1
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tes Potensi Akademik adalah sebuah tes yang bertujuan untuk mengukur kemampuan seseorang di bidang akademik umum. Tes ini juga sering diidentikkan kepribadian
dengan dari
tes
diri
keperibadian
seseorang
seseorang.
merupakan
suatu
Pada
dasarnya
cerminan
dari
kesuksesan. Seseorang yang mempunyai kepribadian yang unggul adalah seseorang yang siap untuk hidup dalam kesuksesan. Sebab dalam kepribadian orang tersebut terdapat nilai-nilai positif yang selalu memberikan energi positif terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan
dan
cobaan
kehidupan.
Sebaliknya,
seseorang
dengan
kepribadian yang rendah adalah seseorang yang selalu dilingkupi dengan kegagalan. Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan kepribadian ini sulit diukur dibanding dengan kecakapan maupun kecerdasan. Kemampuan untuk mengukur dan mengenal kepribadian manusia tergantung kepada masingmasing individu. Pada kesempatan kali ini kami mencoba membaha salah satu tes kepribadian yaitu EPPS (Edwards Personal Preference Schedule). 2. Rumusan Tujuan
a. Bagaimana Latar belakang tes EPPS? b. Bagaimana Administrasi tes EPPS? c. Apa sajakah hal-hal yang mengganggu jalannya tes? d. Apa sajakah hal-hal yang perlu dilakukan agar tes berjalan lancer? e. Bagaimana cara scoring tes EPPS?
2
f. Bagaimana Interpretasi tes EPPS? 3. Tujuan
a. Untuk mengetahui Latar belakang tes EPPS. b. Untuk mengetahui Administrasi tes EPPS. c. Untuk mengetahui hal hal yang mengganggu jalannya tes. d. Untuk mengetahui hal hal yang perlu dilakukan agar tes berjalan lancer e. Untuk mengetahui cara scoring tes EPPS. f. Untuk mengetahui Interpretasi tes EPPS.
4. Metode penulisan
Metode penulisan dalam laporan ini adalah berdasarkan diskusi kelompok, referensi buku dan juga dari beberapa situs diinternet yang berkaitan dengan pembahasan ini.
3
BAB II PEMBAHASAN
1. Latar Belakang Tes EPPS
(Oleh Ella Kurniawat /1313052020 /1313052020 dan Feri Adi Rusmana/ 1343052004) Tes EPPS (Edward Personal Preference Schedule) disusun berdasarkan konsep manifes dari Henry A. Murray pada tahun 1958 dan revisi 1959. EPPS mengujur lima belas variabel kepribadian. Merupakan tes kepribadian yang disusun pertama kali sebagai alat reiset dan konseling, yang dengan cepat dan mudah mengukur sejumlah variabel. EPPS memiliki cara agar sebisa mungkin menutup munculnya jawaban karena tuntutan sosial sehingga jawaban yang diberikan benar-benar mencerminkan kepribadian teste. Hal tersebut dilakukan dengan serempak menampilkan pasangan pertanyaan dimana teste harus memilih salah satu dari pasangan pernyataan yang menggambarkan dirinya. Dengan demikian teste akan lebih banyal ditentukan oleh dirinya sendiri dibandingkan oleh tuntutan sosial. Hal ini sangat berbeda dengan inventory pernyataan tunggal. EPPS juga berbeda dengan inventory lain terutama dalam hal mengukur stabilitas emosi, anxiety, penyesuaian diri atau keadaan neurotik selain bisa menelusuri sindrom klinis atau psikiatris, misalnya untuk menentukan paranoia, histeria, maupun schizofrenia. Untuk riset dan konseling perlu penafsiran dalam uraian yang dipahami teste. Ciri-cirinya Tes EPPS adalah sebagai berikut :
4
a.
Dalam mengerjakannya tidak diberi batasan waktu.
b.
Ekspresi jawaban dibatasi oleh pilihan jawaban yang tersedia.
c.
Respon merupakan gambaran dari kondisi internal subyek.
d. Norma memberi gambaran tentang kondisi kondisi subyek. e.
Korelasi antara jawaban dan kondisi subyek yang sebenarnya adalah 0,871.
Alat tes EPPS ini dibuat untuk untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Yang akhirnya dibuat dibuat oleh Edward Personal Preference Schedule (EPPS-Edward, 1959). Teori ini didasari oleh teori Murray yang mengatakan tentang 15 kebutuhan dasar manusia. Tes ini terdiri atas 210 pasang pernyataan dimana butir soal dari 12 skala lainnya. 15 kebutuhan yang diungkap tersebut adalah diantaranya;
Kemampuan untuk berprestasi
Kemampuan menyesuaikan diri
Kemampuan menunaikan tugas
Kebutuhan untuk menunjukan diri
Kebutuhan untuk mandiri
Kebutuhan untuk berempati
Kebutuhan perhatian terhadap sesama
Kebutuhan akan hubungan sosial
Keinginan untuk memimpin
Keinginan untuk kompromi
Kebutuhan memberikan perhatian
Kebutuhan akan stimulasi dari luar
Kemampuan mengahadapi berbagai rintangan
Kebutuhan memberikan perhatian dari lawan jenis
Kebutuhan untuk bertentangan dengan orang lain
Dalam tes EPPS ini tidak ada jawaban yang benar ataupun jawaban yang salah. Namun tes ini hanya untuk mengetahui apa kebutuhan, tipe-tipe motivasi dan kesukaan dari seorang individu. Psikotes EPPS ini termasuk tes kepribadian yang obyektif.
5
2. Administrasi Test EPPS ( Edward’s Personal Preference Schedule)
(Oleh Tita Adelia Putri/1313052059) Administrasi tes EPPS adalah a. Mempersiapkan tempat duduk testi. b. Setelah mempersiapkan tempat duduk mulai memperkenalkan diri di didepan testi. c. Membacakan peraturan yang harus ditaati selama proses test sedang berlangsung. d. Membacakan urutan kursi dari ujung sebelah kanan tester sampai belakang testi. e. Mengingatkan berapa lama waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test. f. Memberikan waktu bertanya kepada tester jika ada hal yang ingin di tanyakan. g. Memberikan kesan santai namun tetap terlihat berwibawa. h. Memberikan penjelasan kepada testi bahwa hanya ada alat tulis diatas meja test. i. Tidak boleh menggunakan alat bantu komunikasi. j. Tidak boleh mencontek teman sebelahnya. k. Tidak boleh membuat kegaduhan. l. Tidak boleh mencoret soal test.
3. Hal-hal yang dapat menggangu jalannya tes
(oleh Ines Lidya Nandatama/1313052027) a. Siswa yang berpura-pura menjatuhkan pulpen b. Siswa yang sengaja mengeluarkan suara c. Siswa yang mengajak temannya mengobrol d. Siswa yang berpura-pura meminjam penghapus e. Siswa yang sengaja izin keluar untuk ke wc f. Siswa yang sengaja mengaktifkan handphone nya g. Siswa yang berpura-pura bertanya h. Siswa yang selalu menjawab pertanyaan dari testi
6
i. Siswa yang posisi duduk nya tidak nyaman j. Suasana rungan yang tidak nyaman k. Bau rungan yang tidak enak di hirup l. Suasana kelas yang terlalu panas atau dingin m. Kondisi tubuh siswa yang kurang fit n. Gangguan psikologis karena adanya masalah tertentu terte ntu yang sedang dihadapi siswa o. Lapar p. Telepon seluler q. Bosan dan lelah
4. Hal- hal yang perlu di lakukan agar agar Tes Berjalan dengan dengan Lancar
(Oleh Yulia Safitri/1313052063) Supaya tes dapat berjalan dengan lancar sebaiknya ada beberapa hal yang harus dilaukan: a. Keyakinan memegang peranan penting dalam menghadapi sebuah rintangan (tes). Yakinkan diri anda bahwa posisi atau pekerjaan yang akan dimasuki benar-benar sesuai dengan kemampuan dan keinginan anda. b. Sebaiknya Anda dalam kondisi benar-benar fit saat mengerjakan tes ini. Persiapan diri dengan isterahat yang cukup. Sering kali, seseorang sebenarnya mempunyai kemampuan mengerjakan tes, namun karena ketegangan atau kondisi tubuh yang tidak prima, dapat membuat hasil tes menjadi jelek. Oleh karena itu, anda harus mempunyai isterahat yang cukup, kalau bisa beristirahat satu atau dua hari sebelumnya. c. Cermati setiap pernyataan dan lakukan yang diminta penguji Anda. d. Jangan pernah asal-asalan dalam menjawab soal, karena jawaban Anda sangat ber-pengaruh terhadap hasil tes. Pilihlah pernyataan yang benar benar sesuai dengan gambaran pribadi Anda dan jujur terhadap diri sendiri. Jangan pernah melakukan kebohongan pada saat menjawab soal. Percuma saja berbohong karena tes ini (seperti tes-tes yang lain)
7
telah disusun sedemikian rupa sehingga terdapat hubungan khusus antara keadaan keluar dengan keadaan “dalamnya”. Tes ini juga menyajikan dua pernyataan yang mengungkapkan korelasi yang berbeda dalam setiap nomor. e. Kerjakan soal dengan rileks, dengan begitu Anda akan mampu menyelesaikan tes dengan baik. f. Jadilah diri Anda sendiri pada saat menjawab Soal Psikotes EPPS dan tunjukkan bahwa Anda me-mang mampu menjadi pribadi yang baik. Hal- hal yang perlu di lakukan agar agar Tes Berjalan dengan dengan Lancar
(Oleh Julia Mustika/131305203 Musti ka/1313052032) 2) 1. setiap individu yang mengikuti tes untuk selalu tenang saat dilangsungkan nya tes 2. setiap testi (yg mengikuti tes) untuk vocus dalam menjawab pertanyaan dan gunakan waktu sebaik-baiknya 3. tidak banyak menoleh kanan kiri
5. Skoring Tes EPPS
(Oleh Lisa Sasmita/1313052035) Skoring dapat dilakukan dengan mesin komputer atau manual. Cara skoring manual adalah : A. Buatlah garis lurus dengan WARNA MERAH dari nomor-nomor : No. 1 sampai dengan No. 25, 25, melalui 7, 13, 19. No. 101 sampai dengan No No 125, melalui 107, 113, 113, 119 No. 210 sampai denmgan No. No. 225, melalui 207, 213, 213, 219. B. Buatlah pula garis lurus dengan WARNA BIRU dari nomor-nomor: No 26 sampai dengan No. 50 50 melalui 32, 38, 44 No 51 sampai dengan No. 75, 75, melalui 57, 63, 69 No. 151 sampai dengan No. No. 175, melalui 157, 163, 163, 169 Nomor-nomor ini meskipun diber diber garis, akan diperhitungkan dalam menjumlah untuk mendapat score kepribadian.
8
C. Dihitung jumlah huruf “A” yang dilingkari pada baris pertama dan seterusnya dari kiri-kekanan. Jumlah yang diperoleh tersebut ditulis dibawah kolom “r”. r (raw) :
Dihitung menjajar (horisontal)
Hanya dihitung A yang dilingkari, kecuali A yang terkena garis merah
Maksimum 14
D. Dihitung jumlah huruf “B” yang dilingkari pada kolom pertama dan seterusnya dari atas ke bawah. Jumlah yang diperoleh tersebut dituliskan dibawah kolom “c”. c (columm) :
Dihitung secara vertikal
Hanya dihitung B yang dilingkari, kecuali yang terkena garis merah
Maksimum 14
E. Setelah dihitung semuanya, akan diperoleh jumlah score pada kolom “r” dan kolom”c” yang ya ng berdampingan dijumlahkan dan hasilnya dituliskan pada kolom “s”. Angka tertinggi pada kolom “s” adalah 28, dan jumlah ini adalah score keseluruhan dari personality variabel. Untuk mengetahui apakah jumlah itu benar, dapat dilihat dari jumlah keseluruhan kolom “s” yang harus dicapai tepat 210. Kalau ternyata jumlahnya lebih atau kurang, maka hal ini mungkin ada kesalahan menghitung score “A” atau score “B”. Oleh karena itu penghitungan harus diulangi kembali. Hingga persis 210. F. Untuk melihat konsistensi (con) jawaban subyek, dibandingkan jawaban-jawaban yang dilingkari pada nomor-nomor: nomor-nomor: 1 vs 151,
26 vs 101,
51 vs 201
7 vs 157,
32 vs 107,
57 vs 207
13 vs 163, 38 vs 113,
63 vs 213
19 vs 169, 44 vs 119,
69 vs 219
25 vs 175, 50 vs 125,
75 vs 225
Nomor-nomor tersebut dilalui oleh garis-garis lurus yang WARNA MERAH atau WARNA BIRU. Bila ada kesalahan antara kedua jawaban/berbeda. Berilah tanda pada kotak yang tersedia dibagian
9
paling bawah dari kertas jawaban. Seluruh tanda dijumlahkan dan hasilnya dituliskan pada pada tempat “con” jumlah tertinggi adalah 15, sedangkan konsistensi dibawah 10 adalah meragukan dan tidak perlu diinterpretasi. G. Untuk menentukan “percentile” dari “raw score” sesuai table percentile yang telah disusun sebelumnya (Norma Standard). Dan raw score yang tertera
dituliskan
dibawah
kolom
“ss”,
profil
variabel
yang
tergambarkan adalah kesimpulan tentang diri subjek, terutama kecenderungan-kecenderungan yang dimilikinya itu diatas mean (+) dan berada dibawah mean (-). Bila berada diantara atau tepat pada Mean, kecenderungan-kecenderungan tersebut menunjukan hal yang wajar.
6. Intepretasi
(Oleh Ella Kurniawati /1313052020 dan Lisa Sasmita/1313052035) Interpretasi dilakukan jika jumlah nilai konsistennya adalah sama dengan 10, jikan jumlahnya kurang dari 10 maka tidak perlu diinterpretasi. Hal ini terjadi karena subjek tidak konsisten dalam memilih jawaban, mungkin dikarenakan subjek plin plan atau ada faktor kelelahan selama mengerjakan tes ini sehingga membuat tesnya menjadi tidak valid. Pada tes
EPPS
terlihat
kebutuhan-kebutuhan
seseorang
yang
dapat
diklasifikasikan kedalam 15 golongan yang di buatnya berdasarkan suatu daftar kebutuhan pokok manusia, yang disusun oleh HENRY A. MURRAY dan kawan-kawan (1983).
Macam-macam kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut : a. Achievement (Ach) b. Deference (Def) c. Order (Ord) d. Exhibirion (Exh) e. Autonomy (Aut) f. Affiliation (Aff) g. Intraception (Int)
10
h. Succorance (Suc) i. Dominance (Dom) j. Abasement (Abs) k. Nurturance (Nur) l. Change (Chg) m. Endurance (End) n. Heterosexual (Het) o. Aggression (Agg) Aspek (Variabel) Achievement Achievement (ach)
Skor Tinggi
Untuk berbuat sebaik
Skor Rendah
Dorongan untuk
mungkin untuk
meraih prestasi
menyelesaikan tugas-
rendah, cepat
tugas yang sukar dan
menyerah dengan
menarik.
situasi rumit atau menghindar apabila dihadapkan pada situasi yang kompleks.
Deference (def)
Untuk menyuruh
Tidak tertarik
orang lain
dengan
memutuskan
kesuksesan orang
sesuatu pendapat
lain, fokus pada
bagi dirinya, untuk
diri sendiri, sulit
menyesuaikan apa
patuh terhadap
yang diharapkan
orang lain dan
oleh orang lain
cenderung
terhadap dirinya
melakukan dengan caranya sendiri.
11
Order (ord)
Untuk berbuat secara
Cara kerja atau
teratur dan rapih
bertindak
dengan perencanaan
cenderung tidak
sebelumnya.
teratur, lebih dikuasai oleh situasi perasaan, kurang terencana dalam bertindak dan sikapnya mudah berubahubah.
Exhibition (exh)
Untuk menjadi
Tidak tertarik
pusat perhatian,
dengan situasi
untuk
sosial, cenderung
menonjolkan suatu
cuek dengan
prestasi atau untuk
lingkungan
menanyakan
sekitar, cuek
keberhasilan
terhadap apa yang
Kecenderungan
dialami orang
yang tinggi untuk
lain.
pamer, menampilkan apa yang dimiliki ke lingkungan sekitar. Autonomy (aut)
Untuk berdiri
Ketergantungan
sendiri dalam
yang tinggi pada
membuat
orang lain, dalam
keputusan untuk
mengambil
menghindari
tindakan harus
urusan dan campur
minta persetujuan
tangan orang lain.
orang lain terlebih dahulu,
12
menghindari tindakan yang menarik perhatian sosial.
Affiliation (aff)
Untuk baik hati,
Pribadi tertutup,
untuk ikut ambil
introversi tinggi,
bagian dengan
sulit bergaul.
teman-teman sekelompok, untuk kerja bersama atau berbuat sesuatu dengan orang lain Intraception Intraception (int)
Untuk menganalisa
Terlalu
motif-motif dan
mengabaikan
perasaan-perasaan
perasaan dan
seseorang, untuk
sikap didominasi
memahami dan
atas dasar logika.
mengerti perasaan perasaan orang lain.
Succorance (suc)
Untuk menerima
Pribadi yang
bantuan atau
independent,
affeksi dari orang
senang dengan
lain, supaya orang
aktivitas diri dan
lain bersimpati dan
mengacuhkan
mengerti tentang
situasi sosial.
dirinya.
13
Dominance (dom)
Dominasi terhadap
Mudah
situasi sosial
dikendalikan dan
tinggi, pribadi
sulit menolak
yang mudah
dalam kelompok.
mengikuti dalam kelompok, yesman terhadap otoritas dan memiliki jiwa pemimpin. Abasement (aba)
Untuk merasa
Pribadi yang
bersalah bila
berpikir positif,
orang berbuat
terbuka, mudah
kesalahan,
memaafkan dan
untuk
meminta maaf
menerima
apabila terjadi
fitnahan merasa
kesalahan.
takut dan rendah diri
Nurturance (nur)
Pribadi yang
Pribadi yang
terbuka, mudah
tertutup, individu
membantu orang
yang kaku, sulit
lain, santun dan
bersimpati dan
mudah bersimpati.
mudah berkata kasar.
Change (chg)
Untuk berbuat
Merasakan
sesuatu yang baru
kenyamanan
dan berbeda, untuk
dengan situasi
ingin mengikuti
yang rutin, suka
perubahan-
dengan aktivitas
perubahan keadaan
yang monoton
14
dan kebudayaan
dan terkesan membosankan.
Endurance (end)
Heterosexual Heterosexual (het)
Untuk bertekun
Daya tahan
dalam tugas-tugas
rendah terhadap
yang dihadapinya,
situasi yang
untuk tidak ingin
menekan, mudah
diganggu selama
menyerah dan
dalam bertugas
cepat jenuh.
Untuk bergaul
Tidak mudah
bebas dengan
tertarik dengan
lawan jenisnya,
lawan jenis, sulit
untuk ikut aktiv
dipengaruhi oleh
dalam pertemuan
orang lain.
dimana orang dari jenis lain hadir Aggression (agg)
Untuk menyerang
Pribadi tenang,
pendapat orang
menghindari
lain yang berbeda,
konflik dan
untuk suka
konfrontasi.
mempermainkan orang lain.
15
LOVE (Kebutuha (Kebutuhan n Halus)
HATE (Kebutuhan Kasar)
Deference
Achievement
Order
Exhibition
Affiliation
Autonomy
Intraception
Dominance
Succorance
Change
Abasement
Heterosexual
Nurturance
Aggression
Endurance
Cara interpretasi adalah dengan melihat hasil dari percentile. Skor percentile menggambarkan profil subjek atau kesimpulan tentang diri subjek.
Skor
diatas
mean
(+)
dapat
diinterpretasikan
adanya
kecenderungan kebutuhan atau yang menjadi kekuatan subjek sementara itu skor dibawah mean (-) dapat diinterpretasikan tidak adanya atau lemahnya kebutuhan-kebutuhan diatas. Bila berada diantara atau tepat pada mean, kecenderungan-kecenderungan tersebut menunjukan hal yang wajar.
16
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Tes EPPS merupakan tes kepribadian kepribadian yang mengukur mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini dikembangkan oleh H. A Murray, yang mencangkup 15 kebutuhan yang harus dimiliki manusia. Edward menyiapkan beberapa butir soal sesuai dengan kebutuhan itu. Terdiri dari 225 item pernyataan, 210 pasang pernyataan dimana seorang testi harus memilih satu dari dua pernyataan yang sesuai dengan dirinya. 15 kebutuhan yang diungkap tersebut adalah diantaranya:
Kemampuan untuk berprestasi
Kemampuan menyesuaikan diri
Kemampuan menunaikan tugas
Kebutuhan untuk menunjukan diri
Kebutuhan untuk mandiri
Kebutuhan untuk berempati
Kebutuhan perhatian terhadap sesama
Kebutuhan akan hubungan sosial
Keinginan untuk memimpin
Keinginan untuk kompromi
Kebutuhan memberikan perhatian
Kebutuhan akan stimulasi dari luar
Kemampuan mengahadapi berbagai rintangan
17
Kebutuhan memberikan perhatian dari lawan jenis
Kebutuhan untuk bertentangan dengan orang lain
2. Saran
Dalam penggunaan alat tes ini terster harus memiliki kecermatan dalam memberikan penilaian. Kadang pernyataan dalam setiap soal tidak sesuai dengan kepribaduan testi, maka dari itu alat tes ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan utama dalam memperoleh penilaian kepribadian seseorang
18
DAFTAR PUSTAKA
Manual EPPS. 1985. Urusan Reproduksi dan Distribusi Alat Tes Psikologi (URDAT ). ). Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. http://ewintribengkulu.blogspot.com/2012/10/tes-kepribadian-epps.html