Tugas Supply Chain Management Penentuan strategi suppky chain untuk produk fungsional
Dibuat oleh: Inna Zulfa Kurniawati 145060701111061
TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Profile PT Unilever
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. No. C2-1.049HT.01.04TH.98 C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933. Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yyang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al. Tahun berikutnya berikutnya unilever kembali mengakusisi perusahaan perusahaan lain salah satunya ada mengadakan perjanjian dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman s ari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” “Gogo” dari Ultra ke Unilever.
1.2 Tujuan
Tujuan dari tugas Supply Chain Management adalah sebagai berikut: 1.
Mengetahui jenis produk PT Unilever berdasarkan karakteristik dari produk yang dijual?
2.
Mengetahui strategi supply chain yang digunakan pada PT Unilever?
BAB II ANALISA DAN PEMBAHASAN 2.1. Produk PT Unilever
PT Unilever membuat dan menjual lebih dari 400 brand di seluruh dunia dengan dua milyar orang menggunakan produknya. Produk pada PT Unilever terbagi menjadi tiga jenis, yakni food and drink, homecare, dan personal care. Produk yang dijual oleh PT Unilever masuk ke dalam produk fungsional. Hal ini disebabkan, siklus hidup dari produk panjang, dengan sedikit variasi pada kategori, dan biaya penuruan harga yang mendekati nol%. Berikut merupakan daftar dari produk PT Unilever yang dipasarkan di Indonesia. Tabel 2.1 Produk PT Unilever Food and Drink Homecare Blue Band Cif Lipton Domestos Royco Surf Walls Rinso Bango Sunlight Buavita Molto Sariwangi Superpell Vixal Wipol
Personal Care Axe Closeup Dove Lifebuoy Lux Pond’s Rexona Sunsilk TRESemme Vaseline Citra Clear And Lovely Zwitsal Lifebuoy Shampoo
Sumber: unilever.co.id/brand
Merek-merek dari PT Unilever banyak yang mendapatkan market share tertinggi menurut survei top brand award pada tahun 2017 fase 1. Salah satu merek yang menduduki peringkat pertama pada market share adalah rinso, walls, dan kecap bango. Pada segmentasi pasar yang sama dengan kompetitor lain sejenis, produk-produk tersebut mampu unggul. Keunggulan ini disebabkan oleh banyak faktor pendukung, terutama adalah strategi yang digunakan sehingga mampu memenangi pasar. Berikut merupakan market share dari ketiga produk tersebut per tahun 2017.
MARKET SHARE ICE
MARKET SHARE
MARKET SHARE
CREAM
SABUN PENCUCI
KECAP
PAKAIAN BUBUK
Wall Wa llss
Camp Ca mpiina
Magn Ma gnu um
5%
Bang Ba ngo o Rin Ri nso
Daiia Da
Atta At tack ck
Sokli Sok lin n
abcc ab
seda se dap p
ind in dof ofoo ood d
6%3%
16% 10% 13%
79%
20%
35%
56%
57%
Sumber:topbrandaward.com
2.2. Analisis Strategi Fungsional
Analisis strategi yang digunakan oleh produk fungsional PT Unilever akan diuraikan dibawah ini: 1. Lokasi Fasilitas Lokasi Fasilitas dari PT Unilever terletak pada beberapa kota. Lokasi dari head office terletak di Jakarta. Penentuan Head Office disebabkan karena Jakarta merupakan Ibukota negara Indonesia. Kemudian, untuk lokasi-lokasi lain dibagi berdasarkan jenis dari produk. Produksi dari bahan soya dan sauce pada pabrik Subang. Sedangkan Industri Skin Care, Ice Cream, NGD, HPC Liquid dan SCC&C dilakukan pada pabrik Cikarang. Terakhir, lokasi fasilitas yang dipilih adalah pada Industri Rungkut. Fokus dari Industri Rungkut Surabaya yakni pada pembuatan personal care dan personal wash. Industri Rungkut dipilih disebabkan kemudahan dalam logistik terutama ke daerah Timur. Kendala utama dari PT Unilever adalah biaya pengiriman logistik ke daerah Timur Indonesia. 2. Sistem Produksi Sistem produksi pada PT Unilever memiliki tingkat utilitas sistem produksi yang tinggi disebabkan banyaknya produk yang dibuat. Sistem produksi yang ada tidak memerlukan fleksibilitas yang tinggi. Hal ini disebebakan sedikit variansi dari produk utama. Misalnya pada produk rinso bubuk. bubuk. 3. Persedian Persediaan yang dilakukan PT Unilever perlu untuk diminamasi dengan cara setelah proses produksi, produk diantara kepada inventory untuk selanjutnya didistribusikan hingga akhirnya sampai kepada customer. Minimasi persediaan dilakukan dengan pendistribusian
kepada warehouse yang selanjutnya dialirkan kepada distributor, distributor kepada toko, supermarket, minimarket dan agen-agen penjualan. 4. Transportasi Manajemen Supply Chain Unilever harus mengelola Brand produk yang sangat bervariasi yaitu sebanyak 900 SKU (Stock Keeping Unit) dan jumlahnya mencapai jutaan item dengan sebaran seluruh Indonesia yang bergerak dari Supplier – Manufacture – CDC Retailers – Consumer. Dari gambaran data dan proses yang harus dilakukan tersebut, tentunya bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana mengelola jutaan items yang harus didistribusikan ke seluruh Indonesia. Supply Chain seperti dikemukakan Effendi memiliki karakteristik : Integrated System, End to End, Aligned with business Strategy, IT based. Proses bisnis tersebut juga tidak semata-mata sebuah proses, tetapi Unilever menetapkan KPI (Key Performance Indicators) yang harus dipenuhi yaitu : Customer Case Fill On Time (CCFOT) dan Cost Efficiency (Groos Margin, Trading working Capital, Operational Cash Flow, Business Waste). Oleh karena itu tidak heran kalau untuk pekerjaan raksasa ters ebut Unilever mengoutsourcekan ke Perusahaan Besar (MNC) yaitu: Linfox dan DHL serta beberapa 3rd PL Lokal lainnya yang memiliki dukungan jaringan Transportasi dan Teknologi Informasi yang sangat kuat. Dukungan Tekonologi Informasi tersebut sangat menentukan, oleh karena itu sejak Januari 2009 Unilever yang sebelumnya menggunakan sistem BPCS (Business Process and Controlle System) menggantikan nya dengan Sistem SAP. 5. Pasokan Salah satu contoh pasokan pada PT Unilever yakni pada kemasan. PT Unilever bekerja sama dengan pemasok kemasan asing yakni dari Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Pemasok asing dipilih disebabkan industri kemasan dalam negeri kalah efisiensi disebabkan pada pemilihan bahan baku masih impor. Alasan lain yakni pada pemasok asing asin g menggunakan mesin-mesin baru yang bisa menghasilkan produk lebih variatif dengana harga murah. Penentuan pasokan PT Unilever juga mempertimbangkan segi lingkungan. Pada kasus pemasok minyak sawit mentah ( crude palm oil/CPO), PT Unilever memutuskan kontrak dengan PT SMART disebabkan perusahaan tersebut gagal membuktikan bahwa perusahaan tidak merusak lingkungan. lingkungan. 6. Pengembangan Produk Pengembangan produk yang dilakukan PT Unilever adalah dengan memperkenalkan kemasan-kemasan
yang
terbaru
pada
produknya.
Namun,
PT
Unilever
tetap
mempertahankan kualitas produknya. Pengembangan produk yang dilakukan dengan
mengembangkan bermacam kemasan, baik itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecil dan masih banyak lagi. Kemasan diperhatikan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ekonomis masyarakat. Contohnya pada produk rinso, memperkenalkan dalam beberapa ukuran.
2.3. Analisis Strategi Moving Backward/Forward
Analisis strategi lain yang dilakukan oleh PT Unilever adalah dengan menerapkan prinsip modular pada setiap produknya. Hal ini untuk mempermudah dalam proses produksi dalam membuat pengembangan produk. Strategi yang digunakan disebut pula dengan Brand Extension. Brand extension adalah mengembangkan item produk dengan kategori yang sama dengan menggunakan merek yang sama seperti ras a, bentuk, warna, dan kemasan. Contohnya adalah pada produk Molto. Dalam hal ini, Molto telah mengeluarkan berbagai varian produk yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, yaitu: 1.
Molto Setrika
2.
Molto Pewangi
3.
Molto Aromaterapi
4.
Molto Softener Aloevera & Avocado
5.
Molto Ultra Sensasional
6.
Molto Ultra Sekali Bilas 5 In 1
7.
Molto Ultra Sekali Bilas Anti Bacterial
8.
Molto Ultra Pure.
2.4. Analisis Strategi CSR
PT Unilever menerapkan beberapa strategi untuk dapat mendekatkan diri terhadap pasar, salah satunya adalah dengan menggunakan strategi CSR. Beberapa strategi tersebut antara lain: 1.
Unilever Sustainable Living Plan Unilever Sustainable Living Plan merupakan pedoman untuk mewujudkan visi secara global, yakni menumbuhkan bisnis seraya mengurangi jejak lingkungan serta meningkatkan dampak sosial terhadap masyarakat yang positif. Berikut merupakan uraian tujuan dan fokus utama dari program tersebut:
Tabel 2.2 Unilever Sustainable Living Plan Sasaran Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan untuk lebih dari 1 milyar orang Mengurangi dampak terhadap lingkungan hingga 1/2
Meningkatkan penghidupan untuk jutaan orang
Fokus Kesehatan dan Kebersihan Meningkatkan Nutrisi Gas Rumah kaca Air Limbah dan Kemasan Pasokan bahan baku dari sumber berkelanjutan Keadilan di tempat kerja Kesempatan bagi perempuan Bisnis Inklusif
Sumber: https://www.unilever.co.id/sustainable-living
2.
Bisnis Berkelanjutan Bisnis berkelanjutan dilakukan dengan fokus brand dan produk dari PT Unilever, perilaku PT Unilever dan Hubungan kerja sama dengan perusahaan lain. Penjelasan dari bisnis berkelanjutan adalah sebagai berikut: a. Brand dan Produk PT Unilever menciptakan brand yang menawarkan gizi seimbang, kebersihan yang baik, dan memberikan kepercayaan diri pada masyarakat. PT Unilever menjadikan produk-produknya produk-produknya bisa diakses dan terjangkau bagi konsumen di mana pun mereka tinggal, dan berinovasi untuk menghasilkan produk-produk baru yang menjadikan hidup lebih baik. b. Perilaku PT Unilever membeli bahan baku produk secara cermat guna melindungi sumber daya alam. PT Unilever memperlakukan orang dengan adil dan menghormati hak-hak mereka, sehingga semua karyawan, pemasok, dan masyarakat mendapatkan manfaat dengan bekerja dengan perusahaan. c. Bekerjasama dengan Pihak lain Kami bekerja sama dengan pihak lain untuk menciptakan perubahan transformasional di luar bisnis kami, sementara kampanye brightFuture memotivasi jutaan orang untuk mengambil langkah kecil setiap hari yang bersama-sama membuat perubahan besar. 3. Unilever Foundation
2.5. Analisis Strategi Distribusi
Strategi pemasaran distribusi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia pada berbagai produknya adalah strategi distribusi intensif. Strategi distribusi dilakukan dengan cara menempatkan produk dagangannya pada banyak retailer atau pengecer serta distributor di
berbagai tempat. Distribusi untuk produk-produk ini ini biasanya berlangsung di gudang distribusi, supermarket, pasar tradisonal, dan warung-warung eceran.
2.6. Analisis Strategi Pemasaran
Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan yang lain, produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan cara terjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengan diadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya. 1.
Menguatkan Keakraban Pelanggan dan Pemasok Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok terhadap jadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga melakukan Tanya jawab kepada para konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen mengeluh.
2.
Promosi Dalam PT Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui media elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak, sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan produk-produk dari PT. Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dll. Karena jika promosi yang dilakukan hanya melalui media elektronik maka PT. Unilever Indonesia tidak mendapatkan keuntungan yang optimal. Masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai kalangan dan tingkatan sosial yang beragam. Jika perusahaan tidak bisa menyentuh hati masyarakat semua kalangan maka perusahaan tidak dapat berkembang pesat. Makna dari iklan yang ditawarkan oleh perusahaan juga harus bisa dipahami oleh berbagai kalangan, karena iklan adalah salah satu cara promosi yang bisa dilakukan oleh perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan yang optimal. Elemen marketing yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Advertising Dalam proses mengkomunikasikan produk molto ke konsumen juga sangat signifikan. Jika kita menonton televisi, maka molto akan familiar dengan keharuman sepanjang hari keluarga. b. Sales Promotion
Metode ini digunakan oleh molto untuk mempengaruhi kosumennya dengan menggukan bahasa promosi tentang pengetahuan yang mendalam mengenai produk molto. Penerapan strategi komunikasi dan promosi yang menarik ini akan mendorong konsumen untuk menggunakan molto. Promosi dan komunikasi yang menarik tentunya molto akan meningkatkan brand awareness merek tersebut. Brand loyality pun selalu diawali dari brand awareness yang baik yang akan membawa seseorang pada tahap“mencoba produk”. Setelah konsumen konsumen percaya bahwa produk yang digunakan sesuai dengan kebutuhannya maka akan tercipta repeat purchase dengan memberikan lebih dari yang diharapakan, repeat purchase akan berubah menjadi loyality. c. Direct Marketing Direct marketing yang dilakukan PT. Unilever Indonesia adalah Penggunaan teknologi internet. Penggunaan teknologi ini juga menjadi concern dalam strategi pemasaran yang dilakukan oleh molto. Internet dan mobile merupakan media yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam rangka strategi pemasarannya.
Sumber: https://www.slideshare.net/sonyaemily/strategic-unilever https://www.slideshare.net/lysaanggraini/tugas-scm-unilever-ppt http://tugaskelompokunilever.blogspot.co.id/ https://wantosvofckhe.wordpress.com/implementasi-rencana-starategi-pt-unilever-indonesia/ http://proper.menlh.go.id/portal/filebox/DRKPL%202013%20UNIL http://proper.menlh.go.id/portal/filebox/DRKPL %202013%20UNILEVER%20RUNGKUT.p EVER%20RUNGKUT.p df http://www.viva.co.id/berita/bisnis/152106-unilever-ganti-pemasok-cpo http://industri.kontan.co.id/news/unilever-pangkas-pemasok-kemasan