STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Halaman 1 dari 2 Nomor: B-08
SWAMEDIKASI
1.
Tanggal Berlaku: 7 November 2017
TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan obat kepada pasien yang ini melakukan Swamedikasi. 2.
PENANGGUNGJAWAB
Apoteker Pengelola Apotek 3.
(dilakukan oleh Apoteker ) PROSEDUR (dilakukan
3.1 Mendengarkan keluhan dan/atau permintaan obat dari pasien. 3.2 Mengamati informasi dari pasien, meliputi: a. Untuk siapa obat tersebut b. Tempat timbulnya gejala penyakit c. Seperti apa rasanya gejala penyakit d. Kapan mulai timbul gejala dan apa yang menjadi pencetusnya e. Sudah berapa lama sakit yang dirasakan f. Ada atau tidaknya gejala penyerta g. Pengobatan yang sebelumnya pernah dilakukan h. Obat lain yang dikonsumsi untuk pengobatan penyakit lainnya i. Informasi lain sesuai kebutuhan 3.3 Buatlah keputusan profesional: merujuk pasien ke dokter IRS atau memberikan terapi obat kepada pasien. 3.4 Memilih obat sesuai dengan kerasionalan dan kemampuan ekonomi pasien dengan menggunakan obat bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib apotek. 3.5 Memberikan informasi tentang obat kepada pasien, meliputi: a. Khasiat obat: Apoteker perlu menerangkan dengan jelas apa khasiat obat yang bersangkutan, sesuai atau tidak dengan indikasi atau gangguan kesehatan yang dialami pasien. b. Kontraindikasi: pasien juga perlu diberi tahu dengan jelas kontra indikasi dari obat yang diberikan, agar tidak menggunakannya jika memiliki kontra indikasi dimaksud. c. Efek samping dan cara mengatasinya (jika ada): pasien j uga perlu diberi informasi tentang efek samping yang mungkin muncul, serta apa yang harus dilakukan untuk menghindari atau mengatasinya.
Dilaksanakan Oleh:
Diperiksa Oleh:
Disetujui Oleh:
Komang Dede S., S.Farm., M.Sc., Apt. (Apoteker Penanggung Jawab)
Ryche Dewata Sari., S.Farm., Apt. (Apoteker Pendamping)
Komang Dede S., S.Farm., M.Sc., Apt. (Apoteker Penanggung Jawab)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Halaman 2 dari 2 Nomor: B-08
SWAMEDIKASI
Tanggal Berlaku: 7 November 2017
d. Cara pemakaian: cara pemakaian harus disampaikan secara jelas kepada pasien untuk menghindari salah pemakaian, apakah ditelan, dihirup, dioleskan, dimasukkan melalui anus, atau cara lain. e. Dosis: sesuai dengan kondisi kesehatan pasien, Apoteker dapat menyarankan dosis sesuai dengan yang disarankan oleh produsen (sebagaimana petunjuk pemakaian yang tertera di etiket) atau dapat menyarankan dosis lain sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. f. Waktu pemakaian: waktu pemakaian juga harus diinformasikan dengan jelas kepada pasien, misalnya sebelum atau sesudah makan atau saat akan tidur. g. Lama penggunaan: lama penggunaan obat juga harus diinformasikan kepada pasien, agar pasien tidak menggunakan obat secara berkepanjangan karena penyakitnya belum hilang, padahal sudah memerlukan pertolongan dokter. h. Hal yang harus diperhatikan sewaktu minum obat tersebut, misalnya pantangan makanan atau tidak boleh minum obat tertentu dalam waktu bersamaan. i. Hal apa yang harus dilakukan jika lupa memakai obat j. Cara penyimpanan obat yang baik k. Cara memperlakukan obat yang masih tersisa l. Cara membedakan obat yang masih baik dan sudah rusak Bila sakit berlanjut atau lebih dari tiga hari, apoteker menyarankan kepada pasien untuk menghubungi dokter. Atau menghubungi apoteker kembali bila ada keluhan selama penggunaan obat. 3.6 Melayani obat untuk pasien, setelah pasien memahami hal -hal yang diinformasikan. 3.7 Mendokumentasikan data pelayanan swamedikasi yang telah dilakukan pada PMR, jika diperlukan. 3.8 Menjaga kerahasiaan data pasien. 4.
REFERENSI
Pedoman CPFB GPP Tahun 2011.
Dilaksanakan Oleh:
Diperiksa Oleh:
Disetujui Oleh:
Komang Dede S., S.Farm., M.Sc., Apt. (Apoteker Penanggung Jawab)
Ryche Dewata Sari., S.Farm., Apt. (Apoteker Pendamping)
Komang Dede S., S.Farm., M.Sc., Apt. (Apoteker Penanggung Jawab)