Standart Masker
Spesifikasi yang dikembangkan oleh American Society of Testing dan Mater ial (ASTM) pada tahun 2004 didasarkan oleh FDA sebagai standar di Amerika Serikat. Standar yang dipakai di Amerika ASTM F210007 (2007) menetapkan persyaratan untuk Masker Wajah Me dis untuk pori-pori masker (flitrasi) 1. BFE (efisiensi filtrasi bakteri) mengukur seberapa baik masker menyaring bakteri. ASTM
menetapkan pengujian dengan tetesan berukuran 3,0 mikron mengandung Staph. aureus (yang rata-rata ukurannya 0,6-0,8 mikron). Untuk dapat disebut masker medis / bedah, tingkat filtrasi yang diperlukan adalah minimum 95%. Masker perlindungan sedang dan tinggi memiliki tingkat filtrasi bakteri antara 98% dan 99% atau lebih dari 99%.
2. PFE (efisiensi filtrasi partikulat) mengukur seberapa baik masker menyaring partikel sub-mikron
dengan harapan bahwa virus akan disaring dengan cara yang sama. S emakin tinggi persentase, semakin baik efisiensi masker. Meskipun pengujian yang dilakukan menggunakan ukuran partikel 0,1-5,0 mikron, ASTM F2100-07 menetapkan bahwa ukuran partikel yang digunakan adalah 0,1 mikron. Sumber: http://www.primed.ca/ClinicalResources/MaskStandardsandFAQ.aspx "Masker kesehatan yang dibagikan, merupakan masker sekali pakai atau disposable yang tidak diperkenankan untuk dicuci. Hal ini karena saat masker dicuci, maka serat filtrasi yang digunakan untuk menyaring kuman, bakteri atau mikroba akan tak berfungsi lagi sebab pori-pori filtrasi akan semakin melebar, sehingga tidak dapat menyaring partikel berukuran 10 mikron ," jelasnya. Sumber: http://rrijogja.co.id/regional/sosial/4881-kerap-ganti-masker
Bahan Baku Masker Masker terbuat dari bahan non woven (kain spunbond). Non woven spunbond terbuat dari bahan biji pelastik PP ( Polypropylene ) yang diolah dengan cara diolah dengan pemanasan 210
– 230 C untuk menghasilakan menghasilakan ketebalan kain non woven dari 12 gsm – 180 gsm. Sumber: http://www. http://www.binfar.depkes.go. binfar.depkes.go.id/bmsimages/1373268404. id/bmsimages/1373268404.pdf pdf
Pemakaian masker merupakan salah satu upaya yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran penyakit menular seperti influenza, tuberkolosis dan sebagainya. Pemakaian masker di masyarakat terlihat sudah meningkatkan walaupun disebagaian masyarakat pada kondisi cuaca yang tidak bersahabat masih ada yang enggan engg an menggunakan dengan berbagai alasan, seperti masih menganggapnya yang menggunakan masker adalah orang sakit atau pembawa penyakit menular yang sangat berbahaya. Padahal pemakaian masker mempunyai tujuan yang sangat baik untuk mencegah penularan penyakit pada orang lain melalui udara.
Ada Berapa M acam M asker un tuk Kesehatan?
Dalam dunia kesehatan , dikenal 2 macam jenis masker yang umum di gunakan antara lain : Masker Biasa Masker biasa atau yang dikenal dengan nama masker bedah ( surgical ) yang sudah umum digunakan masyarakat umum , biasanya M ask memiliki bagian luar berwarna hijau muda dan bagian dalamnya berwarna putih serta memiliki tali/karet untuk memudahkan terpasang ke bagian belakang kepala atau telinga.
Disebut masker bedah (surgical mask) karena biasanya dipergunakan oleh tenaga kesehatan ketika melakukan tindakan operasi dan efektif sebagai penghalang cairan dari mulut dan hidung sehingga tidak menkontaminasi sekeliling. Tetapi perlu diingat, masker ini tidak didesain untuk menyaring partikel dan mikroorganisme yang berukuran sangat kecil, termasuk virus influenza dan bakteri turbekulosis. Oleh karena itu orang yang sehat tidak disarankan untuk menggunakan masker jenis ini dan cukup hanya orang yang sakit saja. Seperti yang pernah disampaikan oleh dr. Dedi Suryatno, kepala Poliklinik DOTS RS. Hasan Sadikin Bandung, masker bedah efektif digunakan oleh pasien karena dapat menyaring percikan air liur atau dahak yang dikeluarkankan oleh pasien. Beda halnya bila orang sehat yang memakai masker tersebut. Mikroorganisme yang berukuran sangat kecil dan melayang-layang diudara dapat terjebak di di dalam pori-pori masker tersebut . Bila mikroorganisme tersebut berakumulasi , dapat terhirup dan pada akhirnya masuk ke dalam saluran pernafasan. Masker respirator N95 Masker jenis ini merupakan alternatif bagi orang sehat untuk berinteraksi dengan orang sakit. Masker ini diesbut N95 karena dapat menyaring hingga 95 % dari keseluruhan partikel yang berada di udara . Bentuknya biasanya setengah bulat dan berwarna putih, terbuat dari bahan solid dan tidak mudah rusak. Pemakaiannya juga harus benar-benar rapat, sehingga tidak ada celah bagi udara luar masuk . Masker ini biasanya dipergunakan oleh tenaga kesehatan di bagian infeksi dan menular . Masker ini biasanya dipergunakan juga dipergunakan oleh petugas peternakan ketika terjadi wabah flu burung.
Hanya saja masker N95 ini memiliki kekurangan antara lain bagi yang tidak terbiasa menggunakan, mungkin akan merasa gerah dan sesak sehingga hanya bertahan beberapa jam saja memakainya. Dan untuk mendapatkan masker ini agak sulit dan relatif mahal harganya.
Disadur : Nur Muhammad FH, Jangan Ragu Menggunakan MAsker, Harian PR Edisi 28 February 2013 Sumber: http://www.rsjakarta.co.id/artikel-dokter/masker-kenali-jenis-dan-kegunaan/ Tipe Masker
Beberapa tipe masker yang dianjurkan Ketua Komite Etik dan Hukum RSUP Persahabatan ini antara lain harus memiliki kriteria fungsi saring yang baik. Terdapat dua jenis masker yang dieal digunakan dalam menghadapi debu vulkanik. Pertama adalah masker kain medik berwarna hijau muda yang bisa diperoleh di apotik atau distributor alat kesehatan. Kedua, adalah masker N95 atau m asker yang permukaannya berbentuk bulat, berwarna putih, dengan tali pengikat berwarna kuning. Tidak hanya dapat menangkal partikel debu, masker N95 juga dapat menangkal gas dan uap. Jenis masker seperti N95 (versi Amerika) atau juga dikenal dengan nama P2 (Versi Eropa) adalah masker yang sudah melewati jenis pengujian personal protective equipment (PPE) serta HCW's atau proses pengujian paparan partikel Aerosol. Masker ini dapat menyaring partikel yang sangat kec il, hingga di ukuran 0,3 milimeter particles. Masker ini dapat bekerja dengan efektif apabila pemasangannya juga benar, yaitu menutupi mulut dan hidung dengan sempurna, serta tidak ada j arak antara wajah dan masker. Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/02/14/060554262/Kelud-Meletus-Masker-IdealPenangkal-Abu-Vulkanik