HUBUNGAN MOTIVASI PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN PERILAKU (MENGONTROL) KADAR GULA DARAH DI PUSKESMAS PANONGAN KAB. MAJALENGKA TAHUN 2012
HUBUNGAN MOTIVASI PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN PERILAKU (MENGONTROL) KADAR GULA DARAH DI PUSKESMAS PANONGAN KAB. MAJALENGKA TAHUN 2012
PERNYATAAN PERSETUJUAN SKRIPSI
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon
Cirebon, September 2012
PENGESAHAN
Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Cirebon guna memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada tanggal 1 Oktober 2012
Mengesahkan Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon
Ketua Sidang
PERNYATAAN
1.
Karya tulis saya, skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (diploma dan sarjana), baik dari STIKes Cirebon maupun Perguruan Tinggi lain. 2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing. 3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat atau pendapat pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan arang lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan naskah pengarang dan di cantumkan dalam daftar pustaka. 4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma norma yang berlaku diperguruan tinggi ini.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon Program Studi Ilmu Keperawatan Tahun 2012 ABSTRAK
Sujana 4201.0111.B.036 HUBUNGAN MOTIVASI PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN PERILAKU (MENGONTROL) KADAR GULA DARAH DI PUSKESMAS PANONGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012
Xiii+81 halaman, 2 tabel, 8 gambar, 8 lampiran Diabetes mellitus merupakan penyakit progresif kronis yang dapat
College of Health Science of Cirebon Program Study of Nursing Science Year 2012 ABSTRACT
Sujana 4201.0111.B.036 THE RELATIONSHIP MOTIVATE PATIENT DIABETES MELLITUS BEHAVIORALLY (CONTROL) BLOOD SUGAR RATE IN PUSKESMAS PANONGAN REGENCY MAJALENGKA YEAR 2012
Xiii+81 Pages, 2 tables, 8 picture, 8 enclosure Diabetes Mellitus represent chronic progressive disease which can generate complication at various vital organ. Diabetes Melitus cannot be healed, but can be
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan judul
’’Hubungan
Skripsi
Motivasi Penderita Diabetes Mellitus Dengan
Perilaku (Mengontrol) Kadar Gula Darah Di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka Tahun 2012 ’’.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh pendidikan S1 Keperawatan STIKes Cirebon. Penulis telah berupaya seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan
4. Awaludin Jahid Abdilah, S.Kp, selaku Ketua
Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Cirebon. 5. Akhmad Hidayat, SKM, selaku Kepala UPTD Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka 6. Uus Husni M., S.Kp., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Utama skripsi yang selalu memberikan arahan dan bimbinganya 7. Healty S.S., S.Kep, Ners, selaku Dosen Pembimbing Pendamping skripsi yang selalu memberikan arahan dan bimbinganya 8. Keluargaku tercinta yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DALAM....................................... DALAM...................................................... ...............
i
HALAMAN PERSETUJUAN............................. PERSETUJUAN...................................................... .............................. .....
ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................. PENGESAHAN...................................................... .............................. ......
iii
PERNYATAAN TERTULIS .......................................... ............................................................ ..................
iv
ABSTRAK..........................................................................................
v
KATA PENGANTAR.............................. PENGANTAR.................................................... ........................................... .....................
vii
DAFTAR ISI.......................................... ISI................................................................ ............................................ ........................
ix
DAFTAR TABEL..................................... TABEL........................................................... .......................................... ....................
xi
DAFTAR GAMBAR ............................................ .................................................................. ............................. .......
xii
DAFTAR LAMPIRAN................................. LAMPIRAN....................................................... ...................................... ................
xiii
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL..................................................................
41
3.1 Kerangka Konsep...................................... Konsep.......................................................... ....................
41
3.2 Hipotesis........................................................................
41
3.3 Definisi Operasional, Variabel dan Cara Pengukuran...
42
BAB IV METODE PENELITIAN.................................. PENELITIAN..................................................... ...................
43
4.1 Rancangan Penelitian........................ Penelitian.............................................. ............................ ......
43
4.2 Variabel Penelitian........................... Penelitian................................................. ............................. .......
43
4.3 Populasi dan Sampel.......................................... Sampel...................................................... ............
43
4.3.1 Populasi.......................................................................
43
4.3.2 Sampel........................................................................
44
4.4 Instrumen Penelitian....................... Penelitian............................................. ............................... .........
45
4.5 Metode Pengumpulan Data........................................... Data...........................................
46
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul Tabel
Halaman
2.1
Kadar Glukosa Sewaktu dan Puasa
13
5.1
Hasil Analisis Hubungan Motivasi Penderita Diabetes Mellitus dengan Perilaku Mengontrol Kadar Gula Darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka Tahun 2012
55
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul Gambar
Halaman
2.1
Determinan Perilaku Manusia
39
2.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
40
3.1
Kerangka Konsep
41
5.1
Distribusi Motivasi Penderita Diabetes Mellitus Mengontrol Kadar Gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka Tahun 2012
53
5.2
Distribusi Perilaku Penderita Diabetes Mellitus Mengontrol Kadar Gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka Tahun 2012
54
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul Gambar
Halaman
Lampiran 1
Jadwal Kegiatan Skripsi
66
Lampiran 2
Informed consent
67
Lampiran 3
Kisi – Kisi – Kisi Kisi Instrumen Penelitian
68
Lampiran 4
Instrumen / Kuesioner Penelitian
70
Lampiran 5
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Kuesioner
73
Lampiran 6
Hasil Uji Statistik
77
Lampiran 7
Surat Ijin Penelitian
83
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang berlangsung kronik progesif, dengan manifestasi gangguan metabolik glukosa dan lipid, disertai komplikasi kronik sampai dengan kerusakan organ tubuh (1). Diabetes melitus tidak bisa disembuhkan, disembuhkan, tetapi
bisa dikurangi atau dikontrol dikontrol kadar gula
darahnya(2). Ancaman diabetes mellitus kini semakin meluas, berdasarkan data dari
mellitus(3). Survey Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010, menyebutkan jumlah penderita diabetes mellitus me llitus di Indonesia naik dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta tahun 2010, dan diantara mereka baru sekitar 30% yang berobat teratur (4). Di Puskesmas Panongan jumlah penderita diabetes mellitus yang sudah terdiagnosis dan tercatat pada tahun 2009 sebanyak 116 kasus, tahun 2010 sebanyak 132 kasus, dan pada tahun 2011 sebanyak 142 kasus atau meningkat 7,6 % dari tahun 2010, dari angka tersebut hanya 36 orang (25,3%) yang tercatat berkunjung ke Puskesmas Puskesmas secara teratur untuk cek kadar gula darah (5). Banyaknya penderita diabetes mellitus di Indonesia disinyalir sebagai akibat dari faktor lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan berlebihan,
Pengontrolan kadar gula darah secara teratur harus dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi kronis, dan dengan pengontrolan yang teratur penderita diabetes mellitus dapat hidup secara normal(6). Pengontrolan diabetes mellitus yang baik dapat mengurangi komplikasi 20 sampai 30 % (7). Ada empat cara pengelolaan diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula darah yang dikenal dengan empat serangkai pengelolaan diabetes mellitus, yaitu edukasi, perencanaan makanan, latihan jasmani dan intervensi medis. Bila penderita diabetes mellitus taat dan disiplin serta mau berperilaku sehari-hari dengan baik dan mengikuti empat serangkai dalam pengelolaan diabetes mellitus, maka kualitas kesehatan penderita diabetes mellitus mel litus juga akan baik (8). Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau
Motivasi penderita diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula darah terdiri dari dua jenis, yaitu motivasi intrinsik yang datangnya dari dalam diri individu itu sendiri, seperti kedisiplinan dalam diet, kepatuhan dan keteraturan dalam latihan fisik, teratur dalam berobat atau terapi medis dan keinginan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakitnya dan motivasi ekstrinsik yang datangnya dari dari luar diri sendiri seperti dukungan keluarga, teman dekat, tokoh masyarakat, dukungan ekonomi dan dukungan petugas kesehatan (11). Penulis melakukan studi pendahuluan pada tanggal 12-14 Juni 2012 di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka, hasil wawancara terhadap 10 orang penderita diabetes mellitus, 7 orang diantara mereka mangaku enggan datang ke Puskesmas untuk kontrol (cek) gula darah, hal tersebut disebabkan belum adanya
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : Apakah ada hubungan
antara
motivasi
penderita
diabetes
mellitus
dengan
perilaku
(mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun 2012 ?
1.3
Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan motivasi penderita diabetes mellitus dengan perilaku (mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan,
1.4
Ruang Lingkup Penelitian
Karena keterbatasan waktu pada penelitian ini, variabel yang diteliti hanya motivasi penderita diabetes mellitus dan variabel perilaku (mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun 2012, dengan sasaran 142 penderita diabetes mellitus tipe 2 yang berada di wilayah kerja Puskesmas Panongan tahun 2011. Jenis penelitian korelasi dengan menggunakan metode cross sectional.
1.5
Kegunaan Penelitian
1.5.1 Guna Teoritis
1. Bagi ilmu keperawatan
3. Bagi peneliti lain Memberikan dasar pijakan untuk penelitian selanjutnya dalam meneliti motivasi dan perilaku penderita diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula darah.
1.5.2 Guna Praktis
1. Bagi puskesmas Memberikan informasi faktual kepada Puskesmas Panongan tentang pentingnya motivasi bagi penderita diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula darah, sehingga dapat dijadikan acuan dalam memberikan konseling kepada penderita diabetes mellitus yang pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Diabetes Mellitus
2.1.1 Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes melitus merupakan suatu sindrom klinik yang khas ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defisiensi atau penurunan efektifitas insulin. Gangguan metabolik ini mempengaruhi metabolisme dari karbohidrat, protein, lemak, air dan elektrolit. Gangguan metabolisme tergantung pada adanya kehilangan aktivitas insulin dalam tubuh dan pada banyak kasus akhirnya
2.1.2 Etiologi dan Patofisiologi
Etiologi dan patofisiologi dari diabetes mellitus dapat dijelaskan dijelaskan sebagai berikut : 1.
Etiologi Penyebab diabetes mellitus adalah kurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh yang mencukupi maka tidak dapat bekerja secara normal atau terjadinya gangguan fungsi insulin. Insulin berperan utama dalam mengatur kadar glukosa dalam darah, yaitu 60-120 mg/dl waktu puasa dan dibawah 140 mg/dl pada dua jam sesudah se sudah makan (orang normal) (13). Kekurangan Insulin disebabkan karena terjadinya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar
2)
Virus dan Bakteri Virus yang menyebabkan diabetes mellitus adalah rubella, rubella, mumps, mumps, dan human coxsackievirus B4. B4 . Diabetes mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan diabetes mellitus(12).
3)
Bahan Toksin atau Beracun Ada beberapa bahan toksik yang mampu merusak sel betasecara langsung, yakni allixan, pyrinuron (rodentisida), streptozotocin (produk dari sejenis jamur)(12).
4)
Asupan Makanan Diabetes mellitus dikenal sebagai penyakit yang berhubungan
waktu tidak gemuk. Zat-zat itulah yang menyebabkan resistensi terhadap insulin(12). 2.
Patofisiologi Pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke lambung dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan itu makanan di pecah menjadi bahan dasar dari makanan itu. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino, dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makan itu akan diserap oleh usus dan kemudian masuk ke dalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ didalam tubuh sebagai bahan bakar. Supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus
(reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa di dalam pembuluh darah meningkat (12). Efek samping insulin adalah penambahan berat badan yang mungkin diduga karena tiga penyebab (12) : 1)
Insulin diketahui memiliki efek anabolik (pembentukan tubuh).
2)
Ketika kontrol terdapat glisemia yang baik mulai dicapai karena adanya terapi insulin, sedikit gula yang hilang didalam urin.
3)
Pengobatan insulin membuat orang merasa lebih baik.
2.1.3 Glukosa Darah
salah satu atau lebih hasil pemeriksaan gula darah dengan kriteria sebagai berikut(14): 1)
Kadar gula darah sewaktu (plasma vena) lebih atau sama dengan 200 mg/dl
2)
Kadar gula darah puasa (plasma vena) lebih atau sama dengan 126 mg/dl
3)
Kadar glukosa plasma lebih atau sama dengan 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram pada tes toleransi glukosa oral (TTGO).
Tabel 2.1 Kadar Glukosa Sewaktu Sewaktu dan Puasa
4) Kegemukan 5) Pola makan yang salah 6) Minum obat yang dapat menaikkan kadar glukosa darah 7) Stres 4. Gejala diabetes mellitus Gejala dan tanda diabetes mellitus dapat dikelompokkan menjadi gejala akut dan kronik, yaitu (13): 1) Gejala akut Gejala diabetes mellitus dari penderita satu dengan lainnya tidak selalu sama. Gejala tersebut dibawah ini adalah gejala yang pada umumnya timbul dengan tidak mengurangi kemungkinan adanya
panas, tebal te bal dikulit, kram, mudah mengantuk, pada wanita akan gatal disekitar kemaluan, kemampuan seksual menurun dan bisa impoten sedangkan untuk ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg. 5. Komplikasai diabetes mellitus Komplikasi diabetes mellitus dapat muncul secara akut maupun kronik, yaitu timbul beberapa bulan atau beberapa tahun setelah mengidap penyakit diabetes mellitus (13). Komplikasi akut yang sering timbul adalah hipoglikemia dan koma diabetik. Hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh
6. Pencegahan penyakit diabetes mellitus Ada 10 cara untuk mencegah atau memerangi komplikasi diabetes mellitus, yang dikenal SINDROM 10 = GULOH-SISAR (13), yaitu : 1) G (gula) Batasi penggunaan gula, makanan dan minuman yang terlalu manis. 2) U (Urat = asam urat) Batasi makanan yang banyak mengandung Purin, karena purin dapat menimbulkan hiperurisemia dengan efek samping antara lain mudah timbul agresi trombosit (penggumpalan darah) yang dapat memacu timbulnya ateroklerosis atau penyempitan pembuluh darah,
5) S (Sigaret) (Sigaret) Hindari atau berhenti merokok 6) H (Hipertensi) Cegahlah konsumsi garam yang berlebihan 7) I (Inaktifitas) Lakukan olahraga teratur setiap hari untuk menghilangkan kalori sekitar 300kkl atau 2000 kkal/minggu, atau jalan kaki sekitar 30 menit dalam sehari, lima hari dalam seminggu. 8) S (Stress) Usahakan tidur nyenyak minimal 6 jam sehari agar dapat
(2) Jenis DM yang disebabkan kekurangan makan ( malnutrition) malnutrition) ada di daerah yang kekurangan pangan (13). 2) Kelompok berdasarkan klinis atau medis (1) Diabetes mellitus (DM) DM tipe I atau DMTI (Diabetes Mellitus Melli tus Tergantung Insulin) DMTTI (Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin) DMTM (Diabetes Mellitus Terkait Malnutrisi) Diabetes Mellitus yang behubungan atau sindrom tertentu.
(2) Gangguan toleransi glukosa Gangguan ini terjadi pada kelompok tidak gemuk, gemuk dan berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu.
(1) Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin dengan obat penurunan glukosa oral dan aktifitas fisik. (2) Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan yang normal. (3) Menghindari atau menanganin komplikasi atau pasien yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia (4) Meningkatkan derajat kesehatan sacara keseluruhan melalui gizi yang optimal. Sedangkan tujuan diet lainya (13): (1) Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa darah
Dengan pengaturan makan dapat diupayakan sedemikian rupa sehingga kegemukan dapat dikurangi. Dengan demikian kepekaan sel terhadap kerja insulin meningkat, kadar gula darah dapat menurun. Dalam waktu singkat saja sudah dapat mengurangi gejala-gejala meskipun berat badan belum terpengaruh. Disamping itu dengan berkurangnya kegemukan akan mengurangi faktor resiko komplikasi menahun. Dalam menyusun pengaturan makan ada beberapa hal yang yang harus diperhatikan antara lain : (1) Kebutuhan kalori Kebutuhan
kalori
sesuai
untuk
mencapai
dan
mempertahankan berat badan ideal. Komposisi energi adalah 60
Umur
Penurunan kebutuhan kalori diatas 40 tahun harus dikurangi 5 % untuk tiap dekade antara 40 – 59 tahun, sedangkan antara 60-69 tahun dikurangi 10 % dan diatas 70 tahun dikurangi 20 %. Aktifitas fisik
Jenis aktifitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Kehamilan atau laktasi
Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan 150 kalori per hari dan pada trimester 2 dan 3 diperlukan tambahan 350 kalori per hari. Pada waktu laktasi diperlukan tambahan sebanyak
berdasarkan kandungan kalori, protein, lemak dan hidrat arang. Setiap kelompok bahan makanan dianggap mempunyai nilai gizi yang kurang lebih sama. Dikelompokkan menjadi 7 kelompok bahan makanan yaitu :
Golongan 1 : bahan makanan sumber karbohidrat
Golongan 2 : bahan makanan sumber protein hewani
Golongan 3 : bahan makanan sumber protein nabati
Golongan 4 : sayuran
Golongan 5 : buah – buah – buahan buahan
Golongan 6 : minyak
Golongan 7 : makanan tanpa kalori
Karbohidrat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diabetes mellitus makin meningkat sesuai dengan cara hidup modern yang memicu cara hidup kebarat-baratan yaitu dengan meningkatnya refined carbohydrate terutama dikota besar, karbohidrat jenis itu terdapat pada bakeri seperti cake, roti halus cepat sekali diserap dan akan meningkatkan kadar glukosa darah. Pemanis
Makanan yang manis tidak seluruhnya dari gula pasir atau gula buah yang sederhana, kombinasinya dengan protein, lemak dan karbohidrat dapat memperlambat penyerapan gula sederhana.
meningkatkan
kualitas
hidup
diabetesi
serta
memberikan
keuntungan secara psikologis (15). (5) Obat antidiabetika oral Ada tiga jenis obat anti diabetes yang ada di Indonesia (13), yaitu : Tipe 1 (Short (Short Acting )
Jenis ini memiliki paruh waktu sekitar 4 jam, daya kerjanya cepat, diberikan 1-3 kali sehari (pagi – siang – sore). Yang termasuk kelompok ini adalah restinon, orinase, nadisan, dymelors. Tipe 2 ( Intermediate Acting )
1)
Pemeriksaan fisik lengkap yang meliputi kesehatan umum seperti berat badan, tekanan darah dan sebagainya.
2)
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan gula darah puasa, pemeriksaan gula darah 2 jam setelah makan, urine lengkap, lemak (kolesterol HDL, LDL dan trigliserida), ureum dan kreatinin.
3)
Pemeriksaan spesialisasi antara lain pemeriksaan mata, syaraf dan jantung.
2.2
Konsep Motivasi
2.2.1 Pengertian
Motivasi adalah suatu konstruk yang dimulai dari adanya need atau
1.
Teori kepuasan (content (content theory) Yaitu pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkan bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori yang memusatkan pada faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya, yang memotivasi semangat seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan.
2.
Teori motivasi proses ( process theory) Yaitu merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, maka hasilnya akan diperoleh baik di hari esok. Jadi hasi yang diperolehnya tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang, hasil hari ini
1.
Jenis kelamin Tingkah laku antara pria dan wanita mempunyai perbedaan, hal ini terjadi karena pengaruh hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian tugas. Oleh karena itu pria cenderung lebih termotivasi melakukan sesuatu karena fisik yang kuat (18). Jenis kelamin merupakan aspek identitas yang sangat berarti, wanita dan pria mempunyai pengalaman yag berbeda tentang pembentukan identitas jenis kelamin. Identitas jenis kelamin terbentuk t erbentuk sekitar usia tiga tahun. Anak laki-laki dan perempuan mulai mengenal tingkah laku dan
ciri-ciri
kepribadian
yaang
sesuai
bagi
masing-masing
jenis
kelaminnya(19). Wanita dan pria mempunyai perbedaan secara psikologis dimana wanita
informal. Hasil dari proses belajar adalah seperangkat perubahan tingkah laku. Seseorang yang berpendidikan tinggi tingkah lakunya akan berbeda. 4.
Pengetahuan Besar kecilnya pengetahuan yang dimiliki seseorang akan berpengaruh pada tingkah lakunya.
5.
Kebudayaan Kebudayaan antar daerah berbeda-beda dan ini sangat berpengaruh pada tingkah lakunya.
6.
Sosial ekonomi Lingkungan sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Keadaaan ekonomi keluarga yang relatif mencukupi akan mampu
1.
Sikap Sikap merupakan penilaian terhadap stimulus atau obyek, sehingga seseorang tersebut akan menilai atau bersikap enggan terhadap stimulus tersebut. Sikap sering diperoleh dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain.
2.
Harapan Harapan merupakan kemungkinan yang dilihat untuk memenuhi kebutuhan tertentu dari seorang individu yang di dasarkan atas pengalaman yang telah lampau, baik pengalaman dari sendiri maupun dari orang lain.
3.
Dukungan keluarga Dukungan keluarga itu merupakan dukungan-dukungan sosial yang
1.
Kategori pertama Keadaan yang ideal, mengetahui motivasi kita yang sebenarnya dan tindakan/perilaku kita sesuai dengan motivasi kita (Saya tahu apa yang saya mau dalam mengontrol kadar gula darah).
2.
Kategori kedua Kita tahu motivasi kita yang sebenarnya namun oleh karena berbagai macam hal, tindakan atau perilaku kita tidak sesuai (saya tahu tetapi sulit untuk mengontrol kadar gula darah).
3.
Kategori ketiga Kita tidak tahu motivasi kita yang sebenarnya, yang kita pikirkan hanya
suatu aktivitas pada manusia itu sendiri. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas organisme tersebut, baik yang dapat diamati secara langsung atau tidak langsung(20). Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori skiner disebut teori “S “S - O - R”atau Stimulus Organisme Respon. Respon . Skiner membedakan adanya dua respons, yaitu(20) : 1. Respondent respons respons atau reflexsive Yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan – rangsangan rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut
electing
stimulation stimulation karena
penghargaan dari atsannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
2.3.2 Bentuk Perilaku
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua : 1.
Bentuk pasif Adalah respons internal, yaitu respon yang terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain (Covert ( Covert behaviour ), ), respons atau reaksi terhadap stimulus masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran dan sikap. Misalnya seorang ibu tahu bahwa
2.3.3 Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang ((organisme) terhadap organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. l ingkungan. Perilaku kesehatan kesehat an dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok (20) : 1. Perilaku pemeliharaan kesehatan ( Health Health maintanance) maintanance) Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek, yaitu : 1)
Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion behavior ), ), misalnya makan makanan yang bergizi, olah
4)
Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan ( health rehabilitation behavior ) yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya melakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam rangka pemulihan kesehatan.
2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan Adalah respons seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obat-obatannya, yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas, dan obat-obatan. 3. Perilaku terhadap makanan (nutrition (nutrition behavior )
3)
Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair, termasuk didalamnya sistem pembuangan sampah dan air limbah yang sehat, serta dampak pembuangan limbah yang tidak baik.
4)
Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi, pencahayaan, lantai, dan sebagainya.
5)
Perilaku
sehubungan
dengan
pembersihan
sarang-sarang
nyamuk
(vektor), dan sebagainya.
2.3.4 Determinan Perilaku
Perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda
2.3.5 Strategi Perubahan Perilaku
Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku menurut WHO dikelompokan menjadi tiga (18) : 1. Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan Perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran atau masyarakat sehingga ia mau berperilaku seperti yang diharapkan. Cara ini dapat ditempuh misalnya degan adanya peraturan/undang-undang yg harus dipatuhi masyarakat. Cara ini menghasilkan perilaku yang cepat, tetapi belum tentu t entu berlangsung lama, karena belum/tidak didasari kesadaran sendiri. 2. Pemberian informasi Pemberian informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara
ini timbul karena adanya dorongan faktor internal dan faktor eksternal. Perilaku dipandang sebagai reaksi atau respons terhadap suatu stimulus. Woodhworth,
mengungkapkan
bahwa perilak u terjadi
karena
adanya
motivasi atau dorongan (drive ( drive)) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa dorongan tadi tidak akan ada suatu kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme timbulnya perilaku. Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan ( need ), ), dalam arti kebutuhan membangkitkan dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya mengaktifkan atau memunculkan mekanisme perilaku (21). Lebih lanjut dijelaskan bahwa motivasi sebagai penyebab dari timbulnya perilaku menurut Woodworth mempunyai mempunyai 3 (tiga) karakteristik, yaitu(21) :
juga karena adanya faktor belajar. Faktor dorongan ini dikonsepsikan sebagai kumpulan energi yang dapat mengaktifkan tingkah laku atau sebagai motivasional faktor, dimana timbulnya perilaku menurut Hull adalah fungsi dari tiga hal yaitu : kekuatan dari dorongan yang ada pada individu, kebiasaan yang didapat dari hasil belajar, serta interaksi antara keduanya(21). Berdasarkan uraian di atas, baik konsep yang dikemukakan Woodhworth maupun Hull, keduanya menjelaskan bahwa motivasi berkaitan erat dengan perilaku.
2.5 Perilaku Mengontrol Mengontrol Kadar Gula darah
Ada empat cara pengelolaan diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula
pengontrolan yang teratur penderita diabetes mellitus dapat hidup secara normal(6). Pengontrolan diabetes mellitus yang baik dapat mengurangi komplikasi 20 sampai 30 %(7). Ada empat cara pengelolaan diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula darah yang dikenal dengan empat serangkai pengelolaan diabetes mellitus, yaitu edukasi, perencanaan makanan, latihan jasmani dan intervensi medis. Bila penderita diabetes mellitus taat dan disiplin serta mau berperilaku sehari-hari dengan baik dan mengikuti empat serangkai dalam pengelolaan diabetes mellitus, maka kualitas kesehatan penderita diabetes mellitus mel litus juga akan baik (8). Perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, yaitu pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi dan
Motivasi adalah suatu konstruk yang dimulai dari adanya need atau kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan, memberi arah, dan membuat persisten (berulang-ulang) dari suatu perilaku suatu perilaku untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri (10). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk berperilaku, yaitu(18) : 1. Faktor Internal : Jenis kelamin, sikap, kepribadian, pengalaman, harapan. 2. Faktor eksternal : Lingkungan, pendidikan, pengetahuan, kebudayaan dan sosial ekonomi.
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1
Kerangka Konsep
Perilak u terjadi karena adanya motivasi atau dorongan (drive ( drive)) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai, karena tanpa dorongan tadi tidak akan ada suatu kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme timbulnya perilaku. Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan (need ( need ), ), dalam arti kebutuhan membangkitkan dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya mengaktifkan atau memunculkan
3.2.2 Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada hubungan antara motivasi penderita diabetes mellitus dengan perilaku (mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun 2012.
3.3
Definisi Operasional, Operasional, Variabel, dan Cara Pengukuran
Variabel Motivasi penderita diabetes mellitus
Definisi Operasional Dorongan dari dalam diri individu dan dorongan dari luar individu yang menyebabkan penderita diabetes
Cara Ukur Kuesioner
Hasil Ukur Kuesioner Tinggi : jika skor total ≥ mean Alat Ukur
Skala Ordinal
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1
Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasi yaitu suatu suatu penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara gejala yang satu dengan gejala lainya atau variabel satu dengan variabel lainya (23). Menggunakan metode cross sectional atau potong silang yang dicirikan dengan variabel independent (bebas) dan variabel dependent (terikat) diukur pada waktu yang bersamaan(24).
Populasi dalam penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus tipe 2 yang berada di wilayah kerja kerj a Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun 2011 berjumlah 142 orang.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila populasi kurang dari 100 maka populasi yang ada semua dijadikan sampel (total sampling), tetapi jika jumlah populasinya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih dari populasi(24). Maka jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 orang atau 25% dari populasi. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :
2. Menentukan interval dengan cara membagi jumlah populasi dengan jumlah sampel yang dibutuhkan. 3. Menentukan sampel pertama dengan cara melotre sesuai dengan nomor urut interval.
4.4
Instrumen Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian
merupakan
alat
bantu
bagi
peneliti
dalam
mengumpulkan data (24). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang dibuat sendiri berdasarkan kisi-kisi instrumen yang disusun menurut indikator dari variabel motivasi penderita diabetes mellitus dan variabel perilaku (mengontrol)
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala skala likert mempunyai gradasi (berjenjang), seperti : selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan tidak pernah (TP)(25).
4.5
Metode Pengumpulan Pengumpul an Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dilakukan dengan cara peneliti berkunjung ke rumah penderita (home (home visite). visite). Data yang diambil adalah primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan instrumen alat pengambilan data berupa kuesioner dan data
konsisten apabila pengukuran terhadap aspek yang sama (internal ( internal consistency reliability) reliability)(24). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan korelasi pearson korelasi pearson product product moment , yaitu menggunakan analisis butir (item) yakni mengkorelasikan skor tiap butir (item) pertanyaan dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir pertanyaan. Item mempunyai validitas tinggi jika koefisien korelasinya minimal sebesar 0,3(25). Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan metode internal consistency consistency yang diukur dengan menggunakan koefisien cronbach alpha, alpha , jika koefisien cronbach alpha alpha lebih besar dari pada 0,6 maka dinyatakan bahwa instumen
pengukuran
(reliabel)(26)
yang
digunakan
dalam
penelitian
adalah
handal
4.7
Pengolahan Data
Sebelum dilakukan pengolahan data, variabel motivasi dan perilaku diberi skor sesuai dengan bobot jawaban dari pertanyaan yang disediakan, pengolahan data dilakukan dengan tahapan sebaga berikut (27) : 1. Editing Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dan kejelasan jawaban kuesioner dan penyesuaian data yang diperoleh dengan kebutuhan penelitian. Hal ini dilakukan dilapangan sehingga apabila terdapat data yang meragukan ataupun salah maka dapat ditanyakan lagi kepada responden. 2. Coding Kegiatan mengklasifikasikan data atau pemberian kode-kode pada
5. Cleaning Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukan, dilakukan bila terdapat kesalahan dalam memasukan data yaitu dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang diteliti. 6. Tabulating Tabulasi data yang telah lengkap disusun sesuai dengan variabel yang dibutuhkan lalu dimasukan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Setelah diperoleh hasil dengan cara perhitungan, kemudian nilai tersebut dimasukan ke dalam kategori nilai yang telah dibuat.
4.8
Analisa Data
Analisis univariat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut(24) :
P=
F N
x 100%
Keterangan : P = Persentase kategori F = Frekuensi kategori N = Jumlah responden Hasil
persentase
setiap
kategori
menggunakan kategori sebagai berikut (24): 0%
: Tidak seorangpun
1-25 %
: Sebagian kecil
tersebut
dideskripsikan
dengan
Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi square dengan rumus sebagai berikut(26) :
X =∑
– E
Keterangan : x² : chi square O : frekuensi observasi E : frekuensi harapan Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95%, yaitu sebagai berikut (26) : 1)
Jika nilai sig nilai sig p ≤ α (0,05), ( 0,05), maka Ho ditolak, yang artinya variabel tersebut
1. Informed Consent Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang penelitian yang akan dilakukan untuk mengetahui tujuan penelitian secara jelas. Jika responden setuju maka diminta untuk mengisi lembar persetujuan dan menandatanganinya, dan sebaliknya jika responden tidak bersedia, maka peneliti tetap menghormati hak-hak responden. 2. Anominity Responden tidak perlu mengisi identitas diri (tidak mencantumkan nama responden) dengan tujuan untuk menjaga kerahasiaan responden. 3. Privacy Identitas responden tidak akan diketahui oleh orang lain dan mungkin
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil Penelitian
Pengumpulan data dilakukan pada tangal 30 Juli 2012 sampai dengan 4 Agustus 2012 terhadap 36 responden penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Panongan Kabupaten Majalen gka. Adapun hasil dari penelitian dapat dilihat pada bagian di bawah ini, sebagai berikut : 1. Hasil penelitian motivasi penderita diabetes mellitus mengontrol kadar gula
2. Hasil penelitian perilaku penderita diabetes mellitus mengontrol kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka t ahun 2012
Gambar 5.2
Distribusi Perilaku Penderita Diabetes Mellitus Mengotrol Kadar Gula Darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka Tahun 2012
100 100 80 60 40 20 0
% Jumlah
Perilaku Aktif
Perilaku Pasif
36,1
63,9
100
13
23
36
Jumlah
Berdasarkan gambar 5.3 di atas, 92,9% responden dengan motivasi tinggi memiliki perilaku aktif sedangkan responden dengan motivasi rendah 100% memiliki perilaku pasif dalam mengontrol kadar gula darah. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik Chi Square Square yang diolah dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS) Solution (SPSS) 16 for 16 for Windows menghasilkan nilai sig nilai sig p < α (0,05) dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara motivasi penderita diabetes mellitus dengan perilaku (mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun 2012.
Tabel 5.1
Hasil analisis analisis hubungan hubungan motivasi motivasi penderita diabetes mellitus dengan dengan perilaku mengontrol kadar kadar gula darah di Puskesmas Puskesmas Panongan Kabupaten Kabupaten
Rendahnya motivasi penderita diabetes mellitus mengontrol kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor intrinsik berupa keinginan dari dalam diri penderita diabetes mellitus itu sendiri yang memiliki niat dan kesadaran yang tinggi untuk mengontrol kadar gula darahnya, dan faktor ekstrinsik berupa daya dukung dari lingkungan tempat penderita berada. Motivasi intrinsik adalah dorongan berupa energi aktif yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri atas dasar kemauan sendiri yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi, emosi, sehingga mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu atas kesadaranya sendiri serta akan lebih banyak memiliki ide
mahalnya biaya pemeriksaan kadar gula darah, kurangnya sosialisasi program puskesmas terkait pengendalian kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus, dan kurangnya kegiatan konseling tentang cara mengontrol kadar gula darah, merupakan faktor ekstrinsik yang mempengaruhi rendahnya motivasi penderita diabetes mellitus untuk mengontrol kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka. Motivasi adalah suatu konstruk yang dimulai dari adanya need atau kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan, memberi arah, dan membuat persisten (berulang-ulang) dari suatu perilaku suatu perilaku untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri (10)
menggunakan metode konseling untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan individu dan keluarga dalam mengelola penyakit diabetes mellitus. Pengetahuan merupakan seluruh kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara
terarah dan efektif,
sehingga orang yang mempunyai
pengetahuan tinggi akan mudah menyerap informasi, saran, dan nasihat. Meningkatnya pengetahuan penderita diabetes mellitus tentang penyakitnya akan mampu meningkatkan motivasi penderita diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula darah. Sikap merupakan perasaan mendukung atau tidak mendukung pada suatu objek, dimana seseorang akan melakukan kegiatan jika sikapnya mendukung terhadap obyek tersebut, sebaliknya seseorang tidak melakukan kegiatan jika
5.2.2 Perilaku Penderita Diabetes Mellitus Mengontrol Kadar Gula Darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka Tahun 2012
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden (63,9%) memiliki perilaku yang pasif dalam mengontrol kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun 2012. Pasifnya perilaku penderita diabetes mellitus mengontrol kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor dominan yang mempengaruhinya adalah rendahnya motivasi penderita diabetes mellitus untuk mengontrol kadar gula gula darah. Perilak u terjadi karena adanya motivasi atau dorongan (drive ( drive)) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan kepentingan atau tujuan
6.
Kategori kedua Tahu motivasi yang sebenarnya, namun oleh karena berbagai macam hal tindakan atau perilaku tidak sesuai.
7.
Kategori ketiga Tidak tahu motivasi sebenarnya, yang dipikirkan hanya proses tindakannya saja, yang penting tindakanya tidak negatif.
8.
Kategori keempat Tidak tahu motivasi sebenarnya sehingga tindakan atau perilakunya tidak sesuai/salah. Untuk merubah perilaku pasif penderita diabetes mellitus dalam mengontrol
kadar gula darah, perawat di Puskesmas Panongan harus meningkatkan perannya
perilaku (mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun 2012. Motivasi merupakan suatu tenaga yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasi tingkah laku (Perilaku). Perilaku ini timbul karena adanya dorongan faktor internal dan faktor eksternal. Perilaku dipandang sebagai reaksi atau respons terhadap suatu stimulus. Perilaku terjadi karena adanya motivasi atau dorongan (drive ( drive)) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai, karena tanpa dorongan tadi tidak akan ada suatu kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme timbulnya perilaku. Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan (need ( need ), ), dalam arti kebutuhan membangkitkan
dikemukakan oleh Hull yang menegaskan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh motivasi atau dorongan oleh kepentingan mengadakan pemenuhan atau pemuasan terhadap kebutuhan yang yang ada pada diri individu (21). Berdasarkan uraian di atas, baik konsep yang dikemukakan Woodhworth maupun Hull, keduanya menjelaskan bahwa motivasi berkaitan erat dengan perilaku. Kedua konsep tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun 2012, bahwa ada hubungan yang bermakna anatara motivasi penderita diabetes mellitus dengan perilaku (mengontrol) kadar gula darah.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 36 responden penderita diabetes mellitus tentang te ntang hubungan motivasi penderita diabetes mellitus melli tus dengan perilaku (mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun 2012, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebagian besar responden (61,1%) memiliki motivasi yang rendah dalam
meningkatkan motivasi dan perilaku masyarakat khususnya penderita diabetes mellitus melalui peningkatan kegiatan perberdayaan kesehatan keluarga dan melakukan pendidikan kesehatan dalam pengelolaan diabetes secara mandiri (diabetes self management education) education ) dengan menggunakan metode konseling dan intervensi perilaku untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan individu dan keluarga dalam mengelola penyakit diabetes mellitusi.
6.2.2 Bagi STIKes Cirebon
STIKes Cirebon sebagai institusi pendidikan bidang kesehatan dapat menjalin kerjasama, baik dengan institusi pelayanan kesehatan (puskesmas) maupun dengan masyarakat, dalam meningkatkan dan memfasilitasi tercapainya
DAFTAR PUSTAKA
1.
Batis, Krisnawati. Epidemiologi Penyakit Diabetes Mellitus. Mellitus. Depok: FKM UI; 2004
2.
FK Unair. Diabetes Unair. Diabetes merupakan penyakit global yang serius; serius ; (diunduh tanggal 12 Juni 2012). Tersedia dari : http://www.fk.unair.ac.id/
3.
Atepafia. Ancaman Diabetes Mellitus; Mellitus ; (diunduh tanggal 12 Juni 2012). Tersedia dari : http://pantonanews.com/707-wekipedia-diabetesmellitus
4.
WHO. Diabetes Mellitus Ancaman global; global; (diunduh tanggal 12 Juni 2012). Tersedia dari : http://www.who.int/topic/diabetesmellitus/en/
5.
Puskesmas Panongan. Profil Puskesmas Panongan Tahun 2011. Majalengka: Puskesmas Panongan; 2011
6.
Sarwono. Pedoman Diet Diabetes Mellitus. Mellitus. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Indonesia. Jakarta: 14. Perkeni. Consensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia. Balai Pustaka FKUI; 2006 15. Lutan, R. Manusia R. Manusia dan Olahraga. Bandung : ITB; 2003 16. Suchri Suarli dan Yanyan Bachtiar. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Praktis. Bandung: Balatin Pratama; 2007 17. Moekijat. Dasar Moekijat. Dasar – – Dasar Dasar Motivasi. Motivasi. Bandung: Vioner Jaya; 2002 18. Walgito, Bimo. Pengantar Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Umum. Yogyakarta; 2003 19. Nungki. Pengembangan Kawasan Pinggiran Kota Melalui Pendekatan City Marketing . Surabaya: FTSP ITS; 2007 20. Notoatmodjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Perilaku . Jakarta: PT Rineka Cipta; 2007 21. Marioteguh. Hubungan Marioteguh. Hubungan Motivasi Dengan Perilaku ; (diunduh tanggal 12 Juni 2012). Tersedia dari : http://artikel-duniapsikologi-blogspot.com
LAMPIRAN 2 I NF ORM ORM ED CONS CONSENT ENT
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : ______________________ _________________________________ ______________________ ______________________ _____________ __ Alamat : ______________________ _________________________________ ______________________ ______________________ _____________ __ _____________________ ________________________________ ______________________ ______________________ ______________ ___ Dalam hal ini bersedia memberikan informasi tentang diri saya dan apa yang saya ketahui pada penelitian yang berjudul
“Hubungan Motivasi Penderita
Diabetes Mellitus Dengan Perilaku Mengontrol Kadar Gula Darah Di
LAMPIRAN 4 KUESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN Nama / Umur
: ……………………….. /………… Thn
Jenis Kelamin
: Laki-laki / Perempuan.
Agama
: ………………………
Tempat Tinggal
: ………………………
PETUNJUK PENGISIAN 1.
Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti.
2.
Setiap pertanyaan harus diisi dengan satu jawaban, yang sesuai dengan apa
NO
PERNYATAAN
1
Saya mempunyai keinginan yang kuat untuk mencari informasi tentang cara mengontrol kadar gula darah
2
Saya merasa mempunyai keinginan kuat untuk memeriksa (cek) kadar gula darah sesuai jadwal yang telah ditentukan.
3
Saya mempunyai keyakinan kadar gula darah dapat turun/normal dengan kontrol teratur
4
Saya mempunyai jadwal rutin untuk mengontrol kadar gula darah
5
Saya mengontrol kadar gula darah atas kemauan sendiri
6
Saya merasa mempunyai keinginan kuat untuk mengatur diet karena ada
SL
SR
KD
JR
TP
B. Perilaku Responden Mengontrol Kadar Gula Darah NO
PERNYATAAN
11
Melakukan diet dengan mengurangi karbohidrat
12
Melakukan diet dengan mengurangi lemak
13
Melakukan diet dengan mengurangi protein
14
Melakukan diet dengan mengurangi pemanis
15
Melakukan diet dengan meningkatkan konsumsi serat larut air
16
Minum obat penurun kadar gula darah
SL
SR
KD
JR
TP
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS (OUTPUT SPSS 16)
Scale: Reliabilitas soal Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 20
100.0
0
.0
20
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
Item-Total Statistics Corrected Item-
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance if
Total
Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted
Correlation
Deleted
Soal 1
36.65
166.976
.825
.976
Soal 2
36.75
169.987
.793
.977
Soal 3
35.90
170.937
.670
.978
Soal 4
37.05
166.050
.834
.976
Soal 5
36.30
172.326
.827
.976
Soal 6
37.05
172.050
.808
.977
Soal 7
37.35
171.924
.766
.977
Soal 8
37.10
173.779
.782
.977
Soal 9
37.25
171.882
.768
.977
Soal 10
36.45
165.103
.853
.976
Soal 11
37.20
167.958
.899
.976
INTERPRETASI HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER PENELITIAN
1. Hasil uji validitas Nomor
Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Soal 1
Corrected Item-Total r Tabel Tabel Correlation Product Moment Moment 0.825 0.456
Kesimpulan Valid
Soal 2
0.793
Valid
Soal 3
0.670
Valid
Soal 4
0.834
Valid
Soal 5
0.827
Valid
Soal 6
0.808
Valid
Soal 7
0.766
Valid
Soal 8
0.782
Valid
Soal 9
0.768
Valid
Soal 10
0.853
Valid
Soal 11
0.899
Valid
REKAPITULASI HASIL KUESIONER PENELITIAN
1.
Motivasi Penderita Diabetes Mellitus
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Responden Tn. Tm Tn.Wr Tn. Ws Ny. Ac Tn. Sp Ny. Ts Tn. Nj Ny. Ny. Sh Tn.Rh Ny.Ce Ny.Wl Tn.Ik Ny.Gn
1 1 2 2 1 3 0 1 3 1 2 1 3 2
2 1 2 2 1 3 1 0 2 1 1 1 4 2
3 2 2 2 3 4 1 2 4 2 2 2 4 3
4 0 1 1 0 2 0 0 2 0 1 0 4 2
Soal 5 6 2 1 2 2 2 2 1 1 4 3 2 1 2 1 3 2 2 1 2 1 2 1 4 3 2 2
7 0 1 1 0 2 0 0 2 1 1 0 3 2
8 1 2 2 1 3 1 1 3 1 1 1 3 3
9 1 1 2 1 2 1 1 2 0 1 1 3 2
10 1 2 2 1 4 1 1 3 1 2 1 4 3
∑
Kategori
10 17 18 10 30 8 9 26 10 14 10 35 23
Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi
2.
Perilaku Mengontrol Kadar Gula Darah
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Responden Tn. Tm Tn.Wr Tn. Ws Ny. Ac Tn. Sp Ny. Ts Tn. Nj Ny. Ny. Sh Tn.Rh Ny.Ce Ny.Wl Tn.Ik Ny.Gn Tn.Ak Ny.Ta Ny.Aw Ny.Ot Tn.Sy
1 1 2 2 1 3 1 1 3 1 1 1 3 2 1 1 2 2 1
2 1 2 2 1 3 1 1 3 1 1 1 3 2 1 1 2 2 1
3 1 2 2 1 3 1 1 3 1 1 1 3 2 1 1 2 2 1
4 4 4 4 1 4 2 4 4 2 2 2 4 4 1 1 4 4 3
Soal 5 6 1 1 2 2 3 2 1 1 3 3 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 3 3 2 4 1 3 1 1 2 4 2 3 1 0
7 0 1 1 0 2 0 0 3 1 2 0 3 1 1 0 2 3 1
8 1 2 2 1 4 1 1 3 1 1 1 4 4 3 1 4 2 1
9 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 1 0 3 2 0
10 1 2 2 1 3 1 0 2 1 1 1 4 2 1 1 3 2 1
∑
Kategori
12 20 22 9 30 10 11 29 11 12 10 33 25 14 8 28 24 10
Pasif Aktif Aktif Pasif Aktif Pasif Pasif Aktif Pasif Pasif Pasif Aktif Aktif Pasif Pasif Aktif Aktif Pasif
LAMPIRAN 6 HASIL UJI STATISTIK
Frequencies Statistics Motivasi Penderita Diabetes Mellitus N
Valid
36
Missing
0
Motivasi Penderita Diabetes Mellitus Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
Frequencies Statistics Perilaku (Mengontrol) Kadar Gula Darah N
Valid
36
Missing
0
Perilaku (Mengontrol) Kadar Gula Darah Cumulative Frequency Valid
Pasif
Percent
Valid Percent
Percent
23
63.9
63.9
63.9
Aktif
13
36.1
36.1
100.0
Total
36
100.0
100.0
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N Motivasi Penderita Diabetes Mellitus * Perilaku (Mengontrol) Kadar Gula Darah
Missing
Percent
36
100.0%
N
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
36
100.0%
Motivasi Penderita Diabetes Mellitus * Perilaku (Mengontrol) Kadar Gula Darah Crosstabulation Perilaku (Mengontrol) Kadar Gula Darah Pasif
Aktif
Jika Skor
Jika Skor
Total <
Total >=
Mean
Mean
Total
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
Exact Sig.
(2-sided)
(2-sided)
a
1
.000
28.077
1
.000
39.887
1
.000
31.975 b
Asymp. Sig.
Fisher's Exact Test
.000
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Exact Sig. (1-sided)
b
31.087
1
.000
36
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,06. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate 95% Confidence Interval
.000
LAMPIRAN 1 JADWAL KEGIATAN SKRIPSI
Waktu No.
Kegiatan
1
Pembekalan Skripsi
2
Pengajuan Judul
3 4 5 6 7 8
Mg 1
Juni 2012 Mg Mg 2 3
Mg 4
Mg 1
Juli 2012 Mg Mg 2 3
Mg 4
Mg 1
Agustus 2012 Mg Mg Mg 2 3 4
Mg 1
September 2012 Mg Mg Mg 2 3 4
Penunjukan Pembimbing 1 dan 2 Bimbingan Skripsi Pendaftaran Seminar Proposal Seminar Proposal Penelitian dan Penyusunan Skripsi Pendaftaran Sidang Skripsi
9
Sidang Skripsi
10
Perbaikan Skripsi
11
Penyerahan Skripsi
LA
MPIRAN 3 KISI – KISI KISI INSTRUMEN PENELITIAN Variabel Motivasi penderita diabetes mellitus
Indikator
Variabel
Motivasi intrinsik
Motivasi ekstrinsik
Indikator
Deskriptor
Dorongan untuk mengontrol kadar gula darah yang datangnya dari dalam diri individu
Adanya keinginan untuk mencari informasi tentang cara mengontrol gula darah
Adanya keinginan untuk cek gula darah sesuai jadwal
Adanya keyakinan kadar gula darah dapat terkendali dengan kontrol teratur
Adanya jadwal rutin untuk mengontrol kadar gula darah
Dorongan untuk mengontrol kadar gula darah yang datangnya dari luar diri individu
Adanya dukungan keluarga dalam pengaturan diet
Adanya dukungan keluarga untuk olahraga t eratur
Adanya perhatian keluarga untuk minum obat
Adanya dukungan keluarga untuk cek kadar gula darah
Adanya dukungan dari petugas kesehatan melalui konseling Deskriptor
Perilaku
Pengaturan diet
(mengontrol)
Olahraga
tergolong NIDDM
kadar gula
Edukasi
Mengurangi karbohidrat karena kadar gula dalam darah tinggi
Intervensi medis
Mengurangi lemak karena adanya glukoneogenesis melalui pemecahan lemak
Mengurangi protein karena adanya glukoneogenesis melalui pemecahan protein
Mengurangi pemanis karena dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat karena
darah
Pengaturan makan (diet) merupakan kunci pengendalian diabetes mellitus, khususnya yang
pemanis merupakan bentuk karbohidrat yang paling sederhana sederhana (monosacharida)
Meningkatkan konsumsi serat karena makanan dengan kandungan serat tinggi memiliki indeks glikemik yang rendah karena diabsorpsi lambat oleh saluran cerna, dan dapat menurunkan hiperglikemi postprandial secara signifikan dan dapat menurunkan kadar lipid serum.
Olahraga dapat menyebabkan penurunan kadar glukosa darah secara langsung melalui peningkatan penggunaan glukosa oleh otot yang aktif
Edukasi melalui konseling dapat meningkatkan pengetahuan penderita dalam mengontrol kadar gula darah
Penatalaksanaan medis untuk mengendalikan kadar gula darah dengan menggunakan obat antidiabetik oral/sistemik.
LAMPIRAN 5 REKAPITULASI HASIL UJI COBA KUESIONER
No.
Nama Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Ny. I Ny. Sn Tn. St Ny. E Ny. Ik Ny. Wr Tn. K Ny. N Tn. D Ny. R Ny. O Ny. Ks Tn. M Ny. C Ny. E Tn. Ds Tn. Sn Tn. Rs Tn. Sr Ny. U
Soal 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1 3 3 2 2 4 3 2 1 2 2 4 1 2 1 2 1 2 3 2
2 4 2 2 2 3 3 1 2 2 2 3 1 2 1 2 1 2 3 1
4 4 4 3 2 4 4 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 3 4 3
1 4 2 1 3 3 2 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 1 3 1
2 4 3 2 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2
1 2 2 1 2 3 2 1 1 2 1 3 1 1 2 2 2 2 3 1
1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1
2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 1 3 1 1 1 2 1 2 2 1
2 2 2 1 1 3 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2 1 1 3 1
2 3 2 1 3 4 3 2 2 3 2 3 1 1 2 3 1 2 4 2
1 1 2 1 2 1 1 2 3 1 1 3 1 2 1 1 3 1 3 1
1 1 2 1 2 1 1 2 3 1 1 3 1 2 1 1 3 1 3 1
1 1 2 1 2 1 1 2 3 1 1 3 1 2 1 1 3 1 3 1
2 2 3 2 3 2 3 4 4 3 2 4 2 4 3 2 4 2 4 2
2 1 3 1 2 1 2 2 2 1 2 3 1 2 1 1 2 1 3 1
3 2 4 2 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3
1 1 2 1 2 0 0 1 2 0 1 3 1 3 1 1 1 2 3 1
2 1 3 1 3 1 1 2 3 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1
1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 3 1
1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 3 1 2 2 1 2 1 3 1