Sejarah Tafsir di Indonesia (Kajian Kolom Tafsir dalam Koran Republika) Oleh : Zulkarnain al-Maidaniy
“Al-Quran tidak akan mengikuti hipotesis-hipotesis manusia, tetapi hasil penelitian ilmiah manusia harus mengikuti alqur’an. Jika suatu p enilaian ilmiah tertentu selaras dengan penjelasan al-Qur’an, hal ini akan merupakan kebanggaan dan kenikmatan yang besar bagi para peneliti …. Tetapi, jika hasil penelitian mereka tidak sesuai dengan alQur’an, maka mereka harus melanjutkan penelitiannya”. (Ahmad Khan, dikemukakan oleh Parvez dalam karyanya Ma’arif al-Qur’an) Pengantar. Studi terhadap al-Qur’an dan tafsir berikut metodologinya sebenarnya selalu mengalami perkembangan yang cukup signifikan, seiring dengan akselerasi perkembangan kondisi sosial sosial budaya budaya dan peradab peradaban an manusi manusia, a, sejak sejak turunn turunnya ya al-Qur al-Qur’an ’an hingga hingga sekara sekarang. ng. Fenomena tersebut merupakan konsekuensi logis dari adanya keinginan umat Islam untuk sela selalu lu mendi mendial alogk ogkan an antar antaraa al-Q al-Qur ur’a ’an n seba sebaga gaii teks teks (nas (nash) h) yang yang terb terbat atas as,, denga dengan n perkem perkembang bangan an proble problem m sosial sosial kemanu kemanusia siaan an yang yang dihada dihadapi pi manusi manusiaa sebagai sebagai konteks konteks (waqa’i) yang tak terbatas. Hal itu juga merupakan salah satu implikasi dari pandangan teologis umat Islam bahwa al-Qur’an itu shalihin li kulli zaman wa makan (al-Qur’an itu selalu selalu cocok cocok untuk untuk setiap setiap waktu waktu dan tempat tempat). ). Karena Karenanya nya,, sebaga sebagaima imana na dikata dikatakan kan Muhamma Muhammad d Syahr Syahrur, ur, al-Qur al-Qur’an ’an harus harus selalu selalu ditafs ditafsir irkan kan sesuai sesuai dengan dengan tuntut tuntutan an era kontemporer kontemporer yang dihadapi dihadapi umat manusia. manusia. Kebutuhan Kebutuhan manusia manusia akan solusi terhadap berbagai problem yang dihadapi oleh manusia mengharuskan mereka untuk mengorek lebih dalam jawaban yang disediakan oleh al-Qur’an. Tak terkecuali dalam konteks ranah bumi pertiwi yang merupakan mayoritas beragama Islam. Bersamaan dengan proses awal masuknya Islam di Nusantara, kitab Suci alQur’an diperkenalkan para juru dakwah itu kepada penduduk pribumi di Nusantara. Pengena Pengenalan lan awal awal terhada terhadap p al-Qur al-Qur’an ’an itu, itu, bagi bagi penyeba penyebarr Islam Islam tentu tentu suatu suatu hal yang yang penting, karena al-Qur’an adalah Kitab Suci agama Islam yang diimani sebagai pedoman hidup hidup bagi orang yang yang telah telah memelu memeluk k Islam. Islam. Adalah Adalah tidak tidak bisa bisa ditola ditolak, k, keharu keharusan san memahami memahami isi al-Qur’an al-Qur’an bila ingin menjadi muslim yang baik. Kenyataan Kenyataan ini dikuatkan dikuatkan dengan munculnya kitab-kitab tafsir yang merupakan hasil karya anak-anak negeri, baik pada masa klasik seperti tafsir Tarjuman Al-Qur’an yang ditulis oleh ‘Abdul Ra’uf alSinkili (1615-1693 M) lengkap 30 juz, maupun akhir abad 20 seperti tafsir al-Azhar karya Buya Hamka, tafsir al-Furqon oleh A. Hassan sampai tafsir al-Mishbah yang ditulis oleh Quraish Shihab. Terseraknya berbagai hasil penelitian yang mengungkapkan literatur di Nusantara seputar kajian al-Qur’an, menunjukkan bahwa sejak semula umat Islam di Indonesia mempunyai perhatian besar terhadap al-Qur’an; mulai hal pengajaran tata cara membaca al-Qur’an yang yang baik baik sesu sesuai ai denga dengan n ilmu ilmu tajw tajwid id,, hingg hinggaa kajia kajian-k n-kaj ajia ian n mend mendal alam am meng mengena enaii kandunga kandungan n al-Qur al-Qur’an ’an.. Al-Qur Al-Qur’an ’an menemp menempati ati keduduk kedudukan an penting penting di dalam dalam sejara sejarah h pergum pergumula ulan n awal awal Muslim Muslim Indones Indonesia. ia. Di pelbag pelbagai ai pondok pondok pesant pesantren ren,, madras madrasah, ah, dan sekolah, telah memposisikan al-Qur’an menjadi salah satu materi penting – disamping fiqh, bahasa, dan teologi teologi (kalam)(kalam)- dengan ilmu-ilmu ilmu-ilmu yang terkait, terkait, seperti seperti ulumul qur’an qur’an dan ulumut tafsir.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Di Era sekarang, kajian seputar al-Qur’an yang diusung oleh anak-anak negeri dengan pend pendeka ekata tan n yang yang berb berbed edaa satu satu sama sama lain lain teru teruss dila dilaku kuka kan, n, keny kenyat ataa aan n ini ini sema semaki kin n memp memper erkay kayaa khaza khazana nah h keil keilmu muan an di bumi bumi pert pertiw iwii ini, ini, baik baik yang yang dike dikema mass mela melalu luii penerbitan buku, buletin ataupun kolom-kolom yang khusus disediakan oleh surat kabar tertentu yang berbicara seputar kajian al-Qur’an dan tafsirnya. Salah satu diantaranya adalah surat kabar harian Republika yang menyertakan suplemen tambahan dengan judul Tabloid Republika Dialog Jum’at yang terbit tiap hari jum’at. Dalam tabloid tersebut terdapat kolom “Iqra” yang khusus mengupas al-Qur’an dengan pendekatan tafsirnya. Terlepas dari apakah itu ditujukan untuk menaikkan oplah dikarenakan pangsa pasar muslim yang cukup menjanjikan ataukah murni mencerdaskan masyarakat, yang jelas ini merupakan hasil karya anak bangsa yang berhak untuk diapresiasikan dan memperkaya literatur kajian Sejarah Tafsir di Indonesia. Makalah ini hadir mencoba untuk meneliti kolom “Iqra” yang dihadirkan dalam Tabloid Republika Dialog Jum’at tersebut dengan memakai pisau analisis disiplin ilmu tafsir melalui penelitian seputar unsur metode yang dipergunakan, unsur sumber serta pendekatan yang mendominasi setiap pembahasan dan juga relasi/ aplikasi metodologi penafsirannya. Pada kesempatan ini, penulis membatasi kajian kajian penelit penelitian ian ini cukup dengan dengan 8 edisi edisi saja, saja, sesuai sesuai dengan dengan bahan bahan yang yang penulis penulis dapatkan, yaitu edisi 3 November 2006/ 11 Syawal 1427 H, edisi 6 Oktober 2006 M, edisi 1 Desember 2006/ 10 Dzulqa’dah 1427 H, edisi 15 Desember 2006/ 24 Dzulqa’dah 1427 H, edisi 23 Februari 2006/ 5 Shafar 1428 H, edisi 9 Maret 2006/ 19 shafar 1428 H, edisi 16 Maret 2007/ 26 Shafar 1428 H, edisi 23 Maret 2007/ 4 Rabiul Awal 1428 H. Seka Sekali lipu pun n tida tidak k beru beruru ruta tan, n, muda mudahh-mu mudah dahan an cukup cukup mewa mewaki kili li dari dari tuli tulisa sann-tu tuli lisa san n sebelumnya.
Analisis Kajian. Dalam Tabloid Republika Dialog Jum’at edisi 3 November 2006/ 11 Syawal 1427 H, edisi 6 Oktober 2006 M, edisi 1 Desember 2006/ 10 Dzulqa’dah 1427 H, edisi 15 Desember 2006/ 24 Dzulqa’dah 1427 H secara bersambung menurunkan tulisan kajian tentang Jejak-jejak Bangsa Terdahulu. Pada edisi 3 November 2006 mengisahkan tentang Bencana yang menimpa Fir’aun dan kaumnya dikarenakan ingkar kepada Allah dan mendustakan kenabian Musa As. Tanpa menentukan ayat yang menjadi fakus kajian, tulisan dalam edisi tersebut menceritakan secara naratif kisah kehancuran Fir’aun dengan mengutip Qs. Al-A’raf (7): 132, kemudian masih pada surat yang sama dalam ayat 130 untuk untuk lebi lebih h mengu menguat atkan kan argu argume ment ntas asi, i, juga juga diku dikuti tip p Qs. Qs. Az-z Az-zukh ukhru ruff (43) (43):: 51 dan dan mengambil dari kitab kaum Nasrani, Perjanjian Lama, tepatnya dalam Keluaran, 7:21. Ditinjau dari metode yang dipergunakan, tulisan pada edisi ini lebih pada metode ijmali. Ini terli terlihat hat dari dari penutu penuturan ran yang yang cukup cukup singka singkatt dan global global,, juga juga hanya hanya menamp menampilk ilkan an bagian terjemah, tanpa mementingkan aspek asbabun nuzul, kemudian diakhiri dengan perumu perumusan san pokok-p pokok-poko okok k kandunga kandungan n dari dari ayat-a ayat-ayat yat yang yang dikaji dikaji.. Pendeka Pendekatan tan secara secara tekstu tekstual al sangat sangat kentara kentara sekali sekali dengan dengan memper memperguna gunakan kan sistem sistemati atika ka penyaji penyajian an secara secara tematik (maudlu’i). Jika diteliti lebih mendalam, teori-teori standar yang sudah digariskan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
melarikan diri dari kejaran Raja Kafir yang zhalim, dengan menurunkan tulisan dengan judul ‘Apakah para penghuni gua ada di Tarsus?’. Hampir sama dengan analisis untuk tulisan edisi 3 November di atas, hanya disini rujukan sumber data ada pada pendapat ahli-ahli tafsir seperti ath-Thabari, Fakhrudin ar-Razi, juga dalam tafsir Baidlawi dan an Nasafi ketika meyakinkan argumentasi bahwa gua tempat Ashabul Kahfi pernah hidup terletak di sebuah gunung yang dikenal sebagai Encilus atau Bencilus, di Barat Laut Tarsus. Pada edisi 1 Desember 2006 dengan menurunkan judul ‘Kota yang dijungkirbalikkan (2), Ada apa dengan struktur Danau Luth’, tanpa menampilkan satu pun ayat yang menjadi fokus kajian, tulisan tersebut adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya yang belum terlacak oleh saya (Peneliti, penj). Tulisan pada edisi ini merupakan hasil olahan dari penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan tentang kondisi danau Luth yang kisahnya dapat kita temu temuka kan n dala dalam m al-Q al-Qur ur’a ’an n deng dengan an meng mengac acu u dari dari sumb sumber er www. www.ha haru runy nyah ahya ya.c .com om.. Sedangkan pada edisi 15 Desember 2006 yang menutup rangkaian kisah ‘Jejak-jejak Bangsa Terdahulu’ dengan judul ‘Pelajaran bagi Kita’ menampilkan Qs. Ar-Ruum (30): 9 sebagai refleksi kajian al-Qur’an dalam menyikapi fenomena masyarakat sekarang yang tida tidak k jauh jauh berb berbed edaa deng dengan an umat umat terd terdah ahul ulu. u. Deng Dengan an mode modell gaya gaya baha bahasa sa yang yang menemp menempatk atkan an bahasa bahasa sebagai sebagai medium medium komuni komunikas kasii dengan dengan karakt karakter er kebersa kebersahaj hajaan aan menjadikan makna moral ataupun sosial yang terkandung dalam ayat lebih mudah untuk dipahami seperti terlihat dalam tulisan “semua kaum yang telah kita pelajari sebelumnya telah dibinasakan melalui berbagai bencana alam seperti gempa bumi, badai, banjir, dan sebagai sebagainya nya.. Sama Sama halnya halnya,, kaum-kau kaum-kaum m yang yang sesat sesat dan berani berani melaku melakukan kan tindaka tindakan n pelanggaran pelanggaran seperti kaum-kaum terdahulu terdahulu juga akan dihukum dihukum dengan cara yang sama”. Sama Sama dengan dengan yang yang di atas, atas, aplika aplikasi si metodol metodologi ogi penafs penafsir iran an tidak tidak terlal terlalu u menonj menonjol. ol. Kemudian pada edisi 23 Februari 2007, 9 Maret 2007, 16 Maret 2007 dan 23 Maret 2007, Dialog Jum’at berturut-t berturut-turut urut menampilka menampilkan n tulisan tulisan tentang tentang keajaiban keajaiban al-Qur’an al-Qur’an yang mengupas ayat al-Qur’an dengan metode ijmali tetapi melalui pendekatan tafsir ilmi (ilmiyah), yaitu suatu pemahaman atas teks al-Qur’an dengan menggunakan data hasil observasi ilmiah sebagai variabel penjelas. Usaha menjelaskan ayat al-Qur’an dengan metode ilmiah ini bisa dipahami, mengingat dalam al-Qur’an sendiri terdapat banyak isyarat ilmiah. Ini dapat kita lihat tatkala menjelaskan tafsir Qs. An-Najm (53): 49 pada edisi 23 Februari 2007 dengan judul ‘Bintang Sirius (Syi’ra), “Kenyataan bahwa kata Arab Syi’raa, yang merupakan padan kata bintang Sirius, muncul hanya di surat an-Najm ayat ayat ke-4 ke-49 9 secar secaraa khusu khususs sanga sangatl tlah ah mena menari rik. k. Seba Sebab, b, deng dengan an memp memper erti timb mban angka gkan n ketidakberat ketidakberaturan uran dalam pergerakan pergerakan bintang bintang Sirius, Sirius, yakni bintang bintang paling paling terang terang di langit langit malam malam hari, hari, sebaga sebagaii titik titik awal, awal, para para ilmuwan ilmuwan menemu menemukan kan bahwa bahwa ini adalah adalah sebuah sebuah bintang ganda….Namun, kenyataan ilmiah ini, yang ketelitiannya hanya dapat diketahui di akhir abad ke-20, secara menakjubkan telah diisyaratkan dalam al-Qur’an 1.400 tahun yang lalu, yaitu melalui melalui ayat ke-9 dalam surat yang sama ”…maka jadilah jadilah dia dekat dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi)”. Pada edisi 9 Maret 2007 dengan judul ‘Air Susu Ibu’, tulisan pada edisi kali ini mengutip Qs. Lukman (31): 14 “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
lahir adalah kandungan minyak omega-3 asam linoleat alfa. Selain sebagai zat penting bagi otak dan retina manusia, minyak tersebut juga sangat penting bagi bayi yang baru lahir’. Sedangkan pada edisi 16 Maret 2007 dengan judul ‘Kekuatan Petir’ lebih banyak menge mengeks kspl plor oras asii temu temuan an ilmi ilmiah ah sepu seputa tarr keku kekuat atan an dan keda kedahs hsya yata tan n peti petirr dari dari pada pada pengelaborasian kajian tafsir dalam arti aplikasi metode penafsiran. Kemudian pada edisi 23 Maret 2007 dengan judul ‘Lebah Madu’ menampilkan menampilkan kajian Qs. An-Nahl An-Nahl (16) : 6869, “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, “Buatlah sarang di bukit-bukit, di pohon pohon kayu, dan tempat-tempat yang dibikin manusia”, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) (macam) buah-buahan buah-buahan dan tempuhlah tempuhlah jalan jalan Tuhanmu Tuhanmu yang telah dimudahkan dimudahkan (bagimu). (bagimu). Dari Dari perut perut lebah lebah itu itu keluar keluar minuma minuman n (madu) (madu) yang yang bermac bermacamam-mac macam am warnany warnanya, a, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia…”. Tulisan edisi kali ini juga tidak tidak berbed berbedaa jauh jauh dengan dengan tulisa tulisan n pada edisi edisi sebelu sebelumny mnya, a, pemapa pemaparan ran temuan temuan ilmiah ilmiah seputar rahasia kehidupan lebah serta manfaat madu mendominasi tulisan ini dari pada kajian metodologi tafsir. Penutup. Secara global, dari hasil penelitian terhadap sebanyak 8 edisi yang dimuat dalam kolom ‘Iqra’ pada Tabloid Republika Dialog Jum’at masing-masing edisi 3 November 2006/ 11 Syawal 1427 H, edisi 6 Oktober 2006 M, edisi 1 Desember 2006/ 10 Dzulqa’dah 1427 H, edisi 15 Desember 2006/ 24 Dzulqa’dah 1427 H, edisi 23 Februari 2006/ 5 Shafar 1428 H, edisi 9 Maret 2006/ 19 shafar 1428 H, edisi 16 Maret 2007/ 26 Shafar 1428 H, edisi 23 Maret 2007/ 4 Rabiul Awal 1428 H dapat disimpulkan bahwa metode yang dipergunakan adalah adalah metode metode ijmal ijmalii (globa (global) l) yang yang hampir hampir secara secara keselu keseluruh ruhan an menjad menjadika ikan n sumber sumber dirayah sebagai rujukannya. Pada metode tafsir dengan menempatkan penemuan sains ilmiah sebagai variable utama untuk menjelaskan pengertian dari suatu ayat. Model tafsir macam ini setidaknya memuat dua hal. Pertama, menjadikan teks al-Qur’an sebagai alat justifikasi bahwa al-Qur’an nyata telah memberi isyarat mengenai ilmu sains, teknologi dan seterusnya. Kedua, penemuan sains ilmiah dijadikan variabel penguat bahwa alQur’an memanglah ilmiah. Dalam konteks ini muncul problem krusial: bagaimana bila teori ilmiah yang dijadikan penjelas, tadinya diyakini final dan berkesesuaian dengan alQur’an, ternyata mengalami anomali dan tidak valid lagi. Sebab, penemuan ilmiah tidak saja terus berkembang, tapi juga berubah. berubah. Posisi teks al-Qur’an al-Qur’an pun tentu akan menjadi menjadi kehilangan kehilangan relevansiny relevansinya. a. Namun, betapapun harus dicatat dicatat bahwa al-Qur’an bukanlah buku buku sains sains ataupu ataupun n teknik teknik.. Oleh Oleh karena karena itu, itu, menafs menafsirk irkan an al-Qur al-Qur’an ’an bukanl bukanlah ah untuk untuk memenuhi kebutuhan actual dan teknik, melainkan berupaya berdialog dengannya untuk melihat bagaimana pandangan-pandangannya. Kajian tafsir yang dimuat pada Tabloid Republika Dialog Jum’at pada kolom ‘Iqra’ akan menjad menjadii lebih lebih berbob berbobot ot apabil apabilaa dileng dilengkapi kapi dengan dengan kajian kajian dan aplika aplikasi si metodol metodologi ogi penafsiran, sehingga para pembaca akan mendapatkan nilai plus dari tulisan tersebut. Selain hasil-hasil penemuan ilmiah yang berhasil menguak kebenaran al-Qur’an yang diturunkan jauh sebelum manusia mengenal metode observasi lapangan, juga materimateri Ulum al-Qur’an dan Ulum al-Tafsir yang menjadi pondasi bangunan sebuah tafsir