BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori eori 2.1.1 Konsep Masa Nifas a. Peng engertia tian Masa nifas (postpartum/ puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti melahirkan. Yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat alat kandungan kembali seperti pra hamil. !ama pada masa ini berkisar " # minggu ($u%iyatini, 2&1&). Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat alat alat kandung kandungan an kembali kembali sepert sepertii keadaan keadaan sebelu sebelum m hamil. hamil. Masa Masa nifas nifas berlan berlangsu gsung ng selama kira kira " minggu ('rairohard%o, 2&&"). 'uerperium ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya " minggu. b. Maca Macam mMa Maca cam m Nifa Nifass 1) 'uer 'uerpe peri rium um dini dini Yaitu kepulihan dinama ibu telah diperbolehkan berdiri dan ber%alan%alan dan boleh beker%a setelah & hari 2) 'uerper 'uerperium ium interm intermedi edial al Yaitu Yaitu kepulihan menyeluruh alatalat genetalia lamanya " * # minggu +) emo emote te 'uerp 'uerper eriu ium m Yaitu aktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau aktu persalinan mempunyai komplikasi aktu untuk sehat sempurna bisa bermingguminggu, bulan atau tahunan. ($u%iyatini, 2&1&) c. T!"!an "!an As! As!#a #an n Masa Masa Nifa Nifass 1) Memulihkan Memulihkan dan dan mempertah mempertahankan ankan kesehata kesehatan n fisik fisik ibu ibu dengan Mobilasi bertahap Men%aga kebersihan Menegah ter%adinya anemi 2) Memuli Memulihkan hkan dan memper mempertah tahank ankan an keseha kesehatan tan psikolog psikologis is ibu dengan dengan memberi memberi dukungan dan memperkuat keyakinan ibu dalam men%alankan peran ibu. +) Menega Menegah h ter%adi ter%adinya nya komplika komplikasi si selama selama masa masa nifas nifas dan bila bila perlu perlu melakuka melakukan n pengobatan ataupun ru%ukan. ) Memper Memperlan lanar ar dalam dalam pembent pembentuka ukan n $0. $0. ) Member Memberika ikan n konseli konseling ng informa informasi si dan edukasi edukasi / 03 pada ibu dan keluar keluargan ganya ya tentang perubahan fisik dan tanda tanda infeksi, pemberian $0, asuahan pada diri diri sendir sendiri, i, gi4i gi4i seimba seimbang, ng, kehidu kehidupan pan seksua seksuall dan kontra kontrasep sepsi si sehing sehingga ga ibu mampu meraat dirinya dan bayinya seara mandiri selama masa nifas. ($u%iyatini, 2&1&) $. Per!ba Per!ba#an #an %isio&og %isio&ogis is Masa Masa Nifas Nifas $elama hamil, ter%adi perubahan pada sistem tubuh anita, diantaranya ter%adi perubahan pada sistem reproduksi, sistem penernaan, sistem perkemihan, sistem muskuluske muskuluskeletal letal,, sistem sistem endokrin, endokrin, sistem sistem kardio5askul kardio5askular, ar, sistem sistem hematologi, hematologi, dan perubahan pada tanda tanda 5ital. 'ada masa postpartum perubahan perubahan tersebut tersebut akan kembali kembali men%adi men%adi seperti seperti saat sebelum hamil. hamil. dapun dapun perubahannya perubahannya adalah sebagai berikut -
1) $ist $istem em epr eprod oduks uksii
a) 0n5olusi uterus 0n5olusi uterus melibatkan reorganisasi dan penanggalan deidua /metrium dan pengelupasan lapisan pada tempat implantasi plasenta sebagai tanda penurunan ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus, arna dan %umlah lohia. b) 0n5olusi tempat plasenta $etelah plasenta terlepas, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira kira sebesar telapak tangan. 6engan epat luka ini akan mengeil, pada akhir minggu ke2 hanya sebesar + m dan pada akhir nifas 12 m. ) 'erubahan ligamen !igamenligamen dan diafragma pel5is serta fasia yang meregang seaktu kehamilan dan partus, setelah %anin lahir, berangsur angsur meniut kembali seperti sediakala. d) 'erubahan pada ser5iks $er5iks mengalami in5olusi bersama sama uterus. $etelah persalinan, bentuk ser5iks agak menganga seperti orong berarna merah kehitaman. onsistensinya lunak kadangkadang teradapat perlukaanperlukaan keil. $etelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim setelah 2 %am dapat dilalui oleh 2+ %ari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 %ari. e) !ohea dalah airan sekret yang berasal dari ka5um uteri dan 5agina pada masa nifas. (1) !ohea rubra (ruenta) 8erisi darh segar, sisasisa selaput etuban, selsel desidua, 5erniks kaseosa lanugo dan mekonium. $elama 2 hari pasa persalinan. (2) !ohea sangunolenta 8erarna merah kuning berisi darah dan lendir. 'ada hari ke +7 pasa persalinan. (+) !ohea serosa 8erarna kuning. 9airan tidak berdarah lagi. 'ada hari ke 7 * 1 pasa persalinan. () !ohea alba 9airan putih setelah 2 minggu f) 'erubahan pada 5ul5a, 5agina dan perineum :ul5a dan 5agina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. $etelah + minggu 5ul5a dan 5agina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam 5agina seara berangsur angsur akan munul kembali sementara labia men%adi lebih menon%ol. 2) $istem 'enernaan a) ;afsu makan 0bu biasanya laparsegera setelah melahirkan, sehingga ia boleh mengonsumsi makanan ringan. b) Mortilitas $eara khas, penurunan tonus dan mortalitas otot traktus erna menetap selama aktu yang singkat setelah bayi lahir. ) 'engosongan usus 8uang air besar seara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. +) $istem 'erkemihan
a) eseimbangan airan dan elektrolit (1) Menapai hemostasis internal (2) eeimbangan asam basa (+) Mengeluarkan sisa metabolisme, raun dan 4at toksin b) eseimbangan dan keselarasan berbagai proses di dalam tubuh(1) 'engaturan tekanan darah (2) 'erangsangan produksi sel darah merah ) $istem urinarius 'erubahan hormonal pada masa hamil ( kadar streroid yang tinggi) turut menyebabkan peningkatan fungsi gin%al, sedangkan penurunan kadar steroid setelah anita melahirkan sebagian men%elaskan sebab penurunan fungsi gin%al selama masa postpartum. d) omponen urin rauma bila ter%adi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni seaktu bayi meleati %alan lahir. g) $istem Muskuluskeletal daptasi sistem muskuluskeletal ibu yang ter%adi selama masa hamil berlangsung seara terbalik pada masa postpartum. dapatasi ini menakup hal hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat gra5itasi ibu akibat pembesaran rahim. $tabilitasi sensi lengkap pada minggu ke " sampai minggu ke # setelah anita melahirkan. kan tetapi, alaupun semua sendi lain kembali normal sebelum hamil, kaki anita tidak menglami perubahan setelah melahirkan. ) $istem 3ndokrin a) ?ormon plasenta ?ormon plasenta menurun dengan epat setelah persalinan. ?9< menurun dengan epat dan menetap sampai 1&@ dalam + %am sampai hari ke7 postpartum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke + postpartum b) ?ormon pituitary 'rolaktin darah meningkat dengan epat, pada anita tidak menyusui menurun dalam aktu 2 minggu. A$? dan !? meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke +, dan !? tetap rendah hingga o5ulasi ter%adi ) ?ipotalamik pituitary o5arium =ntuk anita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi ) $istem ardio5askular 'ada persalinan per5aginam kehilangan darah sekitar +&&&& . 8ila kelahiran melalui seksio sesaria, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. 'erubahan terdiri dari 5olume darah dan hematokrit. 8ila persalianan per5aginam, hematokrit akan naik dan pada seksio sesaria, hematokrit enderung stabil dan kembali normal setelah " minggu. $etelah persalianan, shunt akan hilang dengan tiba tiba. :olume darah ibu relatif akan bertambah. eadaan ini akan menimbulkan beban pada %antung, dapat menimbulkan deompensation ordia pada penderita 5itum ordia. eadaan ini dapat diatasi dengan timbulnya haemokonsentrasi sehingga 5olume darah kembali seperti sediakala, umumnya hal ini ter%adi pada hari + pospartum. ") $istem ?ematologi
$elama mingguminggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor faktor pembekuan darah meningkat. a) 'erubahan 'ada >anda >anda :ital $uhu badan- $uhu badan setelah persalianan mungkin naik &,B 9 hingga +7,2B 9 +7B 9, tetapi tidak melebihi +#B 9. b) ;adi 6enyut nadi normal pada orang deasa "& #& kali permenit. $ehabis melahirkan bisa ter%adi brakardia puerperial yang denyut nadinya menapai && kali/ menit. ) >ekanan darah 8iasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan katena ada perdarahan. d) 'ernapasan eadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi ($u%iyatini, 2&1&). 7) spek psikososial yang ter%adi pada masa nifas a) Aase taking in Yaitu ter%adi fantasi, introspeksi, proyeksi dan penolakan.perhatian ibu terutama terhadap kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan ketergantungan. b) Aase taking hold Yaitu tahap meniru dan role play. ) Aase letting go Yaitu ibu sudah mengambil tanggung %aab dalam meraat bayinya. ($u%iyatini, 2&1&) #) ebutuhan 6asar 0bu ;ifas a) ;utrisi dan 9airan 6isamping peraatan pada bayi, yang %uga sangat penting diperhatikan adalah meraat kesehatan ibu. 6emikian pula dengan asupan makanannya terutama bagi ibu yang menyusui. b) mbulasi mbulasi sedini mungkin sangat dian%urkan bagi ibu pasa bersalin karena hal ini akan meningkatkan sirkulasi darah dan menegah resiko ter%adi tromboplebitis, meningkatkan fungsi ker%a peristaltik dan kandung kemih sehingga dapat menegah konstipasi dan retensi urine serta ibu akan merasa sehat. ) 3liminasi 88/ 8 0bu pasa bersalin harus berkemih dalam "# %am pertama minimal 2&& . d) ebersihan diri Men%aga kebersihan bagi ibu nifas sangatlah penting karena ibu postpartum sangat rentan terhadap ke%adian infksi sehingga ibu perlu selalu men%aga kebersihan seluruh tubuhnya, pakaian yang dikenakannya serta kebersihan lingkungannya.
e) 'eraatan !uka 'erineum 'eraatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan antara paha yang dibatasi 5ul5a dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada aktu sebelum hamil. f) 0stirahat 0bu nifas memerlukan istirahat yang ukup, hal ini penting karena %ika ibu kurang istirahat akan mempengaruhi kondisi kesehatan seara umum. g) $eksual
2.1.2
'ada masa nifas sering ter%adi penurunan libido pada ibu. danya ruptur perineum dan penurunan hormon steroid akan mempengaruhi keinginan ibu untuk berhubungan seksual. h) eluarga berenana 'ada periode postpartum, pemakaian kontrasepsi diperlukan oleh karena dapat meningkatkan kesehatan ibu dan %anin dengan memperpan%ang masa inter5al diantara kehamilan, karena %arak kehamilan yang terlalu dekat (+1# bulan) akan meningkatkan ke%adian 88!, kelahiran prematur, bayi keil, kematian neonatal, dan kematian %anin. i) $enam nifas $enam nifas adalah senam yang terdiri atas sederetan gerakan gerakan tubuh yang dilakukan ibu ibu setelah melahirkan guna memperepat pemulihan keadaan ibu. ($u%iyatini, 2&1&' Konsep Retensi Urin a. Pengertian etensi urin merupakan penumpukan urin dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih. ?al ini menyebabkan distensi 5esika urinaria atau merupakan keadaan ketika seseorang menglamai pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap. 6alam keadaan distensi, 5esika urinaria dapat menampung urine sebanyak +&&&&&& ml urine (4is, 2&). etensio urin postpartum merupakan tidak adanya proses berkemih spontan setelah kateter menetap dilepaskan, atau dapat berkemih spontan dengan urin sisa lebih dari 1& ml. Menurut $tanton, retensio urin adalah tidak bisa berkemih selama 2 %am yang membutuhkan pertolongan kateter, dimana tidak dapat mengeluarkan urin lebih dari &@ kapasitas kandung kemih. esidu urine setelah berkemih normalnya kurang atau sama dengan & ml, %ika residu urine ini lebih dari 1& ml dikatakan abnormal dan dapat %uga dikatakan retensi urine. b. Etio&ogi 1) etensi urin akut Merupakan retensi urine yang berlangsung C 2 %am post partum. etensi urine akut lebih banyak ter%adi akibat kerusakan yang permanen khususnya gangguan pada otot detrusor berupa kontraksi dari otot detrusor kurang atau tidak adekuat dalam fase pengosongan kandung kemih. danya obstruksi pada uretra, karena o5erakti5itas otot uretra atau karena oklusi mekanik. erusakan %uga bisa pada ganglion parasimpatis dinding kandung kemih. 'asien post operasi dan post partum merupakan penyebab terbanyak retensi urine akut. Aenomena ini ter%adi akibat dari trauma kandung kemih dan edema sekunder akibat tindakan pembedahan atau obstetri, epidural anestesi, obatobat narkotik, peregangan atau trauma saraf pel5ik, hematoma pel5ik, nyeri insisi episiotomi atau abdominal, khususnya pada pasien (!edu 6, dkk, 2&1+). etensio urine biasanya disebabkan oleh trauma kandung kemih. ;yeri atau interfensi sementara pada persyarafan kandung kemih, nyeri sering mengeilkan usaha 5olunter yang diperlukan untuk memulai urinasi/ miksi. uretra,dinding kandung kemih kurang sensitif. 'ada keadaan ini, kandung kemih sangat mengembang ketika keinginan dan kemampuan untuk berkemih sangat rendah. Dalaupun se%umlah keil urine dapat dikeluarkan,kandung kemih banyak mengandung urine residu. 2) etensi urin kronik
Merupakan retensi urin yang berlangsung E 2 %am post partum. 'ada kasus retensi urine kronik, perhatian dikhususkan untuk peningkatan tekanan intra5esial yang menyebabkan refluF ureter, penyakit traktus urinarius bagian atas dan penurunan fungsi gin%al. c. K&asifi(asi etensi urin post partum dibagi atas dua yaitu1) etensi urin o5ert (5olume residu urinE1& ml pada hari pertama post partum tanpa ge%ala klinis) etensi urin post partum yang tidak terdeteksi (o5ert) oleh pemeriksa. 8entuk yang retensi urin o5ert dapat diidentifikasikan sebagai peningkatkan residu setelah berkemih spontan yang dapat dinilai dengan bantuan =$< atau drainase kandung kemih dengan kateterisasi. Danita dengan 5olume residu setelah buang air keil G 1& ml dan tidak terdapat ge%ala klinis retensi urin, termasuk pada kategori ini. 2) etensi urin o5ert (retensi urin akut post partum dengan ge%ala klinis) adalah ketidakmampuan berkemih seara spontan setelah proses persalinan. 0nsidensi retensi urin postpartum tergantung dari terminologi yang digunakan. 'enggunaan terminologi tidak dapat berkemih spontan dalam " %am setelah persalinan, telah dilakukan penelitian analisis retrospektif yang menun%ukkan insidensi retensi urin %enis yang tampak (o5ert) seara klinis dibaah &,1@. $ementara itu, untuk kedua %enis retensi urin, teratat seara keseluruhan angka insidensinya menapai &,7@. (!edu 6, dkk, 2&1+) $. Tan$a )e"a&a 'ada retensio urine, penderita tidak dapat miksi, bulibuli penuh disertai rasa sakit yang hebat di daerah suprapubik dan hasrat ingin miksi yang hebat disertai menge%an. etensio urine dapat ter%adi menurut lokasi, fator obat dan fator lainnya seperti ansietas,kelainan patologi urethra, trauma dan lain sebagainya. 8erdasarkan lokasi bisa dibagi men%adi supra 5esikal berupa kerusakan pusat miksi di medulla spinalsi menyebabkan kerusaan simpatis dan parasimpatis sebagian atau seluruhnya sehingga tidak ter%adi koneksi dengan otot detrusor yang mengakibatkan tidak adanya atau menurunnya relaksasi otot spinkter internal, 5esikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, intra5esikal berupa hipertrofi prostate, tumor atau kekakuan leher 5esika, striktur, batu keil menyebabkan obstruksi urethra sehingga urine sisa meningkat dan ter%adi dilatasi bladder kemudian distensi abdomen. Aator obat dapat mempengaruhi proses 8, menurunkan tekanan darah, menurunkan filtrasi glumerolus sehingga menyebabkan produksi urine menurun. Aator lain berupa keemasan, kelainan patologi urethra, trauma dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan tensi otot perut, peri anal, spinkter anal eksterna tidak dapat relaksasi dengan baik. 6ari semua fator di atas menyebabkan urine mengalir labat kemudian ter%adi poliuria karena pengosongan kandung kemih tidak efisien. $elan%utnya ter%adi distensi bladder dan distensi abdomen sehingga memerlukan tindakan, salah satunya berupa kateterisasi urethra. 'asien merasa perut kembung karena urine sisa meningkat dan pengosongan kandung kemih tidak efisien di dalam bladder akibat menurunnya relaksasi otot spingter internal sehingga urine tertahan di dalam blader lebih lama dan perut pasien terasa kembung dan penuh. 'asien merasa mual dan muntah karena adanya pengosongan kandung kemih yang tidak efektif, menyebabkan refluk balik dan terkumpulnya urine dalam kandung
kemih dapat berisiko menyebabkan hidronefrosis dengan pembesaran gin%al akhirnya menyentuh saraf abdominalis sehingga menyebabkan ge%ala mual muntah. e. Patofisio&ogi 'roses berkemih melibatkan dua proses yang berbeda yaitu 1) pengisian dan penyimpanan urin, serta 2) pengosongan urin dari kandung kemih. 'roses ini sering berlaanan dan bergantian seara normal. kti5itas otot detrusor kandung kemih dalam hal penyimpanan dan pengeluaran urin dikontrol oleh sistem saraf otonom dan somatik. $elama fase pengisian, pengaruh sistem saraf simpatis terhadap kandung kemih men%adi bertekanan rendah dengan meningkatkan resistensi saluran kemih. 'enyimpanan urin dikoordinasikan oleh hambatan sistem simpatis dari akti5itas kontraksi otot detrusor yang dikaitkan dengan peningkatan tekanan otot dari leher kandung kemih dan uretra proksimal. 'engeluaran urin seara normal timbul akibat adanya kontraksi yang simultan dari otot detrusor dan relaksasi sfingter uretra. ?al ini dipengaruhi oleh sistem saraf parasimpatis yang mempunyai neurotransmiter utama yaitu asetilkolin. 'enyampaian impuls dari saraf aferen ditransmisikan ke saraf sensoris pada u%ung ganglion medulla spinalis di segmen $2 $ dan selan%utnya sampai ke batang otak. 0mpuls saraf dari batang otak menghambat aliran parasimpatis dari pusat kemih sakral spinal. $elama fase pengosongan kandung kemih, hambatan pada aliran parasimpatis sakral dihentikan, sehingga timbul kembali kontraksi otot detrusor. etensi urin post partum paling sering ter%adi akibat dissinergis dari otot detrusor dan sfingter uretra. >er%adinya relaksasi sfingter uretra yang tidak sempurna menyebabkan nyeri dan edema. $ehingga ibu post partum tidak dapat mengosongkan kandung kemihnya dengan baik. f. Pera*atan Ib! Pa$a Masa Nifas 1) 'eraatan umah $akit 6alam %am pertama setelah pelahiran tekanan darah dan nadi harus diperiksa setiap 1 menit, atau lebih sering %ika ada indikasi. Humlah perdarahan per5aginam diaasi, dan palpasi fundus untuk memastikan kontraksi yang baik. Hika teraba melemas, uterus harus dipi%at melaluli dinding abdomen sampai tetap berkontraksi pemberian uterotonin kadang diperlukan. 6arah dapat berakumulasi di dalam uterus tanpa perdarahan eksternal. 0ni dapat diketahui seara aal dengan mendeteksi pembesaran uterus selama palpasi fundus dalam %am %am pertama setelah pelahiran. arena kemungkinan ter%adinya perdarahan yang signifikan segera setelah kelahiran adalah besar, bahkan pada kasus yang normal, uterus dipantau seara ketat selama paling kurang 1 %am setelah pelahiran. nalgesia regional atau anastesia umum digunakan untuk persalinan atau pelahiran, ibu harus diobser5asi di ruang pemulihan sengan peralatan dan staff yang lengkap.
2) 'eraatan perineal 0bu diberitahukan untuk membersihkan 5ul5a dari anterior ke posterior dari 5ul5a kea rah anus. plikasi kantung es dapat mengurangi edema dan ketidak nyamanan selama beberapa %am pertama %ika terdapat laserasi atau episiotomy. $ebagian besar anita %uga reda nyerinya dengan pemberian semprotan anastetik loal. 'erasaan yang sangat tidak nyaman biasanya menandakan suatu masalah, seperti hematoma dalam hari pertama atau lebih, dan infeksi setelah hari ke tiga atau keempat. ;yeri perineal, 5aginal atau rektal yang berat biasanya memerlukan
inspeksi dan palpasi yang hatihati. 6alam kira kira 2 %am setelah pelahiran, pemanasan basah dengan berendam dalam sit4 bath hangat dapat digunakan untuk menurunkan ketidak nyamanan loal. 6ii4inkan mandi berendam setelah pelahiran tanpa komplikasi. 0nsisi episiotomy sembuh sempurna seara normal dan hamper asimtomatik dalam minggu ketiga. +) Aungsi kandung kemih 'engisian kandung kemih setelah pelahiran dapat ber5ariasi. 'ada sebagian besar unit, airan intra5ena diinfuskan pasa partum, dan satu %am setelah pelahiran. IFytoin, dalam dosis yang yang b erefek antidiuretik, sering diinfuskan pasa partum, dan sering ter%adi pengisian epat kandung kemih. $elain itu baik sensasi kandung kemih maupun kemampuan mengosongkan kandung kemih seara spontan dapat berkurang karena analgesia loal maupun umum. 3pisiotomy atau laserasi, dan karena pelahiran yang dibantu alat. Hadi retensi urin dengan distensi berlebihan kandung kemih sering ter%adi pada aal nifas. 9hing hung, dkk (2&&7) melaporkan ter%adinya retensi pada ,7 persen anita yang men%alani persalinan epidural. Aator risiko yang meningkatkan kemungkinan ter%adinya retensi adalah primipara, persalinan yang diinduksi atau diaugmentasi oFitosin, laserasi perineal, persalinan yang lebih dari 1& %a m. 'enegahan distensi berlebihan kandung kemih memerlukan obser5asi setelah pelahiran untuk men%amin baha kandung kemih tidak terisi seara berlebihan dan ter%adi pengosongan yang adekuat pada setiap miksi. andung kemih yang membesar dapat dipalpasi suprapubik, atau abdomen terlihat membesar karena seara tidak langsung kandung kemih tersebut mengangkat fundus diatas umbilius. ) 'enatalaksanaan Hika anita tidak buang air keil dalam aktu %am setelah pelahiran, kemungkinan dia tidak bisa. Hika dia telah bermasalah dalam buang air keil dari aal, kemungkinan dia %uga mengalami kesulitan untuk selan%utnya. 6ilakukan pemeriksaan hematoma perineum dan traktus genitalia. Hika ter%adi distensi berlebihan, balon kateter harus ditinggalkan di tempatnya sampai faktorfator yang menyebabkan retensi telah berkurang. Dalaupun tanpa penyebab yang %elas, biasanya yang terbaik adalah meninggalkan kateter ditempatnya selama paling kurang 2 %am. 0ni menegah rekurensi dan memungkinkan pemulihan sensasi dan tonus kandung kemih normal. Hika kateter dilepas, selan%utnya penting untuk menun%ukkan kemampuan berkemih seara tepat. Hika seorang anita tidak dapat buang air keil setelah %am, ia harus dipasang kateter dan 5olume urin diukur. Hika lebih dari 2&& ml, maka kandung kemih tidak berfungsi seara tepat, dan kateter ditinggal untuk hari selan%utnya. Hika urin kurang dari 2&& ml, kateter dapat dilepas dan kandung kemih selan%utnya diperiksa kembali seperti sebelumnya. & persen anita dengan gangguan ini menderita bakteriuria sehingga antimikroba dosis tunggal atau %angka pendek dapat diberikan setelah kateter dilepaskan. g. Pen+ebab Retensio Urin Masa Nifas >erdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan ter%adinya retensio urin post partum, antara lain1) >rauma intra partum 0ni adalah penyebab utama ter%adinya retensio urin, dimana terdapat perlukaan pada urethra dan 5esika urinaria. ?al itu ter%adi karena adanya penekanan yang ukup berat dan berlangsung lama terhadap urethra dan 5esika urinaria tersebut oleh kepala bayi yang memasuki panggul terhadap tulang panggul ibu sehingga ter%adi perlukaan %aringan. kibatnya terdapat edema pada selaput lender pada
leher bulibuli serta ter%adinya ekstra5asasi darah didalam bulibuli. Istium urethra internum tersumbat oleh edema mukosa dan kontraksi 5esika %elek akibat ekstra5asasi darah ke dalam dinding bulibuli sehingga pasien menderita retensio urin. 2) efleks ke%ang (krampft) sfingter urethra ?al ini ter%adi apabila pasien post partum tersebut ketakutan akan timbul perih dan sakit %ika urinnya mengenai luka episiotomi ketika berkemih +) ?ypotomia selama hamil dan nifas >onus dinding bulibuli se%ak masa kehamilan sampai post partum masih sangat menurun. #. Mi(si Masa Nifas Masa nifas dini adalah masa nifas dari hari pertama sampai dengan hari ke 1&1 post partum. 'ada masa ini pasien berkemih banyak sekali, mengeluarkan urin setiap harinya lebih kurang + liter. 'ada masa nifas hari pertama ter%adi apa yang dinamakan - ?anflut. 9airan tubuh yang selama masa kehamilan sangat banyak terdapat didalam %aringan, sekarang 5ia gin%al kembali dikeluarkan dari dalam tubuh (entedeminasi). 'eningkatan pembentukan urin selama masa nifas dini sangat banyak, setiap hari dikeluarkan 2 liter, dan bahkan pada ibu hamil dengan hydrops fetalis bisa sampai " liter per hari. kan tetapi sebaliknya pengalaman pasien menun%ukkan baha pada hari pertama post partum sering sekali mengalami gangguan miksi berupa kesulitan untuk berkemih. =ntuk pertama kalinya berkemih spontan post partum harus sudah terlaksana " %am sesudah melahirkan. pabila buli buli penuh dan pasien tidak dapat berkemih untuk mengosongkan nya maka hal tersebut dinamakan - retensio urin masa nifas, hal ini harus diatasi dengan segala upaya. Hadi pengaasan terhadap miksi yang benar dan teratur adalah penting selama masa nifas. i. ,iagnosis erapi yang tepat untuk pasien dengan retensio urine akut tidak hanya untuk mengurangi ge%ala tetapi %uga untuk menegah kerusakan lebih lan%ut pada fungsi
5esika urinaria. 'eregangan yang berlebihan pada 5esika urinaria dapat menyebabkan dilatasi dari traktus urogenitalia bagian atas yang selan%utnya dapat mempengaruhi fungsi gin%al. arena itu tu%uan utama kasus ini adalah membuat drainase 5esika urinaria. >indakan drainase mungkin dapat diaali dengan pemasangan kateter transurethral. ateter harus ditinggalkan sampai pasien bisa buang air keil spontan. 'ada beberapa pasien dengan retensio urine akut mungkin hanya membutuhkan pemasangan kateter satu kali, tetapi pada pasien lain (khususnya post operasi) membutuhkan pemasangan kateter dalam %angka aktu yang lama. =ntuk menghilangkan ge%ala o5erdistensi 5esika urinaria biasanya kateter dipasang dan ditinggal selama paling sedikit 2 %am untuk mengosongkan 5esika urinaria. Hika kateter sudah dilepas harus segera di nilai apakah pasien sudah buang air keil seara spontan. 8ila pasien tidak bisa buang air keil seara spontan setelah %am, kateter harus dipasang kembali dan 5olume residu urin harus di ukur. pabila 5olume residu urin E 2&& atau 1&& pada post operasi ginekologi, kateter harus di pasang kembali. 'ada retensio urine digunakan obatobatan yang dapat meningkatkan kontraksi kandung kemih dan yang menurunkan resistensi uretra. 1) Ibat yang ker%anya di sistem saraf parasimpatis 8iasanya digunakan obat kolinergik, yaitu obatobatan yang ker%anya menyerupai asetilkolin. setilkolin sendiri tidak digunakan dalam klinik mengingat efeknya difus/non spesifik dan sangat epat di metabolisir sehingga efeknya sangat pendek. Ibat kolinergik beker%a di ganglion atau di organ akhir (end organ) tetapi lebih banyak di sinaps organ akhir, yaitu yang disebut dengan efek muskarinik. Ibat*obatan tersebut antara lain - betenekhol, karbakhol, metakholin dan furtretonium. 2) Ibat yang beker%a pada sistem saraf simpatis Ibat yang menghambat (antagonis) reseptor ẞ diperlukan untuk menimbulkan kontraksi kandung kemih, sedangkan obat antagonis J di pergunakan untuk menimbulkan relaksasi uretra. Yang telah digunakan seara klinis adalah antagonis J, yaitu fenoksibem4amin. 'enghambat reseptor ẞ belum tersedia penggunaannya dalam klinik. +) Ibat yang beker%a langsung pada otot polos 8eberapa obat yang telah di oba adalah - barium klorida, histamin, ergotamin dan polipeptida aktif, akan tetapi belum dapat digunakan seara klinis karena efeknya tidak spesifik. 'rostagladin telah terbukti dapat mempengaruhi ker%a otototot detrusor. 6esmond menyatakan baha pengaruh prostaglandin terhadap kandung kemih adalah meningkatkan sensitifitas kandung kemih, meningkatkan tonus dan kontraktilitas otot detrusor, dan %uga dapat dipergunakan untuk mengembalikan otototot ini %ika terganggu kemampuannya dalam menanggapi stimulusi berkemih normal. $elama pemasanggan kateter menetap ini pasien disuruh minum banyak kurang dari +&&& ml selama 2 %am, mobilisasi dan di periksa urinalisis. $elan%utnya di lakukan kateter buka tutup tiap %am keuali %ika ada perasaan 'asien ingin berkemih kateter dibuka. pabila tidak ada rasa ingin berkemih selama " %am maka keteter di buka dan di ukur 5olumenya. 'roses buka tutup kateter ini dilakukan selama 2 %am dan pasien tetap minum banyak berkisar +&&& ml/2 %am. $etelah itu kateter di lepas dan pasien minum biasa &1&& ml/%am. 6iharapkan dalam aktu " %am pasien dapat berkemih spontan. 8ila tidak bisa pasien dikateter intemitten untuk mengetahui 5olume urin sisa. 8ila 5olume urin
sisa kurang dari 2&& ml pasien boleh pulang. >etapi apabila 5olume urin sisa lebih dari 2&& ml dan kurang dari && ml maka dilakukan katetrisasi intermitten pasien disuruh minum biasa (&1&& ml/%am) (Dink%osastro, 2&&7). (. Komp&i(asi Dalaupun pemulihan sempurna biasanya ter%adi, retensi urin yang tidak dikenali dan inter5ensi terlambat dapat menyebabkan kerusakan otot otot detrusor yang bersifat ire5ersibel dan menyebabkan disfungsi berkemih %angka pan%ang yang mengakibatkan ruptur kandung kemih spontan, namun ini komplikasi yang sangat %arang. 2.2 Konsep Mana"emen As!#an Kebi$anan Pa$a Ib! Nifas $engan Retensi Urin 2.2.1 Peng(a"ian ,ata >anggal - Merupakan aktu pengka%ian Ham - Merupakan aktu pengka%ian ;ama 'engka%i - Merupakan yang melakukan pengka%ian 6> $=8H3>0A a. 0dentitas ;ama - Merupakan identitas pasien =mur - $emakin tua usia ibu lebih dari +tahun terlalu muda (E2& thn) mempunyai resiko pendarahan lebih besar karena organ reproduksi belum atau tidak menapai titik maksimal dan men%alankan fungsi reproduksinya. 'endidikan - Menggambarkan kemampuan seorang ibu dalam menyerap konseling yang di berikan oleh bidan. 'eker%aan - menggambarkan keadaan sosial ekonomi sehingga ikut menentukan inter5ensi yang disesuaikan dengan kemampuan klien seara ekonomi. lamat - 6itanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan atau bila keadan mendesak. 6engan diketahui alamat tersebut bidan dapat mengetahui tempat tinggal klien dan lingkungannya (6epkes 0 2&&) b. eluhan =tama 1) fterpain adalah rasa sakit atau mulesmules yang disebabkan oleh kontraksi rahim, berlangsung 2 %am (Mohtar,1KK#). >etapi,belum dirasakan oleh ibu saat ini. 2) ;yeri akibat luka episiotomi.kebanyakan ibu merasakannya +) onstipasi akibat kekurangan intake airan,kurang mobilisasi ataupun makanan yang berserat. ) etensi urine karena takut sakit saat berkemih . iayat esehatan $ekarang ?al yang perlu dika%i pada riayat kesehatan sekarang klien yaitu1) Arekuensi miksi 2) elainan ketika miksi +) asa sakit di daerah sekitar genitalia ) danya mual muntah ) eadaan urine seperti, arna, bau, kepekatan urine ") danya hematuria 7) danya keluhan nyeri saat berkemih d. iayat esehatan !alu lien dika%i adanya penyakitpenyakit yang pernah diderita sebelumnya. 1) lien dengan riayat penyakit %antung akan memiliki resiko dekompensasi kordis dan infeksi nifas dan infeksi nifas akibat perfusi %aringan.
e.
f.
g. h. i.
%.
2) lien dengan >89 memiliki resiko anemia karena pembentukan ?b tidak sempurna dan mudah ter%adi pendarahan post partum disamping memiliki resiko penularan ke bayinya. +) lien dengan riayat diabetes mellitus resiko infeksi yang besar akibat disfungsi sirkulasi bahkan bisa timbul infeksi, karena peninggian kadar gula akan membuat proses penyembuhan men%adi lama. $elain itu proses laktasi %uga membutuhkan glukosa lebih banyak dari anita deasa sehingga resiko hipoglikemia lebih besar. ) 0bu dengan kelainan pembekuan darah (haemofilli) akan memiliki resiko ter%adinya perdarahan post partum. iayat esehatan eluarga 1) 8ila dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular seperti >89, ?epatitis, 0$' maka ibu dan bayi mempunyi resiko tertular. 2) 'enyakit 6M yang diderita keluarga akan bisa menurun pada klien karena masa nifas meninggikan resiko ter%adinya 6M dengan alasan kebutuhan insulin pada anita nifas lebih tinggi. +) 'erlu dika%i adanya riayat anggota keluarga yang mengalami gangguan yans sama dengan klien dan adanya riayat penyakit perkemihan pada keluarga klien seperti riayat penyakit gin%al, ataupun keganasan pada traktus urinarius dan 8'?. iayat Menstruasi 6ata ini memang tidak seara langsung berhubungan dengan masa nifas, namun dari data yang bidan peroleh, bidan akan mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya. 6an apa sa%a kemungkinan yang ter%adi %ika pasien mengalami kelainan pada menstruasi seseorang. Menarhe - pertama kali ibu menstruasi 8anyaknya - banyak darah menstruasi yang keluar $iklus - %arak antar menstruasi tiap bulannya eluhan - keluhan yang dirasakan oleh ibu saat menstruasi Henis dan arna- %enis serta arna darah seperti ener,padat dan merah atau hitam !amanya - lama menstruasi dari hari pertama sampai hari terakhir ?'?> - hari pertama haid terakhir ibu menstruasi iayat menstruasi digunakan untuk mengetahui keadaan organ reproduksi iayat Ibstetri ?al ini untuk mengetahui %umlah anak, kehamilan, persalinan, nifas dan 8 yang lalu. iayat ehamilan $ekarang Merupakan hal yang berkaitan dengan kehamilan meliputi >empat periksa kehamilan, frekuensi kun%ungan periksa, konseling yang pernah di dapat saat ;9 serta obat atau 5itamin yang pernah didapat.
iayat 'ersalinan 1) ala 0 - lamanya dan keadaan patologis yang ter%adi 2) ala 00 - lama, %enis persalinan, 88, >8, '< $ore +) ala 000 - pengeluaran plasenta, keadaan kontraksi yang ter%adi ) ala 0: - keadaan ibu apakah ada tanda dan ge%ala yang patologis misalnya ter%adi perdarahan k. iayat 'ernikahan ?al ini penting untuk bidan ka%i karena dari data inilah bidan akan mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan. 8eberapa pertanyaan yang dapat
dia%ukan, antara lain- usia nikah pertama kali, status pernikahan, lama pernikahan, dan suami keberapa. l. 'ola ebiasaan $ehari * ?ari 1) ;utrisi 'ada klien nifas diet yang diberikan harus tinggi protein, kalori, mineral serta ukup airan. apsul iodium dan 5itamin merupakan program pemerintah yang perlu di perhatikan karena memiliki fungsi bagi perbaikan metabolisme tubuh (?amilton 1KKK). 2) 3liminasi 88 sudah harus di penuhi dalam + hari post partum. 8ila ada obstipasi akan timbul febris karena obstipasi menekan ser5iks sehingga menimbulkan sumbatan dan bendungan lohea yang menyebabkan infeksi. $egera setelah post partum ibu harus dapat berkemih.klien post partum harus bisa kening seara spontan.Miksi minimal dalam 2 %am " kali (H?'03 I8Y3>0A =ntuk melengkapi data dalam menegakkan diagnose, bidan harus melakukan pengka%ian data obyektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi yang bidan dilakukan seara berurutan. a. 'emeriksaan =mum 1) >andatanda 5ital >ekanan darah- >ekanan darah biasanya normal bila selama hail normal tekananya normal. $etelah persalinan maksimal sistol 1& mm?g, diastol K& mm?g. (6epkes 0,1KK). adangkala ter%adi hipotensi akibat deuresis dan deaphoresis sehingga ter%adi perubahan 5olume fardiofaskuler. 8ila hipotensi ini menetap disertai takikardi menun%ukkan adanya shok, perdarahan atau emboli (eeder, 1KK#) ;adi - 8radikardi post partum pada hari ke "1& dengan denyutan &7& kali/menit adalah perubahan normal (eeder 1KK7) $uhu - Ibser5asi suhu dilakukan untuk mengetahui apabila ada peningkatan terlalu tinggi disertai demam mungkin karena infeksi (+# B9). 'ernafasan - Ibser5asi pernafasan bersamaan dengan mengukur tensi, nadi dan suhu ( $yaifudin 1KKK). 2) esadaran - 9omposmentis
+) $tatus A= setinggi pusat semakin bertambah aktu maka >A= semakin rendah menurut :arney 2&&1 $egera setelah partus >A= 2 %ari di baah pusat. 6ilakukan palpasi di daerah suprapubis. 'ada palpasi ditemukan adanya akumulasi urine di region suprapubis sehingga akan terasa penuh (agak keras). $elain itu %uga perlyu dilakukan palpasi di area 9: untuk mengetahui adanya gangguan pada area gin%al. anggal - 6iperlukan untuk dokumentasi kapan aktu mendiagnosa 6iagnosa ebidanan- ;y “L” 'L post partum hari keL dengan retensio urin $ - data yang diperoleh dari ungkapan oleh ibu tentang apa yang dirasakan ibu pada masa nifas I - data yang diperoleh dari pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan yang dapat menun%ang dari data obyektif seperti yang dikatakan oleh ibu nifas eadaan =mum - 8aik esadaran - 9omposmentis :$ - >6- 1+&/K&K&/" mm?g $- +",+7, B9, - 1"2 F/menit ;- "& K& F/menit bdomen - >A= 2 %ari di baah pusat, kontaksi baik
erpasang doer hateter 2.2.- I$entifi(asi ,iagnosa Potensia& 'ada langkah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain %uga. !angkah ini membutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan akan dilakukan penegahan. Merupakan diagnose atau masalah kegaatdaruratan yang ter%adi pada ibu postpartum. $ambil mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiapsiap bila diagnose atau maslah potensial benarbenar ter%adi. 6iagnosa 'otensial- infeksi saluran kemih 2.2. I$entifi(asi Keb!t!#an /egera Merupakan kebutuhan atau tindakan yang di berikan kepada ibu pada postpartum %ika ter%adi kondisi kegaat daruratan yang harus mendapat penanganan sesegera mungkin. 'ada pelaksanaannya, bidan kadang dihadapkan pada beberapa situasi yang darurat yang menuntut bidan harus segera melakukan tindakan penyelamatan terhadap pasien. ebutuhan segera- olaborasi dengan dokter 2.2.0 Perencanaan 'ada langkah ini direnanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya. $emua perenanaan yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan, teori yang up to date, serta di5alidasikan dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien. >anggal - merupakan pendokumentasian kapan di lakukan renana tindakan. a. 0nformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. / 0nformasi bagi ibu mengenai kondisi dirinya. b. Helaskan kepada ibu dan keluarga baha ibu mengalami retensio urine yaitu ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih atau buang air keil seara spontan. / 0nformasi meningkatkan pengetahuan ibu dan ibu lebih kooperatif terhadap tindakan. . !akukan ad5ie dokter yaitu memasang kateter tetap dalam 2 %am dan memasang infus ! serta memberikan terapi obat. / =paya pengosongan kandung kemih untuk menghilangkan ge%ala distensi abdomen. 'ada retensio urine digunakan obatobatan yang dapat meningkatkan kontraksi kandung kemih dan yang menurunkan resistensi uretra. d. n%urkan ibu untuk banyak minum air putih minimal # gelas/hari. / 'enilaian kemampuan 8 spontan dengan mengetahui apakah pasien merasa ingin kening setelah minum baanyak. e. n%urkan ibu untuk mobilisasi dini. / A=, dan kontraksi uterus / 'emeriksaan keadaan umum dan 5ital sign menggambarkan keadaan ibu seara umum. 'engeluaran darah dipantau untuk ntisipasi adanya infeksi puerpurium. >A= merupakan salah satu indiator untuk mengetahui baha proses in5olusi berlangsung normal, normalnya >A= mengalami penurunan 1m/ hari teraba keras dan bundar g. ;ilai adanya tandatanda demam, infeksi/ perdarahan abnormal / antisipasi adanya tanda bahaya pada masa nifas h. 'astikan ibu mendapat ukup makanan, istirahat dan airan / nutrisi serta istirahat yang ukup dapat membantu pemulihan kondisi ibu kembali normal seperti sebelum hamil.
i.
'astikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tandatanda penyulit / menyusui bayi yang baik dapat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi serta bagi kondisi ibu. $erta antisipasi adanya tanda * tanda penyulit. %. 8erikan konseling mengenai asuhan pada bayi. / asuhan pada bayi membuat ibu tahu akan kebutuhan serta peraatan bayinya. k. 'antau gangguan emosinal / gangguan emosional akan berdampak negatif bagi ibu dan bayinya. l. 'erhatikan hubungan/respon suami/ keluarga / respon suami dan keluarga yang baik pada ibu dapat memberi dukungan bagi ibu m. n%urkan ibu agar tetap men%aga personal higiene khususnya genetalia / kebersihan tubuh terutama genetalia n. >anyakan espon ibu dan ayah dengan bayi / respon yang baik dari orang tua dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi. 2.2. Imp&ementasi >anggal - Merupakan aktu pendokumentasian tindakan yang akan dilakukan $esuai dengan perenanaan. 2.2. E3a&!asi =ntuk mengetahui se%auh mana keberhasilan asuhan yang bidan berikan pada pasien, bidan mengau pada beberapa pertimbangan, antara lain- tu%uan asuhan kebidanan, efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah, dan hasil asuhan. >anggal - Merupakan pendokumentasian dilakukannya e5aluasi $ - Merupakan data yang di katakan oleh ibu setelah dilakukan tindakan (implementasi) yang dilakukan oleh bidan. I - Merupakan data pemeriksaan dan perkembangan yang kita dapatkan setelah dilakukan tindakan oleh bidan - Merupakan diagnose atau kesimpulan dari data subyektif dan obyektif. ' - Merupakan perenanaan selan%utnya yang dilakukan oleh bidan untuk ibu