Spo Asesmen Awal Keperawatan Pasien Rawat InapFull description
spoDeskripsi lengkap
akreDeskripsi lengkap
Full description
tgrdtgr
akreFull description
sdrDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
Spo Asesmen Medis Rawat InapFull description
Spo Asesmen Medis Rawat InapDeskripsi lengkap
SPO Penerimaan Pasien Rawat InapFull description
Spo Penerimaan Pasien Rawat InapFull description
TPPRIDeskripsi lengkap
SPO PENERIMAAN RAWAT INAP DARI IGDFull description
hhDeskripsi lengkap
TERIMAKASIHFull description
TERIMAKASIHDeskripsi lengkap
TPPRIFull description
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MERAUKE
ASESMEN NUTRISI PASIEN RAWAT INAP NOMOR DOKUMEN : 440 /
NOMOR REVISI :
HALAMAN :
A
1/2
/ 2017
TANGGAL TERBIT : STANDAR PROSEDUR
DITETAPKAN OLEH : DIREKTUR RSUD MERAUKE
Janurai 2017
OPERASIONAL (SPO)
PENGERTIAN
TUJUAN
Dr. Nevile R. Muskita NIP. 19691029 200012 1 005 Merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai masalah nutrisi setiap pasien yang menjalani perawatan di ruang rawat inap. Hasil asesmen nutrisi akan menjadi dasar dalam merencanakan pemberian terapi nutrisi dan konseling kepada pasien. Sebagai acuan langkah - langkah untuk:
1. Menilai masalah nutrisi setiap pasien yang menjalani perawatan di ruang rawat inap. 2. Merencanakan pemberian terapi konseling gizi kepada pasien.
nutrisi (preskripsi diet) dan
KEBIJAKAN
Seluruh pasien rawat inap / rawat khusus / IGD wajib mendapatkan pelayanan asesmen nutrisi, sesuai SK Direktur RSUD Merauke, No.:
PROSEDUR
1. Setelah mendapat laporan adanya pasien baru dari perawat ruangan, nutrisionis lalu mencatat dan melengkapi identitas pasien kemudian segera melakukan skrining gizi kepada setiap pasien yang baru masuk di ruang perawatan (rawat inap / khusus / IGD) dalam waktu 1 x 24 jam dengan menggunakan lembar skrining gizi modifikasi MST untuk pasien dewasa dan modifikasi Strong Kids untuk bayi / anak. 2. Saat melakukan skrining gizi, nutrisionis akan memberikan skoring terhadap beberapa pertanyaan/ indikator penilaian risiko malnutrisi (lihat SPO skrining gizi). 3. Selanjutnya nutrisionis akan melakukan asesmen nutrisi awal terhadap hasil skor skrining gizi tersebut dengan interpretasi sebagai berikut : total skor ≥ 3 (berisiko malnutrisi); total skor < 3 (tidak berisiko malnutrisi). 4. Jika hasil asesmen nutrisi awal menunjukkan pasien berisiko malnutrisi, maka pasien wajib segera dikonsulkan kepada dokter SpGK untuk menegakkan diagnosis malnutrisi dan memberikan terapi nutrisi; namun bila pasien tidak berisiko malnutrisi, maka pemberian terapi nutrisi dapat dilakukan oleh DPJP bekerjasama dengan nutrisionis. 5. Selain kewajiban dalam melakukan skrining gizi, nutrisionis juga wajib menanyakan dan mencatat riwayat makan pasien dalam 24 jam terakhir (food recall/ food record 24 jam). 6. Setelah mendapatkan konsultasi / laporan mengenai adanya pasien yang berisiko malnutrisi, dokter SpGK segera menegakkan diagnosis malnutrisi (asesmen nutrisi lanjutan) berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang (laboratorium dan radiologi) yang terdapat di dalam bukti catatan rekam medis pasien seperti : a. Kondisi klinis, keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien. b. Data penunjang : laboratorium dan radiologi. c. Riwayat makan pasien 24 jam terakhir (food recall/ food record)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MERAUKE
ASESMEN NUTRISI PASIEN RAWAT INAP NOMOR DOKUMEN : 440 /
/ 2017
NOMOR REVISI :
HALAMAN :
A
2/2
7. Dokter SpGK selanjutnya memberikan perencanaan terapi nutrisi (preskripsi diet) dan konseling gizi berdasarkan status gizi dan kebutuhan pasien kemudian preskripsi diet tersebut segera diterjemahkan oleh nutrisionis kedalam bentuk makanan di instalasi gizi. 8. Seluruh hasil asesmen nutrisi pasien (awal maupun lanjutan) wajib untuk selalu dicatat dan dilampirkan di dalam bukti rekam medis pasien. UNIT TERKAIT