BAB I TINJAUAN PUSTAKA SEPSIS NEONATORUM A. Peng Penger erti tian an
Sepsis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan respons sistemik terhadap infeksi pada bayi baru lahir (Behrman, 2000). Sepsis adalah sindrom yang dikarekteristikkan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang kearah septikemia dan syok septik (Dongoes, 2000) Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi selama empat minggu pertama kehidupan. nsiden sepsis ber!ariasi yaitu antara " dalam #00 atau " dalam $00 kelahiran kelahir an hidup (Bobak, 200#). Sepsis neonatorum adalah semua infeksi pada bayi pada 2% hari pertama sejak dilahirkan. nfeksi dapat menyebar se&ara nenyeluruh atau terlokasi hanya pada satu organ saja (seperti paru-paru dengan pneumonia). nfeksi pada sepsis bisa didapatkan pada saat sebelum persalinan (intrauterine sepsis) atau setelah persalinan (e'trauterine sepsis) dan dapat disebabkan karena !irus (herpes, rubella), bakteri (strepto&o&&us B), dan fungi atau jamur (&andida) meskipun jarang ditemui. ( ohn ers&h, D, *++, *++ , 200). Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistematik dan terdapat bakteri dalam darah. erjalanan penyakit sepsis neonatorum dapat berlangsung berlangsung &epat sehingga sering sekali tidak terpantau,tanpa terpantau,tanpa pengobatan pengobatan yang memadai bayi dapat meninggal dalam 2 sampai % jam. (Surasmi, 200/) Berikut ini adalah beberapa definisi atau pengertian dari sepsis neonatorum atau sepsis pada neonatus yang perlu diketahui(aryunani, 200), yaitu ".
Sepsis neonatorum atau septi&emia neonatorum merupakan keadaan dimana terdapat
infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh. 2. Sepsis Sepsis merupak merupakan an respon respon tubuh terhada terhadap p infeksi infeksi yang menyebar menyebar melalui melalui darah darah dan jaringan lain /. Sepsis bakterial bakterial pada pada neonatus neonatus adalah adalah sindrom sindrom klinis klinis dengan dengan gejala gejala infeksi infeksi sistemik sistemik dan diikuti dengan bakterimia pada bulan pertama kehidupan. (13, "$) Sepsis merupak merupakan an suatu suatu proses proses berkel berkelanju anjutan tan mulai mulai dari dari infeks infeksi, i, S4S S4S (Systei (Systei&& . Sepsis nflammatory nflammatory 4espopnse 4espopnse Syndrome), Syndrome), sepsis, sepsis berat, syok septi&, disfungsi disfungsi multiorgan dan akhirnya kematian.
B. Etiologi
1
Bakteria
seperti
Neisseriameningitidis,
Escherichia
coli,
Listeria
Sterptococcus pneumoniae, Haemophilus
monocytogenes, influenzae tipe
B, Salmonella, dan Streptococcus grup B merupakan penyebab paling sering terjadinya sepsis pada bayi berusia sampai dengan / bulan. Streptococcus grup B merupakan penyebab sepsis paling sering pada neonatus. ada berbagai kasus sepsis neonatorum, organisme memasuki tubuh bayi melalui ibu selama kehamilan atau proses kelahiran. Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya sepsis pada neonatus, antara lain ". 2. /. . #. $. 6.
erdarahan Demam yang terjadi pada ibu nfeksi pada uterus atau plasenta 5etuban pe&ah dini (sebelum /6 minggu kehamilan) 5etuban pe&ah terlalu &epat saat melahirkan ("% jam atau lebih sebelum melahirkan) roses kelahiran yang lama dan sulit. Streptococcus grup B dapat masuk ke dalam tubuh bayi selama proses kelahiran. enurut Centers for Diseases Control and Prevention (7D7) +merika, paling
tidak terdapat bakteria pada !agina atau rektum pada satu dari setiap lima 8anita hamil, yang dapat mengkontaminasi bayi selama melahirkan. Bayi prematur yang menjalani pera8atan intensif rentan terhadap sepsis karena sistem imun mereka yang belum berkembang dan mereka biasanya menjalani prosedur-prosedur in!asif seperti infus jangka panjang, pemasangan sejumlah kateter, dan bernafas melalui selang yang dihubungkan dengan !entilator. 3rganisme yang normalnya hidup di permukaan kulit dapat masuk ke dalam tubuh kemudian ke dalam aliran darah melalui alat-alat seperti yang telah disebut di atas. Bayi berusia / bulan sampai / tahun beresiko mengalami bakteriemia tersamar, yang bila tidak segera dira8at, kadang-kadang dapat megarah ke sepsis. Bakteriemia tersamar artinya bah8a bakteria telah memasuki aliran darah, tapi tidak ada sumber infeksi yang jelas. 9anda paling umum terjadinya bakteriemia tersamar adalah demam. ampir satu per tiga dari semua bayi pada rentang usia ini mengalami demam tanpa adanya alasan yang jelas - dan penelitian menunjukkan bah8a : dari mereka akhirnya akan mengalami infeksi bakterial di dalam darah.
Streptococcus pneumoniae
( pneumococcus) menyebabkan sekitar %#: dari semua kasus bakteriemia tersamar pada bayi berusia / bulan sampai / tahun.
C. Klasifikasi
Berdasarkan 8aktu terjadinya, sepsis neonatus dapat dibagi menjadi dua bentuk (aryunani, 200) yaitu 2
".
Sepsis dini;Sepsis a8itan dini erupakan infeksi perinatal yang terjadi segera dalam periode setelah lahir (kurang dari 62 jam) dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran atau in utero, sumber organisme pada saluran genital ibu dan atau &airan amnion, biasanya
2.
fulminan dengan angka mortalitas tinggi. Sepsis lanjutan;sepsis nasokomial atau sepsis a8itan lambat (S+<) erupakan infeksi setelah lahir (lebih dari 62jam) dan didapat dari lingkungan pas&a lahir. 5arakteristik Didapat dari kontak langsung atau tak langsung dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat pera8atan bayi, sering mengalami komplikasi.
D. Patofisiologi
Sepsis dimulai dengan in!asi bakteri dan kontaminasi sistemik. elepasan endotoksin oleh bakteri menyebabkan perubahan fungsi miokardium, perubahan ambilan dan penggunaan oksigen, terhambatnya fungsi mitokondria, dan keka&auan metabolik yang progresif. ada sepsis yang tiba-tiba dan berat, menimbulkan banyak kematian dan kerusakan sel. +kibatnya adalah penurunan perfusi jaringan, asidosis metabolik, dan syok, yang mengakibatkan disseminated intra!askuler &oagulation (D7) dan kematian. ikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat men&apai neonatus melalui beberapa &ara (Surasmi, 200/), yaitu ".
ada masa antenatal atau sebelum lahir. ada masa antenatal kuman dari ibu setelah mele8ati plasenta dan umpilikus masuk kedalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin. 5uman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta,antara lain !irus rubella, herpes, situmegalo, koksari, hepatitis, influen=a, parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini, antara lain malaria, sifilis, dan toksoplasma.
2.
ada masa intranatal atau saat pesalinan. nfeksi saat persalinan terjadi karena kuman yang ada pada !agina dan ser!iks naik men&apai korion dan amnion. +kibatnya, terjadi amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilikus masuk ke tubuh bayi. 7ara lain, yaitu saat persalinan, &airan amnion yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi oleh bayi dan masuk ke tyraktus digesti!us dan trakus respiratorius, kemudian menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain melalui &ara tersebut diaras infeksi pada janin
3
dapat terjadi melalui kulit bayi atau port de entre lain saat bayi mele8ati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman (misalnya herpes genitalis, &andida albika, dan n.gonnorea). /. nfeksi pas&anatal atau sesudah persalinan. nfeksi yang terjadi sesudah kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan di luar rahim (misalnya melalui alat-alat penghisap lendir, selang endotrakea, infus, selang nasogastrik, botol minuman atau dot). era8at atau profesi lain yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial.nfeksi juga dapat terjadi melalui luka umbilikus.
E. Patha! Ke"eraatan
4
#. Manifestasi Klinis
9anda dan gejala sepsis neonatorum umumnya tidak jelas dan tidak spesifik serta dapat mengenai beberapa sistem organ. Berikut ini adalah tanda dan gejala yang dapat ditemukan dapa neonatus yang menderita sepsis. ". >angguan nafas seperti serangan apnea, takipnea dengan ke&epatan pernafasan ?$0';menit, &uping hidung, sianosis, mendengus, tampak merintih, retraksi dada yang dalam terjadi karena adanya lesi ataupun inflamasi pada paru-paru bayi akibat dari aspirasi &airan ketuban ibu. +spirasi ini terjadi saat intrapartum dan selain itu dapat menyebabkan infeksidengan perubahan paru, infiltrasi, dan kerusakan jaringan
5
bronkopulmonalis. 5erusakan ini sebagian disebabkan oleh pelepasan granulosit dari 2.
protaglandin dan leukotrien. enurunan kesadaran, kejang, ubun-ubun besar menonjol, keluar nanah dari telinga, ekstensor kaku terjadi karena sepsis sudah sampai ke dalam manifestasi umum dari infeksi sistem saraf pusat. 5eadaan akut dan kronis yang berhubungan dengan organisme tertentu. +pabila bayi sudah mengalami infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan penurunan kesadaran, hal tersebut juga menyebabkan ubun-ubun besar menonjol (berisi &airan infeksi) dan keluarnya nanah dari telinga. Dalam hal terganggunya sistem saraf pusat ini kemungkinan terjadi
/.
gangguan saraf yang lain seperti ekstensor kaku. ipertermia (? /6,6o7) atau hipotermi (@/#,# o7) terjadi karena respon tubuh bayi dalam menanggapi pirogen yang disekresikan oleh organisme bakteri atau dari
.
ketidakstabilan sistem saraf simpatik. 9idak mau menyusu dan tidak dapat minum adalah respon keadaan psikologis bayi yang tidak menyenangkan terhadap ketidakstabilan suhu tubuhnya, serta nanah yang
#.
keluar dari telinga 5emerahan sekitar umbilikus terjadi karena bakteri dapat bertumbuh tidak terkendali di saluran pen&ernaan, apalagi jika penyebab sepsis pada bayi terjadi dimulai dari infeksi luka umbilikus. Berdasarkan manifestasi klinis yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan
bah8a tanda dan gejala pada bayi yang mengalami sepsis neonatorum saling berhubungan baik dari perjalanan infeksi, proses metabolik, dan tanda neurologi bahkan psikologinya saling berhubungan. >ejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya ". nfeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari pusar 2. nfeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma, kejang, opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada ubunubun /. nfeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lengan atau tungkai yang terkena
. nfeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan sendi yang terkena teraba hangat #. nfeksi pada selaput perut ( peritonitis) menyebabkan pembengkakan perut dan diare berdarah. $. Ko%"likasi ".
ipoglikemia, hiperglikemia, asidosis metabolik, dan jaundi&e 6
Bayi memiliki kebutuhan glukosa meningkat sebagai akibat dari keadaan septik. Bayi mungkin juga kurang gi=i sebagai akibat dari asupanenergi yang berkurang. +sidosis metabolik disebabkan oleh kon!ersi ke metabolisme anaerobik dengan produksi asam laktat, selain itu ketika bayi mengalami hipotermia atau tidak disimpan dalam lingkungan termal netral, upaya untuk mengatur suhu tubuh dapat menyebabkan asidosis metabolik. aundi&e terjadi dalam menanggapi terlalu banyaknya bilirubin yang dilepaskan ke seluruh tubuh yang disebabkan oleh organ hati sebagian bayi baru lahir belum dapat berfungsi optimal, bahkan disfungsi hati akibat sepsis yang terjadi dan kerusakan eritrosit yang meningkat. 2. Dehidrasi 5ekuarangan &airan terjadi dikarenakan asupan &air an pada bayi yang kurang, tidak mau menyusu, dan terjadinya hipertermia.. /. iperbilirubinemia dan anemia iperbilirubinemia berhubungan dengan
penumpukan
bilirubin
yang
berlebihan pada jaringan. Bilirubin dibuat ketika tubuh melepaskan sel-sel darah merah yang sudah tua, ini merupakan proses normal. Bilirubin merupakan =at hasil peme&ahan hemoglobin (protein sel darah merah yang memungkinkan darah mengakut oksigen). emoglobin terdapat pada sel darah merah yang dalam 8aktu tertentu selalu mengalami destruksi (peme&ahan). Aamun pada bayi yang mengalami sepsis terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh, sehingga terjadi kerusakan sel darah merah bukanlah hal yang tidak mungkin, bayi akan kekurangan darah akibat dari hal ini (anemia) yang disertai hiperbilirubinemia karena seringnya destruksi hemoglobin sering terjadi. . eningitis nfeksi sepsis dapat menyebar ke meningies (selaput-selaput otak) melalui aliran darah.
#.
Disseminated ntra!askuler 7oagulation (D7) 5elainan perdarahan ini terjadi karena dipi&u oleh bakteri gram negatif yang mengeluarkan endotoksin ataupun bakteri gram postif yang mengeluarkan mukopoliskarida pada sepsis. nilah yang akan memi&u pelepasan faktor pembekuan darah dari sel-sel mononuklear dan endotel. Sel yang terakti!asi ini akan memi&u terjadinya koagulasi yang berpotensi trombi dan emboli pada mikro!askular.
&. Pe%eriksaan Pen'n(ang
4adiografi pada dada seharusnya dilakukan sebagai bagiandari e!aluasi diagnosti& dari bayi yang diduga sepsis dan tanda-tanda penyakit saluran pernapasan.
7
Dalam kasus ini, radiografi dada dapat menunjukkan difusi atau infiltrate fokus, penebalan pleura, efusi atau mungkin menunjukkan bron&ograms udara dibedakan dari yang terlihat dengan sindrom gangguan pernapasan surfaktan-kekurangan. Studi radiografi lainnya dapat diindikasikan dengan kondisi klinis spesifik, seperti diduga osteomyelitis atau ne&roti=ing entero&olitis (&illan, 200$). emeriksaan labolatorium perlu dilakukan untuk menunjukan penetapan diagnosis. Selain itu, hasil pemeriksaan tes resistensi dapat digunakan untuk menentukan pilihan antibiotik yang tepat. ada hasil pemeriksaan darah tepi, umumnya ditemuksan anemia, laju endap darah mikro tinggi, dan trombositopenia. asil biakan darah tidak selalu positif 8alaupun se&ara klinis sepsis sudah jelas. Selain itu, biakan perlu dilakukan terhadap darah, &airan serebrospinal, usapan umbilikus, lubang hidung, lesi, pus dari konjungti!a, &airan drainase atau hasil isapan isapan lambung. asil biakan darah memberi kepastian adanya sepsis, setelah dua atau tiga kali biakan memberikan hasil positif dengan kuman yang sama. Bahan biakan darah sebaiknya diambil sebelum bayi diberi terapi antibiotika. emeriksaan lain yang perlu dilakukan, antara lain pemeriksaan 7-4ea&ti!e protein (74) yang merupakan pemeriksaan protein yang disentetis di hepatosit dan mun&ul pada fase akut bila terdapat kerusakan jaringan. (Surasmi, 200/) I. Penatalaksanaan Me)is ".
era8atan suportif era8atan suportif diberikan untuk mempertahankan suhu tubuh normal, untuk menstabilkan status kardiopulmonary, untuk memperbaiki hipoglikemia dan untuk men&egah ke&enderungan perdarahan. era8atan suportifneonatus septi& sakit (Datta, 2006) meliputi sebagai berikut a. enjaga kehangatan untuk memastikan temperature. +gar bayi tetap normal harus dira8at di lingkungan yang hangat. Suhu tubuh harus dipantau se&ara b.
teratur. 7airan
intra!ena harus diperhatikan.
jelek, maka saline normal Dengan dosis
yang
neonatusmengalami perfusi yang
dengan"0 ml ; kg selama
sama "
berikutnya, jika perfusi terus
ika
sampai
2 kali
#
selama /0
menjadi buruk.
sampai "0 sampai
menit. # menit
De'trose("0:) 2 ml per kg pil
besar dapat diresapi untuk memperbaiki hipoglikemia yang adalah biasanya ada dalam sepsis neonatal dan dilanjutkan selama &.
memiliki feed oral. 9erapi oksigen harus
disediakan
2
hari atausampai bayi dapat
jika neonatus mengalamidistres pernapasan
atau sianosis
8
e.
3ksigen mungkin diperlukan jika bayi tersebut apnea atau napas tidak memadai itamin 5 " mg intramuskular harus diberikan untuk men&egah gangguan
f.
perdarahan akanan se&ara enteral dihindari jika neonatus sangatsakit atau memiliki perut
d.
g.
kembung. enjaga &airan harus dilakukan dengan infus .
2.
ketat dankonstan kondisi bayi dan pera8atan ahli 9erapi pengobatan rinsip
pengobatan
pada
sepsis
neonatorum
adalah
mempertahankan
metabolisme tubuh dan memperbaiki keadaan umum dengan pemberian &airan intra!ena termasuk kebutuhan nutrisi dan monitor pemberian antibiotik hendaknya memenuhi kriteria efektif berdasarkan pemantauan mikrobiologi, murah dan mudah diperoleh, dan dapat diberi se&ara parental. ilihan obat yang diberikan adalah ampisilin, gentasimin atau kloramfenikol, eritromisin atau sefalosporin atau obat lain sesuai hasil tes resistensi. (Sangayu, 20"2) J. Prognosis
ada umumnya ngka kematian pada sepsis neonatal berkisar antara "0: - 0 : dan pada meningitis "#: - #0:. +ngka tersebut berbeda-beda tergantung dari 8aktu timbulnya penyakit penyebabnya, &ara dan 8aktu a8itan penyakit, derajat prematuritas bayi, adanya dan keparahan penyakit lain yang menyertai dan keadaan ruang bayi atau unit pera8atan. K. #ok's Pengka(ian
". 4i8ayat maternal a. enderita penyakit seperti diabetes mellitus b. 5ondisi seperti perdarahan pla&enta &. 9ipe dan lamanya persalinan d. Stress fetal atau intrapartus 2. Status infant saat lahir a. rematur, umur kehamilan b. +pgar s&ore, apakah terjadi aspiksia &. Bayi prematur yang lahir melalui operasi &aesar /. 7ardio!askular a. Bradikardi (diba8ah "00 ' per menit) dengan hipoksemia berat b. urmur sistolik &. Denyut jantung dalam batas normal . ntegumen a. allor yang disebabkan oleh !asokontriksi peripheral b. itting edema pada tangan dan kaki &. ottling 8arna kulit tubuh terlihat berber&ak #. Aeurologis 9
a. mmobilitas, kelemahan, fla&iditas b. enurunan suhu tubuh $. ulmonary a. 9akipnea (pernafasan lebih dari $0 ' per menit, mungkin %0 C "00 ' ) b. Aafas grunting &. Aasal flaring d. 4etraksi inter&ostal, suprasternal, atau substernal e. 7yanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan persentase desaturasi hemoglobin f. enurunan suara nafas, &rakles, episode apnea 6. Status Beha!ioral
NANDA 4esiko infeksi
a.
berhubungan dengan 9idak adekuat
Status b.
pertahanan tubuh primer Definisi /
NOC mmune
5no8ledge
Infe-tion
4isk &ontrol
o
o o
eningkatan resiko
0Kontrol
infeksi1
nfe&tion &ontrol &.
NIC Control
o
Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain ertahankan teknik isolasi Batasi pengunjung bila perlu nstruksikan pada
masuknya organisme
pengunjung untuk men&u&i
patogen
tangan saat berkunjung dan setelah
berkunjung
o
meninggalkan pasien >unakan sabun antimikrobia
o
untuk &u&i tangan 7u&i tangan setiap sebelum dan
sesudah
tindakan
o
kpera8tan >unakan baju, sarung tangan
o
sebagai alat pelindung ertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
o
alat >anti letak perifer dan line sesuai
&entral
dan
dengan
dressing petunjuk 10
o
umum >unakan kateter intermiten untuk
o o
menurunkan
infeksi
kandung ken&ing 9ingktkan intake nutrisi Berikan terapi antibiotik bila perlu
Infe-tion Prote-tion 0"roteksi terha)a" infeksi1 o
onitor tanda dan gejala
o
infeksi sistemik dan lokal onitor hitung granulosit,
o
1B7 onitor kerentanan terhadap
o
infeksi Batasi pengunjung Saring pengunjung terhadap
o
penyakit menular artahankan teknik aspesis
o
pada pasien yang beresiko ertahankan teknik isolasi
o
o
o
k;p Berikan
pera8atan
kuliat
pada area epidema nspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,
o
panas, drainase speksi kondisi luka ; insisi
o
bedah Dorong
masukkan
nutrisi
o
yang &ukup Dorong masukan &airan Dorong istirahat +jarkan pasien dan keluarga
o
tanda dan gejala infeksi +jarkan &ara menghindari
o o
o o
infeksi
11
2
ola nafas tidak efektif b;d imaturitas organ pernafasan, defisiensi surfaktan, atelektasis
a. Status pernapasan Mana(e%en Jalan Na"as 5epatenan jalan napas b. Status pernapasan entilasi &. Status tanda-
Definisi /
o
tanda !ital sign
teknik &hin lift atau ja8 o
thrust bila perlu osisikan pasien
o
memaksimalkan !entilasi dentifikasi pasien perlunya
ertukaran udara
untuk
pemasangan alat jalan nafas
inspirasi dan;atau ekspirasi tidak adekuat
Buka jalan nafas, guanakan
o
buatan asang mayo bila perlu
o
perlu 5eluarkan
o
batuk atau su&tion +uskultasi suara nafas, &atat
o
o o
o
o
sekret
dengan
adanya suara tambahan
pelembab
udara
5assa basah Aa7l
o
keseimbangan. onitor respirasi dan status 32
Tera"i Oksigen o
Bersihkan mulut, hidung dan
o
se&ret trakea ertahankan jalan nafas yang
o
paten +tur peralatan oksigenasi onitor aliran oksigen ertahankan posisi pasien 3nser!asi adanya tanda tanda
o
hipo!entilasi onitor adanya ke&emasan
o o o
12
pasien terhadap oksigenasi Pe%anta'an
Tan)a2tan)a
3ital
onitor 9D, nadi, suhu, dan 44 o 7atat adanya fluktuasi tekanan o
darah o onitor
S
saat
pasien
berbaring, duduk, atau berdiri 9D pada kedua o +uskultasi lengan dan bandingkan o onitor 9D, nadi, 44, sebelum, selama, dan setelah akti!itas o onitor kualitas dari nadi o onitor frekuensi dan irama pernapasan o onitor suara paru o onitor pola abnormal o onitor suhu,
pernapasan 8arna,
dan
kelembaban kulit o onitor sianosis perifer adanya &ushing triad o onitor (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, sistolik) o dentifikasi
peningkatan penyebab
dari
perubahan !ital sign
2
5etidakseimbangan
a. Status gi=i
nutrisi kurang dari
b. Status gi=i
kebutuhan tubuh b;d
+supan makanan
ketidakmampuan
dan &airan
ingest;digest;absorb
Mana(e%en N'trisi o o
untuk kalori
&. Status gi=i
dan
nutrisi
jumlah yang
o
o
meningkatkan intake *e +njurkan pasien untuk
d. 5ontrol berat badan
menentukan
dibutuhkan pasien. +njurkan pasien
+supan gi=i Definisi / ntake nutrisi tidak
5aji adanya alergi makanan 5olaborasi dengan ahli gi=i
untuk
13
&ukup untuk keperluan
meningkatkan
metabolisme tubuh.
!itamin 7 Berikan substansi gula Eakinkan diet yang dimakan
o o
protein
mengandung o
tinggi
dan
serat
untuk men&egah konstipasi Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli
o
gi=i) +jarkan pasien
bagaimana
membuat &atatan makanan o
harian. onitor jumlah nutrisi dan
o
kandungan kalori Berikan informasi
tentang
o
kebutuhan nutrisi 5aji kemampuan
pasien
untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan N'trition Monitoring o
BB
o
normal onitor adanya penurunan
o
pasien
dalam
berat badan onitor tipe akti!itas
dan
batas
jumlah
yang
biasa
o
dilakukan onitor interaksi anak atau
o
orangtua selama makan onitor lingkungan selama
o
makan ad8alkan pengobatan
dan
tindakan tidak selama jam o
o o
makan onitor kulit
kering
dan
perubahan pigmentasi onitor turgor kulit onitor kekeringan, rambut
14
o o
kusam, dan mudah patah onitor mual dan muntah onitor kadar albumin, total
o
protein, b, dan kadar t onitor makanan kesukaan onitor pertumbuhan dan
o
perkembangan onitor pu&at, kemerahan,
o
dan
kekeringan
jaringan
o
konjungti!a onitor kalori dan intake
o
nuntrisi 7atat
adanya
edema,
hiperemik, hipertonik papila o
lidah dan &a!itas oral. 7atat jika lidah ber8arna magenta, s&arlet
Daftar P'staka
Bet=, 7e&ily lyn, dan linda +. so8den 200. epera!atan pediatric, edisi #. akarta F>7 Bule&hek. >.., et all, 20"$, Nursing "nterventions Classification #N"C$ si'Fdition, Fdisibahasa ndonesia, 31+ nter!ention roje&t, osby. Behrman (2000). Aelson ilmu kesehatan anak. akarta F>7. Bobak (200#). Buku ajar kepera8atn maternitas. akarta F>7. Doenges, arilynn, dkk. 20"0. %encana &suhan epera!atan, edisi % .akarta F>7 F!elyn 7. ears. 20"". +natomi dan fisiologi untuk paramedis C akarta >ramedia ustaka Gtama ndrasanto, Friyanti., dkk. 200%. Paket Pelatihan Pelayanan 'bsetri Dan Neonatal Emergensi omprehensif (3AF5).
15
ohnson, .,et all(20"$, Nursing 'utcomes Classification #N'C$ engukuran 3ut&omes kesehatan, Fdisikelima, Fdisibahasa ndonesia, 31+ nter!ention roje&t, osby. 5osim. .S., 20"0. Deteksi Dini Dan )ana*emen +angguan Napas Pada Neonatus Sebagai &plikasi P 3 A F 5 (elayanan 3bstetri Aeonatal Fmergen&y 5omprehensif). Bagian lmu 5esehatan +nak 4SG Dr. 5ariadi; *5 GAD Semarang arkum, +., "". ,uku &*ar "lmu esehatan &nak( -ilid "( ,agian "lmu esehatan &nak *5G, akarta, aryunani, +nik. 200. +suhan 5ega8atdaruratan dan enyulit ada Aeonatus. akarta enerbit Buku 5esehatan Aur .+ ., dkk. 20"0. Pemberian Surfaktan Pada ,ayi Prematur Dengan %espiratory Distress Syndrome. 7 Surasmi,+srining,dkk.200/. Pera!atan ,ayi %esiko /inggi.akarta F>7 Suriadi dan Euliani, 4. 200". &suhan epera!atan Pada &nak , edisi " akarta 7 Sagung Seto 1inarno, dkk, Penatalaksanaan ega!atan Neonatus( dalam Simposium +a!at Darurat Neonatus( 0nit er*a oordinasi Pediatri Darurat "D&" , Badan enerbit GAD, Semarang, "", hal. "#"-"#/.
16