Sindrom Metabolik pada Orang Dewasa serta Penanganannya Muhamad Azhan Ramli NIM: !"!"#!$ %elompok: &' Mahasiswa (% )ni*ersitas %risten %rida +a,ana +a,ana (akultas %edokteran )ni*ersitas %risten %rida +a,ana &mail: azhanramli-yahoo.,om Pendahuluan
Sindroma metabolik merupakan sekelompok kelainan metabolik baik lipid maupun non/lipid yang merupakan 0aktor risiko yang meningkatkan untuk ter1adinya penyakit 1antung koroner2 yang terdiri atas obesitas sentral2 dislipidemia2aterogenik 3kadar trigliserida tinggi dan kadar kolesterol kolesterol high/densit high/density y lipoprotein lipoprotein rendah2 4D562 4D562 hipertensi dan kadar glukosa plasma yang abnormal. %eadaan tersebut di atas 1uga berhubungan erat dengan suatu kelainan sistemik yang dikenal sebagai sindrom resistensi insulin. Resist Resistens ensii insuli insulin n adalah adalah suatu suatu gangguan gangguan respons respons biolog biologis is terhad terhadap ap insuli insulin n dengan dengan akibat akibat kebutuhan kebutuhan insulin insulin tubuh meningkat meningkat sehingga sehingga ter1adi ter1adi hiperinsuli hiperinsulinemi nemi untuk mempertahanka mempertahankan n kadar glukosa plasma agar tetap dalam batas normal. Sedangkan sindrom metabolik 3sindrom 76 atau atau diken dikenal al 1uga 1uga denga dengan n sindr sindrom om resi resist sten ensi si insu insuli lin n merupa merupaka kan n kumpu kumpula lan n ge1a ge1ala la yang yang menun1ukkan risiko ke1adiaan kardio*askular lebih tinggi pada indi*idu tersebut. Resistensi insulin berkaitan erat dengan obesitas2 khususnya dengan penimbunan 1aringan lemak abdominal atau obesitas sentral. Di )S2 peningkatan ke1adian obesitas mengiringi peningkatan pre*alensi sindro sindrom m metabol metaboli, i, begitu begitu 1uga 1uga dengan dengan keadaan keadaan di Asia Asia termas termasuk uk Indone Indonesia sia22 dimana dimana studi studi menun1 menun1ukka ukkan n beberap beberapaa wilaya wilayah h di Indones Indonesia ia termas termasuk uk 8akart 8akartaa obesita obesitass sentr sentral al merupa merupakan kan komponen yang paling banyak ditemukan pada indi*idu dengan sindrom metabolik. )mumny )mumnya2 a2 penatal penatalaks aksana anaan an sindro sindrom m metabol metabolik ik masih masih merupak merupakan an penatal penatalaks aksana anaan an masing masing masing komponen dan tampilan klinis sindrom metabolik ini sangat dipengaruhi oleh 0aktor etnik dan herediter2 sehingga pola klinis di setiap populasi adalah berbeda /beda.
Pembahasan
". Anamnesis
1
%asus adalah tentang 9n A berusia ## thn datang ke poliklinik untuk konsultasi karena merasa terlalu gemuk dan sulit menurunkan berat badannya se1ak usia ; tahun. Peker1aan pasien adalah sebagai karyawan suatu kantor swasta. Sebelumnya pasien sangat 1arang memeriksakan dirinya ke 0asilitas kesehatan karena dirasakan dirinya tidak memiliki keluhan seputar kesehatannya. Ayahnya menderita hipertensi dan ibunya sudah ! tahun mengidap penyakit ken,ing manis. Pada pemeriksaan 0isik didapatkan keadaan umum baik2 kesadaran ,ompos mentis2 << ;; kg2 9< => ,m 3IM9 ? !.;62 lingkar perut #,m2 lingkar pinggang #,m 3waist/hip ratio .'62 tekanan darah #!@>! mm4g2 denyut nadi ;!@menit2 0rekuensi napas =@menit2suhu =.# dera1at. 4asil pemeriksaan laboratorium: BDP !mg@d52 BD " 1am pp =! mg@d52 kolesterol total =" mg@d52 9B !! mg@d5. %eluhan utama yang menyebabkan pasien datang ke dokter adalah se1ak ; tahun yang lalu ia merasa terlalu gemuk dan susah untuk menurunkan berat badan. Pasien berasa tidak enak dengan keadaan ini dan terus ke dokter. Selain itu2 pasien ada mengatakan bahwa dia agak sering lelah dan mudah haus tahun kebelakangan ini. Dengan adanya riwayat hipertensi dan ken,ing manis pada bapa dan ibunya dengan beberapa hasil pemeriksaan2 pasien ini lebih menun1ukkan kumpulan ge1ala yang dipanggil sindrom metabolik. "." Pemeriksaan Fisik Inspeksi Inspeksi merupakan pemeriksaan 0isik yang dilakukan dengan hanya melihat sama ada terdapat kelainan atau tidak pada badan pasien. 4al/hal yang dilihat adalah sama ada terdapat striae pada abdomen pasien yang biasanya ada pada orang kegemukan. Selain itu diperhatikan 1uga ,ara pasien ber1alan adalah dia mengalami kesukaran ber1alan atau dia ,epat lelah apabila sesudah melakukan sesuatu akti*itas. 5ihat 1uga 1ika pada pasien terdapat luka/luka pada kaki yang lambat sembuh yg biasanya pada orang/orang diabetes mellitus."
Palpasi Palpasi adalah teknik perabaan untuk mengetahui sama ada terdapat kawasan yang nyeri atau kawasan yang mempunyai massa. Palpasi pada kaki pasien yang diabetik dilakukan dengan 2
melakukan pemeriksaan suhu dengan memakai bagian dorsum tangan2 memeriksa pulsasi A.dorsalis pedis dan A.tibialis posterior dan melakukan pemeriksaan sensibilitas dengan mono0ilament." Perkusi Perkusi dilakukan dengan ,ara mengetuk tempat/tempat tertentu untuk mengetahui kelainan pada organ/organ dalaman pasien. %ita bisa memeriksan dan men,ari batas paru/hati2 pembesaran hati2 pemeriksaan nyeri ketuk di CA dan melakukan pemeriksaan ketuk sama ada terdapat nyeri atau tidak pada kawasan tubuh pasien. Auskultasi Auskultasi adalah bertu1uan untuk mendengar bunyi 1antung pasien yang tidak teratur atau ,epat pada takikardi." ". Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan 5aboratorium Urinalisis
I.
Pemeriksaan
II.
redu,tion
untuk
deteksi
keberadaan
glukosa
dalam
urin
dengan
menggunakan reagen 3
Pemeriksaan darah a. Blukosa Darah 3gula darah sewaktu6: pemeriksaan kadar glukosa plasma yang tidak
terikat waktu@kapan sa1a. 4asil normal ! mg@d5. Pengisian darah karena 1ika pasien baru mengambil makanan2 maka hasilnya dapat tinggi walaupun pasien tersebut normal." b. OB99 3oral glu,ose toleran,e test6: melihat 1umlah glukosa dalam tubuh yang merupakan sisa peme,ahan oleh insulin terhadap pemberian glukosa dari waktu ke waktu."
3
Fasting glukosa: pemeriksaan le*el glukosa plasma ;/" 1am setelah pemberian
'# gr gula. %adar normalnya '!/! mg@d5. 2 hours postprandial: pemeriksaan le*el glukosa plasma setelah " 1am setelah pemberian '# gr gula. %adar normal adalah =! mg@d5 c. %olesterol total: peningkatan kolesterol menyebabkan aterosklerosis dan terdapat pada penderita hipotiroidisme2 DM2 sirosis bilier2 pankreatomi2 kehamilan trimester 2 stress berat2 hiperpoproteinemia2 diet tinggi kolesterol2 sindroma ne0rotik dan 1uga disebabkan oelah pil %<2 epine0rin20enotiazin2 sul0onamide2 0enotoin. %adar normal kolesterol total "!! mg@dl. d. 5D5/kolesterol: tes ini dilakukan untuk memprediksi kemungkinan ter1adinya penyakit 1antung. e. 4D5/kolesterol: kadar normlanya H #$ mg@dl2 penurunan kadar 4D5/, merupakan salah satu dari triad lipid yang menun1ukkan adanya diabetes mellitus. 4D5/, menurun karena banyaknya lipid yang harus diangkut oleh 4D5 keluar dari sel endotel. f. 9otal lipid: kadar normalnya: $!!/!!! mg@dl g. 9rigliserida: kadar normalnya: "!! mg@dl. Peningkatan kadar 9B 1uga merupakan salah satu dari triad diabetes mellitus.
".$ Diagnosis Kerja
Sindrom metabolik
Sindroma metabolik atau dikenal 1uga sebagai Sindrom 7 merupakan kumpulan dari 0aktor/0aktor resiko untuk ter1adinya penyakit kardio*askular yang ditemukan pada seorang indi*idu. Pada tahun >;;2 Rea*en menun1ukkan konstelasi 0aktor risiko pada pasien/pasien dengan resistensi insulin yang dihubungkan dengan peningkatan penyakit kardio*askular yang disebut sebagai sindrom 7. selan1utnya2 sindrom 7 ini dikenal sebagai sindrom resistensi insulin dan akhirnya sindrom metabolik. Resistensi insulin adalah kondisi dimana ter1adi penurunan sensiti*itas 1aringan terhadap ker1a insulin sehingga ter1adi peningkatan sekresi insulin sebagai bentuk kompensasi sel beta pan,reas. %ondisi resistensi insulin ini ter1adi pemi,u timbulnya diabetes tipe ". The National Cholesterol Education Program-Adult Treatment Panel 3 NC&P/ A9P 2 "!!6 melaporkan bahwa sindrom metabolik merupakan 0aktor risiko terhadap penyakit kardio*askular dan diabetes mellitus 3DM62 sehingga memerlukan inter*ensi modi0ikasi gaya
4
hidup yang ketat. Seseorang indi*idu dikatakan dengan sindrom metabolik 1ika memiliki dari # kriteria berikut: I. II. III. I. .
Resistensi insulin Obesitas sentral 4ipertensi Dispilidemia3peningkatan kadar trigliserida dan penurunan 4D56 4iperglikemia
Pada tahun "!!#2 International Diabetes Federation 3ID(6 kembali memodi0ikasikan kriteria NC&P/A9P 2 yang menganggap obesitas sentral sangat berkorelasi dengan resistensi insulin2 sehingga memakai obesitas sentral sebagai kriteria utama. ID( mede0inisikan sindrom metabolik dengan sentral obesitas 3IM9 H !2 atau peningkatan lingkar perut62 ditambah " dari kriteria berikut iniJ I. II. III. I.
4ipertensiJ 9D H !@;# mm4g 9rigliseridaJ H 2' mmol@5 Penurunan 4D5J 2! mmol@5 3laki laki62 2"> mmol@5 3wanita6 Blukosa darah puasaJ BDP H #.= mmol@5 atau DM
Namun ,riteria yang dia1ukan oleh NC&P/A9P lebih banyak digunakan atas alas an lebih memudahkan untuk mengindenti0ikasi seseorang dengan sindrom metabolik. Sindrom metaboli, dapat ditegakkan apabila seseorang itu memiliki paling kurang tiga kriteria.
".# pidemiologi Di )S2 peningkatan ke1adian obesitas mengiringi peningkatan pre*alensi sindrom metabolik. Pre*alensi sindrom metabolik pada populasi usia H "! tahun sebesar "#F dan pada usia H #! tahun sebesar $#F. Pandemi, sindrom ini 1uga berkembang seiring dengan peningkatan pre*alensi obesitas yang ter1adi pada populasi Asia2 termasuk Indonesia.
;; sampai >>$62 pre*alensi sindrom metabolik 3 engan menggunakan ,riteria NC&P/A9P 6 ber*ariasi dari =F pada laki/ laki kulit hitam sampai 'F pada wanita 4ispanik. Pre*alensi meningkat dengan bertambahnya usia dan berat badan. %arena populasi penduduk Amerika yang berusia lan1ut makin bertambah dan lebih dari separuh mempunyai berat badan lebih atau gemuk2 diperkirakan sindrom 5
metabolik melebihi merokok sebagai 0aktor risiko primer terhadap penyakit kardio*askular. Sindroma metabolik 1uga merupakan prediktor kuat untuk ter1adinya DM tipe " dikemudian hari. ".= tiologi &tiologi sindrom metabolik belum dapat diketahui se,ara pasti. Suatu hipotesis menyatakan bahwa penyebab primer dari sindrom metabolik adalah resistensi insulin. Resistensi insulin mempunyai korelasi dengan timbunan lemak *is,eral yang dapat ditentukan dengan pengukuran lingkar pinggang atau !aist to hi" ratio.$ 4ubungan antara resistensi insulin dan penyakit kardio*askular diduga dimediasi oleh ter1adinya stress oksidi0 yang menimbulkan dis0ungsi endotel yang akan menyebabkan kerusakan *as,ular dan pembentukan atheroma. 4ipotesis lain menyatakan bahwa ter1adi perubahan hormonal yang mendasari ter1adinya obesitas abdominal. Suatu studi membuktikan bahwa pada indi*idu yang mengalami peningkatan kadar kortisol didalam serum 3 yang disebabkan oleh stress kronik6 mengalami obesitas abdominal2 resistensi insulin dan dislipidemia. Para peneliti 1uga mendapatkan bahwa ketidakseimbangan aksis hipotalamus/hipo0isis/adrenal 1uga ter1adi akibat 0aktor risiko. ".' Patofisiologi Resistensi Insulin Resistensi insulin mendasari kelompok kelainan pada sindrom metabolik. Se1auh ini belum disepakati pengukuran yang ideal dan praktis untuk resistensi insulin. 9eknik ,lamp merupakan teknik yang ideal namun tidak praktis untuk klinis sehari/hari. Pemeriksaan glukosa plasma puasa 1uga tidak ideal mengingat gangguan toleransi glukosa puasa hanya di1umpai pada !F sindrom metabolik. Pengukuran homeostasis Model Asessment 34OMA6 dan Kuantititi*e Insulin Sensiti*ity Che,k Inde 3K)IC%I6 dibuktikan berkorelasi erat dengan pemeriksaan standar2 sehingga dapat disarankan untuk mengukur resistensi insulin.
Obesitas sentral yang digambarkan dengan indeks massa tubuh tidak begitu sensiti*e dalam menggambarkan risiko kardio*askular dan gangguan metabolik yang ter1adi. Studi menun1ukkan bahwa obesitas sentral yang digambarkan oleh lingkar perut 3dengan cut-o## yang berbeda antara 1enis kelamin6 lebih sensiti*e dalam memprediksi gangguan metaboli k dan risiko kardio*askular. 5ingkar perut menggambarkan baik 1aringan adipose subkutan dan *is,eral.$ Meski dikatakan bahwa lemak *is,eral lebih berhubung dengan komplikasi metabolik dan kardio*askular2 hal ini masih ,ontro*ersial. Peningkatan obesitas berisiko pada peningkatan ke1adian kardio*askular. ariasi 0aktor geneti, membuat perbedaan dampak metabolik maupun kardio*askular dari suatu obesitas. Seorang dengan obesitas dapat tidak berkembang men1adi resistensi insulin dan sebaliknya resistensi insulin dapat ditemukan pada indi*idu tanpa obes 3lean sub$ects6. Interaksi 0aktor genetik dan lingkungan akan memodi0ikasi tampilan metabolik dari suatu resistensi insulin maupun obesitas. 8aringan adipose merupakan sebuah organ endokrin yang akti0 mensekresi berbagai 0aktor pro dan anti in0lamasi seperti leptin2 adiponektin2 tumor nekrosis 0aktor al0a 3 9N(/al0a62 Interleukin/ =3 I5/=6 dan resistensi. %onsentrasi adiponektin plasma menurun pada kondisi DM tipe " dan obesitas. Senyawa ini diper,ayai memiliki e0ek antiaterogenik pada hewan ,oba dan manusia. Sebaliknya2 konsentrasi leptin meningkat pada kondisi resistensi insulin dan obesitas dan berhubungan dengan risiko ke1adian kardio*askular tidak tergantung dari 0aktor risiko tradisional kardio*askular2 IM9 dan konsentrasi CRP. Se1auh ini belum diketahui apakah pengukuran pengukuran marker hormonal dari 1aringan adipose lebih baik daripada pengukuran se,ara anatomi dalam memprediksi risiko ke1adian kardio*askular dan kelainan metaboli, yang terkait. Dislipidemia Dislipidemia yang khas pada sindrom metabolik ditandai dengan peningkatan trigliserida dan penurunan kolesterol 4D5. %olesterol 4D5 biasanya normal2 namun mengalami perubahan struktur berupa peningkatan 5D5. Peningkatan konsentrasi trigliserida plasma di0ikirkan akibat peningkatan masukan asam lemak bebas ke hati sehingga ter1adi peningkatan produksi trigliserida. Namun studi pada manusia dan hewan menun1ukkan bahwa peningkatan trigliserida tersebut bersi0at multi0aktorial dan tidak hanya diakibatkan oleh peningkatan masukan asam lemak bebas ke hati.
7
Penurunan kolesterol 4D5 disebabkan peningkatan trigliserida sehingga ter1adi trans0er trigliserida ke 4D5. Namun2 pada subyek dengan resistensi insulin dan konsentrasi trigliserida normal dapat ditemukan penurunan kolesterol 4D5. Sehingga dipikirkan terdapat mekanisme lain yang menyebabkan penurunan kolesterol 4D5 disamping peningkatan trigliserida. Mekanisme yang dipikirkan berkaitan dengan gangguan masukan lipid post prandial pada kondisi resistensi insulin sehingga ter1adi gangguan produksi Apolipoprotein A/3 Apo A/6 oleh hati yang selan1utnya mengakibatkan penurunan kolesterol 4D5.2# Peran sistem imunitas pada resistensi insulin 1uga berpengaruh pada perubahan pro0il lipid pada subyek dengan resistensi insulin. Studi pada hewan menun1ukkan bahwa akti*itas sistem imun akan menyebabkan gangguan pada lipoprotein2 protein transport 2 reseptor dan enzim yang berkaitan sehingga ter1adi perubahan pro0il lipid. 4ipertensi Resistensi insulin 1uga berperan pada pathogenesis hipertensi. Insulin merangsang sistem sara0 simpatis meningkatkan reabsorbsi natrium gin1al2 mempengaruhi transport kation dan mengakibatkan hipertro0i sel otot polos pembuluh darah. Pemberian in0use insulin akut dapat menyebabkan hipotensi akibat *asodilatasi. Sehingga disimpulkan bahwa hipertensi akibat resistensi insulin ter1adi akibat ketidakseimbangan antara e0ek pressor dan depressor. The insulin resistance atherosclerosis stud melaporkan hubungan antara resistensi insulin dengan hipertensi pada subyek normal namun tidak pada subyek dengan DM tipe ".
8
Bambar : Pengaruh Resistensi Insulin terhadap Metabolisma 9ubuh. 3http:@@makansehat.wordpress.,om@"!!;@!>@!"@penolakan/terhadap/insulin/dan/sindrom/metabolik@6
".; !ambaran Klinis Sindrom metabolik biasanya tidak diasiosiasikan dengan ge1ala. Pada pemeriksaan 0isik2 lingkar perut dan tekanan darah yang meningkat. %ehadiran satu atau salah satu dari tanda/tanda ini harus diwaspadai dokter untuk men,ari kelainan lain yang mungkin terkait dengan sindrom metabolik. %arena temuan 0isik biasanya terkait dengan resistensi insulin2 komponen lain dari sindrom metabolik harus diprediksi. ".> Penatalaksanaan Penatalaksanaan sindrom metabolik adalah bagi men,egah komplikasi kardio*askular pada indi*idu yang telah memiliki sindrom metabolik2 diperlukan pemantaun yang terus menerus dengan modi0ikasi komponen sindroma metabolik yang ada. Penatalaksanaan sindroma metabolik
masih
merupakan
penatalaksanaan
dari
masing/masing
komponennya.
Penatalaksanaan sindrom metabolik terutama bertu1uan untuk menurunkan risiko penyakit kardio*askular aterosklerosis dan risiko diabetes mellitus tipe " pada pasien yang belum diabetes.
"erapi buat obesitas sentral
Pemakaian obat/obatan dapat berguna sehingga dipertimbangkan pada pasien. Dua obat yang dapat digunakan dalam menurunkan berat badan adalah sibutramin dan orlistat. Dengan mempertimbangkan peranan otak sebagai regulator berat badan2 sibutramin dapat men1adi pertimbangan walaupun tanpa mengesampingkan kemungkinan e0ek samping yang munkin timbul. Cara ker1anya di sentral memberikan e0ek mengurangi asupan energi melalui e0ek memper,epatkan rasa kenyang dan mempertahankan pengeluaran energi setelah berat badan turun dapat memberikan e0ek tidak hanya untuk penurunan berat badan namun 1uga mempertahankan berat badan yang sudah turun.
9
Demikian pula dengan e0ek metabolik2 sebagai e0ek dari penurunan berat badan pemberian sibutramin setelah "$ minggu yang disertai dengan diet dan akti*itas 0isik2 memperbaiki konsentrasi trigliserida dan kolesterol 4D5. 9erapi pembedahan dapat dipertimbangkan pada pasien/pasien yang berisiko serius akibat obesitasnya. "erapi buat hipertensi
4ipertensi merupakan 0aktor risiko penyakit kardio*askular. 4ipertensi 1uga mengakibatkan mi,roalbuminuria yang dipakai sebagai indi,ator independen morbiditas kadio*askular pada pasien tanpa diabetes atau hipertensi. 9arget tekanan darah berbeda antara subyek dengan DM dan tanpa DM. Pada subyek dengan DM dan penyakit gin1al2 target tekanan darah darah adalah !@;! mm4g2 sedangkan pada bukan DM targetnya $!@>! mm4g. )ntuk men,apai target tekanan darah2 penatalaksanaan tetap diawali dengan pengaturan diet dan akti*itas 0isik. Peningkatan tekanan darah ringan dapat diatasi dulu dengan upaya penurunan berat badan2 berolah raga2 menghentikan rokok dan konsumsi alkohol serta banyak mengkonsumsi serat. Namun apabila modi0ikasi gaya hidup sendiri tidak mampu mengendalikan tekanan darah maka dibutuhkan pendekatan medikamentosa untuk men,egah komplikasi seperti in0ard mio,ard2 gagal gin1al kronik dan stroke. Dalam suatu penelitian meta/analisis didapatkan bahwa enzim pengkon*ersi angiotensin dan penghambat reseptor angiotensin mempunyai man0aat yang bermakna dalam meregresi hipertro0i *entrikel kiri dibandingkan denagn penghambat beta adrenegik2 diureti, dan antagonis kalsium. alsartan2 suatu penghambat reseptor angiotensin2 dapat mengurangi mikroaluminuria yang diketahui sebagai 0aktor risiko independen kardio*askular.
Intoleransi glukosa merupakan salah satu mani0estasi sindrom metabolik yang dapat men1adi awal suatu diabetes mellitus. Penelitian/ penelitian yang ada menun1ukkan adanya hubungan 10
yang kuat antara toleransi glukosa terganggu 39B96 dan risiko kardio*askular pada sindrom metabolik dan diabetes. Perubahan gaya hidup dan akti*itas yang teratur terbukti e0ekti0 dapat menurunkan berat badan dan 9B9. Modi0ikasi diet se,ara bermakna memperbaiki glukosa darah " 1am pas,a prandial dan konsentrasi insulin. 9iazolindion memiliki pengaruh yang ringan tetapi persisten dalam menurunkan tekanan darah sistolik dan diastoli,. 9iazolindion dan met0ormin 1uga dapat menurunkan konsentrasi asam lemak bebas. Pada diabetes pre*ention program2 penggunaan met0ormin dapat mengurangi progresi diabetes sebesar F dan e0ekti0 pada pasien muda dengan obesitas. "erapi untuk dislipidemia
Pilihan terapi untuk dislipidemia adalah perubahan gaya hidup yang diikuti dengan medika mentosa. Namun demikian2 perubahan diet dan latihan 1asmani sa1a tidak ,ukup berhasil men,apai target. Oleh karena itu2 disarankan untuk memberikan obat berbarengan dengan perubahan gaya hidup. Menurut A9P 2 setelah kolesterol 5D5 sudah men,apai target2 sasaran berikutnya adalah dislipidemia aterogenik. Pada konsentrasi trigliserida "!! mg@dl2 maka target terapi adalah non kolesterol 4D5 setelah kolesterol 5D5 terkoreksi. 9erapi dengan gem0ibrozil tidak hanya memperbaiki pro0il lipid tetapi 1ugak se,ara bermakna dapat menurunkan risiko kardio*askular. (eno0ibrat 1uga dapat menurunkan konsentrasi 0ibrinogen. %ombinasi 0eno0ibrat dan statin memperbaiki konsentrasi trigliserida2 kolesterol 4D5 dan 5D5. 9arget terapi berikutnya adalah peningkatan apo<.
•
•
•
•
Men1aga agar berat badan tetap seimbang pada 3IM9 ;.#/"".>6 Memperbanyakkan akti*itas 0isik Mengurangi asupan lemak dan karbohodrat dalam 1umlah besar. 4indari rokok dan al,ohol
". Komplikasi Antara penyakit/penyakit yang menyertai sindrom metabolik adalahJ . Penyakit kardio*askular Risiko relati0 onset baru CD pada pasien dengan sindrom metabolik2 pada pasien tanpa diabetes2 rata/rata .# dan tiga kali lipat. Dalam sebuah penelitian2 risiko penduduk yang timbul pada pasien dengan sindrom metaboli, untuk mengembangkan CD adalah $F pada pria dan =F pada wanita. Dalam studi yang sama2 baik sinrom metaboli, dan diabetes stroke iskemik diprediksi dengan risiko lebih besar untuk pasien dengan sindrom metaboli, daripada untuk diabetes sendiri ". DM tipe " Se,ara kesluruhan2 risiko diabetes tipe " pada pasien dengan sindrom metabolik adalah meningkat sampai # kali lipat.
"." Prognosis Penanganan adalah bersi0at lebih kepada untuk men,egah ter1adinya komplikasi yang lebih memperparah kondisi2 1adi 1ika penangan baik maka prognosis 1uga baik. 8ika tidak ditangani dengan baik mungkin akan mengalami2 penyakit kardio*askular2 DM2 stroke2 gagal gin1al kronis dan meningkatnya mortilitas. Pen,egahan dengan pendedahan se1ak usia muda lagi dengan melakukan akti*itas 0isik yang teratur2 pengontrolan gula darah dan tekanan darah. Penutup Kesimpulan
Sindrom metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik tubuh yang ditandai dengan dari kriteria berikutJ obesitas sentral2 dislipidemia2 hipertensi2 kadar gula darah yang abnormal2 dan resistensi insulin. 8ika tidak ditangani dengan serious2 berkomplikasi untuk ter1adinya penyakit
12
kardio*askular dan diabetes mellitus. %umpulan penyakit ini bisa di,egah dari awal supaya kehidupan sehari/harian kita akan lebih bermakna dan tidak bermasalah. Daftar Pustaka
. Sudoyo A+2 Setiyohadi <2 Alwi I2 Simadibrata % M2 Setiati S et,. Ilmu penyakit dalam. In: Metabolik &ndokrin. &disi #. 8akarta: . 4al ;=#/'=. ". Santoso M2 Pulunggono2 th edi. O0ord: O0ord )ni*ersity PressJ "!$. Page >>. $. +alker .
13