A. DEFINISI SLE Lupus eritematosus sistemik (LES) adalah penyakit autoimun sistemik yang yang
dita ditand ndai ai
deng dengan an
adan adanya ya
auto autoan anti tibo bodi di
terh terhad adap ap
auto autoan anti tige gen, n,
pembentuk pembentukan an kompleks kompleks imun, dan disregulas disregulasii sistem sistem imun, menyebab menyebabkan kan kerusakan pada beberapa organ tubuh. Berbeda dengan HIV/AIDS, SLE adalah suatu penyakit yang ditandai deng de ngan an pe peni ning ngka kata tan n si sist stem em ke keke keba bala lan n tu tubu buh h se sehi hing ngga ga an antib tibod odii ya yang ng seharusnya ditujukan untuk melawan bakteri maupun virus yang masuk ke dalam dal am tub tubuh uh ber berbal balik ik me merus rusak ak org organ an tub tubuh uh itu sen sendir dirii se seper perti ti gin ginjal jal,, hat hati, i, sendi, sel darah merah, leukosit, atau trombosit.
B. PENY PENYEB EBAB AB SLE SLE Fakt Fa ktor or ge gene neti tik k me memp mpun unya yaii pe pera rana nan n ya yang ng sa sang ngat at pe pent nting ing da dala lam m keren ke rentan tanan an da dan n eks ekspre presi si pen penya yakit kit SLE SLE.. Sek Sekita itarr 10% – 20% pasien pasien SLE mempunyai kerabat dekat (first (first degree relative) relative) yang menderita SLE. Angka kejadian SLE pada saudara kembar identik (24-69%) lebih tinggi daripada saudara kembar non-identik (2-9%). Fakto Fa ktorr lin lingku gkunga ngan n ya yang ng men menyeb yebab abkan kan tim timbul bulnya nya SLE ya yaitu itu sin sinar ar UV ya yang ng me meng ngub ubah ah st stru rukt ktur ur DN DNA A di da daer erah ah ya yang ng te terpa rpapa parr se sehi hing ngga ga menyebabkan perubahan sistem imun di daerah tersebut serta menginduksi apoptosis dari sel keratonosit. SLE juga dapat diinduksi oleh obat tertentu khususnya pada asetilator lambat yang mempunyai gen HLA DR-4 menyebabkan asetilasi obat menjadi lamb la mba at,
oba batt
bany nya ak
tera te rak kum umul ula asi
di
tubu tu buh h
seh se hin ing gga
memb me mbe eri rika kan n
kesempata kese mpatan n obat untuk berikatan berikatan dengan protein protein tubuh. Hal ini dires direspon pon sebag se bagai ai ben benda da asi asing ng ole oleh h tub tubuh uh se sehin hingga gga tub tubuh uh mem membe bentu ntuk k kom komple pleks ks antibodi antinuklear (ANA) untuk menyerang benda asing tersebut. Selain itu infeksi virus dan bakteri juga menyebabkan perubahan pada sistem imun dengan mekanisme menyebabkan peningkatan antibodi antiviral sehin se hingg gga a me meng ngak aktiv tivas asii se sell B li limf mfos osit it no nons nspe pesi sifi fik k ya yang ng ak akan an me memi micu cu terjadinya SLE.
C. PATO PATOFI FISIO SIOLO LOGI GI SLE Pada pasien SLE terjadi gangguan respon imun yang menyebabkan akti ak tiva vasi si se sell B, pe peni ning ngka kata tan n ju juml mlah ah se sell ya yang ng me meng ngha hasi silk lkan an an anti tibo bodi di,, hipergamaglobulinemia, produksi autoantibodi, dan pembentukan kompleks imun. Aktivasi sel T dan sel B disebabkan karena adanya stimulasi antigen spesifik baik yang berasal dari luar seperti bahan-bahan kimia, DNA bakteri, antigen virus, fosfolipid dinding sel atau yang berasal dari dalam yaitu protein DNA dan RNA. Antigen ini dibawa oleh antigen presenting cells (APCs) atau berikatan dengan antibodi pada permukaan sel B. Kemudian diproses oleh sel B dan APCs menjadi peptida dan dibawa ke sel T melalui molekul HLA yang ada di permukaan. Sel T akan teraktivasi dan mengeluarkan sitokin
Gambar Patofisiologi SLE
yang dapat merangsang sel B untuk membentuk autoantibodi yang patogen. Interaksi antara sel B dan sel T serta APCs dan sel T terjadi dengan bantuan sitokin, molekul CD 40, CTLA-4 Ciri khas autoantibodi ini adalah bahwa mereka tidak spesifik pada satu jaringan tertentu dan merupakan komponen integral dari semua jenis sel sehingga menyebabkan inflamasi dan kerusakan organ secara luas melalui 3 mekanisme yaitu pertama kompleks imun (misalnya DNA-anti DNA) terjebak dalam membran jaringan dan mengaktifkan komplemen yang menyebabkan kerus ke rusaka akan n jar jaring ingan. an. Ked Kedua, ua, aut autoa oantib ntibodi odi ter terseb sebut ut men mengik gikat at kom kompon ponen en jaringan atau antigen yang terjebak di dalam jaringan, komplemen akan teraktivasi dan terjadi kerusakan jaringan. Mekanisme yang terakhir adalah auto au toan anti tibo bodi di
mene me nemp mpel el
pada pa da
memb me mbra ran n
dan da n
meny me nyeb ebab abka kan n
akti ak tiva vasi si
komplemen yang berperan dalan kematian sel atau autoantibodi masuk ke dalam dal am sel dan ber berika ikatan tan den denga gan n int intii sel da dan n men menyeb yebab abkan kan men menuru urunny nnya a fungsi sel tetapi belum diketahui mekanismenya m ekanismenya terhadap kerusakan kerusakan jaringan.
D. MANIFE MANIFESTA STASI SI KLINI KLINIS S SLE SLE Manifestasi klinik secara umum yang sering timbul pada pasien SLE adalah rasa lelah, malaise, demam, penurunan nafsu makan, dan penurunan beratt bada bera badan. n. Geja Gejala la musku muskulosk loskeleta eletall berup berupa a artrit artritis, is, atralg atralgia, ia, dan mialgia umumnya timbul mendahului gejala yang lain. Yang paling sering terkena adalah sendi interfalangeal proksimal diikuti oleh lutut, pergelangan tangan, metakarpofalangeal, siku, dan pergelangan kaki. Geja Ge jala la di ku kulit lit da dapa patt be beru rupa pa ti timb mbul ulny nya a ru ruam am ku kulit lit ya yang ng kh khas as da dan n bany ba nyak ak me meno nolo long ng da dala lam m me meng ngar arah ahka kan n di diag agno nosa sa SL SLE E ya yaitu itu ru ruam am ku kulit lit berbentuk kupu-kupu (butte butterfly rfly rash rash)) be berup rupa a eri eritem tema a yan yang g aga agak k ede edemat matus us pada hidung dan kedua pipi. Dengan pengobatan yang tepat, kelainan ini dapat sembuh tanpa bekas. Pada bagian tubuh yang terkena sinar matahari
dapat
timbul
ruam
kulit
yang
terjadi
karena
hipersensitivitas
( photohypersensitivity ). Lesi cakram terjadi pada 10% – 20% pasien SLE. photohypersensitivity ). Gejala lain yang yang timbul adalah vaskulitis eritema periungual, livido retikularis, alopesia, ulserasi, dan fenomena Raynaud. Geja Ge jala la SL SLE E pa pada da ja jant ntun ung g
serin se ring g dit ditan anda daii ad adan anya ya pe perik rikar ardit ditis is,,
miokarditis, gangguan katup jantung (biasanya aorta atau mitral) termasuk gejala geja la endo endokardi karditis tisLibman-Sachs Libman-Sachs.. Penyakit jantung pada pasien umumnya
dipe di peng ngar aruh uhii
oleh ol eh
bany ba nyak ak
fakt fa ktor or
sepe se pert rtii
hipe hi pert rten ensi si,,
kege ke gemu muka kan, n,
dan da n
hiperlipidemia. Terapi dengan kortikosteroid dan adanya penyakit ginjal juga dapat meningkatkan resiko penyakit jantung pada pasien SLE. Gejala Ge jala lain ya yang ng jug juga a se sering ring timbul timbul ada adalah lah ge gejal jala a pad pada a par paru u ya yang ng meliputi pleuritis dan efusi pleura. Pneumonitis lupus menyebabkan demam, sesa se sak k na napa pas, s, da dan n ba batu tuk. k. Ge Geja jala la pa pada da pa paru ru in inii ja jara rang ng te terj rjad adii na namu mun n mempunyai angka mortalitas yang tinggi. Nyeri abdomen terjadi pada 25% kasus kasu s SLE. Gejala salur saluran an penc pencerna ernaan an (gas (gastroin trointestina testinal) l) lain yang serin sering g timb ti mbul ul ad adal alah ah mu mual al,, di diar are, e, da dan n di disp spep epsi sia. a. Se Sela lain in it itu u da dapa patt pu pula la te terja rjadi di vaskulitis, perforasi usus, pankreatitis, dan hepatosplenomegali. Gejala Ge jala SLE pa pada da sus susuna unan n sa saraf raf ya yaitu itu ter terjad jadiny inya a neu neurop ropati ati pe perife rifer r berupa gangguan sensorik dan motorik yang umumnya bersifat sementara.
Gejala Ge jala lai lain n yan yang g jug juga a tim timbul bul ad adala alah h dis disfun fungsi gsi kog kognit nitif, if, ps psiko ikosis sis,, dep depres resi, i, kejang, dan stroke.
Gambar Pembagian Manifestasi Manifestasi Klinis pada Penderita SLE
Gejala Ge jala he hemat matolo ologik gik umu umumny mnya a ada adalah lah ane anemia mia ya yang ng ter terjad jadii ak akiba ibatt inflam inf lamasi asi kro kronik nik pad pada a seb sebagi agian an bes besar ar pa pasie sien n sa saat at lup lupusn usnya ya akt aktif. if. Pa Pada da pasien dengan uji Coombs Coombs-nya -nya positif dapat mengalami anemia hemolitik. Leukopenia (biasanya limfopenia) sering ditemukan tetapi tidak memerlukan terapi dan jarang kambuh. Trombositopenia ringan sering terjadi, sedangkan trombo tro mbosit sitope openia nia be berat rat dis disert ertai ai per perdar daraha ahan n dan pur purpur pura a ter terjad jadii pad pada a
5%
pasien dan harus diterapi dengan glukokortikoid dosis tinggi. Pada
wani wa nita ta
deng de ngan an
SLE
yang
meng me nga ala lami mi
keha hami mila lan n
mak ma ka
dikhawatirk dikha watirkan an akan mempe mempercepa rcepatt peny penyeba ebaran ran peny penyakit akit sela selama ma keha kehamilan milan dan pada periode awal setelah melahirkan. Selain itu juga dapat terjadi aborsi seca se cara ra
spon sp onta tan n
pree pr eekla klams msia ia
atau at au
kela ke lahi hira ran n
prem pr emat atur ur..
Kemu Ke mung ngki kina nan n
terj te rjad adin inya ya
atau at au hi hipe pert rten ensi si ya yang ng di dise seba babk bkan an ke keha hami mila lan n ju juga ga da dapa patt
memperparah penyakitnya. Gejala klinik pada kerusakan kerusakan ginjal dapat dilihat dilihat dari tingginya serum serum kreatinin krea tinin atau ada adanya nya prote proteinuria inuria.. Peny Penyakit akit ginjal pada pasien SLE serin sering g
disebut lupus nefritis. Pada pasien dengan lupus nefritis terutama ras Afrika – Amerika dapat terjadi peningkatan serum kreatinin, penurunan respon terhadap terha dap obat obat-obat -obat imuno imunosupre supresan, san, hiper hipertens tensi, i, dan sind sindrom rom nefro nefrotik tik yang persisten
E. PEMER PEMERIKS IKSAAN AAN DIAG DIAGNOS NOSTIK TIK SLE SLE Pemeriksaan
untuk
menentukan
adanya
penyakit
ini
bervariasi,diantaranya : -
Peme Pemeri riks ksaa aan n Dara Darah h Leng Lengka kap p
-
Tes
Darah
ANA
(Anti
Nuclear
Antibody).
Tes
ini
akan
mengidenti mengidentifikas fikasii antibody antibody (autoantib (autoantibody) ody) yang memakan memakan sel-sel sel-sel bergun berguna a bagi bagi tubuh. tubuh. Hasil Hasil positif positif tes ANA terseb tersebut ut belum belum bisa bisa dikatakan seseorang menderita Lupus. Perlu dibutuhkan data lain seperti gejala, catatan fisik pasien dan tes lengkap laboratorium hingga dipastikan si pasien apakah menderita Lupus. -
Rua Ruam kul kulit it atau atau lesi lesi yang yang khas khas
-
Rontge Rontgen n dada dada menu menunju njukka kkan n pleur pleuritis itis atau atau perika perikardi rditis tis
-
Peme Pemeri riks ksaa aan n
dada dada deng denga an
ban bantua tuan
steto tetos skop kop
men menunju unjukk kka an
adanya gesekan pleura atau jantung. -
Anal Analis isa a air air kemi kemih h menu menunj njuk ukka kan n adany adanya a dara darah h atau atau prote protein in lebih lebih dari 0,5 mg/hari atau +++
-
Hitu Hitung ng Jeni Jenis s Dara Darah h menu menunj njuk ukka kan n adan adanya ya penu penuru runa nan n bebe bebera rapa pa jenis sel darah.
-
Biopsi gi ginjal Anibodi anti doublestranded-DNA, antibody antifosfolipid,antibody lain (anti-Ro,anti-La,anti-RNP), factor Rheumatoid, titer komplemen C3,C4 C3,C4 dan dan CH50 CH50,, titer titer IgM, IgM,Ig IgG, G,da dan n IgA, IgA, Uji Uji Coom Coombc bc,, Krea Kreati tin, n, Ureum darah, Protein urin>0,5 gram/24 jam (Nefritis), dan encitraan (foto Rontgen Toraks), USG ginjal, MRI kepala.
F. DIAG DIAGNO NOSI SIS S BANDI BANDING NG SLE SLE Pada
tahun
1982, American
Rheumatism
Association (ARA)
menetapkan kriteria baru untuk klasifikasi SLE yang diperbarui pada tahun 1997. 199 7. Kri Kriter teria ia SLE ini mem mempun punyai yai se selek lektiv tivitas itas 96% 96%.. Dia Diagno gnosa sa SLE dap dapat at
ditega dit egakka kkan n jik jika a pad pada a sua suatu tu per period iode e pen pengam gamata atan n dit ditemu emuka kan n 4 ata atau u leb lebih ih kriteria dari 11 kriteria yaitu : (1)
Ruam mala malarr : eritema eritema persi persisten, sten, data datarr atau atau menin meninggi, ggi, pada daer daerah ah hidung dan pipi.
(2)) (2
Ruam Ru am disko diskoid id : be berc rcak ak erite eritema mato tosa sa yang yang me menin ningg ggii de deng ngan an sisik sisik keratin kera tin yang melek melekat at dan dan
sumbatan sumb atan folike folikel, l, dapat dapat terjadi terjadi jaringa jaringan n
parut. (3)
Fotosensitivitas : terjadi lesi kulit akibat abnormalitas terhadap cahaya matahari.
(4)
Ulserasi mulut : ulserasi di mulut atau nasofaring, umumnya tidak nyeri.
(5)
Artritis Artriti s : artrit artritis is nonero nonerosif sif yang yang menge mengenai nai 2 send sendii perifer perifer ditan ditandai dai oleh oleh nyeri, bengkak, atau efusi.
(6)
Serositis a. Ple Pleurit uritis is : ada adanya nya riw riway ayat at nye nyeri ri ple pleura urall ata atau u ter terden dengar garnya nya bun bunyi yi gesekan pleura atau adanya efusi pleura. b.Perikarditis : diperoleh dari gambaran EKG atau terdengarnya bunyi gesekan perikard atau efusi perikard.
(7)
Kelainan ginjal a. Proteinuria yang lebih besar 0,5 g/dL atau lebih dari 3+ b.Ditemukan eritrosit, hemoglobin granular, granular, tubular, atau atau campuran.
(8)
Kelainan neurologis : kejang tanpa sebab atau psikosis tanpa sebab.
(9)
Kelainan Kela inan hemat hematologik ologik : anemia anemia hemolitik hemolitik atau leuko leukopenia penia (kura (kurang ng dari dari 400/mm3)
atau
trom tr ombo bosi sito tope peni nia a
limfopenia (kur (k uran ang g
dari da ri
(kurang
dari
100. 10 0.00 000/ 0/mm mm3)
1500/mm3),
atau
tanpa
obat
ada
penginduksi gejala tersebut. (10)
Kelainan Kela inan imunolog imunologik ik : anti ds-DNA atau atau anti-Sm positif positif atau adanya adanya antibodi antifosfolipid
(11) Antibodi antinukleus : jumlah ANA yang abnormal pada pemeriksaan imun im unof oflu luor ores esen ensi si at atau au pe peme merik riksa saan an ya yang ng ek ekuiv uival alen en pa pada da se seti tiap ap saat dan tidak ada obat yang menginduksi sindroma lupus
G. PENAT PENATALA ALAKSA KSANAA NAAN N SLE Tujuan Tujuan pengo pengobat batan an LES LES adalah adalah mengo mengontr ntrol ol manife manifesta stasi si penya penyakit kit,, sehingga anak dapat memiliki kualitas hidup yang baik tanpa eksaserbasi
berat, sekaligus mencegah kerusakan organ serius yang dapat menyebabkan kematian. Adapun obat-obatan yang dibutuhkan seperti:
a. Antiinflamasi non-steroid Untuk pengobatan simptomatik artralgia nyeri sendi. b. Antimalaria Dibe iberika rikan n
untu untuk k
lup lupus
disko iskoid id..
Pemak makaian ian
jan jangka gka
panj panja ang
memerlukan evaluasi retina setiap 6 bulan. c. Kortikosteroid - Dosis Dosis rendah rendah,, untuk untuk mengat mengatas asii gejala gejala klinis klinis seper seperti ti demam demam derma dermati titis tis,, efus efusii pleu pleura ra.. Dibe Diberik rikan an sela selama ma 4 ming minggu gu mini minima mall sebelum dilakukan penyapihan. - Dosis tinggi, untuk untuk mengatasi krisis krisis lupus, gejala gejala nefritis, SSP, dan dan anemi hemolitik. d. Obat imunosupresa i munosupresan/sitostatika n/sitostatika Imun Imunos osup upre resa san n dibe diberi rika kan n pada pada SLE SLE deng dengan an kete keterl rliba ibata tan n SSP, SSP, nefritis nefritis difus dan membrano membranosa, sa, anemia anemia hemolitik hemolitik akut, dan kasus yang resisten terhadap pemberian kortikosteroid. e. Obat antihipertensi Atasi hipertensi pada nefritis lupus dengan agresif f. Kalsium Semua pasien LES yang mengalami artritis serta mendapat terapi pred predni niso son n
beri berisi siko ko
untu untuk k
meng mengal alam amii
oste osteop open enia ia,,
kare karena nany nya a
memerlukan suplementasi kalsium. Restriksi diet ditentukan oleh terapi yang diberikan. Sebagian besar pasien pasien memerl memerluka ukan n kortik kortikost ostero eroid, id, dan saat saat itu diet diet yang yang diperb diperbole olehka hkan n adalah yang mengandung cukup kalsium, rendah lemak, dan rendah garam. Pasi Pasien en disa disara rank nkan an berh berhat ati-h i-hat atii deng dengan an suple supleme men n maka makana nan n dan dan obat obat tradisional. Pasien lupus sebaiknya tetap beraktivitas normal. Olah raga diperlukan untuk mempertahankan densitas tulang dan berat badan normal. Tetapi tidak bole boleh h berle berlebi biha han n kare karena na lela lelah h dan dan stre stress ss serin sering g dihu dihubu bung ngka kan n deng dengan an kekam kekambuh buhan. an. Pasien Pasien disara disaranka nkan n untuk untuk menghi menghinda ndari ri sinar sinar mataha matahari, ri, bila bila terp terpak aksa sa haru harus s terp terpap apar ar mata mataha hari ri haru harus s meng menggu guna naka kan n krim krim pelin pelindu dung ng
matahari (waterproof sunblock) setiap 2 jam. Lampu fluorescence juga dapat meningkatkan timbulnya lesi kulit pada pasien LES. H. ASUHAN ASUHAN KEPER KEPERAWA AWATAN TAN 1. Peng Pengk kajia jian a. Riwaya Riwayatt Keseha Kesehatan tan Klie Klien, n, melip meliputi uti : -
Biog Biogra rafi fi Klie Klien n (nam (nama, a, alam alamat at,, jeni jenis s kela kelami min, n, stat status us pern pernik ikah ahan an,, pekerjaan, dan etnis klien)
-
Keluhan utama klien
-
Riway Riwayat at keseha kesehatan tan yang yang lampau lampau (riwa (riwayat yat imuni imunisas sasi, i, alergi, alergi, penya penyakit kit dan pemeriksaan diagnostic yang pernah dijalani klien)
-
Riwa Riway yat keseha sehata tan n
kelu kelua arga rga (pe (penya nyakit kit
yang diid iidap angg nggota
keluarga yang lain) -
Prof Profil il klie klien n (pen (penge geta tahu huan an,li ,ling ngku kung ngan an,fa ,fact ctor or spiri spiritu tual al,, gaya gaya hidu hidup, p, seksualitas, dan respon stress dari klien)
b.
Peng Pengka kajia jian n Kepe Kepera rawa wata tan n (bis (bisa a deng dengan an meto metode de head head to toe toe atau atau system by system) -
Inspek Inspeksi si area area kulit teruta terutama ma bagian bagian wajah wajah/in /inspe speksi ksi adan adanya ya butter butterfly fly rash
-
Palpas Palpasii area area abdo abdomen men,, apak apakah ah terda terdapat pat nye nyeri ri abdo abdomen men
-
Perkus Perkusii bagian bagian abdo abdomen men untu untuk k mengka mengkajiji adany adanya a gas pada pada GI GI Tract Tract klien
-
Auskul Auskultas tasii dada dan dan pungg punggung ung klie klien n untuk untuk memas memastik tikan an keber kebersih sihan an jalan nafas klien
-
TTV, TTV, meliputi meliputi suhu suhu tubuh tubuh,, nadi, nadi, kecepa kecepatan tan perna pernafas fasan, an, dan dan tekanan tekanan darah.
c. Rekam me medis 2.
Diagnosis Keperawatan,Intervensi, Rasional, dan Evaluasi -
Dx : Nyer Nyerii akut akut b.d inflam inflamasi asi/ke /kerus rusaka akan n jarin jaringan gan Tujuan : Setelah diberikan askep 1x24 jam inflamasi berkurang KH : Nyeri berkurang diukur melalui skala nyeri Tanda inflamasi berkurang
INTERVENSI 1. Selidiki keluhan
nyeri
RASIONAL 1. Membantu
dalam
(PQR (PQRST ST). ). Cata Catatt resp respon on
mene menent ntuk ukan an
nonverbal
manajemen nyeri
2. Berikan busa busa,,
matras/kasur bant bantal al,,
kebu kebutu tuha han n
2. Memb Membe erika rikan n
ting tinggi gika kan n
kenyamanan.
linen tempat tidur sesuai kebutuhan. 3. Dorong
untuk
sering
3. Mencegah
terjadinya
mengub mengubah ah posisi posisi.. Bantu Bantu
kelelahan
pasien untuk bergerak di
kekakuan sendi.
tempat
tidur,
umum
dan
hindari
gerakan keras. 4. Dorong
penggunaan
4. Meni Mening ngka katk tkan an
rela relaks ksas asi, i,
teknik manajemen stress.
membe membeika ikan n rasa rasa contro controll
Misalnya
relaksasi
dan
sentuhan
kemampuan koping.
:
progresif, terape terapeutik utik,,
biofee biofeedba dback, ck,
visualisa isasi,
pedoman man
imaji imajina nasi si,,
meningkatkan
hypn hypnos osis is diri diri,,
pengendalian nafas. 5. Beri
obat
aktiv ktivit ita as/la s/lati tih han dire irencanakan
sebelum yang yang sesuai
petunjuk. 6. Berikan order
5.
Mening Meningka katka tkan n men menguran rangi
relaks relaksas asi, i, spasme, me,
memudahka memudahkan n untuk turut serta dalam terapi.
NSAID
sesuai
6. Megurangi jaringan lain.
nyeri
otot,
Evaluasi : Klien menunjukkan tanda-tanda sesuai dengan KH yang telah dijabarkan sebelumnya.
-
Dx : Kerus Kerusak akan an Integ Integrita ritas s kulit kulit b.d b.d peruba perubahan han fun fungsi gsi bari barier er kulit kulit Tujuan : Pemeliharaan Integritas kulit KH : Tidak ada laserasi Integritas kulit baik INTERVENSI 1. Lindungi kulit sehat
yang
terhadap
kemungkinan laserasi. 2. Beri Berita tahu hu pasie pasien n untu untuk k penggunaan
tabir
surya.
kortikosteroid.
kemungkinan terjadinya laserasi. 2. Men Mengura gurang ngi/ i/ mencegah photosensitivity.
3. Kola Kolabo bora rasi si pemb pember eria ian n NSAID
RASIONAL 1. Mencegah
atau
3. NSAID kortik kortikost ostero eroid id anti-inflamasi.
atau adalah adalah
Evaluasi : Klien menunjukkan tanda-tanda sesuai dengan KH yang telah dijabarkan sebelumnya.
-
Dx : Ketid Ketidaks akseim eimban bangan gan nutr nutrisi isi : kura kurang ng dari dari kebut kebutuha uhan n tubuh tubuh b.d b.d factor biologis. Tujuan : Setelah diberikan askep selama 1x24 jam j am diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi secara adekuat. KH : Mempertahankan BB dalam batas normal Klien mampu menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakan Klien mengalami peningkatan nafsu makan
INTERVENSI 1. Kaji pemenuhan kebu kebutu tuha han n
nutri nutrisi si
klien
RASIONAL 1. Men Mengeta getahu huii kekura kurang nga an
nutr nutris isii
klien.
2. Kaji
penurunan
nafsu makan klien.
2. Agar gar dapa dapatt dila ilakuk kukan intervensi
dalam
pemb pember eria ian n
maka makana nan n
pada klien. 3. Jelas laskan
3. Deng Dengan an peng penget etah ahua uan n
pentingny pentingnya a makan makan
yg baik tentang nutrisi
bagi
akan
proses
penyembuhan.
memotivasi
untu untuk k
meni mening ngka katk tkan an
pemenuhan nutrisi. 4. Ukur Ukur ting tinggi gi dan dan BB BB klien.
4. Membantu
dalam
identi identifik fikasi asi
malnut malnutris risii
protein-kalori khususnya
bila
BB
kurang dari normal. 5. Cipt Cipta akan sua suasana sana makan
yang
menyenangkan.
5. Membuat
waktu
makan
lebih
menyenang menyenangkan, kan, yang dapat dapat mengingka mengingkatkan tkan nafsu makan.
6.
Berika Berikan n
makana makanan n
dengan
jumlah
6. Untuk
memudahkan
proses makan.
kecil dan bertahap. 7. Kola Kolabo bora rasi si denga dengan n ahli
gizi
untuk
7. Ahli
gizi
adalah
spes spesia ialis lisas asii ilmu ilmu gizi gizi
membantu
yang yang memban membantu tu klien klien
memili memiliki ki makana makanan n
memilih
yang
sesuai
dapat
keadaa daan
memenuhi kebutuhan selama sakit.
gizi
makanan dengan sakitn itnya,
usia,tinggi,berat badannya.
Evaluasi : Klien menunjukkan tanda-tanda sesuai dengan KH yang telah dijabarkan sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA
1.
Joe. Syst System emic ic Lupu Lupus s Erit Eritem emat atos osus us (SLE (SLE)) atau atau Lupu Lupus s Erit Eritma mato tosu sus s Sistemik
(LES).
2009.
(http://perawattegal.wordpress.com/2009/09/01/systemic-lupuserytematosus-sle-atau-lupus-eritematosus-sistemik-les/,, diak erytematosus-sle-atau-lupus-eritematosus-sistemik-les/ diakse ses s tang tangga gall 30 Oktober 2011, jam 17.42) 2.
Gopar,Adul.
Lupus
Eritematosus
Sistemik.2009.
(http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/lupus-eritematosussistemik.pdf , diakses tanggal 27 Oktober 2011, jam 21.43) 3.
Nanang.
Lupus
Eritematosus
Sistemik.
(http://staff.ui.ac.id/internal/140067028/material/LupusEritematosusSistemi kpendidikan-drnanang.pdf , diakses tanggal 24 Oktober 2011, jam 21.45) 4.
Judith M, Wilkinson. Nursing Diagnosis Hand Book . 2005. New Jersey : Pearson Education,Inc.
5.
Nanda Internatio International. nal. Nursing Nursing Diagnoses Diagnoses : Definition Definition And Classifica Classification tion 2009-2011. 2009-2011. 2011. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
PROJECT BASED LEARNING (PJBL) 2 SISTEMIK LUPUS ERITEMATOSUS (SLE)
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. DESAK DESAK GEDE GEDE PREMA PREMA WAHINI WAHINI (105070 (10507020113 201131010) 1010) 2. ANGGRAENI ANGGRAENI CITRA S. (10507020 (105070200131 0131007) 007) 3. VINA NUR PUSPITASA PUSPITASARI RI (10507020 (1050702011310 1131004) 04) 4. SHINDY SHINDY ANGGRA ANGGRAENI ENI PUTRI PUTRI (10507 (1050702011 0201131001 31001)) 5. MUHAMMAD MUHAMMAD HAFIDL HAFIDL HASBUL HASBULLAH LAH (1050701 (105070113101 131016) 6) 6. DIANITA DIANITA AYU RETNANI RETNANI (10507020 (1050702011310 1131006) 06) 7. TITIK TITIK TRI ARDIAN ARDIANII (105070 (105070207 207131 131001 001)) 8. ANISFUL ANISFUL LAILI LAILI MUNAWAROH MUNAWAROH (10507020 (105070201131 1131005) 005) 9. I PUTU PUTU RYAN RYAN ARISTYA ARISTYA PUTRA PUTRA (1050702 (105070207131 07131004) 004) 10. ALFAT AYU MARGA (105070200131009) 11.SABITA NORMALIYA (105070201131012)
JURUSAN : PSIK-K3LN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011