TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
Teori Great Man
Teori ini mengatakan bahwa kepemimpinan adalah bakat atau bawaan sejak seseorang lahir. Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin.
Kaitannya dalam bidang akuntansi: Jika saya sebagai accounting, dan kepala keuangan kantor saya adalah anak dari pemilik perusahaan, yang belum sarjana, namun dipilih karena diyakini anak tersebut dapat mengelola keuangan karena bapaknya mempunyai basic dibidang keuangan. Orang tersebut tidak dapat kita jadikan panutan karena jika saja saya mendapatkan kesusahan, dan saya menanyakan kepada dia, kemungkinan besar dia tidak akan paham karena dia belum mempelajari bidang accounting secara mendalam.
Teori Big Bang
Teori ini mengatakan bahwa suatu peristiwa besar menciptakan seseorang menjadi pemimpin.
Kaitannya dalam bidang akuntansi: Orang yang berperan sebagai accounting tidak dapat sembarang dalam memilih pemimpin, karena accounting harus memiliki ilmu yang pasti dalam menjalankan segala tugasnya.
Teori Sifat
Teori ini mengatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis. Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan hanya bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar.
Kaitannya dalam bidang akuntansi: Orang yang memiliki sifat yang tenang dapat lebih baik untuk menjadi pemimpin dibandingkan dengan orang yang kurang dapat mengontrol emosinya (mudah stres). Karena ketenangan akan mendapatkan hasil perhitungan yang lebih akurat dibandingkan dengan orang yang kurang dapat mengontrol emosinya.
Teori Karakteristik Kepribadian
Menurut Cheser: Sifat-sifat pribadi yang merupakan watak yang lebih subyektif,yakni keunggulan seorang pemimpin dalam keyakinan, ketekunan, daya tahan, keberanian dll. Sifat-sifat Pribadi : Fisik, kecakapan (skill), teknologi, daya tanggap (perpection),
pengetahuan (knowledge), daya ingat (memory), imajinasi (imagination).
Karakteristik kepribadian ( Davis )
Ada 4 sifat umum yang efektif
Kecerdasan
Kedewasaan dan keluasan pandangan sosial
Motivasi diri dan dorongan
Sikap-sikap hubungan sosial
Karakteristik kepribadian, Collons dalam A Dale Tempe (1993)
Sifat yang harus dimiliki pemimpin agar dapat mengefektifkan
organisasi adalah
Kelancaran berbicaraKemampuan memecahkan masalah
Pandangan ke dalam masalah kelompok (organisasi)
Keluwesan
Kecerdasan
Kesediaan menerima tanggung jawab
Keterampilan sosial
Kesadaran akan diri sendiri dan lingkungannya
Karakteristik kepribadian, Yulk dalam Hersey dan Blanchard (1998)
Karakteristik pemimpin sukses terdiri dari :
Cerdas
Terampil secara konseptual
Kreatif
Diplomatis dan taktis
Lancar berbicara
Memiliki pengetahuan ttg tugas kelompok
Persuasive
Memiliki keterampilan sosial
Sedangkan Robins (1996) mengatakan bhw teori ini adalah teori yang mencari ciri-ciri kepribadian sosial, fisik atau intelektual yang membedakan pemimpin dan yang bukan pemimpin
Karakteristik kepribadian, Bennis dalam Hersey dan Blanchard (1998)
Management of Attention
(kemampuan mengkomunikasikan tujuan atau arah yg dpt menarik perhatian anggota)
Management of Meaning
(kemampuan menciptakan dan mengkomunikasikan makna tujuan secara jelas)
Management of Trust
(kemampuan untuk dipercaya dan konsisten)
Management of Self
(kemampuan mengendalikan diri dalam batas kekuatan dan kelemahan)
Kaitan dalam bidang Akuntansi: Kepribadian yang harus dimiliki dalam sebagai akuntan adalah:
Jujur
Disiplin
Bertanggungjawab
Ramah
Sopan
Cepat Beradaptasi
Hardworker
Teliti
Cerdas
Peka
Empati
Perhatian
Teamwork
Loyalitas
Komunikasi
Problem solving
Teori Perilaku
Menurut teori ini, Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara
menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan memberikan sanksi
Kaitannya dengan Akuntansi: Perilaku yang harus dimiliki oleh pemimpin organisasi dalam bidang akuntan adalah sebagai berikut.
Integritas
Inovasi
Kerjasama
Simplisitas
Beberapa Teori Perilaku:
Teori X dan Y
Teori X berasumsi : bahwa pada hakikatnya manusia itu memiliki perilaku pemalas, penakut, dan tidak bertanggung jawab. Sebaliknya teori Y berasumsi : manusia itu memiliki perilaku bertanggung jawab, motivasi kerja, kreativitas dan inisiatif serta mampu mengawasi pekerjaan dan hidupnya sendiri.
Studi Kepemimpinan Universitas IOWA
Studi yang dilakukan di universitas IOWA. Menurut Lippit dan white dalam sutarto (1991 ) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dibedakan menjadi tiga yaitu :
Authoritarian atau dictactorial
Perilaku pemimpin dalam mempengaruhi karyawan menuntut agar bekerja / bekerja sama dengan semua cara yang diputuskan oleh seorang pemimpin.
Democratic
Gaya kepemimpinan dalam mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama dalam melaksanakan pekerjaan termasuk juga antara pimpinan dan anggota organisasi.
Laisser faire atau free rein
Kemampuan mempengaruhi orang lain dengan menyerahkan semua wewenang kepada bawahan atau karyawan.
Studi Kepemimpinan Universitas OHIO
Studi Kepemimpinan yang dilakuakan Universitas OHIO (Stephen P Robbins ) menyimpulkan ada dua dimensi perilaku kepemimpinan yang efektif yakni :
Dimensi struktur tugas / prakarsa struktur (initiating struktur). Mengutamakan tercapainya tujuan, produktifitas yang tinggi, dan penyelesaian tugas yang sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Dimensi pertimbangan/tenggang rasa ( consideration)
Perilaku kepemimpinan consideration memiliki ciri – ciri seperti, memperhatikan kebutuhan bawahan, menciptakan suasana saling percaya, dan harga menghargai, simpati pada ide dan perasaan bawahan. Kedua perilaku initiating structure dan consideration merupakan prilaku kepemimpinan yang tidak saling mempengaruhi atau tidak saling ketergantungan, tetapi masing –masing berdiri sendiri.
Studi Kepemimpinan Universitas Michigan
Menurut Stephen P Robbins (1996) Universitas michigan dalam penelitian perilaku menemukan 2 jenis perilaku yang terdiri dari
Orientasi kepada bawahan (employee oriented)
Orientasi produktivitas (production oriente)
Dengan demikian jelas bahwa penelilitian dari tiga universitas yang berbeda menghasilkan perilaku kepemimpinan yang sama.
Managerial Grid
Menurut Blake dan Mounton di dalam fred luthans (1995, p. 373) mengetengahkan suatu usaha untuk mengidentifikasi gaya atau perilaku
kepemimpinan yang efektif di dalam manajemen. Pendekatan ini berdasarkan pada perilaku kepemimpinan yang memiliki dua dimensi yaitu dimensi mengutamakan produksi (concern for production) ditempatkan pada sumbu horizontal, dan dimensi mengutamakan karyawan (concern for people) ditempatkan pada sumbu vertical. Tinggi rendahnya perilaku tersebut dinyatakan dengan angka satu (1) sampai sembilan (9).
Empat Sistem Manajemen Likert
Menurut Rensis Likert di dalam Fred Luthans (1995, p. 377) menyusun teorinya bertolak dari dua jenis perilaku kepemimpinan sebagaiman telah diuraikan
terdahulu, yakni perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada anggota organisasi.
Likert membagi perilaku dan gaya kepemimpinan menjadi empat sistem yaitu
sistem I : Exploitative autocratic
Perilaku atau gaya kepemimpinan ditunjukan oleh pemimpin sebagai pihak yang berhak menyelesaikan masalah-masalah organisasi sebagai satu satunya pengambil keputusan dan memberikan perintah dan pimpinan tidak menaruh kepercayaan dan karenanya tidak melimpahkan sedikitpun wewenang pada bawahan
sistem II : Benovelent autaocratic
Perilaku atau gaya kepemimpinan ini ditunjukan dengan sudah memberikan kesempatan kepada bawahan/anggota organisasi untuk menyampaikan komentar terhadap keputusan dan perintah pimpinan sebagai atasan. Pendapat kadang kadang diterima dan lebih banyak ditolak.
Sistem III : Participative
Perilaku atau gaya kepemimpinan ini ditunjukan dengan memberikan kesempatan pada anggota organisasi/bawahan ikut serta dalam menerapkan tujuan, membuat keputusan dan mendiskusikan perintah – perintah.
Sistem IV : Democratic
Perilaku atau gaya kepemimpinan ini ditunjukan dengan pemecahan masalah pekerjaan dan organisasi secara bersama sama antara pimpinan sebagai atasan dengan anggota organisasi sebagai bawahan. Sebelum membuat keputusan pimpinan selalu mempertimbangkan pendapat bawahan.
Teori Kontingensi atau Teori Situasional
Resistensi atas teori kepemimpinan yang telah diuraikan sebelumnya memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi. Hal ini tidak mungkin setiap organisasi hanya dipimpin dengan gaya kepemimpinan tunggal untuk segala situasi terutama apabila organisasi terus berkembang atau jumlah anggotanya semakin besar. Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada pendapat bahwa dalam menghadapi situasi yang berbeda diperlukan gaya kepemimpin yg berbeda – beda pula
Kaitan dalam bidang Akuntansi:
Seseorang yang menjadi pemimpin dalam bidang akuntan haruslah bersikap tegas agar disegani oleh bawahannya. Sikap tegas ini diperlukan agar bawahan tidak melakukan penyelewengan mengenai keuangan, karena keuangan adalah bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Namun, pemimpin tersebut juga harus bersikap humble dan ramah disaat pekerjaan selesai, jadi harus bersikap tegas dan galak disaat suatu kondisi tertentu saja.
Teori Jalur-Tujuan: Teori ini menyatakan bahwa tugas dari pemimpin untuk membantu para pengikut dalam memperoleh tujuan-tujuan mereka dan untuk menyediakan pengarahan dan atau dukungan untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan mereka sesuai dengan keseluruhan tujuan dari kelompok atau organisasi.
Kaitan dalam bidang Akuntansi: Dalam mengambil suatu keputusan keuangan maka diperlukan suatu kesepakatan, jadi pemimpin akan mengarahkan mana keputusan yang lebih baik agar perusahaan mendapatkan keuntungan yang besar.
Model Pemimpin-Partisipasi: suatu teori mengenai kepemimpinan yang menyediakan serangkaian aturan untuk menentukan bentuk dan jumlah pengambilan keputusan secara partisipatif dalam situasi yang berbeda.
Kaitan dalam bidang Akuntansi: Sebagai seorang pemimpin dalam organisasi, akuntan harus menentukan serangkaian aturan dalam mengambil keputusan, misalnya mengarahkan bawahannya agar biaya apa saja yang harus didahulukan dan biaya apa saja yang dapat di minimalisir agar besarnya laba dari perusahaan tersebut.
Teori pertukaran pemimpin-anggota: suatu teori yang mendukung penciptaan para pemimpin di dalam kelompok dan di luar kelompok; para bawahan dengan status di dalam kelompok yang akan memiliki peringkat kinerja yang lebih tinggi, tingkat perputaran pekerja yang rendah, dan kepuasan kerja yang lebih tinggi.
Kaitan dalam bidang Akuntansi: Dengan adanya pertukaran antara pemimpin dan anggota maka akan meningkatkan semangat akuntan agar dapat menjadi pemimpin di dalam organisasi. Dengan diputuskannya ia menjadi pemimpin, maka ia akan mendapatkan tanggungjawab yang lebih tinggi dan kinerja yang meningkat.
Teori Kepemimpinan Karismatik: Suatu teori kepemimpinan yang menyatakan bahwa para pengikut membuat atribut kepahlawanan atau kemampuan dalam kepemimpinan yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu.
Kaitan dalam bidang Akuntansi: Para akuntan yang memiliki sifat karismatik maka ia adalah orang yang mempunyai visi, bersedia untuk mengambil resiko pribadi untuk mencapai visi tersebut, yang peka terhadap kebutuhan dari pengikut, dan memperlihatkan perilaku-perilaku yang luar biasa. Ia akan menjadi orang yang bertanggungjawab jika saja terjadi kesalahan mengenai keuangan dari kelompoknya.
Para pemimpin yang transaksional: Para pemimpin yang membimbing atau memotivasi para pengikut mereka yang diarahkan menuju tujuan yang ditetapkan dengan menjelaskan peranan dan tugas yang dibutuhkan.
Kaitan dalam bidang Akuntansi: Akuntan memerlukan pemimpin yang dapat membimbingnya dalam saat menyelesaikan masalah-masalah keuangan di dalam kantor.
Para pemimpin yang transformasional: Para pemimpin yang menginspirasi para pengikutnya untuk melampaui kepentingan diri mereka sendiri dan yang berkemampuan untuk memiliki pengaruh secara mendalam dan luar biasa terhadap para pengikutnya.
Kaitan dalam bidang Akuntansi: Akuntan memerlukan pemimpin yang transformasional karena pemimpin tersebut akan menaruh perhatian pada kekhawatiran dan kebutuhan dari para pengikut individual, mengubah kesadaran dari para pengikut atas permasalahan dengan membantu mereka melihat pada permasalahan-permasalahan lama dengan cara yang baru, dan membangkitkan semangat dan menginspirasi para pengikut untuk menempatkan upaya tambahan untuk seterusnya demi mencapai tujuan-tujuan perusahaan.
Pemimpin yang autentik: Para pemimpin yang mengetahui siapakah mereka, mengetahui apa yang mereka yakini dan nilai, serta bertindak dengan nilai tersebut dan meyakini secara terbuka dan berterus terang. Para pengkut mereka akan mempertimbangkan mereka menjadi orang-orang yang memiliki etika.
Kaitan dalam bidang Akuntansi: Seorang akuntan memerlukan pemimpin yang autentik karena dapat dipercayakan. Karena, para pemimpin autentik membagi informasi, mendorong komunikasi yang terbuka mengenai masalah-masalah keuangan, dan melekat pada idealisme mereka.
Kepemimpinan karismatik yang bersosialisasi: Suatu gaya kepemimpinan yang menyatakan bahwa para pemimpin menyampaikan nilai yang terpusat pada lainnya versus terpusat pada diri sendiri dan yang melakukan teladan yang beretika.
Kaitan dalam bidang Akuntansi: Seorang akuntan memerlukan pemimpin karismatik yang bersosialisasi karena mereka akan menyampaikam informasi terpusat kepada yang lainnya (bukan terpusat pada dirinya sendiri). Para pemimpin ini akan membawa nilai dari para pekerja sejajar dengan nilai yang dimiliki oleh mereka sendiri melalui kata-kata dan tindakan mereka.
Kepemimpinan yang melayani: Suatu gaya kepemimpinan yang ditandai dengan melampaui kepentingan pemimpin sendiri dan akan menitikberatkan pada kesempatan untuk membantu para pengikutnya agar bertumbuh dan berkembang.
Kaitan dalam bidang Akuntansi: Seorang akuntan memerlukan pemimpin yang melayani karena ia melayani hingga melampaui kepentingan diri mereka sendiri dan menitikberatkan pada kesempatan untuk membantu para pengikutnya agar bertumbuh dan berkembang. Jadi informasi mengenai cara-cara keuangan dapat diketahui secara merata kepada seluruh anggota.
Teori Atribut Kepemimpinan: Sebuah teori kepemimpinan yang mengatakan bahwa kepemimpinan hanyalah sekedar sebuah atribut yang orang-orang akan ambil mengenai individu lainnya.
Kaitan dalam bidang Akuntansi: Seorang pemimpin dalam Akuntan sebenarnya tidak memerlukan atribut untuk pengakuan bahwa dirinya cerdas, kepribadian yang ramah, keahlian verbal yang kuat, dan lain-lain. Namun ia harus membentuk dirinya sendiri dengan persepsi bahwa ia cerdas, menarik, mahir secara lisan, pekerja keras dan konsisten.