SPESIFIKASI TEKNIS JALAN
Pasal 1 PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN
Item pekerjaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan yang tercantum dalam RAB, diantaranya meliputi pekerjaan: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pekerjaan Telford Peke Pekerj rjaa aan n LPA LPA Klas Klas B atau atau C Pekerjaan Pekerjaan Beton (Pelebara (Pelebaran) n) Pekerjaan Lapis Perekat / Resap Pengikat Pekerj Pekerjaa aan n Lapis Lapis Burtu Burtu Pekerj Pekerjaa aan n Lapis Lapis Burda Burda Pekerjaan Latasir Manual Pekerjaa Pekerjaan n Lataston Lataston Lapis Lapis Aus Aus (HRS WC) WC) atau Laston Laston (AC-Base) (AC-Base) Lapis Pondasi Atas Bersemen (Cement Treated Base) (CTB) Pekerjaa Pekerjaan n Pasangan Pasangan Pekerjaan Plesteran/Acian Pasal 2 LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan ( disesuaikan dengan yang tercantum dalam RAB ) Pasal 3 UKURAN / KETENTUAN POKOK
1. Semua yang yang dikerjaka dikerjakan n harus sesuai sesuai dengan dengan isi acara acara kerja ini berikut berikut gambar-ga gambar-gambar mbar kerja/lampiran dan penjelasan serta petunjuk direksi/pengawas. 2. Selama inti dan maksud maksud yang yang terkandung terkandung tidak bertentangan dengan acara kerja kerja ini, maka yang berlaku dan mengikat adalah ketentuan-ketentuan dalam : a. Rencana Rencana kerja dan syarat-sya syarat-syarat rat peker pekerjaan jaan ini. b. Gambar Gambar rencana rencana dan gambar gambar detail detail serta serta gambar gambar yang diusulkan diusulkan kemudia kemudian n oleh direksi. c. Berita Berita acara acara penjela penjelasan san peke pekerjaan rjaan (Risalah (Risalah Aanwijzi Aanwijzing). ng). d. Penjelasan/petunjuk Penjelasan/petunjuk dan perintah direksi pada waktu pekerjaan sedang dilaksanakan. dilaksanakan. 3. Ukuran Ukuran pokok yang yang belum tercantu tercantum m dalam gambar gambar rencana rencana dapat ditanyak ditanyakan an kepada kepada pengawas lapangan. 4. Pemborong wajib mencocokkaa mencocokkaan n ukuran ukuran dalam dalam gambar, gambar, jika terdapat selisih/perbedaan selisih/perbedaan agar segera memberitahukan kepada pengawas lapangan. Pasal 4 PENYIAPAN BADAN JALAN
Penyiapan Badan Jalan a. Pekerjaan ini mencakup mencakup penyiapan, penyiapan, penggaruan penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama, untuk penghamparan Lapis Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Tanpa Penutup Aspal, Lapis Lapis Pondasi Beraspal Beraspal di daerah jalur lalu lintas .
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
b. Untuk jalan jalan kerikil, kerikil, pekerjaan pekerjaan dapat dapat juga mencakup mencakup perataa perataan n berat dengan dengan motor grader grader untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa penggaruan dan tanpa penambahan bahan baru. c. Pekerjaa Pekerjaan n ini meliputi meliputi galian minor minor atau pengga penggaruan ruan serta serta pekerjaan pekerjaan timbuna timbunan n minor yang yang diikuti dengan pembentukan, pemadatan, pengujian tanah atau bahan berbutir, dan pemeliharaan permukaan yang disiapkan sampai bahan perkerasan dit empatkan diatasnya, yang semuanya sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pasal 5 PEKERJAAN LAPIS PONDASI PONDASI ATAS DAN BAWAH BAWAH 1. URAIAN Pekerjaan ini meliputi pemasokan, pemprosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat bergradasi di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detil yang ditunjukkan ditunjukkan dalam Gambar Gambar dan memelihara lapis pondasi agegrat yang sesuai.
Pekerjaan Telford merupakan pekerjaan lapis pondasi bawah dimana meliputi pasir urug, batu belah dan batu pecah, biasanya dikerjakan pada jalan baru dan jalan dengan kerusakan sangat berat. 2. BAHAN a. Permukaa Permukaan n lapis akhir akhir harus sesuai sesuai dengan dengan Gambar, Gambar, dengan dengan toleran toleransi si di bawah ini ini : Bahan dan lapis Pondasi Agregat
Toleransi Tinggi Permukaan
Lapis Lapis ponda pondasi si Agrega Agregatt Klas Klas A, B, & C digunakan digunakan sebagai sebagai lapis Pondasi Pondasi Bawah Bawah ( hanya hanya sebagai sebagai permukaan atas dari lapis Pondasi bawah )
+ 0 cm - 2 cm cm ( Kla Klass B ) - 1 cm cm ( Kla Klass A )
b. Pada permuka permukaan an semua semua Lapis Pondasi Pondasi Agregat Agregat tidak boleh boleh terdapat terdapat ketidakrata ketidakrataan an yang dapat menampung air dan semua punggung (camber) permukaan itu harus sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar. c. Tebal Tebal total minimum minimum Lapis Lapis Pondasi Pondasi Agrega Agregatt Kelas A dan dan Kelas Kelas B tidak boleh boleh kurang kurang satu sentimeter dari tebal yang disyaratkan. d. Bahan Bahan Lapis Lapis Pondasi Pondasi Agrega Agregatt harus dipilih dipilih dari dari sumber sumber yang disetu disetujui. jui. e. Kelas Kelas Lapis Lapis Pondasi Pondasi Agregat Agregat Terdapat Terdapat dua dua kelas yang yang berbeda berbeda dari dari Lapis Pondas Pondasii Agregat yaitu Kelas A dan Kelas B. Pada umumnya Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis Pondasi Atas untuk suatu lapisan lapisan di bawah lapisan beraspal, beraspal, dan dan Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis Pondasi Bawah. Lapis Pondasi Agregat Kelas Kelas B boleh digunakan digunakan untuk untuk bahu jalan tanpa penutup aspal aspal dengan permukaan akhir yang telah dipadatkan tidak boleh berbeda lebih dari 1,5 cm dari elevasi rancangan. f. Sifat-sifa Sifat-sifatt Bahan Yang Yang Disyaratk Disyaratkan an Seluruh Seluruh Lapis Lapis Pondasi Pondasi Agregat Agregat harus harus bebas bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan gradasi g. Pencampu Pencampuran ran Bahan Bahan Untuk Lapis Lapis Pondasi Pondasi Agregat, Agregat, untuk memenuh memenuhii ketentuan ketentuan yang disyaratkan harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau pencampur yang DPU DPU KAB. KAB. PEKA PEKALO LONG NGAN AN TAHU TAHUN N 2015 2015
2
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan. 3. PELAKSANAAN PEKERJAAN : a. Lapis Pondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan setelah hujan. b. Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan perkerasan lama atau tanah dasar baru yang disiapkan atau lapis pondasi yang disiapkan, maka lapisan ini harus diselesaikan sepenuhnya, sesuai sesuai pada lokasi dan jenis lapisan yang terdahulu. c. Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang merata dan harus dihampar .Kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata. Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya. d. Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik. e. Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran terbesar agregat lapis pondasi. f. Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi. g. Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata. 4. PENGENDALIAN MUTU a. Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk persetujuan awal harus seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, namun harus mencakup seluruh jenis pengujian yang disyaratkan minimum pada tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan tersebut. b. Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Pondasi Agregat yang diusulkan, seluruh jenis pengujian bahan akan diulangi lagi, bila menurut pendapat Direksi Pekerjaan, terdapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya. c. Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan untuk mengendalikan ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan. Pengujian lebih lanjut harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan. d. Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa, mengunakan SNI 03-2827-1992. Pengujian harus dilakukan sampai seluruh DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
3
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi tidak boleh berselang lebih dari 200 m. e. Pengendalian Lapangan Pengujian-pengujian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi. Membuat lubang uji dan pengisian kembali dengan bahan lapis pondasi atas dipadatkan dengan baik, harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik Pesyaratan Pengendalian Lapangan TEST PENGENDALIAN a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi atas
PROSEDUR Pemerikasaan Visual setiap hari & pengukuran ketebalan harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi yang terpasang
b. Test pemadatan lapis pondasi atas (dengan cara kerucut pasir) AASHTO T 191 PB 0403 – 76
Test kepadatan di tempat Dilaksanakan untuk setiap 200 m panjang jalan.
5. DASAR PEMBAYARAN Dasar pembayaran yang digunakan adalah per meter kubik sesuai dengan pelaksanaan lapangan Pasal 6 PEKERJAAN BETON 1. URAIAN a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit, sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering. c. Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi lain yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. d. Khusus untuk pelaksanaan beton dengan mutu sesuai RAB (pelebaran) diharuskan menggunakan pencampuran off-site/ready mix dengan pemeliharaan / curing beton hingga mencapai kuat tekan yang dimaksud. e. Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai.
DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
4
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
2. BAHAN a. Semen 1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen Portland yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan. 2) Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen portland yang dapat digunakan di dalam proyek.
b. A i r Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama. c. Ketentuan Gradasi Agregat 1) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel 7.1.2.(1), tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila Kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton yang dihasilkan memenuhi sifat-sifat campuran yang yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.3.(3). Tabel 7.1.2 (1) Ketentuan Gradasi Agregat
2) Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor d. Sifat-sifat Agregat 1) Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai. 2) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan dalam
DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
5
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
Tabel 7.1.2.(2) bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur SNI/AASHTO yang berhubungan. Tabel 7.1.2.(2) Sifat-sifat Agregat
3. PENGENDALIAN MUTU 1. Penerimaan Bahan Sebelum digunakan bahan matrial dilakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan. 2. Pengawasan Adanya personil dengan keahlian khusus dari pihak ready-mix pada saat pengecoran untuk melakukan pengawasan agar mutu beton yang disyaratkan terpenuhi. Sebelum melaksanakan pengecoran penyedia jasa harus memberitahukan secara tertulis minimal 24 jam sebelumnya kepada pengawas/konsultan pengawas/direksi pekerjaan. Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mistar lurus tidak boleh melebihi toleransi yang ditentukan. 3. Perencanaan campuran Sifat Campuran Sesuai dengan proporsi takaran campuran pada job mix. Campuran yang tidak memenuhi ketentuan “slump” yang diusulkan tidak boleh digunakan kecuali untuk penggunaan terbatas. 4. READY MIX; Hal – Hal yang perlu diperhatikan meliputi : Rancangan campuran dan kekuatan yang dihasilkan berdasarkan target kuat tekan (sudah termasuk standar deviasi), Jarak dan waktu perjalanan dari batching plant ke lokasi proyek, Sisa waktu minimum yang diperlukan untuk pengecoran beton di lapangan, Interval waktu antar truk yang dikirim ke lapangan – disesuaikan dengan kecepatan pengecoran. DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
6
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
5. Perawatan Beton (Curing) Beton harus dilindungi terhadap pengeringan dini, temperatur ti nggi dan gangguan mekanis agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin. Beton dirawat setelah beton mulai mengeras dengan bahan penyerap air (burlap, karung goni) yang jenuh air atau dengan penyiraman rutin/berkesinambungan dalam waktu minimum 7 hari. Lalu lintas tidak diperbolehkan melewati permukaan beton tersebut dalam 14 hari setelah beton dicor. 6. Pengujian campuran. Untuk pengecoran hasil produksi ready-mix, maka pekerjaan beton dengan jumlah masing-masing mutu < 60 m3 harus diperoleh satu hasil uji untuk setiap maksimum 15 m3 beton pada interval yang kira-kira sama, dengan minimum satu hasil uji tiap hari. Dalam segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat. Apabila pekerjaan beton > 60 m3 maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambahan, juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton. Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya keraguan dari data pengujian yang ada, direksi pekerjaan dapat meminta penyedia jasa melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya pengujian tambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab penyedia jasa. 7. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi ketentuan atau yang tidak memenuhi sifatsifat campuran yang disyaratkan menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
7
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
4. DASAR PEMBAYARAN Dasar pembayaran yang digunakan adalah per meter kubik sesuai dengan pelaksanaan lapangan.
DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
8
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
Pasal 7 PEKERJAAN LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT
1. URAIAN Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar di atas permukaan yang bukan beraspal (misalnya Lapis Pondasi Agregat), sedangkan Lapis Perekat harus dihampar di atas permukaan yang beraspal (seperti Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dll). 2. BAHAN Bahan Lapis Resap Pegikat dan Bahan Lapis Perekat Aspal emulsi jenis Rapid Setting yang memenuhi ketentuan AASHTO M140 atau Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208). Direksi Pekerjaan dapat mengijinkan penggunaan aspal emulsi yang diencerkan dengan perbandingan 1 bagian air bersih dan 1 bagian aspal emulsi. 3. PELAKSANAAN a. Penyiapan Permukaan Yang Akan Disemprot Aspal 1) Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan dengan memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi keduanya. Bilamana peralatan ini belum dapat memberikan permukaan yang benar-benar bersih, penyapuan tambahan harus dikerjakan manual dengan sikat yang kaku. 2) Pembersihan harus dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot. Lapis Resap Pengikat : 0,40 sampai 1,30 liter per meter persegi untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas A 0,2 sampai 1,0 liter per meter persegi untuk Lapis Pondasi Semen Tanah. Lapis Perekat : Sesuai dengan jenis permukaan yang akan menerima pelaburan dan jenis bahan aspal yang akan dipakai. 3) Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau pemanasan yang berulang-ulang pada temperatur tinggi haruslah dihindari. Setiap bahan yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan, telah rusak akibat pemanasan berlebihan harus ditolak dan harus diganti atas biaya Kontraktor. 4) Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprotan harus diukur dan ditandai. Khususnya untuk Lapis Resap Pengikat, batas-batas lokasi yang disemprot harus ditandai dengan cat atau benang. 5) Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan aspal harus disemprotkan dengan batang penyemprot dengan kadar aspal yang diperintahkan, kecuali jika penyemprotan dengan distributor tidaklah praktis untuk lokasi yang sempit, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui pemakaian penyemprot aspal tangan (hand sprayer). 4. DASAR PEMBAYARAN Dasar pembayaran yang digunakan adalah per liter sesuai dengan pelaksanaan lapangan.
DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
9
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
Pasal 8 PEKERJAAN BURTU (LABURAN ASPAL SATU LAPIS) DAN BURDA (LABURAN ASPAL DUA LAPIS) 1. URAIAN Pekerjaan ini mencakup pelaksanaan pekerjaan pelaburan aspal (surface dressing) yang dapat terdiri dari laburan aspal satu atau dua lapis, setiap lapis diberi pengikat aspal dan kemudian ditutup dengan butiran agregat (chipping). Pelaburan aspal (surface dressing) ini umumnya dihampar di atas Lapis Pondasi Agregat Kelas A yang sudah diberi Lapis Resap Pengikat, atau di atas suatu permukaan aspal lama.
2. BAHAN a. Agregat Penutup 1) Agregat penutup harus terdiri dari butiran yang bersih, keras, kerikil pecah atau batu pecah dari bahan yang awet, bebas dari kotoran, lempung, debu atau benda lainnya yang dapat menghalangi penyelimutan yang menyeluruh oleh aspal. 2) Agregat harus berbentuk kubikal, rasio ukuran terbesar rata-rata agregat (average greatest dimension) terhadap ukuran terkecil rata-rata (average least dimension) tidak boleh melampaui angka 2,30. 3) Agregat lapisan kedua untuk BURDA, harus mempunyai ukuran nominal 6 mm, dan harus memenuhi gradasi sesuai dengan ketentuan, dan harus berbentuk kubikal. 4) Agregat lapis kedua untuk BURDA juga harus mempunyai ukuran yang sesuai sehingga sanggup saling mengunci ke dalam rongga-rongga permukaan dalam agregat lapisan pertama yang telah dipadatkan
b. Bahan Aspal 1) Bahan aspal yang dipakai harus dari jenis aspal semen Pen.80/100 atau jenis Pen.60/70, memenuhi ketentuan AASHTO M20 - 70, diencerkan memakai minyak tanah sesuai ketentuan Tabel 6.2.2.(3), tabel ini harus dipakai untuk merancang bahan aspal. Tabel 6.2.2.(3) Rancangan Bahan Aspal SUHU PROPORSI KEROSIN TERHADAP UDARA 100 BAGIAN ASPAL 0 ( C saat teduh Aspal Pen. Aspal Pen. (60/70) ) (80/100) 20 11 13 22.5 9 11 25 7 9 27.5 5 7
SUHU PENYEMPROT AN 0 C 157 162 167 172
Catatan : i) pph = bagian minyak tanah per 100 bagian volume aspal. ii) Suhu penyemprotan yang sebenarnya harus berada dalam rentang ± 10 % dari nilai-nilai yang telah ditentukan dalam tabel di atas. iii) Bilamana temperatur udara berada pada temperatur antara dari kolom satu di atas, maka proporsi kerosen dan temperatur penyemprotan yang dipilih DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
10
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
haruslah temperatur yang terendah di antara keduanya. Perkiraan rentang perubahan temperatur saat pengukuran dan penyemprotan harus diperkirakan sebelumnya.
3. PELAKSANAAN a. Pekerjaan Persiapan Permukaaan Aspal Lama 1) Sebelum permukaan aspal lama dilabur, maka semua kotoran dan bahan tidak dikehendaki lainnya harus dibersihkan dengan alat penyapu mekanis atau kompresor atau kedua-duanya. Bilamana hasil pembersihan tidak memberikan hasil yang merata, maka bagian-bagian yang belum bersih harus dibersihkan secara manual dengan sapu yang lebih kaku. 2) Pembersihan permukaan harus dilebihkan paling sedikit 20 sentimeter dari tiaptiap tepi yang akan disemprot. 3) Lubang-lubang atau tonjolan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki harus disingkirkan dari permukaan dengan alat penggaru baja atau cara lain yang disetujui dan bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan maka lokasi yang telah digaru harus dicuci dengan air dan disikat secara manual. 4) Pekerjaan pelaburan tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan pembersihan diterima oleh Direksi Pekerjaan. 5) Permukaan jalan lama tanpa penutup aspal, sebelum dilapisi BURTU atau BURDA harus terlebih dahulu diberi Lapis Resap Pengikat 6) Semua lubang-lubang harus ditambal terlebih dahulu oleh Kontraktor sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan, sebelum pekerjaan pelaburan aspal dimulai.
b. Menghampar Agregat Penutup 1) Sebelum bahan aspal digunakan, agregat penutup dalam bak truk di lapangan harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menutup seluruh bidang yang akan ditebar dengan agregat. Agregat tersebut harus bersih dan dalam kondisi sedemikian sehingga dijamin akan melekat ke bahan aspal dalam waktu 5 menit setelah penyemprotan aspal. Penghamparan agregat tersebut harus dilaksanakan segera setelah penyemprotan aspal dimulai dan harus diselesaikan dalam jangka waktu 5 menit terhitung sejak selesainya penyemprotan atau selesai dalam jangka waktu yang lebih singkat sesuai perintah Direksi Pekerjaan. 2) Agregat harus dihampar merata di atas permukaan yang telah disemprot aspal, dengan alat penghampar agregat yang telah disetujui Direksi Pekerjaan. Setiap tempat yang tidak tertutup agregat harus segera ditutup kembali secara manual sampai seluruh permukaan tertutup agregat dengan merata. Setiap hamparan agregat yang melebihi jumlah takaran yang disyaratkan atau diperintahkan harus dihamparkan dan didistribusikan kembali dengan merata di atas permukaan jalan dengan sapu hela, atau disingkirkan dengan cara lain dan ditumpuk sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. c. Penyapuan dan Penggilasan 1) Segera setelah penghamparan agregat penutup hingga diterima oleh Direksi Pekerjaan, maka hamparan agregat tersebut harus digilas dengan dua alat pemadat roda karet. Penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh permukaan telah mengalami penggilasan sebanyak enam kali. 2) Permukaan jalan kemudian harus dibersihkan dari agregat yang berkelebihan.
DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
11
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
4.DASAR PEMBAYARAN Dasar pembayaran yang digunakan adalah per meter persegi sesuai dengan pelaksanaan lapangan. Pasal 9 PEKERJAAN LATASIR MANUAL
1. URAIAN Pekerjaan ini mencakup pelaksanaan pekerjaan pelaburan aspal (surface dressing) yang dapat terdiri Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata, lapis pondasi atau lapis aus campuran aspal yang terdiri dari agregat dan bahan aspal yang dicampur secara panas di pusat instalasi pencampuran, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas pondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana. Semua campuran dirancang dalam Spesifikasi ini untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan sesuai dengan lalu -lintas rencana.
Latasir ditujukan untuk jalan dengan lalu lintas ringan, khususnya pada daerah dimana agregat kasar sulit diperoleh. Pemilihan Kelas A atau B terutama tergantung pada tebal nominal minimum. Campuran Latasir biasanya memerlukan penambahan filler agar memenuhi kebutuhan sifat-sifat yang disyaratkan. Tabel 6.3.1.(1) Tebal Nominal rancangan Campuran Aspal dan Toleransi Jenis Campuran Simbol Tebal Nominal Toleransi Minimum (cm) Tebal (mm) Latasir Kelas A SS-A 1,5 +2,0 Latasir Kelas B SS-B 2,0 Latasir Manual SS-M 1,5 2. BAHAN a. Agregat Kasar 1) Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan ayakan No.8 (2,36 mm) yang dilakukan secara basah dan harus bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya). 2) Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah dan disiapkan dalam ukuran nominal sesuai dengan jenis campuran yang direncanakan. Ukuran maksimum (maximum size) agregat adalah satu ayakan yang lebih besar dari ukuran nominal maksimum (nominal maximum size). Ukuran nominal maksimum adalah satu ayakan yang lebih kecil dari ayakan pertama (teratas) dengan bahan tertahan kurang dari 10 %. 3) Agregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang disyaratkan. Angularitas agregat kasar didefinisikan sebagai persen terhadap berat agregat yang lebih besar dari 4,75 mm dengan muka bidang pecah satu atau lebih. (Pennsylvania DoT’s Test Method No.621). 4) Agregat kasar untuk Latasir Manual boleh dari kerikil yang bersih. b. Agregat Halus 1) Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.8 (2,36 mm). DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
12
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
2) Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan terpisah dari agregat kasar. 3) Pasir dapat digunakan dalam campuran aspal. Persentase maksimum yang disarankan untuk Laston (AC) adalah 15%. 4) Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung, atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus harus diperoleh dari batu yang memenuhi ketentuan mutu dan batu pecah halus harus diproduksi dari batu yang bersih. Bahan halus dari pemasok pemecah batu (crusher feed) harus diayak dan ditempatkan tersendiri sebagai bahan yang tak terpakai (kulit batu) sebelum proses pemecahan kedua (secondary crushing). d. Bahan Pengisi (Filler) Untuk Campuran Aspal 1) Bahan pengisi yang ditambahkan terdiri atas debu batu kapur (limestone dust), semen portland, abu terbang, abu tanur semen atau bahan non plastis lainnya dari sumber yang disetujui oleh Direksi ekerjaaan. Bahan tersebut harus bebas dari bahan yang tidak dikehendaki. 2) Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SK SNI M-02-1994-03 harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200 (75 micron) tidak kurang dari 75 % terhadap beratnya. e. Bahan Aspal Untuk Campuran Beraspal 1) Bahan aspal yang dapat digunakan terdiri atas jenis Aspal Keras Pen 60. 3. PERALATAN a. Peralatan Pengangkut b. Peralatan Pemadat 4. PELAKSANAAN a. Menyiapkan Permukaan Yang Akan Dilapisi b. Acuan Tepi Balok kayu atau acuan lain yang disetujui harus dipasang sesuai dengan garis dan serta ketinggian yang diperlukan oleh tepi-tepi lokasi yang akan dihampar. c. Penghamparan Dan Pembentukan d. Pemadatan 5. PENGENDALIAN MUTU DAN PENGUJIAN DI LAPANGAN a. Pengujian Permukaan Perkerasan 1) Pemukaan perkerasan harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3, yang disediakan oleh Kontraktor, dan harus dilaksanakan tegak lurus dan sejajar dengan sumbu jalan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan untuk memeriksa seluruh permukaan perkerasan. Toleransi harus sesuai dengan ketentuan. 2) Kerataan permukaan perkerasan a) Kerataan permukaan lapis perkerasan penutup atau lapis aus segera setelah pekerjaan selesai harus diperiksa kerataannya dengan menggunakan alat ukur kerataan NAASRA-Meter sesuai SNI 03-3426-1994. b) Cara pengukuran/pembacaan kerataan harus dilakukan setiap interval 100 m. b. Jumlah Pengambilan Benda Uji Campuran Aspal 1) Pengambilan Benda Uji Campuran Aspal Pengambilan benda uji umumnya dilakukan di instalasi pencampuran aspal, tetapi Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan pengambilan benda uji di lokasi penghamparan bilamana terjadi DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
13
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
segregasi yang berlebihan selama pengangkutan dan penghamparan campuran aspal. 2) Ketebalan lapisan diuji dengan core drill, setelah pekerjaan mencapai umur yang disyaratkan Tebal setiap lapisan campuran beraspal harus diperiksa dengan benda uji "inti" (core) perkerasan yang diambil oleh Penyedia Jasa sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. 4.DASAR PEMBAYARAN Dasar pembayaran yang digunakan adalah per meter persegi sesuai dengan pelaksanaan lapangan.
Pasal 10 PEKERJAAN LATASTON LAPIS AUS (HRS WC) 1. URAIAN Campuran beraspal dapat terdiri dari agregat, bahan pengisi, bahan aditif, dan aspal. Persentase aspal yang aktual ditambahkan ke dalam campuran ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium dan lapangan sebagaimana tertuang dalam Rencana Campuran Kerja (JMF) dengan memperhatikan penyerapan agregat yang digunakan.
DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
14
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
Adapun rencana kadar asphalt untuk lataston HRS-WC adalah 6,5% dan laston AC-Base 4,8% 2. PELAKSANAAN a. Sebelum diperkenankan untuk menghampar setiap campuran beraspal dalam Pekerjaan, Penyedia Jasa disyaratkan untuk menunjukkan semua usulan metoda kerja, agregat, aspal, dan campuran yang memadai dengan membuat dan menguji campuran percobaan di laboratorium dan juga dengan penghamparan campuran percobaan yang dibuat di instalasi pencampur aspal. b. Pengujian yang diperlukan meliputi analisa ayakan, berat jenis dan penyerapan air, dan semua jenis pengujian lainnya sebagaimana yang dipersyaratkan pada seksi ini untuk semua agregat yang digunakan. c. Contoh agregat untuk rancangan campuran harus diambil dari pemasok dingin ( cold bin) dan dari penampung panas ( hot bin). Rumusan campuran kerja yang ditentukan dari campuran di laboratorium harus dianggap berlaku sementara sampai diperkuat oleh hasil percobaan pada instalasi pencampur aspal dan percobaan penghamparan dan pemadatan lapangan. 3. PERALATAN a. Instalasi Pencampur Aspal ( Asphalt Mixing Plant , AMP) b. Peralatan pangangkut (Dump truck) c. Peralatan Penghampar dan Pembentuk (screed) d. Peralatan pemadat (pemadat roda baja/pemadat tandem statis, pemadat roda karet/tyre roller)
4. PENGENDALIAN MUTU DAN PENGUJIAN DI LAPANGAN a. Pengujian Permukaan Perkerasan 1) Pemukaan perkerasan harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3, yang disediakan oleh Kontraktor, dan harus dilaksanakan tegak lurus dan sejajar dengan
DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
15
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
sumbu jalan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan untuk memeriksa seluruh permukaan perkerasan. Toleransi harus sesuai dengan ketentuan. 2) Kerataan permukaan perkerasan a) Kerataan permukaan lapis perkerasan penutup atau lapis aus segera setelah pekerjaan selesai harus diperiksa kerataannya dengan menggunakan alat ukur kerataan NAASRA-Meter sesuai SNI 03-3426-1994. b) Cara pengukuran/pembacaan kerataan harus dilakukan setiap interval 100 m. b. Ketentuan Kepadatan 1) Kepadatan semua jenis campuran aspal yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam AASHTO T 166, tidak boleh kurang dari 97 % Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density) untuk Lataston (HRS) dan 98 % untuk semua campuran aspal lainnya. c. Jumlah Pengambilan Benda Uji Campuran Aspal 1) Pengambilan Benda Uji Campuran Aspal Pengambilan benda uji umumnya dilakukan di instalasi pencampuran aspal, tetapi Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan pengambilan benda uji di lokasi penghamparan bilamana terjadi segregasi yang berlebihan selama pengangkutan dan penghamparan campuran aspal. 2) Ketebalan lapisan diuji dengan core drill, setelah pekerjaan mencapai umur yang disyaratkan Tebal setiap lapisan campuran beraspal harus diperiksa dengan benda uji "inti" (core) perkerasan yang diambil oleh Penyedia Jasa sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
d. Kadar Aspal Rencana kadar asphalt HRS-WC adalah 6,5% dan AC-Base 4,8% apabila kadar asphalt dilapangan tidak sesuai rencana maka pembayaran kadar asphalt disesuaikan hasil uji kadar asphalt lapangan. 4. DASAR PEMBAYARAN Dasar pembayaran yang digunakan adalah per ton sesuai dengan pelaksanaan lapangan . Pasal 11 LAPIS PONDASI ATAS BERSEMEN DAN LAPIS PONDASI BAWAD BERSEMEN (CTB&CTSB)
1. URAIAN Pekerjaan Lapis Pondasi Atas Bersemen (Cement Treated Base) dan Lapis Pondasi Bawah Bersemen (Cement Treated Sub-Base) ini meliputi penyediaan material, pencampuran dengan alat pencampur berpenggerak sendiri (self propelled mixer), pengangkutan, penghamparan, pemadatan dengan roller, pembentukan permukaan (shaping), perawatan (curing) dan penyelesaian (finishing), dan kegiatan insidentil yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan lapis (CTB), sesuai dengan Spesifikasi, garis, kelandaian, ketebalan
DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
16
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
dan penampang melintang sebagaimana tertera pada Gambar Rencana atau yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. 1. TOLERANSI
a. Apabila sebuah mal datar sepanjang 3 meter diletakkan pada permukaan jalan sejajar dan tegak lurus terhadap garis sumbu jalan, variasi permukaan yang ada tidak boleh melampaui 2 cm tiap 3 meter. b. Penyedia Jasa harus menyadari bahwa elevasi akhir permukaan Lapis Pondasi Atas Bersemen yang tidak baik akan mengakibatkan bertambahnya kuantitas campuran aspal yang akan digunakan agar memenuhi toleransi kerataan lapis permukaan campuran aspal, kuantitas campuran aspal tambahan ini tidak boleh diukur untuk pembayaran. Permukaan akhir Lapis Pondasi Atas Bersemen yang rata, tentu saja akan memberikan solusi ekonomis terbaik bagi Penyedia Jasa dan juga menghasilkan jalan yang terbaik. 2. PELAKSANAAN a.
Sebaiknya, 7 hari setelah penghamparan Cement Treated Base (CTB), penghamparan lapis penutup atas (Asphalt Base Course, Binder Course,Wearing Course) harus dilaksanakan. b. Penyedia Jasa harus menjamin bahwa di lokasi pekerjaan, tidak ada lalu lintas diijinkan lewat di atas Cement Treated Base (CTB), minimum 4 hari sesudah pemadatan terakhir dan mengalihkan lalu lintas dan membuat jalan alternative. c. Campuran Cement Treated Base (CTB) dan Cement Treated Sub-Base (CTSB) terdiri dari agregat, semen dan air atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Kadar semen harus ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium (laboratory test) dan campuran percobaan (trial mix). Kadar air optimum harus ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium. d. Penyedia Jasa harus melakukan campuran percobaan (trial mix) dibawah pengawasan Direksi Teknis. e. Campuran Cement Treated Base (CTB) dan Cement Treated Sub-Base (CTSB) akan berkaitan dengan ketentuan kuat tekan. Untuk mempersiapkan bahan/material untuk menempatkan percobaan campuran kedalam cetakan silinder dengan ukuran 150 mm x 300 mm, dalam tiga lapisan sesuai dengan SNI 03-6429-2000. Selama proses penghamparan Cement Treated Base (CTB) dan Cement Treated SubBase (CTSB), percobaan silinder minimum 4 benda uji harus dilakukan. Persyaratan kuat tekan (unconfine compressive strength) dari Cement Treated Base (CTB) dan Cement Treated Sub-Base (CTSB) dalam umur 7 hari masing-masing 45 55 kg/cnr' dan 35 - 45 kg/cnr'. f. Jumlah total kuantitas semen yang diperlukan untuk pelaksanaan dengan tebal penuh (full depth) harus dihampar merata diatas permukaan agregat yang akan dicampur dengan pemasok mekanis terkendali yang disetujui dalam satu pengoperasian yang sedemikian hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Peralatan apapun yang digunakan dalam penghamparan dan pencampuran tidak diperkenankan melintasi hamparan semen yang masih segar sampai operasi pencampuran selesai dikerjakan. g. Air akan ditambahkan selama proses pencampuran dengan alat pengendali tekanan pada distributor pemasok yang terletak didalam ruang pencampuran (mixing chamber). Kadar air harus didistribusi secara merata terhadap seluruh campuran dan harus berada dalam rentang yang disetujui moleh Direksi Pekerjaan untuk meyakinkan bahwa seluruh pemadatan dapat dilakukan. h. Pencampuran harus dilakukan pada lajur kerja dari sisi perkerasan yang lebih rendah menuju sisi yang lebih tinggi, dengan tumpang tindih (overlap) yang cukup untuk memastikan keseragaman dan tanpa material yang tak tercampur pada lajur yang yang terkait. Lapisan yang dicampur ini harus 0,5 m lebih lebar dari perkerasan aspal pada setiap sisi perkerasan. i. Pemadatan Cement Treated Base (CTB) dan Cement Treated Sub-Base (CTSB) harus telah dimulai dilaksanakan paling lambat 30 menit semenjak pencampuran material dengan air. j. Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan lebih dari 30 menit .
DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
17
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
k. Perawatan (Curing) Segera setelah pemadatan terakhir dan atas usul Direksi Pekerjaan bila permukaan telah cukup kering harus ditutup minimum selama 4 hari.
3. BAHAN a. Semen Portland Semen yang digunakan adalah Semen Portland Type I yang memenuhi ketentuan SNI 15-20492004 atau semen tipe lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. b. Air Air harus sesuai dengan SNI 03-6817-2002 dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Air harus bebas dari endapan dan dari zat yang merusak. c.
Agregat Syarat - syarat agregat untuk CTB mengikuti ketentuan pada Seksi 5.1, Tabel 5.1.2.(1) dan TabeI5.1.2.(2) untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas A, sedangkan agregat untuk CTSB harus sesuai dengan persyaratan pada TabeI 5.1.2.(I) dan TabeI 5.1.2.(2) untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas B.
4. PENGENDALIAN MUTU DAN PENGUJIAN DI LAPANGAN a. Hasil percobaan laboratorium dari agregat, termasuk sifat-sifat dan kualitas disesuaikan dengan Spesifikasi yang ada terlebih dahulu sebelum melaksanakan pekerjaan. Contohcontoh harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan akan disimpan sebagai referensi selama pelaksanaan konstruksi. Penyedia Jasa harus menyediakan tempat penyimpanan yang tahan terhadap air dan dapat di kunci dilapangan untuk menyimpan contoh sesuai dengan instruksi Direksi Pekerjaan. b.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua percobaan (test) dan kontrol kualitas (quality control dari Cement Treated Base (CTB) dan Cement Treated SubBase (CTSB) serta menyerahkan semua hasil percobaan kepada Direksi Pekerjaan.
DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
18
SPESIFIKASI
c.
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
Cement Treated Base (CTB) dan Cement Treated Sub-Base (CTSB) tidak boleh dikerjakan pada waktu turun hujan atau ketika kondisi 1apangan sedang basah/becek.
d. Atas instruksi Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus memperbaiki Cement Treated Base (CTB) dan Cement Treated Sub-Base (CTSB) yang tidak memenuhi ketentuan sebagai diatur dalam spesifikasi maupun gambar konstruksi. 5. DASAR PEMBAYARAN
Dasar pembayaran yang digunakan adalah per meter kubik sesuai dengan pelaksanaan lapangan . Pasal 12 PEKERJAAN PASANGAN
1. Pasangan Batu Kali a. Bahan Batu kali yang dipergunakan adalah batu belah yang keras, padat tidak berongga-rongga. b. Pelaksanaan i. Ukuran pondasi/ pasangan batu kali harus sesuai gambar dengan adukan 1 Pc : 6 Psr. Sisi pasangan batu kali yang ditimbun tanah harus diplester kasar (beraben) agar tidak terdapat celah-celah. ii. Sebelum pondasi lajur yang dipasang , terlebuh dahulu dibuat profil/ bentuk pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah disetujui oleh Konsultan/ Direksi lapangan. iii. Permukaan dasar dari galian harus datar dan bersih dari segala kotoran, kemudian harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm, disiram dan diratakan sampai benar-benar padat. Di atas lapisan pasir tersebut diberi aanstamping batu belah yang dipasang sesuai Gambar Rencana. iv. Adukan harus membungkus batu belah pada bagian tengah pondasi, sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pondasi yang berongga/ tidak padat. c. Dasar pembayaran Dasar pembayaran yang digunakan adalah per meter kubik sesuai dengan pelaksanaan lapangan 2. Pasangan Batu Bata a. Bahan i. Batu bata. Batu bata yang digunakan harus matang pembakarannya, bila direndam di dalam air tetap utuh, tidak pecah / hancur. Ukuran bata 5 x 11 x 23 cm untuk rusukrusuknya tajam dan ukurannya sama besar berasal dari satu produk dan langsung didatangkan dari pabrik atau penjual. ii. Semen/ Portland Cement (PC) Semen PC yang digunakan setara merk Tiga Roda/ Gresik. Umur penyimpanan semen di gudang tidak boleh lebih dari 30 hari sejak keluar dari pabrik, penyimpanan dilakukan di gudag yang lantainya kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari muka tanah, semen yang membatu/ lembab tidak diijinkan untuk dipakai. iii.Pasir Pasang Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir harus bersih dari segala kotoran, bahan-bahan kimia dan bebas dari lumpur. Khusus untuk
DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
19
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
plesteran, pasir yang digunakan pasir yang lembut. Setiap pekerjaan harus didahului dengan contoh sebelum disetujui untuk dipakai. b. Pelaksanaan i. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, batu bata direndam di dalam air sampai jenuh dan permukaan yang dipasang harus basah. Bata yang dipasang harus bata utuh/ tidak pecah, kecuali untuk las-lasan. ii. Pemasangan bata harus dipasang selang-seling dengan perbedaan separuh bata dan satu sama lain harus terdapat ikatan yang sempurna. Tebal siar/ spesies batu bata tidak boleh kurang dari 1 cm dan maksimum 2 cm. iii. Untuk semua pekerjaan bak kontrol digunakan adukan 1 pc : 4 psr, iv. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi , sama tebal, lurus, dan pola ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan. Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengan tepat. v. Pertemuan sudut antara dinding harus siku, kecuali apabila pertemuan tersebut memang tidak siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja. vi. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi perlengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m vertikal dan horizontal. vii. Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar atau memperbaikinya, biaya untuk pekerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambahan. c. Dasar pembayaran Dasar pembayaran yang digunakan adalah per meter persegi sesuai dengan pelaksanaan lapangan Pasal 13 PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
1. Bahan a. Semen/Portland Cement (PC) Semen PC yang digunakan setara dengan produksi PT. Gresik/ Tiga Roda. b. Pasir Pasir yang digunakan dalam pekerjaan ini harus berbutir tajam dan w arna asli. 2. Jenis Plesteran/acian a. Plesteran/acian tahan air 1 pc : 4 psr digunakan untuk menutup dinding yang selalu berhubungan dengan air, plesteran sudut dan plesteran beton. b. Plesteran/acian 1 pc : 6 psr digunakan untuk seluruh dinding selain dinding tahan air. 3. Pelaksanaan a. Tebal plesteran harus sama dikedua sisi dan hasil akhir dari dinding tembok setelah diplester adalah 15 mm. b. Semua jenis aduk plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan. c. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap air. d. Kontraktor harus menyediakan pekerja / tukang yang ahli untuk melaksanakan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus.
DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
20
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
e. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/ aci halus, harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat. f. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm. g. Sedangkan untuk permukaan yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian dikerok/ scratched. h. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat dipakai plesteran halus (acian) di atas permukaan plesterannya. i. Untuk setiap pertemuan bahan/ material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar, harus diberi nat dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5 cm. j. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap area 2 m2 . k. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/ kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja. l. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maksimal 2,5 cm. m. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang dikaitkan/ dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran. 4. Pemeliharaan a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar dan tidak secara tiba-tiba. b. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara tepat. c. Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut : selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh. d. Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan/ material akhir, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran dengan biaya adalah tanggungan kontraktor , tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. e. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan/ materi akhir di atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda, dan cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut diatas. f. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan Konsultan/ Direksi lapangan, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan/ Direksi lapangan. g. Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam pekerjaan plesteran harus dikerjakan secara sempurna, tegak dan siku sudut bagian luar hendaknya dibaut tumpul (bulat). h. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus diperbaiki. Bagian-bagian yang akan diperbaiki dibobok secara teratur dan plesteran baru harus dibuat rata dengan sekitarnya. 5. Dasar pembayaran Dasar pembayaran yang digunakan adalah per meter persegi sesuai dengan pelaksanaan lapangan
DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
21
SPESIFIKASI
TEKNIS
FLEXIBLE
PAVEMENT
PASAL 14 PEKERJAAN LAIN – LAIN
1. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam spesifikasi teknis ini akan diatur sesuai ketentuan yang berlaku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari dokumen Pengadaan Barang/Jasa ini. 2. Pemakaian/pengambilan ukuran yang salah/keliru menjadi tanggungjawab penyedia barang/jasa. 3. Bahan-bahan yang digunakan harus sesuai dengan standar SNI. 4. Penyedia barang/jasa diharuskan mematuhi ketentuan-ketentuan/peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. 5. Pengaturan dan keamanan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa. 6. Papan Nama Pekerjaan menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa dan dipasang sebelum pekerjaan dimulai, 7. Pengujian bahan/material pada saat awal/pelaksanaan menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa. 8. Sebelum penyerahan pertama, penyedia wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna harus diperbaiki, dan semua yang tidak berguna harus disingkirkan dari lokasi kegiatan. 9. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggung jawab pelaksana, untuk itu pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya. 10. Selama masa pemeliharaan, penyedia wajib merawat, mengamankan, memperbaiki segala cacat yang ditimbulkan, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan benar-benar yang telah sempurna. 11. Semua yang belum tercantum dalam RKS akan ditentukan dalam rapat penjelasan (Aanwijzing)
DPU KAB. PEKALONGAN TAHUN 2015
22