Search
BERANDA » arsip » teknik » Standard Operating Prosedure
Standard Operating Prosedure Abi Royen 1 KOMENTAR arsip, teknik 2012/08/02
Standard Operating Prosedure Mengacu pada standard pelaksanaa pekerjaan dan sebagai bahan rujukan untuk perawatan mekanikal dan elektrikal gedung di Gedung dalam masa pemakaian gedung tentunya akan muncul masalah masalah teknis yang terjadi karena banyak faktor yang tidak lepas dari kualitas pekerjaan pemasangan dan kualitas bahan / material sendiri.
Sebagai landasan / pedoman perawatan Instalasi Mekanikal dan Eletrikal di Gedung. Penting akan adanya Standard Operating Prosedure ( SOP ) yang di himpun dengan penyesuaian keadaan lapangan/ gedung dengan berdasar pada sistem pemasangan awal. Tujuan , Ruang Lingkup , Deskripsi dan elemen, kami paparkan pada tiap Sub pekerjaan. Dalam masa pemakaian gedung tentunya akan muncul masalah masalah teknis yang terjadi karena banyak faktor yang tidak lepas dari kualitas pekerjaan pemasangan dan kualitas bahan / material sendiri.
A. TUJUAN 1.
Untuk memberikan panduan mendasar dalam pelaksanaan perawatan Semua Instalasi Mekanikal dan Elektrikal di Gedung.
2. Untuk memberikan pemahaman yang sama dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul selama masa pemakaian Semua Instalasi Mekanikal dan Elektrikal gedung. 3. Untuk memberikan pedoman dasar dalam meng- aplikasikan beberapa kemungkinan Instalasi Mekanikal dan Elektrikal tambahan di gedung.
I. Instalasi Elektrikal 1. Panel- panel dan Transformator 2. Instalasi Penerangan Gedung 3. Instalasi Stop Kontak Gedung
II. Instalasi Elektronika 1. 2. 3. 4.
Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi
Tata Suara Fire Alarm Telephone Data
III. Instalasi Mekanikal 1. 2. 3. 4.
Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi
Tata Udara Pemadam kebakaran Air Hujan, Air Bekas dan air Kotor Air Bersih
a. Perawatan rutin,
Perawatan rutin dilakukan secara berkala, sesuai dengan panduan manual masing masing komponen listrik terpasang.
b. Perbaikan,
Perbaikan hanya dilakukan terhadap instalasi mekanikal dan elektrikal yang rusak.
c. Perencanaan dan persiapan pemeliharaan
Memastikan instruksi yang diterima dapat dilaksanakan Persiapan gambar satu garis instalasi mekanikal dan elektrikal dan
dokumen pemasangan yang sesuai dengan point standar operating prosedur, Rencana kerja di susun dengan tepat dan akurat agar telaksana sesuai
dengan point standar operating prosedur, Persiapan alat kerja , alat pendukung kerja yang sesuai dengan point
pekerjaan yang akan dilakukan, Persiapan K3 sesuai standar yang berlaku, Pemeliharaan dan perbaikkan instalasi listrik Penyambungan dan
terminasi perangkat mekanikal dan elektrikal dengan bagian lain diperiksa sesuai gambar dan dokumen pemasangan, Pemasangan peralatan sesuai instruksi manual peralatan yang diperbaiki dengan acuan point standar operating prosedur,
Perlengkapan utama dan pelengkap diperiksa kelayakannya sesuai
dokumen dan point Standar Operating Prosedur, Pemberian tegangan pada instalasi dilaksanakan sesuai point Standar
Operating Prosedur. Memeriksa fungsi dan sisitem peralatan mekanikal dan elektrikal,
sesuai instruksi manual dan point Standar Operating Prosedur, Pengukuran beban PHB untuk masing – masing jurusan instalasi dan
percabangan sesuai gambar satu garis pemasangan dan point Standar Operating Prosedur, Penyimpangan nilai operasi yang terjadi di identifikasi, Penyimpangan
yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya dan dirujukkan pada gambar satu garis pemasangan dengan panduan point Standar Operating Prosedur, Pembuatan laporan sangat diperlukan untuk meng identifikasi
kesalahan pada pekerjaan perbaikan dan perawatan lanjutan. Berita acara pemeliharaan dan perbaikan dibuat
untuk
pertanggungjawaban penanganan sesuai standar yang berlaku di gedung.
I. ELEKTRIKAL. I.A. TUJUAN 1. Untuk memberikan panduan mendasar dalam pelaksanaan perawatan Instalasi Listrik di Gedung . 2. Untuk memberikan pemahaman yang sama dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul selama masa pemakaian Instalasi Listrik gedung. 3. Untuk memberikan pedoman dasar dalam meng- aplikasikan beberapa kemungkinan Instalasi Listrik tambahan di gedung.
I.B. RUANG LINGKUP 1. Instalasi Panel – panel gedung dan power house, 2. Instalasi penerangan dan stop kontak gedung , power house dan luar gedung, 3. Instalasi kabel feeder antar panel, 4. Instalasi kontrol- kontrol.
I.C. DESKRIPSI UMUM I.C.1. Perawatan rutin, Perawatan rutin dilakukan secara berkala, sesuai dengan panduan manual masing masing komponen listrik terpasang. I.C.1. Perbaikan, Perbaikan hanya dilakukan terhadap instalasi listrik yang rusak.
I.D. ELEMEN
I.D.1. Perencanaan dan persiapan pemeliharaan 1. Memastikan instruksi yang diterima dapat dilaksanakan Persiapan gambar satu garis instalasi listrik dan dokumen pemasangan yang sesuai dengan point standar operating prosedur, 2. Rencana kerja di susun dengan tepat dan akurat agar telaksana sesuai dengan point standar operating prosedur, 3. Persiapan alat kerja , alat pendukung kerja yang sesuai dengan point pekerjaan yang akan dilakukan, 4. Persiapan K3 sesuai standar yang berlaku, Pemeliharaan dan perbaikkan instalasi listrik 5. Penyambungan dan terminasi kabel dengan bagian lain diperiksa sesuai gambar dan dokumen pemasangan, 6. Pemasangan peralatan sesuai instruksi manual peralatan yang diperbaiki dengan acuan point standar operating prosedur, 7. Perlengkapan utama dan pelengkap diperiksa kelayakannya sesuai dokumen dan point Standar Operating Prosedur, 8. Pemberian tegangan pada instalasi dilaksanakan sesuai point Standar Operating Prosedur. 9. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan Memeriksa putaran Phase R , S dan T, dengan alat putaran phase, sesuai instruksi manual dan point Standar Operating Prosedur, 10. Pengukuran beban PHB untuk masing – masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai gambar satu garis pemasangan dan point Standar Operating Prosedur, 11. Penyimpangan nilai operasi yang terjadi di identifikasi. 12. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya dan dirujukkan pada gambar satu garis pemasangan dengan panduan point Standar Operating Prosedur, 13. Pembuatan laporan sangat diperlukan untuk meng identifikasi kesalahan pada pekerjaan perbaikan dan perawatan lanjutan. 14. Berita acara pemeliharaan dan perbaikan dibuat untuk pertanggungjawaban penanganan sesuai standar yang berlaku di gedung.
I.E. POINT – POINT PEKERJAAN I.E.1. PANEL PANEL DAN TRANSFORMATOR I.E.1.a. Panel MVMDP I.E.1.a.i. Deskripsi, Panel MVMDP adalah kepanjangan dari
Medium
Voltage
Distribution Panel, panel yang bekerja pada tegangan menengah. I.E.1.a.ii. Fungsi,
Main
Menerima Supply Power dari gardu PLN untuk di distribusikan ke
Transformator tegangan menengah dengan standar yang tercakup di dalam sistemnya. I.E.1.a.iii. Spesifikasi Tegangan Input : 20 KV Tegangan Out put : 20KV Daya : 450KVA Phase : 3 Phase Frekwensi : 50 Hertz
pengamanan
sesuai
I.E.1.a.iv. Pengoperasian 1. Sebelum memasukkan Supply Power dari gardu PLN , pastikan pada In Coming MVMDP pada posisi non Arde/ tidak ter- bumikan. 2. Pada posisi In Coming sudah siap masukkan Power dari gardu PLN, 3. Periksa lampu indicator pada In Coming sebagai tanda power sudah masuk ke bagian In Coming, 4. Pastikan pada Out Going handle pada posisi non- Arde/ tidak terbumikan, Putar Handle ON pada In Coming, 5. Periksa lampu Indicator pada Out Going sebagai tanda Power sudah masuk di bagian Out Going, 6. Setelah memastikanTerminasi Kabel kabel power dan kabel kabel kontrol pada Transformator tegangan menengah sudah tidak bermasalah putar handle Out Going pada posisi ON. I.E.1.a.v. Syarat Pengoperasian 1. Memahami Prinsip kerja sistem Gear Handle, 2. Memahami sistem pengkabelan panel, 3. Memahami sistem pengamanan panel, 4. Memahami sistem pengamanan Transformator tegangan menengah, 5. Memenuhi standar keamanan yang di tetapkan. I.E.1.a.vi. Lain lain 1. Pastikan Fungsi pemanas udara di dalam panel bekerja dengan baik , hal ini untuk menghindari kandungan air di udara/ kelembaban yang berlebihan dalam terminasi panel yang akan mengakibatkan loncatan arus antar Phase, 2. Pastikan kembali kontrol pengaman panel dan trafo berfungsi dengan baik bila perlu lakukan simulasi kecil sebelumnya, 3. Pengoperasian Panel Tegangan menengah membutuhkan operating person yang sudah berpengalaman, guna menghindari kecerobohan, I.E.1.a.vii. Mengatasi Masalah I.E.1.a.vii.1. Tidak ada power keluar dari MVMDP Periksa tegangan masuk pada Out Going dengan melihat lampu indicator,
Bila tidak menyala periksa pada In Coming dengan melihat lampu
indicator, Periksa Volume Oil di dalam Transformator, Buka penutup panel di atas Out Going dan pastikan terminasi kabel
kabel di dalamnya bekerja dengan baik, bila perlu lakukan simulasi ulang pada sistem Bila pada In Coming tidak menyala periksa Out Going di Gardu PLN
( hal ini tentunya harus ber koordinasi dengan PLN) Bila pada langkah 1.a;1.b;1.c, tidak bermasalah maka : putar posisi
OFF pada In Coming, Putar posisi ter- Arde pada Out Going Buka penutup Panel Out Going, Periksa Fuse/ Sekering berjumlah tiga buah dan ganti bila putus, Lakukan langkah pengoperasian (iv) kembali, bila belum terjadi reaksi
yang di harapkan kembali lakukan langkah 1.d;1.e;lalu: periksa sistem kontrol kontrol dan instalasi pengkabelan ke arah Transformator, Pengamanan, hal ini memerlukan teknisi yang benar benar memahami
sistem kontrol, Bila masalah belum terselesaikan hubungi Perusahaan penyedia panel. I.E.1.a.vii.1. Power Out Going keluar tetapi pada gardu PLN putus/ OFF bila power dimasukkan ke Instalasi gedung/ terbebani . Hubungi PLN untuk memastikan settingan pembatas daya Cubicle pada gardu PLN sudah sesuai kebutuhan daya di dalam gedung. I.E.1.b.Transformator I.E.1.b.i. Deskripsi,
Transformator
adalah
alat
untuk
menurunkan
atau
menaikkan
tegangan. I.E.1.b.ii. Fungsi,
Menurunkan tegangan Supply dari Panel MVMDP dalam nilai seperti pada spesifikasi dan mendistribusikan ke panel LVMDP.
I.E.1.b.iii. Spesifikasi
Tegangan Primer : 20KV
Tegangan Sekunder : 0,4KV
Daya : 450KVA
Phase : 3 Phase
Frekwensi : 50 Hertz
Merk : Unindo
I.E.1.b.iv. Pengoperasian
Pengoperasian
Transformator
berhubungan
langsung
dengan
pengoperasian Panel MVMDP, I.E.1.b.v. Masalah yang sering muncul adalah 1. Phase yang tidak sesuai atau arah putaran yang tidak sesuai hal ini bisa diperbaiki dengan menukar Power In Put/ Sekunder antara Phase R dan T dengan menukar tempat, 2. Sebelum pengoperasian cukup dilakukan pemeriksaan kontrol kontrol yang ter tanam dalam trafo berfungsi dengan baik serta ketinggian Oli didalam trafo masih memenuhi standar yang ditentukan sesuai pada manual book nya. 3. Periksa pada In Coming LVMDP agar pada posisi OFF hal ini menghindari pemberian beban yang tiba tiba kepada Transformator pada pengoperasian awal dan untuk pengoperasian lanjutan pada keadaan normal hal itu sudah secara otomatis terjadi prosesnya. 4. Dan agar ada pengamana pada Instalasi gedung , antisipasi kelebihan tegangan yang mungkin terjadi. I.E.1.b.vi. Lain- lain 1. Pastikan pemberian pengaman luar Transformator, misalnya pemberian pagar pelindung agar hanya orang orang tertentu yang bisa memiliki akses masuk 2. Pastikan pergantian udara didalam ruang Transformator berjalan dengan baik. 3. Selalu beri tanda peringatan bahwa area disekitar Transformator berbahaya. I.E.1.b.vii. Mengatasi masalah I.E.1.b.vii.a. Tidak ada power keluar dari Trafo,
Pada prinsipnya ketidak adaan power keluar pada Transformator berhubungan langsung dalam point mengatasi masalah pada Panel MVMDP sub Tidak ada power keluar dari MVMDP.
Jika pada point Mengatasi masalah pada Panel MVMDP ( tidak ada power keluar dari MVMDP) terpenuhi, maka bisa dipastikan Gulungan Primer ataupun Sekunder Transformator mengalami masalah/ putus. Dengan deteksi awal sbb.: Lakukan pemberian power pada Transformator/ seperti langkah yang sudah diterangkan diatas, Secara kasat mata Transformator akan sedikit mengeluarkan getaran/ bunyi braming( haming) hal ini terjadi karena proses induktansi pada kumparannya. Jika hal itu tidak terjadi sudah di pastikan Kumparan Primer Sekunder putus. Untuk hal ini hubungi penyedia layanan Transformator terkait, Jika pada pemasukkan power pada kumparan sekunder berjalan normal( terdengar suara haming / braming , akan tetapi tidak ada power yang keluar dari Transformator , sudah dipastikan kumparan Primer mengalami putus.
Cat,: Kumparan Transformator bisa putus hanya satu phase dan biasanya pada panel lanjutan( LVMDP) tertanam pengaman akan hal itu yang fungsinya power tidak akan bisa masuk In Coming jika hanya membawa 2 atau 1 Phase saja.
I.E.1.c. Panel LVMDP I.E.1.c.i. Deskripsi,
LVMDP adalah kependekan dari Low Voltage Main Distribution Panel, artinya panel ini bekerja pada tegangan rendah dan berfungsi sebagai pembagi utama pembagian daya instalasi di seluruh gedung dan sekitar.
I.E.1.c.ii. Fungsi,
Untuk pembagi utama/ distibution main, ke seluruh instalasi gedung dan area sekitar.
I.E.1.c.iii. Spesifikasi
Tegangan masuk : 415 Volt
Tegangan keluar : 415 Volt
Daya : 450 KVA
Phase : 3 Phase
Frekwensi : 50 Hertz
System : ATS ( Automatic Transfer Switch)
I.E.1.c.iv. Pengoperasian 1. Sebelum melakukan pengoperasian harus mengetahui prinsip kerja dari sistem ATS ( Automatic Transfer Switch) yaitu sbb,: Sistem ATS
adalah sistem yang mengatur pemindahan/ pemilihan secara otomatis power input dari dua power yang berbeda asal di sebuah panel.Terdiri dari dua sistem motorized ( Contactor yang bekerjanya dengan putaran motor yang terhubung dengan kontrol) Memiliki dua pilihan manual atau auto. a.
Pengoperasian
manual.
Posisikan Selector pada posisi manual untuk kedua pilihan input ( disini ada Genset dan PLN)
Tekan Push Button Run pada pilihan ( PLN atau Genset)
Pada pilihan tentunya power yang sudah tersiapkan yaitu PLN ataupun Genset, karena pada kontrol panel membutuhkan power untuk bekerja. Secara automatic sistem motorized akan bekerja.
b. Pengoperasian Otomatis
Posisikan selector pada posisi auto
Jika auto hanya pada sub PLN maka khusus untuk memasukkan power dari PLN bekerja secara otomatis tanpa power cadangan dari Genset;
Jika auto hanya pada sub Genset maka khusus untuk memasukkan power dari Genset dalam hal ini berhubungan dengan panel PKG.
Jika auto pada kedua dua nya maka Power utama adalah dari PLN,
jika
power
PLN
OFF
maka
secara
otomatis
sistem
ATS
akan
memberikan perintah ke Panel PKG ( Panel Kontrol Genset) untuk memulai starting Genset,
jika power sudah siap akan secara otomatis masuk menggantikan power PLN.
Lama tidaknya perpindahan dari PLN ke Genset tergantung setting pada kontrol ATS , setting pada panel PKG , dan setting pada Genset sendiri. Auto akan bekerja pada power utama, dan memerintahkan ON kepada power cadangan jika power utama tidak tersedia. Dan akan kembali memerintahkan OFF kepada power cadangan jika power utama siap kembali, ( tergantung setting dan pen aplikasi annya pada perangkat PKG). Lakukan pengetesan pada semua Instalasi pembagi, pengecekkan impedansi kabel dll. Sebelum memasukkan power ke panel selanjutnya.
LI.E.1.c.v. Lain- lain
Pastikan pergantian udara di ruang panel LVMDP berjalan lancar, untuk mengurangi efek kenaikkan temperatur pada komponen panel.
Selalu beri tanda peringatan bahwa area sekitar panel berbahaya. Perawatan rutin dengan melakukan pembersihan pada komponen – komponen panel.( maksimal 3 bulan sekali).
Pengamanan ruang panel, sehingga hanya orang- orang tertentu yang memiliki akses masuk.
I.E.1.c.vi. Mengatasi masalah
Mengatasi masalah ketidak adanya power keluar dari LVMDP,
1. Pada fungsinya panel LVMDP memiliki jumlah output yang banyak sesuai kebutuhan gedung , disini terdiri dari:
Panel Kapasitor Bank’
Panel Pompa Hydrant,
Panel Pompa air bersih,
Panel Power House ( PH),
Panel MDP dan
Panel Kontrol STP,
Yang masing masing memiliki kebutuhan daya masing masing. Sehingga mengatasi masalah pada sub . pembagian daya tersebut diatas dimulai dengan pengecekkan pada MCCB pembagi masing masing. Pada kasus tidak adanya power keluar secara menyeluruh langkah yang harus diambil sbb.:
Memastikan proses pengoperasian yang disebutkan diatas sudah dilakukan dengan benar,
Memastikan semua sistem kontrol ATS berjalan normal,
Pastikan semua In Coming sudah dalam posisi siap,
Lakukan pengecekkan pada sistem motorized jika langkah di atas belum mengatasi masalah, ganti/ hubungi layanan penyedia.
MCCB pembagi selalu turun atau off,
Kemungkinan terjadi:
Kabel penghantar ke panel lanjutan Short,
Terjadi beban lebih pada panel lanjutan,
MCCB sudah tidak sesuai seperti nilai yang tertera,
I.E.1.d. Panel PKG
I.E.1.d.i. Deskripsi,
Kepanjangan dari PKG adalah Panel Kontrol Genset, terdiri dari komponen- komponen pengontrol yang mendapatkan catu daya dari Genset, dan biasanya mendapat catuan daya dari PLN hanya untuk pengecharge an battery.
I.E.1.d.ii. Fungsi,
Fungsi utama dari PKG adalah mengontrol kapan memerintah Genset untuk Start dan kapan untuk Off. Sesuai perintah yang diterima dari panel ATS, dan melaporkan kapan Genset siap untuk di gunakan kepada ATS.
I.E.1.d.ii. Spesifikasi
Tegangan masuk : 415 Volt
Tegangan keluar : 415 Volt
Daya : 450 KVA
Phase : 3 Phase
Frekwensi : 50 Hertz
I.E.1.d.iii. Pengoperasian I.E.1.d.iii.1. Pengoperasian auto,
Pengoperasian
auto
pada
panel
PKG
berhubungan
dengan
pengoperasian auto pada panel LVMDP jadi: 1. Perintah yang diterima panel PKG pada saat power utama putus diproses di kontrol panel PKG dan diteruskan ke unit Genset dengan perintah otomatis beroperasi. 2. Perintah yang diterima panel PKG pada saat power utama (PLN) siap kembali di kontrol panel PKG dan diteruskan ke unit Genset dengan perintah Stop. Pada panel terdapat battery charge yang dipersiapkan untuk mengisi battery di dalam unit Genset pada saat power utama tersedia. Battery pada unit Genset berguna untuk membacup Start otomatis / manual pada saat unit Genset mendapat perintah beroperasi. I.E.1.d.iii.2. Pengoperasian Manual I.E.1.d.iii. Lain- lain I.E.1.d.iv. Mengatasi masalah I.E.1.e. Panel MDP I.E.1.e.i. Deskripsi,
Panel MDP adalah singkatan dari Main Distribution Panel, terdiri dari Line pembagi dengan MCCB, yang menyuplay power ke panel lanjutan . Dan mendapat kan suply dari panel LVMDP.
I.E.1.e.ii. Fungsi,
Sebagai panel pembagi utama untuk area gedung utama.
I.E.1.e.iii. Spesifikasi
Tegangan masuk : 415 Volt
Tegangan keluar : 415 Volt
Daya : 450 KVA
Phase : 3
Phase Frekwensi : 50 Hertz
I.E.1.e.iv. Pengoperasian,
Pada panel MDP tidak terlalu banyak kontrol sistem , hanya ada pembaca tegangan( Volt) pengoperasiannya sbb.:
dan
pembaca
arus(
Ampere).
Cara
1. Pastikan catuan daya dari LVMDP sudah siap , dengan mengecek di panel LVMDP. 2. Power Utama pada MDP di ON kan/ MCCB main power. Lampu Indikator akan menyala . 3. Power MDP siap untuk didistribusikan lagi sesuai arah pembagi yang diperlukan. I.E.1.e.v. Lain – lain
Pada saat memasukkan daya utama/ main power, usahakan semua output ke arah distribusi pada posisi OFF,
Lakukan pembersihan berkala komponen panel dari kotoran dan debu, Lakukan pengamanan pada ruang panel MDP,
Pastikan pergantian udara di ruang panel MDP berjalan dengan baik,
Tidak melakukan penyambungan dan repairing dalam keadaan ON.
I.E.1.e.vi. Mengatasi masalah 1. Tidak ada power masuk, cek pada Out going Panel LVMDP. 2. Lampu indikator tidak menyala, Kemungkinan: power belum ON atau lampu indikator putus,
3. Volt meter tidak bergerak, kemungkinan: Belum ada power ON, Komponen Volt meter rusak, Volt selector rusak, Kabel kontrol Volt kearah busbar putus/ kendor. 4. Ampere meter tidak bergerak meskipun panel dalam keadaan terbebani, kemungkinan sbb.: Ampere meter rusak, CT Ampere putus, Kabel kontrol kearah CT Ampere putus / kendor. 5. Salah satu MCCB/ MCB distributor/ pembagi selalu turun pada waktu mendapat beban, kemungkinan sbb.: Melebihi kapasitas yang di sarankan, MCCB/ MCB rusak atau tidak akurat nilainya lagi, Koneksi kabel kendor, sehingga lebih cepat menimbulkan panas yang berlebihan. I.E.1.f. Panel- panel AC I.E.1.f.i.Deskripsi
Panel AC menggunakan sistem kontrol penuh jarak jauh per unit( untuk AC 3 Phase) dan sementara ini belum di applikasikan, Panel AC menggunakan sistem kontrol penuh jarak jauh dari panel Kontrol AC.
I.E.1.f.ii. Spesifikasi
Tegangan masuk : 415 Volt
Tegangan keluar : 415 Volt ( 3 Phase); 220 Volt ( 1 Phase)
Daya : Variasi Phase incoming : 3 Phase
Phase outgoing : 3 Phase dan 1 Phase
Frekwensi : 50 Hertz
I.E.1.f.iii. Fungsi,
Panel AC berfungsi untuk membagi daya ke unit unit AC, dan mendapat catuan daya dari MDP( untuk dalam gedung),
I.E.1.f.iv. Pengoperasian, 1. Pastikan supply dari MDP siap Nyalakan MCCB main power( utama), 2. Pilih MCCB/ MCB pembagi kearah AC yang akan di nyalakan, dan rubah ke posisi ON, 3. Untuk AC dengan power 3 phase gunakan Push Button warna hijau ( pada pintu panel) untuk menyalakan( tekan) sesuai nomor AC yang di akan di nyalakan, 4. Untuk AC dengan power 1 phase nyalakan langsung dari MCB sesuai nomor AC yang akan di nyalakan, Untuk mematikan AC tiga phase , tekan push button merah sesuai nomor AC yang akan dimatikan,
5. Untuk mematikan AC 1 Phase , matikan dari MCB sesuai nomor AC yang akan dimatikan, Untuk mematikan semua AC dalam keadaan stanby, cukup matikan pada remote atau thermostart masing masing unit. I.E.1.f.v. Lain- lain
Pada keseluruhan Panel AC di gedung telah di persiapkan line kontrol jarak jauh yang fungsinya untuk mengontrol per unit AC, biasa di aplikasikan untuk pembagian daya pemakaian power cadangan( Genset).
Pada keseluruhan panel AC di gedung telah dipersiapkan line kontrol jarak jauh yang di applikasikan ke panel kontrol AC yang berhubungan langsung dengan sistem Fire Alarm. Penjelasannya sbb.: Panel MCFA( Main Control Fire Alarm) memerintah penonaktifan pada semua AC di gedung apabila terjadi kebakaran melalui panel Kontrol AC yang dilanjutkan ke panel- panel AC di gedung.
I.E.1.f.vi. Mengatasi masalah 1. Tidak ada power masuk, cek pada panel MDP, Volt meter dan Ampere meter tidak bergerak meskipun mendapat beban, seperti yang sudah di jelaskan pada mengatasi masalah panel MDP, 2. Push Button tidak berfungsi, Push button rusak, Coil Contactor rusak, Instalasi kontrol bermasalah( liat gambar satu garis), Contact Line Contactor hangus, Ada perintah pe-nonaktif-an dari panel kontrol AC. I.E.1.g. Panel – panel penerangan I.E.1.g.i. Deskripsi,
Panel penerangan di khususkan untuk mengatur pembagian daya untuk instalasi penerangan dan stop kontak.
I.E.1.g.ii. Spesifikasi
Tegangan masuk : 415 Volt ( 3 Phase)
Tegangan keluar : 220 Volt ( 1 Phase)
Daya : Variasi
Phase incoming : 3 Phase
Phase outgoing : 1 Phase
Frekwensi : 50 Hertz
I.E.1.g.iii.
Mengatur
Fungsi,
pembagian
daya
untuk
seluruh
grouping
instalasi
penerangan dan stop kontak di gedung dan penerangan luar. I.E.1.g.iv.
Pengoperasian,
1. Pastikan power dari MDP telah siap Nyalakan MCCB Main Power, 2. Nyalakan MCB grouping terpilih, I.E.1.g.v.
Lain
lain,
Pembagian grouping tertera pada gambar satu garis dan atau telah tertempel di pintu panel.
I.E.1.g.vi. I.E.1.g.vi.1.
Mengatasi pembagi
MCB
sering
Adanya hubungan singkat pada instalasi,
Adanya kelebihan daya pada pemakaian grouping tersebut,
Periksa alat alat listrik yang terpakai/ terhubung,
Periksa instalasi.
Periksa dan ganti MCB jika bermasalah.
I.E.1.g.vi.2.
MCCB
Main
Power
sering
turun
masalah turun/off
/
off
Adanya hubungan singkat pada instalasi dalam panel,
Adanya kelebihan daya akumulasi pada total seluruh pemakaian,
Periksa dan ganti MCCB jika bermasalah.
I.E.1.h. Panel I.E.1.h.i. I.E.1.h.i.1.Deskripsi,
– Panel
panel
khusus Pompa
Panel Pompa yaitu panel yang dikhususkan untuk mengatur system pompa.
I.E.1.h.i.2.
Spesifikasi
Tegangan masuk : 415 Volt
Tegangan keluar : 415 Volt ( 3 Phase); 220 Volt ( 1 Phase)
Daya : Variasi
Phase incoming : 3 Phase
Phase outgoing : 3 Phase dan 1 Phase Frekwensi : 50 Hertz
I.E.1.h.i.3.
Fungsi,
Fungsi panel pompa terutama dalam mengatur sistem pompa- pompa air bersih, dengan menganalasi semua sensor/ radar terpasang.
I.E.1.h.i.4.
Pengoperasian
Pastikan power dari LVMDP telah siap,
Nyalakan MCCB Main Power dengan indikator yang akan menyala,
Nalakan MCCB/MCB pembagi yang akan di nyalakan, periksa gambar satu garis panel pompa,
Tetapkan pilihan Auto atau manual pada pintu kabinet panel,
Pilihan Auto Pada pilihan auto pompa akan otomatis menyala jika Rooftank kehabisan volume air dengan syarat groundtank siap air/ volume air siap untuk di hisap.
Pada pilihan auot pompa akan mati jika volume air di roof tank sudah mencapai ketinggian yang telah ditentukan dan atau pada ground tank tidak siap untuk di hisap/ habis.
Pilihan Manual,Pada pilihan manual pompa akan menyala jika ditekan pus button run, dan akan mati jika groundtank kehabisan volume air atau di tekan pushbutton off.
Pada posisi manual pompa tidak mendeteksi volume air di rooftank.
I.E.1.h.i.5.
Lain-
lain,
Panel pompa terhubung dengan dua radar air yang terdapat di groundtank dan rooftank, fungsinya untuk mendeteksi ketinggian air.
I.E.1.h.i.6. I.E.1.h.i.6.a.
Mengatasi tidak menyala
Pompa
masalah otomatis
secara
Periksa sistem pengkabelan panel( lihat gambar satu garis),
Volume air di roof tank sudah pada level yang telah ditetapkan, jika belum periksa radar air rooftank,
Volume air di groundtank dibawah level yang telah ditetapkan, jika belum periksa radar air groundtank.
I.E.1.h.i.6.b.
Pompa
tidak
bisa
menghisap
otomatis
pada
air,
Lihat di SOP Mekanikal
I.E.1.h.i.6.c.
Pompa
tidak
bisa
off
posisi
auto,
Periksa radar air roof tank dan groundtank Catatan,
Periksa secara rutin radar air karena sistem radar air sering gagal, ganti jika perlu setiap 3 bulan.
I.E.1.h.ii. I.E.1.h.ii.1.
Panel
house Deskripsi,
Khusus mengatur instalasi sekitar power house
I.E.1.h.ii.2.
Tegangan masuk : 415 Volt ( 3 Phase)
Tegangan keluar : 220 Volt ( 1 Phase)
Daya : Variasi
Phase incoming : 3 Phase
Phase outgoing : 1 Phase
Frekwensi : 50 Hertz
I.E.1.h.ii.3.
power
Spesifikasi
Fungsi,
Panel Power House berfungsi mengatur semua instalasi di area power house yang terdiri dari : Penerangan area utilitas Stop kontak area utilitas, AC area utilitas, Exhaust Fan area utilitas, Penerangan taman, Penerangan pos satpam depan, Stop kontak pos satpam depan.
I.E.1.h.ii.4.
Pengoperasian,
1. Pastikan daya dari LVMDP telah siap Nyalakan MCCB Main Power, 2. Nyalakan MCB grouping yang akan dinyalakan, 3. Setting timer untuk penyalaan penerangan luar sesuai waktu yang ditetapkan. I.E.1.h.ii.5.
Lain
–
lain,
Untuk penerangan luar menggunakan timer untuk menentukan waktu nyala dan mati dengan sebuah Contactor sebagai penyambung dayanya.
I.E.1.h.ii.6. I.E.1.h.iii. I.E.1.h.iii.1.
Mengatasi Panel
masalah STP Deskripsi,
Kontrol
STP kependekan dari Sewage Treatment Plan ( Lihat pada SOP Mekanikal), memerlukan kontrol pada sistem Air Blowernya sehingga di butuhkan Panel Kontrol STP.
I.E.1.h.iii.2.
Spesifikasi
Tegangan masuk : 220 Volt ( 1 Phase)
Tegangan keluar : 220 Volt ( 1 Phase)
Daya : Variasi
Phase incoming : 1 Phase
Phase outgoing : 1 Phase
Frekwensi : 50 Hertz
I.E.1.h.iii.3.
Lain
lain,
Panel STP terdiri dari timer yang mengatur waktu penyalaan pompa udara/ air blower untuk STP.
I.E.1.h.iii.4.
Pengoperasian,
1. Pastikan daya dari LVMDP siap Nyalakan MCB Main Power, 2. Setting timer dengan waktu yang ditetapkan.
II. II.A.
MEKANIKAL. TUJUAN
Untuk memberikan panduan mendasar dalam pelaksanaan perawatan Instalasi Mekanik di Gedung .
Untuk memberikan pemahaman yang sama dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul selama masa pemakaian Instalasi Mekanik gedung.
Untuk memberikan pedoman dasar dalam meng- aplikasikan beberapa kemungkinan Instalasi Mekanik tambahan di gedung.
1. Instalasi Tata Udara, 2. Instalasi Pemadam Kebakaran, 3. Instalasi Air Hujan , 4. Air Bekas, 5. Air Kotor, 6. Instalasi Air Bersih. II.B.
Perawatan
rutin,
Perawatan rutin dilakukan secara berkala, sesuai dengan panduan manual masing masing komponen makanik terpasang.
II.C. II.D.
Perbaikan, Perbaikan hanya dilakukan terhadap instalasi mekanik yang rusak Perencanaan
dan
persiapan
pemeliharaan
1. Memastikan instruksi yang diterima dapat dilaksanakan 2. Persiapan gambar satu garis instalasi mekanik dan dokumen pemasangan yang sesuai dengan point standar operating prosedur, 3. Rencana kerja di susun dengan tepat dan akurat agar telaksana sesuai dengan point standar operating prosedur, 4. Persiapan alat kerja , alat pendukung kerja yang sesuai dengan point pekerjaan yang akan dilakukan, 5. Persiapan K3 sesuai standar yang berlaku,
II.E.
Pemeliharaan
dan
perbaikkan
instalasi
listrik
1. Penyambungan dan terminasi materi mekanik dengan bagian lain diperiksa sesuai gambar dan dokumen pemasangan,Pemasangan peralatan sesuai instruksi manual peralatan yang diperbaiki dengan acuan point standar operating prosedur, 2. Perlengkapan utama dan pelengkap diperiksa kelayakannya sesuai dokumen dan point Standar Operating Prosedur, 3. Pemberian tekanan pada instalasi mekanikal tertentu dilaksanakan sesuai point Standar Operating Prosedur. 4. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan 5. Memeriksa putaran Phase R , S dan T, dengan alat putaran phase, sesuai instruksi manual dan point Standar Operating Prosedur pada sub point Tata Udara, 6. Pengukuran beban PHB untuk masing – masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai gambar satu garis pemasangan dan point Standar Operating Prosedur, 7. Penyimpangan nilai operasi yang terjadi di identifikasi, 8. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya dan dirujukkan pada gambar satu garis pemasangan dengan panduan point Standar Operating Prosedur, 9. Pembuatan laporan sangat diperlukan untuk meng identifikasi kesalahan pada pekerjaan perbaikan dan perawatan lanjutan. 10. Berita acara pemeliharaan dan perbaikan dibuat untuk pertanggungjawaban penanganan sesuai standar yang berlaku di gedung. II.F. II.F.1.
Instalasi
Instalasi Tata Udara terdiri dari unit unit
1. Air Conditioner, 2. Instalasi Fresh Air/ In Line Fan dan 3. Exhaust Fan.
Tata
Udara Deskripsi,
II.F.2. II.F.2.i.Air
Conditioner
:
Tegangan masuk : Variasi
Daya : Variasi
Phase incoming : Variasi
Pipa refrigerent : Kenbla
Frekwensi : 50 Hertz
II.F.2.ii.
Fan
Tegangan masuk : Variasi
Daya : Variasi
Phase incoming : Variasi
Frekwensi : 50 Hertz
II.F.3. II.F.3.i.
Mc
Quay
Air
Spesifikasi Conditioner
:
CKE
Fungsi Conditioner,
Air
Untuk mengatur suhu didalam ruangan, sesuai denagan keinginan penggunaan.
II.F.3.ii.
Fan,
Axial
Fan,
Exhaust
Fan,
Membuang udara dari dalam ruangan keluar ruangan/ gedung
II.F.4. II.F.4.i.Air
Line
Membuang udara dari dalam ruangan keluar ruangan/ gedung
II.F.3.iv.
In
Memberikan udara segar dari luar ke unit In Door Air Conditioner
II.F.3.iii.
Intake
Pengoperasian Conditioner
Pengoperasian Air Conditioner secara detail ada pada SOP perawatan instalasi listrik sub pembahasan Panel AC, Pada posisi stand bye power pengoperasian pemakai memakai thermostart untuk unit Ceilling Duct
dan Remote Control untuk unit Ceilling Cassete dan Ceilling Mounted yang terdapat di setiap ruangan ber AC. II.F.4.ii.
Intake
In
Line
Fan
dan
Axial
Fan
Pengoperasian unit ini langsung dari panel AC di masing masing Lantai pada MCB pembagian grouping,Dijelaskan pada SOP Perwatan Instalasi Listrik sub pembahasan Panel AC.
II.F.4.iii.
Exhaust
Fan,
Pengoperasian Exhaust Fan disetiap ruang yang terpasang( Kamar mandi/ toilet kacil) sudah termasuk dalam instalasi penerangan/ satu saklar.
II.F.5.
Lain
lain
Air ConditionerPembersihan unit AC maksimal 3 bulan sekali, untuk pemakaian secara penuh.
Pengecekkan pipa pipa refrigent dilakukan 3 bulan sekali,
Pengecekkan tekanan Freon pada Instalasi Refrigerent dilakukan setiap satu bulan sekali pada pemakaian penuh.
In Take In Line Fan, Axial Fan dan Exhaust Fan
Pembersihan unit Fan di lakukan minimal 2 bulan sekali pada pemakaian penuh,
Check Temperature pada unit secara berkala.
II.F.6. II.F.6.i. II.F.6.i.1.
Mengatasi Air bisa
Tidak
masalah Conditioner maksimal
dingin
Freon berkurang / dibawah kapasitas yang di tetapkan bisa terjadi karena ada kebocoran pada instalasi refrigrent,
Kesalahan pengesetan pada Thermostart atau Remote Control.
II.F.6.i.2
Membatu/
munculnya
lapisan
es
pada
indoor,
Kekurangan freon,
II.F.6.i.3
Air
Drain
keluar
dari
unit
in
door
atau
instalasi
drain
Joint Sock ke unit longgar,Ada kebocoran di sepanjang instalasi drain.
II.F.6.ii. II.F.6.ii.1.
In
Take
in Tidak
Line
Fan dan berputar/
Check power dari panel AC,
Periksa unit dengan mengecek gulungan/ kumparannya,
II.F.6.ii.2.
Tidak
Axial
menghembuskan
Fan bekerja
udara,
Biasanya karena kipas tidak berputar ( point Tidak berputar/ bekerja), ada penyumbatan supply.
II.F.6.iii.
Exhaust
Fan,
Exhaust Fan yang tidak bekerja check pada instalasi listriknya bila tidak bermasalah , check pada unitnya dengan mengukur sambungan kumparan
II.G. II.F.1.
Instalasi
Instalasi
pemadam
Pemadam
kebakaran
terdiri
dari
Kebakaran Deskripsi, Hydrant
dan
Fixting
Extinguiser. Hydrant terbagi Ruang pompa Hydrant dan Instalasi Hydrant. II.F.1.i.
Hydrant,
Hydrant merupakan sebuah terminal air untuk bantuan darurat ketika terjadi kebakaran.
II.F.1.ii. II.F.2.
Fire
Pipa Instalasi : Black Steel sch 40
Jocky PumpMerk
Elektrik Pump
Diesel Pump
Accesories
Gate Valve : Toyo
Extinguiser Spesifikasi
Check Valve : Toyo/ Kitz
Test Viner Valve : Toyo
Strainer Valve : Toyo
Flexible Joint : Toyo
Sfety Valve :Siamese Conection:
Valve Vader Hyder : Toyo
Pressure Switch : VPG
Pressure Gauge : VPG
Fire Extinguiser : VikingBoks
Hydrant : Yamato
II.F.3. II.F.3.i.
Fungsi Hydrant,
Fungsi utama hydrant adalah sebagai salah satu sumber air apabila terjadi kebakaran.
II.F.3.ii.
Fire
Extinguiser,
Fire Extinguisher atau Alat Pemadam Api Ringan (APAR) merupakan alat pemadam api yang pemakaiannya dilakukan secara manual dan langsung diarahkan pada posisi dimana api berada. APAR disediakan pada tempat-tempat strategis.
II.F.4.
Lain
lain
Hydrant
Fire Extinguiser,
Alat Pengukur Tekanan memberitahukan kondisi dalam sekejab mata.
Alat pengukur tekan dapat memberitahukan apakah alat pemadam ini masih berfungsi atau tidak.
Alat ini masih dalam keadaan baik bila jarum pengukur berada pada daerah hijau. (Tekanan berkisar 12-15kg/cm2)Nitrogen (N2) sebagai alat pendorongKekuatan semprotan keluar yang selalu stabil dijamin oleh alat pendorong Nitrogen (N2),
Yang hampir tidak dipengaruhi oleh kelembaban dan perubahan suhu sekitarnya.Cepat
memadamkan
segala
jenis
kebakaranDaya
pemadaman yang menakjubkan untuk segala jenis kebakaran , Api “A” Kayu,Kertas,Tekstil,Karet,dll. Api “B” Minyak dan Gas. Api “C” Listrik.
Keamanan terjamin karena tidak berbahaya bagi manusia dan hewan.
Pengeluaran
Yang
dapat
di
KontrolPenyemprotan
serbuk
dapat
dilaksanakan atau dihentikan dengan menekan atau melepaskan pengatup.
Keamanan dan Efisiensi terjamin bahkan untuk kebakaran yang terjadi bersama-sama di dua tempat.
Mudah DigunakanPemadam Api dapat dilakukan dengan mudah hanya dengan menarik Pen Pengaman dan menekan Pengatup.
II.F.5. II.F.5.i.Hydrant,
Pengoperasian
Pada prinsipnya pengoperasian Perangkat Hydrant dilakukan pada awal setelah instalasi selesai atau setiap dilakukan pembenahan dan perawatan berkala. Karena Fungsi Hydrant akan selalu stand by dalam waktu waktu selanjutnya.
Pastikan Power dari LVMDP siap
Nyalakan MCCB Main Power Panel Hydrant,
Pada tekanan air hydrant di bawah 7 bar
Elektrik Pump akan hidup secara otomatis, hingga mencapai titik setting tekanan untuk Elektrik Pump ( 7 bar) dan sampai pada titiktekana kerja maksimal yang telah di tetapkan,Bila ada penurunan tekanan di bawah titik tekanan kerja yang di tentukan,
Jocky Pump selalu siap untuk menambah penurunan itu hingga kembali ke titik tekanan kerja yang ditetapkan.
Tetapi
bila
penurunan
secara
drastis
sampai
titik
dibawah
7
bar( tekanan yang di tetapkan untuk Elektrik Pump) secara otomatis penambahan tekanan di ambil alih oleh Elektrik Pump hingga mencapai titik tekanan kerja yang telah ditentukan,
Penurunan drastis biasa terjadi apabila ada penggunaan pada out let hydrant, misalnya terjadinya kebakaran,
Proses proses diatas akan terjadi apabila Power utama ( PLN / GenSet ) siap untuk di gunakan, apabila dalam pada waktu terjadi kebakaran Power utama tidak siap untuk di gunakan maka segala proses langsung di ambil alih oleh Diesel Pump, yang akan secara otomatis menyala
apabila terjadi penurunan tekanan dari tekanan kerja yang telah ditentukan.
Sebagai catatan Diesel Pump dapat menyala secara otomatis pada saat terjadi penurunan tekanana kerja tetapi tidak secara otomatis berhenti bekerja setelah tekanan sampai titik tekanan yang di tentukan.
Untuk pengoperasian manual, biasanya di lakukan untuk pembenahan dan perawatan saja / flashing berkala, dilakukan dengan menekan push button sesuai tanda- tanda di pintu kabinet panel.
II.F.5.ii.
Fire
Extinguiser,
Pengoperasian Fire Extinguisercukup dengan menarik pen pengaman dan menekan handle katub.
II.F.6. II.F.6.i.
Mengatasi
masalah Hydrant
Jocky Pump tidak menyala secara otomatis pada saat terjadi penurunan tekanan, kemungkinan yang terjadi:
1. Air di dalam groundtank habis,Kerusakan pada pressure switch jocky pump, 2. Settingan pressure switch jocky pump berubah, 3. Contactor/Pompa/ rusak.
Elektrik Pump tidak menyala secara otomatis pada saat terjadi penurunan tekanan yang di tetapkan pada nya.
1. Air di groundtank habis, 2. Kerusakan pada pressure switch elektrik pump, 3. Settingan pressure switch elektrik pump berubah, 4. Contactor/ pompa / coil pompa rusak.
Diesesl pump tidak menyala pada saat di butuhkan seperti proses pengoperasian di atas, kemungkinan yang terjadi:
1. Air di Groundtank habis,Battery untuk double stater kosong/ rusak , 2. Pressure switch diesei Pump rusak atau berubah settingan, 3. Bahan bakar diesel pump habis, 4. Diesel rusak.
II.H. II.H.1.
Instalasi
Air
Instalasi air hujan adalah semua instalasi perpipaan yang menangani/ membawa volume pembuangan .
air
dari
atap
gedung
II.H.2.
sampai
ke
saluran
Specifikasi
Pipa = Wavin class AW
Fitting- fitting = Wavin class AW
Roof Drain =
II.H.3.
Hujan, Deskripsi,
Fungsi, Untuk menyalurkan air hujan dari atap gedung sampai ke saluran gedung di tanah.
II.H.4.
Pengoperasian, Tidak ada cara pengoperasian khusus
II.H.5.
Mengatasi
masalah,
Jika terjadi pemampatan/ buntu pada pipa risert, lakukan pemompaan atau gelontor dengan air di bagian roof drain, atau baca gambar instalasi air hujan kemungkinan ada belokkan / L Bow , beri pukulan agar pipa bergetar dan melepas kotoran yang menyumbat, langkah terakhir adalah pembongkaran jika semua metode tidak menyelesaikan masalah.
II.I. II.I.1.
Instalasi
Air
Bekas Deskripsi,
Instalasi air Bekas mencakup pembuangan dari floor drain, wastafel dan kitchen zink.
II.I.2.
Spesifikasi
Pipa instalasi : Wavin class AW
Fitting- fitting : Wavin class AW
Floor Drain : Toto
Wastafel : Toto
Kitchen Zink : Toto
PVC Clean Out : Wavin Clean Out
Floor Clean Out: San Ei
II.I.3.
Fungsi, Menyalurkan air- air bekas dari gedung ke saluran pembuangan tanah.
II.I.4.
Lain-
lain,
Instalasi air bekas di lengkapi dengan clean out yang berguna untuk menekan kotoran bila terjadi pemampatan instalasi, ada dua jenis clean out yaitu: Clean out atas plafon dan clean out lantai/ floor clean out.
II.I.5
Pengoperasian, Tidak ada pengoperasian khusus.
II.I.6.
Mengatasi
masalah,
Bila terjadi pemampatan pipa instalasi, lakukan penekanan dengan air atau pemompaan pada instalasi clean out.
II.J. II.J.1.
Instalasi
air
kotor Deskripsi,
Instalasi air kotor mencakup pembuangan air dan kotoran dari closed, air urinal, dan beberapa kitchen zink.
II.J.2.
Spesifikasi
Pipa Insatalasi : Wavin class AW
Fitting- fitting : Wavin class AW
Closed : TotoUrinal : Toto
Kitchen Zink : Toto
Floor Clean Out : San Ei
II.J.3
Fungsi,
Menyalurkan kotoran dan air kotoran dari gedung sampai ke STP ( Sewage Treatment Plant)/ Septick tank.
II.J.4.
Lain-
lain,
Instalasi air kotor di lengkapi dengan Clean Out, yang berguna untuk menekan kotoran bila terjadi pemampatan instalasi.
II.J.5.
Pengoperasian, Tidak ada sistem pengoperasian khusus.
II.J.6.
Mengatasi
masalah,
Bila terjadi pemampatan pipa instalasi, lakukan penekanan dengan air atau pemompaan pada instalasi clean out.
II.K. II.K.1.
Instalasi
Vent Deskripsi,
Instalasi Vent mencakup semua instalasi air kotor, air bekas, STP dan Septick Tank.
II.K.2.
Spesifikasi
Pipa Instalasi : Wavin class AW
Fitting- fitting : Wavin class AW
II.K.3.
Fungsi, Untuk memberi supply udara ke dalam pipa instalasi air bekas dan air kotor dan membuang udara kotor dari STP maupun Septick Tank.
II.K.4.
Lain-
lain,
Instalasi Vent untuk air kotor dan air bekas terbuang ke atap gedung, Instalasi Vent STP dan Septick Tank terbuang ke pagar area bangunan.
II.K.5.
Pengoperasian, Tidak ada cara khusus pengoperasian.
II.K.6.
Mengatasi
masalah,
Tidak ada masalah serius yang ditimbulkan dari pemipaan Vent selama tidak ada kebuntuan pada instalasi yang berakibat pada pembuangan yang tidak sempurna pada closet, karena terjadi peng hisapan atau pembuangan udara dari unit closed, hal serupa juga terjadi pada urinal.
Untuk instalasi Vent pada STP dan Septick Tank bila terjadi kebuntuan maka tidak terbuangnya udara kotor dari dalam unit yang berakibat pada ketidak lancaran pada instalasi air kotor, dan udara yang tidak sehat disekitar unit.
II.L. Pekerjaan II.L.1. II.L.1.i.
Instalasi air
bersih Instalasi
Air terdiri Ruang
Bersih, dari : pompa Deskripsi,
Instalasi ruang pompa adalah instalasi pemipaan , unit pompa dan aksesories lain yang terdapat di area ruang pompa.
II.L.1.ii.
Spesifikasi
Pompa Transfer : EBARA
Pompa Filter : Grundfos
Pipa : GIPFoot
Valve :
Gate Valve : Toyo/ Kitz
Check Valve : Toyo/ Kitz
Strainer : Toyo/ Kitz
Flexible Joint :
Header : Pipa GIP 100mm, dengan double flange.
Pressure Switch :
Pressure Gauge :
Radar :
II.L.1.iii. II.L.1.iii.a.
Pompa
Fungsi Transfer,
Pompa Transfer berfungsi untuk menyalurkan air dari tandon bawah (Ground Tank) ke Tandon atas ( Roof Tank).
II.L.1.iii.b.
Pompa
Filter/
Jet
Pump,
Pompa Filter berfungsi untuk menyalurkan air dari out let pompa sumur masuk kedalam filter( carbon filter dan sand filter) di teruskan ke tando bawah( Ground Tank).
II.L.1.iv.
Lain-
lain,
Pompa Transfer menggunakan radar sebagai penunjuk level air yang berfungsi untuk mengetahui ketinggian air di Ground Tank dan Roof Tank , sehingga ada keamanan pompa dalam operasionalnya. ( Lihat pada sistem Panel pompa pada SOP Instalasi Listrik)
Pompa filter atau Jet Pump, Memakai sistem manual , jadi harus selalu check persediaan air di tandon bawah ( Ground Tank), Power untuk pompa sumur dalam dan Jet Pump pada sistemnya akan menyala bersamaan.
II.L.1.v.
Pengoperasian
1. Pompa Transfer
Pada Prinsipnya pengoperasian pompa transfer telah di terangkan pada pembahasan pada SOP Instalasi Listrik Sub point Panel Panel, bagian panel Pompa.Pengoperasian mekanikalnya hanya pada buka dan tutup pada gate valve – gate valve.
1. Pompa Filter
Pengoperasian pompa filter dengan cara manual dengan menyalakan MCB untuk power ke pompa filter.Pompa filter dan pompa sumur di buat menyala bersama ,jadi jika pompa sumur di nyalakan maka pompa filter otomatis ikut menyala.
II.L.1.vi.
Mengatasi
Masalah
1. Pompa Transfer,
Jika pada proses pengoperasian yang telah di bahas pada SOP Instalasi Listrik sub pembahasan Panel Pompa telah di lakukan akan tetapi pompa transfer tidak mengeluarkan air maka kemungkinan yang terjadi adalah sbb.:
Pipa hisap kosong,
Perlu pengisian ulang secara penuh pada pipa hisap, habisnya air di dalam pipa hisap bisa terjadi kemungkinan karena kebocoran pada foot valve, kebocoran pada pipa hisap dan accessories – accesories pada pipa hisap.
Kembali periksa level air pada ground tank, karena pada level minimum panel pompa mendeteksi untuk tidak melakukan penghisapan. Mengatasi ini tentunya dengan pengisian dari sumur dengan menyalakan pompa sumur secara manual.
Bukakan Gate Valve yang salah, hal ini kemungkinan kecil karena semua sistem telah berjalan sebelumnya kecuali terjadi setelah pembenahan.
Pompa air mengeluarkan suara braming ataupun haming , terjadi kemungkinan karena pipa hisap kosong seperti keterangan di atas, pembukaan gate valve yang salah, Foot valve tersumbat, Motor rusak.
Pompa tetap menyala meskipun Roof tank sudah penuh ataupun Ground tank kehabisan air.
Periksa Radar pada roof tank ataupun Ground tank.
1. Pompa Filter,
Pompa filter yang tidak mengeluarkan air, berhubungan langsung dengan pompa sumur.
Kemungkinan
yang
terjadi
sbb.:Air
sumur
habis,Pompa
sumur
rusak,Kesalahan pembukaan Gate Valve pada area pompa filter.
Pompa filter mengeluarkan braming atau haming/ suara bising.
Pompa sumur tidak menyala,
Kesalahan pembukaan gate valve sekitar pompa filter,
Kesalahan pembukaan ball valve di sekitar sand filter dan carbon filter,Motor pompa filter rusak.
Tambahan, Pengoperasian filter secara jelas bisa dilihat pada gambar lampiran. Ada beberapa sistem pilihan yaitu:By Pass, tanpa memfungsikan kedua filter,Aktif Carbon filtering, memfungsikan hanya carbon filter,Aktif Sand Filter, memfungsikan hanya Sand Filter,Back Wash, membersihkan kedua filter,Carbon Back Wash, membersihkan hanya Carbon Filter,Sand Back Wash, membersihkan hanya Sand Filter.
II.L.2. II.L.2.i.
Instalasi
air
bersih
gedung Deskripsi,
instalasi air bersih gedung yaitu instalasi pemipaan air bersih di gedung utama dan bangunan penunjang.
II.L.2.ii.
Spesifikasi
Pipa Instalasi : Pipa GIP
Fitting- fitting : GIP
Gate Valve : Toyo/ Kitz
Kran : Toyo
Sistem : Grafitasi dengan penguatan pompa booster.
II.L.2.iii.
Fungsi,
Fungsi dari Instalasi air bersih gedung yaitu menyalurkan air dari roof tank melalui pipa grafitasi dengan penguatan tekanan pompa booster ke titik pengguna yang terbatasi oleh Gate Valve tiap lantainya.
II.L.2.iii.
Lain
–
lain
Pompa booster akan bekerja secara otomatis apabila ada penurunan tekanan di sepanjang pipa instalasi air bersih di gedung utama dan bangunan penunjang.
Tiap lantai di batasi dengan Gate Valve yang posisinya terletak di dekat shaff pipa dengan tujuan untuk perbaikkan dan perawatan per lantai.
II.L.2.iv.
Pengoperasian
Pengoperasian awal adalah membuka Gate Valve yang terdapat pada output roof tank,
Pilihan pada pompa booster adalah sbb.:By Pass , tanpa melalui pompa booster,Booster aktif, melalui pompa booster,
Lihat pada detai gambar lampiran.Membuka gate valve per lantai, yang berada di area shaft
II.L.2.v.
Mengatasi
masalah
Mengatasi masalah pada pompa booster. Pada prinsipnya pompa booster harus selalu mendapatkan supply power, pada posisi aktif sehingga bisa mendeteksi penurunan tekanan yang terjadi pada instalasi pipa air bersih secara keseluruhan,Jika automatic pada pompa booster tidak menyala pada saat semestinya , periksa/ chek sensor arus yang terdapat di pompa booster( bagian out put),
Jika terjadi kebocoran pada pipa instalasi, lakukan penutupan gate valve per lantai pada lantai yang mengalami masalah tanpa mengganggu penyediaan air bersih untuk pemakai pada lantai lain.
1. Instalasi Smoke Detector, 2. Instalasi Head Detector, 3. Instalasi Fixed Temperatur Detector, 4. Instalasi Manual Push Button. 5. Instalasi Indicator Lamp, 6. Instalasi Alarm Bell, 7. Instalasi Panel MCFA, 8. Instalasi Announciator, 9. Instlasi Kabel – kabel feeder fire alarm. III.A.
Perawatan
rutin,
Perawatan rutin dilakukan secara berkala, sesuai dengan panduan manual masing masing komponen fire alarm terpasang.
III.B.
Perbaikan,
Perbaikan hanya dilakukan terhadap instalasi dan materiaal/ komponen fire alarm yang rusak.
III.C.
Perencanaan
dan
persiapan
pemeliharaan
1. Memastikan instruksi yang diterima dapat dilaksanakan 2. Persiapan gambar satu garis instalasi fire alarm dan dokumen pemasangan yang sesuai dengan point standar operating prosedur, 3. Rencana kerja di susun dengan tepat dan akurat agar telaksana sesuai dengan point standar operating prosedur,
4. Persiapan alat kerja , alat pendukung kerja yang sesuai dengan point pekerjaan yang akan dilakukan, 5. Persiapan K3 sesuai standar yang berlaku, 6. Pemeliharaan dan perbaikkan instalasi listrik 7. Penyambungan dan terminasi materi/ komponen fire alarm dengan bagian lain diperiksa sesuai gambar dan dokumen pemasangan, 8. Pemasangan peralatan sesuai instruksi manual peralatan diperbaiki dengan acuan point standar operating prosedur,
yang
9. Perlengkapan utama dan pelengkap diperiksa kelayakannya sesuai dokumen dan point Standar Operating Prosedur, 10. Pemberian arus pada instalasi fire alarm tertentu dilaksanakan sesuai point Standar Operating Prosedur. 11.
Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan
12. Memeriksa cara kerja tiap komponen, sesuai instruksi manual dan point Standar Operating Prosedurpada sub point Perawatan Instalasi Fire Alarm, 13. Pengukuran kekuatan jumlah komponen terinstall masing – masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai gambar satu garis pemasangan dan point Standar Operating Prosedur, 14.
Penyimpangan nilai operasi yang terjadi di identifikasi,
15. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya dan dirujukkan pada gambar satu garis pemasangan dengan panduan point Standar Operating Prosedur, 16. Pembuatan laporan sangat diperlukan untuk meng identifikasi kesalahan pada pekerjaan perbaikan dan perawatan lanjutan. 17. Berita acara pemeliharaan dan perbaikan dibuat untuk pertanggungjawaban penanganan sesuai standar yang berlaku di gedung. III. III.A. III.A.1.
Instalasi
Instalasi
Smoke
Instalasi smoke
detector
Smoke adalah
kabel
penghantar
Detector Deskripsi Detector, arus
yang
menghubungan antar detector dan atau ke Modul Interface Smoke Detector.
III.A.2.
Smoke
Detector,
Smoke detector adalah suatu alat yang dapat mendeteksi adanya asap di sekitar sensor di dalam komponen tersebut.
III.A.3.
Spesifikasi
Kabel Instalasi : NYA 2x 1,5mm dengan dua warna( merah dan hitam) Supreme
Smoke Detector : NohmiFungsi,
III.A.4. Fungsi smoke detector secara umum adalah mendeteksi adanya asap disekitar komponen sensor yang terdapat di dalamnya dan melaporkannya ke Modul Interface Smoke Detector, yang merubahnya menjadi perintah digital untuk di teruskan ke panel MCFA. III.A.5. Lainlain III.A.6. Pengoperasian,
Tidak ada pengoperasian khusus pada perangkat Smoke Detector, karena semua system berhubungan satu dengan yang lain dan berpusat di Modul Interface.
III.A.7.
Mengatasi
masalah,
Mengatasi masalah yang muncul pada Smoke Detector berhubungan langsung dengan line instalasi grouping yang berpusat pada Modul Interface,
Jika terdeteksi unit Smoke Detector yang bermasalah diganti.
III.B. III.B.1. III.B.1.a.
Instalasi
Head Head
Detector DeskripsiInstalasi Detector,
Instalasi Head Detector adalah instalasi terminasi kabel pengantar arus yang menghubungkan antar detector dalam satu group dan atau ke Modul Interface Head Detector.
Head Detector, Head Detector adalah suatu alat atau perangkat yang dapat mendeteksi suhu yang menyentuh penampang perangkat tersebut.
III.B.2.
Spesifikasi
Kabel Instalasi : NYA 2x 1,5mm ( dua warna merah dan hitam), Supreme
Head Detector : Nohmi Fungsi,
III.B.3. Fungsi smoke detector secara umum adalah mendeteksi adanya suhu disekitar penampang sensor yang terdapat di perangkat dan melaporkannya ke Modul Interface Head Detector, yang merubahnya menjadi perintah digital untuk di teruskan ke panel MCFA. III.B.4. Lain lain III.B.5. Pengoperasian,
Tidak ada pengoperasian khusus pada perangkat Head Detector, karena semua system berhubungan satu dengan yang lain dan berpusat di Modul Interface.
III.B.6.
Mengatasi
masalah,
Mengatasi masalah yang muncul pada Head Detector berhubungan langsung dengan line instalasi grouping yang berpusat pada Modul Interface,
Jika terdeteksi unit Head Detector yang bermasalah diganti.
III.C. III.C.1. III.C.1.a.
Instalasi
Fixed
Instalasi
Fixed
Temperatur Temperatur
Detector Deskripsi Detector,
Instalasi Fixed Temperatur Detector adalah instalasi terminasi kabel pengantar arus yang menghubungkan antar detector dalam satu group dan atau ke Modul Interface Fixed Temperatur Detector.
III.C.1.b.
Fixed
Temperatur
Detector,
Fixed Temperatur Detector adalah suatu alat atau perangkat yang dapat mendeteksi suhu dan asap yang menyentuh penampang perangkat tersebut.
III.C.2.
Spesifikasi
Kabel Instalasi : NYA 2x 1,5mm ( dua warna merah dan hitam), Supreme
Fixed Temperatur Detector : NohmiFungsi,
III.C.3. Fungsi Fixed Temperatur detector secara umum adalah mendeteksi adanya suhu disekitar penampang sensor dan mendeteksi asap yang terdapat di perangkat dan melaporkannya ke Modul Interface Fixed Temperatur Detector, yang merubahnya menjadi perintah digital untuk di teruskan ke panel MCFA. III.C.4. Mengatasi masalah,
Mengatasi masalah yang muncul pada Fixed Temperatur Detector berhubungan langsung dengan line instalasi grouping yang berpusat pada Modul Interface,
Jika terdeteksi unit Fixed Temperatur Detector yang bermasalah diganti.
III.D. III.D.1. III.D.1.a.
Instalasi
Manual
Instalasi
Manual
Instalasi Push
Push
Manual Button
adalah
Push instalasi
Button Deskripsi Button, terminasi
kabel
pengantar arus yang menghubungkan dari manual push button ke Modul Interface manual Push Button. III.D.1.b.
Manual
Push
Button,
Manual Push Button adalah suatu alat atau perangkat mirip dengan switch yang di operasikan secara manual.
III.D.2.
Spesifikasi
Kabel Instalasi : NYA 2x 1,5mm ( dua warna merah dan hitam), Supreme
Manual Push Button : NohmiFungsi,
III.D.3. Fungsi Manual Push Button secara umum adalah memberikan perintah secara manual kepada modul interface manual push button telah terjadi kebakaran yang di teruskan prosesnya ke panel MCFA. III.D.4. Mengatasi masalah,
Mengatasi
masalah
yang
muncul
pada
Manual
Push
Button
berhubungan langsung dengan line instalasi grouping yang berpusat pada Modul Interface,
Jika terdeteksi unit Manual Push Button yang bermasalah diganti.
III.E. III.E.1. III.E.1.a.
Instalasi
Indicator
Instalasi
Indicator
Lamp Deskripsi lamp,
Instalasi Indicator lamp adalah instalasi terminasi kabel pengantar arus yang menghubungkan dari Indicator Lamp ke Modul Interface Indicator Lamp.
III.E.1.b.
Indicator
Lamp,
Indicator lamp adalah suatu perangkat yang bisa menghasilkan cahaya yang di jadikan indikasi terjadinya proses suatu instalasi tertentu.
III.E.2.
Spesifikasi Kabel Instalasi : NYA 2x 1,5mm ( dua warna merah dan hitam), Supreme
Indicator Lamp : Nohmi
III.E.3.
Fungsi, Fungsi Indicator Lamp secara umum adalah memberikan tanda bahwa telah terjadi kebakaran yang berupa cahaya, yang di perintahkan dari sistem panel MCFA.
III.E.4.
Mengatasi
masalah,
Mengatasi masalah yang muncul pada Indicator Lamp berhubungan langsung dengan line instalasi grouping yang berpusat pada Modul Interface,
Jika terdeteksi unit Indicator lamp yang bermasalah diganti.
III.F. III.F.1. III.F.1.a.
Instalasi Instalasi
Alarm Alarm
Bell Deskripsi Bell,
Instalasi Alarm Bell adalah instalasi terminasi kabel pengantar arus yang menghubungkan dari Alarm Bell ke Modul Interface Alarm Bell.
III.F.1.b.
Alarm
Bell,
Alarm bell adalah suatu perangkat yang bisa menghasilkan suara yang di jadikan indikasi terjadinya proses suatu instalasi tertentu.
III.F.2.
Spesifikasi Kabel Instalasi : NYA 2x 1,5mm ( dua warna merah dan hitam), Supreme
Alarm Bell : Nohmi
III.F.3.
Fungsi, Fungsi Alarm Bell secara umum adalah memberikan tanda bahwa telah terjadi kebakaran yang berupa suara, yang di perintahkan dari sistem panel MCFA.
III.F.4.
Mengatasi
masalah,
Mengatasi masalah yang muncul pada Alarm Bell berhubungan langsung dengan line instalasi grouping yang berpusat pada Modul Interface,
Jika terdeteksi unit Ialarm Bell yang bermasalah diganti.
III.G. III.G.1.
Instalasi
Panel
MCFA Deskripsi,
Instalasi Panel alarm terdiri dari beberapa rangkaian kit elektronik, yang di rangkai menjadi satu sistem yang memproses semua data yang diterima dari beberapa modul interface dari semua Instalasi Fire Alarm di gedung untuk di olah secara di gital yang menghasilkan tanda jika terjadi kebakaran.
III.G.2.
Spesifikasi
Panel MCFA dan perangkat pendukung : Nohmi
III.G.3.
Fungsi,
Mengolah semua data yang di terima dari semua rangkaian Modul Interface di semua Panel Sub Fire Alarm( Junction Box),
III.G.4.
lain,
Type type komponent terdapat pada manual book
III.G.5. III.G.5.a.
Lain-
Tidak
Mengatasi berfungsi sistem
secara
masalah menyeluruh
Panel MCFA off power, Ini bisa terjadi apabila Perangkat tidak mendapat masukan power pada rentang waktu yang agak lama( sekitar 4 jam), karena pada rangkaian telah tersedia Battery lengkap dengan Charger, yang berguna untuk menyimpan arus cadangan yang di butuhkan perangkat pada saat tidak adanya power utama.
Switching sistem off/ belum dinyalakan, bisa terjadi karena di lakukan pemutusan sistem dari kabinet MCFA sendiri atau dari Announciator.
III.G.5.b. Alarm Bell terus berbunyi dan Lampu Indicator terus menyala , pada keadaan tidak terjadi kebakaran.
Adanya terminasi yang kendor / tidak sempurna pada perangkat Detector/ Manual Push Button.
Kerusakan pada salah satu Detector atau Manual Push Button.
Adanya terminasi yang kendor / tidak sempurna pada perangkat Modul Interface,
Kerusakan pada salah satu Modul Interface,
Adanya instalasi kabel pengantar detector yang putus atau hubungan singkat,
Untuk melokalisir masalah pada point pertama, kedua , ketiga keempat dan kelima diatas lakukan penonaktifan per grouping.
III.G.5.c.
Detector
tidak
bisa
mendeteksi
Kerusakan pada perangkat detektor,Kerusakan pada modul interface, Periksa dan ganti.
III.H. III.H.1. III.H.1.a.
Instalasi Instalasi
Announciator Deskripsi Announciator,
Instalasi Announciator adalah instalasi kabel pengantar dari Panel MCFA ke Announciator.
III.H.1.b.
Announciator,
Announciator adalah alat yang menampilkan semua hasil proses dari panel MCFA.
III.H.2.
Spesifikasi
Kabel Instalasi : AWG
Announciator dan perangkat pendukung : Nohmi
III.H.3.
Fungsi,
Fungsi utama Announciator adalah sebagai alat pemantau dari sistem keamanan fire alarm yang di tempatkan di posisi yang biasa untuk area penjagaan/ atau selalu terpantau oleh personel gedung.
III.H.4.
Lain-
Type type komponent terdapat pada manual book
III.H.5.
lain,
Pengoperasian,
Tidak ada pengoperasian khusus karena semua perangkat Fire Alarm termasuk Announciator beroperasi secara terus menerus. Dan jika ada pemutusan arus karena pembenahan cukup dengan menyalakan tombol power pada kabinetnya.
III.H.6.
Mengatasi
masalah
Tidak berfungsi sistem secara menyeluruh pada Announciator terjadi karena:
1. Panel MCFA off power Ini bisa terjadi apabila Perangkat tidak mendapat masukan power pada rentang waktu yang agak lama( sekitar 4 jam), karena pada rangkaian telah tersedia Battery lengkap dengan Charger, yang berguna untuk menyimpan arus cadangan yang di butuhkan perangkat pada saat tidak adanya power utama. 2. Switching sistem off/ belum dinyalakan, bisa terjadi karena di lakukan pemutusan sistem dari kabinet MCFATerjadinya putus kabel di sepanjang Instalasi Announciator.
III.I. III.I.1
Instalasi
Kabel
kabel
feeder
Fire
Alarm Deskripsi,
Instalasi kabel feeder Fire Alarm adalah Instalasi yang menghubungkan Junction Box Fire alarm di semua lantai, yang berisi modul interface dengan Panel MCFA.
III.I.2.Spesifikasi,
Kabel Instalasi : AWGFungsi,
III.I.3. Fungsi utama kabel instalasi fire alarm adalah sebagai media penyalur laporan dari Modul Interface ke Pnel MCFA dan mengembalikan hasil proses laporan kembali ke Modul Interface yang lain sesuai fungsi. III.I.4. Lainlain,
Type type komponent terdapat pada manual book
III.I.5.
Pengoperasian, Tidak ada pengoperasian khusus.
III.I.6.
Mengatasi
masalah,
1. Instalasi Power Amplifier, 2. Instalasi Zone Selector, 3. Instalasi Mixer Pre Amplifier, 4. Instalasi Equalizer, 5. Instalasi Double Cassete Deck AM/ FM Tuner, 6. Instalasi Paging Emergency Micropone, 7. Instalasi Car Call Micropone,Instalasi Ceilling Speaker, 8. Instalasi Volume Control, 9. Instalasi Junction Box Speaker. 10.
Instalasi Tata Suara,
11.
Instalasi Kabel Feeder Tata Suara.
IV.A.
Perawatan
rutin,
Perawatan rutin dilakukan secara berkala, sesuai dengan panduan manual masing masing komponen Tata Suara terpasang.
IV.B.
Perbaikan,
Perbaikan hanya dilakukan terhadap instalasi dan materiaal/ komponen Tata Suara yang rusak.
Perencanaan dan persiapan pemeliharaanMemastikan instruksi yang diterima dapat dilaksanakan
Persiapan gambar satu garis instalasi Tata Suara dan dokumen pemasangan yang sesuai dengan point standar operating prosedur,
Rencana kerja di susun dengan tepat dan akurat agar telaksana sesuai dengan point standar operating prosedur,
Persiapan alat kerja , alat pendukung kerja yang sesuai dengan point pekerjaan yang akan dilakukan,
IV.C.
Persiapan K3 sesuai standar yang berlaku, Pemeliharaan
dan
perbaikkan
instalasi
listrik
Penyambungan dan terminasi materi/ komponen Tata Suara dengan bagian lain diperiksa sesuai gambar dan dokumen pemasangan,
Pemasangan
peralatan
sesuai
instruksi
manual
peralatan
yang
diperbaiki dengan acuan point standar operating prosedur,
Perlengkapan utama dan pelengkap diperiksa kelayakannya sesuai dokumen dan point Standar Operating Prosedur,
Pemberian arus pada instalasi Tata Suara tertentu dilaksanakan sesuai point Standar Operating Prosedur.
IV.D.
Memeriksa
pemeliharaan
dan
perbaikan
Memeriksa cara kerja tiap komponen, sesuai instruksi manual dan point Standar Operating Prosedurpada sub point Perawatan Instalasi Fire Alarm,
Pengukuran kekuatan jumlah komponen terinstall masing – masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai gambar pemasangan dan point Standar Operating Prosedur,
satu
garis
Penyimpangan nilai operasi yang terjadi di identifikasi,Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya dan dirujukkan pada
gambar satu garis pemasangan dengan panduan point Standar Operating Prosedur,
Pembuatan
laporan
sangat
diperlukan
untuk
meng
identifikasi
kesalahan pada pekerjaan perbaikan dan perawatan lanjutan.
Berita
acara
pemeliharaan
dan
perbaikan
dibuat
untuk
pertanggungjawaban penanganan sesuai standar yang berlaku di gedung. IV.E. Instalasi Power Amplifier IV.E.1. Deskripsi, IV.E.1.a. Instalasi power Amplifier adalah terminasi dari Zone Selector ke unit Power Amplifier dan dari Power Amplifier ke MDF-TS. IV.E.1.b. Power Amplifier adalah perangkat untuk penguatan signal suara. IV.E.2. Spesifikasi
Kabel Instalasi Power Amplifier : Input Coaxial Cable Impedansi 75 ohm; output NYMHY rd 2x1,5mm.
Power Amplifier : Toa
IV.E.3.
Fungsi, Fungsi utama power Amplifier adalah menguatkan signal suara yang masuk melalui input dengan impedansi 75 ohm, dan di keluarkan dengan daya 250 Watt per Power Amplifier.
IV.E.4.
Lain
–
lain,
Terdiri dari 4 power amplifier disesuaikan dengan fungsi masing masing yaitu:250 Watt Power Amplifier untuk lantai 1,250 Watt Power Amplifier untuk lantai 2,250 Watt Power Amplifier untuk lantai 3 dan250 Watt Power Amplifier untuk Car Call.
IV.E.5.
Pengoperasian Pengoperasian utama adalah ada pada masing – masing unit, dengan mengatur volume , bass maupun treble.Untuk pengaturan yang lain berhubungan dengan perangkat pelengkap lain.
IV.E.6.
Mengatasi
masalah
Tidak munculnya suara pada satu lantai tertentu,Periksa terminasi kabel Instalasi di Junction Box lantai yang bermasalah.
Munculnya suara Distorsi, Munculnya suara Distorsi bisa di akibatkan oleh banyak hal antara lain:Terminasi kabel Input yang tidak sempurna,Ada gelombang Elektromagnetik disekitar perangkat misalnya gelombang yang di hasilkan dari oscilator perangkat mobile.Terinduksinya kabel kabel Instalasi di dalam Rak Tata Suara oleh arus tegangan tinggi.Kerusakan pada perangkat Power Amplifier
Timbulnya panas yang berlebihan pada perangkat
1. Pemakaian Speaker lebih dari Jumlah yang telah di tentukan. 2. Kerusakan pada kipas pendingin perangkat. 3. Adanya hubungan pendek pada kabel kabel Instalasi Tata Suara. 4. Kerusakan pada komponen Power Amplifier. IV.F. IV.F.1. IV.F.1.a.
Instalasi
Zone
Instalasi
Zone
Selector Deskripsi Selector,
Instalasi Zone Selector adalah terminasi kabel pengantar dari Equalizer ke Zone Selector dan dari Zone Selector ke Power Amplifier.
IV.F.1.b.
Zone
Selector,
Zone Selector adalah perangkat untuk memilih area tertentu sesuai pemisahan grouping Instalasi Tata Suara.
IV.F.2.
Spesifikasi Kabel Instalasi Zone Selector : Input Coaxial Cable Impedansi 75 ohm; Output Coaxial Cable 75 ohm.
IV.F.3.
Fungsi, Fungsi utama dari Zone Selector adalah memilih satu persatu area yang diaktifkan pengoperasian Suaranya, tanpa mengganggu area lain yang mungkin tidak diijinkan pengoperasian suara.
IV.F.4.
Lain
–
lain,
Ada 4 Zone area yang siap di aktifkan yaitu:Zone 1 untuk area lantai 1,Zone 2 untuk area lantai 2,Zone 3 untuk area lantai 3, danZone 4 untuk area parkir.
IV.F.5.
Pengoperasian Pengoperasian pertama adalah penyalaan power untuk perangkat yang terdapat pada perangkat,
Pengaturan Zone aktif dan non aktif dengan menekan tombol tombol nomor Zone.
IV.F.6.
Mengatasi
masalah,
Jarang muncul masalah pada perangkat ini hanya kemungkinan kerusakan pada komponen switch tekannya.
IV.G. IV.G.1. IV.G.1.a.
Instalasi
Mixer
Instalasi
Pre
Mixer
Pre
Amplifier Deskripsi Amplifier,
Instalasi Mixer Pre Amplifier terminasi dari perangkat penerima suara atau penghasil suara pertama ( Paging Emergency Micropone, Car Call Micropone dan Double Cassete Deck AM/ FM Tuner) ke unit Mixer Pre Amplifier dan dari Mixer Pre Amplifier ke unit Equalizer.
IV.G.1.b.
Mixer
Pre
Amplifier,
Mixer Pre Amplifier adalah penguat signal pertama dari perangkat penerima atau penghasil signal suara dan di umpankan ke Equalizer .
IV.G.2.
Spesifikasi
Kabel Instalasi Mixer Pre Amplifier : Input Coaxial Cable Impedansi 75 ohm; Out Put Coaxial cable Impedansi 75 ohm.
Mixer Pre Amplifier : Toa
IV.G.3.
Fungsi,
Fungsi utama dari Mixer Pre Amplifier adalah sebagai penguat signal suara pertama dari perangkat penerima suara.
IV.G.4.
Lain
–
lain,
Terbagai beberapa chanel pembagi yang terpakai terdiri antara lain:Channel ke Power Amplifier area lantai 1,Channel ke Power Amplifier area lantai 2,Channel ke Power Amplifier area lantai 3,Channel Power Amplifier area parkir/ Car Call.
IV.G.5.
Pengoperasian
Pengoperasian utama adalah menyalakan input daya yang ada di perangkat,Pengaturan Volume Master dan Volume pembagi masing masing channel,
Pengaturan yang lain berhubungan dengan perangkat Tata Suara yang lain, dalam mengatur kualitas suara dan penguatan dB signal yang di butuhkan.
IV.G.6.
Mengatasi
masalah
Tidak dapat menerima signal suara dari perangkat penerima suara
1. Terminasi pada Input kurang sempurna, 2. Kerusakan pada Perangkat penerima suara,Kerusakan pada Perangkat Mixer Pre amplifier.
Tidak mengeluarkan signal suara pada Out putnya
1. Terminasi yang tidak sempurna pada out put perangkat, 2. Kerusakan pada komponen perangkat. IV.H. IV.H.1. IV.H.1.a.
Instalasi Instalasi
Equalizer Deskripsi Equalizer,
Instalasi Equalizer adalah terminasi dari perangkat Mixer Pre Amplifier ke Equalizer dan dari Equalizer ke Zone Selector.
IV.H.1.a.
Equalizer,
Equalizer adalah alat pengatur frekwensi suara sebelum di atur oleh Zone Selector dan dikuatkan oleh Power Amplifier.
IV.H.2.
Spesifikasi
Kabel Instalasi Equalizer : Input Coaxial Cable Impedansi 75 ohm; Out put Coaxial Cable 75 ohm.
Amplifire : ToaFungsi,
IV.H.3. Fungsi utama dari Equalizer adalah pengaturan frekwensi suara dengan teori pemotongan pada frekwensi tertentu dan penguatan pada frekwensi tertentu sesuai keinginan pengguna. IV.H.4. Lain – lain,
Terdiri dari 20 channel frekwensi suara yang bisa diatur.
IV.H.5.
Pengoperasian
Pengoperasian utama adalah menyalakan input daya yang terdapat pada perangkat,
Atur suara pada kualitas suara tertinggi dengan merubah level level pada chnnel yang tersedia.
IV.H.6.
Mengatasi
masalah
Tidak dapat menerima signal suara dari perangkat penerima suara Terminasi pada Input kurang sempurna,Kerusakan pada Perangkat penerima suara,Kerusakan pada Perangkat Equalizer.
Tidak mengeluarkan signal suara pada Out putnyaTerminasi yang tidak sempurna perangkat
pada
out
put
IV.I. Instalasi Double IV.I.1. IV.I.1.a. Instalasi Double
perangkat,Kerusakan
Cassete Cassete
Deck Deck
pada
AM/ AM/
komponen
FM
Tuner Deskripsi FM Tuner,
Instalasi Double Cassete Deck AM/ FM Tuner adalah Terminasi kabel penghantar dari Double Cassete Deck AM/FM Tuner ke Mixer Pre Amplifier.
IV.I.1.b.
Double
Cassete
Deck
AM/FM
Tuner,
Double Cassete Deck AM/FM Tuner adalah alat pemutar pita suara sekaligus alat penerima gelombang radio dari stasiun pemancar AM maupun FM.
IV.I.2.
Spesifikasi
Kabel Instalasi Double Cassete Deck AM/FM Tuner : Output Coaxial Cable Impedansi 75 ohm.
Double Cassete Deck AM/ FM : Toa
IV.I.3.
Fungsi, Fungsi utama dari Double Cassete Deck FM/ AM Tuner adalah untuk memutar pita suara dan untuk menangkap gelombang siaran radio dari pemancar.
Fungsi secara umum adalah menciptakan backsound/ lagu lagu untuk gedung.
IV.I.4.
Lain
–
lain,
Terdapat input audio external, untuk persiapan pengadaan perangkat penghasil suara lain.
IV.I.5.
Pengoperasian Pengoperasian utama adalah menyalakan input daya yang terdapat pada perangkat,
Atur pemilihan fungsi Cassete atau Tuner.
IV.I.6.
Mengatasi
masalah
Tidak mengeluarkan signal suara pada outputnya Terminasi kabel output tidak sempurna,Perangkat rusak.
Muncul suara braming , hamming ataupun distorsi
1. Kualitas Pita suara tidak bagus pada pemakaian cassete, 2. Head cassete kotor pada pemakaian cassete, 3. Kualitas stasiun pemancar tidak bagus pada pemakaian Tuner, 4. Pengaruh gelombang elektromagnetik di seputar perangkat, 5. Terpengaruh induksi daritegangan listrik di sekitar perangkat. IV.J. IV.J.1. IV.J.1.
Instalasi a.
Instalasi
Paging Paging
Emergency Emergency
Micropone Deskripsi Micropone,
Instalasi
Paging
Emergency
Micropone
adalah
terminasi
kabel
penghantar dari Paging Emergency Micropone ke Mixer Pre Amplifier. IV.J.1.b.
Paging
Emergency
Micropone,
Paging Emergency Micropone adalah perangkat yang bisa menangkap gelombang suara dan merubahnya menjadi gelombang listrik.
IV.J.2.
Spesifikasi Kabel Instalasi Paging Emergency Micropone : Output Coaxial Cable Impedansi 75 ohm.
Paging Emergency Micropone : Toa
IV.J.3.
Fungsi, Fungsi di gedung adalah untuk melakukan panggilan kepada penghuni gedung melalui Ceilling Speaker/ Tata suara.
IV.J.4.
Lain
–
Posisi Paging Emergency Micropone di Resepsionis.
IV.J.5.
lain,
Pengoperasian, Pengoperasian hanya dengan menggeser switch on off di perangkat, bila paging emergency micropone mendapat gelombang suara secara otomatis menurunkan volume back sound yang sedang di putar.
IV.j.6
Mengatasi
masalah
Tidak mengeluarkan signal suara,
1. periksa battery, 2. jika tidak bermasalah kemungkinan kit penguat di dalam perangkat rusak.
Suara Feed Back,
1. posisi perangkat dengan ceilling speaker berada pada posisi satu garis pantul, 2. kemungkinan karena volume suara terlalu keras.
IV.K. IV.K.1.
Instalasi
Car
Call
Micropone Deskripsi
Instalasi Car Call Micropone adalah terminasi kabel pengantar dari perangkat Car call Micropone ke Mixer Pre AmplifierCar Call Micropone adalah perangkat yng merubah gelombang suara menjadi gelombang listrik.
IV.K.2.
Spesifikasi Kabel Instalasi Car call Micropone : Out put Coaxial Cable Impedansi 75 ohm.
Car Call micropone : Toa
IV.K.3.
Fungsi, Fungsi utama adalah dipakai untuk melakukan panggilan yang ditujukan khusus untuk area parkir.
IV.K.4.
Lain
–
Posisi Car CallMicropone ada di resepsionis.
IV.K.5.
lain,
Pengoperasian, Pengoperasian hanya dengan menggeser switch on off di perangkat, bila paging emergency micropone mendapat gelombang suara secara otomatis menurunkan volume back sound yang sedang di putar.
IV.K.6.
Mengatasi
masalah
Tidak mengeluarkan signal suara,
1. periksa battery, 2. jika tidak bermasalah kemungkinan kit penguat di dalam perangkat rusak.
Suara Feed Back, posisi perangkat dengan ceilling speaker berada pada posisi satu garis pantul,
1. kemungkinan karena volume suara terlalu keras.
IV.L. IV.L.1.
Instalasi
Ceilling
speaker Deskripsi
Instalasi Ceilling Speaker adalah instalasi pengkabelan antar perangkat Ceilling Speaker yang di sambung secara Paralel dan dari Ceilling Speaker ke Volume Control atau langsung ke JB-TS.
Ceilling Speaker adalah perangkat yang merubah gelombang listrik menjadi gelombang suara yang pemasangannya di plafon.
IV.L.2.
Spesifikasi
Kabel Instalasi Ceilling Speaker : NYMHYrd 2x1,5mm.
Ceilling Speaker : Toa
IV.L.3.
Fungsi, Fungsi utama Ceilling Speaker adalah untuk memberi back sound di gedung atau untuk pangilan- pangilan yng di tujukan ke penghuni gedung.
IV.L.4.
Lain
–
lain,
Ada 2 type Ceilling Speaker menurut ukuran daya yaitu sbb.:
1. Daya 15 Watt, untuk Lantai 1, 2 dan 3 selain Ruang Auditorium. 2. Daya 30 Watt, untuk Ruang Auditorium. IV.L.5.
Pengoperasian, Tidak ada cara pengoperasian khusus pada perangkat Ceilling Speaker.
IV.L.6.
Mengatasi
masalah
Tidak mengeluarkan suaraTerminasi kabel Input tidak sempurna,
1. Coil Ceilling Speaker Rusak/ putus, 2. Putusnya kabel Instalasi Ceilling Speaker.
Suara braming , hamming ataupun distorsiKualitas suara dari Power Amplifier,
1. Membran Ceilling Speaker aus/ sudah kaku,
2. Kabel Instalasi Ceilling Speaker terinduksi oleh induksi tegangan tinggi atau oleh frekwensi radio. IV.M. IV.M.1.
Instalasi
Volume
Control Deskripsi
Instalasi Volume Control, Instalasi Volume Control adalah pengkabelan pemutus dari rangkaian Instalasi Tata Suara, yang di sambung secara seri ber –masa.Volume Control,
Volume Control adalah perangkat pengontrol Volume yang di pasang pada rangkaian Tata Suara.
IV.M.2.
Spesifikasi
Kabel Instalasi Volume Contro : NYMHY rd 3x1,5mm
Volume Control : Toa 3 Ch.
IV.M.3.
Fungsi.
Fungsi utama Volume Control adalah untuk mengatur keras lemahnya suara di area tertentu sesuai keinginan pengguna.
IV.M.4.
Lain
–
lain,
Volume Control dipasang hanya dibeberapa area tertentu,
IV.M.5.
Pengoperasian,
Pengoperasian Volume Control dengan memutar handle pemutar untuk mengatur keras lemahnya suara yang di kehendaki.
IV.M.6.
Mengatasi
masalah
Volume Control tidak berfungsi Kemungkinan terminasi kabel di dalam perangkat kurang sempurna atau sama sekali tidak terhubung.
Coil Selector di dalam perangkat putus.
Terminasi pemutus line Instalasi Tata Suara pada zone tersebut kendor/ putus.
IV.N. IV.N.1.
Instalasi
Junction
Box
Speaker Deskripsi,
Instalasi Junction Box adalah instalasi di dalam sebuah box pengumpul beberapa instalasi grouping pada area tertentu, yang berisi terminalterminal.
IV.N.2.
Spesifikasi
Dimensi Box : 300x 200x 100mm
Terminal : Terminal 3 A.
IV.N.3.
Fungsi,
Fungsi utama Junction Box adalah memudahkan penyambungan dan memudahkan melokalisir kerusakan pada masa perawatan.
IV.N.4. IV.N.5.
Lain
–
lain Pengoperasian,
Tidak ada cara pengoperasian khusus.Mengatasi masalah, Jarang timbul masalah pada Junction Box kecuali terjadinya terminasi yang tidak sempurna pada Terminal.
IV.O. IV.O.1.
Instalasi
Kabel
Feeder
tata
Suara Deskripsi,
Instalasi Kabel Feeder Tata Suara adalah pengkabelan dari Junction Box Tata Suara ke MD-TS.
IV.O.2.
Spesifikasi,
Kabel Instalasi : NYMHYrd 3x2,5mm
IV.O.3.
Fungsi,
Fungsi utama dari Kabel Feeder Tata Suara adalah mengantarkan gelombang suara dari Power Amplifier ke beberapa Junction Box.
IV.O.4. Lain – lain IV.O.5.
Pengoperasian,
Tidak ada cara pengoperasian khusus.
IV.O.6.
Mengatasi
masalah,
Jarang terjadi masalah pada Instalasi Kabel Feeder Tata Suara kecuali kabel putus ataupun hubungan singkat.