MAKALAH
STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING
(BIMBINGAN DAN KONSELING)
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Ajang Ahmad Fauzi (2103 0802 15 1023)
Eva Arnika (2103 0802 16 1033)
Tiara Kirana (2103 0802 16 1027)
Yuni Mulyani (2103 0802 16 2007)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT serta salam dan cinta kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Atas segala rahmat dan karunia Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul "STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING".
Tugas ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Dalam proses pembuatan makalah ini, kami harap dapat membantu pembaca untuk mengetahui bagaimana hakikat, sumber, dan implikasi ilmu pengetahuan terhadap bimbingan dan konseling.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam isi dan bahasa penulisannya. Sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun, sangat membantu kami demi kesempurnaan makalah ini.
Bandung, 23 Maret 2018
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun berkelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling, Prinsip-prinsip bimbingan harus diterjemahkan kedalam program-program sebagai pedoman pelaksanaan di sekolah.
Di dalam membuat program tersebut, kerjasama konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerjasama ini akan menjamin tersusunnya program bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta realistik. Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah atau madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseling, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen pelayanan, yaitu pelayanan dasar bimbingan, pelayanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem.
Perlu kita sadari bahwa klien yang akan dihadapi oleh seorang konselor memiliki karakteristik, kebutuhan dan tugas – tugas perkembangan yang berbeda – beda satu sama lain. Oleh karena itu, sesorang konselor harus mengetahui dan memahami akan strategi – strategi dalam menangani haterogenitas masalah yang dimiliki oleh setiap klien sehingga ia mampu untuk memberikan bantuan kepada klien (murid) dengan optimal mungkin dengan metode yang baik dan benar.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dikembangkan dari latar belakang di paparkan di atas ialah sebagai berikut:
Apakah yang dimaksud dengan strategi bimbingan dan konseling?
Jelaskan jenis – jenis strategi dalam layanan bimbingan dan konseling?
Bagaimna strategi bimbingan dan konseling komprehensif?
Bagaimana tujuan dari strategi bimbingan dan konseling tersebut?
1.3 Tujuan
Agar dapat mengetahui pengertian dari strategi bimbingan dan konseling dengan jelas dan terperinci.
Agar dapat mengetahui jenis – jenis apa saja yang terdapat dalam layanan bimbingan dan konseling.
Untuk mengetahui pelaksanaan strategi bimbingan dan konseling komprehensif.
Untuk mengetahui tujuan dan strategi bimbingan dan konseling tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strategi Bimbingan dan Konseling
Strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang merupakan gabungan dari kata stratos yang artinya militer dengan ago yang artinya memimpin. Sebagai kata kerja, strategos berarti merencanakan (to plan).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah strategi memiliki pengertian: (1) ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai; (2) ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dengan kondisi yg menguntungkan; (3) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus; (4) tempat yang baik menurut siasat perang.
Pada awalnya istilah strategi digunakan dalam lingkungan militer namun istilah strategi digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi dalam konteks bimbingan dan konseling yang dikenal dalam istilah strategi bimbingan dan konseling. Dengan semakin luasnya penerapan istilah strategi, Mintberg dan Waters (1983) mengemukakakn bahwa strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan. Sedangkan Hardy, Langley, dan Rose dalam Sudjana (1986) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan strategi adalah suatu rencana atau kehendak yang mendahului dan mengendalikan kegiatan.
Berdasarkan bebrapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan dalam proses pencapaian tujuan. Strategi ini mencakup:
tujuan kegiatan;
subjek kegiatan;
isi kegiatan;
proses kegiatan
sarana penunjang pelaksanaan kegiatan.
Adapun strategi yang diterapkan dalam layanan bimbingan dan konseling disebut dengan istilah strategi layanan bimbingan dan konseling, yang terdiri dari layanan konseling individu, konsultasi, konseling kelompok, bimbingan kelompok, dan pengajaran remedial.
2.2 Jenis – Jenis Strategi Bimbingan dan Konseling
Menurut Blocher dan Biggs dalam bukunya Counseling Psychology in Community Settings strategi klinis secara umum untuk semua situasi termasuk dalam seting masyarakat terbagi menjadi 2, yaitu:
Strategi Pertama
Memberikan perbaikan dengan pengalaman baru, artinya klien atau peserta didik harus dapat merubah kehidupan tanpa melihat asal-usul masalah mereka. Disebut juga strategi direktif, proses bimbingan dan konseling berpusat pada konselor (Counselor centered).
Strategi Kedua
Dilakukan dengan cara pendekatan umpan balik langsung kepada klien sehingga dapat membantu klien menyadari apa yang telah ia kerjakan atau yang belum dikerjakan, apa yang telah dipikirkan dan apa yang belum dipikirkan, dan apa yang telah klien rasakan dan apa yang belum klien rasakan dalam berbagai situasi.
Biasa disebut dengan Strategi Non directive, dalam proses bimbingan dan konseling, konselor banyak mengarahkan dan klien lebih aktif menyelesaikan masalahnya atau berpusat pada klien (Clien centered)
2.3 Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terkait dengan empat komponen program yaitu: (1) Strategi layanan dasar; (2) Strategi layanan responsif; (3) Strategi perencanaan individual; dan (4) Dukungan sistem, mencakup: (a) Manajemen Program dan (b) Personalia dan Pengorganisasiannya.
Strategi untuk Layanan Dasar Bimbingan
Bimbingan Klasikal
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan sekolah, seperti: kurikulum, personel (pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib sekolah, jurusan (untuk SLTA), kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya. Sementara layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti: buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Layanan informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam pengembangan diri. Agar semua siswa terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.
Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa melalui kelompok-kelompok kecil (5 sampai dengan 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para siswa. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti: cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress. Layanan bimbingan kelompok ditujukan untuk mengembangkan keterampilan atau perilaku baru yang lebih efektif dan produktif.
Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas
Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya : (a) menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar siswa; (b) memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam; (c) menandai siswa yang diduga bermasalah; (d) membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching; (e) mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing; (f) memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati siswa; (g) memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja); (h) menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan "figur central" bagi siswa); dan (i) memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.
Berkolaborasi dengan orang tua
Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi siswa atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa. Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti : (1) kepala sekolah atau komite sekolah mengundang para orang tua untuk datang ke sekolah (minimal satu semester satu kali), yang pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (2) sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan belajar atau masalah siswa, dan (3) orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke sekolah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.
Strategi Layanan Responsif
Konsultasi
Konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru, orang tua, atau pihak pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para siswa.
Konseling Individual atau Kelompok
Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu para siswa yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Melalui konseling, siswa (klien) dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Konseling kelompok dilaksanakan untuk membantu siswa memecahkan masalahnya melalui kelompok. Dalam konseling kelompok ini, masing-masing siswa mengemukakan masalah yang dialaminya, kemudian satu sama lain saling memberikan masukan atau pendapat untuk memecahkan masalah tersebut.
Referral (rujukan atau alih tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah klien, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan klien kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Klien yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah, seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.
Bimbingan teman sebaya (peer guidance)
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah siswa yang perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau konseling.
Strategi Pelayanan Perencanaan Individual
Pelayanan Individual atau Kelompok
Yang dimaksud dengan penilaian ini adalah konselor bersama siswa menganalisis dan menilai kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi belajar siswa. Dapat juga dikatakan bahwa konselor membantu siswa menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangannya, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier.
Individual or smart group advisement
Konselor memberikan nasihat kepada siswa untuk menggunakan atau memanfaatkan hasil penilaian tentang dirinya, atau informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan karir yang diperolehnya untuk (1) merumuskan tujuan, dan merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya; (2) melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan, dan (3) mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.
Strategi untuk dukungan sistem
Pengembangan professional
Konselor secara terus menerus berusaha untuk "meng-update" pengetahuan dan keterampilannya melalui (1) in-service training, (2) aktif dalam organisasi profesi, (3) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop (lokakarya), atau (4) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi (Pascasarjana).
Pemberian konsultasi dan berkolaborasi
Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah (pemerintah, dan swasta) untuk memperoleh informasi, dan umpan balik tentang layanan bantuan yang telah diberikannya kepada para siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa, melakukan referal, serta meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling. Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu layanan bimbingan.
2.4 Tujuan Strategi Bimbingan dan Konseling
Adapun tujuan dari pelaksanaan strategi layanan bimbingan dan konseling secara umum adalah sebagai berikut:
Agar klien mampu untuk mencapai perkembangan diri sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Agar klien mampu mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri.
Agar klien mampu untuk membangun pola hubungan yang baik dengan teman dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
Agar klien mampu untuk memahami kemampuan, bakat, minat serta arah kecendrungan karir dan apresiasi seni.
Agar klien mampu memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi layanan bimbingan dan konseling, dapat disimpulkan bahwa strategi layanan ini meliputi konseling individu, bimbingan kelompok, konseling kelompok, mediasi, dan konsultasi.
Jenis – jenis strategi bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua yaitu counselor centered dan client centered.
Strategi layanan bimbingan dan konseling komprehensif terbagi menjadi: strategi untuk layanan dasar bimbingan, strategi layanan responsive, strategi pelayanan perencanaan individual, strategi untuk dukungan sistem.
Tujuan strategi bimbingan dan konseling ialah agar siswa dapat mencapai perkembangan diri sebagai manusia yang beriman dan bertakwa, mampu mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri, gar klien mampu untuk membangun pola hubungan yang baik dengan teman dalam peranannya sebagai pria atau wanita, agar klien mampu untuk memahami kemampuan, bakat, minat serta arah kecendrungan karir dan apresiasi seni, agar klien mampu memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial.
3.2 Saran
Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hikmawati, Fenti. 2010. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Jundika Nurihsan, Achmad. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Reflika Aditama.
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.
Sutirna. 2012. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Andi.
Ridwan. 2008. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Yusuf, Syamsu, Achmad Jundika. 2006. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ahmad Jundika Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Reflika Aditama, 2012), Cet Ke-5, hal. 9.
Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008), hal 187
Juntika.A dan Sudianto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMP, (Jakarta: Grasindo, 2005), hal 120
Dr.H.Sutirna, M.Pd, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Andi, 2012), hal112
Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), cet. 1, hal. 98.
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), cet ket-1, hal. 2
Ahmad Jundika Nurihsan, Op. Cit. hal.16
Ahmad Jundika Nurihsan, Op. Cit. hal. 20
Yusuf, Syamsu, Achmad Jundika, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet ke-1, hal 34
Ahmad Jundika Nurihsan, Op. Cit. hal. 2