1 " AKUNTANSI MANAJEMEN
BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen kepada Bpk. Haris Resmawan, SE,. M.Ak., M.H CA., AK.
Disusun oleh:
Elan Sukmana [A10160018]
Kelas H
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas
Bandung
Tahun Akademik 2017/2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
KATA PENGANTAR 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG 4
B. RUMUSAN MASALAH 4
C. MAKSUD DAN TUJUAN 4
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
A. DEFINISI 5
B. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DAN JENIS BIAYA RELEVAN 5
C. ANALISIS MASALAH PADA BIAYA RELEVAN PERTAMA, WASPADA PADA ASUMSI UMUM YANG TIDAK BENAR MISALNYA ASUMSI BAHWA SELURUH BIAYA ADALAH TIDAK RELEVAN 6
D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN 7
BAB III 16
PENUTUP 16
A. KESIMPULAN 16
DAFTAR PUSTAKA: 17
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah "Biaya relevan dalam pengambilan keputusan khusus".
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi penulisan dan susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat lebih baik lagi dalam menyusun makalah.
Pada akhirnya saya berharap semoga makalah "Biaya relevan dalam pengambilan keputusan khusus" ini dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca, Aamiin.
Bandung, Oktober 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam pengambilan keputusan, kita memerlukan data-data yang diperlukan untuk dianalisis, guna mendukung keputusan tersebut, apakah layak untuk diambil dan diterapkan di suatu perusahaan atau tidak. Keputusan-keputusan yang diambil itu misalnya, apakah kita akan membuat sendiri atau membeli saja suku cadang produk-produk tertentu dari penjual. Kemudian, kita perlu memahami pengertian biaya alternatif dan menerapkannya pada suatu analisa, untuk memilih cara penggunaan yang terbaik dari suatu analisa. Selain itu, juga perlu adanya pemahaman mengenai penggunaan dan keterbatasan alokasi biaya bersama atau yang disebut sebagai joint cost. Tidak lupa, pentingnya menganalisa biaya relevan dalam pengambilan keputusan suatu perusahaan. Kemudian, kita perlu mengidentifikasikan sifat-sifat, sebab-sebab, dan cara-cara masalah motivasi yang berat, yang dapat merintangi pelaksanaan keputusan untuk membuang peralatan lama dan menggantikannya dengan peralatan yang baru.
RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan biaya relevan beserta karakteristiknya
2. Menjelaskan Jenis-jenis biaya yang relevan dan hal yang perlu diperhatikan dalam biaya relevan
3. Menjelaskan analisis masalah pada biaya relevan
4. Menjelaskan keputusan yang berkaitan dengan informasi relevan
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penyusunan makalah ini yaitu sebagai salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah dapat memberikan suatu pemahaman penuh terhadap informasi relevan dan pembuatan keputusan dalam keputusan produksi.
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
Biaya relevan adalah biaya yang terjadipada masa mendatang dalam berbagai alternatif untuk pengambilan keputusan manajemen. Biaya relevan biasa disebut sebagai biaya deferensial yaitu biaya yang mempunyai alternatif yang berbeda-beda. Kriteria dari biaya relevan adalah biaya mana yang akan datang berbeda berbeda diantara alternatif. Biaya relevan merupakan biaya masa datang karena digunakan untuk menyusun anggaran, perencanaan laba, dan pengendalian kegiatan yang berlandaskan program jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam biaya relevan ada beberapa alternatif biaya yang berbeda yang kemungkinan akan diambil dalam pengambilan keputusan. Apabila biaya tersebut sama semua maka disebut sebagai biaya tidak relavan. Biaya tidak relevan adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan. Oleh karena itu, biaya ini tidak diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan.
Biaya Relevan Pengertian biaya relevan menurut Kamaruddin Ahmad dalam bukunya "Akuntansi Manajemen" adalah sebagai berikut: "Biaya relevan adalah biaya yang dapat dihindari atau biaya yang dapat dielakan dan harus dipertimbangkan oleh setiap pengambil keputusan dalam berbagai alternatif yang dihadapi." (2005:115) Pengertian biaya relevan menurut RA. Supriyono dalam bukunya "Akuntansi Biaya" adalah sebagai berikut: "Biaya relevan adalah meliputi semua biaya yang akan terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan, karena itu biaya tersebut harus dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan tertentu tersebut." (2002:389) Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa biaya relevan dimaksud adalah semua biaya yang bisa dihindari bila menghadapi berbagai alternatif yang dihadapi dan dapat berpengaruh dalam mengambil keputusan seorang manajer. Biaya relevan memiliki karakteristik yakni sebagai berikut :
a) Biaya yang benar-benar akan terjadi dan mengingat biaya masa lalu yang tidak relevan.
b) Biaya harus benar-benar akan memberikan hasil berbeda jika memilih alternatif.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DAN JENIS BIAYA RELEVAN
1. Hal yang perlu diperhatikan dalam Biaya Relevan Setiap pilihan strategi, secara finasial, biasanya akan mengandung besaran biaya relevan yang berbeda-beda. Hal-hal utama yang perlu diperhatikan dalam biaya relevan antara lain :
a). Biaya-biaya masa lalu ( historis ) dapat membantu sebagai dasar untuk membuat prediksi, namun biaya-biaya masa lalu tersebut tidak relevan ketika membuat keputusan ( yang bersifat masa depan )
b). Alternatif-alternatif berbeda dapat dibandingkan dengan memeriksa perbedaan-perbedaan total pendapatan dan biaya masa depan yang diharapkan
c). Tidak semua pendapatan dan total biaya masa depan yang diharapkan adalah relevan, sehingga pendapatan dan biaya yang diharapkan tidak berbeda diantara alternatif-alternatif pilihan dianggap tidak relevan dan dapat dihilangkan dari analisa
d). Mengingat tingkat kesulitan pengukurannya, titik berat yang tepat harus diberikan untuk faktor-faktor kualitatif dan faktor-faktor kuantitatif non keuangan
2. Jenis Biaya Relevan
a). Sunk Cost Biaya histori atau disebut juga sunk costs adalah biaya yang terjadi di masa lalu dimana tidak ada yang dapat mengubah apa yang telah dikeluarkan mauun apa yang telah terjadi. Oleh karena itu, biaya historis merupakan informasi yang tidak relevan dalam pembuatan keputusan
b). Opportunity Cost Biaya kesempatan adalah biaya kontribusi dari sebuah aktivitas pendapatan yang hilang karena tidak digunakannya suatu sumber daya terbatas dalam penggunaan alternatif terbaik selanjutnya. Perhitungan atas biaya kesempatan ini dapat digunakan untuk mengukur efisiensi dari suatu alternatif keputusan yang diambil. Besarnya biaya relevan merupakan akumulasi dari biaya tambahan yang ada untuk suatu pilihan alternatif dengan biaya kesempatan yang tinggi dan dipilihnya alternatif keputusan tersebut.
c). Incremental cost ( Revenue ) Biaya pendapatan tambahan adalah total tambahan biaya/pendapatan yang didatangkan oleh suatu aktivitas dari keputusan yang diambil
d). Differential cost ( Revenue ) Biaya pendapatan differensial adalah perbedaan antara total biaya / pendapatan dari dua alternatif yang berbeda
ANALISIS MASALAH PADA BIAYA RELEVAN PERTAMA, WASPADA PADA ASUMSI UMUM YANG TIDAK BENAR MISALNYA ASUMSI BAHWA SELURUH BIAYA ADALAH TIDAK RELEVAN
Asumsi umum ini terkait mengenai biaya mana yang masuk dalam kategori biaya relevan dan mana yang tidak masuk saat beberapa alternatif keputusan hendak diambil. Contoh Kasus : Perusahaan Golden Hand memiliki kapasitas produksi aktual sirup " APEL " sebesar 4000 botol per hari. Ada pilihan lain untuk menaikkan kapasitas produksi menjadi 4500 botol per hari. Secara umum manajer menganggap bahwa biaya distribusi akan naik sehingga menambah cost per botol. Teryata penambahan 500 botol per hari ini tidak menambah biaya distribusi karena kapasitas mobil distribusi produk masih menampung kelebihan jumlah botol. Kedua, data biaya per unit yang menyesatkan pengambil keputusan dalam dua cara utama :
Memasukkan biaya tidak relevan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan
Menggunakan biaya per unit yang sama pada tingkat keluaran yang berbeda karena biaya tetap per unit berubah sesuai tingkat keluaran yang berbeda Contoh kasus lain : Apakah mesin lama perlu diganti dengan mesin baru? Solusi : Ada unavoidable cost dalam kasus tersebut, yaitu sunk cost berupa nilai buku sebesar 14000, biaya ini harus dikeluarkan karena bersifat tidak relevan sehingga bila mesin lama dijual akan mengalami kerugian sebesar 5000.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Manajemen selalu mengambil keputusan yang meliputi berbagai macam hal, seperti keputusan dalam kegiatan produksi rutinatau keputusan yang diambil dalam masalah-masalah khusus. Pengambilan keputusan kegiatan rutin pada umumnya terjadi dan berkaitan dalam melaksanakan kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan secara rutin dan teratur. Pengambilan keputusan khusus merupakan keputusan yang bersifat tidak teratur atau tidak rutin dilakukan oleh perusahaan.Pengambilan keputusan khusus dalam perusahaan mempunyai banyak jenis diantaranya:
1. Keputusan membuat sendiri atau membeli dari tempat lain
2. Keputusan mempertahankan atau menghentikan usaha
3. Menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan
4. Menerima atau menolak pesanan khusus
5. Menjual atau mengolah lebih lanjut
Keputusan Membuat Sendiri Atau Membeli dari Tempat Lain
Keputusan khusus yang pertama adalah perusahaan dihadapkan pada pilihan dalam rangka pengadaan komponen barang untuk memproduksi barang. Perusahaan akan membuat sendiri atau membeli komponen tersebut di tempat lain. Akuntansi manajemen membuat hitungan dari sisi keuangan mana dari kedua alternatif tersebut yang paling menguntungkan dari segi keuangan. Keputusan membuat sendiri atau membeli dari tempat lain ada dua tipe, yaitu:
1. Kondisi awal membuat sendiri
2. Kondisi awal biasa membeli
Contoh:
PT. Andalas selama ini membeli salah satu komponen untuk produknya sebanyak 20.000 unit dengan harga Rp19.000 per unit. Jadi, jika membeli komponen biaya yang akan dikeluarkan adalah 20.000 unit x Rp19.000 = Rp380.000.000
Jika perusahaan membuat sendiri komponen tersebut, biaya produksinya sebagai berikut.
Biaya (Rp)
Unit
Jumlah (Rp)
Bahan baku:
6.000
20.000
120.000.000
Biaya tenaga kerja langsung
8.000
20.000
160.000.000
Biaya overhead pabrik variabel
2.000
20.000
40.000.000
Biaya tetap:
Biaya gaji tetap
40.000.000
Biaya depresiasi
40.000.000
Jumlah
400.000.000
Maka keputusan yang diambil adalah membeli dari tempat lain seharga Rp380.000.000 karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan membuat sendiri sebesar Rp400.000.000.
Dalam pemilihan alternatif kita perlu mempertimbangkan mana saja yang masuk dalam biaya relavan dan biaya yang tidak relavan. Yang termasuk biaya tidak relavan yaitu memiliki ciri biaya yang terjadi pada masa lalu atau biaya yang akan datang yang sama diantara alternatif. Dalam hal ini biaya tidak relavan adalah biaya tetap depresiasi. Jika biaya tetap depresiasi dapat dihilangkan, maka membuat sendiri akan lebih hemat daripada membeli dari luar. Berikut perhitungannya:
Membuat
Membeli
Perbedaan
Unit
Biaya (Rp)
Jumlah (Rp)
Unit
Biaya (Rp
Jumlah (Rp)
Bahan baku:
20.000
6.000
120 jt
120 jt
Biaya tenaga kerja langsung
20.000
8.000
160 jt
160 jt
Biaya overhead pabrik variabel
20.000
2.000
40 jt
40 jt
Biaya tetap:
Biaya gaji tetap
40 jt
40 jt
Harga pembelian komponen
20.000
19.000
380 jt
380 jt
20 jt
Dari hasil di atas, ada 2 alternatif pilihan yaitu membeli dan membuat sendiri komponen yang dibutuhkan oleh perusahaan. Apabila membeli komponen dari luar sebanyak 20.000 unit, membutuhkan dan Rp380.000.000. sedangkan jika membuat sendiri biaya totalnya sebesar Rp360.000.000 (Rp120.000.000 + Rp160.000.000 + Rp40.000.000 + Rp40.000.000). sehingga ada selisih sebesar Rp20.000.000 daripada membeli komponen dari luar.
Jika volume pembelian turun dari 20.000 unit menjadi 12.000 unit. Maka perhitungannya sebagai berikut.
Membuat
Membeli
Perbedaan
Unit
Biaya (Rp)
Jumlah (Rp)
Unit
Biaya (Rp)
Jumlah (Rp)
Bahan baku:
12.000
6.000
72 jt
72 jt
Biaya tenaga kerja langsung
12.000
8.000
96 jt
96 jt
Biaya overhead pabrik variabel
12.000
2.000
24 jt
24 jt
Biaya tetap:
Biaya gaji tetap
40 jt
40 jt
Harga pembelian komponen
12.000
19.000
228 jt
228 jt
4 jt
Dengan melihat hasil tersebut diperoleh biaya untuk membeli komponen di luar yang lebih murah yaitu sebesar Rp228.000.000, sedangkan jika membuat sendiri sebesar Rp232.000.000, selisihnya sebesar Rp4.000.000. jadi membeli komponen di luar lebih menguntungkan dibanding membuat sendiri.
Manajemen dapat mengetahui pada volume berapakah kedua alternatif tersebut bernilai sama. Untuk menghitungnya menggunakan rumus indifferent cost volume.
Perhitungan indifferent cost volume, sebagai berikut.
Total biaya beli = Total biaya membuat sendiri
19.000X = 40.000.000 + (Rp6.000 + Rp8.000 + Rp2.000)X
19.000X = 40.000.000 + (Rp16.000)X
19X = 40.000 + 16X
19X – 16 X = 40.000
3X = 40.000
X = 13.333 unit
Jadi, volume kedua alternatif yaitu membeli dari luar dan membuat sendiri akan bernilai sama biayanya apabila perusahaan membeli atau membuat 13.333 unit.
Keputusan Pertahankan Atau Hentikan
Dalam perusahaan yang mempunyai berbagai jenis produk dan kadangkala dari beberapa produk yang dibuka ini ada yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. Dari pihak manajemen akan melakukan tindakan untuk departemen yang tidak menguntungkan tersebut dengan menggunakan analisis keuangan. Dalam kasus suatu departemen mengalami kerugian secara terus-menerus, maka pihak manajemen harus mempertimbangkan pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Pengambilan keputusan dengan menghilangkan salah satu jenis produk/departemen. Biaya-biaya tidak akan terjadi jika suatu jenis produk/departemen ditiadakan.
Biaya yang tak terhindarkan adalah biaya yang tetap akan terjadi dengan pengambilan keputusan jika suatu jenis produk/ departemen ditiadakan. Pada umumnya merupakan biaya bersama bagi beberapa jenis produk sehingga peniadaan salah satu jenis tersebut akan mempengaruhi biaya tersebut.
Contoh:
Sebuah departemen store memiliki 3 departemen utama, yaitu departemen makanan, departemen kelontong, dan departemen obat-obatan. Berikut ini taksiran perhitungan rugi laba untuk setiap departemen.
Departemen
Jumlah
Makanan
Kelontong
Obat-obatan
Hasil penjualan
5.000.000
4.000.000
500.000
9.500.000
Biaya variabel
4.000.000
2.800.000
300.000
7.100.000
Ø Jika biaya kesempatan lebih besar daripada biaya terhindarkan apabila perusahaan meniadakan departemen makanan, maka sebaiknya perusahaan meneruskan departemen tersebut.
Ø Sebaliknya, jika biaya kesempatan lebih kecil daripada biaya terhindarkan apabila perusahaan meniadakan dpartemen makanan maka sebaiknya perusahaan memutuskan untuk meniadakan departemen tersebut.
Ø Biaya terhindarkan sering pula disebut sebagai penghemat biaya tambahan (incremental cost saving).
Ø Jika dengan meniadakan departemen makanan, perusahaan bermaksud menambah menambah departemen baru yaitu deparemen kosmetik.
Ø Perusahaan harus menganalisis pendapatan diferensial dan biaya diferensial antara tetap meneruskan atau menambah departemen kosmetik (mengganti departemen makanan dengan departemen kosmetik).
Ø Data departemen kosmetik: taksiran hasil penjualan Rp3.000.000 biaya variabel Rp2.100.000, dan biaya tetap tambahan Rp350.000.
Alternatif Meneruskan Dept. Makanan
Alternatif Menggantinya dengan Dept. Kosmetik
Perbedaan
Hasil penjualan
Rp9.500.000
Rp7.500.000
Rp2.000.000
Biaya:
Variabel
7.100.000
5.200.000
1.900.000
Tetap terhindarkan
1.325.000
925.000
400.000
Jumlah
Rp8.425.000
Rp6.125.000
Rp2.300.000
Laba sebelum biaya tak terhindarkan diperhitungkan
Rp1.075.000
Rp1.375.000
Rp300.000
Ø Manajemen memiliki alternatif 2 karena biaya kesempatan jika alternatif 2 dipilih adalah Rp2.000.000 lebih kecil dibandingkan dengan biaya dapat dihindarkan (Rp2.300.000).
Ø Jika memilih alternatif 1, laba yang diperoleh (Rp175.000 - Rp1.1750.000 - Rp900.000) lebih kecil dibandingkan dengan jika alternatif 2 yang dipilih (Rp475.000 - Rp1.375.000 - Rp900.000).
Ø Kesimpulan: peniadaan departemen makanan dapat dibenarkan jika departemen tersebut diganti dengan departemen kosmetik.
Menyewakan Atau Menjual Fasilitas Perusahaan
Jika suatu perusahaan mempunyai aktiva tetap, maka akan mempunyai 2 alternatif untuk menyewakan atau menjual aktiva tetap tersebut yang sudah tidak digunakan oleh perusahaan. Akuntansi manajemen akan melakukan perhitungan dari 2 alternatif tersebut, manakah yang paling menguntungkan dari sisi keuangan.
Contoh:
PT. Andalas mempunyai mesin lama dengan harga perolehan Rp4.000.000 dan nilai sisa Rp1.600.000, biaya penyusutan Rp2.400.000. Mesin tersebut direncanakan akan disewakan dengan biaya sewa Rp2.500.000. Untuk bisa disewakansebaiknya mesin tersebut harus direparasi terlebih dahulu dengan biaya Rp700.000. Selain itu PT. Andalas juga mempunyai alternatif untuk menjual mesin lama tersebut seharga Rp2.000.000. biaya komisi untuk perantara Rp120.000. Dari 2 alternatif di atas sebaiknya kapan PT. Andalas menyewakan atau menjual mesin lama tersebut?
Analisis yang dibuat oleh perusahaan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan adalah:
Disewakan
Dijual
Perbedaan
Pendapatan sewa/ penjualan
Rp2.500.000
Rp2.000.000
Rp500.000
Biaya:
Reparasi
Rp700.000
Rp120.000
Rp580.000
Pendapatan bersih
Rp1.800.000
Rp1.880.000
Rp80.000
PT. Andalas sebaiknya menjual mesin lama saja karena lebih menguntungkan sebesar Rp80.000 dibandingkan jika mesin lama tersebut harus disewakan. Nilai buku mesin Rp1.600.000 (Rp4.000.000 – Rp2.400.000) tidak perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputuan tersebut karena nilai buku mesin merupakan biaya tenggelam (surk cost).
Menerima Atau Menolak Pesanan Penjualan Khusus
Perusahaan yang sudah terbiasa memproduksi produk reguler dalam jumlah yang sama setiap hari, jika mendapatkan pesanan tambahan dengan harga di bawah standar maka pesanan tambahan tersebut dapat diterima atau ditolak. Dalam akuntansi manajemen perlu mempertimbangkan dengan menghitung biaya-biaya yang timbul. Jika perusahaan memproduksi dengan jumlah yang sudah penuh, apabila ada pesanan tambahan akan menyebabkan kenaikan biaya, baik itu biaya variabel maupun biaya tetap. Maka perlu diperhitungkan kembali pesanan tambahan dengan harga khusus jangan sampai perusahaan mengalami kerugian.
Jika perusahaan memproduksi dengan jumlah yang belum penuh dan memungkinkan pengerjaan pesanan khusus tersebut tanpa menambah biaya tetap lagi, maka akan menguntungkan perusahaan karena perusahaan sudah tidak lagi mengeluarkan biaya tetap untuk pesanan tambahan tersebut.
Contoh:
Perhitungan rugi-laba perusahaan yang setiap bulan memproduksi reguler genteng sebanyak 1000 buah adalah sebagai berikut.
Keterangan
Jumlah
Hasil penjualan
Rp1.000.000
Biaya produksi:
Variabel: 1.000 x Rp1.000
Tetap Rp100.000
Rp700.000
Laba kotor
Rp300.000
Biaya usaha
Rp50.000
Laba bersih
Rp250.000
Setiap bulan perusahaan membuat genteng reguler 1000 buah dan setiap bulan mendapatkan laba sebesar Rp250.000. sebaiknya ada pesanan khusus sebanyak 300 genteng dengan harga khusus yaitu Rp900 per genteng pesanan khusus tersebut diambil atau tidak dengan perhitungan sebagai berikut.
Keterangan
Tanpa Pesanan Khusus
Dengan Pesanan Khusus
Perbedaan
Hasil pendapatan
1.000 x Rp1.000
Rp1.000.000
1.000 x Rp1.000
300 x Rp900
Rp1.270.000
Rp270.000
Biaya produksi variabel
1.000 x Rp600
Rp600.000
1.300 x Rp600
Rp780.00
Rp180.000
Margin kontribusi
Rp400.000
Rp490.000
Rp90.000
Dengan adanya tambahan pesanan khusus sebanyak 300 genteng dengan harga Rp900, PT. Andalas akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp490.000. Jika tidak menerima pesanan khusus hanya mendapat laba Rp400.000. Mendapat pesanan khusus lebih menguntungkan karena PT. Andalas tidak lagi membayar biaya tetap jika mendapat pesanan dengan harga khusus.
Menjual Atau Mengolah Lebih Lanjut
Perusahaan dihadapkan pada pilihan menjual bahan mentah atau mengolah bahan mentah tersebut menjadi produk jadi. Akuntansi manajemen akan membuat perhitungan mana yang lebih menguntungkan dari sisi keuangan.
Contoh:
Perusahaan kaos bisa memilih alternatif menjual kaos atau memproses kain kaos menjadi kaos polos. Harga juala kain kaos Rp9.000 per meter, harga pokok Rp6.000. Bila kain kaos diproses lebih lanjut menjadi kaos polos, harga jual per kaos yang membutuhkan 1 meter kain kaos Rp15.000 dan tambahan variabel Rp6.000 per kaos. Perusahaan bisa membuat 10.000 meter kaos tiap periode. Buatlah analisis pengambilan keputusan.
Dijual Kain Kaos
Dijual Kaos Polos
Perbedaan
Penjualan
(10.000m/kaos)
(10.000x Rp9.000)
Rp90.000.000
(10.000 x Rp15.000)
Rp150.000.000
Rp60.000.000
Harga pokok kulit mentah
(10.000 x Rp6.000)
Rp60.000.000
Rp60.000.000
Biaya meneruskan proses
(10.000 x Rp30.000)
Rp30.000.000
Rp30.000.000
Laba
Rp30.000.0000
Rp60.000.000
Rp30.000.000
Kesimpulan:
Perusahaan lebih baik memilih alternatif membuat kaos polos karena menghasilkan laba sebesar Rp60.000.000.
Biaya diferensial = (Rp90.000.000 – Rp60.000.000) = Rp30.000.000
Pendapatan diferensial = (Rp150.000.000 – Rp90.000.000) = Rp60.000.000
Contoh:
PT. Abadi adalah sebuah perusahaan yang memproduksi suatu barang yakni kursi yang dijual dengan harga Rp50.000 per buah tetapi belum finishing. Sedangkan biaya penuh yang diperlukan untuk membuat barang tersebut adalah sebagai berikut.
Keterangan
Biaya per Satuan
Biaya bahan baku
Rp5.000
Biaya tenaga kerja langsung
Rp6.000
Biaya overhead pabrik (V)
Rp7.000
Biaya overhead pabrik (T)
Rp7.000
Biaya administrasi (T)
Rp7.000
Biaya pemasaran (T)
Rp8.000
Total
Rp40.000
Diketahui volume penjualan diperkirakan sebanyak 60.000 kursi. Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa pihak manajemen mempertimbangkan untuk memproses lebih lanjut menjadi kursi yang sudah finishing. Dalam pelaksanaannya memerlukan biaya pengelolaan lebih lanjut/pernis yakni sebesar Rp8.000 per kursi. Sedangkan di pasaran kursi finishing cukup banyak permintaan dengan harga jual Rp70.000. PT. Abadi lebih baik mengolah lebih lanjut atau tidak?
Jika alternatif menjual yang dipilih, maka keuntungan yang diperoleh adalah:
Laba = Pendapatan – Beban
= (Rp50.000 x 60.000 unit) – (Rp40.000 x 60.000 unit)
= Rp3.000.000.000 – Rp2.400.000.000
= Rp600.000.000
Jika alternatif memproses lebih lanjut yang dipilih, maka keuntungan yang diperoleh adalah:
Laba = Pendapatan diferensial – Biaya diferensial
= (Rp70.000 – Rp50.000) x (60.000 unit) – (Rp8.000 x 60.000 unit)
= Rp1.200.000.000 – Rp480.000.000
= Rp720.000.000
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam proses pengambilan keputusan managemen dihadapkan pada berbagai alternatif keputusan. Untuk mengambil keputusan paling tepat, berisiko paling rendah dan paling menguntungkan bagi organisasi maka managemen memerlukan informasi baik secara kualitatif maupun kuantitatif sebagai bahan pertimbangan. Informasi biaya salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan. Dengan demikian informasi akuntansi harus menyediakan data yang bisa membantu managemen dalam membedakan antara biaya relevan dan tidak relevan dala pemilihan alternatif tersebut.
Syarat biaya relevan yakni : merupakan biaya masa yang akan datang, dan berbeda antara alternatif tindakan
Pengambilan keputusan khusus dalam perusahaan mempunyai banyak jenis diantaranya:
1. Keputusan membuat sendiri atau membeli dari tempat lain
2. Keputusan mempertahankan atau menghentikan usaha
3. Menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan
4. Menerima atau menolak pesanan khusus
5. Menjual atau mengolah lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA:
Mowen,hansen.2005,Jilid2.Akuntansi Manajerial.Jakarta.Salemba Empat Noreen, garrison.2000,Jilid1&2. Akuntansi Manajerial.Jakarta.SalembaEmpat www.resumeakun.comrelevancost
http://alkanurkidyunmusisa.blogspot.co.id/2013/10/akuntansi-manajemen.html
http://julaehajuju.blogspot.co.id/2016/04/akuntansi-manajemen-biaya-relevan-untuk.html