Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
SPESIFIKASI JEMBATAN 1.
PENDAHULUAN Pada pelaksanaan jembatan diperlukan suatu panduan pelaksanaan atau acuan pelaksanaan yang menjadi patokan bagi para pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya. Spesifikasi yang merupakan bagian dari dokumen kontrak merupakan bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. pe kerjaan. Hubungan antara spesifikasi dengan pelaksanaan adalah sebagai berikut: Bagian dalam dokumen kontrak pekerjaan yang harus Memuat segala ketentuan teknik tentang pekerjaan dilaksanaan sesuai dengan perjanjian dalam dokumen kontrak Mengandung perintah dan larangan serta ketentuan teknik lainnya yang harus dilakukan, dilaksanakan dan dipenuhi oleh pelaku jasa konstruksi Bila tidak tidak dicermati dicermati dan dilaksanakan dilaksanakan sesuai dengan perintah maka akan berdampak kesalahan dalam pelaksanaan atau kerugian pada saat menyusun Analisa harga satuan Menentuk an kebutuhan jumlah dan komposisi peralatan Menentukan Perhitu ngan volume pekerjaan yang salah Perhitungan Jadi, spesifikasi teknik dalam bidang pekerjaan struktur jembatan adalah dengan maksud: yang disusun disusun oleh perencana untuk mencapai mencapai mutu mutu Persyaratan teknis yang bangunan sesuai dengan yang diinginkan oleh Pemilik Bagian dari perjanjian kerja antara Pemilik dan Pelaksana pelaksana untuk untuk menyusun menyusun strategi dalam penyusunan penyusunan harga Acuan pelaksana penawaran pada proses tender Acuan prosedur kerja untuk mewujudkan rencana perencana, pelaksana dan pengawas untuk mencapai mutu, waktu pelaksanaan dan dana yang telah disepakati bersama dalam perjanjian kontrak. memberikan batas-batas batas-batas bagi usahanya yang yang Acuan pokok pelaksana, memberikan kreatif untuk melakukan penghematan penghematan sumber daya, pengehematan waktu pelaksanaan dan meningkatkan keuntungan bagi pe laksana.
Sebagai seorang pengawas, wajib memahami spesifikasi sebagai dokumen resmi yang mengatur segala sesuatu yang menyangkut perwujudan bangunan sesuai dengan kontrak kerja, dimana pengawasan dilakukan dengan cara, landasan kerja dan materi seperti yang telah diatur dalam pasal-pasal spesifikasi. Pengawas harus mempunyai visi mewujudkan bangunan sesuai dengan tujuan spesifikasi, tercapainya umur rencana bangunan dan menjaga kelestarian lingkungan dan Pengawas memihak kepada kepentingan Pemilik bangunan. Pengawas harus mempunyai tingkat pengendalian yang cukup tinggi baik dari segi teknik, maupun moral yang akan terus menerus meningkatkan mutu hasil pekerjaan melalui pengendalian mutu yang ketat. Memang pengawas harus berpihak kepada kepentingan pemilik apabila terjadi perbedaan pendapat. Tetapi secara mutu tidak boleh diabaikan, karena mutu
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
1
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
adalah sesuatu yang harus dicapai. Definisi mutu dapat disebutkan sebagai berikut: Kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan persyaratan/tuntutan Kecocokan Kecocoka n dengan pemakaian Bebas dari kerusakan/cacat kerusakan/cacat Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat Sesuatu yang membahagiakan pelanggan –
–
–
–
–
Spesifikasi Dan Budaya Spesifikasi adalah budaya hukum, masyarakat kita umumnya masih belum menerima hukum sebagai ukuran dan nilai kehidupan, karenanya sering timbul masalah yang sulit dijelaskan dan diselesaikan kedudukan pimpro sejajar dengan kontraktor, Seharusnya dimata hukum kedudukan demikian juga kedudukan pengawas, perencana dan pelaksana, kenyataannya tidak demikian de mikian sering memberi memberi petunjuk tersamar yang tidak dapat dapat diikat diikat secara secara Atasan sering hukum namun diturut setara dengan hukum itu sendiri dianggap sebagai sebagai proforma, yang yang berlaku Aturan/kesepakatan hanya dianggap adalah kebiasaan yang penuh basa basi, rasa sungkan, kesopanan dan menjaga hubungan antar manusia, rasa ketakutan kepada penguasa masih terasa kental megalahkan megalahkan ketentuan bersifat legal. manusia (keluarga, pertemanan, rasa setia setia kawan) kawan) masih Hubungan antar manusia sangat sulit untuk dikalahkan dengan kepatuhan terhadap hukum atau konsekwen dengan keputusan yang telah diambil. Beberapa Hal Yang Perlu Dihindari pada Spesifikasi adalah: Pembaya ran tumpang tindih : hasil kerja yang sudah dihitung dan dibayar Pembayaran di satu pasal pembayaran dihitung kembali pada pembayaran lain. disyaratkan, hasil hasil akhir juga disyaratkan disyaratkan : menimbulkan menimbulkan rancu Metoda disyaratkan, mana yang dipilih atau kalu dua-duanya dipilih pasti akan terjadi pemborosan jelas, misalnya misalnya tentang batas batas pekerjaan Menetapkan batasan yang tidak jelas, yang membolehkan menggunakan tenaga manusia dan harus menggunakan mesin. ditetapkan oleh Direksi, Direksi, memberikan biaya Ketidak pastian petunjuk: akan ditetapkan tambahan berupa cadangan untuk menanggung resiko Menyebutkan produk yang hanya dipasok oleh satu sumber : akan terkadi monopoli pasokan, biaya tinggi, kecuali ada alasan khusus untuk itu dan yang telah disepaka d isepakati ti bersama .
2.
SISTEMATIKA SPESIFIKASI Spesifikasi secara umum mempunyai suatu struktur penulisan atau sistematika penulisan yang digunakan digunakan untuk semua divisi kecuali pad divisi 1. Sistematika penulisan spesifikasi adalah sebagai berikut: Umum Persyaratan Pelakasanaan Pengendalian mutu Pengukuran dan Pembayaran
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
2
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
2.1.
Umum Dalam bagian umum ini menjelaskan tentang ruang lingkup yang tercakup dalam seksi yang bersangkutan, bersangkutan, yang akan ada hubungannya dengan analisa harga satuan yang harus dipahami pengguna jasa dalam melakukan penawaran. Karena tanpa hal ini penawaran akan menjadi salah dan kemungkinan besar penyedia jasa dapat mengalami kerugian yang cukup besar.
2.2.
Persyaratan Dalam bagian persyaratan dijelaskan tentang standar rujukan atau acuan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, serta toleransi-toleransi yang diizinkan atau yang menjadi acuan dalam hasil pelaksanaan untuk pengukuran dan penerimaan hasil kerja. Demikian juga dengan bahan yang harus digunakan dalam pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan serta persyaratan-persyaratan persyaratan-persyaratan kerja sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut dimulai.
2.3.
Pelaksanaan Pada pasal pelaksanaan dijelaskan tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan yang mengacu pada pedoman pelaksanaan atau standar-standar yang ada. Pada pasal ini dijelaskan tahapan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup penggunaan bahan sampai dengan persyaratan pernggunaan peralatan atau manajemen peralatan yang harus digunakan dan tata cara pelaksanaannya. Jadi bagi seorang penyedia jasa wajib memahami permasalahan pelaksanaan ini agar produk yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan mutu sesuai dengan spesifikasi atau persyaratan pengguna jasa.
2.4.
Pengendalian mutu Di dalam pasal pengendalian mutu tercakup hal-hal persyaratan penerimaan hasil pekerjaan dan tata cara pengendalian mutunya, dalam pelaksanaan pekerjaan. Pasal pengendalian mutu ini sangat penting, bagi penyedia jasa yang ingin maju dan sukses dalam produk yang dihasilkan serta memuaskan pelanggan. Pengendalian mutu ini mencakup masalah penerimaan bahan, jaminan mutu, perbaikan dan pemeliharaan selama pekerjaan berlangsung.
2.5.
Pengukuran dan pembayaran Pengukuran dan pembayaran merupakan bagian yang terakhir atau tahap terakhir setelah hasil pekerjaan pekerjaan selesai dilaksanakan dilaksanakan dan kemudian dilakukan pengukuran hasil hasil kerja, tetapi perlu diingat diingat bahwa pengukuran pengukuran ini baru dapat dilaksanakan setelah hasil pekerjaan diterima. Permasalahan pengukuran juga merupakan bagian yang penting bagi penyedia jasa, karena tanpa mengetahui cara pengukuran, maka penyedia jasa tidak mudah atau tidak dapat membuat analisa harga satuan atau penawaran yang akan diajukan pada saat lelang. Pembayaran sangat berhubungan erat dengan pengukuran. Dalam pembayaran dijelaskan tentang dasar pembayaran yang akan dilaksanakan sesuai dengan seksi yang bersangkuta b ersangkutan. n. Jadi hal h al inipun sangat penting untuk dipahami oleh penyedia jasa dalam pelaksanaan tugasnya. Spesifikasi jembatan terdiri atas 18 seksi yang tercakup dalam divisi d ivisi 7 sebagai berikut : 7.1. Beton 7.2. Beton prategang 7.3. Baja tulangan
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
3
Modul Spesifikasi Jembatan
7.4. 7.5. 7.6. 7.7. 7.8. 7.9. 7.10. 7.11. 7.12. 7.13. 7.14. 7.15. 7.16. 7.17. 7.18.
Spesifikasi Jembatan
Baja struktur Kayu Tiang pancang Sumuran Adukan semen Pasangan batu Pasangan batu kosong dan bronjong Sambungan siar muai Landasan jembatan Sandaran Papan nama jembatan Pembongkaran struktur Turap Pipa cucuran Parapet
Berikut akan dijelaskan secara garis besar tentang isi dari masing-masing seksi yang tercakup dalam spesifikasi jembatan. Selain dari seksi tersebut dalam pekerjaan struktur masih terkait juga dengan divisi 1, yang secara umum akan mengikat pada pekerjaan jalan dan jembatan .
3.
BETON
UMUM Cakupan pekerjaan ini adalah pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan beton sebagai berikut: struktur beton bertulang, Beton tanpa tulangan, beton prategang, struktur beton pracetak, beton untuk struktur komposit Pekerjaan beton ini meliputi penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan penutup beton, lantai kerja, pemompaan dan lain sebagainya. 3.1.1. Mutu Beton Mutu beton yang tercakup dalam spesifikasi teknik ini : Mutu tinggi 35-65 MPa atau K 400-800 kg/cm2 untuk beton prategang seperti tiang pancang, gelagar, plat sedang 20 – < 35 MPa atau K 250 – < K 400 Kg/cm2 untuk beton Mutu sedang bertulang, lantai beton jembatan rangka baja, gelagar beton, diafragma, kerb beton pracetak, gorong-gorong 250 kg/cm2 untuk struktur Mutu rendah 15-< 20 MPa atau K 175- < K 250 beton tanpa tulangan seperti siklop, trotoar, pasangan batu kosong MPa atau atau K 125-< K 175 175 kg/cm2 kg/cm2 untuk lantai lantai kerja, Mutu rendah 10-< 15 MPa penimbunan kembali dengan beton
PERSYARATAN Standar rujukan yang digunakan dalam seksi ini adalah : SNI
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
4
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
AASHTO ASTM
Pekerjaan seksi lain yang terkait Ketentuan teknis, pasangan batu dengan mortar, gorong-gorong, drainase porous •
•
•
Galian, timbunan Beton prategang, baja tulangan, asukan semen, pembongkaran pembongkaran struktur
3.2.1. Persyaratan Persyaratan ini mencakup untuk hal-hal sebagai berikut: Cakupan Jaminan Mutu o Mutu bahan yang dipasok, o proses pelaksanaan pelaksanaan o hasil akhir o
3.2.2. Persyaratan Bahan Semen Jenis semen portland sesuai SNI o Hanya satu merk dalam satu campuran o Air Bersih, bebas bebas dari dari bahan bahan organik seperti minyak, minyak, garam, asam, o basa, gula Lolos pengujian sesuai AASHTO T 26 o Agregat Ketentuan gradasi agregat sesuai ketentuan o Ukuran maksimum agregat kasar ¾ jarak jarak bersih tulangan o Sifat agregat harus bersih, kuat, keras dan dan berasal dari o pemecahan batu Bebas bahan organik o Batu untuk beton siklop Keras, awet, bebas dari retak, rongga dan kuat terhadap cuaca o Bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak dan bahan lain o yang mempengaruhi ikatan terhadap beton Bahan tambah Jumlah tidak lebih dari 5% dari berat semen atau sesuai o spesifikasi produk Sesuai dengan jenis penggunaannya penggunaannya dan klasifikasinya klasifikasinya o Bahan mineral seperti fly ash, pozzolan, mikro silika sesuai o ASTM C 608-94a
3.2.3. Toleransi untuk beton pracetak untuk panjang panjang < 6 m = 5 mm, untuk untuk panjang panjang > 6 m = Toleransi dimensi untuk 15 mm dan untuk balok, pelat lantai, kolom dinding 0 mm - < 10 mm bentuk untuk untuk persegi (selisih panjang diagonal) < 10 mm, mm, Toleransi bentuk kelurusan atau lengkungan untuk panjang < 3 m adalah 12 mm, untuk panjang 3 – 6 m = 15 mm dan untuk panjang > 6 m = 20 mm
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
5
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Toleransi kedudukan – kolom pracetak terhadap terhadap rencana rencana 10 mm, permukaan horizontal terhadap rencana 10 mm dan permukaan vertikal dari rencana 20 mm Toleransi alinyemen vertikal – penyimpangan ketegakan kolom dan dinding 10 mm Toleransi ketinggian (elevasi) – puncak puncak lantai kerja di bawah bawah fondasi 10 mm, puncak lantai kerja di bawah pelat injak 10 mm dan puncak kolom, tembok kepala, balok melintang 10 mm Toleransi alinyemen horizontal 10 mm dalam 4 m panjang mendatar Toleransi untuk penutup/selimut penutup/selimut beton tulangan tulangan – selimut selimut beton beton < 3 cm adalah 0 sampai 5 mm, selimut beton 3 cm – 5 cm adalah 0 sampai 10 mm, dan selimut beton 5 – 10 cm adalah 10 mm
3.2.4. Pengajuan Kesiapan Kerja mengirimkan n contoh contoh semua semua bahan bahan yang yang akan digunakan Kontraktor harus mengirimka dan dilengkapi dengan data pengujian seluruh sifat bahan mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing masing-masing Kontraktor harus mengirimkan mutu beton 30 hari sebelum dilaksanakan untuk kemudian dilakukan pembuatan trial mix dalam langkah membuat job mix. menyerahkan secara secara tertulis hasil pengujian pengujian pengendalian pengendalian Kontraktor menyerahkan mutu pengujian kuat kuat tekan beton dengan dengan umur 3 hari, 7 hari, 14 hari dan Untuk pengujian 28 hari setelah tanggal pencampuran, yang kemudian dibandingkan dengan hasil trial mix agar didapat jobmix yang sesuai dengan desain mix. perhitungan rinci untuk untuk perancah Kontraktor mengirim detail gambar dan perhitungan yang digunakan Kontra ktor harus memberitahu memberitah u Direksi Pekerjaan minimal 24 jam sebelum Kontraktor dilakukan pencampuran, pengecoran setiap jenis beton disertai metode pelaksanaannya, kapasitas alat yang digunakan, personil, jadwal pelaksanaan untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan . 3.2.5. Bahan dan Tempat kerja Penyimpanan dan perlindungan bahan penyimpanan semen, kontraktor harus menyediakan menyediakan tempat yang yang Untuk penyimpanan terlindung, lantai kayu yang lebih tinggi 30 cm dari permukaan tanah dan ditutup dengan plastik dan tidak lebih dari 3 bulan sejak tanggal penyimpanan di lokasi pekerjaan. tidak langsung langsung terkena terkena matahari matahari dan hujan Agregat harus terlindung dan tidak sepanjang waktu pengecoran. pengecoran. –
Kondisi tempat kerja harus terlindung dari sinar Untuk pengecoran bangunan atas jembatan harus matahari secara langsung Pengecoran tidak boleh dilaksanakan apabila tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m2/jam dan selama turun hujan, udara penuh debu atau tercemar. Dengan menggunakan grafik di bawah ini pelaksana akan dapat mengantisipasi permasalahan yang akan terjadi di lapangan dan dapat mempersiapkan kondisi material yang memenuhi syara t. –
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
6
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
3.2.6. Persyaratan Kerja Pencampuran dan penakaran Rancangan campuran 03-2834-2000 Proporsi bahan dan berat sesuai SNI 03-2834-2000 Pedoman awal rancangan campuran sesuai tabel Campuran percobaan membuat dan menguji campuran campuran percobaan Penyedia jasa harus membuat sesuai SNI 03-2834-2000 Disaksika n oleh Direksi pekerjaan Disaksikan Menggunakan jenis instalasi dan peralatan sesuai lapangan
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
7
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Tabel 1- Pedoman Awal untuk Perkiraan Proporsi Takaran Campuran Mutu Beton
Jenis Beton
fc’ (MPa)
Mutu Tinggi
Mutu Sedang
Mutu Rendah
3.3.
bk’
50
(kg/cm2) K600
45
K500
38
K450
35
K400
30
K350
25
K300
20
K250
15
K175
10
K125
Ukuran Agregat Maks.(mm)
Rasio Air / Semen Maks. (terhadap berat)
Kadar Semen Minimum. (kg/m3 dari campuran)
19 37 25 19 37 25 19 37 25 19 37 25 19 37 25 19 37 25 19 37 25 19 37 25 19
0,35 0,40 0,40 0,40 0,425 0,425 0,425 0,45 0,45 0,45 0,475 0,475 0,475 0,50 0,50 0,50 0,55 0,55 0,55 0,60 0,60 0,60 0,70 0,70 0,70
450 395 430 455 370 405 430 350 385 405 335 365 385 315 345 365 290 315 335 265 290 305 225 245 260
PELAKSANAAN BETON BETO N Secara umum pelaksanaan beton mencakup pekerjaan: Penakara n material Penakaran Pencampuran Pengangkutan Pengecoran Pemadatan Pengerjaan akhir (finishing) Perawat an (Curing) Perawatan
3.3.1. Penakaran Material bahan beton beton (air, semen, agregat kasar dan agregat agregat halus) harus Semua bahan ditakar atau diukur dengan cara penimbangan terutama untuk beton dengan mutu > fc’ 20 20 MPa Perbandingan takaran takaran atau komposisi bahan beton sangat sangat penting penting dalam Perbandingan menentukan mutu beton yang akan dihasilkan
3.3.2. Pelaksanaan pencampuran
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
8
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Penakaran agregat Harus ditakar berdasarkan berat untuk fc’ > > 20 Mpa Kuantitas penakaran < kapasitas alat pencampur Agregat harus dalam kondisi SSD pada saat penakaran Peralatan harus dikalibrasi sebelum digunakan
3.3.3. Pencampuran distribus i merata Mesin yang digunakan harus mekanis yang menjamin distribusi dan alat alat ukur ukur yang yang akurat Alat dilengkapi dengan tanki air dan pencampuran – pertama pertama masukkan masukkan sebagian sebagian air + agregat agregat kasar + Cara pencampuran agregat halus sampai mencapai kondisi cukup basah sampai merata + semen – campur dan terakhir masukkan sisa air untuk menyempurnakan campuran pencampuran dimulai sejak sisa air air dimasukkan. dimasukkan. Untuk kapasitas < Waktu pencampuran ¾ m3 sekira 1,5 menit dan untuk mesin lebih besar ditingkatkan 15 detik untuk setiap penambahan 0,5 m3 3.3.4. Acuan tanah, harus dipastikan bahwa bahwa semua semua tebing dalam kondisi kondisi stabil stabil Acuan tanah, dan tidak ada tanah yang lepas pastikan semua sambungan sambungan tidak bocor dan kaku Acuan kayu, baja pastikan sehingga posisinya tetap selama pengecoran, pemadatan dan perawatan permukaannya tidak diserut diserut dapat digunakan digunakan untuk untuk Acuan kayu yang permukaannya bagian yang tidak ekspos dapat dibongkar dibongkar tanpa merusak merusak permukaan struktur, perlu perlu diberi diberi oil Harus dapat form sudut acuan harus dibulatkan dibulatkan atau tidak ada sudut acuan acuan yang Seluruh sudut tajam Acuan dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibongkar tanpa merusak beton 3.3.5. Pengecoran memberitah u Direksi pekerjaan minimal 24 jam sebelum Penyedia jasa memberitahu pekerjaan dimulai dan meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran dimulai atau adanya penundaan pengecoran > 6 jam Penyedia jasa tidak boleh memulai pekerjaannya sebelum ada persetujuan dari Direksi Pekerjaan secara tertulis Pengecoran tidak boleh dilaksanakan apabila, Direksi pekerjaan atau wakilnya tidak menyaksikan, walau sudah ada persetujuan pengecoran harus diolesi minyak atau oilform oilform sebelum sebelum pekerjaan pengecoran Acuan harus dimulai dicorkan tidak boleh boleh berumur lebih lebih dari 1 jam setelah Beton yang dicorkan pencampuran, dan berdasarkan waktu pengerasan semen, apabila terjadi maka campuran beton harus ditambah retarder berkesinambungan sampai lokasi sambungan Pengecoran harus berkesinambungan pelaksanaan Pengecor an harus sedemikian sehingga tidak menimbulkan segregasi Pengecoran bagian yang yang rumit dan tulangan tulangan yang yang rapat rapat beton harus dicor dalam dalam Untuk bagian lapisan yang tidak lebih dari 15 cm. Untuk dinding tinggi boleh 30 cm ke dalam cetakan tidak lebih lebih dari 150 cm Tinggi jatuh beton ke pengecoran harus harus sedemikian sedemikian rupa sehingga beton masih kecepatan pengecoran dalam kondisi plastis
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
9
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Beton lama yang akan akan disambung disambung dengan dengan beton beton baru harus dikasarkan, dikasarkan, dibersihkan dan dilapisi dengan bonding agent Perawatan Perawat an beton dimulai segera setelah terjadinya pengikatan akhir (final setting) Apabila digunakan digunakan ready mix, mix, perhatikan perhatikan kapasitas, kapasitas, daya daya pemompaan, pemompaan, kelecakan beton
3.3.6. Pemadatan menggunakan alat penggetar mekanis Harus menggunakan penggetar tidak boleh boleh digunakan untuk memindahkan memindahkan campuran campuran Alat penggetar beton daari satu titik ke titik yang lain Pemadatan pada daerah antar tulangan harus hati-hati sehingga tulangan tidak bergeser be rgeser mengihidari terjadinya segregasi Waktu penggetaran harus dibatasi untuk mengihidari alat penggetar penggetar minimum minimum 5000/menit dengan berat efektif 0,25 0,25 kg Putaran alat antar alat pengetar 45 cm dan waktu waktu penggetaran penggetaran maksimum maksimum 15 15 Jarak antar detik atau sampai permukaan beton mengkilap
Alat penggetar penggetar harus harus vertikal hingga dapat penetrasi sampai 10 10 cm dari dasar beton Pemadatan harus selesai sebelum terjadi pengikatan awal (initial setting)
Tabel 2 - Jumlah Minimum Alat Penggetar Mekanis dari Dalam Kecepatan Pengecoran Beton (m3 / jam) 4 8 12 16 20 > 20
Jumlah Alat 2 3 4 5 6 >6
3.3.7. Sambungan Pelaksanaan ditunjukk an dalam gambar Lokasi sambungan pelaksanaan harus ditunjukkan rencana, dan tidak ditenpatkan pada pertemuan elemen struktur sambungan konstruksi pada tembok sayap Tidak boleh ada sambungan Sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan diletakkan pada gaya geser minimum Pada sambungan vertikal, vertikal, baja tulangan tulangan harus menerus melewati melewati sambungan agar struktur tetap monolit pelat, untuk untuk luas luas pelat pelat minimum minimum 40 m2 boleh diletakkan sambungan Untuk pelat, konstruksi dengan dimensi maksimum tidak lebih dari 1,2 x dimensi yang lebih kecil. digunakan bonding agent untuk pelekatan pelekatan sambungan konstruksi Boleh digunakan seiizin Direksi Pekerjaan diperkenank an adanya sambungan sambungan konstruksi konstruksi pada daerah air asin Tidak diperkenankan pada tempat 75 cm di bawah muka air tertinggi atau 75 cm di atas muka air terendah 3.3.8. Beton Siklop
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
10
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Campuran beton dengan mutu beton fc’= 15 MPa MPa dicampur dengan batu pecah ukuran besar Batu tidak boleh dijatuhkan dari tempat tinggi Volume batu pecah ukuran besar maksimum 1/3 dari volume volume total Untuk dinding penahan tanah, ukuran batu 25 cm Tiap batu terlindungi terlindungi adukan beton setebal 15 cm Letak batu terhadap permukaan permukaan tidak tidak kurang dari 30 cm atau 15 cm terhadap permukaan yang akan dilindungi
3.3.9. Pengerjaan Akhir 3.3.9.1. Pembongkaran Acuan dilaksanakan 30 jam setelah pengecoran Pembongkaran acuan minimal dilaksanakan (pelat, balok, balok, struktur lain) baru baru Acuan yang ditopang dengan perancah (pelat, boleh dibongkar apabila kekuatan beton sudah mencapai 85% terhadap kekuatan rancangan beton ekspos ekspos dengan dengan hiasan hiasan (tiang sandaran, parapet) maka beton beton Untuk beton dapat dibongkar setelah 9 jam dan tidak lebih dari 30 jam 3.3.9.2.
3.3.9.3.
Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa) Permukaan akhir harus dirapihkan setelah pembongkaran pembongkaran acuan. Semua kawat atau logam yang digunakan untuk memegang acuan harus dipotong paling tidak 2,5 cm di bawah permukaan Tidak ada tonjolan akibat sambungan acuan Penambalan hanya boleh dilaksanakan dilaksanakan pada bagian struktur minor Akibat adanya adanya keropos pada beton, beton, maka harus dilakukan dilakukan perbaikan perbaikan sesuai dengan pedoman perbaikan beton dengan bahan polymer semen yang tidak menyusut
Permukaan (Pengerjaan Akhir Khusus) Untuk bagian bagian atas pelat, pelat, trotoir yang yang horizontal horizontal harus digaru digaru untuk memberikan bentuk dan ketinggian sesuai perancangan segera setelah terjadinya final set Permukaan horizontal harus dikasarkan sebelum selimut beton mengeras
3.3.10. Perawatan 3.3.10.1. Tujuan perawatan Memperbai ki kualitas beton dan dan menjadikan beton lebih awet terhadap Memperbaiki agresi kimia Menjadikan beton lebih lebih tahan terhadap aus karena karena lau lintas dan lebih lebih kedap air kimia pada pada beton beton terjadi terjadi pada pada pengikatan pengikatan dan dan pengerasan pengerasan beton Reaksi kimia tergantung pada pengadaan airnya, sehingga perlu adanya jaminan bahwa air masih tertahan atau jenuh untuk memungkinkan kelanjutan reaksi kimia kehilangan air sehingga terhenti proses Penguapan menyebabkan beton kehilangan hidrasi dengan konsekuensi berkurangnya peningkatan kekuatan penyusuta n kering yang terlalu awal dan cepat, Penguapan menyebabkan penyusutan sehingga berakibat timbulnya tegangan tarik yang dapat menyebabkan retak. 3.3.10.2.
Perawatan dengan pembasahan
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
11
Modul Spesifikasi Jembatan
3.3.10.3.
Spesifikasi Jembatan
Beton harus dilindungi terhadap pengeringan pengeringan dini, temperatur tinggi dan dan gangguan mekanis agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin Beton dirawat setelah setelah beton mulai mulai mengeras mengeras dengan bahan penyerap air yang jenuh dalam waktu minimal 3 hari Lalu lintas lintas tidak tidak diperbolehkan diperbolehkan melewati permukaan beton tersebut dalam 7 hari setelah beton dicor Untuk beton beton dengan dengan kekuatan kekuatan awal yang yang tinggi tinggi yang yang menggunakan menggunakan bahan tambahan harus dibasahi sampai kekuatannya mencapai 70% dari kekuatan rancangan 28 hari Perawatan dengan Uap Perawatan Perawat an ini digunakan untuk mendapatkan kekuatan awal yang tinggi Tidak diperkenankan diperkenan kan menggunakan bahan tambahan (admixture) apabila digunakan perawatan ini Perawatan ini dikerjakan terus menerus menerus sampai sampai kekuatan beton mencapai mencapai 70%
Persyaratan perawatan uap adalah: Tekanan < tekanan luar Temperatur < 38o selama 2 jam dan dinaikkan berangsur-angsur sampai 65o dengan kenaikan temperatur maksimum 14 o o Penurunan temperatur <11 C per jam dan temperatur beton pada saat dikeluarkan dari penguapan tidak boleh lebih tinggi dari 11o terhadap temperatur luar selesai perawatan perawatan dengan dengan uap, uap, struktur beton harus dibasahi dibasahi Setelah selesai selama 4 hari 3.3.10.4.
3.4.
Perawatan dengan Cara Lain Membran cair Permukaan beton sudah kering dan acuan sudah dilepas o Tidak boleh terkena terkena hujan, hujan, apabila apabila lapisan membran rusak o maka perlu dilakukan pelapisan ulang Selimut kedap air Digunakan penyelimutan dengan dengan bahan lembaran kedap air o Selama perawatan perawatan perlu diperhatikan agar lapisan lapisan tersebut o tidak sobek atau berpindah berpindah tempat Form in place Perawatan Perawat an dengan tetap mempertahankan mempertahan kan acuan sebagai o dinding penahan selama waktu perawatan
PENGENDALIAN MUTU
3.4.1. Penerimaan Bahan Sebelum digunakan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dengan bukti-bukti tertulis 3.4.2. Pengawasan Adanya personil personil dengan keahlian keahlian khusus untuk untuk melakukan melakukan pengawasan 3.4.3. Perencanaan campuran Ketentuan sifat-sifat campuran
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
12
Modul Spesifikasi Jembatan
3.4.3.1.
3.4.3.2.
3.4.4.
3.4.4.1.
Spesifikasi Jembatan
Penyesuaian Penyesua ian campuran Pelaksanaan Pelaksanaa n campuran Pengujian campuran Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan Ketentuan Sifat-sifat Campuran Sesuai dengan proporsi takaran campuran pada job mix Campuran yang tidak memenuhi memenuhi ketentuan “slump” yang diusulkan diusulkan tidak tidak boleh digunakan kecuali untuk penggunaan terbatas Apabila pengujian pengujian beton beton campuran campuran uji (trial mix) mix) pada pada umur 7 hari < persyaratan maka beton tidak boleh dijadikan job mix dan dicari penyebabnya Penyesuaian Campuran Penyesuaian mudah dikerjakan (kelecakan atau workability) Kadar semen tidak berubah Rasio air/semen tidak dinaikkan Tidak ada pengadukan kembali Diizinkan menggunakan bahan tambahan seizin Direksi Pekerjaan Penyesuaian Penyesua ian kekuatan Menambah kadar semen dan tidak lebih dari persyaratan Menggunakan bahan tambahan (additif) Penyesuaian untuk bahan-bahan baru Tidak diizinkan tanpa pemberitahuan pemberitahuan terlebih terlebih dahulu secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan Akan dilakukan dilakukan kembali pengujian campuran dengan bahan yang baru tersebut Pengujian di lapangan Pengujian untuk Kelecakan (Workability) Dengan menggunakan menggunakan nilai slump untuk setiap pencampuran pencampuran beton Pengujian kuat tekan Setiap 10 m3 beton yang dipasok dipasok pada pada setiap hari harus ada 1 set (3 buah ) pengujian kuat tekan untuk setiap se tiap jenis mutu beton pada 28 hari Pengujian merupakan merupakan uji tekan dengan dengan sepasang sepasang benda uji silinder silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm Mutu beton yang diterima apabila Rata-rata nilai hasil uji kuat tekan tekan dari benda benda uji uji > ( fc’ + + k.S.r) di mana S = nilai deviasi dan tidak ada satupun benda uji mempunyai nilai < 0,85 fc’, k = 1,64 dan r = faktor koreksi untuk jumlah benda uji < 30 buah Pengambilan Pengambila n benda uji yang mewakili Menggunakan Menggunakan statistik sesuai dengan standar deviasi fc’= fcm – ( k.S).r
3.4.4.3.
Nilai k adalah adalah 1,64 untuk jumlah benda uji 30 buah Jumlah benda benda uji 1 set (3 (3 buah) setiap 10 m3 pada pada setiap setiap jenis struktur. Benda uji yang diuji adalah 2 buah, apabila dari 2 buah benda uji tersebut terdapat perbedaan > 5%, maka benda uji ke-3 diuji, dan untuk perhitungan S digunakan 2 buah benda uji dengan nilai terdekat Syarat tidak tidak boleh boleh ada ada satupun satupun benda uji mempunyai mempunyai nilai < 0,85 fc’, Faktor Pengali Untuk Jumlah Benda Uji 30
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
13
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Jumlah benda uji yang harus diuji adalah 30 benda uji, apabila kurang dari 3 0 maka harus dilakukan penyesuaian deviasi dengan faktor pengali sebagai berikut: n
f ci f c m
2
.
S dimana, = fc’ = fci fcm = n =
1
n 1
Kuat tekan beton karakteristik Kuat tekan beton yang diuji Kuat tekan beton rata-rata Jumlah benda uji
Tabel Error! No text of specified style in document.3 document.3 - Angka koreksi deviasi “r” Jumlah benda uji 10 11 12 13 14 15 16
Faktor koreksi “r” 1,36 1,31 1,27 1,24 1,21 1,18 1,16
Jumlah benda uji 17 18 19 20 21 22 23
Faktor koreksi “r” 1,14 1,12 1,11 1,09 1,08 1,07 1,06
Jumlah benda uji
Faktor koreksi “r”
24 25 26 27 28 29 > 30
1,05 1,04 1,03 1,02 1,02 1,01 1,00
Untuk benda uji kurang dari 10 buah atau data pengujian tidak tersedia, maka dilakukan koreksi dengan menambahkan nilai kekuatan lebih minimal sesuai Tabel 4 Tabel 4 Penyesuaian kuat tekan tekan Kuat tekan karakteristik karakteristik fc’ (MPa) < 21 21 ≤ fc’ ≤ 35 > 35
3.5.
Nilai kekuatan lebih minimal (MPa) 7 8,5 10
Bila syarat syarat tersebut tersebut tidak terpenuhi maka diambil langkah-langkah langkah-langkah untuk untuk meningkatkan kuat tekan beton Bila terjadi kuat tekan tekan << maka maka harus dilakukan dilakukan core drill pada pada daerah yang diragukan sebanyak 3 buah Jika hasil hasil dari 3 buah buah core core drill drill rata-rata > 0,85 f c dan tidak ada satupun < 0,75 fc maka secara struktural beton dianggap baik Pengujian tambahan tambahan dapat dapat dilakukan dilakukan apabila diperlukan, dengan alat impact echo, UPV, core drill dll.
CARA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
Beton diukur dalam meter kubik tanpa adanya pengurangan volume untuk pipa dengan diameter < 20 cm untuk water stop, selongsong pipa, lubang sulingan
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
14
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Tidak ada tambahan untuk cetakan, cetakan, perancah perancah untuk balok, pemompaan pemompaan penyelesaian akhir, penyediaan pipa sulingan dan pekerjaan pelengkap lainnya dan ini semua termasuk dalam harga satuan beton Beton yang diukur dan dibayar dibayar dalam bagian ini ini adalah beton dengan dengan mutu lebih tinggi dari K-250 ( fc’ =20 =20 MPa) untuk beton bertulang dan beton dengan mutu < K-175 (fc’ ( fc’ =15 =15 MPa) untuk beton tak bertulang Tidak ada pengukuran pengukuran untuk pembayaran pembayaran tambahan untuk perbaikan perbaikan beton
4.
BETON PRATEGANG
4.1.
UMUM fabrikasi struktur beton pratekan pracetak, bagian beton pratekan pracetak dari struktur komposit dan tiang pancang pracetak mencakup pembuatan, pengangkutan dan penyimpanan balok, tiang pancang, pelat dan elemen struktur dari beton pracetak, yang dibuat dengan cara cara pre-tension pre-tension (penegangan (penegangan sebelum pengecoran) maupun post-tension (penegangan setelah pengecoran)
4.2.
PERSYARATAN Standar rujukan SNI, AASHTO, ASTM Pekerjaan seksi lain yang berkaitan Beton, baja tulangan Toleransi Persyaratan bahan Persyaratan kerja
4.2.1. Toleransi untuk gelagar dan lantai Dimensi – 0,06% arah memanjang Bentuk – Lebar < 6m = 3mm; > 6 m = 5 mm; tinggi total 5 mm Rongga – vertikal = 10 mm; melintang = 5 mm Ketidaksikuan – < 4 m = 5 mm; > 4m = 15 mm Lendutan – 20 mm Kelengkungan – 0,06% dari panjang Puntir – 5 mm/ meter lubang kabel 2 mm dan selimut kabel 5 mm mm Kabel – lubang Untuk tiang pancang Toleransi dimensi d imensi Dimensi penampang ± 6 mm Panjang total ± 25 mm Penyimpan gan dari garis lurus lurus 1 mm per m’ panjang Penyimpangan Ketidak sikuan pangkal 2 mm dalam lebar mm, - 3 mm mm Selimut tulangan (termasuk kabel) + 5 mm, Lubang keluar kabel dalam acuan dan pelat ± 2 mm Kabel pada umumnya ± 1,5 mm fabrikas i Sepatu tiang dan penghubung sambungan pra fabrikasi Panjang cetakan sesuai dengan panjang tiang
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
15
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
4.2.2. Persyaratan Bahan Beton Sesuai dengan seksi 7.1. Acuan Harus cukup kuat, tidak melendut, kedap air sambungan harus dipasang seal agar tidak bocor Pada sambungan Ujung acuan ditumpulkan Pembentu kan rongga harus sedemikian untuk mencegah masuknya Pembentukan adukan pasta semen Acuan dipasang setelah tulangan terpasang Tolerans i sesuai dengan ketentuan Toleransi Acuan harus bersih sebelum pengecoran beton Grouting Rasio air semen maksimum 0,45 menggunakan bahan tambah untuk peningkatan peningkatan kinerja Boleh menggunakan grouting baja baja prategang prategang harus harus tersisa 3 cm dari tepi luar baji, baji, Sebelum grouting angkur Selongsong harus bersih dan kering campuran grouting dicorkan secara menerus sampai penuh setelah selesai grouting harus harus ditutup dengan dengan Bekas acuan angkur, setelah adukan dengan tebal selimut minimum 3 cm pelaksanaan grouting, tidak boleh boleh terjadi deformasi tambahan Setelah pelaksanaan pada struktur selama 3 hari dari selesainya pekerjaan pekerjaan grouting berakhir Baja tulangan Sesuai seksi 7.3. Baja prategang terdiri dari 7 wire dengan kuat leleh minimum minimum 160 kg/mm2 dan Strand terdiri kekuatan batas minimum 190 kg/mm2 Wire tidak boleh disambung harus bebas bebas tegangan tegangan yang yang diregangkan diregangkan secara dingin Kuat tarik tinggi harus sebesar 91 kg/mm2 peregangan dingin: Sifat fisik setelah peregangan Kekuata n batas tarik minimum 100 kg/mm2 Kekuatan Kekuata n leleh minimum 910 kg/mm2 Kekuatan 6 Modulus elastisitas minimum 25*10 kg/cm2 Elongatio n minimum rata2 terhadap 20 batang 4% Elongation 0,25 mm Toleransi diameter + 0,76 mm dan – 0,25
Baja prategang Pemasokan Dipasok dalam gulungan Gulungan untuk wire diamater 1,5 m Gulungan untuk strand diameter 0,75 m ikatan Stress bas dalam bentuk ikatan Kondisi baik, tidak tertekuk atau bengkok, bersih dari karat dan bahan lepas, minyak, gemuk, cat atau lumpur
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
16
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Pemberian tanda kelompok menurut ukuran dan panjangnya, diikat, diberi diberi Disimpan dalam kelompok label informasi spesifikasi spesifikasi teknis, no. sertifikat sertifikat sesuai hasil Label berisi informasi pengujian Penyimpanan langsung terkena tanah Disimpan dibawah atap dan tidak langsung Stress bar diberi ganjal strand dan stress stress bar harus harus tetap ada ada selama selama Identitas pada wire, strand penyimpanan Pengangkuran minimum baja prategang Kekuatan angkur minimal 95% kuat tarik minimum Dapat memberikan penyebaran tegangan yang merata penegangan Alat pengangkuran sesuai dengan cara penegangan penghubung lain yang yang cocok cocok Angkur dilengkapi dengan selongsong atau penghubung dalam pelaksanaan grouting Selongsong Untuk sistem post tension, digunakan selongsong bergelombang kabel Ujung selongsong harus sedemikian rupa sehingga bagian ujung kabel bebas bergerak be rgerak Selongsong bebas dari retak, belah Mempunya i lubang udara Mempunyai Kuat menahan tekanan sebesar 4 bar stressing kabel kabel dilindungi dilindungi dengan HDPT, tahan tahan Untuk sistem eksternal stressing korosi dan stabil Pekerjaan lain-lain Alir pembilas selongsong selongsong harus mengandung kapur sirih sirih (kalsium oksida) atau kapur tohor (kalsium hidro-oksida) hidro-oksida) sebanyak 12 gram/liter. 4.2.3. Persyaratan Kerja Sistem Prategang dengan rancangan rancangan yang yang dipilih dipilih oleh penyedia jasa jasa (hasil detail Sesuai dengan design) Pasca tarik atau pra tarik Gaya prategang efektif sesuai dengan hasil rancangan Kesiapan kerja Rincian sistim, peralatan dan bahan. penegangan, rincian lengkap untuk baja pra Meliputi metode dan urutan penegangan, tegang, perkakas penjangkaran, jenis selongsong dan setiap data relatif lainnya untuk operasi pra-tegang. menunjukkan setiap susunan susunan dari baja baja tulangan tulangan Rincian tersebut harus menunjukkan yang bukan pra-tegang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. Rincian sistim, peralatan dan bahan. penegangan, rincian lengkap untuk baja pra Meliputi metode dan urutan penegangan, tegang, perkakas penjangkaran, jenis selongsong dan setiap data relatif lainnya untuk operasi pra-tegang. menunjukkan setiap susunan susunan dari baja baja tulangan tulangan Rincian tersebut harus menunjukkan yang bukan pra-tegang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
17
Modul Spesifikasi Jembatan
4.3.
Spesifikasi Jembatan
PELAKSANAAN Pelaksanaan beton prategang mencakup : Unit Beton prategang Pelaksanaan unit prategang sistem pratarik Pelaksanaan unit prategang sistem pasca tarik pengangkutan dan penyimpanan unit beton pracetak Penanganan, pengangkutan Pelaksanaan unit beton pracetak segmental Pemasangan unit beton beton prategang
4.3.1. Unit beton Prategang Secara umum hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan adalah: pencetakan Tempat pencetakan Acuan Perlengkapan prategang Perakitan kabel prategang Selimut beton Pengecoran beton perawatan Penegangan kabel Penegangan kabel Keselamatan kerja Peralatan Data yang harus dicatat Kabel untuk sistem pra tarik Kabel untuk sistem pasca tarik
4.3.2. Pelaksanaan unit prategang sistem pratarik Pelaksanaan unit beton prategang sistem pratarik mempunyai kekhususan, dan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan adalah: Landasan gaya prategang Penempata n kabel Penempatan Dongkrak hidrolis Alat potong baja prategang Bripak Besarny a gaya penegangan yang dikehendaki Besarnya Prosedur penegangan Pemindahan daya prategang Persetujuan Ketentua n kekuatan beton Ketentuan Prosedur Masuknya kabel yang diijinkan 4.3.3. Pelaksanaan unit prategang prategang sistem sistem pasca tarik tarik Persetujuan Landasan unit prategang Penempatan angkur Penempata n kabel Penempatan Kekuatan beton yang diperlukan Besarnya gaya prategang yang diperlukan
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
18
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Prosedur penarikan kabel Umum Penarikan kabel dengan 2 dongkrak Penegangan dengan 1 dongkrak Lubang grouting Grouting dan penyelesaian penyelesaian akhir setelah pemberian gaya prategang
4.3.4. Penanganan, pengangkutan pengangkutan dan dan penyimpanan penyimpanan unit unit beton pracetak Pemberian tanda unit-unit beton pracetak Untuk identifikasi unit Pada tiang pancang diberi tanda dimensi dan panjang Penanganan dan pengangkutan Pengangkutan dalam posisi tegak Unit yang rusak akibat penanganan harus diganti Cara pengangkutan dan penanganan harus disetujui Direksi Penyimpanan Dipasang penyangga dengan jarak maksimum 20% ukuran panjang unit Baja prategang 4.3.4. Pelaksanaan unit beton pracetak pracetak segmental Uraian Unit beton yang difabrikasi Peraki tan segmen pracetak Perakitan perakitan 4 minggu sebelum sebelum tanggal tanggal dimulai perakitan perakitan Persetujuan perakitan segmen Penyangga segmen harus kuat Sambungan beton Harus mempunyai kekuatan minimal sama dengan mutu beton Bentuk pada sambungan harus baik Pengecoran ceruk angkur Sesuai dengan gambar rencana Kerusakan unit seperti retak, mengelupas mengelupas atau deformasi harus harus disisihkan disisihkan Kerusakan seperti untuk diperiksa lebih lanjut 4.3.5. Pemasangan unit beton prategang Tumpuan untuk unit yang diletakkan di atas bantalan karet Harus terletak pada posisi as bantalan karet bantalan karet dengan unit unit beton prategang prategang terletak terletak Hubungan antara bantalan penuh Pengaturan posisi unit Menjamin kestabilan gelagar pada waktu berdiri sendiri dan pada waktu pengaturan dan dibuat perkuatan
4.4.
PENGENDALIAN MUTU Dalam pengendalian mutu data pengujian harus lengkap , serta data penerimaan bahan sesuai dengan persyaratan yang dibuktikan dibuktikan secara tertulis serta ditandatangani oleh yang menyerahkan menyerahkan dan yang menerima. Pengawasan dalam pengendalian mutu ini sangat penting, sehingga diperlukan ahli dalam bidang sistem penegangan kabel prategang, dan
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
19
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
dilengkapi dengan benda uji, rakitan angkur, penerimaan unit-unit sebelumnya dengan lengkap
4.5.
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN Pengukuran Unit beton pracetak Jumlah aktual unit furnished cor langsung di lapangan dengan sistem pasca tarik Pekerjaan cor Sesuai seksi 7.1. dan 7.3 Unit yang ditolak Tidak diukur Dasar pembayaran p embayaran Unit beton pracetak Furnished Material on site Beton cor di tempat dengan sistem pasca tarik Sesuai seksi 7.1. dan 7.3.
5.
BAJA TULANGAN
5.1.
UMUM Mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan spesifikasi, penerbitan detail pelaksanaan, detail pelaksanaan baja tulangan yang tidak termasuk dalam dokumen kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi pekerjaan setelah peninjauan lapangan
5.2.
PERSYARATAN Standar rujukan SNI, AASHTO, ACI, AWS Pekerjaan seksi lain yang berkaitan Ketentuan teknis dan beton Toleransi Sesuai ACI 315 Mempunyai selimut beton: 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos 7,5 cm untuk beton yang terendam/tertanam Persyaratan bahan Persyaratan kerja
5.2.1. Persyaratan Bahan Baja tulangan = 2400 kg/cm2 BJ 24 – baja lunak – fs’ = BJ 32 – baja sedang – fs’= fs’= 3200 kg/cm2 = 3900 kg/cm2 BJ 39 – baja keras – fs’ = = 4800 kg/cm2 BJ 48 – baja keras – fs’ = Tumpuan untuk tulangan 20 Mpa Mutu beton untuk tumpuan > fc’ 20
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
20
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Pengikat untuk tulangan Kawat pengikat dari baja lunak 5.2.2. Persyaratan Kerja Perlindungan terhadap korosi struktur b eton Campuran beton dapat ditambah bahan tambah untuk mencegah korosi Selimut beton Beton cor di atas tanah – 70 mm Beton yang berhubungan dengan tanah D 19 s/d D 56 - 50 mm < D 16 40 mm Beton yang tidak langsung berhubungan dengan tanah Pelat, dinding dengan D 44 – 56 40 mm < D 36 25 mm Balok, kolom tulangan utama 40 mm Struktur cangkang, pelat > D 19 25 mm dan < D16 20 mm 5.2.3. Pengajuan kesiapan kerja tulangan sesuai dengan dengan gambar Siapkan semua jenis ukuran baja tulangan rencana Siapkan semua diagram tulangan beserta pembengkokan Siapkan data baja tulangan (dimensi dan berat) Apabila ada penggantian dimensi laporkan pada pengawas pembengkokan Siapkan fasilitas pemotongan dan pembengkokan Baja tulangan dalam bundel diberi tanda Siapkan pengujian baja tulangan yang digunakan
5.3.
PELAKSANAAN
5.3.1. Penyimpanan dan penanganan identifikasi yang menunjukkan menunjukkan ukuran batang, Tulangan diberi label untuk identifikasi panjang dan informasi lainnya mencegah distorsi, kontaminasi, korosi atau Ditangani dan disimpan untuk mencegah kerusakan 5.3.2. Pembengkokan Dibengkokkan dengan cara dingin sesuai ACI 315 Dibengkokkan Diemete r > 20 mm dibengkokkan dibengkok kan dengan mesin pembengkok Diemeter 5.3.3. Penempatan dan pengikatan tulangan harus bersih, ditempatkan dengan selimut selimut beton beton sesuai sesuai Baja tulangan ketentuan Diikat kuat pada posisinya, panjang penyaluiran 40 diameter Tidak boleh dilas kecuali atas persetujuan Direksi pekerjaan membelakangi permukaan beton Simpul kawat membelakangi Baja tulangan yang terekspos cukup lama harus dilindungi 5.3.4.
Pelaksanaan Mutu, dimensi dan bentuk sesuai dengan gambar rencana Toleransi pembengkokan ulang Tidak boleh dilakukan pembengkokan
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
21
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Apabila akan dilakukan pengelasan, pengelasan, usulkan pada Direksi Pastikan Pastika n perancah, acuan sudah disetujui Direksi Material bersih Overlap sesuai dimensi Tidak bergeser Selimut beton sesuai
5.4.
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
5.4.1.
Pengukuran Diukur dalam kilogram sesuai dengan diameter terpasang Penjepit, pengikat atau bahan lain tidak diukur untuk pembayaran pembayaran Baja tulangan tulangan untuk gorong-gorong gorong-gorong pipa beton dibayar dibayar secara secara terpisah pada divisi 2
5.4.2.
Pembayaran Kompensasi penuh terhadap pemasokan, pembuatan, pemasangan termasuk pekerja, perkakas, pengujian dan pelengkap lainnya
6.
BAJA STRUKTUR
6.1.
UMUM Mencakup pekerjaan struktur baja komposit Pelaksanaan struktur baja baru, pelebaran dan perbaikan struktur pemasangan, galvanisasi dan pengecatan Penyediaan, fabrikasi, pemasangan, pengelasan dll dll Baja termasuk baut sambung, paku keling, pengelasan
6.2.
PERSYARATAN Standar rujukan SNI, AASHTO, ASTM, AWS Pekerjaan seksi lain yang berkaitan Beton, baja tulangan, siar muai, landasan Toleransi Persyaratan bahan Persyaratan kerja
6.2.1. Toleransi Diameter lubang Lubang pada elemen utama + 1,2 mm dan – 0,4 mm -0,4 mm Lubang pada elemen sekunder + 1,8 mm dan -0,4 Alinyemen lubang lubang Elemen utama (di bengkel) ± 0,4 mm lapangan ± 0,6 mm Elemen sekunder di lapangan Gelagar Camber 0,2 mm per meter panjang balok atau 6 mm Penyimpangan lateral as ke as landasan 0,1 mm max 3 mm mm Penyimpangan lateral web dan as flens max Batang sambungan geser
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
22
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Penyimpangan max terhadap terhadap garis lurus lurus terhadap terhadap flens ke segala segala arah panjang/1000 atau 3mm Permukaan yang dikerjakan dengan mesin Penyimpangan Penyimpan gan bidang kontak 0,25 mm
6.2.2. Persyaratan Bahan Penyimpanan Harus dilindungi terhadap korosi dan bersih Baja struktur Sesuai dengan design mutunya Baut, mur dan ring Sesuai ASTM A 307, grade A Mengunakan baja mutu tinggi Komposis i kimia sesuai ketentuan Komposisi Paku penghubung geser yang dilas Sesuai ketentuan Bahan untuk pengelasan Sertifikat Lapisan pelindung Cat Cek persyaratan gambar rencana ketebalanny a Cek jenis cat yang digunakan serta ketebalannya struktur jembatan pada daerah yang bebas polusi Digunakan untuk struktur Galvanis Cek ketebalan galvanis yang disyaratkan 6.3.
PELAKSANAAN Pelaksanaan baja struktur pada umumnya melibatkan fabrikasi yang akan melaksanakan pekerjaan pemotongan profil, pelubangan untuk baut dan lain sebagainya. Jenis pelubangan baut yang digunak d igunakan an adalah untuk jenis baut: Baut tidak terbenam Baut pas dan silinder Baut geser mutu tinggi Pekerjaan fabrikasi juga mencakup pekerjaan pembuatan pengaku, sambungan dengan baut standar atau baut geser mutu tinggi. Hal penting yang perlu diperhatikan diperhatikan dalam pelaksanaan adalah: Penyelesaian permukaan bidang kontak Baut tarik Pengelasan Pengecatan dan galvanisasi pengangkutan Pemasangan jembatan baja Tahap pekerjaan Pengaturan lalu lintas Peralatan dan perancah
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
23
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Perakitan pekerjaan baja seringkali melibatkan pengguna jasa dalam hal penyediaan baja struktur yang telah tersedia. Sehingga dalam pelaksanaan pengadaan bahan perlu diperjelas terlebih dahulu pada saat tender, apakah pengadaan dilaksanakan oleh penyedia jasa atau pemilik, karena hal tersebut akan sangat berpengaruh pada penawaran harga. Jenis perakitan yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa tergantung pada kondisi lokasi dimana jembatan akan dipasang, dan seharusnya dalam tahap perencanaan atau dalam gambar rencana hal tersebut sudah dijelaskan. Jenis perakitan struktur rangka baja pada umumnya adalah: Peluncuran Kantilever perancah Bagi komponen baja struktur disediakan oleh pemilik, maka penyedia jasa perlu melakukan melakukan pengangkutan dan pengiriman yang tidak terlepas dengan dengan masalah keamanan yaitu dengan melibatkan asuransi all risk.
6.3.1. Fabrikasi Dalam hal fabrikasi perlu diperhatikan beberapa hal yang mencakup jaminan mutu baik bahan maupun ketepatan pemasangan dan pembeli dapat melakukan peninjauan ke pabrik pembuat. Kesiapan material, alat diperhatikan keakuratan ukuran Pemotongan sesuai dimensi, perlu diperhatikan perhatikan dimensi dimensi lubang lubang dan jarak harus harus sesuai sesuai dengan dengan Lubang baut, perhatikan gambar dan toleransi yang diizinkan perlu diperhatikan diperhatikan tebal tebal las, panjang las, serta serta bahan bahan Pengelasan profil, perlu las yang digunakan percobaan perakitan perakitan untuk pembuatan pembuatan struktur jembatan baja Perlu percobaan secara utuh, sebelum dikirim ke lokasi 6.3.2. Baut Geser Mutu Tinggi kemiringan permukaan bidang kontak dengan kepala baut dan dan mur Sudut kemiringan < 1:20 terhadap t erhadap bidang tegak lurus sumbu baut Alat pengencang (torsi momen) harus dikalibrasi sebelum digunakan Kekencangan alat pengencang pengencang disesuaikan dengan dimensi dimensi baut (diameter baut), dan mutunya. masalah kebersihan permukaan Dengan sistem baut geser mutu tinggi ini, masalah pelat sangat penting sekali, agar fungsi geser baut dapat terlaksana. 6.3.3. Pengangkutan & Perakitan Pengangkutan Pastikan semua elemen ada kode Pastikan jumlah komponen sudah sesuai dengan gambar pengangkutan Pastikan cara pengangkutan Perakitan Pastikan manual perakitan Pastika n jumlah komponen sesuai Pastikan Pastikan jumlah baut sesuai Penyelesaian rangka baja
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
24
Modul Spesifikasi Jembatan
6.4.
Spesifikasi Jembatan
Pastikan sistem pemasangan – perancah atau kantilever Pastikan camber camber setelah setelah semua komponen terpasang – sesuai sesuai dengan dengan manual ? Pastikan Pastika n semua sambungan telah dikencangkan dengan kekencangan 100% Pastikan Pastika n tulangan untuk lantai tersedia Pastikan mutu beton terpasang harus K-350 Pastikan Pastika n jenis expansion joint sesuai Pastikan Pastika n jenis lapisan permukaan menggunakan sesuai spesifikasi spesifikas i
PENGENDALIAN PENGENDALI AN MUTU
6.4.1. Penerimaan bahan Pengendali an mutu Pengendalian Penanganan dan penyimpanan Perbaikan terhadap komponen jembatan yang tidak memenuhi ketentuan Penggantian komponen yang hilang atau rusak berat Perbaikan komponen yang agak rusak Pelurusan bahan yang agak bengkok Perbaikan hasil pngelasan yang retak Perbaikan lapisan permukaan yang rusak 6.4.2. Pemeliharaan komponen jembatan jembatan yang telah diterima Penyedia jasa wajib melaksanakan pemeliharaan dan perlindungan terhadap semua komponen yang telah diterima di lapangan dan menjamin bahwa semua komponen baja struktur aman dan terlindung, sehingga terjamin permasalahan perakitan. 6.4.3. Pengendalian mutu pelaksanaan struktur baja Pekerjaan sipil sementara Penentuan titik pengukuran dan pekerjaan sementara Pemasangan landasan Peraki tan komponen baja Perakitan Prosedur pemasangan Sambungan baut Cek kekuatan baut Cek dimensi baut Cek kuat tarik baut Ring (washer) Jenis washer, kekuatannya serta dimensi Ulir Panjang ulir dibandingkan dibandingkan dengan dengan ukuran pelat pelat yang akan disambung Kekencangan Sesuaikan dengan jenis, mutu serta dimensi baut 6.5.
Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran Cara pengukuran berdasarkan jumlah kilogram pekerjaan yang diterima dengan berat volume 7.850 kg/m3 bahan yang dihitung adalah berat nominal seluruh pekerjaan baja Berat bahan Pengecata n, pelindung lainnya tidak dibayar Pengecatan, Pengukur an matrial yang disediakan oleh pemilik Pengukuran
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
25
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
pemasangan berdasarkan berdasarkan berat total rangka baja baja yang akan dipasang. Rangka pemberat, pembantu tidak dimasukkan dalam berat volume yang dipasang Pengangkutan dan pengiriman, berdasarkan berat total yang yang diangkut, diangkut, termasuk rangka pembantu yang harus dikembalikan ke depot peralatan yang disyaratkan Pemasokan komponen pengganti Perbaikan komponen yang rusak Lantai kayu jembatan
Pembayaran Berdasarkan pekerjaan yang diterima dalam kilogram Pengadaan dan pemasangan dibayar secara terpisah
7.
KAYU
7.1.
UMUM lantai kayu jembatan atau struktur struktur Bahan kayu yang digunakan untuk lantai jembatan kayu perlindunga nm pemasangan sesuai Mencakup pengadaan, penyimpanan, perlindunganm dengan gambar rencana Mencakup pekerjaan persiapan yaitu pembongkaran struktur lama
7.2.
PERSYARATAN jenis kayu yang digunakan adalah jenis kelas Toleransi Paku yang digunakan dengan diameter 2,75 mm – 8 mm, panjang 40 mm – 200 mm Pelat baja baja sudah sudah digalvanis digalvanis dengan ketabalan 0,9 mm – 2,5 mm Baut dengan dengan kepala kepala segi 4 atau segi 8, diameter diameter antara antara 12 mm – 30 mm, toleransi t oleransi lubang baut 1 mm Sekrup, diameter 6mm – 20 mm, mm, panjang panjang 25 mm – 300 mm Persyaratan bahan Mutu kayu yang digunakan adalah kayu kelas I atau setara kelas I yang dibuktikan dengan pengujian Bahan pendukung pendukung mencakup pelat baja, baut baut sambungan, sambungan, palu, klem sesuai dengan gambar rencana Persyaratan kerja Pengajuan kesiapan kerja, pengajuan program pekerjaan pemasangan struktur termasuk metoda pelaksanaannya pelaksanaannya
8.
TIANG PANCANG
8.1.
UMUM Mencakup tiang pancang yang disediakan dan dipancangkan Jenis tiang pancang: Tiang kayu – crucuk Tiang baja profil Tiang pipa baja Tiang beton bertulang pracetak Tiang beton prategang pracetak
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
26
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Tiang bor beton cor langsung di tempat
8.2. PERSYARATAN 8.2.1. Standar rujukan SNI, AASHTO, ASTM 8.2.2. Toleransi Lokasi tiang pancang tidak boleh melampaui 75 mm dalam segala arah vertikal 20 mm per Kemiringan tiang pancang, penyimpangan max arah vertikal meter Kelengkung an max 1% dari panjang tiang Kelengkungan Kelengkung an lateral 0,7%o panjang total tiang Kelengkungan Diamete r lubang tiang bor +0 sampai +5% dari diameter nominal Diameter 8.2.3. Pengajuan Kesiapan Kerja Pastika n sudah ada gambar kerja Pastikan pemancangan Buat program pemancangan rancangan, Buat perhitungan rancangan, Rumus pemancangan Alat pancang penyambungan tiang Buat metoda penyambungan Usulan pengujian tiang Contoh, data tiang pancang yang akan digunakan
8.3. PELAKSANAAN 8.3.1. Tiang pancang beton pracetak Umum min 40 mm dan yang terekspos air laut 50 mm Selimut beton min Penyambung an, metode penyambungan harus disetujui Direksi Pekerjaan Penyambungan, Perpanjangan tiang pancang Baja tulangannya dengan overlap 40 x diameter Baja spiral 2 x lingkaran penuh Mutu beton minimum fc ’ 35 Mpa Sepatu tiang pancang Disesua ikan dengan kondisi tanah Disesuaikan Pembuatan dan perawatan sesuai dengan spesifikasi bahan beton dan baja tulangan pengangkatan tiang harus ditahan pada ¼ panjangnya Dalam proses pengangkatan pengecoran , panjang pada daerah dekat kepala Tiang diberi tanda waktu pengecoran, tiang
8.3.2. Tiang pancang percobaan Apabila diperlukan dan sesuai kontrak atau atas perintah Direksi Panjang tiang Berdasa rkan hasil uji tiang atau gambar rencana Berdasarkan
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
27
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Tiang utuh Untuk tiang beton pracetak Pemancangan tiang Diberi tanda selama penetrasi penetras i Lokasi sesuai gambar rencana Kepala tiang dilindungi Alat pancang harus sesuai Dilaksanakan Dilaksana kan sampai kedalaman yang disyaratkan disyarat kan
8.3.3. Tiang pancang baja Umum 20 Mpa Bila diisi dengan beton mutu fc’ 20 Perlindu ngan terhadap korosi Perlindungan Pemancangan Umum pancang harus sesuai sesuai dengan jenis dan berat tiang yang yang dipancang Alat pancang Penghantar tiang pancang (leads) harus bebas bebas untuk palu dan dan penghantar penghantar dan diperkaku diperkaku selama selama Letaknya harus pemancangan Bantalan topi tiang pancang panjang (followers) Tiang pancang yang naik Akibat adanya pemancangan yang terlalu dekat Harus dipancang kembali atau diuji Pemancanga n dengan water jet Pemancangan Tiang pancang yang cacat Catatan kalendering Rumus dinamis untuk perkiraan kapasitas tiang pancang Pencatatan Data No. tiang Posisi Jenis dan ukuran Panjang aktual Tanggal pemancangan Jumlah pukulan setiap 50 cm penetrasi Energi pukulan Perpanjangan Panjang potongan Rumus dinamis pemancangan seperti Hiley, Janbu Cek kedalaman tiang
8.3.4. Fundasi Tiang Bor Persiapan Lokasi titik bor penyelidik an tanah Hasil penyelidikan Jenis alat bor dan diameternya pengeboran Metode pengeboran Pembuatan tulangan sesuai dengan gambar rencana Pelaksanaan
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
28
Modul Spesifikasi Jembatan
8.4.
Spesifikasi Jembatan
Pengeboran sampai sampai kedalaman kedalaman yang disyaratkan, disyaratkan, tetapi harus harus ada kepastian sudah mencapai tanah keras Pemasangan tulangan, tulangan, dan dipasang dalam kondisi bersih Pembuatan beton dengan mutu sesuai persyaratan Pengecoran beton (tinggi jatuh atau atau langsung langsung dengan pemompaan – W/C ratio) Waktu pengecoran dan syarat pendukung lainnya
PENGENDALIAN PENGENDALI AN MUTU
8.4.1. Analisis Pekerjaan Tiang pancang pancang Dinamis Dinamis Kasus I dengan ahli teknik sistem sistem analisis TPD untuk Ada kesepakatan dengan pengukuran gelombang tegangandalam menentukan kedalaman TP dan kriteria pemancangan Jumlah pengujian 5% dari jumlah TP dengan kriteria (pengawasan (pengawasan produksi) produksi) Pemancangan harus sesuai dengan sejumlah pengujian 20% jumlah TP untuk jaminan bahwa kapasitas mencukupi. dari jumlah jumlah TP, nilai faktor keamanan keamanan dapat dapat Kontrol total sebanyak 25% dari direduksi dari 3 menjadi 2 Kasus II menentukan jenis Perencana sudah konsultasi dengan analis TPD untuk menentukan TP yang paling efisien. teknik sistem ATPD melakukan melakukan studi studi untuk untuk beberapa beberapa jenis jenis TP untuk Ahli teknik menentukan pilihan yang akan digunakan Kasus III melaksanakan pekerjaan sesuai sesuai spesifikasi, spesifikasi, TP TP tidak sesuai Pelaksana melaksanakan desain pelaksanaan pemancangan pemancangan dilanjutkan Dilakukan pengujian sebelum pelaksanaan Kasus IV Adanya kerusakan pada TP menggunakan Ahli teknik melakukan pemeriksaan keutuhan dengan menggunakan pengujian dinamis 8.4.2. Jaminan mutu Penerima an bahan Penerimaan Penyimpan an dan perlindungan bahan Penyimpanan Tiang uji (test pile) mengetahui kepastian kepastian kapasitas kapasitas daya daya dukung dukung TP Dilaksanakan untuk mengetahui pada suatu kedalaman tertentu Jumlah tiang uji minimal 1 dan maksimal 4 tiang uji dapat di dalam lokasi atau di luar lokasi lokasi proyek proyek Lokasi tiang pembebanan (loading test) Pengujian pembebanan dilaksanak an sesuai beban rencana dan dipantau Pembebanan I dilaksanakan Pembebanan II adalah sampai 2 x beban rencana dengan 3 x penambahan beban interval waktu 2 jam, jika terdapat penurunan 0,15 mmdalam waktu 15 menit, maka pembebanan dikurangi 50%
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
29
Modul Spesifikasi Jembatan
8.5.
Spesifikasi Jembatan
Pembebanan tersebut ditahan selama selama 48 jam, kemudian beban ditiadakan Pembebanan dapat ditingkatkan lebih dari 2 x dengan setiap penambahan sebesar 100 kN sampai tiang runtuh yaitu terdapat penurunan total sebesar 25 mm atau penurunan permanen 6,5 mm
Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran Cerucuk Pengadaan tiang pancang Pemancanga n tiang pancang Pemancangan Tiang bor beton cor langsung di tempat langsung di tempat yang yang berair Pelaksanaan tiang bor beton cor langsung Tiang uji Pengujian pembebanan tiang Dasar pembayaran p embayaran penuh terhadp terhadp penyediaan, penyediaan, penanganan, penanganan, pemancangan, pemancangan, Kompensasi penuh penyambungan, perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengecatan, perawatan, pengujian, baja tulangan , pemboran, hilangnya casing dll Untuk tiang bor cor ditempat, beton dibayar sesuai seksi 7.1. dan baja tulangan seksi 7.3 .
9.
SUMURAN
9.1.
UMUM sumuran adalah adalah komponen komponen struktur fondasi yang berinteraksi berinteraksi Fondasi sumuran dengan tanah secara loangsung dan menyalurkan beban ke dalam tanah
9.2.
Pekerjaan mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang dicor ditempat atau pracetak sesuai dengan spesifikasi dan dimensi sesuai dengan gambar rencana
Persyaratan Standar rujukan Pekerjaan seksi lain yang berkaitan Toleransi Sesuai dengan toleransi beton Persyaratan bahan Sesuai dengan seksi 7.1. dan 7.3. Persyaratan kerja Sesuai dengan seksi 7.1.
9.3. Pelaksanaan 9.3.1. Umum Unit beton pracetak Dinding sumuran dan unit beton pracetak Dinding sumuran cor ditempat Dimensi sesuai gambar rencana Acuan tidak boleh dibuka sebelum 3 hari
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
30
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Penurunan minimal beton sudah sudah mencapai mencapai kuat tekan tekan 70% terhadap kuat tekan rencana Pengisian sumuran dengan beton siklop Galian dan penurunan Sumbat dasar sumuran Pengisian sumuran Pekerjaan penahan rembesan Pembongkaran bagian atas sumuran Pengendalian Pengendali an keselamatan
9.3.2. Persiapan Lokasi fundasi (staking out) sumuran (sebelum mempunyai mempunyai kekuatan kekuatan 85% 85% fc’ tidak Pembuatan cincin sumuran boleh dipasang) konvensional, alat besar) Alat untuk penggalian (manual atau konvensional, Pompa, apabila diperlukan untuk menjaga kestabilan tinggi air tanah 9.3.3. Pelaksanaan Penurunan cincin sumuran Penggalian dengan cara gravitasi Pengecoran beton kedap air dengan fc’ 20 MPa siklop (volume (volume batu besar 1/3 dan volume volume beton beton fc’ 15 Pengecoran beton siklop MPa 2/3) tulangan pada bagian teratas teratas cincin sumuran dan bagian bagian beton Stek tulangan kedap air sebagai penghubung antara poer dan fundasi
Dalam pelaksanaan juga perlu diperhatikan masalah unit beton pracetak yang telah dibuat sebelumnya: sebelumnya: Unit beton pracetak dicetak pada landasan pengecoran Tidak boleh diangkut sebelum berumur 14 hari atau mencapai 85% dari kuat tekan Tidak boleh diturunkan sebelum sambungan berumur 24 jam Penurunan sumuran disesuaikan dengan kondisi tanah Dinding sumuran diturunkan dengan gravitasi (akibat berat sendiri) Dasar sumuran diberi beton mutu beton K-250 K-250 sampai 1 m di bawah poer Sumuran diisi dengan mutu bangunan bawah daripada dasar poer Bagian atas sumuran tidak boleh lebih tinggi daripada tulangan dari dari sumuran sumuran harus harus dimasukkan dalam poer 40 x diameter Baja tulangan 9.4.
Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran Berdasa rkan dimensi dan panjang terpasang Berdasarkan Beton kedap air diukur berdasarkan metre kubik sesuai seksi 7.1. Dasar pembayaran p embayaran kompensasi penuh penuh penyediaan penyediaan pekerja, bahan, peralatan, Berdasarkan kompensasi galian untuk penurunan dan pembuangan bahan galian, pembongkaran (jika perlu), penghubung, sambungan dan semua pekerjaan pelengkap. berdasarkan : Pembayaran berdasarkan Pengadaan dinding sumuran
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
31
Modul Spesifikasi Jembatan
10.
Spesifikasi Jembatan
Penurunan dinding sumuran
ADUKAN SEMEN Adukan semen seringkali diabaikan dalam pelaksanaan pelaksanaan struktur jembatan atau struktur pada konstruksi jalan yang menggunakannya. Tetapi adukan semen walaupun merupakan bagian minor dalam struktur, tetap harus diperhatikan baik pada waktu pencampuran maupun pada waktu pengerjaan akhir dalam pengendalian pengendalian mutu. Campuran adukan semen harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: kekentalan yang yang tidak lebih dari 70% berat semen semen yang Mempunyai kekentalan digunakan kembali dalam waktu 30 menit setelah pengadukan awal Boleh diaduk kembali Adukan yang telah lewat 45 menit harus dibuang Pemasangan Permukaan bersih dan lembab Tebal adukan maksimum 1,5 cm
11. 11.1.
PASANGAN BATU PERSYARATAN Batu Bersih, keras, tanpa bagian tipis atau retak Bentuk rata, lancip atau lonjong Lebar > 1,5 x tebal Adukan Sesuai dengan persyaratan adukan semen
11.2.
PELAKSANAAN Persiapan pondasi disyarat kan Bila diperlukan landasan yang permeable perlu disyaratkan Pemasangan batu Landasan adukan minimal tebal 3 cm harus dipasang dipasang dengan dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka Batu harus yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang Penempatan adukan Sebelum dipasang, permukaan batu harus bersih dan dibasahi Tebal landasan adukan antara 2 – 5 cm
Ketentuan lubang sulingan dan dilatasi cm Lubang diletakkan pada setiap 2 m dengan diameter 5 cm Dilatasi setiap 20 dengan dilatasi 30 mm Pekerjaan akhir pasangan batu Hasil akhir permukaan harus sesuai dengan persyaratan
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
32
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
12.
PASANGAN BATU KOSONG DAN BRONJONG
12.1.
PERSYARATAN Pasangan batu kosong Keras, awet dan bersudut tajam kosong yang yang diberikan diberikan harus beton Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong K175 Bronjong Kawat Bronjong berlapis seng yang memenuhi memenuhi AASHTO M279 M279 Kelas Kelas 1, dan ASTM baja berlapis A239. Lapisan galvanisasi galvanisasi minimum haruslah 0,26 0,26 kg/m 2 merata berbentuk berbentuk segi enam yang teranyam teranyam dengan dengan Anyaman haruslah merata tiga lilitan dengan lubang kira-kira 80 mm x 60 mm Batu batu yang keras dan awet Landasan Landasan haruslah dari bahan drainase porous
12.2.
PELAKSANAAN Persiapan tumit yang yang diperlukan diperlukan untuk pasangan batu Galian, termasuk kunci pada tumit kosong dan bronjong Penempatan bronjong b ronjong dibentang kan dengan kuat sehingga sehingga bentuk Keranjang bronjong harus dibentangkan serta posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan rongga rongga seminimal mungkin. mungkin. Bilamana Bilamana tiap bronjong bronjong telah diisi setengah dari t ingginya, ingginya, dua kawat pengaku horinsontal dari muka ke belakang harus dipasang Penempatan pasangan batu kosong Penimbunan kembali Penempatan batu kosong yang diisi adukan
13.
SAMBUNGAN SIAR MUAI
13.1.
UMUM Sambungan siar muai Tergantung pada jenis pergerakan struktur Dapat menahan perubahan temperatur fleksibel, dapat menahan beban dinamis dinamis Tanah terhadap cuaca, fleksibel, kendaraan, nyaman Jenis sambuangan siar muai Sambungan siar muai terbuka Berbentuk pelat, baja siku, baja bergerigi karat/terlindung terhadap korosi Tahan terhadap karat/terlindung
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
33
Modul Spesifikasi Jembatan
13.2.
Spesifikasi Jembatan
Sambungan dengan baja dan baut angkur Sambungan siar muai tertutup Terbuat dari bahan neoprene, aspal karet Tahan terhadap cuaca, fleksibel, dapat dapat menahan nenahan dinamis, nyaman
SIAR MUAI (jenis asphaltic plug) Bahan Rubberized bitumen binder Campuran bitumen, polymer, filler dan surface active agent Single size agregat kekerasan setara dengan basalt, gristone, gabbro atau kelompok kelompok Dengan kekerasan granit Bersih, berbentuk kubus (cubical) ukuran 14 mm-20 mm Tahan terhadap termperatur sampai 150 derajat Celcius Pelat baja saat pelaksanaan pelaksanaan Dapat menahan dampak pemuaian akibat panas pada saat Tebal dan lebar sesuai dengan ukuran celah sambungan Angkur tergantung pada lebar celah celah sambungan dan besarnya besarnya Ketebalan tergantung pergerakan dan minimum tebal 75 mm dan lebar 40 cm Mortar Epoxy resin mortar dengan flexural strength 5 MPa menahan geser Diberi CFRP untuk menahan Joint sealant rubber Mempunyai elongation > 300% Aging test dengan variasi tensile strength 20% Hardness < 10 Hs mortar dengan perekat yang yang mempunyai mempunyai Hubungan antara rubber dengan mortar elongation > 100% dan tensile strength > 5MPa Bahan dasar sambungan Joint priming compound sesuai spesifikasi pabrik
13.3.
Sambungan Siar Muai Tipe Khusus Untuk jenis pergerakan struktur yang cukup besar Bahan tergantung pada Pergerakan struktur Ukuran celah sambungan Tingkat kepentingan struktur
14. LANDASAN LANDASAN JEMBATAN 14.1.
UMUM Pergerakan jembatan pada umumnya diakibatkan diakibatkan oleh: susut yang disebabkan disebabkan oleh temperatur temperatur Muai dan susut Lendutan akibat beban Pergerakan tanah sentrifug al, longitudinal longitudina l akibat kendaraan kendaraan Gaya sentrifugal, semua gaya gaya tersebut di atas Kombinasi semua
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
34
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Untuk menahan pergerakan tersebut diperlukan landasan yang bersifat: Awet Mudah pemeliharaan Mudah pemasangan/penggantian pemasangan/penggantian Murah –
Landasan adalah sistem keseluruhan dari suatu bagian jembatan yang meneruskan gaya, meredam getaran dari bangunan at as ke bangunan bawah. Landasan terdiri atas bantalan (karet, logam lain-lain), dudukan bantalan (adukan mortar atau lain-lain). Bantalan adalah bagian struktur dari landasan yang meredam getaran dan menyalurkan beban dari bangunan atas ke bangunan bawah. Bantalan dapat terbuat dari bahan karet (alam atau sintetis), logam, bahan lainnya. Jenis bantalan bermacam-macam sesuai dengan keperluannya (jenis sendi, rol, pot atau lainnya) 14.2.
BANTALAN KARET Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan landasan: Material fabrikas i Pengadaan bantalan sekitar 30 hari sebelum fabrikasi Perlu dilakukan pengujian semua bantalan sebelum dipasang Pengujian meliputi uji tekan, geser dan bahan Pelaksanaan Persiapan landasan bantalan Baji Leveling
Jenis bahan Karet alam Karet sintetis Campuran karet alam dan sintetis Penggunaan bahan aditif dan filler yang berlebihan dalam bahan karet Komposisi kimia, reaksi kimia >> retak, permukaan menggelembung, hilangnya elastisitas oleh karena pengaruh ozone 14.3.
PERSYARATAN BAHAN BANTALAN KARET Bahan harus cukup keras yaitu mempunyai hardness 55 ± 5 duro bantalan karet dengan dengan ketebalan ketebalan > 1”, menggunakan laminasi laminasi Untuk bantalan antara pelat baja dengan karet Perlu uji kelekatan (geser) antara pelat baja dengan karet sesuai ASTM 573, dimana pemuluran sampai Perlu aging test bahan karet sesuai putus 50%, perubahan kuat tarik max 15%, 1 5%, kekerasan max 10 Hs. tidak boleh boleh lebih lebih dari 60% terhadap Bahan polymer dalam campuran karet tidak volume total bantalan Tebal pelat baja minimum adalah 1/16” Ujung-ujung pelat baja tertanam tidak tajam
14.4.
PENGUJIAN BANTALAN BANTAL AN KARET Dilaksanakan oleh laboratorium terakreditasi atau diakui Pengujian overload dilakukan untuk semua bantalan karet
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
35
Modul Spesifikasi Jembatan
Spesifikasi Jembatan
Pengujian geser dilaksanakan dilaksanakan terhadap terhadap 10% dari dari bantalan karet yang yang diuji diuji Bahan harus diuji untuk mengetahui mengetahui komposisi, hardness, pelapukan dll.
Mutu bantalan harus: Secara visual visual tidak tidak boleh boleh ada yang cacat (benjol, (benjol, gelembung, sobek) Sesuai dengan spesifikasi dan desain
15.
SANDARAN
15.1. •
•
UMUM Termasuk penyediaan, penyediaan, fabrikasi dan pemasangan pemasangan sandaran baja Didalamnya termasuk galvanisasi atau pengecatan, tiang sandaran, pelat dasar, baut angker dsb
15.2. 15.2.1.
PERSYARATAN Toleransi diameter lubang + 1 mm s/d -0,4 mm Tiang sandaran tegak < 3 mm/m’ tinggi Railing segaris dalam rentang 3 mm Tampak halus dan seragam dalam posisi akhir
15.2.2.
Bahan Sandaran Baja rol dengan tegangan leleh 2800 kg/cm2 Baut penahan penahan berbentuk U diameter 25 mm (ASTM A307) dan dan diproteksi diproteksi
Persyaratan kerja Sesuai gambar rencana Ada sertifikat sertif ikat pabrik yang menunjukkan mutu baja, pengelasan
15.2.3.
15.3.
PELAKSANAAN SANDARAN Di fabrikasi dilaksanakan oleh tenaga trampil bersertifikat Pengelasan dilaksanakan M111-04, kecuali kecuali telah mempunyai tebal Galvanisasi sesuai AASHTO M111-04, minimum 80 mikron Pemasangan sesuai seksi 7.4 .
16. PEMBONGKARAN PEMBONGKARAN STRUKTUR
17.
Pembongkaran dilaksanakan dilaksanakan tanpa tanpa menimbulkan menimbulkan kerusakan pada bagian struktur lainnya Pembuangan bahan bongkaran bongkaran tidak menimbulkan menimbulkan dampak lingkungan lingkungan dan hambatan lainnya Bahan bongkaran yang yang berupa bahan yang masih dapat digunakan adalah milik Pemilik dan harus h arus diamankan Bongkaran bangunan bawah struktur lama jembatan dibongkar sampai kedalaman – 30 cm di d i bawan dasar sungai dan rongga ditimbun kembali
PAPAN NAMA JEMBATAN
Ukuran minimal 40 x 60 cm2 Bahan marmer dengan lambang PU
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
36
Modul Spesifikasi Jembatan
18.
Spesifikasi Jembatan
Toleransi Tolerans i ± 10 cm Letak sesuai dengan ketentuan dan dipasang pada parapet Isi tulisan : Nomor jembatan Nama jembatan Lokasi Data teknis Tahun pembangun p embangunan an
TURAP
Lingkup pekerjaan adalah turap kayu, baja dan beton pracetak Lokasi kepala kepala turap sesuai gambar rencana rencana dan pergeseran pergeseran lateral lateral maksimum 75 mm Bahan turap sebelum dipasang harus disetujui terlebih dahulu Apabila perlu dapat dilakukan tiang uji turap untuk menentukan panjang turap yang diperlukan d iperlukan
19.
PIPA CUCURAN
20.
Adalah pipa pembuangan pembuangan air hujan hujan yang terletak pada lantai lantai jembatan jembatan ke arah bawah Diameter Diamete r minimum 75 mm Bahan baja galvanis Panjang pipa cucuran 20 cm lebih panjang dari bagian terbawah struktur utama bangunan atas
PARAPET
Adalah bagian dari jembatan jembatan yang berguna untuk mengarahkan lalu lintas lintas sebelum masuk ke jembatan Bahan yang yang digunakan digunakan adalah adalah pasangan pasangan batu dengan ketinggian ketinggian dan dan dimensi sesuai dengan gambar rencana Harga terpasang dalam meter kubik sesuai gambar rencana
Pembekalan dan Pengujian Pengujian Ahli Pengawas Pengawas
37