I.
Formula Asli Tablet sublingual
II.
III.
Rancangan Formula Nama Produk
: LATISIN® Tablet
Jumlah Produk
: 100 tablet
Tanggal Formulasi
: 9 Mei 2013
Tanggal Produksi
: 9 Mei 2014
Nomor Registrasi
: DKL 131112510B2 131112510B2
Nomor Batch
: B 130202
Komposisi
: Digoksin
0,25mg
Amylum Maydis
10%
Selulosa
15%
Talk
10%
Lactose
ad 20mg
Master Formula Diproduksi Oleh Rahma Farma Kode Bahan
Dibuat Oleh Siti Rahmah
Disetujui Oleh Asia Musfikah
Kegunaan
Per Dosis
Per Batch
Zat aktiv Zat Penghancur Zat Pengikat
0,25 mg
5mg
2mg
40mg
03-Sl
Digoksin Amylum Maydis Selulosa
3mg
60mg
04-Lk
Laktosa
Zat Pengisi
12,75mg
255mg
05-Tl
Talk
Zat Pelincir
2mg
40mg
01-Dg 02-Am
Tanggal Formulasi
Tanggal Produksi
09 – 09 – 05 – 05 – 13 13
09 – 09 – 05 – 05 – 14 14
Nama Bahan
IV. Alasan Pembuatan Produk Farmakologi penyakit :
Gagal jantung terjadi jika cuarh jantung tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan O 2. Kondisi ini sangat letal, dengan mortalitas berkisar antara 15-50% per tahun, bergantung pada keparahan penyakitnya. Mortalitas meningkat sebanding dengan usia, dan resiko pada laki-laki lebih besar dari pada perempuan (Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fak. Kedokteran UI, 2007, 299). Gagal jantung adalah suatu sindroma klinik yang kompleks akibat kelainan struktural dan fungsional jantung yang mengganggu kemampuan ventrikel untuk diisi dengan darah atau untuk mengeluarkan darah. Menifestasi gagal jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah., yang mebatasi kemampuan untuk melakukan kegiatan fisik. Retensi cairan, yang menyebabkan kongesti paru dan edema perifer. Kedua abnormalis tersebut mengganggu kapasitas fungsional dan kualitas hidup pasien, tetapi tidak selalu ditemukan bersama pada seorang pasien (Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fak. Kedokteran UI, 2007, 299). Tujuan primer pengobatan gagal jantung adalah mencegah terjadinya gagal jantung, terutama hi[ertensi dan/atau penyakit arteri koroner. Jika disfungsi miokard sudah terjadi, tujuan pertama adalah mengobati/menghilangkan penyebab dasarnya, jika mungkin (misalnya iskemia, penyakit tiroid, alkohol, obat). Jika penyebab dasra tidak dapat dikoreksi, pengobatan ditujukan untuk : 1.
Mencegah memburuknya fungsi jantung, dengan perkataan lain memperlambat
progresi
remodelling
miokard,
sehingga
dapat
mengurangi mortalitas, dengan tujuan utama untuk mengobati gagal jantung kronik. 2.
Mengurangi gejala – gejala jantung sehingga memperbaiki kualitas hidup pasien, dengan tujuan utama untuk pengobatan gagal jantung
akut (Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fak. Kedokteran UI, 2007, 299). Klasifikasi Gagal jantung menurut NYHA (New York Heart Association) Functional Class Klasifikasi Kriteria berdasarkan Simtomatik : 1.
Penyakit ringan dan tidak ada gejala pada aktivitas biasa
2.
Dalam aktivitas normal menimbulkan lelah dan aktivitas fisik sedikit terbatas
3.
Ditandai dengan lelah, palpitasi atau angina, keterbatasanmelakukan aktivitas
4.
Keluhan sudah timbul waktu istirahat dan semakin berat pada waqktu aktivitas ringan (Price and Wilson, 2005). Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang
biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet-tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian obat-obat secara oral, dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa, dan lapisan-lapisan dalam berbagai jenis (Ansel, 2008 : 244). Tablet
juga
merupakan
sediaan
oral
yang
memiliki
sifat
pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik (Lachman. 1989: 645). Tablet adalah sediaan padat mengndung bahan dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet yang berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bentuk tablet umumnya berbentuk cakram pipih/ gepeng, bundar, segitiga, lonjong, dan sebagainya (Syamsuddin. 2007: 165). 1.
Keuntungan penggunaan tablet yaitu : a. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketetapan serta visibility kandungan yang paling rendah.
b. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah. c. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk di kemas serta dikirim. d. Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling ringan dan paling kompak. e. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah. Tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul. f. Tablet paling mudah ditelam serta paling kecil kemungkinan tertinggal
di
tenggorokan,
terutama
bila
bersalut
yang
memingkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi. g. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti penglepasan di usus atau produk lepas lambat. h. Tablet merupakan sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik. 2.
Kerugian penggunaan tablet yaitu : a. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keaadaan amorfnya, flokulasi atau rendahnya berat jenis. b. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasikan dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavaibilitas obat cukup. c. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan,
atau
obat
yang
peka
terhadap
oksigen
atau
kelembapan udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan penyalutan
dulu. Pada keadaan ini kapsul dapat merupakan jalan keluar yang terbaik serta lebih mudah (Lachman, dkk. 2008: 645). Tablet sublingual dimaksudkan untuk diletakkan di dalam mulut, agar dapat melepaskan obatnya sehingga dapat diserap langsung oleh selaput lendir mulut. Jenis tablet ini biasanya kecil dan rata, diletakkan dibawah lidah. Obat – obat yang diberikan dengan cara ini dimaksudkan agar memberi efek sistemik, dan karena itu harus dapat diserap dengan baik oleh selaput lendir mulut. Obat yang diserap oleh selaput lendir mulut masuk kealiran darah, selanjutnya masuk kealiran darah umum. Obat diserap melalui saluran cerna masuk kesirkulasi darah usus, yang langsung berhubungan dengan hati dan vena porta. Jadi penyerapan obat melalui rongga mulut menyebabkan obat terhindar dari metabolisme first-pass. first-pass. Maka ada beberapa keuntungan yang didapat dari pemberian obat seperti ini. suasana dalam lambung, yang dapat menyebabkan penguraian obat yang luas (untuk beberapa steroid dan hormon) dapat dihindari oleh obat yang diserap dengan baik dalam mulut. Obat dapat bekerja dalam waktu yang lebih cepat daripada tablet yang harus ditelan (suatu keuntungan bagi vasodilator yang diberi dengan cara ini). Efek first-pass first-pass dapat dihindari, seperti telah diuraikan, dan untuk beberpa obat (misalnya tiltestoteron) rasa mual yang dapat terjadi bila obat tersebut ditelan dapat dihindari (Lachman, 1994, 713).
V.
Alasan Penambahan Bahan 1. Zat Aktif Saat ini hanya digoksin yang digunakan untuk terapi gagal jantung. Efek digoksin pada pengobatan gagal jantung : a. Inotropik positif : digoksin menghambat Na-K-ATPase pada membran sel otot jantung sehingga meninggalakn kadar Na + intrasel, dan ini menyebabkan berkurangnya pertukaran Na + - Ca++ selama repolarasi dan relaksasi otot jantung sehingga Ca 2+ intrasel meningkat, dan ambilan Ca2+ kedalam retikulum sarkoplasmik (SR) meningkat.
Dengan demikian, Ca 2+ yang tersedia dalam SR untuk dilepaskan kedalam sitosol untuk kontraksi meningkat, sehingga kontraktilitas sel otot jantung meningkat. b. Kronotropik negatif (mengurangi frekuensi denyut ventrikel pada takikardia atau fibrilasi atrium) dan mengurangi aktivasi saraf simpatis : pada kadar terapi (1-2 ng/mL), digoksin meningkatkan tonus vagal dan mengurangi aktivitas simpatis di nodus SA maupun AV, sehingga dapat menimbulkan bradikardia sinus sampai henti jantung dan/atau perpanjangan konduksi AV sampai meningkatnya blok AV. Afek pada nodus AV inilah yang mendasari penggunaan digoksin pada pengobatan fibrilasi atrium (Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fak. Kedokteran UI, 2007, 309). 2. Zat Tambahan a. Amylum Maydis Pati merupakan bahan penghancur yang paling umum dipakai, dapat digunakan sebagai penghancur dalam (intra granular) dan sebagai penghancur luar (ekstra granular) (Arsul, 2010 ; 24). Pati
mempunyai
aktivitas
sebagai
penghancur
dengan
membentuk ikatan jembatan hidrogen waktu kompresi/kempa dan segera
lepas
bila
kelembaban
berlebihan.
Mekanisme
pengembangannya sangat tergantung dari kekerasan, porositas dan daya kapilaritas yang dimiliki oleh tablet (Arsul, 2010 ; 24). Amilum dimodifikasi memelar dalam air, akan tetapi tetap menjaga keutuhannya. Efektif sebagai penghancur pada konsentrasi 2%-8% (Agoes, Goeswin. 2008: 208). Penghancur, pengikat, pengisi, pelincir dalam pembuatan tablet dab kapsul (Excipients: 685). Pati sebagai bahan pengatur aliran serta sebagai bahan pengikat dan bahan penghancur (Voigt, Rudolf. 1995: 169). b. Cellulosa
Selulosa
seperti
methylcellulosa
dan
Na-
carboxymethylcellulosa menghasilkan tablet cukup keras, dapat digunakan dalam bentuk larutan atau ditambahkan dalam bentuk kering kemudian ditambahkan dengan air, granul yang dihasilkan kurang memuaskan (Arsul, 2010 ; 21) Selulsa
digunakan
sebagai
zat
tambahan
sebagai
pengikat/pengisi , juga sebagai pelincir dan penghancur (Excipien 6 th, 130). Yang sangat disarankan untuk dipakai adalah sellulosa kristalin mikro khusus untuk tabletasi langsung (R. Voight, 202). c. Laktosa Laktosa juga merupakan bahan pengisi yang paling banyak dipakai karena tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat, baik yang digunakan dalam bentuk hidrat atau anhidrat (menurut lachman hal. 699). Bahan pengisi ini menjamin tablet memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan (0,1-0,8). Di samping sifatnya harus netral secara kimia dan fisiologis, konstituen semacam itu sebaiknya juga dapat dicernakan dengan baik. Yang umum digunakan adalah jenis pati dan laktosa (menurut R.Voight hal. 202). Laktosa secara luas digunakan dalam tablet kompresi langsung dan sebagai pengisi tablet dan kapsul (menurut Excipient hal. 385). d. Talk Digunakan karena talk tidak diserap secara sistemik setelah konsumsi oral sehingga dianggap tidak beracun (Rowe, 2009:728). Selama pengeluaran tablet mengurangi gesekan tablet dan dinding cetakan ketika tablet dilempar dari mesin dan memberikan rupa yang bagus pada tablet yang sudah jadi (Ansel, 2008, 266). Talk mempunyai sifat-sifat anti lekat (Lachman, 2008: 703).
VI. Uraian Bahan 1. Digoksin (Martindale, 2009 ; 1259) Nama Resmi
: DIGOXIN
Nama Lain
: Digoksin, digoksinas, 3β-[(O-2,6-Dideoxy3β-[(O-2,6-Dideoxy-β β-Dribo-hexo-pyranosyl-(1→4) ribo-hexo-pyranosyl-(1→4)-O-2,6-dideoxy-O-2,6-dideoxy-β β-Dribo-hexopyranosyl-(1→4) ribo-hexopyranosyl-(1→4)-2,6-dideoxy-2,6-dideoxy-β β-Dribo-hexopyranosyl)oxy]-12β,14β ribo-hexopyranosyl)oxy]12β,14β-dihydroxy-dihydroxy-5β 5β-card-20(22)-enolide.
Berat Molekul
: 780,9
Rumus Molekul
: C 41H64O14
Rumus Bangun
:
Pemerian
: Jelas menjadi putih, tidak berbau, kristal, atau putih, tidak berbau, bubuk bubuk kristal.
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol; bebas larut dalam campuran volume yang sama dichlo-romethane dan metil alkohol, praktis tidak larut dalam air dan dalam eter, sedikit larut dalam alkohol di-direkatkan dan dalam kloroform, bebas larut dalam piridin.
Penyimpanan
:
Lindungi Lindungi dari cahaya.
Farmakokinetik
: Digitoxin adalah mudah dan benar-benar diserap dari saluran gastroin-testinal. Konsentrasi plasma terapeutik dapat berkisar dari 10 sampai 35
nanogram
/
mL
tetapi
ada
antarindividu
isconsiderable variasi. Digitoxin lebih dari 90% terikat pada protein plasma. Hal ini sangat lambat dikeluarkan dari tubuh dan dimetabolisme di hati. Kebanyakan metabolit tidak aktif, utama aktif metab-Olite adalah digoxin. Enterohepatik daur
ulang
diekskresikan
terjadi
dan
digitoxin
adalah
dalam
urin,
terutama
sebagai
metabolit. Hal ini juga diekskresikan dalam tinja dan rute ini menjadi signifikan dalam ginjal merusak-ment.
Digitoxin
memiliki
paruh
eliminasi hingga 7 hari atau lagi. Waktu paruh adalah generallyunchanged pada gangguan ginjal. Farmakokinetik digitoxin dapat dipengaruhi oleh usia dan oleh penyakit konkuren (lihat di bawah Penggunaan dan Administrasi, be-rendah). Penggunaan
: Pada orang dewasa 1 sampai 1,5 mg telah beengiven oral dalam dosis terbagi lebih dari 24 jam untuk digitalisasi cepat, sedangkan untuk lambat digitalisa-tion dosis oral 200 mikrogram dua kali sehari selama 4 hari memiliki pernah g iven. U sual Maint Enon ce dosis 100 sampai 200 mikrogram setiap hari, tapi 100micrograms pada hari alternatif mungkin cukup. Digitoxin juga dapat diberikan melalui injeksi lambat intravenous ketika muntah atau kondisi lain mencegah lisan penggunaan, dosis pemeliharaan 70 to100 mikrogram setiap hari telah digunakan.
Kegunaan
: Sebagai zat aktif
2. Amylum Maydis (Exipient, 2009: 685) Nama Resmi
: AMYLUM MAYDIS
Nama Lain
: Pati jagung
Pemerian
: Serbuk sangat halus, putih
Kelarutan
:
Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol
Range
: 5 – 10 10 %
Stabilitas
: Pati kering stabil dilindungi dari kelembaban tinggi. Pati akan lembab jika disimpan di bawah kondisi normal. Pati secara fisik tidak stabil dan mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme bila digunakan untuk granulasi basah.
Penyimpanan
: Dalam wadah kedap udara, ditempat yang sejuk dan kering
Kegunaan
: Sebagai zat penghancur
3. Cellulosa (Exipient, 2009: 129) Nama Resmi
: CELLULOSUM
Nama Lain
: Selulosa
Berat Molekul
: 36
Rumus Molekul
: C 6H10O5
Rumus Bangun
:
Pemerian
: Serbuk hablur sangat halus, putih, tidak berbau
Range
: 5 – 15 15 %
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, dalam asam encer dan dalam kebanyakan pelarut organik, Sukar larut dalam larutan natrium hidroksida encer P.
Kestabilan Incompability
: Stabil dengan keadaan zat higroskopik, harus disimpan di tempat tertutup rapat dan kering. : Pengoksidator kuat
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai zat pengikat
4. Lactose (Excipients 6th, 2009 : 364) Nama Resmi
: LACTOSUM
Nama Lain
: Laktosa, Gula Susu, Saccharum Lactis
Berat Molekul
: 360,31
Rumus Molekul
: C 12H22O11H2O
Rumus Bangun
:
Pemerian
:
Padat, merupakan kristal atau serbuk putih atau sedikit putih.
Range
: -
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam kloroform, etanol, eter. Larut dalam 1 bagian air pada 5,24 bagian laktosa, 1 bagian air pada 3,05 bagian laktosa pada suhu 40 oC, 1 bagian air pada 2,30 bagian o
laktosa pada suhu 50 C, 1 bagian air pada 1,71 bagian laktosa pada suhu 60oC, 1 bagian air pada 0,96 bagian laktosa pada suhu 80 oC. Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan kering.
Kegunaan
: Sebagai zat pengisi
Konsentrasi
: 65-85% (Excipients.2000:276)
Stabilitas
: Cetakan mengembang kira-kira
relatif
pada
kelembaban ± 80%. Laktosa mungkin berubah menjadi
berwarna
coklat/sawo
pada
penyimpanan, reaksi ini dipengaruhi oleh panas dan kondisi yang lembab. Kemurnian laktosa dapat berubah dan berbeda sehingga penting dalam
mengevaluasi
warnanya
sebelum
digunakan dalam formulasi tablet. Stabilitas dari jenis warna laktosa juga berbeda. Incompability
: Banyak terjadi reaksi kondensasi antara laktosa dan campuran dengan kelompok amina primer sehingga terbentuk warna coklat/sawo, atau warna kuning kecoklatan. Banyak pula interaksi yang dapat terlihat dari laktosa dan amina sekunder. Bagaimanapun, reaksi akibat ini akan berhenti dengan pembentukan amina, dan tidak menghasilkan warna kuning kecoklatan.
5. Talk (Excipients 6 th, 2009 : 728) Nama Resmi
: TALC
Nama Lain
: Altalc; E553b; hydrous magnesium silicate; Imperial; Luzenac Pharma; magnesium hydrogen metasilicate; Magsil Osmanthus; Magsil Star; powdered talc; purified French chalk; Purtalc; soapstone; steatite; Superiore; talcum.
Berat Molekul
: 667
Rumus Struktur
:
O -
O
OHO
Si
Mg++
OH
Si O
Range
: 1,0 1,0 – – 10,0 10,0 %
: Lubricant dan Glidant
: 5,0 5,0 – – 30,0% 30,0%
Diluent tablet Incompabilitas
: Tidak kompatibel dengan senyawa surfaktan
Stabilitas
: Merupakan
bahan
yang
stabil
dan
dapat
disterilkan dengan pemanasan 160oC. Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik, kering dan di tempat yang sejuk.
Kegunaan
: Sebagai zat pelincir
VII. Perhitungan Bahan a.
Per Dosis Digoksin
0,25mg
1xP
= 20 mg
Sehari
= 2 x 20
Amylum Maydis
=
Cellulose
=
Talk
=
= 40 mg x 20mg
= 2mg
x 20mg
= 3mg
x 20mg
= 2mg
Laktosa
b.
ad 20mg
Per Batch
Digoksin
= 0,25mg x 20mg
= 5mg
Amylum Maydis
= 2mg x 20mg
= 40mg
Cellulose
= 3mg x 20mg
= 60mg
Talk
= 2mg x 20mg
= 40mg
Laktosa
= 12,75mg x 20mg
= 255mg
VIII. Cara Kerja Metode yang digunakan adalah kempa langsung. Adapun langkah – langkah langkah pembuatan tabletnya sebagai berikut : 1.
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.
Semua bahan baik zat aktif (digoksin) maupun zat ditambahan (amylum maydis, selulosa, laktosa dan talk, sukrosa) dihaluskan
3.
Dicampur semua bahan
4.
Lalu tablet dicetak pada mesin pencetak tablet.
DAFTAR PUSTAKA Ansel, Howard C,. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Farmasi. Jakarta : UI-Press Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2007. Farmakologi dan Terapi. Terapi . Jakarta: FK-UI. Lachman dkk. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UI press. Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi volume 3. Jakarta: EGC. Rowe, Raymond C., dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. Edition. Great Britain: RPS Publishing. Sweetman, Sean C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-sixth Edition. Edition. Great Britain: RPS Publishing.
LAMPIRAN
Brosur ®
Tablet
Isi Bersih : 100 tablet @ 20 mg Komposisi : Tiap tablet mengandung : Digoksin 20mg Indikasi : Gagal jantung kronik, gagal jantung akut Kontraindikasi : Bradikardia, blok AV derajat 2 dan 3, sindroma sick sinus,
sindroma Wolff-Parkinson-White,
kardiomiopati
abstruktif
hipertrofik,
hipokalemia. Efek Samping ; Mual, muntah, nyeri lambung, rasa lelah, mimpi buruk, bingung, penglihatan berwarna kuning,
penurunan
konduksi
AV
dan
peningkatan automatisitas. automatisitas. Interaksi Obat : β – bloker, – bloker, verapamil, diltezem : aditif dengan digoksin dalam memperlambat konduksi AV dan mengurangi efek inotropik digoksin. Dosis : 0,125-0,25mg sehari jika fungsi ginjal normal. Penyimpanan : Jangan terkena sinar matahari langsung No. Reg.
: DKL 131112510B2
No. Batch
: D 130202 HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Diproduksi Oleh : PT. Edelweis Makassar-Indonesia
Etiket
Komposisi Tiap tablet mengandung : Digoksin 0,25mg Indikasi Gagal jantung kronik, gagal jantung akut
®
LATISIN Tablet Netto : 100 tablet 20mg
Cara Pemakaian Sehari : 0,25mg Jangan terkena sinar matahari langsung
Diproduksi Oleh :
HARUS DENGAN RESEP DOKTER No. Reg.
: DKL 131112510B2
No. Batch
: D 130202
Makassar-Indonesia