resmi memproklamasikan berdirinya Kerajaan Fatimiyyah di Raqqadah.
Pada tahun 362 H(973 M), Khalifah fatimiyyah saat itu Mu'iz memindahkan pusat pemerintahan dari Magrib ke Kairo. Sejak itu, Dinasti Fatiniyyah mengukir sejarah dunia dengan kemajuan-kemajuan di berbagai bidang dan membentuk Fatimiyyah Raya dengan wilayah yang sangat luas.
Kemajuan Islam Pada Masa Dinasti Fatimiyyah
Bidang Administrasi
Penyebaran Faham Syi'ah
Pengembangan Bidang Ekonomi
Pembianaan dan Pengetahuan Ilmu
Kemajuan pada bidang Sosial
Kemajuan pada bidang Kebudayaan
Kemunduran Dinasti Fatimiyyah
Faktor Internal
Faktor internal yang paling signifikan dalam menghantarkan kemunduran dinasti fatimiyyah adalah di karenakan lemahnya kekuasaan pemerintah. Menurut Ibrahim Hasan, para khalifah tidak lagi memiliki semangat juang yang tinggi seperti yang ditunjukan para pendahulu mereka ketika mengalahkan tentara Berber di Qairawan. Kehidupan para khalifah yang bermewah-mewah. Merupakan penyebab utama hilangnya semangat juang untuk melakukan ekspansi.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal diperparah oleh peristiwa alam. Wabah penyakit dan kemarau panjang sehingga sungai Nil kering, menjadi sebab perang saudara.
INVANSI MONGOL
Mongol Silsilah Bangsa
Fakta sejarah mengungkapkan bahwa pelopor bangsa Mongol adalah Yesugay, ayah dari Chinggis Khan. Setelah kematian Yesugay, Changgis Khan memimpin bangsa Mongol, nama Chinngis adalah Temujin yang lahir pada tahun 1154 M dan memproklamasikan sebagai Khan (raja), pada tahun 1219, bangsa mongol menakhlukan China seluruh bangsa tartar. Sejak saat itu, umat islam diatur oleh beberapa dinasti baru.
Invansi Mongol Sampai Baghdad Jatuh
Invansi Mongol terjadi pada masa pemerintahan Iltutmish pada tahun 1221 M. Orang-orang Mongol muncul untuk pertama kalinya di tepi Sungai Indus di bawah pemimpin mereka yang terkenal, Jengis Khan. Jengis Khan menjadikan orang-orang Mongol sebagai kekuatan politik dan militer yang terbesar di Asia.
Kisah jatuhnya ibu kota Abbasiyah pada tahun 1258, yang diserang oleh Hulagu Khan yang mengakibatkan Khalifah Abbasiyah beserta keluarga yang tewas dibunuh dan termasuk penduduk yang tak berdosa. Hancurnya kota Baghdad dan tewasnya Khalifah pada saat itu mengakhiri kekuasaan Bani Abbasiyah, juga merupakan awal dari kemunduran dan kehancuran peradaban Islam.
Akibat Serangan Mongol Terhadap Islam
Ada dua dampak positif dan negatif. Dampak negatifnya tentunya lebih banyak bila dibandingkan dampak positifnya. Kehancuran jelas dimana-mana akibat serangan Mongol sejak wilayah timur hingga barat. Kehancuran kota-kota dengan bangunan yang indah-indah dan perpustakaan-perpustakaan yang mengoleksi banyak buku memperburuk situasi umat Islam.
Ada pula dampak positif dengan berkuasanya Dinasti Mongol ini setelah para pemimpinnya memeluk agama Islam. Mengapa demikian? Karena disebabkan mereka berasimilasi dan bergaul dengan masyarakat muslim dalam jangka waktu yang panjang.