MAKALAH
SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN
DISUSUN OLEH :
Antin Sukma Satriani (1214210032)
Dewi Sinta (1214210072)
Dinda Amaliza Fathia (1214210080)
Eggy Oktiasa (1214210091)
Laila Nur Rahimah (1214210171)
Ratna Widya Puspitasari (1214210260)
Rivalinda Surya Pratama (1214210279)
Salma Dilisnawati (1214210294)
Siti Fatimah (1214210310)
PENDAHULUAN
SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN
Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem yang mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang sebagai satu sistem tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan keuangan. Sistem Buku Besar dan Pelaporan mencakup proses-proses di tempat untuk memperbarui akun buku besar dan menyiapkan laporan yang merangkum hasil kegiatan organisasi. Kegiatan dasar dalam Sistem Buku Besar dan Pelaporan adalah:
Memperbarui buku besar
Posting jurnal penyesuaian
Menyiapkan laporan keuangan
Menghasilkan laporan manajerial
Salah satu fungsi utama dari Sistem Buku Besar dan Pelaporan adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data dari:
Masing-masing subsistem siklus akuntansi, yang menyediakan entri ringkasan yang berkaitan dengan kegiatan rutin dalam siklus tersebut.
Bendahara, yang memberikan masukan sehubungan dengan kegiatan non-rutin seperti transaksi dengan kreditor dan investor.
Departemen anggaran, yang memberikan nomor anggaran.
Controller, yang menyediakan jurnal penyesuaian
Informasi harus diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal.
Sistem ini harus dirancang untuk menghasilkan laporan periodik teratur dan untuk mendukung pertanyaan real-time
Pada pembahasan mengenai operasi pemrosesan informasi yang dilibatkan dalam memperbarui buku besar dan menyisipkan laporan yang merangkum hasil dari aktivitas sebuah organisasi. Dalam sistem buku besar dan pelaporan merupakan peran yang penting dalam sistem informasi akuntansi sebuah perusahaan. Fungsi utama adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data dari sumber-sumber sebagai berikut:
Setiap subsistem siklus akuntansi yang dijelaskan memberikan informasi mengenai transaksi reguler. (hanya data utama yang mengalir dari setiap subsistem yang diperhatikan)
Bendahara memberi informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi, seperti pengeluaran atau pemberhentian penggunaan instrumen utang dan ekuitas pembelian atau penjualan surat berharga investasi
Bagian anggaran memberi jumlah anggaran
Kontroler memberi ayat jurnal penyesuaian.
Diagram konteks sistem buku besar dan pelaporan
Diagram arus data level 0 siklus buku besar dan pelaporan
Proses
Perbarui buku besar
aktivitas memperbarui terdiri dari memasukkan ayat jurnal yang berasal dari dua sumber yaitu subsistem akuntansi dan bendahara. Ayat jurnal untuk memperbarui buku besar dapat didokumentasikan dalam sebuah formulir yang disebut sebagai voucher jurnal.
Memasukkan ayat jurnal penyesuaian
ayat jurnal penyesuaian terbagi ke dalam lima kategori dasar, yaitu akrual, pembayaran di muka, perkiraan, penilaian ulang dan perbaikan.
Buat laporan keuangan
dalam pembuatan laporan keuangan, laporan laba rugi dibuat pertama, dengan menggunakan data dari saldo akun pendapatan dan biaya di neraca aldo disesuaikan. Aktivitas ini membutuhkan ayat jurnal penutupan yang akan menolkan semua akun pendapatan dan pengeluaran serta memindahkan laba bersih atau kerugian ke laba ditahan
Membuat laporan manajerial
aktivitas keuangan dalam system buku besar dan pelaporan menghasilkan berbagai laporan manajerial. laporan anggaran dan kinerja harus dikembangkan atas dasar akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan hasil keuangan atas dasar tanggung jawab manajerial dalam organisasi
Ancaman dan Pengendalian
Dari diagram tersebut terdapat ancaman umum pertama adalah data buku besar yang tidak tepat atau tidak valid. Data buku besar yang tidak akurat dapat menghasilkan laporan yang menyesatkan yang menyebabkan para manajer membuat keputusan keliru. Sama halnya, kesalahan dalam laporan keuangan yang disediakan untuk para kreditur, investor, dan badan pemerintah dapat menyebabkan para pemegang kepentingan tersebut melakukan pengambilan keputusan yang salah. Lagi pula, kesalahan dalam pernyataan dan laporan keuangan yang disediakan kepada pemegang kepentingan eksternal juga dapat menimbulkan denda dan reaksi negative dari pasar modal.
Salah satu cara untuk menggulangi ancaman diatas data buku besar yang tidak tepat atau tidak valid adalah menggunakan berbagai pengendalian integritas pemrosesan yaitu :
Meminimalkan risiko kesalahan input data ketika bendahara dan kontrolir membuat entri jurnal langsung.
Mempersempit akses terhadap buku besar dan membuat konfigurasi sistem, sehingga hanya para pegawai yang diotorisasi saja yang dapat membuat perubahan terhadap data induk.
Menunjukkan bahwa nilai penting dari sebuah pengawasan pengendalian adalah untuk menghasilkan sebuah laporan mengenai seluruh perubahan terhadap buku besar secara teratur dan meninjaunya untuk memverifikasi bahwa database masih cukup akurat.
Ancama umum kedua dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah pengungkapan informasi keuangan mengenai yang tidak diotorisasi. Khususnya, perusahan tidak perlu terburu-buru menerbitkan laporan keuangan: penerbitan laporan keuangan secara premature cenderung menimbulkan sanksi dari berbagai agensi terkait dan timbulnya tuntutan hukum dari pemegang kepentingan. Prosedur pengendalian terbaik untuk mengurangi risiko pengungkapan laporan keuangan yang tidak diotorisasi bisa dilakukan dengan sebagai berikut:
Menerapkan autentifikasi multifactor dan pengendalian keamanan fisik guna mempersempit akses terhadap buku besar, diberikan hanya pegawai yang memerlukan akses tersebut untuk melakukan pekerjaannya.
Melakukan enkripsi database, memberikanproteksi tambahan karena menyediakan informasi yang tidak dapat dimengerti oleh mereka yang berhasil mendapatkan akses databse yang tidak diotorisasi.
Ancama umum ketiga dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah berkaitan dengan hilangnya atau penghancuran data induk. Cara terbaik untuk menggulangi risiko atas ancaman ini adalah menggunakan backup dan proses pemulihan bencana.
AKTIVITAS BUKU BESAR DAN PELAPORAN
Pada sistem buku besar dan pelaporan terdapat aktivitas-aktivitas dasar yang dijalankan. Terdapat Empat aktivitas dasar yang dilakukan dalam sistem buku besar dan pelaporan yang menunjukkan sistem online umum yang digunakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Dari empat aktivitas tersebut tiga diantara aktivitas pertamanya yakni menyajikan langkah-langkah dasar dalam siklus akuntansi, yang menghasilkan produksi rangkaian laporan keuangan tradisional. Aktivitas keempat menunjukkan bahwa, sebagai tambahan dari laporan keuangan untuk pemakai eksternal, SIA menghasilkan laporan untuk pihak manajemen internal juga.
Aktivitas Memperbarui Buku Besar
Proses
Aktivitas pertama dalam sistem buku besar dan pelaporam adalah memperbarui buku besar terdiri dari posting entri jurnal yang berasal dari data sumber, yaitu :
Subsistem akuntansi
Setiap subsistem akuntansi yang membuat ayat jurnal untuk memperbarui buku besar. Secara teori, buku besar dapat diperbarui setiap saat terjadinya transaksi. Biasanya subsistem akuntansi memeperbarui buku besar dengan cara meringkas entri jurnal yang menunjukan hasil dari seluruh transaksi yang terjadi selama periode waktu tertentu (hari, minggu, atau bulan).
Bendahara
Kantor bendahara menyediakan informasi bagi entri jurnal untuk memperbarui buku besar terkait transaksi tidak rutin seperti penerbitan dan penarikan utang, pembelian dan penjualan sekuritas investasi, atau akuisisi saham treasury.
Entri jurnal per transaksi yang digunakan untuk memperbarui buku besar disimpan dalam file voucher jurnal. File voucher junal ini berisi informasi yang akan ditemukan dalam jurnal umum dalam sebuah sistem akuntansi manual, yaitu tanggal entri jurnal, akun0akun yang didebit dan dikreditkan, dan jumlahnya. Namun demikian, yang perlu diperhatikan adalah file voucher jurnal tersebut merupakan hasil tambahan dari proses posting, bukan input ke proses posting. File voucher jurnal merupakan bagian penting dari jejak audit, yang memberikan bukti bahwa seluruh transaksi yang diotorisasi telah dicatat dengan akurat dan lengkap.
Ancaman dan Pengendalian
Ancaman
Pengendalian
Pembaruan yang tidak akurat atas buku besar
Pengendalian integrotas pemrosesan data
Rekonsiliasi dan laporan pengendalian
Pembuatan dan tinjauan jejak audit
Entri jurnal yang tidak diotorisasi
Pengendalian akses
Rekonsiliasi dan laporan pengendalian
Tinjauan dan pembuatan jejak audit
Posting Jurnal Penyesuaian
Proses
Aktivitas kedua dalam sistem buku besar adalah posting berbagai jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian asli berasal dari kantor kontrolir, setelah neraca saldo awal disiapkan. Jurnal penyesuaian dibagi lima kategori dasar sebagai berikut.
Akrual adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan transaksi-transaksi yang telah terjadi, tetapi kasnya belum diterima atau dikeluarkan. Contohnya meliputi pencatatan pendapatan bunga yang masuk harus diterima dan upah yang belum dibayar.
Penangguhan adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan penerimaan kas sebelum pekerjaan terkait transaksi yang dilaksanakan. Contohnya meliputi pengakuan pendapatan diterima dimuka sebagai kewajiban dan mencatat pembayaran tertentu (misalnya sewa, bunga, dan asuransi) sebagai aset yang dibayar di muka.
Estimasi adalah entri yang menunjukkan sebagian biaya yang diharapkan terjadi selama sejumlah periode akuntansi. Contohnya meliputi depresiasi dan beban utang tak tertagih.
Revaluasi adalah entri yang dibuat untuk menggambarkan selisih antara nilai aktual dan nilai tercatat dari suatu aset atau perubahan dalam prinsip akuntansi. Contohnya meliputi perubahan dalam metode yang digunakan untuk menilai persediaan, mengurangi nilai persediaan yang menggambarkan tingkat keusangan, atau catatan penyesuaian persediaan yang menunjukkan hasil tercatat pada saat dilakukan perhitungan fisik persediaan.
Koreksi adalah entri yang dibuat untuk membalik pengaruh dari kesalahan yang ditemukan dalam buku besar.
Informasi mengenai jurnal penyesuaian ini juga disimpan dalam file voucher jurnal. Setelah seluruh jurnal penyesuaian di posting, kemudian dibuat neraca saldo penyesuaian. Neraca saldo penyesuaian digunakan sebagai input terhadap langkah selanjutnya dalam siklus buku besar dan pelaporan keuangan, persiapan penyusunan laporan keuangan.
Ancaman dan Pengendalian
Kesalahan dalam Memperbarui General Ledger dan General report.
Kesalahan yang terjadi dalam pemutakhiran buku besar dapat mengakibatkan buruknya proses pengambilan keputusan yang menggunakan informasi salah dalam pelaporan keuangan. Prosedur pengendalian yang berhubungan dengan pengolahan data dibagi menjadi 3 kategori, yaitu (1) pengawasan edit input dan pemrosesan, (2) laporan pengawasan dan rekonsiliasi, dan (3) pemeliharaan jejak audit yang memadai.
Pengawasan Edit terhadap Input, dan Pemrosesan. Dua jenis jurnal yang digunakan untuk memutakhirkan buku besar adalah: (1) ihtisar jurnal dari siklus SIA lainnya, dan (2) jurnal yang dibuat oleh bagian keuangan atau kepala bagian akuntansi. Jurnal yang pertama merupakan output dari serangkaian tahap pemrosesan, yang masing-masing merupakan subyek bagi berbagai prosedur pengawasan aplikasi yang dirancang untuk menjamin akurasi dan kelengkapan data. Konsekuensinya, pengawasan utama edit input bagi ihtisar jurnal ini mencakup pengecekan tanggal untuk menjamin bahwa transaksi tersebut merupakan transaksi yang terkini dan belum di-posting. Jurnal yang dibuat oleh kepala bagian akuntansi dan kepala bagian keuangan adalah jurnal asli yang baru saja dibuat. Konsekuensinya, diperlukan jenis-jenis pengawasan input edit dan pemrosesan berikut untuk menjamin bahwa transaksi tersebut akurat dan lengkap:
Cek validasi (validity check) untuk menjamin bahwa rekening buku besar tersedia untuk setiap nomor rekening yang deverensi oleh semua jurnal.
Cek bentuk data (field check) untuk menjamin bahwa data pada field dalam sebuah jurnal berisi data numeric.
Zero-balance check untuk menjamin bahwa total debit sama dengan total kredit dalam sebuah jurnal.
Uji kelengkapan (completeness test) untuk menjamin bahwa semua data yang relevan telah dicatat. Adalah penting bahwa semua jurnal dapat diidentifikasi sehingga informasi ini memiliki daya telusur audit.
Uji pengulangan data (redundand data check) untuk mencocokkan nomor rekening dengan nama rekening, guna menjamin kebenaran rekening buku besar yang menerima posting. Untuk sistem entry data on-line, prosedur ini disebut closed-loop verivication.
Penetapan file standar jurnal penyesuaian untuk penyesuaian yang sering terjadi pada akhir periode, seperti biaya depresiasi. Akurat input diperbaiki tanpa memulang pemasukan data. Kemungkinan lupa membuat jurnal penyesuaian jenis ini juga dapat dikurangi, sehingga menjamin kelengkapan input.
Cek tanda aritmatika (sigh check) saldo rekening buku besar sesaat setelah dilakukan pemutakhiran, untuk memastikan bahwa saldonya tepat.
Perhitungan total run-to-run, untuk memastikan akurasi pemrosesan kelompok voucher jurnal. Komputer menghitung saldo baru rekening buku besar, atas dasar saldo awal, total debit dan total kredit yang dimasukkan ke dalam rekening yang bersangkutan, dan kemudian membandingkannya dengan saldo rekening buku besar. Jika terjadi antara perbedaan keduanya, harus segera dilakukan investigasi.
Penggunaan laporan control dan rekonsiliasi dapat mendeteksi apakah ada kesalahan yang dibuat selama proses pemutakhiran buku besar. Salah satu bentuk rekonsiliasi yang digunakan dalam system manual adalah pembuatan neraca saldo, yang menunjukkan apakah total debit dan total kredit seimbang, hal ini menunjukkan adanya kesalahan atau ketidaktelitian proses pencatatan. Dalam system berbasis computer, penggunaan rekening kliring dan rekening suspense (rekening penyeimbang) menjamin bahwa rekening buku besar selalu seimbang. Pada akhir periode semua rekening khusus tersebut harus bersaldo nol, berarti terjadi kesalahan selama proses pemutakhiran buku besar.
Laporan kontrol dapat membantu mengidentifikasi sumber kesalahan yang terjadi dalam proses pemutakhiran buku besar. Daftar voucher jurnal urut nomor rekening memudahkan mengidentifikasi penyebab kesalahan yang berpengaruh terhadap sebuah rekening buku besar. Daftar voucher jurnal ini juga dapat menunjukan ketiadaan beberapa posting. Akhirnya, daftar jurnal umum menunjukkan rincian (nomor rekening, kode referensi sumber, nama rekening, angka yang didebit atau kredit) untuk setiap jurnal yang di-posting ke buku besar. Laporan ini menunjukkan apakah otal debit dan total kredit yang di-posting-kan ke buku besar sama angkanya. Jejak audit ini memberikan informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas sebagai berikut:
Menelusur transaksi dari dokumen sumber asli kerekening buku besar, dan ke laporan atau dokumen lain yang menggunakan data pada dokumen sumber.
Menelusur dokumen-dokumen yang muncul kembali dalam sebuah laporan atau dokumen lain melalui buku besar ke dokumen sumber aslinya.
Menelusur seluruh perubahan dalam rekening buku besar dari saldo awal ke saldo akhir.
Rugi, Perubahan, atau Pengungkapan tidak sah Data Keuangan .
Akses ke buku besar oleh karyawan yang tidak berhak dapat berakibat data yang bersifat rahasia bocor ketangan pesaing/merusak validitas dalam buku besar. Akses semacam ini juga dapat menciptakan peluang untuk melakukan pencurian aktifa,oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki sistem pengawasan yang memadai untuk mencegah akses kbuku besar secaratidak sah.
Identitas dan pemakai harus digunakan untuk mengawasi akses ke buku besardan untuk memaksa adanya pemisahan tugas dengan pembatasan fungsi yang akan dilaksanakan oleh setiap karyawan yang legitimate. Sebagai contoh, karyawan yang bertugas menjaga aktiva atau memiliki wewenang untuk mengontrolisasi pengeluaran barang tidak diperbolehkan memuktahirkan buku besar. Contoh lain manajemen harus diberi wewenang "hanya" dapat membaca catatan buku besar. Matrix pengendalian akses harus membatasi fungsi-fungsi yang dapat dilaksanakan pada berbagai terminal di kantor kepala bagian akuntansi
Pengendalian tergadap pembuatan catatan foucherv= jurnal juga penting karena mereka mengotorisasi perubahn kesaldo rekening buku besar. Dengan demikian sistem harus mengecek eksistensi kode otorisasi yang falid pada setiap jurnal. Jika hal ini tidak dilakukan, itegritas buku besartidak terganggu. Kode otorisasi juga ikut membentuk jejak audit. Insfeksi terhadap jejak audit memungkinkan deteksi terhadap akses ke buku besar secara tidak sah.
Poor Performance (Kinerja Miskin)
Buku besar adalah sebuah komponen kunci dalam sebuah sistem informasi akuntansi sebuah perusahaan oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan prosedur pembuatan cadangan data (back up) dan prosedur pemulihan untuk memulihkannya pengawasan back up mencakup :
Penggunaan lebel internal dan eksternal untuk melindungi data terhadap kerusakan yang tidak sengaja terhadap buku besar.
Pembuatan cadangan secara reguler (teratur terhadap buku besar). Minimum 2 copy cadangan data buku besar harus dibuat. 1copyharus diletakan di lokasi pengolahan data,sehingga setiap dibutuhkan segera tersedia. 1 copy lagi harus diletakan diloksi diluar perusahaan (misalnya di simpan di bank dalam safe deposite box) untuk mengantisipasi terjadinya bencana seperti terjadinya banjir,kebakaran,dll.
Selain itu rencana pemulihan bencana ( disaster recovery planning ) juga penting. Dengan meningkatan ketergantungan perusahaan terhadap EDI,EFT,dan internet untuk melaksanakan aktivitas bisnis harian,tidak ada satu pun perusahaan dapat survive untuk jangka waktu lama,jika komputernya tidak dapat berfungsi dengan baik.dengan dimilikinya rencana pemulihan rencana ini,maka sebuah perusahaan yang mengalami bencana dapatsegera melaksanakan aktifitasnya beberapa hari setelah bencana.
Menyiapkan Laporan Keuangan
Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan sistem pelaporan adalah menyiapkan laporan keuangan. Laporan pertama yang disusun adalah laporan laba rugi dimana data dari saldo akun pendapatan dan biaya di neraca saldo disesuaikan. Kedua, Neraca yang didalamnya membutuhkan ayat jurnal penutupan yang akan menolkan semua akun pendapatan dan pengeluara,, serta memindahkan laba bersih atau kerugian ke laba ditahan. Ketiga, laporan arus kas yang menggunakan data dari laporan laba rugi dan neraca untuk memberikan rincian mengenai aktivitas investasi dan keuangan organisasi.
Proses
Sebagian besar perusahaan melakukan "tutup buku" untuk membuat laporan keuangan, baik secara bulanan maupun tahunan. Entri jurnal penutup membuat nol seluruh akun pendapatan dan biaya dalam neraca saldo disesuaikan dan memindahkan pendapatan (atau rugi) bersih pada laba ditahan. Laporan perubahan posisi keuangan menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada satu waktu tertentu. Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai cara perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan sehingga berpengaruh terhadap saldo kasnya.
Transisi dari GAAP Ke IFRS
FRS berbeda dari GAAP dalam beberapa cara yang mempengaruhi desain sistem buku besar dan pelaporan sebuah perusahaan. Satu perbedaaan besar terkait akuntansi untuk aktiva tetap. Dalam GAAP, sebagian besar aktiva tetap utama dicatat dan di depresiasikan dalam basis gabungan. Perbedaan yang lain yaitu IFRS tidak mengizinkan penggunaan metode last-in first-out (LIFO) untuk perhitungan persediaan. Akibatnya, perusahaan yang menggunakan LIFO harus memodifikasi sistem akuntansi biayanya dan perhitungan yang digunakan untuk menilai persediaan.
XBRL : MEREVOLUSI PROSES PELAPORAN XBRL .
XBRL adalah singkatan dari eXtensible Business Reporting Language, yaitu suatu bahasa pemrograman yang didesain secara khusus untuk memfasilitasi komunikasi informasi bisinis.
TaxonomySchemaLinkbassesTaxonomySchemaLinkbassesPROSES XBRL dan TERMINOLOGI
Taxonomy
Schema
Linkbasses
Taxonomy
Schema
Linkbasses
DataData
Data
Data
Istance DocumentIstance Document
Istance Document
Istance Document
Display XBRL ReportDisplay XBRL Report
Display XBRL Report
Display XBRL Report
Style SheetStyle Sheet
Style Sheet
Style Sheet
Gambar ini menyediakan sebuah tayangan tingkat tinggi mengenai langkah-langkah dasar dalam menyiapkan dan menyajikan laporan XBRL. File XBRL tersebut yang mengandung data yang ditandai dan diantarkan ke para pengguna disebut sebagai dokumen contoh (instance document). Dokumen contoh berisi fakta-fakta mengenai akun-akun dalam laporan keuangan tertentu, termasuk nilai dan informasi kontekstual seperti unit pengukuran (dollar, euro, yuan dsb). Setiap komponen data tertentu dalam sebuah dokumen XBRL disebut sebagai elemen (element).
Sebuah taksonomi (taxonomy) adalah serangkaian file yang menjelaskan berbagai elemen dan hubungan diantaranya. Satu bagian taksonomi disebut skema (schem)), yang merupakan sebuah file yang berisi definisi setiap elemen yang terdapat dalam sebuah dokumen contoh. Berikut ini adalah beberapa atribut dasar yang digunakan untuk menjelaskan setiap elemen.
Perangkat lunak menggunakan indentifikasi nama yang unik
Sebuah deskripsi yang dapat digunakan untuk menginterprestasikan elemen dengan benar
Jenis data elemen (unit moneter, teks, tanggal, dsb)
Jenis saldo normal elemen (debit atau kredit)
Jenis periode elemen (satu waktu tertentu, disebut instan, atau satu periode waktu tertentu, disebut durasi)
Taksonomi tersebut juga menyertakan serangkaian file yang disebut linkbases, yang menjelaskan hubungan antar-elemen dalam sebuah dokumen contoh tertentu. Linkbases penting menyertakan hal-hal sebagai berikut.
Linkbases Reference mengidentifikasi keputusan otoritatif yang relevan (misalnya US, GAAP, IFRS) bagi elemen itu.
Linkbases Calculation dikhususkan untuk menjelaskan cara mengombinasikan elemen-elemen tersebut
Linkbases Definition menunjukkan hubungan hierarkis antar-elemen
Linkbases Presentation menjelaskan cara mengelompokkan elemen (misalnya aset, kewajiban dan ekuitas)
Linkbases Label mengasosiasikan label-label yang termasuk kelompok human-readable dengan elemen.
PERAN AKUNTAN
Para akuntan dapat dan harusnya memainkan peran besar dalam semua tahap pembuatan laporan XBL, dimulai dari pemilihan taksonomi yang sesuai. Para akuntan menggunakan pengetahuan mereka atas praktik bisnis organisasi tersebut ditambah prinsip-prinsip akuntansi umum untuk memilih taksonomi standar yang paling menyesuaikan organisasi tersebut. Mereka kemudian memetakan tiap hal data dalam system akuntansi organisasi terhadap elemen-elemen yang berkaitan dalam taksonomi.
No.
Ancaman
Pengendalian
1
Pembuatan Laporan keuangan yang tidak akurat
1.1 Pengendalian integritas pengolahan data untuk entri jurnal yang dibahas sebelumnya
1.2 Dikombinasikan dengan penggunaan serangkaian perangkat lunak
1.3 Latihan
1.4 Audit eksternal independen
2.
Pelaporan keuangan yang curang
2.1 Review (audit)
Ancaman dan Pengendalian
MENGHASILKAN LAPORAN MANAJERIAL
Aktivitas keuangan dalam sistem buku besar dan pelaporan menghasilkan berbagai laporan manajerial. Contoh laporan pengendalian buku besar termasuk (1) daftar voucher jurnal berdasarkan urutan nomor, nomor akun, atau tanggal, dan (2) daftar saldo akun buku besar. Laporan-laporan ini digunakan untuk memverifikasi akurasi proses memasukkannya ke buku besar.
Beberapa anggaran dibuat untuk perencanaan dan pengevaluasian kinerja. Anggaran operasional memperlihatkan pendataan dan pengeluaran yang direncanakan untuk setiap unit organisasi. Anggaran pengeluaran modal memperlihatkan perkiraan aliran masuk dan keluar kas untuk setiap proyek. Anggaran arus kas membandingkan perkiraan aliran kas masuk dari kegiatan operasi dengan perkiraan pengeluaran, dan digunakan untuk menetapkan kebutuhan peminjaman.
Laporan anggaran dan kinerja harus dikembangkan atas dasar akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan hasil keuangan atas dasar tanggung jawab manajerial di dalam organisasi. Hasilnya adalah serangkaian laporan berkaitan, yang merinci kinerja keseluruhan organisasi berdasarkan subunit tertentu. Ingatlah bahwa setiap laporan mencerminkan biaya aktual dan penyimpangan dari anggaran untuk bulan sekarang, dan awal tahun hingga hari ini, tetapi hanya untuk bagian-bagian yang berada dalam kendali awal tahun hingga hari ini, tetapi hanya untuk bagian-bagian yang berada dalam kendali manajer subunit tersebut. Ingatlah juga bahwa sifat hierarki dari laporan adalah: Total biaya setiap subunit ditampilkan sebagai satu bagian dalam laporan berikutnya yang lebih tinggi tingkatnya.
Sistem ERP menggunakan database tersentralisasi, untuk berbagi data antarfungsi. Sistem semacam ini biasanya menguasakan banyak orang yang berbeda untuk memasukkan data yang berkaitan dengan aktivitas bisnis tertentu, tetapi hal ini mempersulit untuk memberikan tanggung jawab memelihara integritas data. Selanjutnya, sistern ERP sering kali menghasilkan efisiensi proses dengan memungkinkan seseorang untuk melakukan berbagai langkah dalam proses bisnis, hingga mengurangi pemisahan tugas. Terakhir, sifat sistem ERP yang terintegrasi dan lintas fungsi dapat meningkatkan eksposur yang berasal dari kerusakan sistem.
Akan tetapi, berbagai ancaman ini dapat dikurangi melalui desain dan implementasi yang benar. Prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan pemisahan tugas yang dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya, dapat dan harus diterapkan ke dalam sistem ERP. Contohnya, pegawai yang memasukkan pengeluaran kas tidak boleh merekonsiliasi rekening bank. Sebagai tambahan, para pegawai yang memiliki akses ke pemeliharaan file utama tidak boleh juga melakukan proses bisnis terkait.
Sistem ERP ini membantu membantu para manajer merencanakan dan mengevaluasi kinerja. Sebuah anggaran aktivitas operasional menggambakan pendapatan dan pengeluaran yang direncanakan oleh tiap-tiap unit. Sebagai tambahan pada anggaran sistem ERP memungkinkan para manajer untuk membuat sejumlah laporan kinerja yang hampir tidak terbatas dan mudah .
Seperti yang telah dijelaskan pada fungsi utama SIA yakni memberikan para manajer informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan. Dalam hal ini terdapat dua topik untuk pengambilan keputusan yaitu (1) balanced scorecard dan (2) gudang data untuk mendukung intelijen bisnis.
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard adalah laporan yang memberikan perspektif multidimensi dari kinerja organisasi dengan berbagai ukuran yang mencerminkan empat perspektif organisasi: keuangan, pelanggan, operasi internal, dan inovasi serta pembelian. Untuk setiap dimensi, balanced scorecard menunjukkan tujuan organisasi dan ukuran spesifik yang mencerminkan kinerja berkaitan dengan tujuan-tujuan tersebut. Keempat dimensi balanced scorecard memberikan gambaran umumyang lebih komprehensif atas kinerja organisasi daripada yang disediakan oleh ukuran keuangan sendiri. Bahkan, balanced scorecard yang didesain dengan baik akan mengukur berbagai aspek penting dari strategi organisasi dan mencerminkan hubungan sebab akibat yang penting diantara keempat dimensi tersebut.
Para akuntan dan profesional sistem harus berpartisipasi dalam pengembangan balanced scorecard. Pihak manajemen puncak harus menspesifikasikan tujuan-tujuan yang akan dikejar dalam setiap dimensi. Mereka dapat membantu pihak manajemen memilih ukuran yang paling tepat untuk menelusuri pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Sebagai tambahan, mereka dapat memberi input berkaitan dengan kekayaan mengumpulkan data yang akan dibutuhkan untuk mengimplementasikan berbagai ukuran yang diajukan.
Menggunakan Gudang Data untuk Intelijen Bisnis
Gudang Data berisi rincian dan ringkasan data untuk beberapa tahun dan digunakan untuk analisis, daripada untuk pemrosesan transaksi. Gudang data sangatlah besar, bisa mencapai ratusan terabyte data. Gudang data biasanya merupakan sistem terpisah dari SIA yang digunakan untuk mendukung aktivitas bisnis harian organisasi. Organisasi sering kali membangun gudang data terpisah untuk fungsi keuangan, lainnya untuk fungsi sumber daya manusia, dan seterusnya, gudang yang lebih kecil ini disebut sebagai data mart. Gudang data dan data mart tidak dipergunakan untuk pemrosesan transaksi. Akibatnya, mereka biasanya tidak diperbarui secara real time, tetapi secara periodik diperbarui untuk mencerminkan hasil dari semua transaksi yang terjadi sejak pembaruan yang terakhir.
Gudang data seringkali didesain untuk sengaja berulang-ulang agar dapat memaksimalkan efisiensi pertanyaa. Jadi, daripada berdasarkan model data REA, gudang data biasanya didesain secara dimensional. Arsitektur dimensional yang paling umum disebut skema, disebut demikian karena datanya diatur mirip dengan bintang.
Proses mengakses data yang termasuk dalam gudang data dan menggunakannya untuk pengambilan keputusan strategis sering kali disebut sebagai intelijen bisnis. Terdapat dua teknik dalam intelijen bisnis yaitu (1) pemrosesan analitikal on-line dan (2) pengendalian data. Pemrosesan analitikal on-line (OLAP) menggunakan bahasa pertanyaan yang memungkinkan pemakai mengarahkan penyelidikan hubungan yang dihipotesiskan dalam data tersebut. Contohnya, seorang manajer mungkin mulai dengan pertanyaan yang merinci pembelian berdasarkan pemasok selama tiga tahun terakhir. Penggalian data menggunakan analisis statistik yang canggih, termasuk teknik intelijensi bukan seperti neural metworks, untuk "menemukan" hubungan yang belum dihipotesiskan dalam data. Contohnya, perusahaan kartu kredit menggunakan penggalian data untuk mengidentifikasi pola penggunaan indikasi penipuan.
Skema Bintang untuk Gudang Data
Tabel Fakta:ID LokasiNomor BarangNomor PembeliNomor PemasokPeriode WaktuNilai PembelianUnit PembelianTabel Fakta:ID LokasiNomor BarangNomor PembeliNomor PemasokPeriode WaktuNilai PembelianUnit PembelianTabel Dimensi:Periode WaktuTanggalBulanTahunTriwulanTahun FiskalHariTabel Dimensi:Periode WaktuTanggalBulanTahunTriwulanTahun FiskalHariTabel Dimensi:ID LokasiNama LokasiAnggaranKapasitas PenyimpananNegara BagianDaerahNegaraAlamatTabel Dimensi:ID LokasiNama LokasiAnggaranKapasitas PenyimpananNegara BagianDaerahNegaraAlamatTabel Dimensi:Nomor PembeliNama PembeliDepartemenDivisiKotaNegara BagianDaerahNegaraTabel Dimensi:Nomor PembeliNama PembeliDepartemenDivisiKotaNegara BagianDaerahNegaraTabel Dimensi:Nomor BarangNama BarangDeskripsi Kategori SubkategoriTabel Dimensi:Nomor BarangNama BarangDeskripsi Kategori SubkategoriTabel Dimensi:Nomor PemasokNama PemasokKategori IndustriSubkategoriNegara BagianDaerahNegaraAlamatTabel Dimensi:Nomor PemasokNama PemasokKategori IndustriSubkategoriNegara BagianDaerahNegaraAlamat
Tabel Fakta:
ID Lokasi
Nomor Barang
Nomor Pembeli
Nomor Pemasok
Periode Waktu
Nilai Pembelian
Unit Pembelian
Tabel Fakta:
ID Lokasi
Nomor Barang
Nomor Pembeli
Nomor Pemasok
Periode Waktu
Nilai Pembelian
Unit Pembelian
Tabel Dimensi:
Periode Waktu
Tanggal
Bulan
Tahun
Triwulan
Tahun Fiskal
Hari
Tabel Dimensi:
Periode Waktu
Tanggal
Bulan
Tahun
Triwulan
Tahun Fiskal
Hari
Tabel Dimensi:
ID Lokasi
Nama Lokasi
Anggaran
Kapasitas Penyimpanan
Negara Bagian
Daerah
Negara
Alamat
Tabel Dimensi:
ID Lokasi
Nama Lokasi
Anggaran
Kapasitas Penyimpanan
Negara Bagian
Daerah
Negara
Alamat
Tabel Dimensi:
Nomor Pembeli
Nama Pembeli
Departemen
Divisi
Kota
Negara Bagian
Daerah
Negara
Tabel Dimensi:
Nomor Pembeli
Nama Pembeli
Departemen
Divisi
Kota
Negara Bagian
Daerah
Negara
Tabel Dimensi:
Nomor Barang
Nama Barang
Deskripsi
Kategori
Subkategori
Tabel Dimensi:
Nomor Barang
Nama Barang
Deskripsi
Kategori
Subkategori
Tabel Dimensi:
Nomor Pemasok
Nama Pemasok
Kategori Industri
Subkategori
Negara Bagian
Daerah
Negara
Alamat
Tabel Dimensi:
Nomor Pemasok
Nama Pemasok
Kategori Industri
Subkategori
Negara Bagian
Daerah
Negara
Alamat
PRINSIP GAMBAR DESAIN
Akuntan dan IS professional dapat membantu manajemen menangani informasi yang berlebihan dengan menyiapkan grafik yang menyoroti dan meringkas fakta-fakta penting. Grafik yang dirancang dengan baik membuatnya mudah untuk mengidentifikasi dan memahami tren dan hubungan. Grafik buruk dirancang dapat mengganggu pengambilan keputusan. Ada beberapa prinsip yang membuat bar chart mudah dibaca:
Gunakan judul yang merangkum pesan dasar
Sertakan nilai data dengan setiap elemen bukannya label sumbu vertikal - memfasilitasi perhitungan mental dan analisis
Gunakan 2-dimensi, bukan 3-dimensi, bar - membuatnya lebih mudah untuk secara akurat menilai besarnya perubahan dan tren
Gunakan berbagai nuansa abu-abu atau warna bukan pola, titik, atau garis-garis. Mereka lebih mudah untuk membedakan.
Banyak laporan tahunan berisi grafik yang melanggar prinsip-prinsip ini, seperti diantaranya:
Beberapa dilakukan secara otomatis oleh perangkat lunak
Beberapa dilakukan dengan sengaja
Tidak ada pedoman otoritatif dalam GAAP atau audit standar yang melarang perilaku ini, meskipun hasilnya bisa menipu.