TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori Teori pembelajaran pembelajaran merupakan penyedia panduan panduan bagi pengajar pengajar untuk untuk membantu membantu siswa didik dalam mengembangkan kognitif, emosional, sosial, fisik, dan spiritual. Panduan panduan tersebut adalah kejelasan informasi yang informasi yang mendeskripsikan tujuan, pengetahuan yang diperlukan, dan unjuk kerjaan itu penting. Hal ini adalah untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi di dunia pendidikan. Ada dua perubahan yang perlu diantisipasi, yaitu perubahan yang sifatnya sedikit demi sedikit ( piecemeal ) dan yang bersifat sistemik ( systemic). systemic). adi teori teori pembel pembelajar ajaran an itu pentin penting g sebagai sebagai suatu suatu dasar dasar pengeta pengetahua huan n yang yang memand memandu u prakte praktek k pendidikan! "bagaimana memfasilitasi belajar# dalam dunia pendidikan yang senantiasa berubah, terlebih dalam $akupan yang sistemik. Praktek pembelajaran adalah suatu subsistem yang merupakan bagian dari sebuah sistem. sistem. ika ika dalam dalam sebuah sebuah perjala perjalanan nan,, sistemny sistemnyaa beruba berubah, h, maka maka subsist subsistemm emmnya nya pasti pasti berubah, oleh karena masing-masing kebutuhan subsistem harus memiliki titik temu dengan sistemnya supaya sistem tersebut dapat mendukung subsistem se$ara berkelanjutan. adi perubahan sistemik yang terjadi pada sistem pembelajaran mesti diikuti oleh perubahan sistemik pada subsistem teori pembelajaran. Perubahan teori pembelajaran harus diikuti oleh perubahan paradigma pembelajaran. Alur berpikirdiatas terbangun dari sejarah perkembangan teori pembelajaran. %ebelum para tokoh psikologi membangun dan menemukan teori belajar kognitif, terlebih dahulu sudah terdapat beberapa teori pembelajaran yang telah mun$ul dan berkembang. &amun teori pembelajaran yang ada saat itu mereka anggap masih kurang sempurna, hingga akhirnya menginspirasikan beberapa tokoh psikologi untuk menyikapi kekurangan-kekurangan dari beberapa teori belajar yang lebih awal yang dianggap masih ada beberapa $elah kekurangan, yang diantaranya adalah teori beha'ioristik. hal ini juga berlaku untuk teori pembelajaran kogniti kognitiff itu sendiri sendiri.. %eirin %eiring g berkem berkemban bangny gnyaa aman aman selanju selanjutny tnyaa pasti pasti akan akan ditemu ditemukan kan kekurangan-kekurangan dari teori kognitif ini dalam menjawab tuntutan aman. Hal tersebut seka sekali ligu guss
memb member erik ikan an insp inspir iras asii
bagi bagi toko tokoh h
psik psikol olog ogii
(di (di
era era
sela selanj njut utny nya) a) untu untuk k
mengkonstruksi teori baru yang lebih mampu ma mpu untuk menjawab tuntutan aman.
Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 1
Page
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertan Pengertan Bela!ar Bela!ar Men"r"t Men"r"t Te#r e#r K#gnt K#gnt$ $
Teori Teori belajar kognitif berbeda dengan teori belajar beha'ioristik. Teori Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan hubungan antara stimulus dan respon. Teori Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konsteks situasi tersebut. emisah-misahkan atau membagi-bagi situasi*materi pelajaran menjadi komponen-komponen komponen-komponen yang ke$il-ke$il dan mempelajarinya mempelajarinya se$ara terpisah-pisah, akan kehilangan makna. Teori Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan proses internal yang men$akup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. +elajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Hakekat belajar menurut teori ini dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi, perseptual, dan proses internal. enurut teori kognitif belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang yang dapat diamati dan dapat diikut. Asumsi Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang. alam praktek pembelajaran, teori kognitif antara lain tampak dalam bentuk rumusan-rumusan seperti ! #tahap-tahap perkembangan# yang dikemukakan oleh . Peaget, Ad'an$e rganier oleh Ausubel, pemahaman konsep oleh +runer, Hirarki +elajar oleh agne, /ebtea$hing /ebtea$hing oleh &orman, dan sebagainya.
%. Te#r #r Bela Bela!a !arr Pag Paget et
Piaget adalah salah s atu tokoh psikologi kognitif yang besar pengaruhnya terhadap pemikiran para pakar kognitif lainnya. enurut enurut piaget, perkembangan kognitif merupakan merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. +agaimana seseorang memperoleh ke$akapan intelektual, pada umumnya akan berhubungan pada proses men$ari keseimbangan antara apa yang mereka rasakan dan mereka ketahui ketahui pada satu sisi atau persoalan. +ila seseorang dalam kondisi sekarang dapat mengatasi situasi baru, keseimbangan mereka tidak akan terganggu. ika tidak, ia harus melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Proses adaptasi mempunyai dua bentuk dan terjadi se$ara simultan, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses perubahan apa yang dipahami sesuai dengan struktur kognitif
Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 2
Page
yang ada sekarang, sementara akomodasi adalah proses perubahan struktur kognitif sehingga dapat dipahami. Asimilasi dan akomodasi akan terjadi apabila seseorang akan mengalami konflik kognitif atau sesuatu ketidakseimbangan antara apa yang telah diketahui dengan apa yang dilihat atau dialami sekarang. Proses ini akan mempengaruhi struktur kognitif. enurut Piaget, proses belajar akan terjadi apabila mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi (penyeimbangan). Proses asimilasi merupakan proses pengintegrasian atau penyatuan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki oleh indi'idu. Proses akomodasi merupakan proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. %edangkan proses ekuilibrasi adalah pen yesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Agar seseorang dapat terus mengembangkan dan mena mbah pengetahuannya sekaligus menjaga stabilitas mental dalam dirinya, maka diperlukan proses penyeimbangan. Proses penyeimbanganyaitu menyeimbangkan antara lingkungan luar dengan struktur kognitif yang ada dalam dirinya. Proses inilah yang disebut ekuilibrasi. Tanpa proses ekuilibrasi, pengembangan kognitif seseorang akan mengalami gangguan dan tidak teratur (disorganized). Hal ini tampak pada $ara berbi$ara yang tidak runtut, berbelit-belit, terputus-putus, tidak logis dan sebagainya. enurut Piaget, proses belajar sesehorang akan mengikuti pola-pola perkembangan sesuai dengan umurnya. Pola-pola dan tahap-tahap ini bersifat hirarkhis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada diluar tahap kognitifnya. Tahap-tahap perkembangan menurut Piaget! 0. Tahap %ensorimotor (umur 1-2 tahun) 3emampuan yang dimiliki! elihat dirinya sendirir sebagai makhluk yang berbeda dengan objek di sekitarnya. en$ari rangsangan melalui sinar lampu dan suara %uka memperhatikan sesuatu lebih lama endefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya 2. Tahap Preoperasional (umur 2-4*5 tahun) 6iri pokok perkembangan! pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya
a.
konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi 2, yaitu! Preoperasional ( umur 2-7 tahun)adalah pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. 6iri pokok perkembangan tahap ini 3arakteristik tahap ini adalah ! %elf $ounter sangat menonjol apat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar se$ara tunggal dan men$olok. Tidak mampu memusatkan perhatian pada objek-objek yang berbeda ampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria yang benar apat menyusun benda-benda se$ara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan perbedaan antar
deretan. b. Tahap 8ntuitif (umur 7-4 atau 5 tahun) 3arakteristik tahap ini adalah
Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 3
Page
9.
Anak dapt membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang disadarinya. Anak mulai mengetahui hubungan se$ara logis terhadap hal-hal yang lebih kompleks. Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide. Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip se$ara benar. Tahap perasional 3onkret (umur 4 atau5-00 atau 02) 6iri pokok perkembangan tahap ini adalah Anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yag jelas dan logis, dan ditandai adanya re'ersible dan
kekekalan. Anak telah memiliki ke$akapan berpikirlogis, tetapi hanya pada benda-benda yang bersifat konkret. Anak mampu menangani sistem klasifikasi 7. Tahap perasional :ormal ( umur 00*02 ; 05 tahun) 6iri pokok perkembanganpada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir kemungkinan. odel berpikir ilmiah dengan tipehotheti$o-dedu$ti'e dan indukti'e sudah dimiliki anak, dengan kemampuan meanarik kesi mpulan, menafsirkan dan
mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat! +ekerja se$ara efektif dan sistematis enganalisis se$ara kombinasi +erpikir se$ara proporsional enarik generalisasi se$ara mendasar pada satu ma$am isi.
enurut ean Piagiet, bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu ! a. Asimilasi yaitu proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. 6ontoh, bagi siswa yang sudah mengetahui prinsip penjumlahan, jika gurunya memperkenalkan prinsip perkalian, maka proses pengintegrasian antara prinsip penjumlahan (yang sudah ada dalam benak siswa), dengan prinsip perkalian (sebagai informasi baru) itu yang disebut asimilasi. b. Akomodasi yaitu penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. 6ontoh, jika siswa diberi soal perkalian, maka berarti pemakaian (aplikasi) prinsip perkalian tersebut dalam situasi yang baru dan spesifik itu yang disebut akomodasi. $. Equilibrasi (penyeimbangan) yaitu penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. 6ontoh, agar siswa tersebut dapat terus berkembang dan menambah ilmunya, maka yang bersangkutan menjaga stabilitas mental dalam dirinya yang memerlukan proses penyeimbangan antara "dunia dalam# dan "dunia luar#. Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensori motor tentu lain dengan yang dialami seorang anak yang sudah men$apai tahap kedua (pra-operasional) dan lain lagi yang dialami siswa lain yang telah sampai ke tahap yang lebih tinggi (operasional kongrit dan operasional formal). adi, se$ara umum, semakin tinggi tingkat kognitif seseorang, semakin teratur (dan juga semakin abstrak) $ara berfikirnya.ikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 4
Page
Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. uru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan se$ara aktif, men$ari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. &.Te#r 'ela!ar (en"r"t Br"ner
erome +runer (0<==) adalah seorang pengikut setia teori kognitif, khususnya dalam studi perkembangan fungsi kognitif. 8a menandai perkembangan kognitif manusia sebagai berikut! a
Perkembangan intelektual, yakni ditandai dengan kemajuan dalam menganggapi suatu
b
rangsangan Peningkatan pengetahuan, tergantung pada perkembangan sistem penyimpanan informasi
$
se$ara realis Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbi$ara pada diri sendiri atau pada orang lain melalui kata-kata atau lambang tentang apa yang telah dilakukan. Hal ini
berhubungan dengan keper$ayaan pada diri sendiri. d 8nteraksi se$ara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan anak yang e
diperlukan bagi perkembangan kognitifnya. +ahasa adalah kun$i perkembangan kognitif, karena bahasa merupakan alat komunikasi antara umat manusia. >ntuk memahami konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa. adi
bahasa diperlukan untuk menyampaikan suatu konsep kepada orang lain. f Perkembangan kognitif ditandai dengan ke$akapan untuk mengemukakan beberapa alternati'e se$ara simultan, memilih tindakan tepat, dapat memberikan prioritas yang berurutan dalam berbagai situasi. alam memandang proses belajar, +runer menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. engan teroinya yang disebut free discover learning, ia mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori , aturan, atau pemahaman melalui $ontoh-$ontoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. ika piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif sangat berpengaruh ter hadap perkembangan bahasa besar pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif. enurut +runer, perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh $aranya melihat lingkungan, yaitu!
Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 5
Page
0
Tahap enactive, yaitu seseorang melakukan akti'itas-akti'itas dalam upayanya untuk
memahami lingkungan sekitarnya. Artinya dalam memahami dunia sekitarnya anak 2
menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dsb. Tahap ikonik , seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan 'isualisasi 'erbal. aksudnya dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui
perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi). 9 Tahap simbolik , seseorang telah mampu memiliki ide atau gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. alam memahami dunia disekitarnya anak belajar melalui symbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya. 3omunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak sistem symbol. %emakin matang seseorang dalam proses berpikirnya, semakin dominan sistem simbolnya. eskipun begitu tidak berarti ia tidak lagi menggunakan sistem enaktif dan ikonik. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu bukti masih diperlukanya sistem enaktif dan ikonik dalam proses belajar. enurut +runer, perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan $ara menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai tahap perkembangannya. agasan mengenai kurikulum spiral sebagai suatu $ara mengorganisasikan materi pelaharan tingkat makro, menunjukan $ara mengurutkan materi pelajaran mulai dari mengajarkan materi yang sama tetapi dalam $akupan lebih rin$i. Pendekata penataan materi dari umum ke rin$i yang dikemukakan dalam model kurikulim spiral merupakan bentuk penyesuaian antara materi yang dipelajari dengan tahap perkembangan kognitif orang yang belajar. emikian juga model konsep dari +runer (dalam egeng 0<5<), menjelaskan bahwa pembentukan konsep dan pemahamannya merupakan dua kegiatan mengkatagoriberbeda dan memerlukan sikap berfikir yang berbeda pula. %eluruh $ontoh (objek atau peristiwa) ke dalam kelas dengan menggunakan dasar $riteria tertentu. alam pemahaman konsep, konsep sudah ada sebelumnya. %edangkan dalam pembentukan konsep, adalah sebaliknya yaitu tindakan untuk membentuk kategori baru. enurut +runer, kegiatan mengkategori memiliki dua komponen yaitu! 0
Tindakan pembentukan konsep
2
Tindakan pemahaman konsep Perbedaandiantara keduanya adalah
0
Tujuan dan tekanannya berbeda
2
?angkahnya tidak sama
9
embutuhkan strategi yang berbeda Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 6
Page
+runer memandang bahwa suatu konsep memiliki @ unsur dan untuk dikatakan memahami suatu konsep, kita harus mengetahui semua unsur tersebut! 0
&ama
2
6ontoh positif atau negatif
9
3arakteristik
7
entangankarakteristik
@
3aidah enurut +runer, pembelajaran yang selama ini diberikan di sekolah lebih banyak menekankan pada perkembangan analisis, dan kurang mengembangkan kemampuan intuisif. Padahal berfikir intuisif sangat diperlukan bagi yang menggeluti bidang matematika, biologi, fisika, dsb, sebab setiap disiplin mempunyai konsep, prinsip, dan prosedur yang harus dipahami sebelum seseorang dapat belajar. 6ara yag baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuisif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (discovery learning). +loom dan 3rathwohl menunjukkan apa yang mungkin dikuasai (dipelajari) oleh siswa, yang ter$akup dalam tiga kawasan yang diantaranya ! 3ognitif. 3ognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu ! 0.
Pengetahuan (mengingat, menghafal),
2.
Pemahaman (menginterpretasikan),
9.
Aplikasi * penerapan (menggunakan konsep untuk meme$ahkan suatu masalah),
7.
Analisis (menjabarkan suatu konsep),
@.
%intesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh),
=.
B'aluasi (membandingkan nilai, ide, metode dan sebagainya).
).Te#r Bela!ar Ber(akna A"*"'el
Teori belajar saat ini masih banyak menekankan pada belajar asosiatif atau belajar menghafal. +elajar demikian tidak banyak bermakna bagi siswa. +elajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. ateri yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif. %truktur kognitif merupakan struktur organisasional yang ada dalam ingatan seseorang yang ada dalam ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah ke
Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 7
Page
dalam unit konseptual. Teori kognitif banyak memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Cang paling awal mengemukakan konsepsi ini adalah Ausubel. ikatakan bahwa pengetahuan diorganisasi dalam ingatan seseorang dalam struktur hirarkis. 8ni berartibahwa pengetahuan yang lebih umum, inklusif, dan abstrak membawahi pengetahuan yang lebih spesifik dan konkrit. emikian pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang di peroleh lebih dulu oleh seseorang, akan dapat memudahkan perolehan pengetahuan baru yang lebih rin$i. agasannya mengenai $ara mengurutkan materi pelajaran dari umum ke khusus, dari keseluruhan ke rin$i yang sering disebut sebagai subsumti'e seDuen$e menjadikan belajar lebih bermakna bagi siswa. Ad'an$ed rganiers yang juga di kembangkan oleh Ausubel merupakan penerapan konsepsi tentang struktur kognitif di dalam meran$ang pemelajaran. engan penggunaan ad'an$ed organiers sebagai kerangka isi akan meningkatkan ke mampuan siswa dalam mempelajari informasi baru, karena merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan konsep-konsep dasar tentang apa yang dipelajari, dan hubungannya dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. ika ditata dengan baik, ad'an$ed organiers akan memudahkan siswa mempelajari materi pembelajaran yang baru, serta hubungannya dengan materi yang sudah dipelajarinya. +erdasarkan pada konsepsi organisasi kognitif seperti yang di kemukakan oleh Ausubel tersebut, dikembangkan lah oleh para pakar teori kognitif suatu model yang lebih eksplisit yang di sebut dengan skemata. %ebagai struktur organisasional, skemata berfungsi untuk mengintegrasikan unsurunsur pengetahuan yang terpisah-pisah, atau sebagai tempat untuk mengkaitkan pengetahuan baru. Atau dapat dikatakan sebagai skemata memiliki fungsi ganda yaitu! 0
%ebagai skema yang menggambarkan atau mempresentasikan organisasi pengetahuan. %eseorang
2
yang ahli dalam suatu bidang tertentu akan dapat digambarkan dalam skemata yang dimilikinya. %ebagai kerangka atau tempat untuk mengkaitkan atau men$atolkan pengetahuan baru. %kemata memiliki fungsi asimilatif. Artinya, skemataberfungis untuk untuk mengasimilasikan pengetahuan baru ke dalam hierarki pengetahuan, yang se$ara posesif lebih rin$i dan spesifik dalam struktur kognitif seseorang. 8nilah proses belajar seseorang yaitu mengasimilasikan pengetahuan baru ke dalam skemata yang tersusun se$ara hierarkhis. %truktur kognitif yang dimiliki indi'idu menjadi faktor utama yang mempengaruhi kebermaknaan dari perolehan pengetahuan baru. engan kata lain, skemata yang telah di miliki seseorang menjadi penentu utama terhadap pengetahuan apa yang telah dipelajari oleh orang tersebut. leh sebab itu diperlukan adanya upaya untuk mengorganisasi isi atau materi pelajaran serta penataan kondisi pembelajaran agar mempermudah proses asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif orang yang belajar. +erdasarkan konsepsi di atas, a yer (dalam egeng, 0<<9) menggunakan pengurutan asimilatif untuk mengorganisasi pembelajaran, yaitu dengan mulai dengan menyajikan informasi-informasi yang sangat umum dan inklusif menuju ke informasi-informasi khusus dan spesifik. Penyajian
Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 8
Page
informasi pada tingkat umum dapat berperan sebagai kerangka isi bagi informasi-informasi yang lebih rin$i. eigeluth dan %tein (0<59) mengatakan bahwaskemata dapat dimodifikasi oleh pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga menghasilkan makna baru. Anderson (0<51) Tennyson (0<5<) mengatakan bahwa pengetahuan yang telah dimiliki indi'idu selanjutnya berfungsi sebagai dasar pengetahuan yang telah dimiliki indi'idu selanjutnya berfungsi sebagai dasar pengetahuan bagi masing-masing indi'idu. 3onsepsi dasar mengenai struktur kognitif inilah yang dijadikan landasan teoritik dalam mengembangkan teori-teori pembelajaran. +eberapa pemikiran ke arah penataan isi bidang studi atau materi pelajaran sebagai strategi pengorganisasian isi pembelajaran yang berpijak teori kognitif, dikemukakan se$ara singkat sebagai berikut (egeng, 0<5<) a. Herark 'ela!ar agne menekankan kajiannya pada aspek penataan urutan materi pelajaran dengan memun$ulkan
gagasan mengenai prasyarat belajar, yang dituangkan dalam struktur isi yang disebut hierarki belajar. 3eterkaitan di antara bagian-bagian bidang studi yang dituangkan dalam bentuk prasyarat belajar, berartibahwa pengetahuan tertentu harus di kuasai lebih dulu sebelum pengetahuan yang lain dapat dipelajari. '. Anal** t"ga* 6ara lain yang dipakai untuk menunjukan keterkaitan isi bidang studi adalah information pro$essing approa$h task analysis. Tipe hubungan pro$edural ini memerlukan urutan dalam menampilkan tugas-tugas belajar. Hubungan pro$edural menunjukkan bahwa seseorang dapat saja mempelajari langkah terakhir dari suatu prosedur pertama kali, tetapi dalam unjuk kerja ia tidak dapat mulai dari langkah yang terakhir. +. S"'*"(,t-e *e"en+e Ausubel mengemukakan gagasannya mengenai $ara membuat urutan isi pengajaran yang dapat menjadikan pengajaran lebih bermakna bagi yang belajar. 8a menggunakan urutan umum ke rin$i atau subsumpti'e seDuen$e sebagai strategi uta ma untuk mengorganisasi pengajaran. Perolehan belajar dan retensi akan dapat ditingkatkan bila pengetahuan dapat diasimilasikan dengan pengetahuan yang sudah ada.
/. K"rk"l"( *,ral agasan tentang kurikulum spiral dikemukakan oleh +runer dilakukan dengan $ara mengurutkan
pengajaran. >ntuk pengajaran dimulai dengan mengajarkan isi pengajaran se$ara umum, kemudian e.
se$ara berkala kembali mengajarkan isi yang sama dengan $akupan yang lebih rin$i. Te#r *ke(a Teori skema juga menggunakan urutan dari umum ke rin$i. Teori ini memandang bahwa proses belajar sebagai perolehan pengetahuan baru dalam diri seseorang dengan $ara mengkaitkannya dengan struktur kognitif yang sudah ada. Hasil belajar dengan hasil pengorganisasian struktur kognitif
Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 9
Page
yang baru, merupakan integrasi antara pengetahuan yang lama dengan yang baru. %truktur kognitif $.
yang baru ini nantinya akan menjadi assimilati'e s$hema pada proses belajar berikutnya. 0e'tea+ng /ebtea$hing yang dikemukakan &orman, merupakan suatu prosedur menata urutan isi bidang studi yang dikembangkan dengan menampilkan pentingnya peranan struktur pengetahuan yang telah dimiliki seseorang, dan struktur isi bidang studi yang dikembangkan dengan menampilkan pentingnya peranan struktur pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang, dan struktur isi bidang studi yang akan dipelajari. Pengetahuan baru yang akan dipelajari se$ara bertahap harus diintegrasikan dengan
struktur pengetahuan yang telah dimiliknya. g. Te#r ela'#ra* Teori elaborasi mengintegrasikan sejumlah pengetahuan tentang strategi penataan isi pelajaran yang ada untuk men$iptakan model komprehensif tentang $ara mengorganisasi pengajaran pada tingkat makro. Teori ini mendeskripsikan $ara pengorganisasian isi bidang studi dengan mengikuti aturan umum ke rin$i, dimulai dengan menampilkan epitome (struktur isi bidang studi yang dipelajari) kemudian mengelaborasikan bagian-bagian yang ada dalam epitome se$ara lebih rin$i.
2.A,lka* te#r K#gnt$ /ala( Kegatan Pe('ela!aran
3ebebasan dan keterlibatan siswa se$ara aktif dalam proses belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa , sedangkan kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut ! 0) %iswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya, mereka mengalami perkembnagan kognitif melalui tahap-tahap tertentu. 2) Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda-benda konkrit . 9) 3eterlibatan siswa se$ara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik. 7) >ntuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si belajar. @) Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks. =) +elajar memahami akan lebih bermakan dari pada belajar menghafal. 4) Adanya perbedaan indi'idual pada diri siswa perlu diperhatikan. 3arena fa$tor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. 3etiga tokoh aliran di atas se$ara umum memiliki pandangan yang sama yaitu mementingkan keterlibatan siswa se$ara aktif dalam belajar. enurut Piaget, hanya dengan mengaktifkan siswa se$ara optimal maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik. %ementara itu +runer lebih banyak memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sendiri melalui akti'itas menemukan ( Discovery). 6ara Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 10
Page
demikian akan mengarahkan siswa pada bentuk belajar induktif, yang menuntut banyak dilakukan pengulangan. Hal ini ter$ermin dari model kurikulum spiral yang di kemukakannya. %edangkan Ausubel lebih mementingkan struktur disiplin ilmu. alam proses belajar banyak menekankan pada $ara berpikir deduktif. Hal ini tampak dari konsepsinya mengenai Advance rganizer sebagai kerangka konseptual tentang isi pelajaran yang akan dipelajari siswa. anfaat Ad'an$e rganier antara lain! (0) enyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa, (2) +erfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara apa yang sedang dipelajari saat ini dengan apa yang akan dipelajari, (9) %ehingga membantu murid memahami bahan belajar se$ara lebih mudah. %e$ara garis besar langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh %u$iati dan Prasetya8rawan (2110) dapat digunakan langkah-langkah sebagai berikut! Langkah-langkah pembelajaran menurut Piaget: 0) enentukan tujuan pembelajaran 2) emilih materi pelajaran 9) enentukan topi$-topik yang daoat dipelajari siswa se$ara aktif 7) enentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topi$-topik tersebut @) engembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreatifitas dan $ara berpikir %iswa
Langkah-langkah pembelajaran menurut Bruner:
0) 2) 9) 7) @)
enentukan tujuan pembelajaran elakukan identifikasi karakteristik siswa emilih materi pelajaran enentukan topi$-topik yang dipelajari siswa se$ara induktif engembnagkan bahan-bahan belajar yang berupa $ontoh-$ontoh, ilustrasi, tugas, dan
sebagainya ntuk dipelajari siswa =) engatur topi$-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkrit ke yang abstrak, atau dari tahap ena$tif, ikonik sampai ke simbolik. 4) elakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa. Langakah-langkah pembelajaran menurut Ausubel: 0) enetukan tujuan pembelajaran 2) elakukan identifikasi karakteristik siswa 9) emilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnya dalam bentuk
konsep-konsep inti. 7) enentukan topi$-topik dan menampilkannya dalam bentuk Advance organizer yang akan dipelajari siswa @) empelajari konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkannya dalam bentuk nyata*konkrit. Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 11
Page
=) elakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Ma+a(3(a+a( Te#r Bela!ar K#gnt$
Cang termasuk teori belajar kognitif adalah! 0. !eori belajar "engola#an $nformasi 3ebanyakan, peristiwa lupa terjadi karena informasi di dalam memori jangka pendek tidak pernah ditransfer ke memori jangka panjang. Tapi bisa juga terjadi karena seseorang kehilangan kemampuannya dalam mengingat informasi yang telah ada di dalam memori jangka panjang. +isa juga karena interferensi, yaitu terjadi apabila informasi ber$ampur dengan atau tergeser oleh informasi lain. 2. !eori belajar %ontruktivisme Teori belajar 3ontrukti'isme memandang bahwa! +elajar berarti mengkontruksikan makna atas informasi dari masukan yang masuk ke dalam otak, yang diantaranya! Peserta didik harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam
adirinya sendiri. Peserta didik sebagai indi'idu yang selalu memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan mere'isi prinsip-prinsip tersebut apabila sudah dianggap tidak bisa digunakan lagi. Peserta didik mengkontruksikan pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya. Te#r K#ntr"kt-*(e (eneta,kan ) a*"(* tentang 'ela!ar4 5at"6
0. Pengetahuan se$ara fisik dikonstruksikan oleh peserta didik yang terkibat dalam belajar aktif. 2. Pengetahuan se$ara simbolik dikonstruksikan oleh peserta didik yang membuat representasi atas kegiatannya sendiri. 9. Pengetahuan se$ara sosial dikonstruksikan oleh peserta didik yang menyampaikan maknanya kepada orang lain. 7. Pengetahuan se$ara teoritik dikonstruksikan oleh peserta didik yang men$oba menjelaskan obyek yang tidak benar-benar dipahaminya Sla-n (en5arankan & *trateg 'ela!ar e$ekt$4 5at"6 embuat $atatan +elajar kelompok enggunakan metode PE7 ( previe&, question, read, reflect, recite, revie&)
D. Bela!ar Se'aga Pr#*e* K#gnt$ Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 12
Page
Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. 3ognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. engan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada 'ariabel penghalang pada aspek-aspek kognisi seseorang (ulyati, 211@) Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. +elajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. +elajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. ari beberapa teori belajar kognitif diatas (khusunya tiga di penjelasan awal) dapat pemakalah ambil sebuah sintesis bahwa masing masing teori memiliki kelebihan dan kelemahan jika diterapkan dalam dunia pendidikan juga pembelajaran. ika keseluruhan teori diatas memiliki kesamaan yang sama-sama dalam ranah psikologi kognitif, maka disisi lain juga memiliki perbedaan jika diaplikasikan dalam proses pendidikan. %ebagai misal, Teori bermakna ausubel dan dis$o'ery ?earningnya bruner memiliki sisi pembeda. ari sudut pandang Teori belajar +ermakna Ausubel memandang bahwa justeru ada bahaya jika siswa yang kurang mahir dalam suatu hal mendapat penanganan dengan teori belajar dis$o'eri, karena siswa $enderung diberi kebebasan untuk mengkonstruksi sendiri pemahaman tentang segala sesuatu. leh karenanya menurut teori belajar +ermakna guru tetap berfungsi sentral sebatas membantu mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman yang hendak diterima oleh siswa namun tetap dengan koridor pembelajaran yang bermakna. ari poin diatas dapat penulis ambil garis tengah bahwa beberapa teori belajar kognitif diatas, meskipun sama-sama mengedepankan proses berpikir, tidak serta merta dapat diaplikasikan pada konteks pembelajaran se$ara menyeluruh. Terlebih untuk menyesuaikan teori belajar kognitif ini dengan kompleksitas proses dan sistem pembelajaran sekarang maka harus benar-benar diperhatikan antara karakter masing-masing teori dan kemudian disesuakan dengan tingkatan pendidikan maupun karakteristik peserta didiknya. E.
Strateg Pe('ela!aran K#ntek*t"al 78TL9
6onteteFtual tea$hing and learning (6T? ) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa se$ara penuh untuk dapat menemukan materi
Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 13
Page
yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata s ehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. ari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami! 0.
6T? menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi,artinya proses
belajar diorientasikan pada prosespengalaman se$ara langsung. 2. 6T? mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. 9. 6T? mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan,artinya 6T? bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya,akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. %ehubungan dengan hal di atas terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan 6T? diantaranya ! 0. alam 6T? pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada,artinya apa yang dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajarinya,dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitran satu sama lain. 2. Pembelajaran kontektual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru.Pengetahuan baru itu diperoleh dengan $ara deduktif,artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari se$ara keseluruhan,kemudian memperhatikan detailnya. 9. Pemahaman pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini,misalnya dengan meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolahnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan. 7. empraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut.Artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa,sehingga tampak perubahan pribadi siswa. @. elakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan.hal ini dilakukan sebagai umpan balik,untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi. Peran uru dan %iswa dalam 6T? ,terdapat beberapa yang harus diperhatikan bagi setiap guru manakala menggunakan pendekatan 6T? antara lain! 0. %iswa dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai indi'idu yang sedang berkembang.3emampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya.Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk ke$il,melainkan organism yang sedang berada dalam tahap-tahap perkembangan.3emampuan Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 14
Page
belajar akan sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pengalaman mereka.engan demikian peran guru bukan sebagai instruktur yang memaksakan kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. 2. %etiap anak memiliki ke$enderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan.3egemaran anak adalah men$oba hal-hal yang dianggap aneh dan baru.leh karena itu belajar belajar bagi mereka adalah men$oba meme$ahkan setiap persoalan yang menantang,engan demikian guru berperan dalam memilih bahan-bahan belajar yang dianggap penting untuk dipelajari oleh siswa. 9. +elajar bagi siswa adalah proses men$ari keterkaitan antara hal-hal yang baru dengan halhal yang sudah diketahui.engan demikian peran guru adalah membantu agar siswa mampu menemukan keterkaitan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya. 7. +elajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada atau proses pembentukan skema baru,dengan demikian tugas guru adalah memfasilitasi agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi. 6T? sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 4 asas.Asas ;asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan 6T?. 3etujuh asas tersebut antara lain 0.3onstrukti'isme 3onstrukti'isme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognisi siswa berdasarkan pengalaman.enurut konstrukti'isme,pengalaman itu memang bersala dari luar,akan tetapi dikontruksi oleh dan dari dalam diri seseorang.leh sesbab itu pengalaman terbentuk oleh dua fa$tor penting yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk menginterpretasi obyek tersebut. 2.8nkuiri Asas kedua dalam pembelajaran kontekstual adalah inkuiri.Artinya,proses pembelajaran didasarkan pada pen$arian dan penemuan melalui proses berpikir se$ara sistematis.Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat,akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.engan demikian dalam proses peren$anaan,guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal,akan tetapi meransang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri mat eri yang harus dipahaminya. 9.+ertanya +elajar pada dasarnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.bertanya dapat dianggap sebagai refleksi dari keingintahuan setiap indi'idu,sedangkan menjawab pertanyaam men$erminkan kemampuan sesorang dalam berpikir.alam proses pembelajaran Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 15
Page
6T? guru tidak menyampaikan informasi begitu saja,akan tetapi meman$ing agar siswa dapat menemukan sendiri.3arena itu peran bertanya sangat penting,sebab melalui pertanyaan pertanyaan guru dapat membimbng dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya. 7. asyarakat belajar alam 6T? penerapan masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.%iswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen baik dilihat dari kemampuan belajar dan ke$epatan belajarnya.+iarkan dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan,yang $epat didorong untuk membantu yang lambat belajar. @. Pemodelan Cang dimaksud dengan asas pemodelan, adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai $ontoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.isalnya guru memberikan $ontoh bagaimana $ara melafalkan sebuah kalimat asing.guru olahraga memberikan $ontoh bagaimana $ara melempar bola dan lain sebagainya. =. efleksi efleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan $ara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.elalui refleksi pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognisi siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang telah dibentuknya. 4. Penilaian nyata Penilaian nyata (authenti$ assesement ) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak.apakah pengetahuan belajar siswa mempunyai pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. 'onto# "ola dan !a#apan "embelajaran %ontekstual ( '! ) yang dikutif dari buku *trategi "embelajaran +erorientasi *tandar "roses "endidikan %arangan ina *anjaya !a#un -/. %alah satu $ontoh dalam penerapan pembelajaran adalah sebagai berikut, misalkan pada suatu hari guru akan membelajarkan anak tentang fungsi pasar.kompetensi yang harus di$apai adalah kemampuan anak untuk memahami fungsi dan jenis pasar.>ntuk men$apai kompetensi tersebut dirumuskan beberapa indikator hasil belajar! Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 16
Page
0.siswa dapat menjelaskan pengertian pasar 2. siswa dapat menjelaskan jenis-jenis pasar 9.siswa dapat menjelaskan perbedaan karakteristik antara pasar tradisional dengan non tradisional (swalayan). 7.%iswa dapat menyimpulkan tentang fungsi pasar @.%iswa bisa membuat karangan yang ada kaitannya dengan pasar. "ola "embelajaran '! >ntuk men$apai kompetensi tersebut dengan pendekatan 6T?,guru menggunakan langkah-langkah pembelajaran seperti berikut ! a."enda#uluan 0. uru menjelaskan kompetensi yang harus di$apai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari. 2.uru menjelaskan prosedur pembelajaran 6T? - %iswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan jumlah siswa - Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan obser'asi.isalnya kelompok 0,dan 2 obser'asi ke pasar tradisional,kelompok 9 dan 7 melakukan obser'asi ke pasar swalayan. -elalui obser'asi siswa ditugaskan untuk men$atat berbagai hal yang ditemukan di pasar pasar tersebiut. 9. elakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa. b. $nti di lapangan 0.siswa melakukan obser'asi ke pasar sesuai dengan pembagian kelompok 2.siswa men$atat hal-hal yang mereka temukan di pasar sesuai dengan alat obser'asi yang telah mereka tentukan sebelumnya. i dalam kelas 0. %iswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan temuan kelompok masingmasing. 2. %iswa melaporkan hasil diskusi 9. %etiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang lain. "enutup 0. engan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil obser'asi sekitar masalah pasar sesuai dengan indi$ator hasil belajar yang harus di$apai. 2. uru menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman belajar mereka dengan tema pasar. Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 17
Page
BAB III PENUTUP
A. Ke*(,"lan
+elajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur- unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Akti'itas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Cang termasuk teori belajar kognitif adalah Teori belajar Pengolahan 8nformasi, dan teori belajar 3ontrukti'isme. %la'in menyarankan 9 strategi belajar efektif, Caitu membuat $atatan, belajar kelompok, menggunakan metode PE7 ( previe&, question, read, reflect, recite, revie&). ean Piaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi beberapa tahap yaitu! a.
Tahap sensory 0 motor, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 1-2 tahun, Tahap ini diidentikkan dengan kegiatan motorik dan persepi yang masih sederhana.
Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 18
Page
b.
Tahap pre 0 operational , yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-4 tahun. Tahap ini diidentikkan dengan mulai digunakannya symbol atau bahasa tanda, dan telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak.
$.
Tahap concrete 0 operational , yang terjadi pada usia 4-00 tahun. Tahap ini di$irikan dengan anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristikperseptual pasif.
d. Tahap formal 0 operational , yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 00-0@ tahun. 6iri pokok tahap yang terahir ini adalahanak sudah mampu berpikir abstrak dan logisdengan menggunakan pola pikir "kemungkinan#.
B. Rangk"(an
+elajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. %etiap orang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang. enurut Piaget, kegiatan belaajr terjadi sesuai dengan pola tahap-tahap perkembangan tertentu dan umur seseorang, serta melalui proses asimilasi, akomodasi, dan eDuilibrasi. %edangkan +runer mengatakan bahwa belajar terjadi lebih ditentukan oleh a$ara seseorang mengatur pesan atau informasi, dan bukan ditentukan oleh $ara seseorang mengatur pesan atau informasi, dan bukan ditentukan oleh umur. &amu, Ausubel mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimiliknya dengan memperhatikan stimulus, memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah difahami. 3etrlibatan siswa se$ara aktif amat dipentingkan untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. ateri pelajatran yang disusun dengan menggunakan pola dan logika tertentu,
Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 19
Page
dari sederhana ke kompleks. Perbedaan indi'idual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena fa$tor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, ?utfi "akalah Teori +elajar 3ognitif.# %tyle %heet. " #ttp122upi3 lut#fia#mad.blogspot.com2-4-252makala#3teori3belajar3kognitif.#tml : (7 aret 2109) +udiningsih 6. Asri, +elajar dan "embelajaran, ineka 6ipta, Cogyakarta , 2117.
Teori Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran 20
Page