SPESIFIKASI TEKNIS I. ARSITEKTUR
1/123
PASAL 1 - PEKERJAAN PASANGAN 1
PEKERJAAN TANAH
1.0.
Galian
1.1. 1.2.
Lihat Spesifikasi Teknis Konstruksi. Kontraktor harus melaporkan dan meminta persetujuan Pengawas/Pemberi Pengawas/Pemberi Tugas atas hasil pekerjaan galian tanah yang sudah selesai untuk dapat melanjutkan pekerjaan pasangan pondasi. Semua pekerjaan yang dilaksanakan sebelum adanya persetujuan Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas, dapat mengakibatkan dibongkarnya kembali pekerjaan tersebut.
2.0.
Urugan Lihat Spesifikasi Teknis Konstruksi.
2 PASANGAN BATU KALI 1.0.
Lingkup Pekerjaan
1.1.
Membuat pondasi untuk pasangan bata dan keperluan-keperluan keperluan -keperluan lain sesuai dengan gambar rencana Arsitektur. Setiap pekerjaan dinding bata diluar struktur beton harus diberi pondasi.
1.2.
2.0.
Bahan Yang digunakan adalah batu belah/batu kali yang keras.
3.0.
Pelaksanaan
3.1.
Ukuran pondasi harus sesuai dengan gambar, dan adukan yang dipakai adalah 1 PC : 4 Psr. Kesatuan pondasi harus sedemikian kokoh sehingga tidak dapat retak ataupun turun. Adanya keretakan/penurunan keretakan/penurunan dinding yang diakibatkan oleh penurunan pondasi harus diperbaiki/diganti diperbaiki/diganti baru oleh Kontraktor atas biaya sendiri.
3.2.
3 PEKERJAAN DINDING BATA 1.0.
Lingkup Pekerjaan Meliputi pembuatan : Dinding toilet, dinding pembatas ruangan dan lain-lain. Dinding sisi luar bangunan, pekerjaan dinding bata lainnya sesuai gambar.
2.0. 2.1.
Bahan Batu-bata Harus matang pembakarannya. Bila direndam didalam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran batu bata dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding akhir (finish) yang disyaratkan dalam gambar (14 cm). Kontraktor wajib memberikan contoh pada Pengawas / Pemberi Tugas untuk dimintakan persetujuannya. persetujuannya. 2/123
Apabila bahan-bahan yang datang dianggap tidak memenuhi syarat oleh Pengawas/Pemberi Pengawas/Pemberi Tugas, maka Pengawas/Pemberi Pengawas/Pemberi Tugas berhak berhak menolak bahanbahan tersebut dan Kontraktor Kontrakt or wajib untuk segera mengeluarkan mengeluarka n dari lokasi pembangunan. Ukuran bata 21,5 x 11 x 6 cm. 2.2.
Semen/Portland Cement ( PC ) a. Semen yang datang di proyek, harus disimpan didalam gudang yang lantainya kering dan minimum 30 Cm lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya. b. Bilamana pada setiap pembukaan kantong, ternyata semennya sudah lembab dan menunjukkan gejala membatu, maka semen tersebut tidak boleh dipergunakan dan harus segera dikeluarkan dari lokasi pembangunan. c. Supplier/Pedagang yang mengirim semen ke pekerjaan hendaknya dapat menunjukkan sertifikat dari pabriknya.
2.3.
Pasir Pasang a. Pasir yang akan dipakai harus bersih, pasir asli/alami dan bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia, sesuai dengan NI-3 pasal 14 ayat 2. b. Bilamana pasir yang dipakai tidak tidak memenuhi syarat-syarat diatas,Kontraktor diatas,Kontraktor wajib wajib untuk mencuci pasir tersebut untuk mendapat persetujuan Pengawas/Pemberi Tugas. c. Khusus untuk untuk plester, harus harus dipakai pasir yang yang lebih halus halus tingkat gradasinya. gradasinya.
3.0. 3.1.
Adukan Jenis Adukan Jenis adukan yang akan dipakai didalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut : a. Untuk beton : sesuai dengan ketentuan ketentuan yang diuraikan didalam didalam persyaratan konstruksi. b. Untuk pasangan kedap air (trasraam) :1 PC : 2 Psr c. Untuk pasangan dinding biasa (diatas trasraam) : 1 PC : 5 Psr
3.2.
Pelaksanaan Pembuatan Pembuatan Adukan Adukan harus dibuat didalam beton molen yang memenuhi syarat dan dilaksanakan dilaksanakan dengan baik. Semen dan pasir harus dicampur didalam keadaan kering, yang kemudian diberi air sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang sudah mengering/kering mengering/kering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.
4.0.
Jenis Pasangan Terdiri 2 jenis, yaitu :
4.1.
Pasangan kedap air (trasraam) : a. Pasangan ini memakai adukan 1 PC : 2 Psr. Untuk dinding-dinding biasa diatas tanah, pasangan kedap air dimulai dari sloof sampai 30 cm diatas lantai. b. Untuk dinding-dinding toilet (kamar mandi dan WC) dan lain-lain sesuai dengan gambar, pasangan kedap air dibuat minimum 1,50 m diatas lantai.
3/123
c. Seluruh dinding luar bangunan yang tidak terlindung overstek dibuat dengan pasangan 1 PC : 3 Psr. 4.2.
Pasangan Biasa Pasangan ini memakai adukan 1 PC : 5 Psr dan dipasang langsung diatas pasangan kedap air.
5.0.
Pelaksanaan Pembuatan Dinding Bata
5.1.
Kontraktor harus mengerjakan pengukuran bangunan (uit-zet) serta letak-letak dinding bata yang akan dilaksanakan secara teliti dan sesuai dengan gambar.
5.2.
Didalam satu hari, pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter dan pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi, untuk menghindari retak dinding dikemudian hari. Pekerjaan pasangan bata dilaksanakan waterpas (horizontal) dengan menggunakan benang dan tiap-tiapkalilantai diteliti kerataannya. Pemasangan benang terhadap pasangan dibawahnya tidak boleh lebih dari 30 cm.
5.3.
Pada semua pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan yang sempurna. Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separuh panjang, kecuali sesuai dengan peraturannya (di sudut). Lapisan yang satu dengan lapisan yang diatasnya harus dipasang secara zig-zag (berselang-seling dengan perbedaan separuh panjang). Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal (kalau ada), maka pelaksanaan harus sesuai petunjuk/ peraturan yang disyaratkan (NI-3).
5.4.
Untuk dinding setengah batu bata pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus harus diperkuat dengan kolom beton praktis. Demikian juga setiap luas dinding 12 m2 harus diberi penguat kolom praktis dan balok. Semua pertemuan tegak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.
5.5.
Sebelum dimulai pemasangan batu-bata harus direndam lebih dahulu didalam air dan permukaan yang akan dipasangpun harus basah. Tebal siar batu-bata tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm) dan siarnya harus benarbenar terisi adukan.
5.6.
Sebagai persiapan plesteran, siar harus dikerok sedalam 1 cm supaya cukup mengikat plesteran yang akan dipasang.
5.7.
Semua lobang-lobang yang terdapat pada dinding harus ditutup dengan baik sebelum plesteran dipasang.
5.8.
Bilamana didalam pasangan ternyata terdapat batu-bata yangcacat atau tidak sempurna, Kontraktor wajib untuk menggantinya.
5.9.
Rangka kayu/kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan pekerjaan pasangan. Rangka kayu/kosen, pemasangannya harus diperkuat dengan angker besi berbentuk L, yang ujungnya disekrup kedalam kosen, sedangkan ujung bengkoknya ditanamkan kedalam pasangan dinding/kolom praktis. Panjang angker terpasang tidak lebih dari 22,50 Cm. Tiap-tiap angker dipasang dengan jarak 60 Cm satu sama lainnya. 4/123
5.10. Pekerjaan pemasangan pipa dan/atau alat-alat yang ditanam didalam dinding, maka harus dibuat pahatan dengan kedalaman yang cukup pada pasangan dinding sebelum diplester. Pahatan tersebut setelah dipasangnya pipa/alat-alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, yang dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh dinding. 5.11. Untuk lebar pahatan lebih dari 7 cm sebelum diplester harus dipasang kawat ayam yang dipakukan pada dinding bata, untuk menghindari keretakan dikemudian hari. 5.12. Sesudah pasangan bata selesai dikerjakan, dan sudah kering baru pekerjaan plesteran dimulai. 5.13. Plesteran menggunakan adukan yang sama dengan adukan untuk pasangan. 5.14. Untuk pengakhiran sudut plesteran/dinding, hendaknya dibuat dengan sudut tumpul. 5.15. Untuk kolom dengan pipa-pipa air hujan, digunakan non shrink concrete.
4 PEKERJAAN PLESTERAN 1.0.
Lingkup Pekerjaan Meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding/ bidang yang akan diplester, serta pelaksanaan pekerjaan pemlesteran itu sendiri pada dinding-dinding yang akan diselesaikan dengan cat, sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan notasi penyelesaian dinding. Seluruh dinding pasangan bata baik yang terlihat atau tidak (pasangan bata diatas plafond dan dinding shaft) harus diplester.
2.0.
Bahan
2.1.
2.3.
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan C sesuai NI-8. Pasir yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan warna asli/alami, sesuai NI-3 dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas/Pemberi Tugas. Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut diatas sesuai NI-3 pasal 10.
3.0.
Jenis Pekerjaan
2.2.
Jenis-jenis plesteran yang digunakan adalah sebagai berikut : Plesteran kedap air (1 PC : 2 Psr) digunakan untuk menutup dinding-dinding kedap air. Plesteran dinding-dinding sisi luar bangunan yang tidak terlindung dipakai plesteran 1 PC : 3 Psr. Plesteran beton (1 PC : 3 Psr), digunakan untuk menutup dinding-dinding beton. Plesteran biasa (1 PC : 5 Psr), digunakan untuk menutup seluruh permukaan dinding selain dinding kedap air, dinding sisi luar atau dinding beton. Plesteran sudut (1 PC : 3 Psr), digunakan untuk membuat pengakhiran sudut dari bidang-bidang plesteran. 4.0.
Persiapan Dinding yang akan diplester
5/123
4.1. 4.2. 4.3. 4.4.
Semua siar dipermukaan dinding bata dikerok sedalam + 1 cm agar bahan plester dapat lebih merekat. Permukaan bidang yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram air sebelum bahan plester dimulai (permukaan dinding harus basah pada waktu diplester). Semua bidang plesteran harus dijaga kelembabannya selama seminggu sejak penempelan plesterannya (dengan jalan menyiramnya dengan air). Untuk pekerjaan plesteran pada dinding beton, bidang beton itu harus dikasarkan terlebih dahulu sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
5.0.
Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran Antara lain harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
5.1.
Adukan Plesteran Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan sesuai persyaratan Pengawas / Pemberi Tugas. Apabila dipandang perlu dan sesuai dengan rencana, Kontraktor diperkenankanmenggunakanbahan-bahan kimia sebagai campuran. Hanya semen yang baik yang boleh dipergunakan.
5.2.
Contoh-contoh Kontraktor harus membuat contoh-contoh bidang plesteran dari setiap macam pekerjaan plesteran sesuai dengan yang diminta, sehingga jenis/macam pekerjaan tersebut dapat diterima oleh Pengawas/ Pemberi T ugas. Dan untuk seterusnya semua pekerjaan plesteran harus sama dengan contoh yang dibuat. Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang oleh pelaksana dengan menggunakan garisan panjang yang digerakkan secara vertikal dan horizontal (silang) dan atau dengan alat bantu lainnya. Tebal plesteran harus diukur supaya mendapatkan ketebalan yang sama pada kedua muka dinding dan hasil akhir dari dinding tembok setelah diplester adalah 15 cm, kecuali ditentukan lain. Setelah itu baru diadakan pengacian.
5.3.
Sudut-sudut Plesteran Semua sudut vertikal dan horizontal, luar dan dalam harus dilaksanakan secara sempurna, tegak dan siku.
5.4.
Perbaikan Bidang Plesteran Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus diperbaiki secara sempurna. Bagian-bagian yang akan diperbaiki hendaknya dibobok secara teratur (dibuat bobokan yang berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
5.5.
Plesteran Khusus Plesteran eksterior (plester kasar) dibuat pada bidang-bidang sesuai gambar dengan motif plesteran yang disepakati dahulu bersama perencana.
5.6.
Naad Plesteran Naad-naad harus dibuat sesuai dengan gambar rencana. Besarnya naad akan ditentukan kemudian. Pembuatan naad harus lurus dan rata baik horizontal kedalamannya harus sama.
maupun vertikal, dan
6/123
Pembuatan naad harus menggunakan list kayu (sesuai ukuran naad) dan tali untuk mengukur kelurusan horizontal/vertikal agar rapi.
7/123
PASAL 2 - PEKERJAAN PENGECATAN 1.0.
UMUM
1.1.
Lingkup Pekerjaan a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.
pengiriman,
b. Pekerjaan yang termasuk : Persiapan permukaan, pembersihan Filler, sealer, primer, pekerjaan dasar Pekerjaan pengecatan pada seluruh bagian yang dimaksud c. Bagian yang terkait : Pasal Plesteran Pasal Bahan Gypsumboard Pasal Bahan GRCboard Pasal Bahan Besi / Metal d. Pekerjaan bahan pengecatan kosen/pintu/jendela kayu dijelaskan dalam pasal pekerjaan tersebut. e. Pengecatan dimaksud adalah semua pekerjaan pengecatan termasuk persiapan permukaan yang akan dicat dan filler, primer, dasar, finish, serta pekerjaan lain yang terkait. 1.2.
Referensi a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar yang berlaku b. Quality Assurance : Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Pengawas dan Pemberi Tugas. c. Kualifikasi pekerja : Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pengawas/Pemberi Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
1.3.
Pengiriman a. Kontraktor harus mengirimkan kepada Pengawas beberapa hal berikut sebelum memulai pekerjaan : Contoh cat yang akan dipakai. Fotocopy technical information dan instruksi pemasangan bahan dari pabrik. b. Kontraktor harus menyediakan mock up pada dinding, untuk persetujuan warna dari Pengawas/Pemberi Tugas
8/123
1.4.
Perawatan dan Penyimpanan a. Produk dikirim dalam keadaan tertutup dan terkemas dari pabrik, tanpa cacat, pecah. b. Simpan semua kemasan diatas peninggian lantai dan tempat yang kering.
1.5.
Garansi a. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas ketahanan dan warna bahan cat selama 10 tahun. b. Kontraktor harus memberi garansi tertulis 10 tahun terhadap kualitas dan hasil pekerjaan.
1.6.
Testing Kontraktor harus menyediakan sample pada mock-up sedikitnya seluas 2 m2 baik untuk pengecatan interior maupun eksterior segera pada pelaksanaan, untuk tujuantujuan testing. Sample harus disimpan dalam kondisi aman dan utuh.
2.0.
PRODUK
2.1.
Bahan a. Semua bahan merupakan produk kualitas satu dari Mowilex, ICI atau produk lain yang setara dengan warna dan jenis yang telah ditentukan. b. Jenis Acrylic Emulsion untuk interior, Weathershield untuk eksterior atau lihat schedule finishing. c. Contoh kemasan harus diperlihatkan kepada Pengawas dan semua cat yang digunakan harus sesuai dengan sample yang disetujui dan disuplai dalam kemasan asli dari pabrik. d. Extra Stock Jumlah : setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus mengirim extra stock sebanyak 5% dari tiap-tiap warna, tipe, dan keterangan-keterangan cat yang digunakan dalam bekerja. Pengemasan : harus tertutup rapat dan tertera jelas label dengan isi dan lokasi digunakan. Tidak ada extra payment terhadap extra stock ini.
3.0.
PENGERJAAN
3.1.
Persiapan Permukaan a. Persiapan plaster/dinding beton 1.
Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai yaitu setelah dinding batu bata diplester dan diaci dengan baik, dinding harus ditunggu sampai betul-betul
9/123
kering sekurang-kurangnya 2 (dua) minggu (untuk memperoleh hasil pengecatan yang baik). 2.
Setelah dinding bata tersebut kering, dinding lalu dibersihkan dan lubanglubang pada dinding diisi dan diratakan seluruhnya dengan plamur/filler.
3.
Setelah plamur/filler kering, permukaan dinding lalu diamplas hingga halus, licin dan rata, kemudian dibersihkan debunya.
4.
Setelah itu dimulai pemberian lapisan-lapisan cat alkali resistance sealer (1 lapis) kemudian baru diadakan pengecatan lapis berikutnya sesuai dengan petunjuk pabriknya.
5.
Pengecatan dilakukan sampai 2 - 3 kali atau sampai kondisi sempurna dan disetujui oleh Pengawas dan Pemberi Tugas.
6.
Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat harus diperbaiki dengan plamur, diamplas kemudian dicat kembali sampai baik.
7.
Khusus untuk pemakaian / setara, tata cara pengecatan harus sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh produsen cat tersebut. Semua pekerjaan pengecatan tersebut di atas harus dilakukan oleh sub kontraktor yang merupakan ahlinya pada pekerjaan ini.
8.
Pemborong harus menyediakan cat cadangan untuk keperluan maintenance dan diserahkan kepada Direksi.
b. Persiapan permukaan besi/metal
3.2.
1.
Secara kontinue bersihkan semua permukaan sampai benar-benar bebas dari debu, oli, dan lemak dengan memakai power cleaning (mechanical and rinse).
2.
Pada permukaan yang digalvanisasi, gunakan pelarut untuk pembersihan awal kemudian beri permukaan dengan phosporic acid. Perbaiki permukaan yang tergores sebelum proses dimulai.
3.
Biarkan sampai kering sebelum aplikasi pengecatan.
Pengecatan a. Semua cat, pernis, harus diterapkan dengan metode yang benar dan dengan campuran yang baik selama pengecatan. Pengecatan harus memberikan bagian yang rata. Interval masa 4 hari harus diberikan diantara aplikasi pengecatan atau sesuai petunjuk tertulis dari pabrik. b. Lembaran pembersih dengan jumlah yang cukup harus selalu ada di tangan selama proses pengecatan. c. Tidak boleh ada cat yang diterapkan dan menjadi terkondensasi atau lembab secara struktural pada permukaan, debu atau bahan-bahan lain sebelum aplikasi pengecatan.
10/123
d. Tidak boleh ada bagian eksterior atau cat yang terekspose terbawa oleh kondisi cuaca yang merugikan seperti temperatur yang ekstrem, hujan, angin, dan lainlain.
3.3.
Metode Pengecatan a. Pekerjaan besi/baja struktural 1. Siapkan dan lakukan 2 lapis metal primer yang disetujui pada semua permukaan besi/baja sebelum dikirim ke site. 2. Berikan primer dan lakukan 1 lapisan dasar dan 1 lapisan finish dengan cat yang tahan pada semua permukaan ekspose baja/besi struktural setelah proses erection. b. Pekerjaan metal Berikan lapisan dasar pada metal primer, lakukan 2 lapisan dasar dan 2 lapisan finish pada cat yang tahan. c. Plaster 1. Permukaan plaster di dalam (termasuk untuk plat beton Fair Face Finish). Siapkan dan lakukan 1 lapisan sealer dan minimum 3 lapisan cat internal grade emulsion yang disetujui. Harus diperhatikan agar plat beton betul-betul kering dan siap untuk diplester/diaci. Plesteran tidak boleh berombak, terlalu tebal (max. 2 cm) dan harus halus dan rata. 2. Permukaan plaster di luar Siapkan dan lakukan finish sesuai dengan direkomendasikan oleh spesifikasi tertulis dari pabrik. d. Permukaan ceiling Siapkan dan lakukan 1 lapisan Plaster Cement Base untuk sambungansambungan dan finishing cat minimum 3 lapisan.
Sebelum pengecatan dimulai permukaan sambungan-sambungan, kepalakepala paku, sisi-sisi dan pojok-pojok harus diberi plaster base cement sehingga menjadi rata dan halus. Setelah itu berilah paper tape pada tengah-tengah sambungan sehingga menutup bagian base cement tadi. Biarkan base cement mengering paling tidak dalam 1 jam sebelum dilakukan pengecatan. Lakukan pengecatan dan bila masih belum rata permukaannya lakukan caracara diatas sampai 3 kali.
e. Pipa bawah tanah dan talang hujan beton Siapkan dan lakukan 3 lapisan cat Asphalt Bituminous yang disetujui pada permukaan dalam dari talang beton dan permukaan pipa bawah tanah. f. Dinding-dinding pada area service Siapkan dan lakukan cat "oil base" dengan permukaan finishing mengkilap (glossy).
11/123
PASAL 3 - PEKERJAAN BAHAN GYPSUM BOARD
1.0.
UMUM
1.1.
Ketentuan Umum
1.2.
1.3.
Pekerjaan penyelesaian baru dapat dikerjakan setelah semua pekerjaan instalasi yang harus dipasang diatas langit-langit telah selesai dipasang dan diuji coba (test).
Semua pekerjaan langit-langit dan partisi harus rata, rapih dan tidak bergelombang.
Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, dan tidak melengkung. Warna dan tekstur bahan harus sama.
Peil ketinggian plafond dan partisi harus sesuai gambar rencana.
Lingkup Pekerjaan a.
Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.
b.
Meliputi penyediaan bahan plafond dan partisi; compound, tape, rangka penggantung plafond, pemasangan rangka gantung dan bahan plafond pada tempat-tempat yang sesuai dengan gambar rencana, serta bahan rangka partisi. Lingkup pekerjaan ini mengikat dan berlaku untuk seluruh pekerjaan langit-langit dan partisi.
c.
Bagian yang terkait : Pasal Pengecatan Pasal Plesteran Pasal Keramik Pasal-pasal Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
Reference a.
Semua pekerjaan harus merefer ke standar yang berlaku.
b. Quality Assurance : Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Pengawas dan Pemberi Tugas. c.
Kualifikasi pekerja : Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pengawas dan Pemberi Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya. 12/123
1.4.
Pengiriman (Submittals) Kontraktor harus mengirimkan kepada Pengawas dan Pemberi Tugas berikut untuk direview sebelum memulai pekerjaan :
hal-hal
a. Shop drawings, yang menunjukkan : 1. Penunjukkan lay-out 2. Detail insert dan hanger spacing, serta fastening. 3. Metode spasi/penyetelan untuk main dan cross runner. 4. Detail-detail perubahan level. 5. Detail pemasangan pada ceiling di daerah perlengkapan (fixture) ceiling. 6. Posisi untuk manhole (inspection manhole). 7. Gambar-gambar koordinasi yang menunjukkan koordinasi ME dan/atau perlengkapan plumbing dan fixtures (lampu-lampu, sprinkler, dsb.) bila ada, serta design ceiling dan konstruksinya. b. Contoh material ukuran sebenarnya yang menunjukkan pola dan warna. c. Mock-up yang mewakili sistem pemasangan ceiling. d. Fotokopi lengkap spesifikasi teknik dari pabrik termasuk detail instruksi untuk pemasangan material.
1.5.
Penyimpanan dan Perawatan Produk a. Material harus dikirim dalam pelindung tertutup atau kontainer dari pabrik dengan nama pabrik, warna, ukuran dan tipe. b. Material harus dipegang/dijaga dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan sesuai dengan instruksi dari pabrik. c. Material harus disimpan dalam ruangan, ditutup, ditumpuk rata, terangkat dari lantai dan terlindung dari air, yang semuanya sesuai petunjuk pabrik.
2.0.
BAHAN
2.1.
Material a. Material yang digunakan dalam bagian ini harus secara menyeluruh sesuai dengan peraturan dan standar-standar yang disebut disini, dan/atau setara dengan peraturan-peraturan dan standar-standar internasional, yang disetujui oleh Pengawas dan Pemberi Tugas. b. Panel gypsum untuk ceiling harus memiliki ketebalan 9 mm tipe plasterboard dengan sisi-sisi recessed, produksi Jaya Plasterboard atau setara, sesuai dengan persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas. c. Sekrup pengencang sistem ceiling gypsum plasterboard berupa hubungan rata (flush) untuk menghasilkan permukaan kontinu yang halus yang ideal untuk segala bentuk dekorasi.
13/123
d. Rangka aluminium harus terdiri dari top cross rail, furring channel, dan locking clip, sesuai dengan rekomendasi dari pabrik. e. Sekrup untuk pemasang plasterboard harus anti karat. f.
2.2.
Tipe ceiling dan polanya harus sesuai dengan persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Gypsum Board Panel 1.
Gypsum Board untuk Plafon : a. Finish : Cat dinding b. Ukuran : sesuai gambar rencana c. Tebal : 9 mm d. Produksi : Jaya Plasterboard atau setara e. Fire Rating : 60 menit f. Rangka : Hollow steel 50 x 50 mm atau rangka kayu kamper 5/7
3.0.
PEMASANGAN
3.1.
Pemeriksaan a. Periksa area yang dijadwalkan akan dipasang unit ceiling penggantung ini untuk mengetahui ketidakrataan, ketidaksamaan dan lembab yang mungkin mempengaruhi kualitas dan pelaksanaan pekerjaan. b. Berilah tanda dan perkiraan kemungkinan celah untuk akses dan lokasi yang sulit sebelum pemasangan. c. Jangan memasang ceiling mendahului pekerjaan-pekerjaan mekanikal dan elektrikal dan untuk itu diperlukan pemeriksaan sampai kesiapan menyeluruh telah dilakukan dan pekerjaan-pekerjaan lain tersebut telah selesai seluruhnya. d. Kontraktor harus memasang panel gypsum plasterboard dan aksesoriaksesorinya sesuai dengan petunjuk dari pabrik, shop drawings, dan spesifikasi ini. g. Bila terdapat rekomendasi dari pabrik memiliki perbedaan berarti dari spesifikasi disini, harus memakai rekomendasi dari pabrik, kecuali bahwa spesifikasi disini harus diberlakukan sesuai petunjuk Pengawas dan Pemberi Tugas.
3.2.
Penerapan dan finishing gypsum board General a. Pasanglah selimut sound attenuator dimana ditunjukkan sebelum pemasangan panel-panel gypsum board kecuali bila selimut tersebut siap dipasang setelah panel-panel gypsum telah terpasang pada satu sisi. b. Pasanglah panel-panel ceiling gypsum board melintang dengan rangka untuk meminimalkan jumlah sambungan ujung ditengah-tengah area pada tiap-tiap ceiling. Pakailah penyangga pada sambungan-sambungan ujung panel-panel yang berdekatan tidak kurang dari satu bagian rangka. 14/123
c. Pasanglah panel-panel gypsum dengan sisi muka diluar. Jangan memasang panel-panel yang tidak sempurna, rusak, atau lembab. Ikatlah panel secara bersama-sama untuk meluruskan tepi-tepi dan ujung-ujungnya dengan kerenggangan tidak lebih dari 1,5 mm diantara dua panel. Jangan ditekan ke dalam tempatnya. d. Tempelkan panel-panel gypsum pada steel studs sehingga tepi pelurus atau ujung dari setiap panel menempel pada tepi pembuka (unsupported) dari stud flangers dulu. e. Plasterboard gypsum akan ditutup disepanjang sambungan dengan slotted paper tipe lebar 50 mm. f.
Sambungan rata akan dilakukan sebagai berikut : Basebond 60 akan dicampur sesuai dengan instruksi pabrik, kemudian gunakan sebuah trowel besi, yang digunakan pada semua sambungan, sehingga akan menjadi sebagai "penyelamat" muka panel.
g. Gunakan prinsip yang sama untuk menutup semua sekrup. Sesegera setelah semua hal ini telah di set dengan memakai trowel besi, potonglah kelebihan-kelebihan Basebond 60. Dengan menggunakan "stopping compound" yang dicampur sesuai petunjuk pabrik, sambungan-sambungan dan sekrup akan menjadi halus rata. h. Seluruh permukaan dari ceiling haruslah menjadi rata, halus yang memberi kepuasan Pengawas dan Pemberi Tugas. 3.4.
Penyetelan Gantilah gypsumboard yang rusak selama pelaksanaan dengan tanpa biaya tambahan kepada Pemberi Tugas.
3.5.
Pembersihan Setelah seluruh pekerjaan selesai, bersihkan panel ceiling dari bekas telapak tangan, kotoran, lemak, dan benda-benda asing lain. Sekarang telah siap difinish sesuai dengan yang diinginkan (spesifikasikan).
15/123
PASAL 4 - PEKERJAAN BAHAN GRC 1.0.
UMUM
1.1.
Ketentuan Umum a. Pekerjaan penyelesaian baru dapat dikerjakan setelah semua pekerjaan instalasi yang harus dipasang diatas langit-langit telah selesai dipasang dan diuji coba (test). b. Semua pekerjaan langit-langit dan partisi harus rata, rapih dan tidak bergelombang. c. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, dan tidak melengkung. Warna dan tekstur bahan harus sama. d. Peil ketinggian plafond dan partisi harus sesuai gambar rencana.
1.2.
Lingkup Pekerjaan a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.
pengiriman,
b. Meliputi penyediaan bahan plafond, compound, tape, rangka penggantung plafond, pemasangan rangka gantung dan bahan plafond pada tempat-tempat yang sesuai dengan gambar rencana. Lingkup pekerjaan ini mengikat dan berlaku untuk seluruh pekerjaan langit-langit dan partisi. c. Bagian yang terkait : Pasal Pengecatan Pasal Plesteran Pasal Keramik Pasal-pasal Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal 1.3.
Reference a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar yang berlaku. b. Quality Assurance : i.
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima Pengawas dan Pemberi Tugas.
c. Kualifikasi pekerja : Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan. j. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pengawas dan Pemberi Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau k urang skill-nya. 16/123
1.4.
Pengiriman (Submittals) k. Kontraktor harus mengirimkan kepada Pengawas dan Pemberi Tugas hal-hal berikut untuk direview sebelum memulai pekerjaan : a. Shop drawings, yang menunjukkan : 1. Penunjukkan lay-out 2. Detail insert dan hanger spacing, serta fastening. 3. Metode spasi/penyetelan untuk main dan cross runner. 4. Detail-detail perubahan level. 5. Detail pemasangan pada ceiling di daerah perlengkapan (fixture) ceiling. 6. Posisi untuk manhole (inspection manhole). 7. Gambar-gambar koordinasi yang menunjukkan koordinasi ME dan/atau perlengkapan plumbing dan fixtures (lampu-lampu, sprinkler, dsb.) bila ada, serta design ceiling dan konstruksinya. b. Contoh material ukuran sebenarnya yang menunjukkan pola dan warna. c. Mock-up yang mewakili sistem pemasangan ceiling. d. Fotokopi lengkap spesifikasi teknik dari pabrik termasuk detail instruksi untuk pemasangan material.
1.5.
Penyimpanan dan Perawatan Produk a. Material harus dikirim dalam pelindung tertutup atau kontainer dari pabrik dengan nama pabrik, warna, ukuran dan tipe. b. Material harus dipegang/dijaga dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan sesuai dengan instruksi dari pabrik. c. Material harus disimpan dalam ruangan, ditutup, ditumpuk rata, terangkat dari lantai dan terlindung dari air, yang semuanya sesuai petunjuk pabrik.
2.0.
BAHAN
2.1.
Material a. Material yang digunakan dalam bagian ini harus secara menyeluruh sesuai dengan peraturan dan standar-standar yang disebut disini, dan/atau setara dengan peraturan-peraturan dan standar-standar internasional, yang disetujui oleh Pengawas dan Pemberi Tugas. b.
Material haruslah, sesuai dengan persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas. g. h. i. j. k. l.
Finish Ukuran Tebal Produksi Fire Rating Rangka
: : : : : :
Cat dinding sesuai gambar rencana 5 mm GRCboard atau setara 60 menit Hollow steel 50 x 50 mm atau rangka kayu kamper 5/7 17/123
3.0.
PEMASANGAN
3.1.
Pemeriksaan a. Periksa area yang dijadwalkan akan dipasang unit ceiling penggantung ini untuk mengetahui ketidakrataan, ketidaksamaan dan lembab yang mungkin mempengaruhi kualitas dan pelaksanaan pekerjaan. b. Berilah tanda dan perkiraan kemungkinan celah untuk akses dan lokasi yang sulit sebelum pemasangan. c. Jangan memasang ceiling mendahului pekerjaan-pekerjaan mekanikal dan elektrikal dan untuk itu diperlukan pemeriksaan sampai kesiapan menyeluruh telah dilakukan dan pekerjaan-pekerjaan lain tersebut telah selesai seluruhnya. d. Kontraktor harus memasang panel grc dan aksesori-aksesorinya sesuai dengan petunjuk dari pabrik, shop drawings, dan spesifikasi ini. e. Bila terdapat rekomendasi dari pabrik memiliki perbedaan berarti dari spesifikasi disini, harus memakai rekomendasi dari pabrik, kecuali bahwa spesifikasi disini harus diberlakukan sesuai petunjuk Pengawas dan Pemberi Tugas.
3.3.
Penerapan dan finishing grc General a. Pasanglah selimut sound attenuator dimana ditunjukkan sebelum pemasangan panel-panel kecuali bila selimut tersebut siap dipasang setelah panel-panel grc telah terpasang pada satu sisi. b. Pasanglah panel-panel ceiling grc melintang dengan rangka untuk meminimalkan jumlah sambungan ujung ditengah-tengah area pada tiap-tiap ceiling. Pakailah penyangga pada sambungan-sambungan ujung panel-panel yang berdekatan tidak kurang dari satu bagian rangka. c. Pasanglah panel-panel grc dengan sisi muka diluar. Jangan memasang panelpanel yang tidak sempurna, rusak, atau lembab. Ikatlah panel secara bersamasama sebagai sambungan ringan pada tepi-tepi dan ujung-ujungnya dengan kereng- gangan tidak lebih dari 1,5 mm diantara dua panel. Jangan ditekan ke dalam tempatnya. d. Tempelkan panel-panel grc pada steel studs sehingga tepi pelurus atau ujung dari setiap panel menempel pada tepi pembuka (unsupported) dari stud flangers dulu. e. Sambungan rata akan dilakukan sebagai berikut : Plastering compound akan dicampur sesuai dengan instruksi pabrik, kemudian gunakan sebuah trowel besi, yang digunakan pada semua sambungan, sehingga akan menjadi sebagai "penyelamat" muka panel. f.
Gunakan prinsip yang sama untuk menutup semua sekrup. Sesegera setelah semua hal ini telah di set dengan memakai trowel besi, potonglah kelebihan-kelebihan plastering compound.
18/123
Dengan menggunakan "stopping compound" yang dicampur sesuai petunjuk pabrik, sambungan-sambungan dan sekrup akan menjadi halus rata. Seluruh permukaan dari ceiling haruslah menjadi rata, halus yang memberi kepuasan Pengawas dan Pemberi Tugas.
3.4.
Penyetelan Gantilah grc yang rusak selama pelaksanaan dengan tanpa biaya tambahan kepada Pemberi Tugas.
3.5.
Pembersihan Setelah seluruh pekerjaan selesai, bersihkan panel ceiling dari bekas telapak tangan, kotoran, lemak, dan benda-benda asing lain. Sekarang telah siap difinish sesuai dengan yang diinginkan (spesifikasikan).
19/123
PASAL 5 - PEKERJAAN BAHAN KERAMIK 1.0.
UMUM
1.1.
Ketentuan Umum Sebelum pekerjaan finishing lantai dilakukan, maka :
1.2.
Kontraktor wajib mengadakan penelitian terhadap kemiringan lantai agar sesuai gambar rencana.
Lapisan waterproofing harus sudah selesai dipasang untuk daerah-daerah toilet, dan tempat-tempat/ruangan-ruangan yang lebih rendah dari permukaan tanah dan plat atap beton.
Pekerjaan finishing lantai tidak boleh dimulai sebelum seluruh pekerjaan plafond dan dinding-dinding selesai dikerjakan, kecuali pemasangan panel akustik.
Pekerjaan dan bahan-bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong diwajibkan untuk mengajukan gambar kerja pelaksanaan.
Lingkup Pekerjaan a.
b.
1.3.
Bagian ini mencakup ketentuan / syarat-syarat (pembayaran, pengiriman, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan. Pekerjaan yang termasuk : Keramik untuk lantai dan dinding, termasuk seperti nozing / skirting Additive dan grouting yang diperlukan Bagian yang terkait : Pasal Sealant Pekerjaan lantai beton Pasal dinding batu bata
Reference a. Semua pekerjaan harus merefer ke standard yang berlaku. b. Quality Assurance : Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Pengawas dan Pemberi Tugas. c. Kualifikasi pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan. 20/123
1.4.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pengawas dan Pemberi Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
Submittals Kontraktor harus mengirimkan kepada Pengawas dan Pemberi Tugas beberapa hal berikut sebelum pekerjaan : a. Mock-up keramik dan setiap pola keramik sesuai perencanaan. b. Contoh-contoh harus mewakili keseluruhan sistim yang dipakai. c. Sample dalam ukuran sebenarnya dan warna keramik untuk dinding yang diusulkan. d. Foto copy technical specification dari manufactur dan instruksi pemasangannya. e. Shop drawing yang menunjukkan pola, metode pemasangan dan detail-detail terhadap pekerjaan/bagian yang terkait.
1.5.
Perawatan dan Penyimpanan a. Produk dikirim dalam keadaan tertutup dan terkemas dari pabrik, tanpa cacat, pecah. b. Simpan semua kemasan diatas peninggian lantai dan tempat yang kering.
1.6.
Garansi a. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kekuatan dan warna bahan keramik. b. Kontraktor harus memberi garansi 5 tahun terhadap kualitas dan hasil pekerjaan, ketepanan dan kebenaran metode pemasangan sesuai petunjuk dan instruksi pabrik pembuat.
2.0.
PRODUK
2.1.
Bahan Keramik / Ubin a. Semua bahan merupakan produk kualitas satu dari : : Roman, IKAD atau setara Keramik : Artitisca atau setara . Step nosing b. Schedule untuk tipe, ukuran dan warna keramik dijelaskan dalam gambar. c. Contoh kemasan harus diperlihatkan kepada Pengawas dan Pemberi Tugas dan semua keramik yang digunakan harus sesuai dengan sample yang disetujui dan disetujui dalam kemasan asli dari pabrik. d. Extra stock Jumlah : setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus mengirimkan extra stock sebanyak 5 % dari tiap-tiap warna, tipe, dan keterangan-keterangan keramik yang digunakan dalam bekerja. Pengemasan : harus tertutup rapat dan tertera jelas label dengan isi dan lokasi digunakan. Tidak ada extra payment terhadap extra stock ini. e. Warna yang dipakai secara visual harus sama pada semua kondisi. 21/123
f.
Keramik yang digunakan pada area basah harus memiliki water absorption antara 0,5 persen atau kurang.
g. Keramik yang digunakan bukan pada area basah harus memiliki water absorption antara 0,5 persen sampai 3 persen. h. Semua keramik untuk area lantai harus dari jenis non-slip.
2.2.
i.
Toleransi : kerataan dari setiap permukaan ubin = 1.0 mm diagonal terhadap lebar setiap ubin = 0,6 % terhadap panjang pada 2 sisi berlawanan setiap ubin = 0,8 mm
j.
Jangan memasang ubin yang patah, retak, warna yang pudar atau tidak memiliki finishing yang baik. Hal-hal seperti ini akan ditolak.
Grouting Materials 1. Sesuai yang direkomendasikan oleh pabrik ubin dan harus memiliki warna yang sama dengan warna ubin. 2. Rekomendasi merk setara.
:
Nicobond CT 300, AM 20, Ibagrout, Frasigrout, atau
3.0.
PEMASANGAN DAN PENGERJAAN
3.1.
Inspeksi / Pemeriksaan Permukaan Lantai a. Kontraktor harus mengkoreksi semua permukaan yang tidak sesuai berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut : 1. Permukaan harus kuat, kering, bersih, dan bebas dari minyak, kotoran, dan sebagainya. 2. Pertemuan, angker, pengait, penggantung untuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal pada atau dibelakang ubin harus dipasang terlebih dahulu sebelum ubin dipasang. 3. Dinding-dinding toilet, pantry, dan area basah lain harus dipastikan memiliki pasangan trasraam setinggi 1,5 m dari permukaan lantai. b. Pemeriksaan permukaan Periksa semua permukaan yang akan dipasang keramik, alas dan perlengkapan yang diperlukan sebelum memulai pekerjaan, deviasi dalam toleransi yang diijinkan untuk permukaan yang akan menerima ubin. Perbedaan maximum pada permukaan vertikal adalah 4,0 mm dalam panjang 2,4 m.
3.2.
Pemasangan a. Umum
22/123
1. Layout : Pola harus digelar untuk memungkinkan pengaturan ubin dengan pemotongan yang minimum. Ukuran-ukuran harus dikontrol untuk menghindari pengaturan lebih kecil dari setangah (1/2) ukuran ubin. 2. Penempatan ubin : ubin-ubin harus dipasang sesuai gambar untuk semua lantai dan area dinding, permukaan harus lurus dan rata terhadap garis acuan yang diinginkan. Naad/siar-siar harus saling tegak lurus. 3. Penempatan ubin harus sedapat mungkin mengurangi pemotongan ke arah pasangan terbaik. Perubahan fractional dalam ukuran-ukuran tanpa mengganggu kesatuan hubungan lebar masih diijinkan. Bila dibutuhkan, ubin dipotong dengan peralatan yang sesuai dan permukaan harus dihaluskan. Ubin yang rusak dan jelek harus diganti. 4. Jangan memulai pekerjaan bila pekerjaan-pekerjaan lain masih lalu-lalang didalam area pemasangan.
b. Ubin keramik untuk lantai 1. Ratakan permukaan yang kasar dan tidak rata dengan peralatan plesteran. 2. Dengan hati-hati tempatkan ubin dengan benar dan rata sesuai dengan yang diinginkan. 3. Dimana floor drain terjadi/ada, miringkan lantai untuk mendapatkan drainage yang baik.
c. Ubin Dinding 1. Bersihkan debu-debu dan partikel-partikel lain, bersihkan dengan sikat dan air bersih. 2. Ratakan dengan lapisan plesteran. 3. Tekanlah ke permukaan yang cukup dengan peralatan untuk plester menempel pada dinding. 4. Finishing permukaan plester harus lurus dan benar untuk menghasilkan kerataan pada jarak tertentu dan memudahkan pemasangan ubin.
d. Mortar Bed 1. Terapkan adukan dengan tekanan ke seluruh area yang tidak lebih dari pada permukaan yang dapat ditutup oleh ubin dimana adukan masih plastis. 2. Terapkan dengan rata tanpa berlubang. 3. Sisirlah / ratakan adukan tanpa menimbulkan lubang dalam 10 menit sebelum ubin dipasang. 4. Tebal bantalan adukan adalah sekitar 10 mm sampai 15 mm.
e. Pengaturan Ubin 1. Jangan merendam ubin. 2. Tekan ubin dengan secukupnya pada adukan yang masih plastis. 3. Ratakan ke arah permukaan yang benar.
23/123
4. Tekan dan ketok ubin untuk mendapatkan minimum 80 % permukaan adukan tertutup pada setiap unit ubin tersebut. 5. Aturlah ubin sebelum pemasangan sehingga bagian sudut setiap ubin rata dengan bagian sudut ubin disebelahnya. 6. Berilah adukan tambahan bila masih kurang rata, pengisian dengan semen murni tidak diijinkan.
f.
Grout 1. 2. 3. 4.
3.3.
Penuhi naad dengan maksimum grout. Sebelum grout diberi, goreslah naad-naad tersebut. Isi naad/siar dengan grouting dan ratakan. Grouting harus memiliki kesamaan warna, rata, tanpa berlubang, dan sebagainya.
Toleransi Pemasangan Level toleransi dan toleransi kerataan : Proyeksi terhadap tinggi antara 2 ubin adalah 0,5 mm Kerataan dan kelurusan vertikal pada 2 meter tepi lurus adalah 4 mm Lebar naad : 2,6 mm atau 2 tepi ubin
3.4.
Pembersihan a. Bersihkan permukaan sedapat mungkin setelah penyelesaian grouting. b. Bersihkan grouting yang tidak rapi dengan acid atau bahan kimia sesuai petunjuk dari pembuatnya / manufaktur. c. Bersihkan semua permukaan ubin dengan air bersih sebelum dan sesudah pemakaian bahan kimia. Jangan biarkan acid atau chemical cleanner memasuki floor drain. Gosoklah permukaan seluruh ubin dengan kain yang lembut.
3.5.
Perlindungan / Proteksi a. Pekerjaan selesai bila sudah bersih dan bebas dari bintik-bintik, ngelotok, retak atau ubin tergores. b. Tutup ruangan terhadap lalu-lintas dan pekerjaan-pekerjaan lain selama pemasangan setidak-tidaknya 3 (tiga) hari setelah pekerjaan selesai. c. Bila terjadi dimana terdapat lalu-lintas atau pekerjaan lain, pemasangan keramik dilindungi dengan lapisan plywood.
24/123
PASAL 6 - PEKERJAAN BAHAN GENTENG 1.0.
UMUM
1.1.
Ketentuan Umum Sebelum pekerjaan pembuatan dan pemasangan atap genteng dilakukan, maka :
1.2.
1.3.
1.4.
a.
Kontraktor wajib mengadakan pemeriksaan, pengukuran di lapangan agar sesuai dengan ukuran di lapangan.
b.
Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas ana.
c.
Bahan-bahan yang cacat tidak boleh digunakan, bahan yang dipasang harus sesuai contoh yang sudah disetujui Pengawas dan Pemberi Tugas.
d.
Kontraktor harus membuat shop drawing.
Lingkup Pekerjaan a.
Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.
b.
Meliputi pekerjaan atap genteng keramik beserta rangka-rangka pendukungnya.
c.
Bagian-bagian yang terkait : Pasal Rangka Atap Pasal Insulasi
Reference a.
Semua pekerjaan merefer standar pemasangan atap genteng.
b.
Quality Assurance : Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Pengawas dan Pemberi Tugas.
c.
Kualifikasi pekerja : Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pengawas dan Pemberi Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
Submittals/Pengiriman a.
Kontraktor harus mengirimkan contoh bahan dan sistem pemasangan yang lengkap dengan teknikal spesifikasi dan label dari pabrik pembuat. 25/123
1.5.
1.6.
b.
Mengirimkan shop drawing yang menunjukkan sistim pemasangan atap dan hubungan dengan bagian-bagian kain seperti tangki baja, dinding, talang dan sebagainya untuk disetujui Pengawas dan Pemberi Tugas.
c.
Mengirimkan schedule pemasangan yang dikoordinasikan dengan bagian-bagian terkait lain pada area yang sama untuk disetujui Pengawas dan Pemberi Tugas.
Penyimpanan dan Perawatan a.
Produk dikirim dalam keadaan tertutup terkemas dari pabrik, tanpa cacat.
b.
Material harus disimpan dan dirawat dalam gudang tertutup, aman, terlindung, lengkap disimpan dengan label, tipe, baik dan sesuai dengan yang disebutkan dalam spesifikasi dan gambar perencanaan.
Garansi a.
Garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas, ketahanan dan warna bahan.
b.
Garansi untuk kualitas kerja pemasangan dari kontraktor / installer yang tepat, baik dan sesuai dengan yang disebutkan dalam spesifikasi dan gambar perencanaan.
2.0.
BAHAN
2.1.
Material
2.2.
a.
Material atap terbuat dari bahan genteng bermutu tinggi, mempunyai water absorption kurang dari 0,5 persen.
b.
Pewarnaan material dilakukan di pabrik dan warna yang dipakai secara visual harus sama pada semua kondisi.
Produk a. b. c. d. e. f.
Produksi Type Jenis Warna Genteng pelengkap Insulasi
3.0.
PENERAPAN
3.1.
Pemeriksaan
: : : : : :
Kanmuri, Cisangkan atau setara ditentukan kemudian genteng berglazur ditentukan kemudian sesuai standard produk yang dipakai Aluminium foil & tripleks 4mm
Periksa permukaan atas dari semua gording atau rangka penumpu terletak pada suatu bidang datar, perbaiki jika perlu dengan mendesak atau menyetel bagianbagian ini dan struktur penumpunya.
26/123
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
Persiapan 1.
Untuk melindungi permukaan genteng dan keamanan pekerja, disarankan agar hanya ditangani oleh para pekerja yang menggunakan sarung tangan yang bersih dan kering.
2.
Sekrup-sekrup yang digunakan memiliki kemampuan untuk mendukung umur bangunan yang dirancang, diperlukan rekomendasi untuk penggunaan produk tersebut.
3.
Seluruh asesori yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus sesuai dengan standard produk yang digunakan.
Pemasangan 1.
Seluruh metode pemasangan harus sesuai dengan petunjuk produk yang digunakan dan diperlihatkan dalam shop drawing.
2.
Pemasangan genteng, nok dan komponen lain yang diperlukan sesuai instruksi produk.
3.
Pemasangan atap genteng beserta detail seperti pekerjaan penutup sudut, pengakhiran pada punggung gelombang, pengakhiran tepi harus mengikuti petunjuk dari produk yang digunakan sehingga terjamin dari kebocorankebocoran.
Field Quality Control 1.
Sebelum seluruh permukaan ditutup/dilindungi terhadap pekerjaan lain, lakukan pengetesan dengan air untuk mengetahui kebocoran, aliran air secara benar.
2.
Perbaiki bagian-bagian yang rusak, dan ulangi pengetesan sampai benar-benar aman dan tidak bocor.
Perlindungan dan Pembersihan Lindungi permukaan disekitar area dari kerusakan dan kepudaran. Bersihkan permukaan dari benda-benda dan bekas-bekas pekerjaan yang tidak perlu.
27/123
PASAL 7 - PEKERJAAN KUSEN 1.0.
UMUM
1.1.
Lingkup Pekerjaan a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.
pengiriman,
b. Meliputi penyediaan kosen-kosen, pintu-pintu/jendela kayu sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi ini, aksesori yang diperlukan untuk pemasangan dan kelengkapannya, penyimpanan dan perawatan, serta pembangunannya sesuai yang telah ditunjukkan dalam gambar. Bagian ini menjelaskan "Commercial Quality" kosen dan pintu-pintu kayu untuk pintu dan bukaan-bukaan yang berhubungan, termasuk rangka kayu pada pintupintu. c. Bagian yang terkait : Pasal Pekerjaan Pasangan Pasal Pekerjaan Pengecatan Pasal Pekerjaan Kaca Pasal Alat Penggantung dan Pengunci
1.2.
Referensi a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar yang berlaku b. Quality Assurance : Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Pengawas dan Pemberi Tugas. c. Kualifikasi pekerja : Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pengawas dan Pemberi Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
1.3.
Pengiriman (Submittals) a. Kirimkan setiap item dalam penjelasan spesifikasi ini sesuai dengan kondisi kontrak. b. Data-data produk termasuk spesifikasi manufaktur untuk fabrikasi dan instalasi. Sediakan data-data yang penting dimana produk telah sesuai dengan persyaratan-persyaratan. c. Shop drawing yang menunjukkan fabrikasi dan instalasi pekerjaan pintu-pintu kayu beserta kosen-kosennya. Juga detail-detail dari setiap tipe kosen, elevasi 28/123
dari tipe desain pintu-pintu, kondisi pada saat membuka, detail konstruksi, lokasi dan persyaratan-persyaratan pemasangan angker pada kosen, pintu-pintu dan hardware dari kosen dan perkuatannya, detail-detail sambungan dan hubungan. Perlihatkan anchor dan item aksesori. Sediakan schedule dari pintu-pintu dan kosen yang menggunakan nomor-nomor referensi yang sama untuk detail-detail dan bukaan seperti yang tercantum dalam gambar.
1.4.
Garansi Kontraktor harus mengirimkan garansi-garansi : a. Garansi tertulis dari Fabricator untuk kualitas bahan dan asembly, kekuatan dan ketahanan sesuai persyaratan dan spesifikasi disini, termasuk aksesori dan hardware yang dipakai untuk memasang pintu-pintu dan pada daun pintu serta kosen. b. Garansi tertulis dari kontraktor untuk kualitas kerja, ketepatan dan kebenaran serta metode pemasangan.
1.5.
Penyimpanan dan Perawatan a. Periksa pintu-pintu dan kosen yang dikirim terhadap kerusakan. Kerusakan-kerusakan kecil mungkin dapat diperbaiki untuk itu kerjakan item-item yang direfinish agar match dengan pekerjaan-pekerjaan baru dan diterima oleh pengawas apabila yang terjadi sebaliknya, pindahkan dan ganti item-item yang rusak sesuai petunjuk. b. Simpanlah pintu-pintu dan kosen pada bangunan di site yang tertutup.
2.0.
BAHAN
Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan pintu jendela meliputi seluruh pekerjaan pemasangan pintu dan jendela/boven pada gambar perencanaan.
Material : a. Kusen Pintu Utama dengan rangka Aluminium 4 inchi warna brown (coklat) setara Alexindo dengan ketebalan anodisenya 9 mikron. Bahan Pintu Kaca Tebal 8 mm, engsel dengan floor hinge produk stara FINO,EPCO,Dorma. Handel pintu berbentuk bulat bahan dari stainleesteel. b. Pintu dengan rangka Aluminium 4 inchi warna brown (coklat) setara Alexindo dengan ketebalan anodisenya 9 mikron. Panil pintu dari : kaca ray ben 40 % dengan ketebalan 5 mm. Atau dobel teakwood 2 x 4mm c. Jendela dengan rangka Aluminium 4 inchi warna brown (coklat) setara Alexindo dengan ketebalan anodisenya 9 mikron. Panil jendela dari kaca bening dengan ketebalan 5 mm d. Rolling Door dari bahan Aluminium lengkap dengan asesoris e. Engsel, Handle dan door closer, pengunci sekualitas “FINO”. Selot tanam untuk pintu produk setara “FINO” 29/123
Grendel putar (kosong-isi) dipakai untuk pintu-pintu W.C./lavatory. Grendel pegas untuk jendela jungkit/BV Tipe kunci harus sesuai dengan fungsi ruang, dipasang setinggi 100 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Engsel pintu menggunakan 3 engsel dan jendela menggunakan 2 engsel Untuk jendela BV jungkit dipakai engsel khusus untuk maksud itu (engsel pivot) dengan ukuran yang sesuai untuk masing-masing ukuran jendela. Material-material lain yang akan digunakan ukuran dan pemasangannya menyesuaikan dengan gambar rencana, meliputi antara lain: Kaca Bening tebal 5 mm Kaca ray ben tebal 5 mm
f.
Posisi dan ketinggian kusen harus sesuai dengan gambar rencana. Kusen pintu jendela harus siku pada semua sudutnya dan rapat pada setiap sambungannya. Instalasi daun pintu jendela harus sempurna sehingga daun pintu atau jendela bisa dibuka dengan lancar dan ditutup dengan rapat, tanpa menggesek bagian lain dari kusen atau lantai. Sampai pekerjaan selesai dilaksanakan kusen pintu dan jendela harus dilindungi dari gesekan dengan benda lain, Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel material yang harus disetujui oleh Tim Pengawas Jasa Konstruksi dan Konsultan Pengawas, sekurang – kurang nya 2 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan. Apabila pekerjaan ini di sub kontrakkan maka penyedia Jasa konstruksi harus memberitaukan pada Konsultan Pengawas dan Tim Pengawas Jasa Konstruksi serta harus mendapat persetujuan terlebih dahulu.
30/123
PASAL 8 - PEKERJAAN BAHAN KACA 1.0.
UMUM
1.1.
Lingkup Pekerjaan a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.
pengiriman,
b. Meliputi penyediaan bahan-bahan kaca dan cermin pekerjaan arsitektur di dalam bangunan, aksesori yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan termasuk penyediaan sealant, persiapan dan pemeriksaan bagian-bagian yang akan dipasang kaca dan cermin serta pemasangan kaca dan cermin. c. Bagian-bagian yang terkait : Pasal Pekerjaan Pintu/Kosen/Jendela Kayu Pasal Pekerjaan Dinding d. Definisi : Manufaktur yang digunakan pada bagian ini adalah perusahaan yang memproduksi kaca primer atau kaca sesuai dengan definisi referensi kaca standar.
1.2.
Referensi a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar yang berlaku. b. Quality Assurance : Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Pengawas dan Pemberi Tugas. Publikasi bahan gelas : sesuai dengan publikasi yang direkomendasi oleh pabrik gelas dan organisasi di bawahnya, kecuali terdapat persyaratan-persyaratan yang lebih ketat ditunjukkan. Merefer kepada publikasi dibawah ini untuk persyaratan kaca dan bukan sebaliknya. c. Kualifikasi glasur : memiliki pengalaman glasur yang telah menyelesaikan bahan kaca yang sama, dan ditambah dengan yang diindikasikan dalam proyek dengan record yang sukses dalam pelayanan. d. Tanggung jawab produk kaca untuk satu sumber e. Testing adhesi dan kesesuaian pra-konstruksi : Kirimkan ke pabrik sealant, contoh untuk setiap kaca, gasket, aksesori kaca, member frame kaca, yang akan melekat atau mempengaruhi sealant kaca untuk testing kesesuaian dan adhesi seperti yang ditunjukkan di bawah ini : 1. Pakailah standar metode test pabrik sealant untuk menentukan jika primer dan teknik persiapan spesifik lain dibutuhkan untuk kecepatan, adhesi, dan penyaluran yang optimum dari sealant pada substrates (dasar bagian yang dichek). 2. Kirimkan tidak kurang dari sembilan potong setiap tipe dan finish dari frame kaca, dan tiap tipe, kelas, jenis, kondisi dan bentuk kaca (monolitik, laminated, 31/123
unit insulasi) untuk testing adhesi, t ermasuk satu sample untuk setiap aksesori kaca (gasket, setting block, dan spacers) untuk kesesuaian test. 3. Schedule kecukupan waktu untuk test dan analisa hasil untuk menghindari penundaan dalam pekerjaan. 4. Investigasi material dan adhesi yang tidak kompatibel/sesuai dan dapatkan rekomendasi tertulis dari pabrik sealant untuk mengukur koreksi, termasuk pemakaian special primer. 5. Testing tidak akan dibutuhkan bila pabrik sealant kaca dapat mengirimkan data-data yang dibutuhkan yang diterima oleh Pengawas dan Pemberi Tugas dan harus didasarkan pada testing sebelumnya untuk produk sealant yang sekarang digunakan untuk adhesi dan kesesuaian dengan material kaca yang diusulkan/diberikan.
1.3.
Submittals (Pengiriman) Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas. a. Data produk dari setiap produk kaca sesuai spesifikasi. b. Sample untuk tujuan verifikasi sebanyak 3 (tiga) set ukuran 300 mm x 300 mm dari setiap tipe kaca yang ditunjukkan dalam spesifikasi kecuali untuk produk kaca bening/monolitik, dan contoh dengan panjang 300 mm untuk setiap warna (kecuali hitam) untuk setiap tipe dari sealant dan gasket yang diekspose dan terlihat. Pasanglah contoh sealant dan gasket diantara 2 garis material yang mewakili warna dalam sambungan sistem pada kosen. c. Sertifikat produk dengan tanda pabrik kaca yang menjamin produk mereka sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan : Sertifikat terpisah tidak diperlukan untuk produk kaca dengan label permanen pabrik yang menunjukkan tipe dan ketebalan kaca. Berikan label yang mewaliki program Quality Control dari agen sertifikasi atau agen pengetesan independen yang dapat diterima oleh jurisdiksi otoritas. d. Kesesuaian dan laporan test adhesi dari pabrik sealant yang menunjukkan bahwa material kaca di test untuk kesesuaian dan adhesi dengan sealant kaca. Ikutkan interprestasi pabrik sealant dalam hasil test relatif terhadap performance sealant dan rekomendasi untuk primer dan persiapan bagian dasar yang diperlukan untuk adhesi.
1.4.
Penyimpanan dan Perawatan a. Lindungi material kaca sesuai dengan petunjuk pabrik dan sesuai dengan yang diperlukan untuk menghindari kerusakan pada kaca dan sealant kaca dari kondensasi, perubahan temperatur, pengaruh langsung matahari, atau sebabsebab lain. b. Material sealant kaca. Material sealant harus dikirimkan dalam kemasan tertutup, identifikasi lengkap dengan nama, warna, ukuran, kekerasan, tipe, kelas dan grade. Simpanlah 32/123
semua bahan kaca dan sealant bebas dari kerusakan dan sesuai dengan rekomendasi yang ketat dari pabrik.
2.0.
BAHAN
2.1.
Sistem Persyaratan Performance a. General : siapkanlah sistem kaca yang dibuat, difabrikasi, dan dipasang untuk mendukung perubahan suhu normal, beban angin, tekanan angin (dimana diperlukan), tanpa kegagalan, kehilangan, dan patah pada atribut kaca seperti : kegagalan pembuat, fabrikasi dan pemasangan; kegagalan sealant dan gasket untuk bertahan anti-air dan tahan/kedap udara; kerusakan material kaca, dan kerusakan konstruksi. b. Desain kaca : ketebalan kaca yang ditunjukkan dalam gambar hanya untuk detail. Konfirmasikan ketebalan kaca dengan analisa beban-beban proyek dan kondisi pelayanan. Siapkan kaca dengan variasi ukuran bukaan untuk ketebalan dan kekuatan (penguatan dan pengaturan terhadap panas) agar sesuai atau dapat melampaui kriteria-kriteria TERTENTU
2.2.
Produk a. Kaca untuk jendela dan pintu Interior Semua kaca harus tercantum label dari pabriknya dan harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan dalam spesifikasi berikut : 1. Kaca : Tebal :
4 mm, untuk jendela, pintu, dan bila ukuran/bidang kaca memiliki ukuran yang memenuhi bidang bingkai/frame pintu/jendela yang cukup lebar, harus dibuat dan dipakai dengan ukuran sesuai petunjuk pabrik dan persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas. Bila ketebalan ini masih dirasa kurang, harus dibuat perhitungan ketebalan yang sesuai dengan petunjuk pabrik.
2. Kaca Cermin : Tebal : 4 mm sesuai dengan luas bidang cermin. Syarat-syarat kelengkapan pemasangan untuk kaca cermin adalah : Merupakan High Quality Polished Plate Mirror. Dipasang pada plywood tebal 15 mm dan ditopang oleh rubber pad tebal 15 mm pada setiap jarak 40 cm sehingga tidak berjamur. Bonding agent : Epoxy based adhesive. Fixing system : Concealed anchor Jenis : Kayu profil, stainless steel atau sesuai Gambar 3. Fabricator : Produk yang disarankan adalah dari "Asahimas", atau produk setara yang disetujui.
3.0.
PENERAPAN 33/123
3.1.
Pemeriksaan a.
Ukuran kaca harus ditentukan berdasarkan pengukuran sebenarnya dari frame/bingkai untuk menerima bidang kaca.
lapangan
yang
b. Berilah peluang untuk ekspansi, kontraksi, dan pergerakan serta tambahkan bantalan dan jepitan yang 8 kaca, pemakaian material kaca, pemasangan gasket dan removable stops.
3.2.
Pemasangan a. Pekerja pemasangan kaca haruslah orang yang telah memiliki pengalaman dalam bahan dan sistem pemasangan kaca. Pergunakan alat dan perlengkapan yang direkomendasikan oleh pabrik kaca. b. Ukurlah semua bukaan dan potonglah kaca dengan tepat agar cocok dengan setiap bukaan dengan kelonggaran pada tepi-tepi yang disyaratkan. c. Berilah primer pada permukaan bingkai untuk menerima panel kaca sesuai dengan rekomendasi dari pabrik, dengan memakai primer yang direkomendasikan. d. Pasanglah setting blocks pada posisi kira-kira seperempat dari sill. Gunakanlah block dengan ukuran yang memadai untuk menyangga kaca sesuai dengan rekomendasi dari pabrik. e. Berilah ruang/spasi untuk kaca terhadap pengakhiran kecuali terdapat gasket dan tape yang kontinu, dengan minimum 2(dua) perenggang/pembatas pada setiap sisi dari kaca. Berikan sealant dengan ketebalan yang sama dengan kaca atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Berikan jumlah yang dibutuhkan untuk jepitan minimum 9 mm pada kaca pada ke 4 sisi-sisinya. f.
Pada keadaan terpasang bila ditutup dan dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar yang menandakan kurang sempurnya pemasangan seal disekeliling kaca.
g. Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus dapat menjamin bahwa tidak akan terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan dan udara luar. h. Pemasangan panel kaca sebaiknya dilakukan dari arah dalam bangunan, untuk memudahkan penggantian.
34/123
PASAL 9 - PEKERJAAN ALAT PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
1.0.
UMUM
1.1.
Lingkup Pekerjaan a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan. b.
pengiriman,
Meliputi penyediaan alat pengunci dan penggantung (Finished Hardware / Ironmongery) yang dibutuhkan untuk mengayun (swing), sliding, folding untuk pintu dan jendela, termasuk semua aksesories yang dibutuhkan untuk pemasangan dan operasional pintu/jendela dengan baik.
Selain itu pekerjaan-pekerjaan seperti memasang dan melakukan set Ironmongery pada pintu / jendela, membuat lubang/tempat pada pintu-pintu / jendela-jendela juga harus termasuk dalam bagian dari pasal ini.
c. Bagian yang terkait : Pasal Pekerjaan Pintu / Jendela Kayu Pasal Pekerjaan Pintu Besi 1.2.
Referensi a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar yang berlaku b. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Pengawas dan Pemberi Tugas.
Single Source Responsibility : setiap tipe hardware harus berasal dari fabrikator / pembuat tunggal bila tersedia. Bila ada perbedaan sumber, mintalah persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas .
Fire rated openings : sediakan hardware untuk pintu-pintu tahan api (fire rated) yang memenuhi persyaratan-persyaratan yuridiksi otoritas. Sediakan hanya item-item hardware pintu yang terdapat dalam list dan identik dengan produk-produk yang ditest oleh organisasi testing dan inspeksi yang diterima oleh jurisdiksi otoritas dan tunduk pada persyaratan-persyaratan pintu tahan api (fire rated) dan label pada kosen pintu.
c. Kualifikasi pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pengawas dan Pemberi Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya. 35/123
1.3.
Submittals (Pengiriman) Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut sesuai dengan kondisi kontrak dan persyaratan-persyaratan spesifikasi : a. Sertifikat pemenuhan dan laporan test. Kontraktor harus mengirimkan sertifikat laporan test kepada Pengawas dan Pemberi Tugas untuk persetujuan, bersamaan dengan pengiriman hardware sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang dispesifikasikan disini. b. Hardware list dan katalog Sebelum hardware dikirim ke site, kontraktor harus mengirimkan kepada Pengawas dan Pemberi Tugas hardware list untuk persetujuan sebanyak rangkap empat, yang mendata setiap item hardware yang dibuat disertai dengan katalog pabrik untuk setiap item hardware c. Data-data produk termasuk data produk teknis dari pabrik untuk setiap item hardware pintu, instruksi pemasangan, maintenance untuk finish dan bagianbagian yang bergerak, dan informasi-informasi lain yang dibutuhkan untuk menunjukkan pemenuhan terhadap persyaratan-persyaratan. d. Final hardware schedule yang terkoordinasi dengan pintu-pintu, kosen-kosen dan pekerjaan-pekerjaan lain untuk memastikan ukuran yang tepat, ketebalan, pengepasan dan finish dari hardware pintu / jendela. 1. Final hardware schedule berisi : item-item berdasarkan hardware yang ditunjukkan, schedule yang telah diatur ke dalam hardware set yang menunjukkan penandaan secara lengkap dari setiap item yang dibutuhkan untuk setiap pintu atau bukaan. Cantumkanlah informasi-informasi berikut : tipe, style, fungsi, ukuran dan finish untuk setiap item hardware. nama dan manufacture untuk setiap item pengencangan (fastener) dan informasi lain terkait lokasi untuk setiap referensi (cross reference) hardware set untuk ditunjukkan dalam gambar-gambar denah dan schedule pintu dan kosen. penjelasan mengenai singkatan-singkatan, simbol-simbol dan kode yang terdapat dalam schedule. lokasi pemasangan (mounting) untuk hardware ukuran dan material dari pintu informasi kunci-kunci 2. Submittal Sequence Kirimkan draft initial dari final schedule bersama-sama dengan data produk sebagai informasi / data fabrikasi / instalasi dari pekerjaan/bagian terkait dalam schedule pelaksanaan proyek. Kirimkan schedule final sample, produk data, koordinasi dengan shop drawings dalam pekerjaan-pekerjaan terkait lain, schedule pengiriman dan informasi sejenis. 3. Schedule sistim kunci : kirimkan schedule detail sistim kunci terpisah yang menunjukkan dengan jelas bagaimana instruksi final pemilik dalam melakukan penguncian (operasional), telah dipenuhi.
36/123
e. Sample dari setiap tipe hardware yang diekspose lengkap dengan finishing dan label berisi deskripsi lengkap dengan jadwal koordinasi sesuai schedule. Kirimkan sample sebelum pengiriman hardware schedule. Sample akan dikembalikan kepada supplier. f.
Pengiriman sistem kunci : sebelum kunci dikirim ke lapangan, kirimkan sistem penguncian yang lengkap (Keying System) untuk persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas.
g. Templates untuk pitu-pintu, kosen-kosen dan pekerjaan-pekerjaan lain yang dispesifikasikan harus disiapkan oleh pabrik/factory untuk pemasangan hardware pintu / jendela. Check shop drawings pada pekerjaan-pekerjaan lain untuk memastikan bahwa telah ada persiapan yang cukup dibuat untuk menempatkan dan memasang hardware pintu/jendela yang sesuai pada persyaratan yang ditunjukkan.
1.4.
Penyimpanan Produk a. Hardware harus dikirim ke site dalam kemasan tertutup asli dari pabrik / fabrikator. b. Tandai setiap item atau kemasan terpisah dengan identifikasi yang berkaitan dengan schedule final hardware, dan cantumkan instruksi pemasangan untuk setiap item atau kemasan. c. Kemasan hardware pintu / jendela adalah merupakan tanggung jawab supplier. Karena ada kemungkinan material diterima oleh supplier dari berbagai fabrikator, sortirlah dan kemas kembali dalam kontainer / kemasan dan tandai dengan jelas untuk nomor set dari hardware agar match dengan nomor-nomor schedule hardware yang telah disetujui. Dua atau lebih nomor set yang identik dapat dikemas dalam satu kemasan. d. Lakukan penyimpanan dengan berhati-hati untuk menghindari cacat/rusak dari material selama penyimpanan. e. Setiap perubahan kunci harus diberi tanda atau sebaliknya ditandai pada pintu untuk tipe silinder akan digunakan. f.
Inventarisasikan hardware pintu secara bersama-sama dengan wakil dari supplier hardware dan supplier pemasang (installer) sampai masing-masing merasa puas dan jumlah yang akan dipakai benar.
g. Berikan pengamanan untuk hardware pintu-pintu yang dikirim ke proyek, tapi belum dipasang. Kontrolah penyimpanan dan pemasangan item-item hardware agar tidak tertukar sehingga penyelesaian pekerjaan tidak terhambat karena kehilangan, baik sebelum dan setelah pemasangan.
1.5.
Garansi Kontraktor harus memberikan garansi sebagai berikut : a. Garansi tertulis dari fabrikator untuk lualitas bahan finishingnya, ketahanan dan kekuatan dalam operasional.
37/123
b. Garansi tertulis dari kontraktor / supplier / installer untuk ketepatan sistem pemasangan, kebenaran pemasangan dan kelengkapan (miscellaneous) yang dibutuhkan dalam pemasangan hardware.
2.0.
BAHAN
2.1.
Material a. Semua item hardware yang dipasang pada fungsi-fungsi yang sama harus berasal dari satu pabrik / manufaktur bila memungkinkan. Semua lockset harus berasal dari satu pabrik dan silindernya haruslah dapat ditukar-tukar. b. Semua item hardware dalam pintu masuk toilet (toilet entry), kecuali engsel dan door closer, harus dilengkapi dengan wrought aluminium yang setara dalam berat dan ketebalannya dengan item hardware yang dispesifikasikan dari salah satu bahan wrought atau cast bronze. c. Hardware harus memiliki standard finishing berikut : 1. Stainless steel chrome atau hairline sesuai yang ditunjukkan 2. Satin chrome 3. Brass finish d. Persyaratan-persyaratan design, grade, fungsi-fungsi, finish, ukuran dan kualitas dari setiap tipe dan finish hardware ditunjukkan dalam "hardware schedule" pada akhir dari pasal ini.
2.2.
Material dan Fabrikasi a. Cetakan nama pabrik : Jangan memakai produk yang memiliki cetakan nama manufaktur atau daftar merk yang tertera dengan bagian yang terlihat (hilangkan cetakan yang removable) kecuali bila berkenaan dengan label tahan api (fire rated) yang dibutuhkan, atau sesuai persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas. b. Base metal : Produk dari unit hardware harus dibuat dengan metode basic metal dan forming method yang sesuai standard metal alloy manufaktur, termasuk komposisi, temper dan kekerasannya, tapi tidak ada unit casing yang kualitasnya lebih rendah dari yang dispesifikasikan sesuai finishing yang ditunjukkan. c. Fastener : Sediakan hardware yang dibuat untuk kesesuaian dengan pembuat cetakan (template). Secara umum siapkan pemasangan dengan memakai mesin pemasang sekrup. Jangan pakai hardware yang telah disiapkan dengan self topping metal screw, kecuali ditunjukkan dalam spesifikasi. d. Lengkapilah sekrup untuk pemasangan hardware. Lakukan dengan sistim sekrup, Philips flot-head kecuali ditunjukkan lain. Finishlah sekrup yang terekspose (dalam setiap kondisi) agar match dengan finish hardware atau, bila diekspose pada permukaan bagian pekerjaan lain yang berdekatan agar match dengan finishing bagian pekerjaan lain tersebut sedekat / semirip mungkin termasuk mempersiapkan permukaan cat dan memeriksa finishing cat.
38/123
e. Pasanglah fastener tersembunyi (concealed fastener) untuk hardware unit yang terekspose pada kondisi bila tidak ada standard unit yang tersedia dengan fastener tersembunyi. Jangan memakai thru-bolts untuk pemasangan dimana bolt head atau mur pada muka yang berlawanan diekspose pada bagian pekerjaan lain, kecuali pemakaiannya hanya dipakai untuk memperkuat jenis pekerjaan pengencangan hardware dengan aman. Bila thru-bolts digunakan sebagai alat untuk memperkuat bagian pekerjaan, siapkanlah sleeves untuk setiap thru-bolts atau gunakan screw fastener.
2.3.
Hardware Finishes a. Buatlah match item-item texture finishing dengan warna standard dari manufaktur untuk latch dan lock set (atau unit push-pull bila tidak ada latch dan lock set). b. Sediakan finishing khusus yang match dengan sample-sample dari Perencana, bila ada. c. Sediakan kualitas finish, termasuk ketebalan plating atau coating (bila ada), komposisi, kekerasan, dan kualitas-kualitas lain sesuai dengan standard manufaktur, dengan standard tidak kurang dari yang dispesifikasikan dalam standard reference unit-unit hardware. d. Sediakan protective lacquer coating untuk semua finish hardware yang diekspose seperti brass, bronze dan aluminium, kecuali disebutkan khusus. Gunakan Suffix "NL" untuk menandakan standard finish yang menunjukkan "no lacquer". e. Semua hardware dalam satu pintu dalam pengertian daun pintu dan kosen pintu atau setiap hardware yang melekat atau berdekatan padanya harus memiliki material finish yang sama. Finishing yang disarankan : Polished Brass atau sesuai schedule.
3.0.
PENERAPAN
3.1.
Pemasangan a. Pasanglah unit hardware pada ketinggian yang ditunjukkan atau diperlukan untuk menyesuaikan dengan peraturan-peraturan pemerintah kecuali sebaliknya diusulkan lain oleh Pengawas dan Pemberi Tugas. b. Pasanglah setiap item hardware sesuai dengan instruksi dan rekomendasi dari manufaktur. Bilamana pemotongan dan pengepasan diperlukan untuk memasang hardware pada atau dipermukaan yang selanjutnya akan di cat atau difinish dengan cara lain, koordinasikan pemindahan, penyimpanan dan instalasi kembali, atau pasanglah proteksi pada permukaan pekerjaan finishing. Jangan pasang item surface-mounted sampai finish telah diselesaikan termasuk pada bagian dasarnya (substrates).
39/123
c. Pasanglah unit-unit dengan rata, tegak dan benar pada garis dan lokasinya. Setellah dan perkuatlah dasar dari item sesuai dengan yang diperlukan untuk pemasangan dan operasinal yang baik. d. Lubangilah dan pasanglah unit anchorage fastener yang tidak disiapkan dalam pabrik secara concealed (tersembunyi). Berilah spasi pada fastener dan anchor sesuai dengan standard industri.
3.2.
Adjusting, Cleaning dan Demonstating a.
Aturlah dan check setiap item hardware dan pintu yang beroperasi untuk memastikan operasional yang baik dan fungsi-fungsi dari setiap unit. Ganti unit-unit yang tidak dapat disetel dan beroperasi dengan bebas dan halus, sesuai yang ditunjukkan pada penerapannya.
Bila hardware pintu dipasang lebih dari satu bulan sebelum penerimaan atau penempatan ruang atau area, ulangi pemasangan selama minggu sebelum penerimaan atau penempatan, dan buatlah final check dan pengaturan untuk semua item hardware pada area atau ruang tersebut. Bersihkan item-item yang telah beroperasi untuk mengembalikan finish dan fungsi dengan baik dari hardware dan pintu-pintu. Setellah alat kontrol pintu sebagai akibat pengaruh panas dan perlengkapan ventilasi.
b. Bersihkan permukaan-permukaan berdekatan yang kotor oleh pemasangan hardware. c. Lakukan instruksi dari Pemberi Tugas untuk pengaturan dan maintenance yang baik pada hardware pintu dan hardware finish. d. Six-Month Adjustment : kira-kira enam (6) bulan setelah tanggal penyelesaian, installer bersama-sama dengan wakil dari manufaktur latchset, lockset, alat kontrol pintu, dan supplier utama hardware, harus kembali ke proyek untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan berikut : 1. Periksa dan setel kembali item-item dari hardware pintu seperlunya untuk mengembalikan fungsi-fungsi dari pintu dan hardware dengan persyaratanpersyaratan spesifikasi. 2. Konsultasikan dan lakukan instruksi dari Pemberi Tugas dengan rekomendasi tambahan pada prosedur maintenance. 3. Gantilah item-item hardware yang cacat atau gagal karena kesalahan design, material, atau instalasi dari unit-unit hardware. 4. Siapkan report tertulis untuk masalah yang timbul pada saat ini maupun perkiraan dimasa-masa yang akan datang (sesuai dengan situasi yang ada) untuk performance dari hardware.
40/123
PASAL 10 - PEKERJAAN BAHAN BESI / METAL
1.0.
UMUM
1.1.
Lingkup Pekerjaan a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan. b.
Meliputi penyediaan, penyelesaian dan pemasangan perlengkapan metal dan metal fabrikasi, lengkap pada tempatnya sesuai ditunjukkan dalam gambar, dan dispesifikasikan disini atau diperlukan untuk pemasangan yang lengkap dan sesuai, dan tidak secara spesifik disebut pada pasal selain spesifikasi ini. Pekerjaan ini meliputi seperti : Tangga panjat besi (cat ladder) Besi untuk railing dan pagar Grill penutup saluran dan lain-lain sesuai gambar.
c.
1.2.
1.3.
Bagian yang terkait : - Pasal Pekerjaan Pasangan - Pekerjaan dinding dan plat beton
Referensi a.
Semua pekerjaan harus merefer ke standar yang berlaku
b.
Quality Assurance : Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Pengawas dan Pemberi Tugas. Kualifikasi installer : installer dari metal fabrikasi yang dispesifikasi disini harus dari perusahaan yang sama dengan pembuat metal fabrikasi tersebut.
c.
Kualifikasi pekerja : Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhankebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pengawas dan Pemberi Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
Submittals (Pengiriman)
41/123
a.
Data-data produk untuk produk-produk yang digunakan dalam perlengkapan (miscellaneous) metal fabrikasi, termasuk produk cat dan grouting.
b.
Shop drawings yang menunjukkan pembuatan (fabrikasi) dan perakitan setiap metal fabrikasi. Juga gambar-gambar denah, tampak, potongan, dan detaildetail dari metal fabrikasi dan bentuk hubungannya. Perlihatkan bagianbagian angker dan aksesori. Sediakan templates untuk angker dan baut-baut sesuai spesifikasi untuk pemasangan pada pasal ini.
c. Sample yang mewakili material dan produk dibutuhkan/diminta oleh Pengawas dan Pemberi Tugas. d.
1.4.
1.5.
finish
yang
mungkin
Sertifikat tukang las (welder) untuk kontraktor yang menjamin tukang las sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam "quality assurance".
Perawatan dan Penyimpanan a.
Semua material rakitan harus dibuat dan difabrikasi didalam pabrik pembuat sesuai dengan rekomendasi pabrik dan menghasilkan kualitas rakitan (assembly) yang tinggi dan baik sesuai dengan persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas.
b.
Metal fabrikasi yang bukan rakitan (assembly) harus disimpan dan dirawat dalam gudang tertutup, aman, terlindung dari air dan kebocoran, cukup ventilasi, kering, lengkap disimpan dengan label, tipe, ukuran, finishing asli dari pabrik pembuat.
Garansi Kontraktor harus memberikan garansi berupa : a.
Garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas metal fabrikasi dan rakitan metal fabrikasi.
b.
Garansi untuk kualitas kerja pemasangan dari kontraktor/installer yang tepat, baik, dan sesuai dengan yang disebutkan dalam spesifikasi dan gambargambar perencanaan.
2.0.
BAHAN
2.1.
Persyaratan-persyaratan Sistem Performance Performance struktural dari handrail dan sistim railings : design, engineer, fabrikasi, dan pemasangan handrail dan sistem railing agar sesuai dengan persyaratanpersyaratan yang ditetapkan untuk performance struktural berdasarkan hasil test.
2.2.
Material
42/123
2.3.
a.
Material harus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam bagian-bagian khusus, dan bila terdapat bagian-bagian ini tidak dispesifikasi secara detail, material-material ini harus sesuai dengan maksud-maksud pemakaiannya.
b.
Ferrous Metal - Permukaan Metal Umum : untuk metal fabrikasi yang diekspose pada penyelesaian pekerjaan, pakailah material terpilih untuk kerataan permukaan, kehalusan, dan bebas dari cacat permukaan. Jangan memakai material yang permukaannya diekspose kelihatan cacat berbintik, ada tanda cacat, ada tanda garis, kasar, dan untuk lembaran baja terdapat perbedaan kerataan melebihi yang diijinkan referensi standard untuk lembaran rata tarik.
c.
Brackets, flanges, dan anchorages : tercetak atau ada bentuk tipe nama material dan finish penyangga rails, kecuali ditunjukkan berbeda.
Steel (Baja) Plat baja bentukan (shapes) termasuk chequer plates dan palang (bars) dispesifikasikan harus berupa steel galvanized, atau sebaliknya bila tidak disebutkan, harus berupa hot-dip processed setelah fabrikasi. Galvanizing harus sesuai dengan penerapannya.
2.4.
Anchors dan Fasteners a. b.
2.5.
2.6.
Baut, mur, sekrup dan washer harus sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Power-driven fastener mungkin dipakai bila tepat dan disetujui oleh Pengawas dan Pemberi Tugas.
Cat a.
Shop primer untuk ferrous metal : standard pembuat atau fabrikator, cepat pasang, lead-free, modifikasi umum alkyd primer terpilih untuk ketahanan yang baik pada normal atmosperic corrosion, dan kesesuaian dengan finish sistim cat yang diminta.
b.
Galvanizing Repair Paint : High zinc dust berisi cat untuk las regalvanizing pada baja galvanized.
Fabrikasi, Umum a.
Fabrikasi form metal dari material, ukuran, ketebalan dan bentuk yang ditunjukkan tapi tidak kurang dari yang dibutuhkan agar sesuai dengan penunjukkan persyaratan yang dibutuhkan. Kerjakan dengan ukuran-ukuran yang ditunjukkan atau diterima sesuai shop drawings, memakai detail-detail yang jelas sebagai pendukung dan untuk proses pembuatan. Gunakan tipe material yang ditunjukkan atau dispesifikasikan untuk perbedaan komponen dari setiap metal fabrikasi.
43/123
2.7.
2.8.
b.
Lakukan pekerjaan exposed dengan benar pada garis dan level dengan sudut dan permukaan yang akurat dan tepi-tepi yang lurus.
c.
Kesampingkan bagian-bagian yang tajam dan kasar dari lalu-lintas orang lewat.
d.
Pengelasan harus kontinyu sepanjang seluruh area kontak kecuali dimana las titik diijinkan. Sambungan yang diekspose pada tempat tidak boleh dilas titik (tock welded) Bagian-bagian yang diekspose haruslah dengan permukaan yang halus.
e.
Pekerjaan harus diset secara akurat untuk mendapatkan garis dan tampak yang diinginkan, dan dikencangkan pada tempatnya.
f.
Pekerjaan-pekerjaan harus dilakukan dan difinish sesuai dengan gambargambar yang telah disetujui, potongan-potongan, detail-detail dan contohcontoh.
Rough Hardware a.
Selesaikan rakitan atau sebaliknya bagian-bagian tersebut telah dikerjakan di pabrik seperti baut, plat, angker, hanger, dowel dan semua barang / perlengkapan dari baja dan besi tempa yang diperlukan untuk frame dan supporting pekerjaan kayu, pemasangan angker atau pengencangan pekerjaan kayu, pada beton atau struktur-struktur lain.
b.
Buatlah bagian-bagian tertentu sesuai dengan ukuran, bentuk dan dimensi yang diperlukan. Selesaikan washer besi tempa untuk heads dan baut-baut dan mur yang menyangga, atau hubungan struktural kayu, atau dimanapun yang memakai steel washer.
Ladder Ladder (tangga panjat besi) harus difabrikasi dari bahan baja standard. Semua sambungan dan hubungan harus memiliki transisi yanng halus dengan member orisinal tanpa bagian-bagian yang tajam atau lebih menonjol dari yang dibutuhkan untuk kekuatan sambungan.
2.9.
Steel Pipe Railing & Hand Railing, Black Steel a.
Umum : fabrikasilah pipa-pipa railings dan hand rails yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditunjukkan pada design, ukuran-ukurannya, detail-detail, finishing, dan ukuran-ukuran member, termasuk tebal plat pipa, post spacings dan angker tidak kurang dari yang dibutuhkan untuk menyangga beban-beban struktural.
b.
Hubungkanlah railing dan member dari handrail dengan buttwelding atau pengelasan dengan internal connectors sesuai pilihan dari pabrik kecuali ditunjukkan lain. Untuk pipa black steel difinish cat duco (dari ICI atau setara) dengan pelapis yaitu : - Primer : 40 micron - Seconder : alkyd base dengan undercoat 35 micron 44/123
- Finidh c.
Finish internal : Hot dipped galvanized painted seperti untuk glassrail base receiver. Finish external: Dipped galvanized painted
3.0.
PENERAPAN
3.1.
Persiapan
3.2.
: alkyd base synthetic enamel 40 micron
a.
Koordinasikan dan lengkapi angker, pengaturan gambar-gambar, diagramdiagram, templates, instruksi-instruksi dan arahan-arahan untuk pemasangan angker, termasuk pengisian beton, sleeves, anchore bolts, dan barang-barang perlengkapan / miscellaneous yang memiliki angker-angker menyatu dan menempel pada beton atau konstruksi pasangan. Koordinasikan pengiriman barang-barang tersebut dalam waktu yang tepat ke site proyek.
b.
Pasanglah pada posisi tengah-tengah yang sama pada tangga, muka nosing dan permukaan anak tangga.
c.
Aturlah sleeves pada beton dengan bagian atas rata dengan elevasi permukaan, lindungi sleeves dari air dan masuknya beton.
Pelaksanaan a.
Pengencangan pada konstruksi In-place : sediakan perlengkapan angker dan fastener dimana diperlukan untuk menguatkan perlengkapan / miscellaneous metal fabrikasi pada konstruksi setempat (In-place), pasanglah fastener anak tangga untuk diisi dengan beton dan pasangan, toggle bolts, through-bolts, log bolts, sekrup kayu dan penyambung lain yang dibutuhkan.
b.
Potongan, pengepasan dan penempatan : lakukan pemotongan, drilling dan pengepasan yang dibutuhkan untuk pemasangan perlengkapan metal fabrikasi. Set metal fabrikasi dengan akurat pada tempatnya, dalam posisi sejajar dan sesuai elevasi. Tepi-tepi dan permukaan level rata, benar serta bebas dari para-para / rak, serta diatur dari garis dan level yang telah ditentukan / direncanakan.
c.
Paskanlah sambungan ekspose dengan akurat secara bersama-sama untuk membentuk hairline joints. Lakukanlah pengelasan pada sambungan yang tidak dimaksudkan untuk diekspose, tetapi tidak dapat dilakukan pengelasan dalam workshop disebabkan keterbatasan ukuran pengiriman/pengapalan. Jangan dilas, dipotong, atau digoret permukaan unit exterior yang sudah diberikan hot-dip galvanized setelah fabrikasi, dan dimaksudkan untuk dibaut atau disekrup untuk menyambung di lapangan.
d.
Field welding (pengelasan di site) : Dilakukan bila telah sesuai dengan prosedur manual, pengelasan perlindungan metal-arc, penampilan dan kualitas dari pengelasan yang dilakukan, metode yang digunakan untuk mengoreksi pekerjaan pengelasan, dan hal-hal berikut : 1. Gunakan material dan metode yang meminimalkan distorsi dan pembentukan kekuatan dan ketahanan korosi pada material dasar. 2. Lakukanlah "fusion" tanpa memotong atau overlap. 45/123
3. Pindahkan welding flux dengan segera. 4. Pada sambungan yang diekspose, finishing ditunjukkan setelah pengelasan dan permukaan akan halus dan bercampur sehingga tidak ada bagian-bagian yang kasar yang ditunjukkan setelah finishing dan warna permukaan yang dilas match dengan sekitarnya.
46/123
PASAL 11 - PEKERJAAN ATAP BETON
1.0.
UMUM
1.7.
Ketentuan Umum Sebelum pekerjaan finishing atap dilakukan, maka :
1.8.
1.9.
e.
Kontraktor wajib mengadakan penelitian terhadap kemiringan atap agar sesuai gambar rencana.
f.
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib memeriksa bagian-bagian terkait seperti roof floor drain, dan semua peralatan terkait untuk memastikan, rencana kemiringan, maupun koordinasi dalam membuat rencana pekerjaan screed.
g.
Memeriksa saluran atap untuk membuat rencana kemiringan dan tali air pada area atap.
h.
Pengerjaan waterproofing harus sesuai dengan petunjuk dan syarat-syarat yang dijelaskan dalam pasal waterproofing.
Lingkup Pekerjaan d.
Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.
e.
Meliputi pekerjaan penyiapan lapisan screed dan leveling, mengerjakan waterproofing dan wiremesh sebelum finishing atap dikerjakan, menyiapkan saringan-saringan dan pipa-pipa air hujan, membuat jalur tali air yang tepat dan terencana.
f.
Bagian-bagian yang terkait : Pasal Pekerjaan Waterproofing Pasal Pekerjaan Plesteran
Reference d.
Semua pekerjaan harus merefer ke standar yang berlaku
e.
Quality Assurance : Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Pengawas dan Pemberi Tugas.
f.
Kualifikasi pekerja : Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pengawas dan Pemberi Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya. 47/123
1.10. Submittals/Pengiriman d.
Kontraktor harus mengirimkan kepada Pengawas dan Pemberi Tugas hal-hal berikut : Contoh bahan yang akan dipakai khususnya untuk waterproofing dan wiremesh lengkap dengan label nama dari pabrik pembuat untuk persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas. Shop drawing yang menunjukkan rencana-rencana kemiringan screed atap, layout tali air, detail-detail dan potongan yang menunjukkan ketebalan screed pada area-area sulit, parapet, sambungan-sambungan untuk persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas. Membuat schedule rencana kerja yang menunjukkan tahapan pekerjaan yang telah terkoordinasi dengan bagian-bagian yang terkait pada atap.
e.
Kontraktor harus menyediakan mock-up potongan lantai atap yang menunjukkan susunan lapisan yang benar termasuk untuk area dan sambungan-sambungan yang sulit.
1.11. Penyimpanan dan Perawatan Semua material yang akan dipakai untuk pekerjaan penyelesaian/screed atap harus tersimpan pada tempat yang aman, kering, dan terhindar dari kerusakan-kerusakan.
1.12. Garansi
2.0.
c.
Harus diberikan garansi tertulis dari pabrik untuk waterproofing dan wiremesh.
d.
Penyelesaian finishing harus digaransi untuk sistem waterproofing maupun kualitas pekerjaan screed yang bebas dari kebocoran dan kerusakan selama 10 tahun dari saat penyelesaian pekerjaan.
BAHAN a.
Waterproofing
:
type membrane produksi PARALON 77, PARELENE, VUZETA, BLUE CHIP 300, atau setara, sesuai yang telah disebutkan dalam pasal waterproofing.
b.
Adukan
:
1 PC : 3 Psr
c.
Penguat
:
Wiremesh 2 20 cm, dari BRC Lysaght atau setara dan disetujui KMK.
d.
Tebal
:
minimum 6 cm
48/123
3.0.
PENERAPAN
3.6.
Pemeriksaan
3.7.
3.8.
1.
Periksalah permukaan atap beton terhadap kondisi-kondisi yang dapat megganggu dan mempengaruhi pekerjaan. Jangan menindaklanjuti pekerjaan sampai kondisi atap beton benar-benar dalam kondisi memuaskan. Dimulainya pekerjaan ini adalah tergantung penerimaan kondisi atap.
2.
Pastikan permukaan atap beton yang harus bebas dari lubang-lubang, retak, kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat mengganggu pekerjaan.
3.
Pastikan pekerjaan-pekerjaan lain yang penetrasi ke pekerjaan screed ini telah terpasang atau terkoordinasi.
4.
Pastikan bahwa atap beton sudah terawat dan kering dalam jangka waktu tertentu untuk menerima pekerjaan ini.
waterproofing dan
Persiapan 4.
Lindungi permukaan-permukaan/bagian yang tidak akan ditutup screed dalam pekerjaan ini.
5.
Bersihkan permukaan atap beton sesuai kebutuhan/instruksi pemasangan membrane waterproofing.
6.
Tutuplah retak-retak, sambungan-sambungan, dengan memakai ratio dalam dan lebar pemasangan waterproofing.
7.
Pindahkan barang-barang/benda-benda yang tidak perlu atau tidak ada kaitan dengan pekerjaan ini.
Pemasangan 4.
Sistem pemasangan waterproofing harus sesuai dengan petunjuk dan syaratsyarat yang dijelaskan dalam pasal waterproofing.
5.
Pada pemasangan pipa-pipa instalasi air yang menembus pelat beton, beton harus dicor kembali dengan non shrink concrete, sebelum dilapis waterproofing.
6.
Pada pertemuan-pertemuan sudut diisi dulu dengan bidang miring (45 derajat) dari plester sebelum lapisan waterproofing.
7.
Setelah lapisan waterproofing selesai di pasang, lalu ditutup dengan plesteran (screed) 1 Pc : 3 Psr, tebal minimal 6 cm dan dibuat dengan kemiringan minimum 3% untuk menyalurkan air hujan dengan arah sesuai gambar rencana.
49/123
3.9.
Field Quality Control Flood Test - Horizontal Surfices 3.
Sebelum seluruh permukaan ditutup/dilindungi terhadap pekerjaan lain, lakukan pengetesan dengan air untuk mengetahui kebocoran, aliran air secara benar.
4.
Perbaiki bagian-bagian yang rusak, dan ulangi pengetesan sampai benar-benar aman dan tidak bocor sesuai pengamatan.
3.10. Perlindungan dan Pembersihan 1.
Lindungi permukaan disekitar area dari kerusakan dan kepudaran. Bersihkan permukaan dari benda-benda dan bekas-bekas pekerjaan yang tidak perlu.
2.
Lindungi permukaan dari benda-benda berat dan tidak dianjurkan untuk ditempati benda-benda seperti chiller dan sebagainya yang berkaitan dengan instalasi ME pada atap.
50/123
PASAL 12 - PEKERJAAN BAHAN BATU ALAM
1.0.
UMUM
1.1.
Ketentuan Umum Sebelum pekerjaan finishing lantai dilakukan, maka :
1.2.
Pekerjaan dan bahan-bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus persetujuan Pemberi Tugas (PT).
mendapat
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan untuk mengajukan gambar kerja pelaksanaan untuk disetujui oleh Pengawas dan Pemberi Tugas.
Ketentuan umum ini mengikat untuk seluruh pekerjaan lantai.
Lingkup Pekerjaan a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.
pengiriman,
b. Bagian yang terkait :
1.3.
Pasal Keramik Pasal Dinding Plesteran Pasal Halaman/Lansekap
Reference a. Quality Assurance : Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Pengawas dan Pemberi Tugas.
b. Kualifikasi Pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill dibutuh kan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pengawas dan Pemberi Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau skill-nya.
yang
51/123
1.4.
Submittals a. Data Produk : Kirimkan informasi-informasi teknis dari pabrik untuk brosur. Kirimkan data tentang Abrassion resistance untuk setiap tipe berdasarkan frekuensi lintas pemakaian. b. Shop Drawings : Kirimkan gambar detail yang menunjukkan bentuk, ukuran, serta metode dan Anchor (angker). Kontraktor harus mengirimkan kepada Pengawas dan Pemberi Tugas untuk persetujuan gambar-gambar pemotongan secara lengkap, pengeboran, dan penempatan dalam potongan-potongan detail dan ukuran dari batu alam, pengaturan sambungan, anchor, dan detail-detail yang dibutuhkan. Kemungkinan pemasangan anchor, dowel, dan cramping sesuai dengan standar yang praktis harus dengan jelas ditunjukkan dalam shop drawings. c. Sample : Kirimkan 3 set sample untuk setiap type batu alam dengan ukuran tidak kurang dari 300 mm x 300 mm yang menunjukkan finishing dan variasi warna yang di harapkan secara keseluruhan. Pengawas dan Pemberi Tugas akan mereview sample sebagai persetujuan range variasi yang diharapkan secara keseluruhan. Kirimkan contoh warna grouting untuk dipilih oleh arsitek. d. Kualifikasi Data : kirimkan kualifikasi Fabricator dan Installer dengan pengalaman yang tinggi, termasuk list dari proyek-proyek dengan lingkup sejenis dengan mencantumkan nama, lokasi, tanggal, serta referensi nama dan nomor telepon. e. Mock-up :
1.5.
1.
Membuat mock-up seluas 3 m2 untuk pemasangan lantai dan dinding mewakili pekerjaan finish.
2.
Mock-up harus dibuat sebagai bagian dari pekerjaan yang harus disetujui secara tertulis oleh arsitek.
3.
Mock-up yang disetujui akan dipakai sebagai kualitas standar dan hasil kerja. Simpanlah mock-up sampai pekerjaan keseluruhan selesai.
4.
Setelah selesai pekerjaan atau sesuai petunjuk Pengawas dan Pemberi Tugas, angkat dan pindahkan mock-up keluar site.
Perawatan dan Penyimpanan 52/123
Angkat, simpan, dan jaga setiap unit untuk menghindari kerusakan. Peganglah dengan peti kayu untuk menghindari kerusakan dan pinggirannya.
pada
ujung
Lindungi batu alam untuk menjaga jangan sampai staining (pudar warna/rusak), pecah, rompal, atau tergores. Bila kerusakan-kerusakan diatas sampai terjadi, maka akan ditolak baik sebelum maupun setelah dipasang. Lindungi material grouting dari lembab, mengeras, dan pudar.
1.6.
Garansi Kualifikasi Fabricator dan Installer : a. Minimum 10 tahun dengan pengalaman tertulis dalam bidang batu alam. b. Melaksanakan pekerjaan dengan skill mekanis dan pemasangan batu alam. Fabricator harus mengirimkan jaminan dimana setiap tipe batu alam yang dikirim ke site harus berasal dari satu sumber (Quarry).
2.0.
PRODUK
2.1. Bahan / Jenis a. Semua bahan merupakan produk kualitas satu dari sumber (Quarry) terpilih. b. Contoh kemasan harus diperlihatkan kepada PENGAWAS dan Pemberi Tugas dan semua batu alam yang digunakan harus sesuai dengan sample yang disetujui dan disuplai dalam kemasan asli dari pabrik. c. Extra Stock 1.
Sediakan dan kirim jumlah extra stock minimum 5 % dari setiap ukuran, warna, dan finishing dari setiap bentuk tile untuk mengganti jumlah yang rusak selama pengiriman dan pemasangan. Dan kirimkan juga extra 5 % untuk setiap tipe dan ukuran sesuai ukuran panel terbesar yang dipasang setelah selesai pekerjaan pemasangan untuk digunakan oleh Pemberi Tugas pada masa-masa yang akan datang.
2.
Kirimkan extra stock tersebut ke site sesuai petunjuk Pengawas dan Pemberi Tugas, dan pastikan dikemas dalam peti kayu untuk perlindungan dan identifikasi setiap kemasan.
2.2. Aksesori a. Anchor, Dowel, Ties, dan Cramps : Support angles, slotted cramps, straps, rods, clip dan soffit hangers, harus, dari steel heavily galvanized setelah fabrikasi. Ukuran dan konfigurasi sesuai yang dibutuhkan untuk menyangga batu alam dan beban-beban superimposed. 53/123
Bolt dan nuts (mur) harus dari stainless steel, sesuai AISI 304. b. Solusi pembersihan : tipe sesuai dengan joint batu alam, joint/hubungan antar material dan permukaan yang berdekatan. Konsultasikan dengan supplier batu alam.
2.3. Setting Material a. Fabricator yang disetujui untuk Additive Latex dan grouting adalah : Laticrete, atau setara. b. Grouting : Deskripsi : Campuran pabrik, anti-jamur, sanded, grout terdiri dari portland cement, graded quartz dan additives. Latex additive : Laticrete 4237, atau setara. Warna : dipilih oleh arsitek dari standar pabrik dan warna dengan rentang pilihan yang luas.
c. Latex modifikasi adukan portland cement - setting tebal : Portland Cement
:
Latex additive : Slurry Bond Coat : : Mortar bed Bond Coat Sand :
dari satu sumber saja, tidak pudar dan kedap udara sesuai SII 0013-81. Laticrete 4237, atau setara Laticrete 3701, atau setara. 100 % passing no. 4 sieve.
d. Elastomeric Setting Bed - setting tipis. 1. 2.
Deskripsi : kompon elastomeric dari pabrik untuk formulasi setting addesive. Produk yang disarankan : Laticrete 4237, atau setara.
e. Dry-Set Mortar - setting tipis. Adukan air dan retentive hydraulic cement.
2.4. Setting Bed Mixes a. General : Campur modifikasi latex sesuai petunjuk teknis pabrik. b. Latex modifikasi adukan tebal : a. Setting Bed 1 bagian portland cement untuk 3 bagian pasir. Pasir mungkin agak lembab jadi jangan tambahkan air untuk mencampur. Tambahkan cairan latex sesuai rekomendasi pabrik additive; atur jumlah sesuai konsistensi produk.
b. Bond Coat 1. 2 bagian portland cement untuk 1 bagian pasir. 54/123
2.
Tambahkan cairan latex sesuai rekomendasi pabrik additive, atur jumlah sesuai konsistensi produk.
2.5. Fabrication (Pembuatan) a. Toleransi pembuatan batu alam. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Toleransi untuk setiap ukuran : atau - 1,5 mm. Toleransi ketebalan : atau - 1,5 mm Toleransi bentuk persegi : atau - 1,5 mm Toleransi kerataan : 1,2 mm bila diukur dengan sisi lurus Deviasi diagonal : atau - 1,5 mm Toleransi seharusnya tidak boleh bertambah jumlahnya.
b. Ketepatan pemotongan untuk memastikan bentuk dan ukuran yang benar dan pas. c. Ketepatan hubungan pemasangan, sudut-sudut dan sisi-sisinya. d. Potong bagian belakang paralel dengan bagian muka. e. Potonglah untuk bagian sudut luar sesuai gambar, dan buatlah sisi bevel pada sisi tersebut sesuai gambar. f. Harus sudah tersedia lubang pemasangan anchor, dowels, dan perlengkapan lain untuk sink, dan mortise. g. Pasang penyangga batu alam dan blocking dengan stainless steel pin dan adhesive epoxy. h. Sediakan potongan pekerjaan lain.
dan drilling sesuai kebutuhan untuk
menerima
bagian
i.
Dalam pemotongan dan pengepasan, dengan hati-hati potong dan haluskan permukaan tanpa mengurangi kekuatan atau penampilan bahan.
j.
Tambalan atau pengisian daerah berlubang untuk menutupi kesalahan tidak diijinkan.
k. Hubungan batu alam dengan pekerjaan struktural harus di check lagi pada gambar. Tonjolan marmer pada pekerjaan struktural harus memiliki bentuk yang sesuai dengan penyangga (support).
2.6. Finishing
a. Batu Alam Finish natural (cleft), difinish dengan clear polyurethane based coat. b. Semua finish exposed, sisi bevel, dan permukaan-permukaan lain harus difinish untuk memberi sisi muka.
55/123
c. Semua permukaan harus bersih, tidak pudar dengan memakai non-staining water-repellant coating sesuai persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas.
3.0.
PENERAPAN
3.1. Pemeriksaan a. Periksa kondisi pemasangan dan proses dengan pekerjaan-pekerjaan terkait. b. Perhitungkan bahwa item-item pekerjaan lain yang terkait dapat diukur dan ditempatkan dengan baik. c. Dinding-dinding toilet dan area basah interior lain harus dipastikan memiliki pasangan trasraam setinggi 1,5 m dari permukaan lain.
3.2. Persiapan a. Bersihkan marmer sebelum pemasangan. Jangan gunakan sikat kawat atau implemen yang dapat merusak permukaan yang diexpose. b. Bersihkan permukaan yang akan dipasang batu alam. Pastikan permukaan tersebut sudah kuat, kering, bersih, dan bebas dari minyak atau bekas lemak, adukan, tanah atau kotoran-kotoran asing. c. Siapkan permukaan sesuai dengan instruksi pabrik yang memasang bahan atau additive yang telah dipakai. d. Bersihkan permukaan beton dengan grinda apabila diperlukan agar betul-betul dapat menghilangkan kompon atau material lain yang mengganggu perekat (bond) dalam setting material. e. Pada lokasi dimana terdapat pola batu alam, pola-pola tersebut harus diberi tanda untuk mempersiapkan sebelum pemasangan.
3.3.
Pemasangan a. Umum 1.
Toleransi : tidak melebihi 3 mm dalam 3000 mm. Variasi kerataan dan level : atau - 25 % Joint size : 1,5 mm maximum Step in face : 1,5 mm maximum Jog in alignment at edge Toleransi tidak bertambah dalam jumlah.
2.
Material Batu alam yang akan dipasang harus digelar terlebih dahulu dilantai untuk mendapatkan persetujuan keseragaman corak / pola uratnya serta sortir quality tile oleh Pengawas dan Pemberi Tugas.
3.
Bersihkan batu alam/batuan dengan membasahi dengan air bersih sebelum di set dalam pekerjaan; khusus untuk pemasangan basah.
56/123
4.
Pasanglah tile dengan rata, level, lurus dan benar dengan hubungan keseluruhan. Kelurusan permukaan tile harus pada sisi luarnya.
5.
Jangan memasang tile yang rompal, retak, atau pudar atau tidak baik; hal ini akan ditolak.
6.
Sediakan dan set anchor, dowel, ties dan hal-hal lain yang dibutuhkan untuk memperkokoh pasangan. Setel angker pada posisi yang baik dan tidak kurang dari jarak yang diijinkan. Pasang tile untuk memungkinkan pergerakan bergeser, menciut/memuai, dan ekspansi termal dan kontraksi.
7.
Jangan menggunakan aluminium, plastik atau penumpu dari kayu.
8.
Berikan hubungan yang rata, dalam toleransi yang diijinkan/spesifikasi, pada permukaan antara pasangan yang berdekatan untuk menghasilkan hubungan baik dan maksimal.
9.
Potong dengan tepat dan akurat, lubangi dan sesuaikan batu alam untuk hardware, outlet, fixture, fitting dan pekerjaan-pekerjaan lain yang menempel pada batu alam.
10.
Dalam memotong dan mengepas, dengan hati-hati potong sisi-sisi dan digrinda untuk ketepatan; pemotongan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan atau penampilan marmer.
11.
Pastikan bahwa outlet sudah ditempatkan pada tengah-tengah pasangan batu alam kecuali ditunjukkan lain pada gambar. Bila outlet/lubang tidak ditunjukkan pada gambar, harus dibuatkan oleh kontraktor instruksi secara detail sesuai lokasi yang ditunjukkan oleh arsitek.
12.
Untuk pemasangan batu alam pada dinding dengan sistim basah (adukan) harus diperkuat dengan anchor. Posisi anchor harus tepat pada balok atau kolom praktis sehingga kuat. Untuk naad selebar 75 mm dan diisi dengan lay-in stainless steel, pasangan batu alam pada ujung-ujungnya harus diperkuat / diakhiri dengan plat siku zynchromate base supaya kuat dan rapi.
b. Sistem Basah Metode Latex modifikasi adukan tebal : 1. Tuangkan adukan yang tebal pada beton. 2. Periksa dengan menusuk-nusuk dan padatkan adukan untuk menghasilkan density yang sama. 3. Terapkan adukan "skim coat" dalam komposisi yang sama dengan adukan pasangan pada setiap tile segera sebelum penempatan pada adukan tersebut.
c. Grouting 1. 2.
Naad / siar harus digrouting sedapat mungkin setelah adukan terpasang batu alam tile. Ikuti petunjuk pabrik dalam persiapan dan penerapan. 57/123
3. 4. 5. 6. 7.
Basahkan unit batu alam tile sebelum di grouting. Finish grouting rata dengan permukaan tile. Goreskan siar/naad dengan rata dan agak cekung. Isi gap dan ditusuk-tusuk untuk mendapatkan finish joint yang memiliki warna yang sama, halus dan tanpa lubang, cukilan atau bintik lubang. Rawatlah grouting dengan menjaga kondisi kelembabannya selama minimum 72 jam.
d. Control Joints 1.
Lakukan control joints dimana pasangan batu alam tile tertahan / berakhir seperti pada dinding perimeter, kansteen, kolom-kolom, pojok-pojok dinding, yang secara langsung joint terhenti dan tidak terkontrol, juga pada lokasi diatas balok beton atau pada lokasi-lokasi lain sesuai yang ditunjukkan pada gambar.
2. Berilah control joints (naad-naad tegak lurus dan sama permukaan horizontal maksimum 500 mm pada setiap arah. 3.
Keroklah dan goretlah lantai beton atau bagian memperkuat rekatan adukan.
lebar)
struktur lain
pada
untuk
3.4. Penyetelan, Pembersihan dan Sealing a. Pindahkan dari lokasi batu alam tile yang memiliki cacat-cacat berikut : 1. 2. 3. 4.
Patah, rompal, pudar atau rusak. Joints yang jelek dan rusak Pasangan batu alam tidak sesuai dengan sample yang sudah disetujui maupun mock-up yang disetujui. Permukaan (grain) batu alam tidak sesuai dengan yang dibutuhkan/spesifikasi.
b. Gantilah jenis/tipe batu alam dengan yang baru agar sesuai dengan sample dan mock-up yang disetujui tanpa mencolok dalam pemindahannya. c. Bersihkan permukaan batu alam setelah dipasang, digrouting, dan dirawat secara menyeluruh. Gunakanlah prosedur yang direkomendasikan oleh fabrikator batu alam untuk perawatan dan pembersihan ini.
3.5. Perlindungan a. Lindungi permukaan batu alam, sisi-sisinya dan pojok-pojoknya dari kerusakan. Gunakanlah dan pasang pengaman kayu, plywood atau corboard untuk melindungi dari kerusakan. b. Sebelum pemeriksaan secara menyrluruh, pindahkan / buka pelindung dan bersihkan permukaan sesuai prosedur, bahan yang direkomendasikan oleh fabrikator batu alam.
58/123
SPESIFIKASI TEKNIS II. STRUKTUR
59/123
PASAL 1 - PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENGUKURAN BAGIAN 1 1.1.
DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN A. B.
1.2.
UMUM
Ketentuan Umum dalam Kontrak, termasuk Persyaratan Umum dan Tambahan Gambar Rencana
LINGKUP PEKERJAAN A.
Pengukuran site, pematokan, setting out as bangunan, posisi bangunan dan garis batas bangunan.
B.
Pengendalian erosi, pengendapan lumpur dan debu.
C.
Proteksi sementara pada batas lahan, struktur, patok dan tugu pengukuran.
D.
Pembuangan sisa bahan, termasuk perijinannya.
E.
Relokasi pagar sementara dan pembangunan pagar sementara.
F.
Persiapan jalan kerja sementara
G. Proteksi kabel PLN, pipa air, telepon dan utilitas lainnya. H. 1.3.
1.4.
Pembersihan lapangan dan grubbing.
PENYERAHAN DOKUMEN A.
Proposal teknis mengenai metode pengukuran dan gambar kerja diserahkan ke Pengawas sebelum pengukuran.
B.
Gambar pengukuran site, patok dan semua tanda letak dan data koordinat serta elevasi patok ukur, diserahkan kepada Pengawas setelah pengukuran.
C.
Proposal pengaturan lapangan, termasuk layout pekerjaan, jalan yang mungkin dan diijinkan untuk peralatan dan material, dari dan ke proyek.
D.
Laporan kalibrassi alat ukur optis dari biro yang berwenang harus diserahkan kepada Pengawas sebelum mulai pekerjaan.
PENYERAHAN PEKERJAAN A.
Sumbu dan titik referensi di-set pada lahan dan bereferensi terhadap patok tetap, untuk menunjukkan as bangunan dan elevasi, lengkap dengan sistem identifikasinya. Kontraktor bertanggung jawab atas segala ketidak-sesuaian pengukuran. Sumbu dan titik referensi harus dijaga/pelihara sampai penyerahan pertama pekerjaan.
B.
Sistem pengendalian erosi, pengendapan lumpur dan debu dipersiapkan oleh Kontraktor dan dipelihara sampai penyerahan pekerjaan tanah.
60/123
BAGIAN 2 - PRODUK 2.1.
PATOK DAN TANDA REFERENSI A.
Patok utama dibuat dari tugu beton dengan cukup dalam dan stabil.
B.
Sumbu referensi posisi bangunan dibuat dari kayu tahan cuaca.
C.
Papan referensi elevasi dari kayu meranti.
D.
Semua tanda permanen menggunakan cat warna terang dan tahan cuaca.
2.2. JALAN KERJA SEMENTARA A. Perkerasan jalan kerja menggunakan batu pecah dengan gradasi yang baik.
BAGIAN 3 - PELAKSANAAN 3.1.
PENGUKURAN A.
Garis sepadan bangunan dan patok resmi kota ditentukan dengan kerjasama dengan pejabat yang berwenang, pada awal pengukuran.
B.
Datum utama dan sekunder
C.
1.
Sebagai level referensi, patok yang ada di lapangan digunakan sebagai referensi. Patok permanen dibuat dari beton, dan diikat serta ditandai dengan teliti, dan dijaga sampai akhir pelaksanaan pekerjaan pembangunan. Titik referensi ini merupakan referensi semua pengukuran level bangunan dan site.
2.
Pengukuran titik dan level lainnya dikerjakan secara teliti mengunakan alat water-level dan theodolit yang telah dikalibrasi.
3.
Kontraktor harus memberi tahu Pengawas secara tertulis setiap ketidaksesuaian antara gambar dan kondisi site dan jika menemui keraguan atas patok referensi.
4.
Kontraktor bertanggung jawab atas semua hasil pengukuran. Pengawasan oleh Pengawas resmi tidak melepaskan tanggungjawab Kontraktor.
Papan Referensi Elevasi 1 . Papan referensi bangunan dibuat dari kayu dengan cukup kestabilan dan fix pada posisinya. 2.
Tanda referensi bangunan dibuat dari kayu dan sedikitnya mempunyai lebar 150 mm dan tebal 20 mm.
3.
Referensi elevasi bangunan sama dengan datum utama, kecuali ditentukan lain. 61/123
D.
3.2.
4.
Setelah selesai pemasangan referensi bangunan, Kontraktor harus melaporkan kepada Pengawas untuk inspeksi dan persetujuan.
5.
Semua tanda yang menunjukkan as dan elevasi harus dibuat dari cat terang dan tahan cuaca, menggunakan simbol standard yang disetujui Pengawas.
Pengukuran Site 1.
Kontraktor harus memulai pekerjaan berpedoman pada as utama dan as referensi seperti yang terlihat pada rencana tapak dan bertanggung jawab penuh atas hasil pengukuran. Cross check pengukuran patok harus mencakup elevasi jalan yang ada, as jalan dan bangunan yang ada disekelilingnya.
2.
Kontraktor harus menyediakan material, alat dan tenaga kerja, termasuk juru ukur yang berpengalaman, dan setiap saat diperlukan harus siap mengadakan pengukuran ulang.
3.
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk melindungi dan memelihara patok utama selama pekerjaan pembangunan. Kontraktor bertanggung jawab untuk memelihara patok sekunder dilapangan dengan jumiah dan posisi sesuai pengarahan Pengawas.
JALAN KERJA SEMENTARA A. Kontraktor harus memeriksa keadaan lapangan yang ada untuk menentukan jalan kerja yang memungkinkan dan diijinkan dalam batas site dan sekelilingnya. B. Jalan kerja sementara harus dipadatkan menggunakan perkerasan sementara berupa batu pecah padat.
3.3.
PAGAR BATAS SITE A.
Pagar batas yang ada di lapangan harus direlokasi sesuai batas site yang baru. Jika material tidak cukup harus disediakan material tambahan baru.
B.
Pagar harus dilengkapi dengan penyangga kayu setiap jarak kira-kira 2 meter, dengan ketinggian dan bentuk yang sama seperti pagar sementara yang ada.
3.4. PEMBERSIHAN SITE A.
Kontraktor harus membersihkan site dan mengadakan improvement sebelum pelaksanaan proyek, dan membuang semua sisa material selama dan setelah pekerjaan.
B.
Mengatur operasi pembersihan site untuk menjamin sesedikit mungkin bersentuhan dengan kepentingan jalan umum, trotoir dan fasilitas yang digunakan lainnya tanpa ijin dari pihak yang berwenang.
C. Menyediakan perlindungan yang diperiukan untuk mencegah kerusakan disekeliling pekerjaan. 62/123
D. Site dibersihkan dari tanaman, sisa akar dan vegetasi lainnya, kecuali dinyatakan untuk ditinggal. E.
Buang sisa bangunan untuk memungkinkan penggalian yang direncanakan.
F.
Singkirkan pipa bawah tanah dan kabel pada lokasi rencana galian.
G. Angkut sisa material dan material tanah yang tidak sesuai untuk pekerjaan tanah. H. Selama pekerjaan, Kontraktor harus memelihara kebersihan site dan mengatur penimbunan tanah, bahan, alat, untuk memungkinkan kelancaran pelaksanaan pekerjaan. 1. Setelah pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan site dari sisa material dan melakukan demobilisasi peralatan dari site proyek. Pekerjaan pembersihan harus disetujui Pengawas sebelum penyerahan pekerjaan.
63/123
PASAL 2 - PEKERJAAN TANAH
BAGIAN 1 U M U M 1.1.
DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN A. Ketentuan Umum dalam Kontrak, termasuk Persyaratan Umum dan Tambahan, berlaku untuk pasal ini.
1.2.
B.
Gambar rencana
C.
Laporan penyelidikan tanah.
LINGKUP PEKERJAAN A.
Pasal ini mencakup lingkup sebagai berikut: 1.
Galian dan urugan untuk basement dan struktur bangunan.
2.
Persiapan dan grading subgrade, subbase, dan base course untuk jalan orang sementara, perkerasan, dan jalan kerja.
3.
Sistem drainage sementara dalam batas tapak bangunan.
4.
Tempat pencucian roda truck yang akan masuk ke jalan umum.
1.3. DEFINISI
A.
Penggalian terdiri dari pemindahan material dihitung sampai elevasi subgrade, dan memindahkan material yang akan dipakai kembali ataupun dibuang.
B.
Subgrade: Permukaan yang paling atas dari suatu galian atau permukaan teratas suatu urugan atau urugan kembali yang langsung dibawah subbase, urugan drainage, atau material topsoil.
C.
Borrow: Material tanah yang diperoleh dari luar site, jika material tanah yang sesuai dan disetujui tidak cukup tersedia dari galian.
D.
Subbase Layer: Lapisan yang terletak antara subgrade dan lapisan base dalam sistem perkerasan, atau lapisan yang terletak antara subgrade dan lapis permukaan suatu perkerasan atau jalan orang.
E.
Base Course: Lapisan yang terletak diatas subbase dan dibawah lapis permukaan pavement dalam suatu sistem perkerasan.
F.
Urugan Drainage: Lapisan dari bahan butiran yang dicuci, menyangga slab-ongrade, yang dipasang untuk memotong aliran kapilaritas keatas air pori.
64/123
G. Galian tanpa otorisasi berupa memindahkan material diluar elevasi subgrade atau dimensi yang dinyatakan tanpa petunjuk Pengawas. Galian tanpa otorisasi, sebagaimana pekerjaan perbaikan yang diperintahkan oleh Pengawas, biayanya harus ditanggung Kontraktor. H.
Struktur: Bangunan, pondasi, dinding penahan tanah, pelat, tangki, kanstin, bagian mekanikal elektrikal, atau benda tetap lainnya buatan manusia yang dibangun diatas atau dibawah permukaan tanah.
I. Utilitas, termasuk pipa bawah tanah, konduit, duct, dan kabel, maupun jaringan bawah tanah dalam batas tapak bangunan.
1.4.
PENYERAHAN DOKUMEN A.
Umum: Serahkan ha]-hal berikut sesuai persyaratan Kontrak.
B.
Data produk berikut: A. B.
C.
Segala jenis pita peringatan bahaya (warning tape) plastik. Kain filter (filter fabric).
Sample berikut: 1.
10 kg sampel, dalam tempat kedap udara yang di-seal, untuk setiap bahan tanah urugan dan urugan kembali yang diusulkan, berasal dari site ataupun sumber borrow.
D. Proposal teknis pekerjaan tanah terdiri dari pentahapan pekerjaan tanah, method statement, daftar peralatan berat dan dumptruck, analisa kebutuhan peralatan berat (analisa kuantitas). 1. Laporan test: Sebagai tambahan terhadap laporan test yang disyaratkan untuk quality control, serahkan hal berikut ini: 2. Analisa laboratorium untuk setiap jenis material tanah yang diusulkan untuk urugan dan urugan kembali yang berasal dari site ataupun sumber borrow. 3. Sebuah grafik kadar air optimum - kepadatan maksimum untuk setiap jenis material tanah. 4. Laporan unconfined compressive strength yang sebenar-nya dan/atau hasil bearing test untuk setiap lapisan tanah yang ditest. F.
Foto struktur dan bangunan existing yang berdekatan.
1.5. PENGENDALIAN MUTU
A.
Pedoman dan Standard: Lakukan pekerjaan tanah sesuai dengan persyaratan instansi yang berwenang.
65/123
1.6.
B.
Jasa testing dan pemeriksaan: Pemberi Tugas akan menugaskan agen testing geoteknik independen yang qualified untuk mengkiasifikasikan tanah yang berasal dari site dan borrow yang diusulkan, untuk memeriksa apakah tanah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dan untuk melakukan test lapangan dan test laboratorium.
C.
Compaction test di lab untuk mengukur kepadatan kering maksimum dan kadar air optimum, dan CBR-test untuk setiap jenis tanah yang dipadatkan.
D.
Compaction test lapangan, satu untuk setiap area spesifik tertentu.
KONDISI PROYEK A.
Periksa kondisi lapangan dan laporan penyelidikan tanah selama tender untuk mendapatkan gambaran material galian, dan untuk memperkirakan jumlah pekerjaan tanah. Data keadaan permukaan dan bawah permukaan disediakan untuk kemudahan. Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab atas interpretasi dan kesimpulan berdasarkan data tersebut oleh Kontraktor.
B.
Utilitas yang ada: Jangan. memutus utilitas yang ada, yang melayani fasilitas yang masih digunakan oleh Pemberi Tugas atau lainnya, kecuali jika ada ijin tertulis dari Pengawas, dan hanya setelah jaringan utilitas sementara yang disetujui selesai diadakan. 1.
C.
Berikan dalam waktu 48 jam, suatu catatan untuk Pengawas, dan terima catatan tertulis untuk memutus setiap utilitas.
Bongkar dan singkirkan dari site jaringan utilitas bawah tanah yang ada, yang dinyatakan untuk dibongkar. koordinasi dengan perusahaan utilitas untuk menutup jaringan jika jalur masih aktif.
66/123
BAGIAN 2 - PRODUK 2.1.
UMUM
A. Gunakan material tanah borrow yang disetujui dari luar site, jika material tanah yang disetujui tidak cukup tersedia di site. B. Material tanah yang baik: ASTM D 2487 klasifikasi tanah kelompok GW, GP, GM, SP, dan SM, bebas batu atau kerikil yang lebih besar dari 50 mm dalam semua dimensi, debris, waste, material beku, tanaman, dan bahan yang merugikan. C. Material tanah yang tidak baik: ASTM D 2487 klasifikasi tanah kelompok GC, SC, ML, MH, CL, CH, OL, OH dan PT. D. Material urugan: Material tanah yang baik. E. Bahan subbase dan base: Campuran bergradasi asli atau buatan dari koral atau batu pecah (split), ASTM D 2940, dengan sedikitnya 95 persen lolos pada suatu saringan 1-1/2 inch dan tidak lebih dari 8 persen melewati suatu saringan no 200. F. Urugan yang direncanakan secara teknis: Material Subbase dan Base. G. Material dasar (bedding): Material subbase dan base dengan 100% melewati suatu saringan 1-inch dan tidak lebih dari 8 persen melewati suatu saringan no 200. H. Urugan drainage: Campuran batu pecah, atau kerikil pecah ataupun bulat, yang bergradasi, ASTM D 448, agregat kasar dengan gradasi ukuran 57, dengan 100% melewati saringan 1-1/2 inch dan tidak lebih dari 5 persen melewati saringan no. 8. 1. Material saringan: Campuran kerikil asli ataupun pecah dan batu pecah, yang bergradasi baik, dengan 100 % melewati suatu saringan 1-1/2 inch, dan 0 sampai 5 persen melewati saringan no.8 J. Urugan impervious: Campuran kerikil beriumpur dan pasir yang mampu dipadatkan sampai suatu keadaan padat.
2.2.
ACCESORIES A.
Warning tape (pita tanda bahaya): Warning tape Polyethylene film tahan asam dan alkali yang diproduksi untuk menandai dan identifikasi utilitas bawah tanah, lebar 150 mm dan tebal minimum 4 mil, secara kontinu menyatakan jenis utilitas, dengan inti metal dicetak dalam suatu selubung pelindung supaya anti karat, dapat dideteksi dengan metal detector jika tape tertanam sampai 50 - 150 mm dalamnya. 1 . Warna tape: Beri warna tape sesuai penggunaannya sebagai berikut: a. Merah b. Kuning c. Oranye d. Hijau
: Listrik : Gas, minyak, uap, dan bahan berbahaya. : Telepon dan komunikasi lainnya. : Sistem air kotor.
67/123
B. serat
Kain filter (filter fabric): Kain geotextile nonvoven polypropylene, nylon atau polyester, atau kombinasinya, sesuai standard pabrik. 1. Gunakan kain filter yang sesuai atau melebihi sifat fisik minimum menurut daftar yang ditentukan dibawah sesuai ASTM D 4759 dan metode test standard dengan referensi dalam tanda kurung: a. Grab tensile strength (ASTM D 4632) : 50 kg. b. Apparent Opening Size (ASTMD4751) : #100 Saringan US Standard c. Permeabilitas (ASTM D 4491) : 600 liter per menit per m2.
BAGIAN 3 - PELAKSANAAN 3.1.
3.2.
PERSIAPAN A.
Lindungi struktur, utilitas, trotoir, perkerasan, dan fasilitas lain dari kerusakan, yang disebabkan oleh penurunan, gerakan lateral, galian lubang, dan bahaya lainnya yang disebabkan oleh pekerjaan tanah.
B.
Gunakan pengendali erosi untuk mencegah erosi atau perpindahan tanah dan aliran air yang membawa tanah atau aliran udara yang membawa debu, ke wilayah dan trotoir berdekatan.
C.
Setting out dan pengukuran merupakan tanggung jawab Kontraktor. Level site dan kontur dianggap sebagai berreferensi pada patok utama. Catat secara tertulis untuk setiap ketidaksesuaian atau keraguan atas akurasi patok, sebelum mulai pekerjaan tanah. Klaim atas ketidak sesuaian pengukuran akan diperhatikan.
DEWATERING A. Cegah air permukaan dan air bawah permukaan atau air tanah memasuki galian, dari genangan diatas subgrade dan dari banjir di site proyek dan daerah sekelilingnya. B. Lindungi subgrade dan tanah pondasi dari pelunakan dan kerusakan akibat hujan atau akumulasi air.
3.3.
PENGGALIAN A.
Bahan peledak: Jangan gunakan bahan peledak.
B.
Galian yang tidak diklasifikasikan: Galian tidak diklasifikasikan dan termasuk penggalian sampai elevasi subgrade yang dikehendaki, tanpa melihat sifat material dan hambatan yang dihadapi.
C.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggalian, sesuai dengan ketentuan instansi yang berwenang.
D.
Hambatan selama penggalian: 1.
Semua pohon, semak, tumbuh-tumbuhan, bangunan, utilitas yang tidak terpakai, dan hambatan lainnya harus dibuang keluar atas biaya Kontraktor. 68/123
3.4.
2.
Utilitas yang terpakai harus dilindungi dan dijaga dalam keadaan baik.
3.
Beritahu Pengawas secara tertulis jika menemukan hambatan tertentu.
STABILITAS GALIAN A.
lkuti peraturan (code), kebiasaan, dan persyaratan instansi yang berwenang setempat untuk mempertahankan penggalian yang stabil.
B.
Stabilitas permukaan tanah selama penggalian harus menjadi tanggung jawab Kontraktor. Sistem penahan tanah harus dibuat jika diperlukan.
C.
Kontraktor harus membangun dan memelihara semua tebing dan penggalian yang termasuk dalam kontrak, memperbaiki semua kelongsoran selama masa kontrak dan masa pemeliha-raan.
D.
Semua permukaan tanah bertalud harus dilindungi.
3.5. PENGGALIAN UNTUK STRUKTUR A.
Gali sampai elevasi dan dimensi yang dinyatakan dalam suatu toleransi plus atau minus 30 mm. Perluas galian sampai suatu jarak yang memadai dari struktur untuk memasang dan membongkar bekisting beton, memasang jaringan utilitas dan konstruksi lainnya, dan untuk pengawasan. 1 . Penggalian untuk umpak dan pondasi dangkal: Jangan mengganggu dasar galian. Gali dengan tangan sampai mencapai kedalaman akhir segera sebelum meletakkan tulangan beton. Potong dasar sampai as dan permukaan yang disyaratkan supaya menghasilkan dasar yang solid untuk menerima pekerjaan lainnya.
3.6.
2.
Pondasi tiang: Hentikan penggalian antara 150 sampai 300 mm diatas dasar pondasi sebelum tiang terpasang. Setelah tiang-tiang dipancang, singkirkan material yang longgar dan lepas. Gali sampai kedalaman akhir, menghasilkan dasar yang solid untuk menerima pile cap beton.
3.
Penggalian untuk tangki bawah tanah, kolam, dan galian mekanikal elektrikal, Gali sampai mencapai elevasi dan ukuran yang dinyatakan dalam suatu toleransi plus atau minus 30 mm. Jangan ganggu dasar galian yang dimaksudkan untuk permukaan pendukung.
PENGGALIAN UNTUK TROTOIR DAN PERKERASAN JALAN A.
Gali permukaan dibawah trotoir dan perkerasan sampai penampang melintang, elevasi dan kemiringan yang ditentukan.
3.7. PENGGALIAN UNTUK JALUR UTILITAS A.
Gaii trench sampai kemiringan, as, kedalaman dan elevasi dasar yang ditentukan.
69/123
B.
Gaii trench dengan lebar yang sama dan memberikan suatu jarak bebas yang cukup pada masing-masing masing-masin g sisi pipa dan konduit. Gali dinding trench secara vertikal dari dasar trench sampai 300 mm lebih tinggi dari puncak pipa atau konduit, kecuali ditentukan lain. 1. Jarak bebas : 300 mm pada masing-masing sisi pipa atau konduit. 2. Jarak bebas : seperti ditentukan.
C. Dasar trench: Gali dan bentuk dasar trench supaya memberikan dukungan dan tumpuan pipa dan konduit yang merata. Bentuk subgrade supaya memberikan tumpuan yang menerus untuk bell, sambungan, dan barrel pipa dan untuk sambungan, fitting, fitting, dan badan konduit. konduit. Singkirkan Singkirkan batu dan benda tajam tajam untuk menghindari beban terpusat. 1 . Untuk pipa atau konduit dengan diameter nominal kurang dari 150 mm dan dasar datar, unit konduit duct ganda, gali dengan tangan dasar trench dan sangga pipa dan konduit diatas suatu subgrade yang tidak terganggu. 2.
Untuk pipa atau konduit dengan diameter nominal 150 mm atau atau lebih besar, bentuk dasar trench untuk untuk menyangga dasar dasar 90 derajat dari keliling keliling pipa. Isi legokan dengan timbunan pasir yang dipadatkan.
3.
Jika terdapat terdapat cadas atau permukaan penyangga yang keras, keras, gaii gaii trench trench 150 mm dibawah elevasi dasar untuk menerima lapisan dasar.
3.8. PERSETUJUAN SUBGRADE
3.9.
A.
Beritahu Pengawas Pengawas jika penggalian penggalian sudah mencapai subgrade yang yang dikehendaki. dikehendaki.
B.
Jika Pengawas menentukan menentuka n bahwa terdapat tanah yang kurang baik yang tak terduga, lanjutkan penggalian dan ganti dengan urugan kembali yang dipadatkan atau urug material seperti yang diperintahkan.
C.
Bentuk kembali kembali subgrade subgrade yang rusak akibat akibat hujan, akumulasi akumulasi air, air, atau kegiatan konstruksi, seperti yang diperintahkan oleh Pengawas. Pengawas.
PENGGALIAN TANPA OTORISASI
A. Urug galian tanpa otorisasi otorisasi dibawah pondasi pondasi atau dasar dinding dinding dengan dengan cara memperdalam elevasi dasar pondasi beton yang ditentukan sampai dasar galian, tanpa mengubah elevasi puncak yang yang disyaratkan. Urugan beton tumbuk boleh digunakan untuk mepertinggi elevasi sampai posisi yang memadai jika disetujui oleh Pengawas. 1. Urug galian tanpa otorisasi dibawah kontraktor kontrakt or lainnya seperti diperintahkan Pengawas. B. Jika lebar trench utilitas melebihi apa yang ditentukan, gunakan pipa penguat atau prosedur pemasangan khusus, seperti disyaratkan oleh Pengawas.
3.10.
PENYIMPANANMATERIALTANAH A. Timbun material galian yang disetujui untuk pengurugan kembali kembali dan material tanah urug, termasuk material borrow yang disetujui. Timbun material tanah tanpa saling mencampur. mencampur. Tempatkan, ratakan ratakan dan bentuk bentuk timbunan untuk mengalirkan mengalirkan air permukaan. permukaan. Tutupi untuk mencegah abu abu akibat tiupan angin. angin. 70/123
1.Timbun material tanah jauh dari tepi galian. Jangan simpan dalam batas tetesan hujan dari pohon yang tersisa.
3.11.
URUGAN A.
Persiapan: Buang tumbuh-tumbuhan, tumbuh-tumbuhan, topsoil, puing, material tanah basah dan material tanah yang kurang baik, hambatan, dan material lepas dari permukaan tanah sebelum menempatkan urugan. 1.
Bajak atau kupas kupas permukaan permukaan miring yang yang lebih curam dari 1 vertikal vertikal banding 4 horisontal sehingga material urugan akan melekat dengan permukaan yang ada.
B.
Jika subgrade atau permukaan tanah yang ada yang akan menerima urugan mempunyai kepadatan kurang dari yang disyaratkan untuk urugan, kupas permukaan tanah sampai kedalaman yang diperlukan, gemburkan, lembabkan atau keringkan tanah dan padatkan kembali sampai kepadatan yang disyaratkan.
C.
Tempatkan material urugan dalam lapisan-lapisan sampai disyaratkan untuk setiap lokasi menurut daftar dibawah ini.
elevasi
yang
1.
Dibawah rumput, gunakan bekas galian yang baik atau material tanah borrow. 2. Dibawah trotoir dan perkeraan, gunakan material subbase dan base, atau bekas galian yang baik atau material tanah borrow. 3. Dibawah tangga dan ramp, gunakan material subbase. 4. Dibawah pelat bangunan dan pondasi, gunakan urugan yang direncanakan direncanaka n secara teknis.
3.12.
PENGENDALIAN KADAR AIR A.
Secara merata lembabkan atau kering-kan subgrade dan setiap urugan berikutnya atau lapisan pengurugan kembali sebelum pemadatan sampai dalam batas 2 persen dari kadar air optimum. 1 . Jangan menempatkan menempatk an material urugan kembali atau ata u urugan diatas permukaan yang berlumpur. 2.
Buang dan ganti, atau garuk dan kering-udarakan kering- udarakan material tanah yang baik yang terialu basah untuk dipadatkan sampai kepadatan yang disyaratkan.Timbun atau sebar dan keringkan material tanah yang baik tetapi disingkirkan karena basah.
3.13. PEMADATAN A. Tempatkan material material urugan kembali dan urugan urugan dalam lapisan-lapisan lapisan-lapisan tidak tidak lebih dari ketebalan longgar 200 mm untuk material yang dipadatkan dengan alat berat, dan tidak lebih dari ketebalan longgar 100 mm untuk material yang dipadatkan dengan tamper yang dioperasikan dengan tangan.
71/123
B.
C.
3.14.
Tempatkan material urugan kembali dan urugan urugan bahkan bahkan pada pada semua semua sisi struktur sampai elevasi yang disyaratkan. disyaratk an. Tempatkan urugan kembali dan urugan secara merata sepanjang panjang penuh setiap sisi struktur.
Persyaratan Persyarat an Persentase terhadap Kepadatan Kering Maksimum: Padatkan tanah sampai tidak kurang dari persentase terhadap kepadatan kering maksimum berikut ini sesuai ASTM D 1557: 1.
Dibawah struktur, strukt ur, pelat bangunan, tangga dan perkerasan, perkeras an, padatkan 300 300 mm teratas dibawah subgrade dan setiap lapisan material urugan kembali dan urugan pada 95 persen kepadatan kering maksimum.
2.
Dibawah trotoir, trotoir , padatkan 150 mm teratas dibawah subgrade dan setiap lapisan material urugan kemmbali dan urugan pada 95 persen kepadatan kering maksimum.
3.
Dibawah lapangan dan area yang tidak diperkeras, padatkan 150 mm teratas dibawah subgrade dan setiap lapisan material urugan kembali dan urugan pada 90 persen kepadatan kering maksimum.
GRADING
A. Umum : Secara merata, merata, ratakan bidang bidang sampai suatu permukaan permukaan yang halus, halus, bebas dari peralihan permukaan yang tidak beraturan. Sesuaikan dengan persyaratan pemadatan dan ratakan penampang melintang, as dan elevasi yang ditentukan.
B.
1.
Buat suatu peralihan yang halus antara permukaan permukaan asli yang berdekatan dengan permukaan yang baru.
2.
Buang bagian yang lemah, urug bagian yang rendah, dan potong bagian yang tinggi supaya sesuai dengan toleransi permukaan yang disyaratkan.
Site grading: grading: Miringkan permukaan supaya dapat dapat mengalir-kan mengalir-kan air keluar keluar dari bangunan dan mencegah genangan. Selesaikan subgrade sampai elevasi yang disyaratkan dalam batas toleransi berikut ini: 1. 2. 3.
C.
3.15.
Lapangan atau area tanpa perkeraan: plus atau minus 30 mm. Trotoir: plus atau minus 30 mm. Perkeraan: plus atau minus 12,5 mm.
Grading didalam garis batas bangunan: selesaikan subgrade sampai suatu toleransi 12,5 mm jika diuji dengan mistar 3 meter.
LAPISAN BASE DAN SUBBASE A. Dibawah perkerasan dan trotoir, tempatkan material lapisan subbase diatas subgrade yang yang dipersiapkan. dipersiapkan. Tempatkan material material lapisan base diatas subbase sampai perkerasan.
72/123
1.
Padatkan lapisan subbase dan base pada kadar air optimum sampai permukaan, as, penampang melintang dan tebal yang disyaratkan sampai tidak kurang dari 95 persen terhadap kepadatan relatif ASTM D 4254.
2.
Bentuk subbase dan base sampai elevasi puncak dan kemiringan permukaan melintang yang disyaratkan. 3. Jika tebal padat lapisan subbase dan base 150 mm atau kurang, tempatkan material dalam lapisan tunggal. 4. Jika tebal padat lapisan subbase dan base melebihi 150 mm, tempatkan material dalam lapisan yang sama, dengan tidak ada lapisan yang melebihi tebal 150 mm atau kurang dari 75 mm jika dipadatkan.
B.
3.16.
Bahu perkerasan: Tempatkan bahu sepanjang tepi lapisan subbase dan base untuk mencegah pergerakan lateral. Bangun bahu sedikitnya dengan lebar 300 mm menggunakan material tanah yang disetujui dan padatkan secara bersamaan dengan masing-masing lapisan subbase dan base.
QUALITY CONTROL LAPANGAN A.
Jasa agen testing: Agen testing memeriksa dan melakukan test setiap subgrade dan setiap lapisan urugan dan urugan kembali. Jangan lanjutkan pekerjaan sampai hasil test untuk pekerjaan yang diselesaikan terlebih dahulu dinyatakan sesuai dengan persyaratan. 1 . Lakukan test kepadatan lapangan sesuai dengan ASTM D 1556 (metode sand cone), ASTM D 2167 (metode rubber ballon), atau ASTM D 2937 (metode drive cylinder), berdasarkan penerapan yang sesuai.
B.
3.17.
2.
Subgrade pondasi: Pada subgrade pondasi, lakukan sedikitnya satu test untuk setiap lapisan tanah untuk memeriksa daya dukung rencana. Pemeriksaan dan persetujuan berikutnya untuk subgrade pondasi yang lain boleh didasarkan atas perbandingan visual pada setiap subgrade dengan lapisan yang ditest jika disetujui oleh Pengawas.
3.
Area perkeraan dan pelat bangunan: Pada subgrade dan pada setiap lapian urugan dan urugan kembali padat, lakukan sedikitnya satu test kepadatan lapangan untuk setiap 200 m2 atau kurang luas perkerasan atau pelat bangunan, tetapi dalam segala hal tidak kurang dari tiga test.
Jika agen testing melaporkan bahwa subgrade, urugan atau urugan kembali berada dibawah kepadatan yang disyaratkan, garuk dan lembabkan atau keringkan, atau buang dan ganti tanah sampai kedalaman yang diperlukan, padatkan kembali dan test ulang sampai kepadatan yang disyaratkan diperoleh.
PROTEKSI
A. Area permukaan yang dilindungi: Lindungi area permukaan yang baru terhadap lalu lintas dan erosi. Jaga tetap bebas dari sampah dan runtuhan. B.
Perbaiki dan bentuk kembali permukaan sampai toleransi yang disyaratkan jika permukaan yang telah diselesaikan atau diselesaikan sebagian menjadi tergerus, 73/123
berbekas roda, turun atau kehilangan kepadatan akibat operasi konstruksi berikutnya atau kondisi cuaca. 1.
C.
Garuk atau buang dan ganti material sampai kedalaman yang diperintahkan oleh Pengawas; bentuk kembali dan padatkan kembali pada kadar air optimum sampai kepadatan yang disyaratkan.
Penurunan, Jika terjadi penurunan selama masa pembangunan proyek, singkirkan permukaan akhir, urug kembali dengan material yang disetujui, padatkan, dan bangun kembali permukaan.
1. Perbaiki penampilan, mutu, dan keadaan permukaan akhir supaya sesuai dengan pekerlaan yang berdekatan, dan hilangkan bekas perbaikan dengan memperbaiki seluas mungkin.
3.18.
PEMBUANGAN MATERIAL LEBIH DAN TIDAK TERPAKAI A.
Pembuangan: Angkut kelebihan tanah yang baik ke tempat penyimpanan yang ditentukan diatas tanah milik Pemberi Tugas. Timbun atau sebar tanah sesuai perintah Pengawas.
B.
Buang material tak terpakai, termasuk tanah yang tidak baik, sampah, dan puing, dan buang ke tempat legal diluar tanah milik Pemberi Tugas.
74/123
PASAL 4 - PASANGAN BATU UNTUK TEMBOK PENAHAN TANAH
1.
URAIAN Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasangan batu pada tembok penahan tanah baik untuk daerah galian maupun tirnbunan, pada struktur sederhana (minor) dan ditempat lain sebagaimana tercantum pada gambar rencana atau perintah tertulis konsultan pengawas. Pasangan batu harus dibuat di atas pondasi yang sudah dipersiapkan untuk pekerjaan lainnya yang terkait, serta sesuai dengan garis, kelandaian, penampang dan ukuran pada gambar, atau perintah konsultan pengawas.
2.
MATERIAL a.
Batu Batu harus keras, kuat, tidak berlapis-lapis, bermutu baik, dan tahan cuaca. Kualitas batu harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas sebelum digunakan. Kekuatan batu harus membentuk baji atau lonjong. Permukaan base yang terpendek harus lebih dari 1/10 bagian terpanjang. Standar jumlah batu per meter persegi adalah 14. Bila konsultan pengawas memerintahkan jumlah itu bisa berubah.
b.
Mortal Mortal harus memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikssi.
c.
Semen Beton kelas E untuk pondasi sokongan harus memenuhi persyaratan persyaratan spesisfikasi.
d.
Urugan Rembesan Urugan rembesan juga harus sesuai persyaratan spesifikasi.
3.
PELAKSANAAN PEKERJAAN a.
Penggalian Penggalian harus sesuai dengan penampang melintang, elevasi dan garis yang tercantum pada gambar dan dilakukan setelah pematokan diperiksa dan disetujui konsultan pengawas. Bila metode dan ukuran penggalian tidak ditentukan, kontraktor dapat memilih sendiri metode yang akan dilakukan dengan persetujuan konsultan pengawas. Penggalian dan pengukuran harus memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi.
75/123
b.
Pondasi Sebelum pelaksanaan pondasi, tanah dasarnya harus dipadatkan secara mekanis ataupun manual blinding stone sebagai alas kemudian dihampar dan dipadatkan sesuai ketentuan pada garnbar. Pondasi telapak berupa beton kelas E dibuat dengan ukuran menurut gambar.
c.
Urugan dan Beton Sandaran Urugan rembesan harus dibuat sesuai dengan gambar, spesifikasi atau petunjuk konsultan pengawas. Beton kelas E sebagai sandaran (alas) dihamparkan dan dipadatkan diatas material urugan rembesan, dan perlu dibuat sambungan ekspansi dan lubang cucuran (weep hole) sebagaimana ketentuan dibagian lain. Material urugan dan beton kelas E harus dilaksanakan mendahului pekerjaan pasangan batu sebatas ketinggian yang masih memadai untuk dipadatkan.
d.
Penempatan Pelaksanaan pasangan batu tembok penahan tanah tidak boleh dimulai sebelum pengukuran dan pematokan diperiksa dan disetujui konsultan pengawas. Sebelum ditempatkan, batu harus dicuci dengan air. Sebelum batu lain diletakkan pada sisi-sisi batu yang berdekatan harus disebarkan alas mortar, dengan ketebalan minimum yang diperlukan untuk sekedar pencegah batu bergesekan langsung, batu harus dipukul palu sehingga mapan dan mantap posisinya, dan batu yang mencuat lebih dari 20 mm di atas permukaan batu di dekatnya, harus segera dibetulkan. Celah-celah antara muka batu yang berdekatan harus disiar.
e.
Lubang Cucuran (Weep Hole) Pasangan batu tembok penahan tanah yang harus dilengkapi dengan lubang cucuran, kecuali bila ada ketentuan lain dalam gambar, atau petunjuk konsultan pengawas, jarak antar titik pusat lubang itu tidak boleh lebih dari 2 m, dan diameter lubang itu 50 mm.
f.
Kepala dinding (Coping) Kepala dinding bagian atas dinding tidak ditentukan, maka permukaan atas dinding batu harus dilapisi mortar dan dihaluskan dengan menggosok kayu.
9.
Sambungan Sambungan ekspansi harus dibuat dengan jarak maksimum 20 meter, lebar sambungan 30 mm dan menerus seluruh tinggi dinding termasuk beton pondasi telapak dan beton sandaran. Batu yang digunakan pada sambungan harus yang cocok untuk pembuatan sambungan vertikal, dengan ukuran di atas.
76/123
h.
Perawatan Dalam cuaca panas atau kering, pekerjaan batu harus terlindung dari sinar matahari dan harus selalu basah untuk masa paling sedikit 3 hari setelah pekerjaan selesai.
77/123
PASAL 5 - BETON COR DITEMPAT
BAGIAN I - UMUM
1.1.
DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN A.
1.2.
Gambar rencana dan Ketentuan Persyaratan Umum dan Tambahan
dalam
Kontrak,
Termasuk
LINGKUP PEKERJAAN A.
Pasal ini mensyaratkan pekerjaan beton cor ditempat (cast in place), termasuk bekisting, penulangan, mix design, prosedur pengecoran, dan finishing.
B.
Beton cor ditempat meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
1.3.
Umum
Pondasi Pelat di atas tanah (slab on grade) Isian untuk pelat baja Dinding pondasi Dinding basement Dinding geser Dinding bangunan penyangga beban (load bearing) Elemen rangka bangunan Dudukan dan dasar peralatan
PENYERAHAN DOKUMEN A.
Umum : Dokumen berikut harus diserahkan sesuai Persyaratan dalam Kontrak dan Pasal Kententuan Umum
B.
Data produk untuk material dan item yang memadai, termasuk baja penulangan dan perlengkapan bekisting, adukan, bahan untuk perbaikan, waterstop, sistem penyambungan, bahan perawatan (curing compound), bahan finishing adukan kering, dan lainnya yang diminta oleh Pengawas.
C.
Gambar kerja (shop drawing) untuk detail penulangan, pembengkokan, dan pemasangan penulangan beton. Sesuai ACI 315 "Manual of Standard Practice for Detailing Reinforced Concrete Structures" memperlihatkan bar schedule, jarak sengkang, diagram pembengkokan batang tulangan, dan pengaturan penulangan beton. Termasuk penulangan khusus yang diperlukan untuk lubang pada struktur beton.
D.
Gambar kerja (shop drawing) untuk bekisting memperlihatkan fabrikasi dan ereksi bekisting untuk finishing muka beton tertentu. Perlihatkan konstruksi bekisiting, termasuk tumpuan, penyambungan, sambungan bekisting khusus, lokasi dan pola penempatan ikatan, dan hal lain yang mempengaruhi tampak beton expose.
78/123
1.
Review Pengawas hanya secara umum. Perencanaan bekisting mengenai stabilitas struktur dan efisiensi merupakan tanggung jawab Kontraktor.
E. Contoh bahan seperti diminta Pengawas, termasuk nama, sumber, dan penjelasan, meliputi bahan: 1. 2. 3. 4. 5.
Finishing berwarna. Agregat berat normal. Fibre reinforcemment Waterstop Vapor retarder/barrier
F.
Laporan test laboratorium untuk bahan batang tulangan, bahan beton, dan test mix design.
G.
Sertifikat bahan pengganti laporan test laboratorium jika diijinkan oleh Pengawas/Perencana. Setifikat bahan harus ditandatangani oleh pabrik dan Kontraktor, menyatakan semua bahan sesuai dengan atau melebihi persyaratan yang ditentukan.
1.4, PENGENDALIAN MUTU A. Peraturan dan standard: Sesuai dengan ketentuan peraturan-peraturan berikut, spesifikasi, dan standard, kecuali jika ketentuan yang lebih ketat dinyatakan atau disyaratkan: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1983 (SNI) Standard lndustri Indonesia (Sll) American Concree Institute (ACI) 301, "Specification for Structural Concrete for Buildings." ACI 318, "Building Code Requirement for Reinforced Concrete." Concrete Reinforcing Steel Institute (CRSI), "Manual of Standard Practice."
B.
Test Batang Tulangan dan Beton: Ditunjuk agen/lab pengujian yang independen dan disetujui oleh Pengawas/Perencana, untuk melakukan test evaluasi bahan dan untuk merencanakan adukan beton.
C.
Bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan dapat membutuhkan test dan test ulang setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan. Test, termasuk test ulang atas bagian yang ditolak yang telah terpasang dilakukan atas biaya Kontraktor.
D.
Mockup: Mockup pengecoran dengan ukuran yang sebenarnya atau yang disyaratkan untuk memperlihatkan sambungan typical (sambungan balok-kolom), jarak ikatan bekisting, dan finishing, tekstur dan warna permukaan yang diusulkan. Panel contoh dibiarkan terbuka/terlihat selama pelaksanaan, Setelah Pengawas/Perencana menyetujui mutu visual.
BAGIAN 2 - PRODUK 79/123
2.1.
BAHAN BEKISTING A.
Bekisting untuk beton expose: plywood, metal, dan plywood berangka metal, atau bahan panel lain yang disetujui untuk memberikan permukaan expose yang menerus, lurus, halus. Sediakan ukuran praktis terbesar untuk mengurangi jumlah sambungan dan sesuai dengan sistem sambungan sesuai gambar.
B.
Bekisting untuk beton bukan expose: Plywood, kayu, metal atau bahan lain yang disetujui. Kayu diserut sedikitnya pada dua ujung dan satu sisi.
C.
Bekisting untuk beton dengan finishing bertekstur: Design muka, ukuran, pengaturan dan konfigurasi sesuai sample yang disetujui Arsitek. Berikan pengaku dan penyangga bekisting untuk menjamin stabilitas bekisting.
D.
Bekisting untuk kolom bulat dan penyangganya: Metal, plastik fiberglass atau tabung karton atau fiber yang akan menghasilkan permukaan yang halus tanpa memperlihatkan bekas sambungan. Bekisting harus cukup tebal untuk menahan beton basah tanpa melendut.
E. Release Agent untuk bekisting: Siapkan release-agent bekisting yang diperdagangkan, dengan maksimum 350 mg/l volatile organic compound (VOC) yang tidak akan melekat, berkarat atau menimbulkan efek buruk atas muka beton dan tidak akan menghambat penanganan muka beton selanjutnya. F.
Pengikat bekisting (ties): difabrikasi di parik, panjang dapat disesuaikan, direncanakan untuk mencegah lendutan pada bekisting dan mencegah beton rontok pada saat dibuka. Berikan jarak supaya tidak ada metal lebih dekat dari 35 mm terhadap muka beton untuk beton expose.
G. Penyangga bekisting: Gunakan penyangga baja untuk memberikan kekuatan yang disyaratkan dan untuk mencegah lendutan. 2.2.
BAHAN TULANGAN A.
Batang tulangan: Standard Sll - BJTP 24, tegangan leleh 240 MPa, polos untuk diameter < 13 mm. - BJTD 40, tegangan leleh 400 Mpa, ulir untuk diameter > 13 mm
B.
Wire baja: ASTM A 82, polos, cold drawn steel.
C.
Jaring Kawat Baja Las: ASTM A 185, jaring kawat baja las.
D.
Jaring Kawat Baja Las Ulir: ASTM A 497.
E.
Penyangga Tulangan: bolster, chair, penjaga jarak, dan alat lainnya untuk menjaga jarak, menyangga dan mengencangkan batang tulangan dan jaring kawat baja las pada tempatnya. Gunakan penyangga type wire-bar (batang kawat).
F.
2.3.
Supply setiap bahan tulangan dari satu sumber yang disetujui Pengawas/Perencana. Serahkan sertifikat laboratorium pabrik. BAHAN BETON
80/123
A. Portland cement: ASTM C 150 type 1, atau PUBI 1983 type 1, dan sesuai standard SII-0013-81. 1.
Gunakan satu merk selama pekerjaan, kecuali disetujui Pengawas / Perencana.
B. Fly Ash: ASTM C 618, type F. C. Agregat berat normal: ASTM C 33 dan seperti disyaratkan. Agregat dari satu sumber, diusulkan kepada dan disetujui oleh Pengawas/Perencana untuk menjamin konsistensi dalam mutu dan grading. 1 . Untuk muka luar expose, jangan menggunakan agregat halus dan kasar yang menngandung bahan yang menyebabkan spalling. 2. Agregat lokal yang tidak memenuhi ASTM C 33 yang telah menunjukkan bahwa dapat menghasilkan beton dengan kekuatan dan daya tahan yang memadai melalui test khusus atau penggunaan sebenarnya, dapat digunakan jika disetujui Pengawas/Perencana. D. Agregat beton ringan: ATM C 330. E. Air : yang dapat diminum.
2.4.
F.
Fiber reinforcement : polypropylene fiber yang direncanakan untuk tulangan sekunder atas pelat beton, sesuai dengan ASTM C 1116, type III, panjang tidak kurang dari 20 mm.
G.
Admixture : Gunakan admixture beton yang mengandung tidak lebih dari O,l persen ion chlorida. Admixture dapat berupa air-entraining admixture (ASTM C 2260), water-reducing admixture (ASTM C 494 type A), high range waterreducing admixture atau superplasticizer (ASTM C 494, type F atau G), waterreducing accelerating admixture (ASTM C 494 type E), water-reducing retarding admixture (ASTM C 494, type D).
BAHAN YANG BERHUBUNGAN A.
Waterstop : Gunakan waterstop jenis datar, dumbbell atau centerbulb pada construction joint dan sambungan lainnya seperti dinyatakan. Ukuran sesuai dengan sambungan. Pakai waterstop karet atau PVC.
B.
Vapor retarder (penahan penguapan): Pakai vapor retarder yang tahan terhadap kerusakan waktu ditest, berupa: 1. Lembaran polyethylene dengan tebal tidak kurang dari 8 mils. 2.
C.
Water resistant barrier berupa kertas kraft tebal dilapisi dengan glassfiber dan polyethylene pada setiap sisinya.
Moisture Retaining cover (lapis penahan lembab): Salah atu dari berikut ini: 1. Kertas tahan air 2. Polyethylene film 3. Kain goni beriapis polyethylene
81/123
D.
Liquid membrane-forming curing compound: jenis cairan sesuai ASTM C 309, type 1, kelas A. Kehilangan kelembaban tidak lebih dari 0,55 kg/m2 pada saat aplikasi sebanyak 4,1 m2/liter.
E.
Water-based acrylic curing compound: ASTM C 309, type 1, kelas B. Gunakan bahan dengan maksimum volatile organic compound (VOC) 350 mg per liter.
F.
Evaporation control (pengendaii penguapan): bahan pembentuk lapisan monomolekular yang dipakai untuk pelat beton expose untuk perlindungan sementara dari kehilangan kelembaban yang cepat. G. Bonding agent (bahan perekat): Polyvinyl acetate (hanya untuk interior) atau acrylicbase.
H.
Epoxy adhesive (perekat epoxy): ASTM C 881, dua komporen bahan, sesuai untuk penggunaan pada permukaan kering atau lembab. Gunakan jenis, mutu dan kelas material sesuai ketentuan.
1.
Waterproofing membrane atau coating : disyaratkan pada pasal 07110 Waterproofing.
J.
Floor hardener : untuk penggunaan pada muka beton atau, driveway. Gunakan produknon-metalik.
2.5.
ADUKAN RENCANA A.
Siapkan design-mix untuk setiap jenis dan kekuatan beton dengan cara adukan percobaan (trial batch) di lab ataupun pengalaman lapangan seperti disyaratkan ACI 301. Untuk adukan percobaan, gunakan agen test independen yang disetujui Pengawas untuk menyiapkan dan melaporkan mixdesign yang diusulkan. 1.
Batasi penggunaan fly ash tidak melebihi 25 persen kadar semen menurut berat.
B.
Serahkan laporan tertulis kepada Pengawas untuk setiap kelas beton yang diusulkan, paling lambat 15 hari sebelum mulai pekerjaan. Jangan mulai produksi beton sampai mix-design yang diusulkan telah direview oleh Pengawas.
C.
Rencanakan adukan supaya beton (berat normal) dengan sifat berikut seperti dinyatakan dalam gambar: 1. 20 MPa, kekuatan tekan 28 hari (K-250) untuk struktur pada umumnya. Coba beberapa water cement ratio yang berbeda untuk mendapatkan W/C untuk setiap batas slump. Untuk beton pelat atap, toilet, pit lift, pelat dan dinding basement, buat beton kedap air dengan kadar semen sedikitnya 375 kg/m3.
D.
Water cement ratio: Pakai beton untuk keadaan berikut dengan water-cement (W/C) ratio sebagai berikut: 1. Kedap air: W/C 0,40.
82/123
E. Batas slump: Adukan supaya menghasilkan slump beton pada saat pengecoran sebagai berikut: 1. 2. 3.
F.
Ramp, pelat dan permukaan miring: tidak lebih dari 75 mm. Sistem pondasi beton bertulang : tidak kurang dari 25 mm dan tidak lebih dari 75 mm. Beton mengandung high-range water-reducing admixture (superplasticizer)tidak lebih dari 200 mm setelah penambahan admixture untuk slump beton di lapangan 50-75 mm.
Beton ringan struktur: Agregat ringan dan beton harus memenuhi ASTM C 330. Komposisi adukan untuk beton dengan kekuatan tekan minimum 20 MPa pada 28 hari dan berat jenis yang diperhitungkan 17,5 kN/m3 tambah/kurang 0,5 kN/m3, seperti ditentukan oleh ASTM C 567. Slump beton pada saat penempatan harus sekecil mungkin yang diperlukan untuk pengadukan, pengecoran dan finishing yang efisien. Slump maksimum 150 mm untuk beton yang dipompa dan 125 mm untuk lainnya.
G. Penyesuaian terhadap adukan beton: Penyesuaian mix-design boleh diminta oleh Kontraktor jika sifat material, keadaan pekerjaan, cuaca, hasil test, atau pertimbangan lainnya, seperti disetujui Pengawas/Perencana. Data test laboratorium untuk revisi mix design dan hasil kekuatan harus diserahkan dan disetujui sebelum penggunaan dalam pekerjaan.
2.6. ADMIXTURE A. Gunakan water-reducing admixture-(plasticizer) atau high-range water-reducing admixture (superplasticizer) dalam beton, seperti disyaratkan untuk pengecoran dan workability.
2.7.
B.
Gunakan high-range water-reducing admixture dalam beton yang dipompa, beton untuk pelat heavy-duty, beton arsitektural, pelat struktur parkir, beton yang disyaratkan kedap air, dan beton dengan water-cement ratio dibawah 0,50.
C.
Gunakan admixture untuk reduksi air dan mempercepat set atau retarding sesuai dengan petunjuk pabrik secara ketat.
MENGADUK BETON A.
Pengadukan di lapangan: Gunakan weight batching dan volumetric system untuk mengukur air, seperti disetujui Pengawas. Aduk bahan beton dalam jenis drum mesin mixer yang memadai. Untuk mixer dengan kapasitas 1 m3 atau kurang, pengadukan yang kontinu sedikitnya 1-1/2 menit, tetapi tidak lebih dari 5 menit setelah bahan masuk mixer, sebelum setiap bagian dari batch dihentikan. Untuk mixer dengan kapasitas lebih besar dari 1 m3, tingkatkan minimum 1-1/2 menit waktu pengadukan dengan 15 detik untuk setiap tambahan 1 m3. 1.
Gunakan label untuk setiap batch yang dikeluarkan dan digunakan dalam pekerjaan yang menyatakan nama dan nomer proyek, tanggal, jenis adukan, waktu pengadukan, jumlah, dan banyaknya air. 83/123
B.
Beton ready-mix: Sesuai dengan ketentuan ASTM C 94, dan seperti disyaratkan. 1 . Waktu digunakan beton readymix, supply adukan beton oleh supplier yang disetujui. Masukkan nama, alamat supplier readymix kepada Pengawas untuk persetujuan. Pengaturan akan dibuat oleh Kontraktor untuk inspeksi oleh Pengawas ke plant readymix. Inspeksi dan/atau persetujuan oleh Pengawas/Perencana tidak akan melepaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya dalam menjammin beton readymix sesuai dengan persyaratan. 2.
Berat semen dan agregat halus dan agregat kasar harus secara kontinu dicatat pada batching plant dengan alat yang secara teratur dikalibrasi oleh pihak pemerintah yang berwenang. Masukkan catatan semen, agregat dan kadar air dari setiap batch kepada Pengawas. Lakukan test periodik untuk menentukan moisture content dari agregat dan volume air yang ditambahkan untuk adukan.
3.
Waktu suhu udara berada diantara 30 derajat C dan 32 derajat C, kurangi waktu pengadukan dan pengiriman dari 1-1/2 jam menjadi 75 menit, dan waktu suhu diatas 32 derajat C, kurangi waktu pengadukan dan pengiriman menjadi 60 menit. Kecuali digunakan retarder, waktu maksimum boleh ditingkatkan sampai 3,5 jam. Waktu maksimum yang diijinkan harus didiskusikan sebelum pengecoran beton untuk menjamin waktu tunggu yang diijinkan.
4.
Buat catatan waktu yang memadai untuk semua kegiatan pengadukan di plant. Catatan ini ditandatangani oleh yang berwenang di plant, harus disampaikan bersamaan pengiriman ke lapangan. Secara teratur catat waktu kedatangan dari setiap pengiriman truck. Catatan ini harus siap setiap saat diminta Pengawas.
5.
Suatu catatan harus siap di lapan-gan dan terdiri dari informasi berikut: a. datangnya pengiriman truck readymix b. waktu pengadukan bahan dan penambahan air c. nomer registrasi truck dan nama plant d. waktu pengecoran e. pengambilan sample silinder (atau kubus) f. slump
6.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas mutu beton yang dihasilkan dari pengecoran beton readymix. Pengawas/Perencana mempunyai hak untuk mengganti supplier readymix atau menghentikan penggunaan lebih lanjut beton readymix jika dirasa tidak memuaskan karena tidak sesuai spesifikasi.
BAGIAN 3 - PELAKSANAAN
3.1. UMUM A. Koordinasi pemasangan bahan penyambung, vapor retarder / barrier, dan bahan lainnya yang berhubungan dengan pemasangan bekisting dan baja tulangan.
84/123
3.2. BEKISTING A.
Umum: Design, pasang, sangga dan pelihara bekisting untuk menyangga secara vertikal, lateral, statis dan dinamis beban yang mungkin bekerja sampai struktur beton dapat menahan beban tersebut. Susun bekisting supaya elemen beton dan struktur mempunyai ukuran, bentuk, alignement, elevasi dan posisi yang benar. Jaga toleransi konstruksi bekisting dan ketidak teraturan permukaan menurut batas berikut ini :
1 . As semua permukaan finish plus minus 5 mm dari as yang diinginkan. 2. Dimensi struktur yang kurang dari 3 m, plus minus 5 mm. 3. Dimensi struktur yang lebih dari 3 m, plus mminus 1 0 mm. 4. Pakai batas pada ACI 347 untuk toleransi lainnya, pakai toleransi kelas A untuk beton expose, dan kelas C untuk muka beton lainnya. B.
Susun bekisting dengan ukuran, bentuk, as, dan dimensi yang seharusnya untuk menghasilkan alignement, lokasi, kemiringan dan level yang akurat. Sediakan untuk lubang, offset, coakan, sudut, block-out, pengangkeran, insert, bentuk-bentuk permukaan yang disyaratkan. Guhakan bahan pilihan supaya menghasilkan finishing yang disyaratkan. Tutup celah dan sambungan untuk mencegah bocoran pasta beton.
C.
Penyangga bekisting Pasang penyangga vertikal untuk semua bekisting supaya memberikan kekuatan yang diperlukan dan mencegah iendutan bagian struktur yang sedang dikerjakan akibat beban overload atau getaran. Kecuali dinyatakan dalam gambar detail, susun bekisting dengan camber anti defleksi keatas sebagai berikut: Untuk semua pelat dan balok: 0,2 % dari bentangan pada tengah bentangan Untuk semua balok dan pelat cantilever : 0,4 % dari panjang pada ujung cantilever.
D.
Fabrikasi bekisting untuk pembongkaran yang mudah tanpa memukul atau mengganggu muka beton. Siapkan bagian bekisting khusus sesuai bentuk beton yang dibuat.
E.
Buat lubang sementara untuk membersihkan dan inspeksi jika bagian dalam bekisting tidak dapat dicapai sebelum dan selama pengecoran beton. Sangga dan tutup secara pas lubang tersebut untuk menghindari kehilangan beton. Tempatkan lubang sementara pada lokasi yang tepat.
F.
Chamfer sudut expose dan ujung seperti dinyatakan, menggunakan chamfer strip kayu, metal, PVC, atau karet, dibuat untuk menghasilkan jalur yang rata dan halus dan pas dengan sambuiigan ujung.
G. Penyediaan untuk Kontraktor lain: Siapkan lubang dalam beton untuk pekerjaan Kontraktor lain. Tentukan ukuran dan lokasi lubang dan dudukan. Secara teliti tempatkan benda yang menyatu dengan bekisting. H.
Pembersihan dan pengencangan: Dengan seksama bersihkan bekisting dan permukaan yang berdekatan untuk menerima beton. Singkirkan serpihan, kayu, sisa gergajian, kotoran, dan bahan lepasan segera sebelum pengecoran beton.
85/123
Kencangkan kembali bekisting dan bracing sebelum pengecoran beton, untuk mencegah bocoran mortar dan menjaga alignement yang sesuai.
3.3.
3.4.
PEMASANGAN VAPOR RETARDER A.
Umum: Tempatkan lembaran vapor retarder dalam posisi dimensi yang panjang sejajar dengan arah pengecoran.
B.
Sambungan lewatan 150 mm dan di-'seal' dengan perekat atau tape tahan tekanan sesuai rekomendasi pabrik.
PENGECORAN BETON A.
Umum : Sesuai dengan rekomendasi CRSI (Concrete Reinforcing Steel Institute) untuk pemasangan baja tulangan, untuk detail dan metode pemasangan baja tulangan dan penyangga sesuai persyaratan.
B.
Pembengkokan: Bengkokkan batang baja tulangan dalam posisi pembengkokan seperti dinyatakan dalam gambar dan disyaratkan dalam peraturan. Siapkan dan serahkan kepada Pengawas bar-bending schedule sebelum fabrikasi.
C.
Bersihkan tulangan dari karat ringan dan mill scale, tanah dan bahan lain yang mengurangi atau merusak lekatan dengan beton.
D.
Dengan teliti tempatkan, sangga dan amankan tulangan dari pergeseran. Tempatkan dan sangga tulangan seperti disetujui Pengawas.
E.
Pasang tulangan dengan cukup selimut beton. Atur, beri jarak, dan jaga ikatan batang tulangan dan penyangga supaya memegang tulangan pada posisinya selama pengecoran. Pasang ikatan kawat dengan ujung-ujungnya tetap didalam beton, tidak keluar permukaan beton.
F.
Pasang jaring baja kawat las (welded wire mesh) dengan panjang sepanjang mungkin dalam batas praktis. Lewatkan sambungan sedikitnya satu mesh dan ikat sambungan dengan kawat. Selang seling sambungan lewatan pada satu sisi untuk mencegah sambungan yang menerus dalam satu arah.
3.5.
SAMBUNGAN (JOINT) A.
Construction joint: Tempatkan dan buat construction joint supaya tidak mengurangi kekuatan atau penampilan struktur, seperti persetujuan Pengawas.
B.
Buat sambungan kunci sedikitnya 40 mm dalamnya dalam construction joint pada dinding dan pelat dan diantara dindinng dan pondasi.
C.
Pada balok dengan tinggi 900 mm atau lebih, hentikan construction joint dengan shear-key dengan bekisting sementara yang akan dibongkar sebelum pengecoran berikutnya. Gunakan bekisting yang solid dan mudah dibongkar tanpa merusak beton yang baru dicor atau bekisting itu sendiri.
86/123
D.
Tempatkan construction joint tegak lurus terhadap tulangan utama. Teruskan tulangan melewati construction joint, kecuali ditentukan lain. Jangan meneruskan tulangan melalui sisi strip penggecoran.
E.
Gunakan bonding agent (bahan perekat) diatas permukaan beton existing yang akan disambung dengan beton baru.
F.
Waterstop : Gunakan waterstop dalam construction joint seperti dinyatakan. Pasang waterstop agar membentuk diafragma yang menerus pada setiap sambungan. Sangga dan lindungi waterstop expose selama pelaksanaan pekerjaan. Sambung waterstop di lapangan sesuai petunjuk pabrik.
G. Isolation joint pada pelat diatas tanah (slab-on-grade): Pasang isolation joint pada slab-on-grade di tempat pertemuan slab-on-grade dan permukaan vertikal seperti pedetal kolom, dinding pondasi, balok miring dan lokasi lain yang dinyatakan. H.
Contraction joint (sambungan susut) pada slab-on-grade: Buat contraction joint pada slab-on-grade untuk membentuk pola tertentu. Gunakan saw-cut lebar 3 mm dengan dalam seperempat tebal pelat atau insert (sisipan) lebar 6 mm dengan dalam seperempat tebal pelat, kecuali dinyatakan lain. 1 . Bentuk contraction joint dengan menyisipkan plastik yang dicetak, hardboard, atau fiber-board.
1.
3.6.
Contraction joint pada pelat lain bukan expose dapat dibuat dengan saw-cut segera setelah selesainya pelat.
3.
Jika pola sambungan tidak terlihat, buat sambungan tidak melebihi jarak 4,5 m pada semua arah, dan sedapat mungkin penempatan sesuai lebar bentangan.
4.
Joint filler dan sealant digunakan.
Expansion Joint: Buat expansion joint pada lokasi dan ukuran seperti dinyatakan dalam gambar dan sesuai dengan detail. Tulangan tidak boleh melewati sambungan.
PEMASANGAN BAGIAN YANG TERTANAM A.
3.7.
2.
Umum: Pasang angker dan bagian tertanam lainnya kedalam bekisting, termasuk untuk pekerjaan kontraktor lain yang tertanam atau disangga oleh beton cor ditempat. Gunakan gambar, diagram, instruksi dann petunjuk yang diberikan supplier yang bersangkutan.
PERSIAPAN PERMUKAAN BEKISTING A.
Umum : Labur bidang kontak bekisting dengan bahan pelapis bekisting berupa bahan non-residual, VOC rendah, dan disetujui, sebelum pengecoran beton.
87/123
B. Jangan biarkan bahan pelapis bekisting mengumpul dalam bekisting atau mengenai permukaan beton yang dicor, yang berdekatan dengan beton yang akan dicor. Penggunaan sesuai instruksi pabrik.
3.8.
PERSIAPAN PENGECORAN BETON A.
Sebelum pengecoran beton, dengan seksama bersihkan semua alat pengaduk dan pengangkut.
B.
Semua bekisting dimana beton dicor harus dibersihkan dari kotoran dan bahan lepasan. 1. 2.
3.
3.9.
Bekisting harus dibasahkan dan tulangan harus ditempatkan dengan baik. Sebelum pengecoran beton, semua permukaan beton existing harus dikasarkan dan bersih dari bahan lepas dan dilapis dengan mortar semen non-shrink yang mempunyai sifat sama dengan beton. Air harus disingkirkan dari bekisting dimana beton akan dicor.
PENGECORAN BETON A.
Pemeriksaan: Sebelum pengecoran beton, periksa dan lengkapi pemasangan bekisting, baja tulangan dan bagian tertanam. Beritahu kontraktor lain untuk ijin memasang pekedaan mereka. Seluruh proses operasi harus secara tetap diperiksa dan diawasi oleh inspektor yang berpengalaman dan bertanggung jawab.
B.
Umum: Sesuai ACI 304 dan yang disyaratkan. Metode pengangkutan, penimbangan dan pengadukan bahan harus disetujui Pengawas.
C.
Beton harus diangkut dari mixer ke bekisting secepat mungkin, dengan cara yang mencegah segregasi.
D.
Semua alat angkut harus dicuci dan dibersihkan waktu pengecoran beton dihentikan untuk waktu lebih dari 30 menit. Beton harus dicor dan digetarkan dalam waktu tidak lebih dari 40 menit sejak air ditambahkan kedalam adukan.
E.
Tempatkan beton secara kontinu atau dalam lapisan dengan ketebalan tertentu, sehingga tidak ada beton yang dicor diatas beton yang sudah cukup mengeras yang dapat menyebabkan terbentuk bidang perlemahan. Jika suatu bagian tidak dapat dicor secara kontinu, buat construction joint sesuai ketentuan.
F.
Pengecoran beton dalam bekisting: Tempatkan beton dalam bekisting pada lapisan horisontal tidak lebih tebal dari 600 mm dan dalam cara yang menghindari construction joint miring. Jika pengecoran terdiri dari beberapa lapis, cor setiap lapsian waktu beton terdahulu masih plastis untuk mencegah sambungan yang memisah. 1. 2.
Padatkan beton dengan menggunakan mesin vibrator sesuai ketentuan. Jangan menggunakan vibrator untuk menggeser beton dalam bekisting. Masukkan dn geser vibrator secara vertikal pada jarak yang sama tidak melebihi batas efektif mesin. Tempatkan dan masukkan vibrator dalam 88/123
lapisan yang dicor sedikitnya 150 mm dari lapisan terdahulu. Jangan biarkan vibrator masuk lapisan dibawahnya yang sudah mulai set. Batasi waktu penggunaan vibrator dalam beton secukupnya. G. Pengecoran Beton untuk pelat: Tempatkan dan padatkan pelat beton dalam operasi yang kontinu, dalam batas construction joint, sampai lengkap pengecoran pada suatu bagian.
3.10.
1.
Padatkan beton selama pengecoran dan pemadatan beton dengan seksama dikerjakan di sekeliling tulangan, bagian tertanam dan dekat sudut.
2.
Permukaan pelat dibuat pada level yang tepat menggunakan alat untuk meratakan. Jangan ganggu permukaan pelat sebelum mulai operasi finishing.
3.
Jaga tulangan dalam posisi yang tepat selama pengecoran beton.
H.
Pengecoran beton untuk kolom dan dinding: Pengecoran vertikal harus dibuat kontinu untuk mencegah segregasi. Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,5 m, jika tidak pipa tremi harus digunakan. Untuk dinding, kolom dan unit yang tinggi lainnya, beton tidak diijinkan dituang dari puncaknnya, tetapi harus diatur dituang melalui sisi bekisting.
1.
Talang tidak boleh digunakan untuk menuang beton, kecuali diijinkan oleh Pengawas/Perencana. Jika talang boleh digunakan, maka harus dibuat dari metal dan memungkinkan aliran beton tanpa segregasi. Talang harus ditempatkan pada sudut kemiringan vertikal banding horisontal I : 2.
J.
Pengecoran pada cuaca panas: Waktu keadaan cuaca panas, cor beton sesuai ACI 305 dan seperti disyaratkan. 1.
Dinginkan bahan sebelum pengadukan untuk menjaga suhu beton pada saat pengecoran dibawah 32 derajat C. Campuran air boleh didinginkan atau es batu boleh digunakan untuk mengendalikan suhu, air yang diberikan oleh es diperhitungkan dalam jumlah campuran air. Pemakaian cairan nitrogen untuk mendinginkan beton merupakan pilihan yang dapat digunakan Kontraktor.
2.
Tutup baja tulangan dengan karung basah jika terlalu panas, sehingga suhu baja tidak akan melebihi suhu udara ambient segera sebelum tertanam dalam beton.
3.
Semprot bekisting, baja tulangan dan subgrade segera pengecoran beton. Jaga kelembaban subgrade secara merata.
4.
Guriakan water-reducing retarding admixture jika diperlukan untuk suhu tinggi, kelembaban rendah, atau kondisi pengecoran lainnya seperti persetujuan Pengawas.
sebelum
FINISHING PERMUKAAN A.
Finishing berbekisting kasar (rough): Buat suatu finishing kasar pada permukaan beton yang tidak tampak langsung atau tertutup finishing. Ini merupakan permukaan beton yang mempunyai texture yang dibentuk oleh 89/123
bahan bekisting, dengan lubang ikatan tie dan daerah rusak yang diperbaiki atau ditambal, dan sirip atau tonjolan yang melebihi tinggi 6 mm diampelas atau diketrik. B.
C.
Finishing berbekisting halus: Buat suatu finishing halus pada permukaan beton yang akan tampak langsung atau akan ditutup dengan bahan laburan (coating) yang langsung digunakan pada beton, atau bahan penutup yang langsung digunakan pada beton, seperti waterproofing, dampproofing, plester veneer, cat, atau yang sejenisnya. Ini merupakan permukaan beton yang dihasilkan dengan bahan bekisting pilihan, diatur dalam suatu cara teratur. Perbaiki dan t2mbal daerah yang rusak dengan sirip dan tonjolan lainnya sama sekali dibuang dan dihaluskan. Finishing gosokan halus: Buat finishing gosokan halus pada permukaan beton bekisting halus yang diolah dalam waktu tidak lebih dari satu hari setelah pembongkaran bekisting. 1.
D.
Lembabkan permukaan beton dan gosok dengan batu carborundum atau bahan abrasive lain sampai menghasilkan warna dan texture merata. Jangan menggunakan grout semen selain dari permukaan yang dihasilkan oleh proses menggosok.
Finishing poles grout: Buat finishing polesan grout pada petmukaan beton bekisting halus yang diolah. 1 . Campur satu bagian portland cement dengan satu setengah bagian pasir halus berdasarkan volume, dan suatu campuran admixture acrylic atau styrene butadiene 50:50 dengan air untuk membentuk bahan poles. Campur portiandcement standard dan portland cement putih dalam jumiah yang ditentukan dengan coba-coba sehingga warna akhir grout kering mendekati warna permukaan. 2.
E.
3.11.
Dengan seksama basahkan permukaan beton, gunakan grout untuk permukaan, dan isi lubang kecil. Singkirkan grout berlebih dengan mengerok dann menggosok dengan karung bersih. Pertahankan kelembaban dengan semprotan selama sedikitnya 36 jam setelah menggosok. Permukaan tanpa bekisting: Pada puncak dinding, offset horisontal, dan permukaan tanpa bekisting yang berdekatan dengan permukaan berbekisting dihaluskan dan buat finishing dengan texture mendekati permukaan berbekisting. Lanjutkan pengolahan akhir pada permukaan berbekisting melewati batas permukaan tanpa bekisting yang berdekatan, kecuali dinyatakan lain.
FINISHING PELAT MONOLIT A.
Finishing bergurat : Gunakan finishing bergurat pada permukaan pelat monolit untuk topping lantai beton atau dasar unttuk mortar pada ubin dan bahan finishing lantai dengan bahan perekat, dan yang dinyatakan.
B.
Finishing poles : Gunakan finishing poles pada permukaan pelat monolit yang akan diberi finishing trowel dan finishing lainnya yang disyaratkan, permukaan
90/123
pelat akan ditutup dengan waterproofing membrane atau elastis, atap membrane atau elastis, dan ubin berdasar pasir, atau seperti dinyatakan. C.
Finishing dengan trowel: Gunakan trowel untuk permukaan pelat monolit yang terexpose dan permukaan plat yang akan ditutup dengan karpet, cat, atau coating.
D.
Finishing dengan trowel dan kuas halus: Jika keramik atau quarry tile akan dipasang dengan mortar tipis, gunakan trowel finish seperti yang disyaratkan, kemudian segera dilanjutkan dengan sedikit menggaruk permukaan dengan kuas halus.
E.
Finishing anti slip dengan kuas: Gunakan finishing anti slip dengan kuas untuk platform, tangga dan ramp beton exterior, dan lainnya yang dinyatakan.
3.12.
BETON LAINNYA
3.13.
A.
Isian : Isi lubang dan bukaan yang tertinggal dalam struktur beton, kecuali ditentukan atau diperintahkan lain, setelah pekerjaan oleh Kontraktor lain.
B.
Pondasi mesin dan peralatan: Buat pondasi mesin dan peralatan seperti terlihat pada gambar. Pasang baut angker pada elevasi yang tepat, sesuai dengan diagram atau template yang disediakan oleh pembuat mesin dan peralatan.
PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON A.
Lindungi beton yang baru dicor dari hujan, pengeringan yang terialu cepat dan suhu panas atau dingin yang berlebihan. Dalam cuaca yang panas, kering dan berangin, lindungi beton dari kehilangan kelembaban yang cepat sebelum dan selama pekerjaan finishing dengan bahan pengendaii penguapan. Gunakan sesuai petunjuk pabrik pembuat.
B.
Jangan ganggu beton yang sudah dicor, bekisting dan tulangan dalam 24 jam setelah akhir pengecoran.
C.
Mulai curing awal segera setelah genangan air lenyap dari permukaan beton setelah pengecoran dan finishing. Jika memungkinkan jaga terus kelembaban selama tidak kurang dari 7 hari.
D.
Metoda curing: Pelihara beton dengan curing compound, dengan moist curing, dengan moisture retaining cover curing, atau dengan kombinasi dari cara tersebut seperti disyaratkan.
E.
Lakukan moisture curing dengan cara berikut: 1 . Jaga permukaan beton terus-menerus supaya basahdengan menutupnya dengan air. 2. Gunakan semprotan air halus (water-fog spray). 3. Lapisi permukaan beton dengan penutup yang menyerap air dan membasahi penutup dengan air, dan jaga terus supaya basah.. 4. Jaga bekisting kayu tetap basah.
91/123
F.
Lakukan moisture retaining cover curing sebagai berikut: 1.
Tutup permukaan beton dengan penutup penahan kelembaban untuk melindungi beton.
G. Gunakan curing compound pada pelat expose interior dan pelat dan trotoir expose interior. 1.
Gunakan curing compound pada pelat beton segera setelah pekerjaan finishing beton seleai (dalam 2 jam dan setelah air permukaan terlihat hilang). Gunakan secara merata dalam pekerjaan yang kontinu menggunakan spray listrik atau roller sesuai petunjuk pabrik pembuat. Lapis ulang untuk area yang terkena hujan besar dalam 3 jam pemakaian awal. Jaga secara kontinu pelapisan dan perbaikan kerusakan selama masa curing.
2.
Gunakan membrane curing compound yang tidak akan mempengaruhi permukaan beton terhadap finishing permukaan beton yang akan digunakan.
H.
Curing permukaan ber-bekisting: Rawat permukaan beton berbekisting, termasuk sisi bawah balok, plat dan permukaan sejenis, dengan melembabkan bekisting selama masa curing atau sampai bekisting dibongkar. Jika bekisting dibongkar, lanjutkan curing. 1.
3.14.
Curing permukaan tanpa bekisting: Rawat permukaan beton tanpa bekisting, termasuk pelat, topping lantai, dan permukaan datar lain, dengan menggunakan cara-curing yang sesuai.
PENUNJANG DAN PENYANGGA A.
Umum: Sesuai ACI 347 untuk menunjang dan menyangga dalam konstruksi berlantai banyak, atau seperti yang disyaratkan.
B.
Sangga secara penuh dari tanah sampai atap untuk bangunan berlantai 4 atau kurang, kecuali diijinkan lain.
C.
Sangga secara penuh sedikitnya 3 lantai dibawah lantai atau atap yang sedang dicor untuk struktur yang melebihi 4 lantai. Sangga lantai atau atap yang sedang dicor, sehingga beban konstruksi diatas akan ditransfer secara langsung ke penyangga tersebut. Atur jarak penyangga dibawah lantai yang bersangkutan sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian yang menerima beban yang berlebih atau akan menyebabkan tegangan tarik pada bagian beton yang tidak diberi cukup tulangan. Sangga secara penuh diluar ketentuan minimum untuk menjamin distribusi beban yang memadai.
D.
Bongkar penyangga dan sangga ulang dalam urutan yang terencana untuk menghindari kerusakan beton. Tempatkan dan beri penyangga ulang untuk menunjang tanpa menyebabkan tegangan atau lendutan yang berlebih.
E.
Jaga penyangga ulang pada tepatnya sedikitnya 15 hari setelah pengecoran, zitau lebih lama jika disyaratkan, sampai beton mencapai kekuatan beton 28 hari yang disyaratkan, dan beban berat akibat pembangunan,telah diangkat. 92/123
3.15.
3.16.
3.17.
PEMBONGKARAN BEKISTING A.
Umum: Bekisting yang tidak memikul berat beton, seperti sisi balok, dinding, kolom, dan sejenisnya, dapat dibongkar setelah curing pada suhu tidak kurang dari 10 derajat C selama 24 jam setelah pengecoran beton, beton mempunyai kekerasan yang cukup untuk tidak hancur akibat pembongkaran bekisting,, pekerjaan curing dan perlindungan tetap dipertahankan.
B.
Bekisting yang memikul berat beton, seperti dasar balok, joist, pelat, dan elemen struktur lainnya, tidak boleh dibongkar dalam waktu kurang dari 14 hari atau setelah beton mencapai 75 persen kekuatan tekan rencana minimum pada 28 hari. Tentukan kekuatan tekan beton atas beton dilapangan dengan testing atas sampel yang menyatakan lokasi dan bagian struktur.
C.
Bekisting permukaan material dapat dibongkar 4 hari setelah pengecoran hanya jika penopang dan penyangga vertikal lainnya telah diatur supaya memungkinkan pembongkaran bekisting tersebut tanpa mengendurkan atau mengganggu penopang dan penyangga. Elemen yang disangga, disangga kembali sampai 14 hari, atau beton telah mencapai sedikitnya 75 persen kekuatan tekan rencama minimum pada 28 hari.
PENGGUNAAN ULANG BEKISTING A.
Bersihkan dan perbaiki permukaan I bekisting yang akan digunakan ulang. Bahan bekisting permukaan material yang terpisah, menjadi rusak, mengelupas, atau mengalami kerusakan lainnya, tidak akan diterima untuk permukaan expose. Gunakan bahan pelapis bekisting yang baru seperti yang disyaratkan untuk bekisting baru.
B.
Jika bekisting diperluas untuk pengecoran berikutnya, dengan seksama bersihkan permukaan, singkirkan rontokan, dan kencangkan bekisting supaya sambungan rapat. Paskan sambungan. Jangan gunakan tambalan untuk permukaan beton expose, kecuali diijinkan Pengawas.
PERBAIKAN PERMUKAAN BETON A.
Menambal permukaan yang rusak: Perbaiki dan tambal permukaan yang rusak dengan mortar semen segera setelah pembongkaran bekisting, jika diijinkan Pengawas.
B.
Aduk mortar dry-pack, terdiri dari satu bagian portland cement terhadap 2-1/2 bagian agregat halus melewati saringan no. 16, menggunakan cukup air seperti yang disyaratkan untuk pengangkutan dan pemasangan. 1.
Buang bagian keropos, kantong batu, rongga yang melebihi 6 mm dalam setiap ukuran, dan lubang yang ditinggalkan oleh tie-rod dan baut pada beton tetapi tidak ada yang dalamnya kurang dari 25 mm. Buat tepi potongan tegak lurus pada permukaan. Dengan seksama bersihkan, lembabkan dengan air, dan lapisi area yang akan ditambal dengan bonding agent menggunakan kuas. Pasang mortar penambal sebelum bonding agent kering. 93/123
2.
C.
Untuk permukaan yang terlihat langsung, aduk portiand cement putih dan portland cement standard sedemikian rupa sehingga jika kering, mortar penambal akan sesuai dengan warna sekitarnya. Sediakan daerah uji pada lokasi yang tidak mencolok mata untuk meyakinkan adukan dan warna sesuai sebelum mulai dengan penambalan. Padatkan mortar pada tempatnya dan buang bagian yang sedikit lebih tinggi dari permukaan sekelilingnya.
Memperbaiki permukaan yang berbekisting: Buang dan ganti beton yang mempunyai permukaan yang rusak, jika permukaan yang diperbaiki tidak dapat memuaskan Pengawas. Kerusakan permukaan termasuk ketidakaturan warna dan tekstur, retake rontok, rongga udara, keropos, kantong batu, sirip dan proyeksi lainnya pada permukaan, dan karat serta pelunturan lainnya yang tidak dapat dibuang dengan pembersihan. Bersihkan tie holes bekisting dan isi dengan mortar dry-pack atau sumbat beton precast pada tempatnya dengan bonding agent 1.
D.
Perbaiki permukaan bekisting concealed, apabila mungkin, yang mengandung kerusakan yang mempengaruhi daya tahan permukaan. Jika kerusakan tidak dapat diperbaiki, buang dan ganti dengan beton.
Memperbaiki permukaan tanpa bekisting: Periksa permukaan tanpa bekisting, seperti pelat monolit, untuk kehalusan dan periksa toleransi permukaan yang disyaratkan untuk setiap permukaan dan finishinng. Koreksi rendah dan tingginya bidang. Periksa kemiringan permukaan untuk drainage mengenai kebenaran kemiringan dan kehalusan dengan, menggunakan template yang mempunyai kemiringan yang disyaratkan. 1.
Perbaiki permukaan tanpa bekisting yang mengalami kerusakan yang daya tahan beton. Kerusakan permukaan termasuk yang pecah dan retak yang melebihi lebar 0,25 mm atau yang menembus penulangan atau yang sepenuhnya melewati penampang tanpa tulangan tanpa melihat lebarnya, keruntuhan, gompal, keropos, kantong batu, dan keadaan yang dapat ditolak lainnya.
2. Koreksi tinggi bidang pada permukaan tanpa bekisting dengah gurinda setelah beton berumur sedikitnya 14 hari. 3. Koreksi bidang rendah pada permukaan tanpa bekisting selama atau segera setelah penyelesaian finishing permukaan dengan memotong bidang rendah dan menggan-tinya dengan mortar penambal. Selesaikan bidang yang diperbaiki supaya serupa dengarf beton yang berdekatan. Bahan lapisan dasar yang sesuai dapat digunakan jika diijinkan Pengawas. 4.
Perbaiki bidang yang rusak, kecuali keretakan acak dan lubang tunggal tidak melebihi diameter 25 mm, dengan memotong dan mengganti dengan beton baru. Buang bidang yang rusak sampai bersih dan berbentuk persegi dan baja penulangan dengan sedikitnya clearance 20 mm pada seluruh keliling. Lembabkan permukaan beton yang berhubungan dengan beton penambal dan gunakan bonding agent. Aduk beton penambal yang sama bahannya supaya menghasilkan beton yang sama jenis atau kelasnya dengan beton seperti aslinya. Cor, padatkan dan selesaikan sampai serupa dengan finishing be,ton yang berdekatan. 94/123
E.
Perbaiki keretakan acak dan lubang tunggal setempat dengan diameter 25 mm atau kurang dengan metode dry-pack. Buat jalur (groove) pada retakan dan cungkil lubang sampai beton yang keras dan bersihkan debu, kotoran dan bahan lepas. Lembabkan permukaan beton yang sudah bersih dan gunakan bonding agent. Cor dry-pack sebelum bonding agent mengering. Padatkan adukan drypack pada tempatnya dan selesaikan supaya sesuai dengan beton yang berdekatan. Jaga bidang tambalan terus menerus dengan melembabkan selama sedikitnya 72 jam.
F.
Lakukan perbaikan struktur dengan teriebih dahulu diijinkan Pengawas untuk metode dan prosedurnya, menggunakan epoxy adhesive dan mortar yang disyaratkan.
G. Metode perbaikan yang tidak disyaratkan dapat digunakan dengan seijin Pengawas.
3.18.
PENGUJIAN QUALITY CONTROL ATAS BETON SELAMA PELAKSANAAN A.
Umum : Pemberi Tugas akan menugaskan agen pengujian untuk melaksanakan test dan memasukkan laporan test.
B.
Sampling dan testing untuk quality control selama pengecoran beton dapat meliputi hal sebagai berikut, seperti pengarahan Pengawas: 1.
Sampling beton segar: ASTM C172, kecuali modifikasi untuk slump sesuai dengan ASTM C94. a.
Slump : ASTM C 143, satu, test pada setiap adukan untuk satu hari pengecoran untuk setiap jenis beton, test tambahan jika konsistensi beton dir2Sa berubah.
b.
Kadar air: ASTM C 173, metode volumetrik untuk beton ringan atau beton normal, ASTM C 231 metode tekanan untuk beton normal, satu buah untuk satu hari pengecoran untuk setiap jenis beton air-entrained.
c.
Suhu beton: ASTM C 1064, satu test pengukuran suhu setiap jam jika suhu udara 4 derajat C atau lebih rendah dan jika 27 derajat C atau lebih, dan satu test pengukuran suhu untuk setiap set contoh benda uji.
d.
Contoh benda uji compression test: ASTM C 31, satu set terdiri dari empat silinder standard untuk setiap test kekuatan tekan, kecuali disyaratkan lain. Cetak dan simpan silinder untuk sampel test laboratory-cured, kecuali jika contoh test field-cured disyaratkan. Berikan label sampel yang menyatakan tanggal pengecoran dan bagian struktur dimana benda uji diambil. Ambil sampel pada lokasi pengecoran.
e.
Test kekuatan tekan: ASTM C 39, sedikitnya satu set untuk setiap hari pengecoran yang melebihi 5 m3 dan jumlah pengambilan 95/123
sampel sesuai dengan persyaratan untuk setiap kelas beton yang dicor dalam sehari, masing-masing empat contoh, satu contoh ditest pada 7 hari, dan 2 contoh (satu seri) ditest pada 28 hari, dan satu contoh disimpan untuk test kemudian jika perlu. 2.
Untuk beton yang dicor ditempat, contoh beton diambil acak dengan jumlah contoh masing-masing 2 benda uji sebagai berikut: a. Beton kelas-1 :1 buah setiap 10 m3 atau 10 adukan b. Beton kelas-2 :1 buah setiap 20 m3 atau 20 adukan c. Beton kelas-3 :1 buah setiap 50 m3 atau 50 adukan dengan pembagian kelas sebagai berikut: a. Beton kelas-1 : kolom truktur, dinding struktur, beton pratekan b. Beton kelas-2 : yang tidak termasuk kelas-1 dan kelas-3, misalnya balok,pelat c. Beton kelas-3 : beton yang mengutamakan faktor massa, misainya pondasi mesin Sedikitnya harus diperoleh 4 benda uji dalam satu proyek.
3. Untuk beton ready-mix, randon sample diperoleh dari pengadukan yang sama, untuk satu truck dilakukan dua kali pengambilan sampel di lapangan, yaitu pada 15 % dan 85 % beton dikeluarkan dari mixer-truck. mixer-tr uck. Pada masing-masing pengambilan contoh, dibuat 2 benda uji, yang nilai rata-ratanya merupakan 1 nilai uji. Pengambilan contoh dilakukan sebagai berikut a. b. c. d.
1 mixer truck diambil 1 x 4 benda uji 2 - 5 mixer truck diambil diambil 2 x 4 benda uji 6 - 1 0 mixer truck diambil diambil 3 x 4 benda uji setiap 1 0 mixer truck selebihnya diambil 1 x 4 benda uji tambahan.
4.
Jika jumlah beton untuk kelas tertentu kurang dari 50 m3 secara keseluruhan, Pengawas dapat membebaskan pengujian jika ada cukup keyakinan atas kekuatan beton yang ada.
5.
Kriteria penerimaan adalah sebagai berikut
6.
a.
Nilai rata-rata rata-ra ta dari pasangan benda uji berturut-turut berturut- turut yang terdiri dari 4 benda uji, tidak kurang dari fc'+O,82 s , dengan s = standard deviasi 4 benda uji.
b.
Tidak satupun satupun hasil hasil uji tekan (rata-rata (rata-rata 2 benda benda uji) uji) yang mempunyai nilai dibawah 85 % kekuatan beton yang disyaratkan (fc').
Setiap penolakan penolakan beton beton yang tidak memenuhi memenuhi ketentuan ketentuan dapat meliputi beton dengan volume lebih besar dari yang diwakilinya, dengan jumiah maksimum yang dapat dikenai penolakan sebagai berikut: a. b. c.
30 m3 untuk beton kelas-1 60 m3 untuk beton kelas-2 150 m3 untuk beton kelas-3 96/123
7.
C.
Jika kekuatan kekuat an beton kurang dari 85% kekuatan yang disyaratkan, disyaratka n, evaluasi operasi yang dilakukan dan lakukan tindakan koreksi untuk melindungi dan memelihara beton yang dicor.
Hasil pengujian akan dilaporkan secara tertulis kepada Pengawas, Perencana, produsen ready-mix, ready-mix, dan Kontraktor dalam dalam 24 jam setelah setelah test. Laporan test kekuattan tekan harus menyatakan identifikasi proyek (nama dan nomer), tanggal pengecoran, nama agen pengujian beton, jenis dan kelas beton, lokasi pengadukan beton, kekuatan tekan rencana untuk 28 hari, komposisi adukan beton dan bahan, kekuatan hancur beton pada 7 dan 28 hari.
D. Nondestructive Nondestructive testing: Impact Impact hammer, sonoscope, sonoscope, atau alat non-destructive non-destructive lainnya boleh diijinkan, tetapi tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya dasar untuk penerimaan atau penolakan. E.
Test tambahan: tambahan: Agen pengujian pengujian akan membuat membuat test tambahan tambahan atas atas beton yang yang diambil ditempat (coring) sebanyak 3 benda uji, jika hasil test menunjukkan kekuatan beton yang disyaratkan atau karakteristik lainnya tidak memenuhi syarat, sesuai petunjuk petunjuk Pengawas. Agen pengujian pengujian dapat melakukan melakukan test untuk menentukan kelayakan beton dengan cylinder-coring sesuai ASTM C 42, atau dengan metode lain sesuai pengarahan. Benda uji dikeringkan pada udara normal selama 7 hari untuk beton yang direncanakan kering, dan direndam 40 jam untuk beton yang direncanakan basah. Hasilnya harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. 2.
nilai rata-rata benda uji tidak kurang dari 85% fc'. tidak satupun nilai benda uji kurang dari 75% fc'.
F.
Jika tidak memenuhi syarat dapat dilakukan load-test dengan beban langsung pada struktur, untuk beton yang dipakai untuk pelat dan balok lantai.
G.
Jika test gagal, Kontraktor Kontrakto r harus bertanggung jawab untuk semua biaya pembongkaran dan perbaikan yang berhubungan dengan bagian struktur sesuai petunjuk Pengawas/Perencana. Pengawas/Perencana.
3.19.
QUALITY CONTROL ATAS BAJA TULANGAN SELAMA PELAKANAAN
3.20.
A.
Untuk menj2min tulangan memenuhi persyaratan, persyaratan, sebagai tambahan atas sertifikasi laboratorium, ambil test tarik secara periodik minimum 2 sampel sebanyak tiga kali sedikitnnya pada pengiriman pertama, pada bulan kelima pengiriman dan bulan kesepuluh pengiriman. Jika selama pelaksanaan kualitas tulangan dicurigai tidak memenuhi persyaratan, Pengawas/Perencana dapat minta diadakan test tarik lainnya.
B.
Lakukan test test lengkung dingin dan test kekuatan leleh tarik tarik di laboratorium laboratorium sekali setiap 10 ton untuk tulangan dengan diameter 13 mm kebawah, dan setiap 20 ton untuk tulangan mempunyai diameter 16 mm keatas. Sampel diambil sepanjang 1 meter.
MASS CONCRETING A.
Umum : Bagian ini ini berisi syarat syarat tambahan untuk untuk pekerjaan beton beton massal. 97/123
1 . Secara umum, pekerjaan harus memenuhi ACI 270.lR-70, ACI 207.2R-73 dan ACI 270.3R-79 2. Sebelum mulai pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan proposal metode pengukuran, pengadukan, pengangkutan, pengecoran beton, pengendalian suhu dan metode curing untuk persetujuan Pengawas. B. Bahan : Gunakan bahan sesuai persyaratan sebagai berikut: 1. Gunakan bahan untuk adukan beton yang akan menghasilkan suhu rendah. 2. Fly ash atau Pozzolanic (ASTM C 618) dapat digunakan sebagai mineral admixture dalam beton portland cement. 3. Surface active active agent: agent: Gunakan Gunakan jenis jenis air entraining entraining dan water reducing agent. 4. Campuran rencana beton harus meminimumkan kadar semen dalam batas kekuatan beton yang disyaratkan. C.
Kendalikan suhu beton selama pengecoran. 1 . Setelah pengecoran pengec oran beton, jaga permukaan permuk aan beton tetap basa basah h dan lindungi permukaan dari sinar matahari langsung dan kehilangan kelembaban yang cepat. 2.
Ukur dan amati suhu beton pada permukaan dan dalam beton, setelah pengecoran beton. Suhu pada berbagai tempat harus dimonitor dengan menggunakan menggunakan alat tertentu seperti t hermocouple. hermocouple.
3.
Curing beton harus dilakukan untuk menahan peningkatan suhu yang cepat. Jaga gradient suhu antara permukaan dan dalam beton serendah mungkin. Beda suhu yang diperbolehkan antara suhu puncak dan suhu ambient akhir harus dibatasi kira-kira 20 derajat C, jika agregat flint gravel digunakan.
4.
Sebelum mencapai suhu tertinggi, tertingg i, tutup permukaan beton dengan menggunakan terpal atau isolasi lainnya untuk menahan panas dan mengurangi beda suhu. Setelah membongkar penutup (cover), permukaan beton harus dilindungi terhadap pengeringan yang terlalu dini.
98/123
SPESIFIKASI TEKNIS III. MEKANIKAL / ELEKTRIKAL
99/123
PASAL 1 - PEKERJAAN PLUMBING 1 - PENDAHULUAN 1.1.
Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan mengenai pengadaan bahan dan pemasangan/pelaksanaan pekerjaan secara lengkap dan sempurna untuk pekerjaan
1.2.
Plumbing; termasuk sanitair, pompa-pompa air dan pemipaan. Instalasi pemipaan dari seluruh WC menuju ke septic tank. Pemipaan dari sanitair / wastafel menuju ke saluran.
Persyaratan Kontraktor Plumbing :
Mempunyai SIPP instalasi air yang masih berlaku. Mempunyai PAS PAM Golongan III dari PAM – Pemda setempat yang masih berlaku.
2 - URAIAN SISTEM 2.1.
Sistem Penyediaan Air Bersih Untuk memenuhi kebutuhan air seluruh bangunan, sumber air yang berasal dari mata air gunung ditampung kedalam bak air bawah. Selanjutnya untuk mendistribusikan air yang berasal dari bak air bersih untuk keperluan bangunan dipompakan ke bak air atas dengan pompa sentrifugal yang bekerja otomatis. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan penyiraman taman dan lahan dari bak air atas secara gravitasi. Cara bekerja pompa pengisi bak air atas untuk distribusi air bersih keseluruh bangunan dan penyiraman taman adalah sebagai berikut : pompa no.1 bekerja / start, bila tekanan air di dalam pipa distribusi turun pada tekanan minimum 5 m. pompa no. 2 bekerja / start, bila tekanan air di dalam pipa distribusi turun pada tekanan minimum 10 m. pompa tetap stop bila muka air di dalam bak air mencapai level minimum. pengaturan tekanan yang lebih teliti akan dilakukan pada saat pemasangan pressure switch.
2.2.
Sistem Pembuangan Air Kotor Seluruh buangan cair dan padat dari seluruh bangunan yang terdiri dari buangan toilet ,WC dan urinoir dialirkan ke septictank sedangkan buangan air mandi dan wastafel dialirkan ke saluran luar.
2.3.
Sistem Pemipaan Pemipaan dari ruang pompa menuju ke bangunan (lihat gambar). Pemipaan didalam bangunan untuk setiap lantai terkumpul dalam suatu shaft,dan pada saat pipa tersebut menuju kelantai diatasnya terdapat transfer shaft. Seluruh pemipaan horizontal didalam bangunan terletak didalam ruang plafond. Pemasangan pipa vertikal dan horizontal didalam dinding dengan diameter 2" harus dipasang khusus (dengan kawat ayam dan dicor adukan/spesi). 100/123
Pemasangan pipa harus memakai hanger, support, sesuai dengan persyaratan yang diuraikan pada pasal selanjutnya. Setiap kelompok toilet disediakan stop-kran yang dilengkapi dengan hand-hole untuk perbaikan. Type stop-kran untuk setiap kelompok adalah globe-valve, yang dapat mengatur aliran air sesuai dengan yang diinginkan.
2.4.
Sistem Pompa Air Sistem air bersih didalam bangunan memerlukan pompa-pompa air antara lain:
2.4.1. Pompa pengisi bak air atas menggunakan jenis pompa sentrifugal yang bekerja berdasarkan tekanan yang terjadi pada pipa distribusi. Disediakan 1 set dengan sistem bekerja seperti dalam uraian pasal 2.1. 3 - LINGKUP PEKERJAAN 3.1.
Pekerjaan plumbing meliputi pengadaan dan pemasangan : pemipaan air bersih pemipaan air kotor sanitair instalasi pemipaan menuju septic tank pompa-pompa air
3.2.
Pelaksanaan pemipaan air bersih, yaitu melaksanakan sistem pemipaan air bersih mulai dari reservoir bawah ke ruang pompa dan dari ruang pompa ke bak air atas dan didistribusikan ke seluruh bangunan sesuai dengan gambar.
3.3.
Melaksanakan pemipaan air kotor dari seluruh bangunan sampai dengan bak pengumpul di luar bangunan pada lantai 1 sebelum disalurkan ke saluran buangan kota.
3.4.
Melaksanakan pemipaan air kotor termasuk pipa vent didalam bangunan.
3.5.
Melaksanakan semua bak kontrol untuk sistem air bersih dan sistem air kotor sesuai dengan yang direncanakan.
3.6.
Menyediakan pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air kotor sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan lengkap dengan fitting dan kelengkapan dalam pemasangan.
3.7.
Menyediakan dan memasang peralatan sebagai berikut : sanitair lengkap dengan accessories, pompa-pompa lengkap dengan wiring, panel kontrol dan water level kontrol.
3.8.
Melaksanakan pembuatan panel pompa mulai dari kabel tuvur yang telah disediakan oleh Instalatir listrik sampai dengan panel kontrol sehingga pompa dapat bekerja dengan baik sesuai dengan sistem yang diinginkan.
3.9.
Melaksanakan pembuatan dan pemasangan penumpu/penggantung pipa, dan sebelumnya agar membuat gambar kerja mengenai cara-cara pemasangan sesuai dengan yang disyaratkan.
101/123
3.10.
Melaksanakan pekerjaan penggalian dan penimbunan kembali untuk pemasangan pipa diluar bangunan sesuai dengan syarat syarat yang ditentukan.
3.11.
Melaksanakan pemasangan sleeves, pembobokan tembok dan pemlesteran kembali untuk pipa-pipa didalam bangunan sesuai dengan syarat yang ditentukan dan disetujui oleh Kontraktor Sipil.
3.12.
Kontraktor diharuskan mengurus penyambungan air ke mata air setempat untuk permintaan penyambungan kebutuhan air. Biaya yang terjadi sudah termasuk dalam penawaran.
3.13.
Kontraktor diharuskan mengurus izin ke instansi yang berwenang dalam menangani pembuangan air limbah (DPU Pemda setempat dan P4L). Biaya resum dibayar oleh Pemberi Tugas, sedangkan pengurusan penyambungan oleh Kontraktor.
3.14.
Semua hasil pekerjaan yang telah selesai harus dilakukan pengetesan sesuai dengan yang disyaratkan.
3.15.
Mendidik petugas pemilik yang ditunjuk mengenai cara menjalankan dan memelihara instalasi khusus, instalasi pompa dan sekaligus memberikan garansi peralatan terpasang selama 1 tahun.
3.16.
Memberikan masa pemeliharaan secara berkala bulanan selama 1 tahun dengan biaya kontraktor dan jaminan gratis sparepart selama 1 tahun.
3.17.
Menyerahkan gambar (as built drawing), buku manual operation serta data teknis sesuai peralatan.
4 - SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 4.1.
Semua cara dan teknik pemasangan harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam bestek.
4.2.
Selama pekerjaan berlangsung Kontraktor harus menempatkan petugas yang ahli untuk mempertanggung jawabkan pekerjaan di lapangan.
4.3.
Sebelum pemasangan dan pemesanan, semua peralatan yang akan dipasang harus dibuat gambar kerja terlebih dahulu untuk disetujui.
4.4.
Material yang terpasang harus baru dan tidak cacat, sesuai dengan spesifikasi.
4.5.
Kontraktor harus melengkapi semua material pembantu untuk kesempurnaan instalasi yang dipasang.
4.6.
Semua pekerjaan yang telah selesai dikerjakan agar dilakukan pengetesan.
102/123
Pasal 5 - SPESIFIKASI MATERIAL 5.1.
Sanitair
5.2.
WC Bahan Type Warna Merk
: : : :
Vitreous China floor outlet standard KIA (American standard), TOTO
Urinal Bahan Type Warna Merk
: : : :
Vitreous China wall hung urinal with integrated trap standard KIA (American standard), TOTO
Lavatory ( hand basin ) Bahan : Vitreous China Type : Wall hung lavatory Warna : Standard Merk : KIA, TOTO
Kitchen sink Bahan : stainless steel Type : single bowl dan single tray Lengkap dengan : - goose neck - drum trap sesuai gambar detail
Type-type sanitair diatas maupun yang lainnya harap disesuaikan dengan gambar arsitektur
Pipa Air Bersih Bahan Standard Bahan untuk pipa sleeves Testing pressure Merk
Fitting Bahan
: : : : :
Galvanized steel welded tubes BS 1387/1967 - kelas medium black steel pipe - kelas medium 150 psi Talang Tirta atau PPI
: Malleable Iron Screwed fitting (Galvanized): < 2 1/2" - screwed - flanged 3" : Top-Brand, HE
Merk Valves Check valves ( anti water hammer check valves ) Bahan : bronze construction . threaded 1/4" - 2 1/2" bronze disc screw in cap 150 psi pressure rating (10 kg/cm2). Bahan : Cast iron . flanged 3", 150 psi pressure - rating (10 kg/cm2) Merk : TRW-duo check,Astom,Techno check
Gate valve dan globe - valve 103/123
Bahan Bahan Merk
5.3.
:
bronze construction . threaded 1/4" - 2 1/2", 150 psi pressure rating : cast iron . flanged >/ 3", 150 psi pressure - rating. : Toyo,Kitz,NBC
Untuk gate valve yang terendam air Bahan : PVC atau stainless steel
Pipa air kotor (soil pipe, waste pipe & vent pipe)
Dari sanitair ke pipa tegak Bahan : PVC kelas 10 kg/cm2 Cast iron w/epoxy resin coating (pipa tegak) Merk : pralon, rucika
Untuk didalam bangunan sampai dengan bak kontrol Bahan : PVC kelas 10 kg/cm2 ex Pralon atau Rucika dengan surat rekomendasi dari pabrik.
Untuk diluar bangunan Bahan : PVC kelas 10 kg/cm2 ex Pralon atau Rucika dengan surat rekomendasi dari pabrik.
Fitting untuk pipa PVC : T.S. Joint injection moulded. Pemakaian solvent cement yang sesuai.
5.4.
Pipa air hujan Bahan : black steel pipe kelas medium
5.5.
Fitting pipa air hujan Bahan : malleable iron weldwd fitting
5.6.
Clean Outs
5.7.
Bahan
:
Merk
:
- untuk cover/penutup adalah brass chroom plated - untuk body clean outs, disesuaikan dengan pipa buangan dengan sistem sambungan yang watertight. - San Ei - TOTO - Kakudai
Floor Drains Bahan Type Merk
: : :
brass chroom plated lengkap dengan removable strainer. bell-trap - San Ei - Kakudai -TOTO
104/123
5.8.
5.9. 5.9.1.
Kran-kran
Kran taman Type : sill cock with hose coupling Bahan : brass chrom plated
Wall Faucet Bahan
Brass chroom plated
Pompa Air Bersih Pompa Package Booster (untuk distribusi air bersih) Jumlah Kapasitas Head total Putaran Motor power Merk
5.9.2.
:
: : : : : :
1 set (terdiri dari 2 buah pompa) lihat gambar kerja dan lampiran spesifikasi material lihat gambar kerja dan lampiran spesifikasi material lihat gambar kerja dan lampiran spesifikasi material disesuaikan GAE, Ebara, Groundfos, ETA - N
Electrode Water Level Control Type Tegangan Merk
: : :
stick electrode 24 Volt ex Jerman (Omron, Fannal) dilengkapi dengan anti lumut.
5.10. Saringan Bahan : stainless - steel 5.11.
Penggantung (hanger, support, klem) Bahan
:
untuk penggantung (hanger rod) terbuat dari besi berbentuk bulat, berulir dengan baut untuk menyetel ketinggian penggantung pipa. Type : penggantung untuk single pipe lines (clevis hanger, clevis rolles, pipe saddles atau riser clamps). Penggantung untuk multiple pipe runs (trapeze hangers dan pipa racks). Penggantung-penggantung pemasangannya.
tersebut
lengkap
dengan
kelengkapan
untuk
6 - TATA CARA PELAKSANAAN DAN CARA PEMASANGAN 6.1.
Shop Drawing Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi plumbing, Kontraktor diwajibkan membuat gambar kerja (shop-drawing) yang diperlukan dan akan diserahkan ke Owner sebelum serah terima I. Gambar-gambar tersebut mencakup antara lain : penembusan pipa/sleeves pada pondasi, pelat beton, dll. detail pemasangan setiap sanitair 105/123
6.2.
penggambaran jalur-jalur pipa air bersih dan pipa air kotor lengkap dengan hanger/support. detail pemasangan pompa lengkap dengan pondasi dan vibrator. detail pemipaan di ruang mesin lain-lain yang diperlukan.
Pemasangan Pipa
6.2.1. Pipa-pipa didalam tanah yang dipasang sejajar gedung minimal mempunyai jarak dari pondasi. Kedalaman pipa minimal 60 cm dari permukaan tanah dan minimal 100 cm dibawah jalan/parkir. Pipa-pipa didalam tanah sebelum dipasang harus dilapisi bitumen/coal-toar dan hennep/goni. 6.2.2. Apabila pipa-pipa tersebut menembus pondasi atau dinding, maka pipa harus diberi perlindungan/ sleeves dengan ukuran 2 standard lebih besar. Antara pipa dan sleeves tersebut harus diisi dengan flexible sealing material. Pipa suction didalam bak air bawah diberi flexible joint. 6.2.3. Pemadatan/penimbunan pipa harus dilakukan tanpa merusak pipa. Bahan yang dipakai untuk menimbun harus bersih dari batu, puing atau sampah. Pemadatan dilakukan sebagai berikut : sekeliling pipa ditimbun dengan pasir setebal 20 - 30 cm dipadatkan kemudian ditimbun dengan tanah yang bebas dari batu, puing dan sampahsampah dipadatkan hati-hati setiap lapis sampai mencapai permukaan tanah semula. 6.2.4. Pemasangan pipa dalam bangunan
Pipa-pipa horizontal dipasang didalam ceiling dan diberi hanger (support). Hanger, klem harus dibuat dari bahan yang tahan karat, mudah dipasang dan dibuka kembali dan harus kuat menahan beban pipa. Pemasangan pipa vertikal dan horizontal didalam dinding dengan diameter 2" harus dipasang khusus (dengan kawat ayam dan dicor adukan / spesi).
Pemasangan hanger (supports) adalah sebagai berikut : -
untuk vertikal piping : PVC pipe : pada dasar pipa tegak diberi pondasi dan pipa diberi penguat pada setiap interval ketinggian (per lantai). Threadedpipa:padasetiapinterval ketinggian
-
untuk horizontal piping : PVC pipe : pada setiap 1,5 m dan setiap sambungan yang lemah Threaded pipe 1" dan kurang dari 1" pada setiap 2 m Threaded pipe 1" atau lebih pada setiap 3 m
106/123
Tambahan penggantung dan penyangga harus dilakukan pada setiap perubahan arah dan dimana terdapat konsentrasi beban karena adanya valve, fitting, sambungan terhadap fixtures, dan peralatan lain. Pipa tidak boleh digantung memakai kawat, kabel, kayu, tali atau sejenisnya.
6.2.5. Pemasangan pipa air kotor (soil and waste pipe) dan pipa vent
Untuk mendapatkan suatu kecepatan pengaliran yang memenuhi syarat, maka pemasangan pipa air kotor harus mempunyai kemiringan minimal 2% untuk pipapipa yang mempunyai diameter 3" atau lebih kecil, dan kemiringan minimal 1% untuk pipa yang lebih besar. Khusus untuk pipa dilantai dasar (bahan : concrete pipe) dengan diameter 8" dipasang dengan kemiringan 0,5 %.
Pipa vent harus dipasang sesuai dengan gambar dan mempunyai kemiringan keatas menuju ke pipa vent tegak, yang mempunyai vent cap diatas lantai atap bangunan untuk memperoleh ventilasi seluruh sistem dengan sirkulasi udara secara gravitasi.
6.2.6. Penyambungan Pipa
Penyambungan pipa didalam plumbing sistem ini harus gastight dan watertight. Untuk PVC pipe dipakai sistem TS joint (TS joining method) dengan memakai TS fitting dan solvent cement. Dengan cara penyambungan sebagai berikut : - bersihkan pipa dan fitting yang akan disambung - bila pipa dipotong harus dilakukan tegak lurus - pada poros pipa dan ujungnya diserongkan dengan kikir - beri tanda pada pipa sepanjang dalamnya fitting - oleskan solvent cement dengan kwas pada bagian - dalam dari fitting dan pada pipa sampai pada tanda yang telah diberikan - masukkan pipa dengan cepat dengan menggunakan alat penarik pipa, kemudian diamkan selama 1 menit lalu alat penarik dilepas
6.3.
Pipa ulir memakai seal tape yang diizinkan. Pemakaian seal tape tersebut hanya pada male threads.
Untuk clean-out dan drain-plugs memakai graphite
Untuk pipa air kotor, perubahan arah pengaliran harus memakai Y-45 ,T-Y, long sweep bends, dll. Single dan double sanitary tees hanya boleh digunakan pada vertical drainage piping.
Tidak diperkenankan membakar pemipaan PVC.
pipa PVC untuk
penyambungan sistem
Pemasangan Clean Outs Untuk pipa dengan diameter 3" atau lebih dibutuhkan jarak minimal 18" (45 cm) dari dinding dan 12" (20 cm) untuk pipa yang lebih kecil.
107/123
Pemasangan clean out dengan pipa PVC agar memakai graphite dengan sistim penyambungan yang harus disetujui Direksi. 6.4.
Floor drain Pemasangan floor drain harus lebih rendah 0,5 cm dari lantai finish.
6.5.
Pemasangan sanitair dan perlengkapannya
6.6.
Pemasangan sanitair dan perlengkapannya Pemasangan secara lengkap sesuai dengan spesifikasi dan harus dilakukan menurut petunjuk pemasangan dari pabrik. Penambahan peralatan yang dibutuhkan untuk kesempurnaan pemasangan sanitair menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengecatan Seluruh pipa air kotor, air kotoran dan pipa air bersih harus dicat finish. Pada pipa-pipa expose dan pipa dalam shaft harus diberi tanda berupa tulisan diatas cat finish, sebagai berikut:
Pipa air bersih Pipa air kotoran (soil pipe) Pipa buangan (waste pipe) Pipa ventilasi (vent pipe)
6.7.
WARNA TULISAN biru Air bersih hitam Air kotoran coklat Air buangan Warna pipa P.V.C
Pemasangan tutup manhole dan manhole/bak kontrol Besi siku penahan tutup dipasang bersama pengecoran bak kontrol. Antara tutup dan besi siku dipasang rubber-sealed untuk mencegah gas keluar dari bak kontrol.
7 - T ES TI NG 7.1.
Pengetesan Sistim Air Bersih Sistim air bersih harus ditest dan dibuktikan bahwa tidak ada kebocoran. Cara pengetesan dilakukan sebagai berikut:
Sebelum pengetesan, seluruh pipa air bersih supaya dibilas terlebih dahulu dari semua endapan, kotoran atau sisa-sisa pengerjaan pemipaan. Pembilasan dilakukan dengan menekan pipa-pipa dengan air secukupnya dan dibuang, demikian diulangi sampai didapat hasil buangan pembilasan bebas dari kotoran yang mungkin ada didalam pipa air bersih tersebut.
Setelah pembilasan dilakukan pengetesan secara hydraulic, yaitu menekan seluruh sistem pemipaan air bersih dengan air yang mempunyai tekanan sebesar 16 atm (16 Kg/cm2) Tekanan yang terjadi dipertahankan selama 24 jam, apabila jarum manometer menunjuk angka yang konstan berarti hasil pemasangan dinyatakan baik. 108/123
7.2.
Pengetesan dilakukan 2 tahap, yaitu : 1. sebelum penyambungan dengan sanitair (dengan tekanan testing) 2. setelah penyambungan dengan sanitair (pengecekan fungsi).
Peralatan dan keperluan untuk pengetesan harus disediakan oleh Kontraktor : - air - pompa tekan - pressure gauge - stop plug - jam/stop watch
Hasil pengetesan diserahkan kepada Pemberi Tugas untuk diperiksa. Apabila terdapat hasil pengerjaan yang dianggap kurang memenuhi syarat agar dilakukan perbaikan hingga mendekati sempurna secara teknis.
Pengetesan Sistem Air Kotor didalam bangunan Sistim air kotor harus dibuktikan bahwa benar-benar water tight dan gastight. Tahap pelaksanaan pengetesan dilakukan sebagai berikut : Tahap 1 : Sebelum pengetesan diadakan pembilasan pipa seperti telah diuraikan pada pasal 7.1. Tahap 2 : Pengetesan dilakukan lantai perlantai dengan sistim "water-test" : setiap bukaan harus ditutup rapat kecuali bukaan paling atas setiap bagian diisi dengan air pengetesan tidak kurang dari 3 m kolom air tidak lebih dari 30 m lama pengetesan 30 menit diceck terhadap kebocoran.
7.3.
Pengetesan pompa-pompa Pengetesan dilakukan sesuai dengan petunjuk pabrik dan sistim yang diinginkan meliputi : debit rata-rata tekanan (suction dan discharge) kecepatan (rpm) balancing kapasitas derajat kebisingan getaran kebocoran Pengetesan sistim harus sesuai dengan uraian sistem.
7.4.
Pengetesan sanitair Pengetesan sanitair, seluruh peralatan yang dipasang agar ditest sesuai dengan fungsinya sehingga berjalan sebagaimana mestinya.
109/123
PASAL 2 - PEKERJAAN LISTRIK 1 - PENDAHULUAN
1.1. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang spesifikasi bahan dan cara pemasangan pekerjaan Instalasi dan peralatan seperti tercantum dalam pasal-pasal, lampiran-lampiran dan gambar-gambar berikut sehingga sistem dapat beroperasi secara baik dan sempurna. Pekerjaan tersebut antara lain : - penyediaan bahan - pengangkutan sampai site - pemasangan - pengujian- supervisi - pemeliharaan - pemberian jaminan - Perizinan 1.2. Gambar-gambar Detail Detail-detail kecil yang diperlukan tidak semuanya digambar atau ditulis dalam spesifikasi teknis. Bila hal itu perlu untuk kelengkapan dan kesempurnaan sistim pemasangan atau kerja atau lazim terdapat dalam praktek, maka hal itu menjadi kewajiban Kontraktor untuk melengkapinya. 1.3. Pemberitahuan Waktu-waktu Kritis Kontraktor diharuskan memberitahukan saat-saat pemasangan yang kritis kepada pengawas misalnya : saat pemasangan sleeve, pemasukan dan penempatan genset dari luar sampai ke pondasi, bagaimana rute yang akan ditempuh, kecukupan dari segi ruang dan kekuatan struktur, alat-alat bantu yang akan dipasang, schedule dengan urutan kerja dan sebagainya. 1.4. Ukuran dalam Gambar Ukuran panjang, lebar, tinggi dan elevasi dari mesin atau peralatan lainnya yang tercantum dalam gambar, adalah ukuran yang didapat dari data-data lain seperti gambar arsitektur, struktur atau brosur-brosur, Kontraktor wajib menyesuaikan dengan standard pabrik yang dimiliki. 1.5. Gambar dan Spesifikasi Teknis Apabila suatu penjelasan atau spesifikasi tidak terdapat dalam gambar tetapi terdapat dalam spesifikasi teknis atau sebaliknya terdapat dalam spesifikasi teknis tetapi tidak terdapat dalam gambar maka keterangan yang manapun berlaku. Apabila terdapat pertentangan antara keduanya diambil nilai yang lebih tinggi,lebih lengkap dan lain-lain yang bersifat lebih baik secara kuatitas maupun kualitas (apabila perlu dikonfirmasikan dengan Perencana). 1.6. Dalam melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor harus mengikuti dan mematuhi semua peraturan yang ada antara lain :
Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987 (Penyesuaian terhadap PUIL 1997 selama pelaksanaan pekerjaan) 110/123
Persyaratan Pabrik dll. Syarat-syarat umum Spesifikasi Teknis Gambar-gambar rencana Berita-berita Acara Peraturan PEMDA setempat. NFPA No. 70 NFPA No. 110 NFPA No. 101
1.7. Syarat – syarat Kontraktor a. Memegang keagenan atau bekerja sama dengan agen dari merk yang ditawarkan dengan menunjukan surat keagenan/ kerjasama. b. Harus mempunyai SIKA-PLN golongan-C yang masih berlaku atau bekerja sama dengan pemegang SIKA-PLN.
2 - SISTEM INSTALASI 2.1. Semua pemasangan instalasi harus memakai pelindung pipa lengkap dengan fittingfittingnya. 2.2. Semua pemasangan instalasi dihalaman yang dilalui kendaraan, dibawah lantai/corcoran beton menggunakan pipa dan fitting berlapis galvanis (GIP) 2.3. Untuk penembusan pondasi atau sloof didalam bangunan harus digunakan pipa galvanis sebagai pelindung. Penembusan delatasi menggunankan pipa jenis fleksible. 2.4. Semua peralatan yang memerlukan pentanahan harus diberi pentanahan tersendiri secara baik dan memenuhi persyaratan. 2.5. Instalasi dan feeder yang terpasang didalam bangunan dan dihalaman yang tidak dilalui kendaraan dilindungi pipa dan fitting UPVC. 2.6. Instalasi terpasang inbouw atau tidak nampak dari luar misalnya didalam plat beton, dinding, kolom dan partisi. 2.7. Semua pemipaan instalasi dan feeder kabel yang tidak masuk dalam cor-coran atau tertanam misalnya yang terpasang dalam shaft, diatas plafond, di rak kabel, trench, atau plat beton harus dicat pada tiap ujung pipa dan pada tiap 10 meter dengan warna yang akan ditentukan kemudian untuk dapat dibedakan dari instalasi lain. 2.8. Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan ditengah jalan. 2.9.
Setiap kabel sesampainya dipanel atau peralatan berilah kelebihan secukupnya untuk mengantisipasi adanya kemungkinan penggeseran tersebut.
panjang alat-alat
2.10. Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, pengetapan dan sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai.
111/123
2.11. Untuk terminasi kabel pada menggunakan sepatu kabel.
busbar,
circuit
breaker
atau peralatan lainnya
2.12. Semua peralatan listrik yang memerlukan pentanahan harus diberi pentanahan tersendiri dan terpisah dari instalasi pentanahan lain. 2.13. Semua instalasi penerangan dan stopkontak menggunakan sistem 3 core dimana core yang ketiga merupakan jaringan pentanahan disatukan ke panel listrik. 2.14. Sistem tegangan listrik 380 volt - 3 fasa - 50 Hz atau 220 volt - 1 fasa - 50 Hz.
3 - PERSYARATAN UMUM MATERIAL 3.1. Syarat-syarat dasar a. Kontraktor harus memberikan bahan/material dari kwalitas baik, baru, bukan hasil perbaikan dan pemasangan yang rapi dan sempurna sehingga dapat berfungsi dengan baik dan harus sesuai dengan spesifikasi/ persyaratan. b. Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi merupakan kapasitas minimum.Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan Kontraktor dengan syaratsyarat sebagai berikut :
Tidak menyebabkan pertambahan peralatan Sistem tidak menjadi lebih sulit Tidak meminta pertambahan ruang Biaya operasidan pemeliharaan tidak menjadi mahal.
c. Dalam hal ukuran fisis harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih besar dari pada yang telah disediakan. Kecukupan tersebut dalam arti telah termasuk segala peralatan pendukung yang perlu untuk operasi sampai sempurna.
3.2. Syarat-syarat fisis a. Bahan dan peralatan dari klasifikasi atau type yang sama sedapat mungkin diminta dari merk atau buatan pabrik yang sama. b. Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka seluruh bagian-bagiannya sebaiknya dari merk yang sama untuk menghindari kesulitan pemeliharaan dan menjaga mutu karakteristiknya.
Pasal 4 - PERSYARATAN UMUM PEMASANGAN 4.1. Kontraktor diharuskan meneliti semua dimensi dimensi secepatnya sesudah mendapat SPK. Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah pengukuran, meneliti peil - peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya. Apabila ada perbedaan antara pengukuran dilapangan dengan gambar, ajukan data-data dan usul-usul kepada pengawas tentang apa yang perlu dirubah atau diatur kembali agar supaya semua intalasi dan peralatan dalam sistim dapat ditempatkan dan bekerja sebaik-baiknya. 112/123
4.2. Kontraktor Kontrakto r harus melakukan pengukuran dan memberi tanda pada tempat yang akan dipasang peralatan/instalasi sesuai ukuran sebenarnya dengan mendapat persetujuan dari pengawas. 4.3. Kontraktor harus membuat membuat gambar pemasangan pemasangan dilapangan/ gambar gambar kerja (shop drawing) yang dibuat oleh pabrik atau studio Kontraktor, yang memuat denah, potongan dan detail serta ukuran yang jelas untuk keperluan pemasangan yang sesungguhnya, sesuai dengan peralatan utama dan peralatan bantu serta peralatan perlengkapan lainnya sebelum melakukan pemasangan untuk menjamin ketepatan, dan hal ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pengawas sebelum dilaksanakan. 4.4. Kontraktor Kontrakto r harus berkonsultasi berkonsultas i dengan Kontraktor lain dan pengawas sebelum memulai pekerjaan pemasangan kabel/ konduit, hanger, peralatan dan sebagainya sedemikian sehingga kabel-kabel listrik dan peralatan tidak bertabrakan dengan pemasangan pekerjaan lain. Apabila ada perselisihan paham antar Kontraktor maka keputusan akhir ada pada pengawas. 4.5. Kontraktor harus harus kerja sama sama dengan Kontraktor pembuat panel panel dalam hal hal pemasangan komponen kontrol dan komponen pengaman (CB). 4.6. Bilamana terjadi perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja dengan keadaan sebenarnya dilapangan, Kontraktor diharuskan memberitahukan kepada pengawas untuk dapat diselesaikan. 4.7. Kontraktor Kontrakto r harus dapat bekerjasama dengan Kontraktor Kontrakt or lain serta pengawas, sehingga koordinasi lapangan berjalan lancar. 4.8. Semua bahan instalasi instalasi dan peralatan sebelum sebelum dipesan, dibeli, dibeli, masuk site atau dipasang harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pengawas.
5 - SPESIFIKASI UMUM TESTING/ PENGUJIAN 5.1. Pengujian Instalasi Listrik a. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga mencapai hasil baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN dan syarat-syarat butir 1.6. b. Bilamana diangap perlu maka pengawas atau Perencana berhak meminta supaya bahan-bahan instalasi atau peralatan dapat diuji ke laboratorium atas tanggungan biaya Kontraktor. c. Setiap instalasi yang akan ditutup harus diuji sebelum dan sesudah bagian tersebut tertutup sehingga diperoleh hasil yang baik sesuai peraturan pada butir 1.6. d. Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan mantap, kencang dan tidak terjadi kesalahan sambung atau atau kesalahan polaritas. e. Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan. dispesifik asikan. f. Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan sesudah bagian tersebut tertutup.
113/123
g. Untuk bangunan lebih dari d ari satu lantai maka mak a setiap satu lantai lant ai telah selesai sele sai dilaksanakan dilaksanakan maka harus dilakukan pengujian terhadap lantai yang bersangkutan. h. Setiap Panel dan Instalasi selesai dilaksanakan harus diuji bahwa sambungan terpasang dengan kencang dan tidak terjadi salah polaritas. i. Tahanan/impedansi Tahanan/imp edansi instalasi harus sesuai dengan persyaratan persyarat an RKS dan PLN. j. Setelah seluruh peralatan peralatan terpasang harus harus diuji kelengkapannya kelengkapannya sehingga tidak tidak ada yang kurang dan tersambung dengan benar. k. Pengujian seluruh sistem harus bersama agen dan hasilnya harus baik dan memenuhi persyaratan spesifikasi dan pabrik pembuat. l. Bila diperlukan pengujian terhadap bahan-bahan instalasi dan peralatan, maka pengawas boleh meminta bahan-bahan instalasi dan peralatan tersebut untuk diuji ke laboratorium atas biaya Kontraktor. m. Seluruh pengujian harus dilakukan bersama pengawas dan dibuat berita acaranya.
6 - PENYERAHAN, PEMELIHARAAN PEMELIH ARAAN DAN JAMINAN 6.1. Penyerahan Penyerahan dilakukan dilakukan dengan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-lampiran lampiran-lampiran sebagai sebagai berikut : a. b. c. d.
Gambar revisi (as build drawing), dengan jumlah sesuai lingkup/ scope pekerjaan. Surat pemeriksaan pemeriksaan dari LMK. Laporan hasil pengukuran. Sertifikat pabrik untuk untuk peralatan utama utama seperti Panel Tegangan Tegangan Rendah, Rendah, lampulampu dan lain-lain. e. Surat jaminan ditujukan kepada pemilik bangunan. f. Brosur asli, petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan.
6.2. Setelah serah terima tahap I Kontraktor harus melakukan masa pemeliharaan dan penggantian peralatan yang rusak secara cuma-cuma selama jangka waktu 90 hari terhadap hasil pekerjaan tetap dalam keadaan bekerja sempurna. 6.3. Setelah penyerahan I, Kontraktor diharuskan melatih orang-orang yang ditunjuk oleh pemilih bangunan, sehingga mahir dalam mengoperasikan, menyetel dan memelihara semua peralatan dari instalasi yang dilaksanakan. 6.4. Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa jaminan terhadap instalasi dan peralatan terpasang selama jangka waktu 365 hari (kecuali bola/tube lampu).
__________________ ____________________ __
114/123
LAMPIRAN I - LINGKUP LI NGKUP PEKERJAAN I.1.
Melaksanakan Melaksanakan seluruh instalasi : a. Penerangan dan stopkontak b. Pentanahan dan instalasinya
I.2.
Menyediakan dan memasang semua feeder listrik.
I.3.
Menyediakan dan memasang seluruh panel termasuk memasang nama-nama panel dan gambar hubungan circuit breaker berupa tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama.
I.4.
Menyediakan Menyediakan dan memasang armature lampu (penyediaan (penyediaan lubang lubang pada pada plafond plafond serta serta perapihan plafond kembali dikerjakan oleh disiplin lain).
I.5.
Menyediakan dan memasang instalasi dan peralatan peredam petir.
I.6.
Membuat gambar kerja rangkap rangkap 4 ( empat ), ), dan menempatkan menempatkan 1 (satu) set gambar kerja lengkap dengan RKS dan berita acara di site.
I.7.
Menyerahkan gambar revisi, brosure, operation dan maintenance maintenanc e manual dalam bahasa indonesia sebanyak 4 (empat ) set dan 1 (satu) set gambar revisi yang dapat direproduksi/ direproduksi/ kalkir.
I.8.
Melakukan supervisi dan pengetesan.
I.9.
Melaksanakan pemeliharaan dan memberikan jaminan terhadap instalasi dan peralatan terpasang sesuai pasal 6.2 dan 6.4 dengan menyerahkan surat pernyataan jaminan instalasi instalasi listrik.
I.10. Melatih operator Pemilik Proyek selama 12 hari kerja dan dilengkapi dengan berita acara training. I.11. Melaksanakan Melaksanakan dan mengurus mengurus perizinan perizinan yang yang terkait.
__________________ __________________
115/123
LAMPIRAN II - SPESIFIKASI TEKNIK - BAHAN DAN PERALATAN II.1. Kabel listrik a. Spesifikasi Material : - Standard - Bahan inti - Diameter - Jumlah core - Kelas tegangan - Isolasi - Spesifikasi - Produksi
: : : : : : : :
PLN / LMK dan SII tembaga sesuai kebutuhan minimal 2 1/2 mm2. Satu (single) atau banyak (multi) 1000 Volt dan 600/1000 Volt PVC and sheathed BC, NYA, NYFGBY dan NYY Lihat tabel Material
b. Pemasangan 1). Seluruh ujung kabel harus diberi sepatu kabel. Bahan sepatu kabel ialah tembaga. 2). Sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus menggunakan alat press hidraulic yang kemudian disolder dengan timah pateri. 3). Kabel feeder didalam ruang terpasang rapih pada rak kabel atau trench tanpa dilindungi pipa. Kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan support dari besi siku tiap 50 cm. Pada kedua ujung kabel harus diberi tanda yang jelas dan tidak mudah lepas, untuk meng-identifikasi arah beban. 4). Kabel feeder didalam shaft terpasang rapih pada rak kabel tanpa dilindungi pipa. 5). Setiap belokan kabel harus diperhatikan radiusnya yang minimal R = 40 D, dimana D adalah diameter kabel tersebut. 6). Setiap ujung kabel yang akan diconnect pada, panel atau peralatan harus diberi kelebihan panjang secukupnya untuk menghindari kemungkinan penggeseran alat-alat tsb. c.
Pengujian Semua kabel feeder harus ditest tegangan dan tahanan isolasi yang memenuhi persyaratan PLN/LMK.
II.2.
Pipa galvanis dan fitting untuk instalasi dibawah lantai, diluar bangunan/ tanah, ruang trafo, pompa, diesel genset dan untuk Sparing (terdapat tekanan mekanis) : a. Spesifikasi Material - Pipa galvanized digunakan kelas medium jenis bulat dengan luas penampang 2 1/2 kali penampang luar kabel dan minimal 20 mm. - Semua pipa galvanis ini harus dilindungi dengan lapisan anti karat.
116/123
b. Pemasangan - Dihalaman instalasi terpasang minimal 60 centimeter dari permukaan. Pipa diletakan pada lapisan pasir setebal 10 Cm pada bagian bawah dan atas pipa dan diberi pelindung batu beton diatasnya.
- Diruang
Pompa, Trafo dan Diesel genset apabila instalasi terpasang "surfacemounted" maka harus terpasang dengan teratur rapih didinding atau diklem pada rak kabel.
- Untuk sleeve/sparing didalam bangunan : lubang antara pipa dengan kabel dicor dengan vulmasa.
II.3.
Pipa UPVC dan fitting untuk instaklasi didalam bangunan dan diluar bangunan/ tanah yang tidak dilewati kendaraan (tidak terdapat tekanan mekanis) : a. Spesifikasi Material Pipa UPVC jenis high impact dengan luas penampang 21/2 kali luas penampang kabel dan minimal 20 mm. b. Pemasangan
- Dihalaman instalasi terpasang minimal 60 Cm dibawah permukaan. Pipa diletakan pada lapisan pasir setebal 10 Cm pada bagian bawah dan atas pipa dan diberi pelindung batu beton diatasnya.
- Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi satu atau dua jalur diletakan pada rack atau diklem langsung ke pelat beton.Untuk instalasi lebih dari dua jalur diletakan pada rack-cable.
- Pada daerah langit-langit tanpa plafond terpasang dengan di klem ke plat atap atau diletakan pada rak atau hanger cable yang digantung ke plat.
- Dibawah plafond atau langit-langit instalasi terpasang recessedmounted kekolom, tembok atau didalam partisi.
- Kelos kayu kamper harus terpasang kokoh dan rata/rapih ke pelat beton. II.4. Sakelar. a. Spesifikasi Material - Type standard warna putih. - Mekanisme sakelar rocker dengan rating 10 A-250 volt. - Jumlah gang yang lebih dari 3 menggunakan gridtype. b. Pemasangan - Jenis pasangan recessmounted. - Dalam pengadaan sakelar harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal. - Sakelar terpasang 150 cm diatas lantai finish.
117/123
II.5. Stop Kontak a. Spesifikasi Material - Type standard warna putih. - Stopkontak mempunyai 2 kutub ditambah 1 untuk pentanahan. b. Pemasangan - Jenis pasangan reccessed mounted - Dalam pengadaan stopkontak harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal jenis pasangan recessmounted. - stopkontak setinggi 30 cm diatas lantai kecuali untuk peralatan tertentu. II.6. Rak Kabel dan Hanger a. Spesifikasi Material 1). Material Hanger - Bahan besi pelat atau siku yang diklem setiap jarak 100 cm - Gantungan keplat beton dengan ikatan ramset atau fischerplug - Besi pelat dan muur baut - Semua bahan besi harus dimeni synchromat dan dicat warna abu-abu 2). Rak Kabel
-
Kabel ladder lengkap T, siku, drop out dll. Bahan galvanis sheet steel dengan bentuk sesuai gambar. Ukuran lebar disesuaikan dengan gambar atau sesuai kebutuhan Gantungan ke plat atap atau pemegang ke dinding untuk setiap 100 cm dengan besi beton 10 mm dan besi siku. Semua bahan besi harus dianti karat
b. Pemasangan
- Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat ke besi -
beton. Dapat juga dilakukan dengan tembakan ramset atau fischerplug. Ramset atau fischerplug harus terpasang ke pelat beton dengan kokoh. Rak kabel bersama penggantung di muurbaut ke ankur. Hanger besi pelat atau besi beton dimurbaut atau dilas ke ramset atau fischerplug. Kemudian instalasi diklem ke rack kabel.
II.7. Gali Urug a. Kontraktor harus menggali dengan kedalaman dan besar yang sesuai spesifikasi yang diminta. b. Bilamana ada tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus dibuat gambar detail dan cara penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan mendapat persetujuan dari pengawas. c. Biaya yang timbul karena kelalaian/ kesalahan Kontraktor harus menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan. 118/123
d. Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali dengan sirtu sampai padat. e. Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain harus diperbaiki kembali oleh kontraktor dengan beban biaya tanggungan sendiri.
II.8. Pentanahan Yang harus diberi pentanahan adalah :
Pintu besi, base plate, plate bordes, dll. Semua Peralatan dan panel-listrik Semua material bangunan yang bersifat konduktif
Yang semuanya disambung secara "ring" dan dihubungkan ke sistem pentanahan gedung (harus dikoordinasikan dengan Kontraktor Listrik Utama). Yang harus diberi pentanahan adalah : a. Spesifikasi Material 1). Semua sistem listrik menggunakan sistem pentanahan menurut apa yang ditentukan dalam PUIL 1987 (daftar 324-2). 2). Grounding Electroda berupa pentanahan buatan dari pantekan batangan tembaga masip 25 mm, panjang minimal 6 meter dan medapat tahan tanah lebih kecil dari 0.5 ohm. 3). Pentanahan sistem Yang dimaksud dengan pentanahan sistem adalah pentanahan kawat netral (N), yang harus ditanahkan adalah listrik netral. Grounding Electroda berupa pentanahan buatan dari pantekan batangan tembaga masip 25 mm, sehingga diperoleh tahanan tanah lebih kecil dari 0.5 ohm. 4) Pentanahan Badan Peralatan dilakukan sebagai berikut :
b.
Untuk pentanahan sistem dimana penampang kawat fasanya lebih besar atau sama dengan 10 mm2 dilakukan pentanahan ke kawat netral (N). Kawat penghubung antara badan dengan tanah diberi code “P” Sistem pentanahan ini mempunyai sifat N = P. Busbar dalam panel hanya 4 (empat) buah. Untuk sistem dimana penampang kawat fasa lebih kecil dari 10 mm2 dianut pentanahan ke kawat pengaman “P” Pada panel ini keluar 2 kawat pentanahan yaitu “N” dan “P” , sehinggah jumlah busbar dalam panel berjumlah 5 (lima) buah.
Pemasangan Pentanahan terpasang dalam trench kabel, menembus dinding diatas sloof menuju bak kontrol. Instalasi terpasang min. 60 Cm dibawah permukaan tanah. Kawat pentanahan adalah dari tembaga dengan penampang yang disesuaikan.
119/123
c. Pengujian Tahanan tanah harus diuji sampai lebih kecil dari 0,5 ohm diukur dalam keadaan tanah kering.
II.9. Peredam Petir a. Spesifikasi Material
- Tiang penegak dari pipa galvanis - Penghantar berupa BC cable 50 mm2 lengkap dengan klem dan alat batu -
lainnya. Elektroda pentanahan batangan tembaga masip diameter 25 mm. Bak kontrol dan tutupnya dari beton bertulang. Terminal penyambungan dari tembaga dan muur baut. Tahanan pentanahan maksimal 0.5 ohm, dengan pantekan minimal 6 meter.
b. Pemasangan
- Head/Finial Protection terpasang ketiang penegak dengan klem dan baut -
-
sehingga tersambung secara mantap. Tiang penegak diklem/ dimuur baut plat atap/bubungan. Kabel penurunan terpasang diatas plat atau pada dinding atap dengan diklem setiap 50 CM. Penurunannya kebak kontrol didalam pipa dan diklem pada dinding atau didalamkolom. Pentanahan berupa pantekan batangan tembaga masip 25 mm, sehingga diperoleh tahanan pentanahan maksimum 0,5 ohm dengan panjang pantekan minimal 6 meter. Penyambungan antara penghantar dan pentanahan memakai klem tembaga dan baut, dilaksanakan dalam bak kontrol.
II.10. Panel Tegangan Rendah a. Umum 1). Tegangan kerja : 380 volt - 3 fasa - 50 Hz. 2). Jenis panel indoor freestanding lengkap dengan pintu. 3). Lalulintas kabel : masuk dari bawah dan atas keluar dari bawah dan atas 4). Gambar detail harus dibuat oleh Kontraktor dan harus diperiksa oleh pengawas dan disetujui oleh Perencana.
b. Pemutusan Daya Release harus mengandung :
120/123
- thermal overload release. - magnetic short circuit release (mempunyai setting range). c. Rumah Panel dan Busbar 1). Ukuran rumah panel harus dapat mencakup penempatan yang cukup secara elektris dan fisik.
semua peralatan
dengan
2). Pasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan dengan mudah. 3). Badan panel dari sheet steel dengan ketebalan minimal 2,0 mm untuk Panel Utama dan 1,2 mm untuk panel lainnya. 4). Ukuran rumah panel harus dapat mencakup penempatan yang cukup secara elektris dan fisis.
semua peralatan
dengan
5). Peralatan instrument, switches dan sebagainya harus dipasang dalam pasangan masuk dari muka melalui bukaan-bukaan yang telah tersedia pada rumah panel. 6). Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat pembersihan sejenis "phosphatizing treatment". Bagian dalam dan luar harus mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat.untuk lapisan akhir cat finish bagian luar dasarnya abu-abu dengan sistim powder coating. 7). Label-label terbuat dari bahan "Trafolite" yang tersusun berlapis putih-hitam-putih dan dan digravir sesuai kebutuhan dalam bahasa Indonesia. 8). Panel harus dilengkapi dengan pintu berkunci dan engsel yang tersembunyi. 9). Semua pengabelan didalam harus rapih (mempunyai jalur khusus) terdiri atas kabel-kabel warna, dipasang memakai terminal, mudah diusut dan mudah dalam pemeliharaan. 10). Harus mempunyai bar bagi fasilitas pentanahan peralatan. 11). Busbar terbuat dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang dipasang pada pole-pole isolator dengan kekuatan dan jarak yang telah diperhitungkan untuk menahan tekanan tekanan elektris dan mekanis pada level hubung singkat yang ada di titik tersebut (PUIL 1987). 12). Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminasi kabel atau bar lainnya tidak menyebabkan lukukan-lekukan yang tidak wajar. Busbar harus dicat secara standard untuk membedakan fasa-fasanya. 13). Batang-batang penghubung antara busbar dengan breaker harus mempunyai penampang yang cukup dengan rating arus tidak kurang dari 125% rating breaker tersebut. 14). Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan pelindung (tinned). 15). Ruang pencapaian harus cukup untuk memudahkan kerja.
121/123
16). Bukaan ventilasi dari bagian sisi panel. 17). Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan PUIL dan DIN. Bahan dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang dipasang pada pole-pole isolator dengan kekuatan dan jarak sesuai ketentuan untuk menahan tekanan-tekanan elektris dan mekanis pada level hubung singkat. 18). Ujung kabel harus memakai sepatu kabel dari bahan tembaga.
d. Instrument dan peralatan penunjuk lainnya :
Voltmeter AC : Jenis moving iron, range 600 volt, sudut 90 derajat, kelas langsung. Rangkaian memakai fuse. Bentuk persegi empat pasangan masuk. Selector switch dapat mengukur : - fasa/fasa - fasa/netra
2,5 hubungan
Ammeter AC : - Jenis moving iron, range sesuai kebutuhan, hubungan langsung dengan trafo arus kelas 2,5. - Bentuk persegi empat, pasangan masuk
90 derajat
Lampu
pilot/indikator. Cos- meter. Frequensi meter
e. Pemasangan Jenis indoor terpasang surface mounted pada dinding, kolom dan partisi atau floor mounted sedang jenis outdoor harus terpasang dengan dudukan dan penadah hujan.
II.11. Tiang Lampu a. Spesifikasi Material
Tiang lampu : - Bahan tiang lampu dari pipa Galvanis kelas medium ukuran sesuai gambar. - Tinggi tiang lampu halaman sesuai gambar. - Terminal penyambungan pada tiang atau sesuai gambar. - Bracket lampu sorot sesuai standard buatan pabrik - Pasir urug, sirtu dan tanah urug - Pondasi beton cor untuk tiang lampu.
b. Pemasangan
- Bentuk dan ukuran cover lampu seperti terlihat dalam gambar detail. - Cover terpasang pada ujung tiang lampu pada ketinggian sesuai gambar.
122/123