PERCOBAAN I STERILISASI ALAT, BAHAN, DAN MEDIA
I. TUJUAN
1. Menentukan cara-cara sterilisasi alat-alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan mikrobiologi 2. Menentukan cara pembuatan media padat dan cair untuk keperluan mikrobiologi II. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan hasil pengamatan, media yang dibuat menunujukkan :
Nama media dan Larutan Pengencer
Kondisi Hari ke-1
Hari Ke-3
1. Nutrien Agar
Masih berbentuk cairan yang berwarna kuning jernih
Agar menjadi kental dan padat. Berwarna kuning tua/ gelap agak keruh
2. Nutrien Broth
Berbentuk cairan bening yang kekuningan (warna asli media broth)
Tetap bening kekuningan, ada endapan putih
3. NaCl 0.9%
Berbentuk cairan bening dan jernih
Tetap bening dan jernih
Pengamatan pada hari Rabu 2 Oktober 2013
Pengamatan pada hari Jumat 4 Oktober 2013
1. Nutrien Agar
III.
2. Nutrien Broth
3. NaCl 0,9 %
PEMBAHASAN
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua jenis mikroorganisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganismeseperti fungi, protozoa, bakteri, mycoplasma, dan virus. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan membunuh mikroorganisme. Sterilisasi didesain membunuh target dengan suatu bakteri inaktivasi yang bergantung dari tipe mikroorganismenya ( asam nukleat, protein, atau membran yang dimiliki) Metode atau jenis sterilisasi dibagi menjadi dua, yaitu metode fisik dan metode kimia, metode strelisasi kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia, sedangkan metode strelisasi fisik dilakukan dengan cara panas, baik panas kering , panas basah, radiasi, dan filtrasi. 1. Metode sterilisasi kimia Sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia. Biasanya menggunakan disinfektan. Disinfektan adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel vegetatif dari jasad renik. Sterilisasi ini tergolong sterilisasi sederhana untuk substansi yang termolabil. Zatzat kimia yang bersifat disinfeksi diantaranya fenol, alkohol, halogen beserta gugusnya, detergen,aldehid, dan gas sterilisator. 2. Metode sterilisasi fisik Metode sterilisasi ini digunakan untuk bahan yang tahan panas. Proses sterilisasi panas terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pemanasan, tahap sterilisasi, dan tahap pendinginan. 1.
Sterilisasi panas-kering
Berfungsi untuk mematikan mikroorganisme dengan cara mengoksidasi komponen sel atau mendenaturasi enzim. Tidak dapat digunakan untuk bahan yang terbuat dari karet atau plastik. Metode ini tidak memerukan air sehingga tidak ada uapair yang membasahi alat. Temperatur yang digunakan adalah 100-180derajat celcius selama 1 jam. Biasanya digunakan untuk mensterilkan alat gelas, peralatan logam, porselen, minyak dan lemak, dan sediaan serbuk. 2. Sterilisasi panas-basah o
Dilakukan dengan cara perebusanmenggunakan air mendidih 121 c selama 15 menit. Dengan menggunakan autoklaf, alat serupa pressure cooker dengan pengatur tekanan dan klep pengaman . Digunakan untuk sterilisasi alat gelas presisi dan kain pembalut operasi. 3. Sterilisasi dengan penyaringan Digunakan untuk bahan yang sensitif terhadap panas, misalnya enzim. Pada proses ini biasanya digunakan membran filter yang terbuat dari selulosa asetat. Untuk menyaring partikel digunakan membran 0,45 mikron dan untuk bakteri digunakan membran 0,22 mikron. 4. Sterilisasi dengan radiasi Sterilisasi dengan menggunakan sinar uv, sinar gamma, atau metode ionisasi. Metode ini ditujukan untuk bahan yang tidak dapat di sterilisasi dengan menggunakan panas seperti antibiotik, hormon, jarum suntik, dan serbuk yang tidak tahan panas. 5. Metode pasteurisasi Pasteurisasi bukan merupakan bentuk sterilisasi, melainkan metode untuk membinasakan mikroorganisme patogen. Tidak seperti sterilisasi, pasteurisasi tidak dimaksudkan untuk membunuh seluruh mikro-organisme di makanan. Pasteurisasi bertujuan untuk mencapai "pengurangan log" dalam jumlah organisme, mengurangi jumlah mereka sehingga tidak lagi bisa menyebabkan penyakit. Pasteurisasi biasanya dilakukan untuk susu, rum, anggur dan makanan asam lainnya. Suhu pemanasan o
adalah 65 C selama 30 menit. 6. Sterilisasi dengan menggunakan pengeringan Pengeringan (desikasi) merupakan metode sterilisasi
dengan menghilangkan
kandungan air. Produk farmasi yang harus disterilisasi adalah sediaan-sediaan parenteral, sediaan obat mata, termasuk lensa kontak (larutannya) dan produk-produk yang diberikan pada luka
terbuka atau untuk proses irigasi rongga tubuh. Sediaan tersebut harus steril supaya tidak mengandung mikroba yang dapat menyebabkan infeksi akibat penggunaan obat tersebutdan suapaya tidak ada patogen enterik pada bahan bakunya. Cara yang digunakan pada sterilisasi sediaan tersebut adalah dengan melakukan analisis sterilisasi. Prinsip Kerja Autoklaf
Prinsip autoklaf adalah terjadinya koagulasi yang lebih vepat dalam keadaan basah dibandingkan keadaan
kering. Proses sterilisasi dengan autoklaf ini dapat membunuh
mikroorganisme dengan cara mendenaturasi atau mengkoagulasi protein pada enzim dan membran sel mikroorganisme. Proses ini juga dapat membunuh endospora bakteri, dengan 0
menggunakan tekanan 1 atm dan suhun 121 C. Cara kerja : 1. Mengisi autoklaf dengan air sampai batas yang ditentukan 2. Memasukkan peralatan dan bahan yang akan disterilisasi 3. Menutup autoklaf dan mengencangkan katup penutupnya secara bersamaan pada katup yang arahnya bersilangan 4. Menutup kran pengeluaran air dan uap air 0
5. Mengatur waktu yang diinginkan untuk sterilisasi (121 C, tekanan 1 atm, 15-30 menit) 6. Menghidupkan alat 7. Setelah tekanannya naik, buka klep uap selama 1 menit 8. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan uapdalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan ( 0 atm) 9. Buka klep uap air dan air 10. Mengendurkan dan membuka katup penutup yang letaknya bersilangan secara bersamaan 11. Mengeluarkan alat-alat yang telah disterilisasi Komposisi Media Pertumbuhan Mikroba
Dalam percobaan ini masing-masing media dilarutkan ke air sebanyak 50 mL, maka jumlah nutrien yang dibutuhkan :
Nutrien Agar 28 1000
x 50 mL = 1,4 g
Nutrien Broth 8 1000
x 50 mL = 0,4 g
Sedangkan, komposisi masing-masing media ini adalah:
1. Nutrien Agar : pH = 6,8 ± 0,2
Beef extract
3,0 g/L
Peptone
5,0 g/L
NaCl 0,9 % 0,9 1000
x 50 mL = 0,45
Agar
15,0 g/L
2. Nutrien Broth : pH = 7,4 ± 0,2
Lab-lemco powder
1,0 g/L
Yeast extract
2,0 g/L
Peptone
5,0 g/L
Sodium chloride
5,0 g/L
3. NaCl fisiologis 0,9 %
NaCl
0,9 g
Akuades
100 mL
Media yang digunakan untuk inokulasi dalam percobaan ini adalah Nutrien Agar (NA). Fungsi penggunaan NA adalah karena komposisinya yang terdiri dari ekstrak daging sapi yang di dalamnya mengandung protein, karbohidrat, vitamin, dan sedikit lemak, juga terdapat adanya faktor pertumbuhan yang tidak dapat disintesis mikroorganisme. Cara membuat nutrien dia ats adalah setelah menimbang masing-masing bahan sesuai berat yang dibutuhkan, masukkan ke dalam gelas kimia lalu ditambahkan air hingga 50 mL. Setelah terlarut, segera masukkan ke botol medium dan tutuplah botol tersebut dengan rapat. Kecuali untuk nutrien agar, setelah diaduk dengan air, segera dipanaskan hingga mendidih, baru setelah itu dimasukkan ke dalam botol. Fase pertumbuhan mikroorganisme
Ada 4 fase pertumbuhan mikroorganisme, yaitu fase lag, fase log (eksponensial), fase stasioner, dan fase kematian.
Kurva fase pertumbuhan mikroba 1. Fase Lag merupakan fase adaptasi, yaitu fase penyesuaian mikroorganisme pada suatu lingkungan baru. Ciri fase lag adalah tidak adanya peningkatan jumlah sel, yang ada hanyalah peningkatan ukuran sel. 2. Fase Log (eksponensial) adalah fase dimana mikroorganisme tumbuh dan membelah pada kecepatan maksimum, kecepatan fase log bergantung pada genetika mikroorganisme, sifat media, dan kondisi pertumbuhan. 3. Fase stasioner adalah fase saat pertumbuhan mikroorganisme berhenti dan terjadi kesetimbangan antara jumlah sel yang membelah dan yang mati 4. Fase kematian adalah fase dimana jumlah sel mati meningkat. Faktor penyebabnya adalah ketidakstersediaaan nutrisi dan akumulasi produk buangan yang toksik Antimikrobial agent adalah bahan kimia yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme atau bahkan membunuhnya. Efek antimikrobial terhadap pertumbuhan besarnya diterapkan pada fase eksponensial. Macam-macam antimikrobial : 1. Bakteriostatik Efeknya dapat dilihat dengan tidak adanya pertumbuhan bakteri tetapi bakteri tersebut tidak mati. Fungsi bakteriostatik dapat menghambat sintesa protein dan berikatan dengan ribosom. Fungsi tersebut akan hilang bila konsentrasi agen semakin rendah. 2. Bakteriosidik Agen ini akan membunuh bakteri tetapi tanpa terjadi kerusakan pada sel atau tidak menyebabkan sel menjadi lisis. Fungsinya menghambat binding sel bakteri. Fungsi ini tidak akan hilang kecuali dilakukan pengenceran pada ag en bakteriosidik. 3. Bakteriolitik Bakteriolitik adalah agen yang menyebabkan sel bakteri menajdi lisis atau pecah. Aktivitas agen ini dapat diamati dengan monotonnya jumlah sel atau turbiditas sel setelah agen ini ditambahkan. IV.
KESIMPULAN
1. Sterilisasi adalah proses untuk menghilangkan mikroba dari suatu alat atau bahan. Cara mensterilisasi alat dan bahan yang digunakan dalam pengerjaan mikrobiologi yaitu Sterilisasi fisik dan Sterilisasi kimia. 2. Media yang dibuat adalah media nutrien agar, nutrien broth, dan NaCl. Cara pembuatan media adalah melarutkan bahan NaCl dan nutrien Broth, dan agar ke dalam air. Khusus untuk nutrien agar, setelah dilarutkan harus dipanaskan. Setelah 3 hari pengamatan, media tetap steril.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Aulia. 2013. Media NA,NB,dan PDA, Pemanfaatan di Laboratorium Lingkungan. Diakses dari (www.bapelkescikarang.or.id) pada 6 Agustus 2013 pkl 23:43 WIB Pratiwi, Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Bandung : Erlangga ( hal 137-141 dan 106-107)