TINJAUAN PUSTAKA
Pengen Pengendal dalian ian hayati hayati terhada terhadap p patogen patogen memilik memilikii suatu suatu pengert pengertian, ian, yaitu yaitu penghancuran penghancuran sebagian sebagian atau seluruh seluruh populasi populasi patogen patogen yang dilakukan dilakukan oleh organis organisme me lain. lain. Mikroor Mikroorgan ganisme isme antago antagonis nis mungk mungkin in terdiri terdiri atas strain strain avirule avirulen n patogen patogen yang sama, yang merusak merusak atau menghambat menghambat perkembanga perkembangan n patogen patogen tersebut. Beberapa tahun belakangan ini, manusia telah mencoba memanfaatkan agen biologi alami tersebut dan mengembangkan strategi pengendalian hayati yang saat ini dapat digunakan secara efektif untuk mengatasi beberapa jenis penyakit tumbuhan. Pengendalian penyakit tanaman dengan menggunakan agens pengendali hayati muncul karena kekhawatiran kekhawatiran masyarakat masyarakat dunia akibat penggunaan penggunaan pestisida pestisida kimia sintetis. Adanya kekhawatiran tersebut membuat pengendalian hayati menjadi salah
satu
pil piliha ihan
cara ara
menge ngenda ndalika ikan
patogen
tanama aman
yang
haru haruss
dipertimbangkan (Jarnanto, 2011). Pengendalian Pengendalian hayati adalah taktik pengelolaan pengelolaan hama yang dilakukan secara seng sengaja aja deng dengan an mema memanfa nfaat atka kan n atau atau mema memanip nipul ulas asik ikan an musu musuh h alami alami untu untuk k menurunkan atau mengendalikan populasi hama. Usaha pengendalian hama yang mengik mengikuts utserta ertakan kan organis organisme me hidup, hidup, oleh oleh karena karena itu pengen pengendali dalian an hama hama dengan dengan teknik jantan mandul, varietas tahan hama, dan manipulasi genetik termasuk dalam pengertian pengertian pengendalian pengendalian hayati. Pengendalian hayati pada dasarnya adalah usaha untuk memanfaatkan memanfaatkan dan menggunak menggunakan an musuh musuh alami sebagai sebagai pengendali pengendali populasi populasi hama yang merugikan.Pengendalian hayati sangat dilatarbelakangi oleh berbagai pengetahuan pengetahuan dasar ekologi, ekologi, terutama teori tentang pengaturan pengaturan populasi populasi oleh pengendali pengendali alami dan keseimbanga keseimbangan n ekosistem. ekosistem. Musuh Musuh alami dalam fungsinya fungsinya seba sebaga gaii
peng pengen enda dali li hama hama beke bekerj rjaa
seca secara ra terg tergan antu tung ng kepa kepada data tan, n, sehi sehing ngga ga
keefekt keefektifann ifannya ya ditentuk ditentukan an pula pula oleh oleh kehidu kehidupan pan dan perkemb perkembang angan an hama hama yang yang bersangkutan bersangkutan.. Ketersediaan Ketersediaan lingkungan lingkungan yang cocok bagi perkembang perkembangan an musuh musuh alami alami merupa merupakan kan prasarat prasarat akan keberha keberhasila silan n pengen pengendali dalian an hayati. hayati. Perbaik Perbaikan an teknologi introduksi, mass rearing dan pelepasan di lapangan akan mendukung dan meningkatkan fungsi musuh alami (Widyariska, 2010).
Peranan musuh alami dalam mengatur populasi hama sering kurang dimengerti secara baik oleh petani. Sebagai konsekuensinya, banyak program pengelolaan hama tidak mempertimbangkannya sebagai sesuatu yang penting. Akan tetepi setelah terjadi gejolak populasi hama akibat gangguan terhadap musuh alami karena penggunaan pestisida yang tidak bijaksana, barulah petani menyadari peranan musuh alami tersebut. Apabila peranan musuh alami dimengerti secara baik, petani akan melakukan usaha memanipulasi lingkungan dan memanfaatkan musuh alami sedemikian rupa, sehingga musuh alami merupakan suatu komponen nyata dalam strategi pengelolaan hama yang efektif dan praktis. Dalam mengembangkan strategi pengelolaan hama, satu unsur dasar yang harus dipertimbangkan adalah pengenalan musuh alami yang ada di pertanaman dan penentuan dampaknya dalam pengaturan populasi hama (Arifin, 1999). Keuntungan dari pengendalian secara hayatiyaitu selektifitas tinggi, hama tidak menjadi resisten atau kalau hal itu terjadi sangatlambat, serta tidak ada pengruh samping yang buruk seperti pada penggunaan pestisida.Dan beberapa kelemahan pengendalian hayati yaitu pegendalian berjalan lambat, tidak dapat diramalkan, dan memrlukan pengawasan yang ketat.Saat kita menggunakan agenhayati di lahan, kita harus berfikir bahwa kita menggunakan mahluk hidup dalampengendalian hama penyakit / OPT, sehingga sebaiknya kita tidak menggunakanpestisida kimia karena hal itu akan membunuh agens hayati yang nota bene-nya adalahmahluk hidup, sebaliknya kita harus mengusakan hal-hal yang bisa mendukungperkembangbiakan agens hayati tersebut (Tohari, 2010). Musuh alami (agen pengendalian hayati) sebagai salah satu komponen ekosistem berperanan penting dalam proses interaksi intra- dan inter-spesies. Karena tingkat pemangsaannya berubah-ubah menurut kepadatan populasi hama, maka musuh alami digolongkan ke dalam faktor ekosistem yang bergantung kepadatan (density dependent factors). Ketika populasi hama meningkat, mortalitas yang disebabkan oleh musuh alami semakin meningkat, demikian pula sebaliknya (Arifin, 1999). Untuk parasitoid telur, contohnya yaitu Parasitoid Ooencyrtus malayensis. O. malayensis merupakan salah satu jenis parasitoid telur penting untuk serangga
hama pengisap buah lada, D. piperis. Parasitoid tersebut belum dimanfaatkan meskipun telah diketahui efektif dengan tingkat parasitisme 75-89%. Peluang pemanfaatannya cukup besar mengingat parasitoid tersebut telah berhasil dibiakkan di Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi), Malang untuk mengendalikan kepik pengisap polong kedelai, Nezara viridula L. (Hemiptera, Pentatomidae) dan Riptortus linearis L. (Hemiptera, Alydidae). Pembiakan parasitoid diawali dengan mengkoleksi telur parasitoid dari lapang kemudian dipelihara dalam tabung gelas. Inang diperoleh dengan cara memelihara nimfa dan imago pengisap polong kedelai hasil koleksi dari lapang dalam kurungan yang diberi pakan kacang panjang. Telur yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tabung gelas sebagai inang parasitoid. Ke dalam tabung dimasukkan juga larutan gula 5% pada kapas sebagai pakan parasitoid. Infestasi parasitoid pada telur inang dilakukan selama 2 hari (Arifin, 1999).
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 1999. Teknik produksi dan pemanfaatan musuh alami dalam pengendalian hama tanaman perkebunan. Bogor: Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan. Jarnanto, A. 2011. Pertanian Berkelanjutan. http://tanimulya.blog.com/. Diakses tanggal 4 Desember 2011. Tohari. 2010. Agens Hayati untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman. http://www.scribd.com/doc/51202001/Cara-Perbanyakan-Masal-P. Diakses tanggal 4 Desember 2011. Widyariska. 2010. Pengendalian Hayati. http://widyariska.blogspot.com/2010/01/ pengendalian-hayati.html. Diakses tanggal 4 Desember 2011.