DOKUMEN SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
KARS
Curiculum vitae: DR.Dr.Sutoto.,M.Kes JABATAN SEKARANG: • Ketua KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit ) Th 2011-2014 • Ketua umum PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) Th 2009-2012/ 2012-2015 • Dewan Pembina MKEK (Majelis Kehormatan Etika Kedokteran) IDI Pusat 2009-2012/2012-2015 • Dewan Pembina AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia) • Anggota Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kementerian Kesehatan R.I • Dewan Pengawas RS Mata Cicendo,Pusat Mata Nasional PENDIDIKAN: 1. SI Fakultas Kedokteran Univ Diponegoro 2. SII Magister Manajemen RS Univ. Gajahmada 3. S III Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (Cumlaude)
PENGALAMAN KERJA • Staf Pengajar Pascasarjana MMR UGM, UMY, UHAMKA • Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sejak 1998 • Kepala Puskesmas Purwojati, Banyumas, Jawa Tengah, tahun 1978-1979 • Kepala Puskesmas Jatilawang, Banyumas,jawa Tengah., tahun 1979-1992 • Direktur RSUD Banyumas Jawa Tengah 1992-2001 • Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta 2001 - 2005 • Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta 2005-2010 • Sesditjen/Plt Dirjen Bina Pelayanan Medis KEMENKES R.I( Feb-Sept 2010) Sutoto.KARS
2
NO
STD/EP DOKUMEN
1
SKP 1
2
SKP 2
3
SKP 3
DOKUMEN SKP
Kebijakan/ Panduan Identifikasi pasien SPO pemasangan gelang identifikasi SPO identifikasi sebelum memberikan obat, darah/produk darah, mengambil darah/specimen lainnya, pemberian pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur.
Kebijakan/ Panduan Komunikasi pemberian informasi dan edukasi yang efektif SPO komunikasi lisan/ lisan via telp
Kebijakan / Panduan/ Prosedur mengenai obatobat yang high alert minimal mencakup identifikasi, lokasi, pelabelan, dan penyimpanan obat high alert Daftar obat-obatan high alert Daftar Obat LASA/NORUM Daftar elektrolit konsentrat KARS
YA
TIDAK
KETERANGAN
4 SKP 4
Kebijakan / Panduan / SPO pelayanan bedah untuk untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi / dental SPO penandaan lokasi operasi Dokumen: Surgery safety Check list di laksanakan dan dicatat di rekam medis pasien operasi
5 SKP 5
Kebijakan / Panduan Hand hygiene SPO Cuci tangan SPO lima momen cuci tangan Dokumen Implementasi: Indikator infeksi yang terkait pelayanan kesehatan Bukti Sosialisasi kebijakan dan prosedur cuci tangan
6 SKP 6
Kebijakan / Panduan/SPO asesmen dan asesmen ulang risiko pasien jatuh Kebijakan langkah –langkah pencegahan risiko pasien jatuh SPO pemasangan gelang risiko jatuh Dokumen Implementasi: Form monitoring dan evaluasi hasil pengurangan cedera akibat jatuhKARS
TELUSUR SISTEM: PERTANYAAN KEPADA PERAWAT (P)/DOKTER (D) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tolong peragakan bagaimana anda melakukan dentifikasi sebelum memasang infus pada pasien ? Bagaimana memastikan bahwa perintah dokter untuk memberikan obat lewat telepon diterima secara benar ? Bagaimana memastikan bahwa obat diberikan pada orang yang tepat ? (P/D) Apa yang anda lakukan bila obat yang akan anda berikan adalah obat High alert ? jelaskan (P/D) Bagaimana anda memastikan bahwa obat ini termasuk igh alert atau buka. Jelaskan bagaimana implementasi aturan pengamanan obat obat high alert (P/D) Bagaiman anda memastikan obat yang diperintahkan dokter sampai pasien dengan tepat (P/D) Tolong peragakan bagaimana anda melakukan asesmen nyeri ?
Sutoto.KARS
5
•
•
•
Kapan saat anda harus mencuci tangan ? Apa manfaat cuci tangan itu, tolong diperagakan cuci tangan sesuai standar WHO. (P/D) Apabila ada pasien baru masuk rawat inap berjalan dengan dibantu oleh keluarganya, aesmen apa yang akan anda lakukan, tolong jelaskan bagaimana anda melakukan asesmen tersebut, dimana anda mencatat hasil asesmen tersebut? (P) Bagaimana anda menangani pasien risiko jatuh ? (P)
KARS
KEBIJAKAN IDENTITAS PASIEN Identifikasi Pasien : menggunakan dua identitas dari minimal tiga identitas
1. nama pasien ( e KTP) 2. tanggal lahir atau 3. nomor rekam medis • !!!! dilarang identifikasi dg nomor kamar pasien atau lokasi • Bila ada kekecualian, RS harus membuat SPO khusus Sutoto.KARS
7
WARNA GELANG PASIEN GELANG IDENTITAS • Biru: Laki Laki • Pink: Perempuan GELANG PENANDA: • Merah: Alergi • Kuning: Risiko Jatuh • Ungu : Do Not Resucitate
8
SPO CARA IDENTIFIKASI PASIEN
Petemuan Pertama seorang petugas dengan pasien: 1. Secara verbal: Tanyakan nama pasien 2. Secara visual: Lihat ke gelang pasien dua dari tiga identitas, cocokkan dengan perintah dokter Pertemuan berikutnya lihat secara visual ke gelang pasien, dua identitas dari tiga identitas
Sutoto.KARS
9
SPO SAAT PEMASANGAN GELANG OLEH PETUGAS 1. Jelaskan manfaat gelang pasien 2. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi gelang .dll 3. Minta pasien utuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan atau memberi obat memberikan pengobatan tidak menkonfirmasi nama dan mengecek ke gelang
Sutoto.KARS
10
KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN 1. 2.
3.
4.
Identifikasi menggunakan gelang pasien, identifikasi terdiri dari tiga identitas: nama pasien (e KTP), nomor rekam medik, dan tanggal lahir. Pasien laki-laki memakai gelang warna biru, pasien perempuan memakai gelang warna pink, sedangkan gelang merah sebagai penanda alergi, dan gelang kuning penanda risiko jatuh, gelang ungu penanda Do not Resucitate Pada gelang identifikasi pasien: Nama pasien harus ditulis lengkap sesuai e-KTP bila tak ada gunakan KTP/kartu identitas lainnya, bila tak ada semuanya minta pasien/keluarganya untuk menulis pada formulir identitas yang disediakan RS dengan huruf kapital pada kotak kota huruf yang disediakan, nama tidak boleh disingkat, tak boleh salah ketik walau satu huruf Identifikasi pasien pada gelang identitas pasien harus di cetak, tulisan tangan hanya boleh bila printer sedang rusak/tak ada fasilitas untuk itu dan harus segera diganti bila printer berfungsi kembali.
KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN lanjutan…………. 1. Petugas melakukan identifikasi pasien minimal dua dari tiga identitas diatas 2. Identifikasi dengan cara verbal (menanyakan/mengkonfirmasi nama pasien) dan visual (melihat gelang pasien) 6. Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum dilakukan pemberian obat, tranfusi/produk darah, pengobatan, prosedur /tindakan, diambil sample darah, urin atau cairan tubuh lainnya 7. Pasien rawat jalan tak harus memakai gelang identitas pasien kecuali telah ditetapkan lain oleh RS,misalnya ruang haemodialisa, endoskopi 8. Pasien dengan nama sama harus diberi tanda “HATI HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA” pada rekam medik dan semua formulir permintaan penunjang Sutoto.KARS
12
SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
• Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar para pemberi layanan.
Sutoto.KARS
13
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan Terjadi pada saat: Perintah diberikan secara lisan Perintah diberikan melalui telpon Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis. 14
Perintah Lisan/Lewat Telepon 1. 2. 3.
Tulis Lengkap Baca Ulang- Eja untuk NORUM/LASA Konfirmasilisan dan tanda tangan
Sutoto.KARS
ISI PERINTAH
NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN PEMBERI PERINTAH
NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN PENERIMA PERINTAH
TANGGAL DAN JAM
15
CONTOH FORMULIR CATATAN LENGKAP PERINTAH LISAN/MELALUI TELEPON/PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KRITIS NO
TGL/ JAM
ISI PERINTAH
PENERIMA PERINTAH (TANDA TANGAN)
Sutoto.KARS
PEMBERI PERINTAH (TANDA TANGAN)
PELAKSANA PERINTAH (TANDA TANGAN)
KETERANGAN
16
Sutoto.KARS
17
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE) NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP) • • • • • •
hidralazine cerebyx vinblastine chlorpropamide glipizide daunorubicine
Sutoto.KARS
hidroxyzine celebrex vincristine chlorpromazine glyburide doxorubicine
18
SPO Persiapan Perawat Sebelum Memberikan Laporan Kepada Dokter
Visit dan periksa pasien Diskusikan keadaan pasien dengan PN Review hasil pemeriksaan untuk menetapkan dokter yg tepat yang akan dilapori Ketahui kapan pasien masuk dan diagnosis waktu masuk Baca catatan perkembangan terakhir dari dokter dan perawat
KEBIJAKAN PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KRITIS • Proses pelaporan hasil pemeriksaan/tes dikembangkan rumah sakit untuk pengelolaan hasil kritis dari tes diagnostik untuk menyediakan pedoman bagi para praktisi untuk meminta dan menerima hasil tes pada keadaan gawat darurat. • RS mempunyai Prosedur yang meliputi
– penetapan tes kritis dan ambang nilai kritis bagi setiap tipe tes, – oleh siapa dan kepada siapa hasil tes kritis harus dilaporkan – menetapkan metode monitoring yang memenuhi ketentuan Sutoto.KARS
20
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN KRITIS YANG WAJIB DILAPORKAN SEGERA
CONTOH KEBIJAKAN MENERIMA PERINTAH LISAN/LISAN LEWAT TELEPON • Penerima perintah menulis lengkap perintahnya, membaca ulang dan melakukan konfirmasi • Tulisan disebut lengkap bila terdiri dari jam/tanggal, isi perintah, nama penerima perintah dan tanda tangan, nama pemberi perintah dan tanda tangan (pada kesempatan berikutnya) • Baca ulang dengan jelas, bila perintah mengandung nama obat LASA, maka nama obat lasa harus dieja satu persatu hurufnya • Di unit pelayanan harus tersedia daftar obat Look alike sound alike, look alike, dan sound alike • Konfirmasi lisan dan tertulis, konfirmasi lisan sesaat setelah pemberi perintah mendengar pembacaan dan memberikan pernyataan kebenaran pembacaan secara lisan misal “ya sudah benar” . Konfirmasi tertulis dengan tanda tangan pemberi perintah yang harus diminta pada kesempatan kunjungan berikutnya . • Ada kolom keterangan yang dapat dipakai mencatat hal-hal yang perlu dicatat, misal pemberi perintah tak mau tanda tangan Sutoto.KARS
24
SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT)
• Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (highalert) Sutoto.KARS
25
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE) NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP) • • • • • •
hidraALAzine ceREBYx vinBLASTine chlorproPAMIDE glipiZIde DAUNOrubicine Sutoto.KARS
hidrOXYzine ceLEBRex vinCRIStine chlorproMAZINE glYBURIde dOXOrubicine
26
Look Alike Sound Alike
LASA
LASA
Sutoto.KARS
27
Sutoto.KARS
28
OBAT HIGH ALERT • Obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error dan/atau kejadian sentinel (sentinel event) • Obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) • Obat-obat yang (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike SoundAlike / LASA) Sutoto.KARS
29
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs)
HIGH ADRENERGIC AGONIS IV (Contoh: adrenalin) ALERT ADRENERGIC ANTAGONIS IV (Contoh: Propanolol) ANESTETIC AGENT GENERAL, INHALED dan IV (Misal: Propofol) CARDIOPLEGIC SOLUTION CHEMOTERAPIC AGENTS PARENTERAL DAN ORAL DEXTROSE HIPERTONIC 20% ATAU LEBIH DIALISIS SOLUTION (PERITONEAL, HEMODIALISIS) OBAT EPIDURAL DAN INTRATHECAL GLICOPROTEIN INHIBITOR II B/III A (Misal: Ephbatide) HIPOGLIKEMIK ORAL OBAT OBAT INOTROPIK IV (Misal: Digoxin, milrinone) LIPOSOMAL FORM OF DRUGS (Liposomal Ampheterisine B) MODERATE SEDATION AGENTS IV (Contoh : Midazolame) MODERATE SEDATION AGENTS ORAL FOR CHILDREN (Contoh Chloralhydrate) ANESTETIC/OPIATE IV DAN ORAL ( Termasuk cairan konsentrat, immediate and sustained released Formulation) NEUROMUSCULAR BLOCKING AGENT (Contoh: Succynil Choline) RADIO CONTRAS AGENT IV THROMBOLITIC/ FIBRINOLITIC IV (Contoh: Tenecteplace) 30 TOTAL PARENTERAL SOLUTION Sutoto.KARS
DAFTAR OBAT HIGH ALERT OBAT SPESIFIK 1
Amiodarone IV
2
Colcichine Injection
3
Heparin, Low moluculer weigt injection
4
Heparin Unfractionated IV
5
Insulin SC dan IV
6
Lidocaine IV
7
Magnesium SUlfat Injecion
8
Methotrxate oral non oncologic use
9
Netiride
10
Nitroprusside sodium for injection
11
Potasium Cloride for injection concentrate
12
Potasium Phospate injection
13
Sodium Chloride injection hypertonic >0.9%
14
Warfarin
Sutoto.KARS
HIGH ALERT
31
Look-Alike High Alert Drugs
HIGH ALERT
ELEKTROLIT KONSENTRAT 1. kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml 2. kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml 3. natrium/sodium klorida > 0.9% 4. magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat
Sutoto.KARS
!
HIGH ALERT
33
ELEKTROLIT KONSENTRATE • Cairan ini bisa mengakibatkan KTD/sentinel event bila tak disiapkan dan dikelola dengan baik • Terpenting : – – – – – – – – –
Ketersediaan Akses Resep Pemesanan Persiapan Distribusi Label Verifikasi Administrasi dan pemantauan Sutoto.KARS
34
Langkah langkah>>> Cara untuk mengurangi atau mengeliminasi KTD: • Tingkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai • Pindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke farmasi. • RS punya Kebijakan dan/atau prosedur – Daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di rumah sakit – identifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit konsentrat, seperti di IGD atau kamar operasi – pemberian label secara benar pada elektrolit konsentrat penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasi akses untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja / kurang hati-hati. Sutoto.KARS
35
ELEKTROLIT KONSENTRATE • Standarisasi dosis, unit ukuran, dan terminologi adalah elemen penting dari penggunaan yang aman • Campuran larutan elektrolit harus dihindari (misalnya : natrium klorida dengan kalium klorida). • Upaya ini memerlukan perhatian khusus, keahlian yang sesuai, antar-profesional kolaborasi, proses verifikasi, dan fungsi yang akan memastikan penggunaan yang aman. Sutoto.KARS
36
Look alike LASA
Sutoto.KARS
37
LASA LASA
Sutoto.KARS
38
CONTOH KEBIJAKAN PENANGANAN OBAT HIGH ALERT
• DEFINISI:
– Obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang bermakna bila digunakan secara salah
• KETENTUAN :
1. Setiap unit yan obat harus tersedia daftar obat high alert, Obat LASA, Elektrolit Konsentrat, serta panduan penata laksanaan obat high alert 2. Setiap staf klinis terkait harus tahu penata laksanaan obat high alert 3. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas 4. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emergensi, atau nama obat harus di eja perhuruf HIGH ALERT Sutoto.KARS
39
KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI FARMASI 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7.
Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan diserahkan kepada perawat Pisahkan obat high alert dengan obat lain dalam kontainer khusus Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci double, setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung jawabnya dan dicatat, setiap ganti sif harus tercatat dalam buku serah terima lengkap dengan jumlahnya dan di tanda tangani Sebelum perawat memberikan obat high alert cek kepada perawat lain untuk memastikan tak ada salah pasien dan salah dosis (double check) Obat high alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus, tempel stiker label, nama obat pada botol infus. Dan di isi dengan catatan sesuai ketentuan Sutoto.KARS
HIGH ALERT 40
CONTOH STIKER OBAT HIGH ALERT PADA BOTOL INFUS
Sutoto.KARS
41
Maksud dan Tujuan SKP IV
Penyebab Salah-lokasi, Salah-prosedur, Salah Pasien Pada Operasi 1. Komunikasi Yang Tidak Efektif/Tidak Adekuat Antara Anggota Tim Bedah 2. Kurang/Tidak Melibatkan Pasien Di Dalam Penandaan Lokasi (Site Marking) 3. Tidak Ada Prosedur Untuk Verifikasi Lokasi Operasi 4. Asesmen Pasien Yang Tidak Adekuat 5. Penelaahan Ulang Catatan Medis Tidak Adekuat 6. Budaya Yang Tidak Mendukung Komunikasi Terbuka Antar Anggota Tim Bedah 7. Tulisan perintah/Resep Yang Tidak Terbaca (Illegible Handwriting)tah 8. Pemakaian Singkatan Sutoto.KARS
42
Sutoto.KARS
43
KEBIJAKAN PENANDAAN LOKASI OPERASI 1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang) 2. Perlu melibatkan pasien 3. Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine 4. Mudah dikenali 5. Digunakan secara konsisten di RS 6. dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan, 7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat
Sutoto.KARS
44
CONTOH PENANDAAN
Sutoto.KARS
45
KEBIJAKAN VERIFIKASI PRAOPERATIF : 1. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar 2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dan dipampang dg baik 3. Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant 2 implant yg dibutuhkan 4. Tahap Time out : 1. 2. 3.
memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai, melibatkan seluruh tim operasi
5. Pakai surgical safety check-list (WHO . 2009)
Sutoto.KARS
46
TIME OUT
Sutoto.KARS
47
PANDUAN Sebelum Induksi Anestesi:
1. Identifikasi pasien, prosedur, informed concent sudah dicek ? 2. Sisi operasi sudah ditandai ? 3. Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ? 4. pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ? 5. Allergi ? 6. Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau aspirasi 7. Risiko kehilangandarah >= 500ml Sutoto.KARS
48
PANDUAN Sebelum Insisi Kulit (Time-out):Apakah ……. 1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran) 2. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi incisi 3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60 menit sebelumnya 4. Antisipasi kejadian kritis: 1. Dr Bedah: apa langkah, berapa lama, kmk blood lost ? 2. Dr anestesi: apa ada patients spesific corcern ? 3. Perawat : Sterilitas , instrumen ?
5. Imaging yg diperlukan sdh dipasang ? Sutoto.KARS
49
PANDUAN SEBELUM PASIEN MENINGGALKAN KAMAR OPERASI 1. Perawat melakukan konfirmasi secara verbal, bersama dr dan anestesid 1. Nama prosedur, 2. Instrumen, gas verband, jarum dihitung harus lengkap 3. Speciment telah di beri label dengan PID tepat 4. Apa ada masalah peralatan yang harus ditangani
2. Dokter kpd perawat dan anesesi, apa yang harus diperhatikan dalam recovery dan manajemen pasien Sutoto.KARS
50
Sutoto.KARS
52
Contoh: PENGGGUNAAN JEMBATAN KELEDAI, ENAM AREA DALAM HAND-WASH/RUB
• • • • • •
TELAPAK TANGAN PUNGGUNG TANGAN SELA- SELA JARI PUNGGUNG JARI-JARI (GERAKAN KUNCI) SEKELILING IBU JARI (PUTAR- PUTAR) KUKU DAN UJUNG JARI (PUTAR-PUTAR)
LAMA CUCI TANGAN: HAND RUB : 20-30 DETIK HAND WASH 40-60 DETIK
Sutoto.KARS Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety
54
CONTOH: ASESMEN RISIKO JATUH MORSE FALL SCALE
Sutoto.KARS
55
Pediatric Patient Falls Scale Scale Characteristics General Risk Humpty-Dumpty Assessment of Scale- Inpatient Pediatric Inpatient Falls (GRAF-PIF)
CHAMPS Pediatric Fall Risk Pediatric Fall Assessment Scale Risk Assessment (PFRA) Tool Used at NCH
Physical & physiological falls (not developmental)
All types of falls except when child is “dropped”
All types of falls
All types of falls
5 items
7 items
4 items
10 items
Scale 0 to 5+
Scale 7 to 23
Scale 0 to 4
Scale 0 to 30
Cut-off score = 2
Cut-off score = 12
Cut-off score = 1
Cut-off score = 5
Sutoto.KARS
56
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY PARAMETER Usia
Jenis kelamin Diagnosis
Gangguan kognitif Faktor lingkungan
KRITERIA
Respons terhadap: 1. Pembedahan/ sedasi / anestesi 2. Penggunaan medikamentosa
NILAI
< 3 tahun 3 – 7 tahun 7 – 13 tahun ≥ 13 tahun Laki-laki Perempuan Diagnosis neurologi Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.) Gangguan perilaku / psikiatri Diagnosis lainnya Tidak menyadari keterbatasan dirinya Lupa akan adanya keterbatasan Orientasi baik terhadap diri sendiri Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi / perabot rumah Pasien diletakkan di tempat tidur Area di luar rumah sakit
4 3 2 1 2 1 4 3
Dalam 24 jam Dalam 48 jam > 48 jam atau tidak menjalani pembedahan / sedasi/ anestesi Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose Penggunaan salah satu obat di atas Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada medikasi
3 2 1 3
SKOR
2 1 3 2 1 4 3 2 1
2 1
57
Parameter Riwayat jatuh
Status mental
SKALA RISIKO JATUH ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING Skrining Jawaban apakah pasien datang ke rumah sakit karena jatuh? Ya / tidak jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan Ya/ tidak terakhir ini? apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola Ya/ tidak pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat) Ya/ tidak
Penglihatan
apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat, atau orang) apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas) apakah pasien memakai kacamata? apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram?
Ya/ tidak
Kebiasaan berkemih
apakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau degenerasi makula? apakah terdapat perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia) mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)
Transfer (dari tempat memerlukan sedikit bantuan (1 orang) / dalam pengawasan tidur ke kursi dan kembali ke tempat tidur) memerlukan bantuan yang nyata (2 orang) tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total Mobilitas
Keterangan Nilai Salah satu jawaban ya = 6
Salah satu jawaban ya = 14
Ya/ tidak Ya/ tidak Ya/ tidak
Ya/ tidak 0 1 2 3
mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)
0
berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / fisik) menggunakan kursi roda imobilisasi
1 2 3
Salah satu jawaban ya = 1
ya = 2 jumlahkan nilai transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, maka skor = 0. jika nilai total 46, maka skor = 7
Skor
• Edmonson Psychiatric Fall Risk Assessment Sutoto.KARS
59
Edmonson Psychiatric Fall Risk Assessment
Sutoto.KARS
60
DAFTAR OBAT YANG TERKAIT RISIKO JATUH
61
Sutoto.KARS
62
Contoh Langkah Pencegahan Pasien Risiko Jatuh 1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan 2. Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip 3. Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien 4. Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang 5. Pastikan lorong bebas hambatan 6. Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien 7. Pasang Bedside rel 8. Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur Sutoto.KARS
63
Contoh Langkah Pencegahan Pasien Risiko Jatuh 9. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait 10. Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera laporkan untuk perbaikan 11. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi 12. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur, posisi bedside rel dalam keadaan terpasang 13. Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh 14. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan dengan Sutoto.KARS
Contoh tata laksana risiko jatuh 64
SEKIAN TERIMA KASIH
KARS