SISTEM AC (AIR CONDITIONER ) MOBIL Sistem Pendingin (Air Conditioner) Kendaraan Peralatan AC yang ada di mobil secara garis besar terdiri dari :
1. Compressor Perangkat ini sebagai elemen AC yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi freon/refrigerant ke condenser.
2. Condenser Komponen ini mempunyai tugas untuk mendinginkan freon/refrigerant (mengubah freon menjadi cairan yang bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi).
3. Receiver dryer Komponen ini sebagai tempat penyimpanan freon secara sementara kondensor mencairkannya, kemudian disalurkan ke evaporator. Dryer juga berfungsi sebagai penampung dan penyaring kotoran dalam sistem peredaran dalam AC mobil.
4. Thermostat Perangkat yang menyalurkan daya listrik listrik ke ke compressor secara otomatis. Pada thermostat terdapat sebuah sensor yang akan mendeteksi suhu di evaporator (jika suhu mulai dingin maka akan mengaktifkan pemutusan arus listrik agar tidak mengalami pembekuan)
5. Expansion valve Elemen yang berfungsi sebagai pengubah cairan freon menjadi uap atau kabut (cairan freon yang dari dyer ke evaporator dengan temperatur dan tekanan yang rendah).
6. Evaporator Perangkat ini berfungsi sebagai penyerap panas dan merubahnya menjadi udara dingin melalui sirip sirip pendingin (mengubah cairan freon menjadi gas dingin)
7. Blower Komponen ini berfungsi mengeluarkan gas dingin yang dihasilkan oleh refrigrant yang melewati katup expansi, sehingga udara dingin memasuki ruang kendaraan, .
Komponen - Komponen Utama AC Mobil meliputi : Kompresor ( compresor ) Berfungsi memberikan tekanan pada zat pendingin ( refrigerants ) agar bersikulasi pada sistem. Kompresor ada dua jenis yaitu jenis rotari ( gerakan rotor di dalam stator kompresor akan menghisap
dan menekan zat pendingin ) dan torak ( untuk menghisap dan menekan zat pendingin dilakukan oleh gerakan torak di dalam silinder kompresor ). Agar kinerja kompresor tidak terlalu membebani mesin dan lebih awet maka dipasangi alat bernama pressure swicth untuk mengatur secara otomatis jalannya kompresor.
Keuntungan kompresor rotari : *Karena setiap putaran menghasilkan langkah – langkah hisap dan tekan secara bersamaan, maka momen putar lebih merata akibatnya getaran/kejutan lebih kecil. *Ukuran dimensinya dapat dibuat lebih kecil & menghemat tempat. Kerugian : *Sampai saat ini hanya dipakai untuk sistem AC yang kecil saja sebab pada volume yang besar, rumah dan rotornya harus besar pula dan kipas pada rotor tidak cukup kuat menahan gesekan.
Kondensor / Kondensator ( condenser ) Berfungsi mendinginkan atau memperkecil kalor zat pendingin yang telah diberi tekanan oleh kompresor. Pada saat diberi tekanan kompresor suhu zat pendingin menjadi panas, setelah melewati kondensor menjadi dingin dan berubah jadi cair.
Receiver Dryer / Drier Berfungsi menyerap atau mengeringkan uap air sebagai efek pendinginan zat pendingin dari kondensor.
Katup Ekspansi ( expansion valve ) Berfungsi menurunkan tekanan zat pendingin dari kondensor sebelum masuk ke evaporator, tujuannya agar zat pendingin berfungsi optimal menyerap panas di sekitar evaporator. Bentuk ekspansi ada yang kotak dan kapiler. Hati - hati jangan sembarangan gonta - ganti atau mencampur jenis zat pendingin, sesuaikan dengan spesifikasi AC anda agar sistem terhindar dari kerusakan mengingat karakter zat pendingin berbeda - beda.
Katup Ekspansi ( expansion valve ) erfungsi mengambil panas zat pendingin agar menjadi lebih dingin serta merubahnya menjadi gas. Sepintas mirip kondensor cuma evaporator lebih banyak mengambil panas dibandingkan kondensor. Evaporator diletakkan dalam dashboard mobil dan dilengkapi motor blower atau kipas peniup untuk menghembuskan udara dingin ke dalam kabin mobil. Agar udara yang ditiup bersih maka diperlukan filter untuk menyaring kotoran yang ikut tertiup blower.
Zat Pendingin ( Refigerant ) Dahulu yang umum dipakai adalah freon jenis R - 12 namun karena merusak lapisan ozon maka diganti dengan jenis R 134a yang ramah lingkungan. Namun perlu diketahui AC yang didesain menggunakan zat pendingin R - 12 tidak boleh begitu saja dic ampur atau full diganti R 134a tanpa mengganti beberapa sparepart sistem AC dan jenis oli kompresor. Hal ini mengingat molekul R 134a lebih kecil dari R - 12. Kalau anda memaksakan mencampur tanpa mengganti spare part dan oli kompresor maka dipastikan kompresor macet / rusak serta sering freon habis karena bocor. Oli kompresor R - 12 adalah ND-OIL6 (mineral oil) atau ND-OIL7 sedangkan Oli kompresor R134a adalah ND-OIL8 (synthetic oil) atau ND-OIL9. .Proses Kerja AC Mobil Setelah anda mengetahui fungsi dari semua komponen AC mobil, maka selanjutnya mengetahui proses kerja sistem AC mobil sebagai berikut:
1.
Zat pendingin bertekanan tinggi dari kompresor berupa gas.
2. Zat pendingin yang sudah didinginkan oleh kondensor berubah bentuk dari gas menjadi cair. 3. Zat pendingin yang telah diturunkan tekanannya oleh katup ekspansi, berubah bentuk menjadi uap. 4. gas.
Zat pendingin yang telah menyerap panas pada evaporator berubah bentuk menjadi
5. Zat pendingin yang berbentuk gas diberi tekanan oleh kompresor sehingga beredar dalam sistem AC,karena adanya tekanan maka zat pendingin menjadi panas. 6. Kondensor akan medinginkan zat pendingin tersebut ( kondensasi),sementara tekanan zat pendingin masih tetap tinggi dan berubah bentuk menjadi cair. Dengan demikian ac mobil mempunyai fungsi mengatur suhu udara, mengatur sirkulasi udara, mengatur kelembaban (humidity) udara, dan mengatur kebersihan udara. Sehingga salah satu dari beberapa banyaknya perangkat mobil yang sangat penting adalah ac mobil. Tata letak komponen AC Mobil
Cara Mudah Merawat AC Mobil Anda Berbicara masalah AC Mobil sebenarnya tidaklah jauh berbeda dengan AC lainnya, pada dasarnya berkendaraan Mobil akan terasa nyaman, jika penyejuk udara (AC) bekerja dengan sempurna. Sekarang ini, AC sudah menjadi suatu kebutuhan apalagi dikota besar. Jika AC tidak dingin, keadaan pun menjadi tidak nyaman, dan jalan keluarnya adalah membuka kaca jendeia mobil. Namun jika kaca jendela tersebut dibuka, maka debu dan asap kendaraan akan masuk, dan sebaliknya jika ditutup ruangan akan terasa panas dan pengap. Gangguan pada AC biasanya dikarenakan kurangnya perawatan. Tips berikut ini dapat membantu Anda melakukan perawatan AC sendiri sebelum kondisi AC menjadi rusak berat: 1. Jagalah selalu kebersihan kabin dari debu dan kotoran. Terutama karpet 2 lembar yang didepan karena akan tersedot kedalam evaporator (lembab) sehingga terjadi jamur dan spora sangat tidak baik buat kesehatan, dan menimbulkan bau yg tidak enak bila pertama kali AC dihidupkan. 2. Saat mencuci mobil, buka kap mesinnya dan semprotkan air yang kencang pada bagian Condensor AC (yang bentuknya mirip radiator dan biasanya terletak di depan radiator) kotoran atau debu yang menempel bila dibiarkan akan mengeras bisa mengakibatkan korosi atau keropos sehingga menjadi bocor pada bagian kondensor AC, atur tekanan air sebelum di semprotkan pada unit condensor AC (kurangi tekanan airnya) 3. Memilih tempat parkir yang teduh jika parkir kendaraan dalam waktu yang cukup lama, Karena kalau di tempat panas biasanya pas pengemudi masuk, ruang dalam cukup panas dan mengakibatkan membutuhkan proses pendinginan yang lama. Selain itu beban pendinginan saat mobil berjalan pun ikut tinggi. 4. Periksalah ExtraFan (kipas) yang didepan Condensor apakah berputar bila AC dinyalakankan. Bila tidak segera ganti, akan mengakibatkan Compressor AC rusak atau selang highpress bisa meledak. 5. Jangan merokok di dalam mobil karena asapnya bisa mengotori Evaporator AC/Cooling Coil Unit karena nikotin yang lengket dan akan berlendir serta menimbulkan bau tak sedap dan susah untuk
dihilangkan. 6. Jangan memaksimalkan beban AC saat kendaraan melaju kencang dengan menurunkan temperaturnya. 7. Sebelum menyalakan mesin matikan AC terlebih dahulu, sesudah mesin stabil baru AC dinyalakankan. Begitu pun sebaliknya, matikan AC terlebih dahulu sebelum anda mematikan mesin mobil anda. 8. Jangan memakai pengharum wewangian yang mutunya kurang jelas, akan menimbulkan bau dan sulit untuk dibersihkan. Dan jangan memakai pengharum model colok/gantung ke GRILL sebab sering mengakibatkan GRILL/angin-anginan patah (karena sebagian GRILL sulit diperoleh di pasaran). sumber : http://aria-info.blogspot.co.uk/2009/12/ac-air-conditioner-mobil.html
Rangkaian Dasar Kelistrikan AC Mobil Berikut adalah rangkaian dasar dari sistem kelistrikan AC yang digunakan pada mobil :
Keterangan : Pada gambar diatas terdiri atas dua bagian besar, yaitu rangkaian blower dan rangkaian thermostat. Rangkaian Blower berfungsi untuk mengatur kecepatan kipas blower dengan menggunakan switch / saklar blower. Rangkaian ini hanya dasar, dan pada dasarnya setiap AC mobil menggunakan alur ini, namun dengan berbagai tambahan sesuai dengan kebutuhan. Rangkaian Thermostat berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus secara otomatis.
Hal ni terjadi berdasarkan besar suhu yang di terima oleh komponen thermostat. Jika suhu pada ruangan sudah dingin, maka secara otomatis thermostat a kan memutuskan arus yang mengalir ke kopling magnet yang ada dikompresor dengan menggunakan relay , sehingga kompresor berhenti bekerja. Sebaliknya, jika suhu di ruangan panas atau tidak sesuai dengan keinginan pengguna yang di setel pada panel pengatur suhu, maka thermostat akan membuka arus yang mengalir ke kopling magnet dengan menggunakan relay . Sehingga kompresor bekerja. Sumber : http://otogembel.wordpress.com/2012/09/22/komponen-ac-mobil/ Masalah AC Mobil dan Solusinya Cara Kerja Ac Mobil Langkah pertama untuk memahami cara kerja ac mobil atau ac rumah adalah anda harus memahami masalah hubungan pressure and temperature. Hubungan suhu dan tekanan, karena pada dasarnya cara kerja ac adalah simulasi hubungan antara suhu dan tekanan bahan pendingin didalam pipa /selang yang dihubungkan secara seri.antara satu alat dengan alat yang lainnya. contoh yang paling mantap adalah hubungan suhu udara dengan tekanan atmospher seperti contoh gambar dibawah ini :
sekarang sudah terbayang jika kita ada di puncak mount everest diatas ketinggian 8,8 km diatas permukaan laut. suhu dapat mencapai minus 40 derajat c elcius tekanan udara rendah. alias kurang oksigen dibandingkan dengan kota tangerang suhu dapat mencapai 35 derajat celci us tapi anda dapat
bernapas lega udara dapat dihirup secara gratis. Contoh hubungan antara suhu dan tekanan yang juga mantap seperti dibawah ini
akhirnya oleh para ahli fisika, kimia dan ahli mekanik diciptakan sebuah alat mesin pendingin dan bahan pendingin /Refrigerant seperti R-12, R-22 R-134a dll yang memanfaatkan perubahan suhu dan tekanan bahan pendingin tersebut untuk kepentingan umat manusia. zat-zat bahan pendingin tersebut harus aman, tidak berbau, tidak meledak, tidak beracun. Hubungan suhu dan tekanan R134 & R12 yang biasa dipakai di mobil
Cara kerja ac mobil Dalam diagram dibawah ini dapat saya uraikan sebagai berikut : ketika anda menekan tombol ac di dasbor mobil anda dalam keadaan mesin mobil hidup, maka arus listrik positip langsung meluncur ke kopling kompresor / magnetic clutch karena ada arus listrik maka kopling kompresor berubah menjadi magnet dan menekan kompresor dan ahirnya kompresor bergerak, katup hisap mengisap pada jalur pipa area biru seperti pada gambar
Magnetic clutch Diagram Ac Mobil hasil hisapan piston kompresor bahan pendingin kemudian ditekan, bahan pendingin merubah suhunya menjadi panas akibat tekanan piston, kemudian bahan pendingin/freon masuk ke condensor untuk didinginkan agar merubah wujud dari vapor/gas menjadi cairan selanjutnya gas sudah merubah wujud menjadi cairan masuk ke dryer/saringan agar jangan sampai ada kotoran/gram, karena gas cairan bahan pendingin akan masuk ke area y ang sangat kecil/sempit yaitu keran ekspansi. selanjutnya cairan bahan pendingin masuk keran ekspansi untuk masuk ke area evaporator karena lubungnya teramat kecil, sementara kompresor terus mengisap area evaporator / area war na biru tekanannya menjadi rendah ketika sebagian kecil bahan pendingin dapat menerobos lubang keran ekspansi maka tekan area biru bahan pendingin berkisar 25 s/d 35 PSi inilah yang didesain oleh para ahli pembuat ac. kita lihat tabel tekanan R134a 25-35 psi adalah 29 s/d 40 derajat F dingin, sedangkan tekanan area merah 135 s/d 155 psi suhunya 105 s/d 115 F hangat. akibatnya evaporator menjadi dingin akibat dari bahan pendingin menguap pada tekanan 25- 35 psi, sesuai dengan desain. selanjutnya blower meniupkan angin melewati evaporator yang sudah dingin, akibatnya udara yang keluar didasbor menjadi dingin sesuai dengan yang diharapkan.
cara kerja kompresor tipe piston 1. kompressor
Tip membeli kompresor bekas ex singapura : tekan katup buang/tekan oleh ibu jari tangan kiri anda, sementara tangan kanan anda memutar magnetic clutch 3-5 kali putaran, kemudian rasakan apakah ada tekanan angin pada ibu jari tangan anda jika ada pertanda kompresor masih bagus. jika tesnya melalui katup hisap, 3-5 kali putaran tangan anda merasa tersedot pertanda kompresor masih sangt bagus. 2. Condenser
condensor berfungsi untuk merubah freon dalam wujud gas dirubah menjadi bentuk cairan, condensor umumnya terbuat dari pipa bahan almunium atau tembaga jika ditarik lurus pipa kondensor panjangnya dapat mencapai 12-14 meter. 3. Drier
drier berfungsi untuk menyaring kotoran agar bahan pendingin bersih dari kotoran -kotoran gram pertikel besi ataupun yang lainnya dan juga berfungsi untuk melihat apakah freon sudah menjadi cairan dan juga berfungsi untuk melihat apakah freon sudah full ketika freon diisikan keda lam sistem , ciri tes drier masih bagus atau buruk/jelek adalah cukup ditiup oleh tekanan mulut kita, jika tiupan terasa enteng maka drier masih cukup bagus untuk digunakan kembali. 4. expansion valve
expansion valve - keran ekspansi berfungsi untuk mengatur seberapa banyak freon yang masuk kedalam evaporator dan secara otomatis. 5. Evaporator
evaporator berfungsi sebagai tempat menguapnya cairan bahan pendingin sesuai dengan yang didesain tekanan freon antara 25 - 35 psi lihat tabel suhunya 29-40 derajat fahrenheit Blower dan evaporator dalam satu unit 6. Blower
blower berfungsi untuk meniupkan udara dingin yang dihasilkan oleh evaporator ke ruang kabin kendaraan 7. Thermostat
Fungsi thermostat adalah pengatur suhu seberapa besar suhu yang diinginkan, umum ada dua konektor satu terhubung ke magnetic clutch kompresor yang satu lagi terhubung ke tombol dasbor ke jalur listrik positip atau ke relay sesuai dengan desain mobil. cara kerjanya jika suhu di evaporator yang diinginkan sudah tercapai maka themostat akan memutuskan arus listrik, maka compressor berhenti istirahat. erputar. maka proses pendinginan terhenti. ketika suhu evaporator dinginnya mulai berkurang, maka arus listrik terhubung kembali. dan kompresor berputar kembali.
Berikut Termometer untuk mengukur suhu udara angin blower
Berikut Bahan Pendingin R-134a
Berikut Manifold gauge
Manifold gauge berfungsi untuk memasukan bahan pendingin, mengukur tekanan jalur pipa tekanan rendah dan jalur pipa tekanan tinggi, dan j uga berfungsi untuk mendiagnosis masalah/causes ac mobil. harga satu set manifold gauge relatip murah 75 ri bu s/d 150 ribu, saya saran kan belinya di toko alat alat ac rumah harga lebih murah. Masalah Ac Mobil dan Solusinya Masalah ac mobil kurang dingin Berikut ini saya uraikan cara mendiagnosis masalah ac mobil, jika ac mobil anda dalam masalah. Melalui metode pengukuran tekanan sisi bagian rendah dan sisi bagian tinggi , maka dengan mudah menditeksi penyebab masalah ac mobil anda. cara diagnosis kerusakan ac mobil sebaiknya mobil jangan dihidupkan dahulu.! langkah pertama hubungkan selang gauge tekanan rendah pentil low pressure service value dan selang yang satu ke pentil high pressure service value pastikan gas freon tidak ada yang keluar dari pentil service. tekanan sisi rendah dan sisi tinggi relatip sama. La ngkah kedua hidupkan mobil kontak ac hidupkan dalam keadaan langsam. atau posisi mesin pada RPM 2000. lihat tekanan sisi rendah dan sisi tinggi amati. seberapa besar tekanannya Standar Operasi Normal Ac mobil dingin mantap low side 25-35 psi High side 135-155 Psi Sebagai panduan untuk menditeksi masalah ac mobil anda Tabel dibawah ini bis a dijadikan panduan Kemungkinan alat yang rusak Ambient Temperature Skala ° F Low side Gauge Psi
High side gauge Psi Compressor 90 50 120 Condenser 95 55 300 Drier 100 5 305 Keran Ekspansi 95 2 170 Keran ekspansi 95 55 160 Thermostat 97 10 205 T hermostat 98 60 210
Masalah AC mobil Tidak Dingin Dalam kasus ini biasanya yang keluar dari blower hanya angin saja dinginnya sama sekali tidak ada, maka ya ng harus dilakukan ada beberapa langkah pengecekan : periksa fan belt cek magnetic clutch cek sensor tekanan periksa sekering ac periksa relay ac periksa bahan pendingin
langkah pertama hidupkan mobil dan sistem ac dalam keadaan on, p eriksa drive belt apakah berputar, jika berputar selanjutnya cek magnetic clutch apakah ikut berputar, jika tidak berputar dapat dipastikan magnet tidak menerima arus listrik langkah 2 selanjutnya cek s ensor tekanan
coba hubungkan dua kutub sensor tekanan dengan menggunakan kabel pendek j ika magnetic clutch berputar dapat dipastikan penyebab kerusakan adalah sensor tekanan dalam keadaan ac normal tanpa sensor dapat ac mobil dapat digunakan. jika magnetic clutch tetap tidak berputar selajutnya test arus listrik, ambil tespen periksa 2 kutub sensor tekanan, jika tespen tidak menyala dapat dipastikan kerusakannya pada area relay atau sekering, lokasi sekering a/c at au relay biasanya ada dibawah dasbor.didekat area mesin biasanya kotak sekering maupun relay tertulis A/C
jika semua sistem kelistrikan sudah ok namun ac tidak dingin : ada dua kemungkinan penyebabnya bahan pendingin habis coba cek pentil untuk memasukan bahan pendingin ,ditekan pakai paku atau obeng plus jika bahan pendingin masih ada, selanjutnya lakukan langkah matikan
mesin : tes magnetic clutch lepas soket hubungkan dengan kabel 1 meter kemudian langsung jumper ke terminal positip aki jika tidak terdengan bunyi : trek2 dapat dipastikan magnetnya rusaksumber : http://wisnusantoso1.blogspot.co.uk/2012/10/masalah-ac-mobil-dan-solusinya.html Tambahan : DIAGNOSA KERUSAKAN AC Bermacam cara dapat dilaksanakan untuk pengetesan sistem AC, antara lain: 1. Tes tekanan 2. Tes temperatur 3. Tes kebocoran 1. Tes Tekanan. Untuk melakukan tes tekanan, mesin harus berputar pada > 2000 Rpm. Sistem AC yang bekerja normal saluran hisap (Tekanan Rendah) kompresor, zat pendingin harus berupa gas dengan tekanan 1,5 – 2 bar (21 – 29 psi).Pada saluran tekan (Tekanan Tinggi) kompresor zat pendingin masih berbentuk gas dengan tekanan 14,5 – 20 bar (200 – 213 psi). a. Kedua manometer menunjukkan tekanan yang rendah dari semestinya Gambar Manometer menunjukkan tekanan lebih rendah Penyebab : Tekanan yang kurang pada saluran tekan dan saluran hisap kompresor menunjukkan zat pendingin yang beredar dalam sistem volumenya sudah berkurang. Kekurangan zat pendingin yang sudah diisi penuh disebabkan kebocoran pada sistem, akibatnya sistem AC bekerja tidak efisien (AC kurang dingin).
Bila tekanan tinggi diukur setelah saringan, hal ini bisa menunjukkan saringan sudah kotor.
b. Kedua manometer menunjukkan tekanan yang lebih besar Gambar manometer menunjukkan tekanan yang lebih besar Penyebab : Pengisian zat pendingin terlalu banyak.Tekanan pada bagian tekanan tinggi akan naik, volume zat pendingin yang disemprotkan katup ekspansi akan lebih besar, menyebabkan saluran tekanan rendah naik pula tekanannya.
Pendingin kondensor yang kurang baik, menyebabkan temperatur evaporator menjadi naik, dan tekanan pipa kontrol katup ekspansi akan naik juga mengakibatkan katup ekspansi akan selalu membuka. Tekanan kedua bagian saluran tekanan tinggi dan rendah akan naik.
Bila manometer menunjukkan tekanan yang lebih besar lagi pada kedua saluran, hal ini berarti ada uap air yang beredar dalam sistem.
Pengisian zat pendingin yang terlalu banyak harus dihindari, karena sistem AC bekerja lebih berat dan terasa kurang dingin.
c. Manomater tekanan rendah lebih tinggi dan manometer tekanan tinggi lebih r endah Gambar Manometer tekanan rendah lebih tinggi dan tekanan tinggi lebih rendah Penyebab :
Kebocoran pada bagian– bagian yang bergesekan dari kompresor seperti katup–katup cincin torak, menyebabkan kompresor tidak bekerja dengan baik.
Langkah tekan kompresor tidak menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dan temperatur evaporator naik, katup expansi akan selalu ter buka.
Katup–katup kompresor yang rusak akan menyebabkan zat pendinginan yang ditekan akan mengalami kebocoran kebagian saluran hisap, akibatnya saluran hisap tekanannya akan lebih naik/tinggi dan bagian saluran tekanan, tekanannya akan turun/rendah
2. Tes temperatur. a. Mengukur temperatur udara dalam saluran evaporator. Pengetesan kemampuan sistem AC dengan cara ini masih pada putaran mesin ? 2000 rpm, AC bekerja dengan beban penuh dan pengetesan dengan manometer menunjukkan sistem tidak ada kesalahan. Gambar pengukuran temperatur udara dalam saluran evaporator Tabel perbandingan temperatur udara luar dan temperatur udara dalam saluran evaporator di bawah ini, dapat dijadikan pedoman untuk tes temperatur. Tabel perbandingan temperatur
b. Mengukur temperatur ruangan AC & kelembaban udarahttp://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4706953304985268482#editor/target=post;postI D=663522067349717136 Prosentase kelembaban udara relatif yang lebih besar dapat diturunkan oleh sistem AC, karena udara yang basah/lembab akan dikeringkan oleh evaporator, hal ini terlihat adanya tetesan air (kondensasi) di sekitar pipa – pipa evaporator. Menggunakan Higrometer kita dapat mengukur kelembaban udara dalam ruangan AC, kelembaban udara yang ideal adalah 45 –50% dengan temperatur ruangan 20 22ºC. Bila kelembaban udara luar tidak jauh berbeda dengan kelembaban udara dalam ruangan AC, hal ini berarti evaporator terlalu basah & kotor. Gejala ini juga terasa AC kurang dingin.
3. Tes kebocoran Mengetes kebocoran zat pendingin pada sistem dapat dilakukan dengan macam – macam cara, secara sederhana dapat dilakukan dengan memeriksa sambungan – sambungan instalasi pipa memakai busa sabun, atau dengan kompor nyala api sipiritus. Gambar di bawah memperlihatkan alat Leak Detector yang dapat mencari kebocoran refrigrant dari sistem AC. A.
a.
Komponen Utama
Kompresor
Kompresor merupakan komponen yang bekerja memompa refrigerant agar dapat bersikulasi ke seluruh unit AC mobil, sehingga terdapat perbedaan tekanan, baik sebelum atau sesudah masuk refrigerant sebagai ‘darahnya’ . Pada bagian masuk kompresor tersebut sebagai daerah tekanan rendah dan bagian keluar kompresor disebut sebagai daerah tekanan tinggi. Tenaga penggerak kompresor untuk mensirkulasikan refrigerant berasal dari tenaga mesin. Dengan perantaraan belt, pulley, dan magnet cluth, kompresor dapat berputar seirama dengan putaran mesin. Dengan adanya pembagian tenaga mesin untuk menggerakkan kompresor, maka beban mesin akan bertambah, sehingga secara otomatis konsumsi bahan bakar pun meningkat. Begitu vitalnya fungsi kompresor dan sistem AC mobil, sehingga perlu diperhatikan kondisi
maupun perawatannya. Jangan sampai karena kurang perawatan menyebabkan AC Mobil tidak bekerja. Kompresor yang terdapat pada unit AC memiliki berbagai tipe, bentuk, dan ukuran yang berbedabeda. Diperlukan pengetahuan dan pemahaman cara kerja untuk masing-masing tipe kompresor, sebab kebutuhan pendinginan pada tiap-tiap kendaraan juga berbeda. Tipe kompresor dapat dibagi menjadi tiga jeni sebagai berikut.
1.
Kompresor Tipe Resipro (Crank Shaft )
Kompressor tipe ini bekerja dengan memanfaatkan gerak putar dari mesin yang diterima oleh crank shaft kompresor. Crank shaft adalah poros berputarnya kompresor. Di dalam kompresor, gerakan putar dari crank shaft diubah menjadi gerakan naik dan turun dengan sistem mekanis. Karena didalam kompresor berisi refrigerant dan oli pelumas, ruangan kompresor harus kedap dan rapat (tidak ada kebocoran). Untuk mengurangi kebocoran refrigerant dari ruangan kompresi ke crank shaft, terpasang cincin (ring) pada toraknya. D dalam kompresor tipe respiro terdapat dua macam katup (valve), yaitu vasuction lve dan discharge valve. Suction valve merupakan katup yang terletak di bagian bawah valve plate dan discharge valve terletak di bagian atas valve plate. Saat torak bergerak turun, discharge valve pada posisi tertutup, sebab tekanan refrigerant pada sisi discharge lebih besar dibandingkan tekanan di dalam silinder. Pada saat yang sama, suction valve terbuka akibat terjadinya kevakuman didalam silinder, sehingga refrigerant masuk ke dalam silinder. Saat piston bergerak naik, refrigerant di dalam silinder di pompa keluar melalui discharge valve dan dialirkan ke kondensor dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Akibatnya, suction valve tertutup karena tekanan di dalam silinder lebih tinggi daripada tekanan di sisi isap.
2.
Kompresor Tipe Swash Plate
Pada kompresor jenis ini, gerakan piston diatur oleh swash plate pada jarak tertentu dengan 6 atau 10 jumlah silinder. Ketika salah satu sisi pada piston melakukan langkah tekan, maka sisi yang lainnya melakukan langkah isap. Pada dasarnya, proses kompresi pada tipe ini sama dengan proses kompresi pada kompresor tipe crank shaft. Perbedaannya terletak pada adanya tekanan oleh katup isap dan katup tekan. Selain itu, perpindahan gaya pada tipe swash plate tidak melalui connecting rod, sehingga getarannya lebih kecil.
3.
Kompresor Tipe Wobble Plate
Sistem kerja kompresor tipe ini sama dengan kompresor tipe swash plate. Namun, dibandingkan dengan kompresor tipe swash plate, penggunaan kompresor tipe wobble plate lebih menguntungkan diantaranya adalah kapasitas kompresor dapat diatur secara otomatis sesuai dengan kebutuhan beban pendinginan. Selain itu, pengaturan kapasitas yang bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan oleh operasi kopling magnetik (magnetic cluth). Cara kerjanya, gerakan putar dari poros kompresor diubah menjadi gerakan bolak-balik oleh pelat penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan bantuan guide ball. Gerakan bolak-balik ini selanjutnya diteruskan ke piston melalui batang penghubung. Berbeda dengan jenis kompresor swash plate, kompresor tipe wobble plate hanya menggunakan satu piston untuk dua silinder. Meskipun jenis kompresor di atas mempunyai cara kerja yang berbeda, tetapi pada prinsipnya sama, yaitu menekan refrigerant dan membentuk kecepatan laju aliran massa refrigerant sebagai fluida kerja dalam sistem pendinginan. Sebenarnya masih ada tipe kompresor lainnya, yaitu tipe rotary vane dan scroll compresor, tetapi jarang sekali digunakan.
b.
Kondensor
Kondensor adalah alat penukar panas, lebih tepatnya membuang panas dari refrigerant setelah dikompresi oleh kompresor. Sebelum masuk ke kondensor, temperatur refrigerant masih tinggi, tetapi di dalam kondensor temperatur refrigerant didinginkan oleh udara dengan bantuan kipas(extra fan). Setelah keluar dari kondensor, temperatur refrigerant menjadi lebih dingin. Fungsi kondensor mirip dengan radiator yang mendinginkan air pada mesin mobil. Refrigerant merupakan zat yang mudah berubah bentuk. Melalui kondensor, refrigerant yang berbentuk gas, bertekanan, dan temperatur tinggi diubah bentuknya menjadi cair dengan tekanan yang stabil dan memiliki temperatur lebih rendah. Kondensor berbentuk pipa panjang yang berleluk-lekuk sebagai tempat mengalirnya refrigerant. Pipa kondensor juga dilengkapi dengan fin atau sirip-sirip yang dapat membantu proses pendinginan refrigerant. Lancar atau tidaknya aliran udara pendingin yang melalui motor kipas, akan berpengaruh terhadap kinerja unit AC mobil secara keseluruhan. Tersumbatnya kondensor karena kotoran misalnya, akan berpengaruh terhadap hasil pendinginan refrigerant, sehingga AC mobil akan terasa kurang dingin. Oleh sebab itu, membersihkan sirip-sirip kondensor sangatlah penting dan harus dilakukan secara rutin. Selain itu, kerusakan kondensor juga bisa terjadi karena adanya kebocoran, kotoran, debu, dan lumpur.
c.
Katub Ekspansi (Orifice Tube)
Komponen ini berfungsi menurunkan tekanan dan temperatur refrigerant, sehingga menimbulkan efek dingin pada evaporator sebelum diembuskan ke ruang kabin. Proses membuka dan menutupnya katub ekspansi dilakukan oleh thermostat (sensing bulb). Ketika suhu dalam kabin tinggi (panas), maka katup ekspansi akan terbuka lebar, sehingga aliran refrigerant lebih banyak digunakan untuk mendinginkan suhu kabin yang tinggi. Sebaliknya saat suhu dalam kabin rendah(dingin), katup ekspansi akan terbuka sedikit, sehingga aliran refrigerant lebih sedikit. Katup ekspansi yang digunakan untuk menurunkan tekanan dan suhu refrigerant ternyata lebih populer dibandingkan dengan pipa kapiler. Hal ini disebabkan kondisi operasi kendaran yang berubah-ubah, salah satunya adalah variasi kecepatan putaran mesin. Penyebabnya adalah kompresor yang digerakkan langsung oleh mesin melalui kopling magnetik (magnetik cluth). Dengan adanya perubahan putaran mesin, putaran kompresor pun akan berubah. Jika menggunakan pipa kapiler, perubahan laju aliran refrigerant akibat perubahan putaran kompresor tersebut tidak dapat dikontrol. Namun, jika menggunakan katup ekspansi yang dilengkapi dengan sensing bulp (thermostat) laju aliran refrigerant dapat dikontrol, sehingga aliran refrigerant selalu dalam kondisi optimal. Selain menurunkan suhu dan tekanan refrigerant, katup ekspansi juga berfungsi mengatur banyaknya refrigerant yang mengalir di dalam sistem AC mobil. Banyaknya aliran refrigerant disesuaikan dengan beban panas pada evaporator. Pengaturan aliran ini dilakukan dengan cara mengatur bukaan celah katup ekspansi, sesuai dengan temperatur refrigerant yang keluar dari evaporator. Di lapangan, dapat ditemukan beberapa jenis katup ekspansi, tetapi yang paling banyak digunakan adalah jenis katup ekspansi thermostatis (thermostatic expansion valve), yaitu katup ekspansi yang menggunakan sensor panas. Katup ekspansi thermostatis terbagi menjadi dua bagian, yaitu internal equalizer dan eksternal equalizer. Tipe katup ekspansi terbaru adalah tipe box yang merupakan bagian dari eksternal equalizer. Pada dasarnya, kedua tipe katup ekspansi tersebut mempunyai kerja yang sama, perbedaannya terletak pada posisi sensor tekanan pada evaporatornya. Komponen AC Mobil yang digunakan untuk menurunkan tekanan refrigerant selain pipa kapiler dan katup ekspansi adalah orifice tube. Pada orifice tube terdapat sebuah lubang kecil yang berdiameter tetap sebagai media aliran refrigerant. Namun, komponen orifice tube jarang sekali digunakan pada unit AC mobil di Indonesia. Biasanya digunakan pada mobil-mobil keluaran Eropa atau Amerika, seperti Ford Motor Company dan General Motor.
d.
Evaporator
Komponen AC mobil ini berfungsi mengubah cairan refrigerant(freon) menjadi gas dingin. Pada evaporator terjadi proses evaporasi, yaitu penguapan freon fasa cair menjadi fasa uap. Evaporator merupakan sebuah alat penukar panas, yaitu mengubah refrigerant (freon) dari yang semula
berwujud cair berubah menjadi gas (berlawanan dengan fungsi kondensor). Panas udara di sekitar kabin diserap oleh evaporator saat melewatisiri-sirip pipanya, sehingga saat keluar, udara be rubah menjadi dingin. Proses sirkulasi udara dingin tersebut dibantu oleh blower Indoor. Bentuk evaporator mirip dengan kondensor, tetapi mempunyai prinsip kerja yang berbeda. Keduanya merupakan komponen yang sangat penting dan berpengaruh terhadap efisiensi kerja sistem pendinginan secara keseluruhan. Seringkali kita menemukan kerusakan komponen evaporator, ditandai dengan adanya kebocoran. Kotoran yang menumpuk dapat menyebabkan evaporator mengalami pengeroposan (korosi), sehingga sirip-sirip pipa evaporator perlu dibersihkan karena akan memengaruhi laju perpindahan panas. Jika sirip-sirip pipa evaporatortersumbat penyerapan panas tidak berjalan dengan baik, sehingga AC akan terasa kurang dingin.
B.
a.
Komponen Pendukung
Receiver (Filter Dryer)
Komponen receiver atau filter dryer sering digunakan pada AC mobil yang menggunakan katup ekspansi dalam sistem penurunan tekanan refrigerant. Bagian ini diletakkan di antara kondensor sebelum katup ekspansi. Di dalam receiver terdapat saringan (filter) dan pengering (dyer) yang berfungsi menyerap kotoran dan air yang bawa ketika bersikulasi bersama refrigerant.Filter terpasang pada saluran keluar receiver bagian dalam. Filter ini terbuat dari tembaga kasa dan berfungsi sebagai menyaring kotoran yang tidak masuk ke katup ekspansi. Receiver merupakan tempat penyimpanan refrigerant sementara setelah dicairkan oleh kondensor sebelum masuk ke katup ekspansi. Fungsi lainnya adalah penyaring kotoran dalam sistem sirkulasi AC. Kerusakan receiver seringkali sebabkan adanya timbunan yang terbawa oleh kondensor dan menyebabkan penyumbatan. Jika receiver (filter dryer) rusak, suhu AC menjadi tidak stabil dan seringkali berubah-ubah. Receiver (filter dryer) juga berfungsi memisahkan kadar air dan kotoran yang terbawa saat bersikulasi bersama refrigerant. Bagian atas receiver terdapat sight glass, berfungsi mengetahui kondisi refrigerant dalam sistem AC. Di dalam dryer berisi desiccant (zat yang dapatmenyerap uap air) yang berupa silicagel untuk penggunaan R-12 dan zeolit untuk penggunaan R-134 a(lihat tabel perbedaan R-12 dan R-134a.
b.
Accumulator
Accumulalor biasanya digunakan pada sistem AC mobil yang menggunakan orifice tube sebagai alat penurun tekanan refrigerant setelah kondensor. Accumulator terletak diantara evaporator sebelum kompresor. Accumulator berfungsi sebagai alat penampung sementara refrigerant cair yang bertemperatur rendah, serta campuran minyak pelumas dari evaporator. Bahan refrigerant yang telah disimpan dan berupa gas, dialirkan dari bagian atas accumulator melalui saluran isap menuju ke kompresor. Accumulator juga berfungsi mencegah refrigerant cair agar tidak mengalir ke kompresor. Sebab, refrigerant yang masuk ke kompresor harus dalam bentuk gas atau uap. Sama seperti receiver, di dalam accumulator juga terdapat desccant.
c.
Minyak Pelumas(Oli Kompresor )
Oli Kompresor pada sistem AC berfungsi sebagai pelumas bagian-bagian kompresor yang bergesekan, sehingga mampu meredam panas dan melancarkan pergerakan bagian-bagian kompresor. Sebagian kecil dari oli kompresor bercampur dengan refrigerant(freon) dan ikut bersikulasi melewati kondensor dan evaporator. Minyak pelumas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut. 1. 2.
Mepunyai struktur kimia yang stabil, tidak mudah bereaksi dengan refrigerant(freon) atau benda lain yang digunakan pada sistem pendinginan. Tidak merusak bahan tembaga pada suhu 120 OC
3. 4. 5. 6. 7.
Tidak mengandung air, ter, lilin, dan kotoran lainnya. Mempunyai nilai beku rendah. Artinya minyak pelumas masih dapat mengalir pada suhu yang rendah. Tidak berbusa, karena minyak pelumas yang berbusa dapat terbawa oleh bahan pendingin dan masuk ke kompresor, sehingga dapat merusak katup kompresor. Mempunyai dielektrik (tidak dapat menghantarkan listrik) yang kuat. Dapat memberikan pelumasan yang baik pada temperatur tinggi maupun rendah.
Jenis pelumas yang digunakan untuk freon R-134a adalah polyalkyleneglycol(PAG), sedangkan untuk freon R-12 adalah minyak pelumas mineral. Oleh sebab itu, minyak pelumas R-12 tidak dapat digunakan untuk freon R-134a, karena tidak akan tercampur dengan refrigerant. Proses penyaluran dan jenis minyak pelumas pada tiap-tiap kompresor berbeda-beda. Minyak pelumas yang disalurkan ke kompresor tipe resipro adalah dari bagian bawah kompresor (di bak alas kompresor)yang di isap oleh pompa yang terpasang di bagian belakang kompresor. Kemudian minyak pelumas yang masuk ke dalam saluran poros engkol dialirkan untuk kedua jurusan, yaitu ke bagian bearing muka-belakang dan ke dinding piston melalui pena piston. Minyak pelumas yang sudah disalurkan ke bagian-bagian tersebut akan kembali lagi ke bak alas kompresor untuk edaran berikutnya. Pada kompresor tipe swash plate, terdapat plat rotasi miring yang menggerakkan piston ke kanan dan ke kiri. Minyak pelumas yang keluar dari saluran dalam poros engkol mengalir hingga ke permukaan plat rotasi miring dengan gaya sentrifugal. Minyak pelumas yang terhambur dengan putaran plat rotasi rotasi miring ini mampu melumasi gesekan piston, sehingga tidak cepat aus.
d.
Shaft Seal
Refrigerant dan minyak pelumas dalam kompresor sangat rentan terhadap kebocoran, baik saat kompresor sedang berjalan maupun berhenti. Komponen untuk mencegah kebocoran minyak pelumas dan refrigerant adalah shaft sheal (penyekat refrigerant) pada poros. Komponen ini trediri atas dua bagian, yaitu shaft seal dan plate seal. Shaft Seal terdiri atas dua jenis, yaitu mechanical seal dan lip seal. Biasanya, kebocoran refrigerant terjadi melalui komponen ini, sehingga pemeriksaan rutin sangat diperlukan. Akibat kebocoran pada komponen ini, refrigerant perlu ditambah setiap satu atau dua tahun sekali. Shaft Seal terdiri dari gelang penahan, o-ring, ring karbon, dan plat seal. Plat seal yang tertahan rapat oleh gelang penahan dengan ring karbon akan tertekan oleh pegas, sehingga mampu mencegah kebocoran refrigerant dan minyak pelumas.
e.
Pipa Refrigerant
Pipa refrigerant AC mobil terbuat dari karet (pipa elastis) dan pipa logam yang tahan terhadap tekanan dan temperatur tinggi, serta tahan terhadap getaran. Bagian dalam pipa logam terbuat dari tembaga dan aluminium yang diproses dengan baik, sehingga lebih tahan terhadap unsur kimia dalam refrigerant. Demikian pula dengan pipa karet yang dibuat berlapis-lapis, agar lebih kuat menahan kebocoran dan reaksi unsur kimia.
f.
Iddle Up
Alat fungsi ini menaikkan putaran mesin apabila AC mobil dihidupkan saat putaran mesin masih idling (stasioner), sehingga mesin mobil terhindar dari beban yang berlebihan (overload). Iddle Up terdiri dari dua jenis, yaitu Vacuum Switch Valve (VSV) dan Throtle Position (TP).
1.
Vacuum Switch Valve (VSV)
Pada vacuum switch valve terdapat komponen coil magnet, compression spring, dan moving core. Coil magnet pada VSV terhubung secara paralel dengan magnetic clutch padakompresor, sehingga apabila magnetic cluth bekerja, coil magnet pada VSV akan menimbulkan tenaga magnet.
2.
Throtle Position (TP)
Pada Throtle position (TP) terdri atas diafragma dan throtle valve. Dalam hal ini, VSV berfungsi mengatur ruang diafragma pada TP, sehingga ruang diafragma tersebut dapat terhubung dengan sumber vacuum (vacuum tank) dan disaat tertentu terhubung dengan udara luar. Pada saat AC mobil dihidupkan dan mesin mobil dalam keadaan stasioner, maka coil magnet pada VSV akan bekerja dan menimbulkan tenaga magnet. Tenaga magnet tersebut akan menggerakkan moving core untuk menghubungkan ruang diafragma dengan vacuum tank. Sistem kerja TP dimulai ketika terjadi kevacuuman pada vacuum tank. Throtle set akan bergerak dan mengubah posisi venturi karburator ke arah penambahan bahan bakar, sehingga rpm mesin akan meningkat. Namun, ada juga yang tidak menghandalkan tingkat kevacuuman, yaitu saat coil magnet pada VSV menimbulkan tenaga magnet, moving core pada VSV menghubungkan ruang diafragma dengan ruang atmosphere yang sebelumnya pernah terhubung dengan vacuum tank.Karena tidak adanya kevacuuman pada ruang diafragma, maka kekuatan spring pada ruang diafragma akan mempengaruhi kerja throtle set pada TP. Dengan demikian posisi venturi pada karburator akan berubah ke arah penambahan bahan bakar, sehingga rpm mesin akan naik. Meskipun cara kerja keduanya sama, tetapi mengingat kontruksi karburator pada masing-masing mobil berbeda, makadibuat dua macam sistem kerja untuk mempermudah sistem pemasangannya.
g.
Pulley dan Belt
Pulley berfungsi sebagai rumah belt. Pulley dan belt merupakan komponen penerus tenaga, yaitu meneruskan tenaga putar dari mesin menuju ke kompresor AC mobil. Terdapat beberapa jenis belt yang dipakai pada Ac mobil, diantaranya adalah v-belt dan ribbed belt. Perbedaan keduanya terletak pada bentuk dan kemampuan meneruskan tenaga pulley kompresor. Jenis ribbed belt memiliki kemampuan yang lebih baik dalam meneruskan tenaga dan tidak mudah slip.
h.
Ekstra Fan (Kipas)
Ekstra fan berfungsi mensirkulasikan udara di dalam kabin dan di luar kabin. Motor blower terdapat di dalam kabin, sedangkan fan (extra fan) terletak di kondensor (di luar kabin). Blower pada kabin terdiri atas motor penggerak penggerak dan blower yang digerakkan. Umumnya, tipe blower yang sering digunakan adalah tipe sirrocco. Extra fan yang terdapat di luar kabin (pada kondensor) juga terdiri dari motor penggerak dan fan yang digerakkan. Umumnya yang digerakkan adalah fan tipe axial flow.
C.
Komponen Kelistrikan
a.
Sakelar(Selector Switch)
Sakelar yang digunakan pada sistem AC mobil pada umumnya adalah jenis sakelar putar(rotary switch). Sakelar ini digunakan untuk mematikan dan menghidupkan kompresor, serta memilih kecepatan putaran blower evaporator. Sakelar terdiri dari tombol putar (menunjukkan posisi off, low, medium, dan high) dan terminal listrik. Apabila tombol diputar pada posisi off, hubungan antarterminal terputus. Pada posisi low, sakelar akan menghubungkan terminal line ke posisi low dan komproser. Pada posisi medium, sakelar akan menghubungkan terminal line ke posisi medium dan kompresor. Pada posisi high, sakelar akan menghubungkan terminal line ke posisi high dan kompresor. Untuk mengetahui arus listrik yang menghubungkan antarterminal pada sakelar dapat menggunakan multitester.
b.
Kopling Magnet(Magnetic Clutch)
Kopling magnet berfungsi memutus dan menghubungkan kompresor dengan penggeraknya (putaran mesin). Saat mesin mobil bekerja, pulley berputar karena dihubungkan oleh belt dengan
putaran mesin. Dalam hal ini, kompresor tidak dapat bekerja sebelum kopling magnet dialiri arus listrik. Ketika sistem AC mobil di hidupkan, amplifier memberikan arus listrik yang cukup ke coil stator.Selain itu akan timbul medan elektromagnet dan akan menarik pressure plate dan menekan permukaan gesek pulley. Hal ini menyebabkan pressure plate berputar mengikuti putaran pulley, akibatnya kompresor akan berputar. Tiga bagian magnetic clutch sebagai berikut. 1.
Stator, merupakan gulungan magnet (magnet coil) yang terpasang pada housing kompresor. Rotor, merupakan bagian berputar yang berhubungan dengan crank shaft (poros) mesin dengan perantaraan pulley belt. Di antara permukaan bagian dalam dari rotor dan front housing dari kompresor terpasang bearing. Pressure Plate, merupakan komponen yang dipasang pada crank shaft (poros) kompresor.
2.
3.
c.
Thermostat (Thermoswitch)
Alat ini bekerja memberikan sinyal kondisi temperatur kabin kompresor secara otomatis. Di dalam thermostat terdapat sensor yang akan mendeteksi suhu pada evaporator. Apabila thermostat rusak, evaporator bisa membeku karena pemutus arus listrik tidak berfungsi. Tanda-tanda kerusakannya antara lain dapat diketahui dengan keluarnya asap dari kisi-kisi AC, serta adanya tetesan air seperti embun yang keluar dari evaporator. Selain mengatur temperatur, fungsi thermostat pada AC mobil adalah sebagai pengatur proses kerja kompresor AC. Sistem kerja thermostat menggunakan tabung indra panas yang di dalamnya berisi gas yang sangat peka terhadap perubahan suhu (mempunyai koefisien mulai yang tinggi). Tabung indra panas ini terpasang pada evaporator di bagian saluran angin keluar. Kerja kompresor terjadi bila suhu disekitar tabung meningkat lebih tinggi daripada suhu yang telah diatur sebelumnya. Ketika suhu penguapan refrigerant cair di dalam evaporator naik, gas di dalam tabung indra panas akan memuai danmendorong alas diafragma ke atas. Dengan demikian, sakelar yang berhubungan dengan magnetic clutch akan mendapatkan supply listrik, sehingga kompresor bekerja. Sebaliknya, jika suhu pada saluran angin keluar di evaporator turun melewati batas normal, gas di dalam tabung indra panas akan ‘menciut’. Alas diafragma yang sebelumnya terdorong dengan tekanan muai gas akan kembali ke bawah karena tarikan pegas, sehingga sakelar memutuskan arus listrik yang menuju ke magnetic clutch, akibatnya kompresor pun akan berhenti.
d.
Pengatur Suhu Elektronik(Thermistor)
Thermistor adalah sebuah resistor yang mempunyai koefisien thermal negatif pada sistem AC yang menggunakan amplifier. Artinya semakin rendah suhunya, semakin tinggi resistansinya, sebaliknya semakin tinggi suhunya, akan semakin rendah pula resistensinya. Sifat ini dimanfaatkan oleh amplifier untuk menghidupkan dan mematikan kompresor. Pada suhu tinggi dan resistansi thermistor rendah, maka saat itulah amplifier akan mengalirkan arus listrik dari bateray ke magnetic clutch, sehingga kompresor bekerja dan terjadi pendinginan. Namun pada saat suhu rendah, resistansi thermistor tinggi, sehingga amplifier akan memutuskan aliran listrik dari baterai ke magnetic clutch dan kompresor tidak bekerja. Dengan adanya thermistor, pengaruh buruk akibat terlalu rendahnya suhu terhadap kenyamanan ruang dan keamanan komponen unit pendingin dapat dihindarkan.
e.
Pressure Switch
Pada tekanan refrigerant yang tidak normal, misalnya akibat pemampatan pada sistem AC, maka pressure switch akan bekerja dengan cara memutuskan atau menghubungkan aliran listrrik yang menuju ke kompresor. Pada sistem AC terdapat berbagai jenis pressure switch, tetapi yang paling sering digunakan adalah dual pressure switch. Pressure switch terpasang pada pipa yang berisi cairan di antara receiver dan katub ekspansi. Alat ini mampu mendeteksi ketidaknormalan tekanan di dalam sistem dan akan memutuskan kopling magnet jika terjadi tekanan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga kompresor pun berhenti bekerja. Komponen-komponen sistem AC mobil akan mengalami kerusakan jika tekanan pada sistem terlalu tinggi. Pada tekanan 448 Psi untuk 134a dan 378 Psi untuk R-12, pressure switch akan bekerja dan mematikan kopling magnet.
Jika terdapat kebocoran pada pipa, seal, dan pada sambungan antarkomponen, sehingga tekanan dalam sistem cukup rendah, sekitar 28 Psi(R-134a) dan 30 Psi(R-12), pressure switch akan bekerja dan mematikan kopling magnet. Apabila tekanan refrigerant keluar dari batas normal, akan mengakibatkan kerusakan pada sistem AC keseluruhan. Tekanan refrigerant yang terlalu tinggi juga akan memecahkan pipa-pipa (hose) dan merusak kompresor atau shaft seal kompresor. Untuk mencegah hal ini, maka dipasang sakelar tekanan tinggi(high pressure switch). High pressure swicth akan memutuskan arus listrik dari baterai ke magnetic clutch, jika tekanan refrigerant disisi tekanan tinggi menc apai 280-350 Psi. Terlebih, kebanyakan kompresor yang digunakan AC mobil adalah tipe swash plate, sehingga sedikit saja terdapat kelainan pada sistem pelumasan dapat berakibat cukup fatal. Jika terjadi kebocoran sirkulasi AC, refrigerant dan minyak pelumas kompresor akan ikut terbuang, akibatnya pelumas kompresor pun akan berkurang. Kekurangan minyak pelumas akan mengakibatkan kerusakan kompresor. Untuk mencegah hal ini, maka dipasang sakelar tekanan rendah (low pressure switch), sehingga terjadi pada kebocoran, low pressure switch akan memutuskan aliran listrik dari baterai ke magnetic clutch. Dengan sendirinya kompresor akan berhenti bekerja dan mencegah kerusakan. Low pressure switch akan bekerja pada tekanan 30 kurang lebih 3 Psi
f.
Relay
Untuk mengalirkan arus listrik ke magnetic clutch, blower motor, dan ke peralatan lainnya pada sistem AC mobil, diperlukan relay pengaman. Relay pengaman diperlukan untuk mencegah kerusakan pada kunci kontak. Aliran listrik tidak bisa langsung dari battery ke magnetic clutch ataupun ke blower motor tanpa melalui kunci kontak, sehingga titik-titik kunci kontak akan cepat aus (terbakar). Hanya dengan mengalirkan arus listrik yang kecil ke coil relay, sudah bisa mengalirkan arus listrik yang cukup besar dari battery ke magnetik clutch ataupun ke blower motor melaui kontaktif relay. Jika kunci kontak memutuskan arus listrik ke coil relay, maka kontaktif relay akan terbawa secara otomatis, sehingga arus listrik dari batterai ke magnetic clutch ataupun ke blower motor terputus.
g.
Amplifier
Amplifier merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi mengatur kerja AC nobil, agar selalu dalam kondisi aman dan sesuai dengan keinginan pemakai.Pada prinsipnya, amplifier bekerja sebagai relay otomatis yang menghubungkan dan memutuskan aliran listrik dari baterai yang menuju ke magnetic clutch. Terdapat dua jenis amplifier yang digunakan pada AC mobil yaitu temperature control amplifier (pengatur suhu) dan temperatur control idling stabilizer amplifier.
1.
Pengatur Suhu (Temperature Control)
Jenis amplifier temperature control bekerja mengatur suhu dari ruangan yang didinginkan, sehingga selalu dalam kondisi ideal. Rangkaian dasar temperatur control adalah thermistor dan temperature control resistor. Mengenai thermistor sudah diuraikan sebelumnya, sedangkan temperature control resistor adalah suatu variabel resistor yang nilai resistensinya dapat diubahubah secara manual. Jika variabel resistor ditetapkan pada nilai tertentu, berarti sama saja dengan menetapkan suhu ruangan yang didinginkan pada batas-batas tertentu. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, nilai resistensinya dari resistensinya dari thermistor sesuai dengan perubahan suhu. Dengan sifatnya tersebut, thermistor pada rangkaian temperature control berfungsi sebagai sensor suhu berdasarkan perubahan nilai resistensi thermistor digabungkan dengan nilai resistensinya temperature control resistor. Hasilnya, dikirim ke amplifier sebagai suatu sinyal listrik. Namun pada amplifier sensor, suhu diolah lagi secara elektronik yang hasilnya dapat menutup dan membuka kontraktif relay di amplifier.
2.
Idling Stabilizer Amplifier
Idling stabilizer amplifier berfungsi sebagai pengatur AC mobil agar selalu bekerja pada batas minimal putaran mobil. Hal ini dimaksudkan agar pada saat putaran rendah, mesin tidak mengalami kelebihan beban (overload) karena sistem AC bekerja. Sumber sensor putaran minimal mesin diambil dari sistem pengapian, yaitu minus (-) ignition coil. Sinyal listrik yang didapat, kemudian diolah secara elektronik di dalam amplifier yang hasilnya dapat membuka dan menutup kontak relay amplifier. Selanjutnya, sinyal listrik yang menghubungkan baterai dengan magnetic clutch diatur, agar hanya bekera mengalirkan arus listrik dari battery ke magnetic clutch pada batas putaran minimal (umumnya 850-1.050 rpm)