Pemkab
Lampung Timur
KEJANG DEMAM
SOP
UKP
No. Dokumen
: 800/ /PKM SKN/I/2017
Dinas Kesehatan
Lampung Timur
No. Revisi
:
Tanggal Terbit
:
Halaman
: 1/1
UPTD Puskesmas
Sukaraja Nuban
EDDY NURCAHYADI
NIP. 197005062002121004
Pengertian
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang disebabkan oleh demam di atas suhu 38°C rectal tanpa disertai infeksi pada sistem saraf pusat atau gangguan keseimbangan elektrolit akut pada anak berumur lebih dari 1 bulan dan <5 tahun, tanpa riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.
Klasifikasi :
Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) yaitu kejang demam berlangsung singkat, <15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berupa kejang umum tonik atau klonik tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
Kejang demam kompleks (complex febrile seizure) yaitu kejang dengan salah satu ciri : kejang lama >15 menit, kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial, berulang atau lebih dari satu kali dalam 24 jam.
Gejala Klinis :
Demam dengan suhu diatas 38°c rektal
Kejang tonik klonik atau kejang fokal, saat kejang anak tidak sadar
Setelah kejang anak sadar tanpa kelainan neurologis
Tidak ada gejala infeksi pada susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit
Tujuan
Agar petugas dapat menegakkan diagnosis kejang demam dan melakukan pengobatan kejang demam.
Kebijakan
SK Kepala UPTD Puskesmas Sukaraja Nuban No.800/ /PKM SKN/1202/SK/I/2017 Tentang Pelayanan Klinis
Referensi
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Langkah-langkah Prosedur
Petugas penerima pasien.
Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan pada pasien.
Petugas melakukan pemeriksaan keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital (nadi, suhu, dan frekuensi pernafasan).
Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan pada pasien.
Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan darah rutin/lengkap dan urin rutin.
Petugas mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
Petugas menyerahkan surat permintaan kepada laboratorium.
Petugas menerima hasil laboratorium dari petugas laboratorium apakah didapatkan anemia, leukopeni atau lekositosis, trombositopeni atau eosinofilia, pada hasil urin rutin apakah terdapat biakan bakteri atau darah.
Petugas menegakkan diagnosa kejang demam yang didapatkan dari gejala, pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium.
Petugas menerangkan kepada pasien bahwa pasien perlu dirawat di puskesmas. Petugas memberikan informed consent untuk tindakan medis yang akan dilakukan kepada pasien dan ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien.
Petugas memberikan terapi untuk pengobatan kejang demam :
Fase akut / saat kejang :
Perhatikan ABC
Putus kejang dengan Diazepam 0,5 mg/kgbb/x perektal, maksimal 2 kali, jarak 5 menit. Jika masih kejang diberikan diazepam 0,25-0,5 mg/kg iv, kec 2mg/menit, maksimal 10 mg. Jika masih kejang dapat diberikan fenitoin 20 mg/kg iv, injeksi dalam 20 menit dalam 50 ml NaCL 0,9 % jika masih kejang persiapkan pasien untuk dirujuk ke pelayanan yang lebih baik.
Pemberian cairan IV RL sesuai kebutuhan
Saat demam diberikan parasetamol dengan dosis 10-15 mg/kgbb/kali diberikan 4 kali sehari
Diazepam oral 0,3 mg/kgbb/kali, 3 kali sehari atau Diazepam rektal 5mg untuk BB <10kg atau 10 mg untuk BB >10 kg
Terapi antibiotika sesuai sumber infeksi bisa peroral maupun intravena, untuk penggunaan IV antibiotika terlebih dahulu melakukan skin test :
Kloramphenicol dosis 50-100 mg/kgBB/hari maks 2 gram selama 10-14 hari dibagi 4 dosis
Ampicillin dan amoksisilin dosis anak 50-100 mg/kg bb/hari selama 7-10 hari
Ceftriaxone dosis anak 80 mg/kgbb/hari dalam dosis tunggAL SELAMA 5 HARI
Cotrimoxazole (TMP-SMX) dosis anak TMP 6-9 mg/kgBB/hari selama 10 hari
Cefixime dosis anak 1,5-2 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis selama 10 hari
Thiamfenikol dosis anak 50 mg/kgBB/hari
Petugas memberikan penjelasan mengenai rencana terapi kepada keluarga pasien. Petugas mengedukasi keluarga pasien bahwa kejang demam umumnya prognosis baik, hanya sebagian kecil yang berkembang menjadi epilepsi.
Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa, dan terapi kedalam rekam medis.
Petugas menandatangani rekam medis.
Unit Terkait
MTBS
Diagram Alir/ Bagan alir