TOR KEGIATAN STUDI KELAYAKAN WISATA BAHARI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
A.
Latar Belakang
Salah Salah satu satu tujuan tujuan mendas mendasar ar yang yang ingin ingin dicapa dicapaii negara negara berkem berkemban bang g sepert sepertii Indonesia saat ini adalah tercapainya suatu pertumbuhan ekonomi yang kuat dan mantap. Usaha kepariwisataan merupakan salah satu sektor pembangunan yang secara terus menerus diupayakan pengembangannya agar dapat didayagunakan sebagai salah satu andalan kegiatan perekonomian nasional dan daerah.
Penerimaan devisa dan pendapatan daerah dari sektor pariwisata masih belum memenu memenuhi hi target target yang yang dihara diharapka pkan, n, sehing sehingga ga peran peran serta serta pemeri pemerinta ntah, h, dunia dunia usaha usaha dan masya masyarak rakat at masih masih terus terus ditunt dituntut ut peran peran aktifn aktifnya. ya. Berkem Berkemban bangny gnya a kegiatan pariwisata di suatu daerah akan memberikan pengaruh dan mendorong pembanguna pembangunan n sektor-s sektor-sektor ektor lain, khususnya khususnya dalam hal memperluas memperluas lapangan lapangan pekerjaan dan peluang untuk berusaha.
Sejalan dengan itu, dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah diny dinyat atak akan an bahw bahwa a kewe kewena nang ngan an Peme Pemeri rint ntah ah Daer Daerah ah Prov Provin insi si dala dalam m sekt sektor or pari pariwi wisa sata ta
hany hanya a
terb terbat atas as
pada pada
prom promos osii
pari pariwi wisa sata ta..
Denga engan n
demi demiki kian an,,
pengelolaan objek wisata telah menjadi kewenangan Daerah Kota atau Kabupaten masing-masing. Provinsi Kepulauan Riau sebagai salah satu daerah tujuan wisata di wilayah sumatera sumatera (wilayah (wilayah Barat) memiliki memiliki potensi wisata wisata alam dan budaya yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi daya tarik bagi kunjungan wisatawan.
Potensi objek dan daya tarik wisata yang dimiliki oleh Provinsi Kepulauan Riau cukup beragam terutama wisata bahari. Hal ini menyebabkan perlu adanya suatu penataan dan pengembangan objek dan daya tarik wisata di Provinsi Kepulauan Riau Riau yang yang meli melipu puti ti selu seluru ruh h aspe aspek k yang yang berk berkai aita tan n deng dengan an peng pengem emba bang ngan an kepariwisataan Provinsi Kepulauan Riau. Penataan dan pengembangan berbagai potensi pariwisata dengan segala fasilitas pendukungnya memerlukan upaya dan usaha usaha dari dari berbag berbagai ai pihak pihak teruta terutama ma instan instansi/ si/lem lembag baga a dan dunia dunia usaha usaha yang yang sec secara ara
lan langsu gsung
maupu aupun n
tida idak
lang langsu sung ng
men menunja unjang ng
pemb embangu angun nan
kepariwisataan.
Provinsi Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata mancanegara kedua setelah Pulau Bali. Jumlah wisatawan asing sebesar 1,5 juta orang pada tahun 2005.
Objek wisata di Provinsi Kepulauan Riau antara lain wisata pantai yang terletak di berbagai Kabupaten dan Kota. Pantai Melur dan Pantai Nongsa di Kota Batam, Pantai Belawan di Kabupaten Karimun, Pantai Lagoi, Pantai Tanjung Berakit, Pantai Trikora, dan Bintan Leisure Park di Kabupaten Bintan. Kabupaten Natuna terkenal dengan wisata baharinya seperti snorkeling. Selain wisata pantai dan bahari, Provinsi Kepulauan Riau juga memiliki objek wisata lainnya seperti cagar budaya, makam-makam bersejarah, tarian-tarian tradisional serta event-event khas daerah.
B.
Maksud Dan Tujuan
Maksud
dari
Kegiatan
ini
adalah
untuk
mengetahui
kelayakan
lokasi
pembangunan wisata bahari di Provinsi Kepulauan Riau baik dari aspek teknis, keuangan, ekonomi dan lingkungan dimaksud.
Tujuan Kegiatan Studi Kelayakan Wisata Bahari Provinsi Kepulauan Riau adalah kajian
analisis
dengan
perencanaan
umum
penetapan
lokasi
dalam
pengembangan wisata bahari di Provinsi Kepulauan Riau untuk dikembangkan menjadi dunia usaha dalam pariwisata.
C.
Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan Studi Kelayakan Wisata Bahari Provinsi Kepulauan Riau, adalah sebagai berikut: 1.
Teridentifikasinya potensi jumlah pengunjung baik untuk regional maupun internasional
2.
Teridentifikasinya potensi lokasi pembangunan wisata bahari di Provinsi Kepulauan Riau.
3.
Teridenfikasinya alternatif lokasi pembangunan wisata bahari di Provinsi Kepulauan Riau.
4.
Adanya rekomendasi lokasi yang layak untuk dijadikan pengembangan Wisata Bahari ditinjau dari aspek kelayakan teknis dan finansial.
D.
Manfaat
Manfaat yang didapat dari kegiatan ini yaitu : 1.
Peningkatan pengembangan lokasi wisata bahari di Provinsi Kepulauan Riau.
2.
Acuan bagi Pemerintah Daerah dalam pengembangan dan pembangunan wisata bahari di Provinsi Kepulauan Riau
3.
Mewujudkan
Keterpaduan
dalam
pembangunan
dan
pengembangan
pariwisata khususnya wisata bahari di Provinsi Kepualauan Riau
E.
Keluaran
Keluaran yang diharapkan dalam Kegiatan Studi Kelayakan Wisata Bahari Provinsi Kepulauan Riau adalah
Menyusun suatu produk studi kelayakan baik secara
financial maupun teknis serta secara lingkungan dalam pengembangan lokasi wisata bahari di Provinsi Kepulauan Riau.
F.
Ruang Lingkup
1.
Lingkup Substansi
Secara garis besar ruang lingkup pekerjaan ini akan meliputi : a.
Melakukan kajian tentang potensi daerah, RTRW dan RIPPDA di wilayah studi
b.
Melakukan survei dan analisis finansial di wilyah studi
c.
Mengidentifikasi
beberapa
alternatif
lokasi
yang
paling
mungkin
dikembangkan dengan mempertimbangan aspek : transportasi, tata ruang, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan d.
Melakukan kajian identifikasi kendala dan peluang pengembangan wisata bahari dan pembangunan sarana dan prasaran pendukung wisata bahari.
e.
Melakukan kajian kelayakan secara teknis, finansial maupun ekonomi
f.
Melakukan identifikasi awal terhadap dampak lingkungan yang mungkin terjadi terkait dengan rencana pembangunan wisata bahari tersebut.
g.
Penggambaran Rencana lokasi wisata bahari di Provinsi Riau
h.
Pelaporan
2.
Lingkup Kegiatan
Lokasi Kegiatan dalam pelaksanaan Kegiatan Studi Kelayakan Wisata Bahari Provinsi Kepulauan Riau berada di Provinsi Kepulauan Riau.
G.
Metodologi
Dalam pelaksanaan Kegiatan Studi Kelayakan Wisata Bahari Provinsi Kepulauan Riau menggunakan metode pendekatan antara lain: 1.
Identifikasi isu permasalahan dan potensi pengembangan wisata bahari di lokasi studi
2.
Kajian terhadap rencana dan program Pemerintah Daerah terhadap pengembangan wisata bahari di Provinsi Kepulauan Riau.
3.
Pemilihan lokasi pengembangan dan pembangunan wisata bahari
4.
Pengumpulan dan pengolahan data Penggunaan lahan
•
•
Topografi dan Geologi
•
Pendekatan Prasarana dan Utilitas umum
•
Identifikasi daerah rawan bencana meliputi lokasi sumber bencana, besaran dampak. Kondisi lingkungan fisik.
Jenis-jenis survei yang dilakukan adalah :
Topografi untuk memperoleh layout kawasan pantai. Hidro-oseanografi yang meliputi pengukuran arus dan kondisi material sedimen.
Mekanika tanah.
Survei
kondisi
sosial-ekonomi-lingkungan
jika
terdapat
rencana
pembebasan lahan yang syaratnya dengan potensi masalah sosial.
5.
Memperhatikan
kegiatan
yang
telah
berkembang
pada
wilayah
perencanaan (kegiatan ekonomi, aspek pendudukan dan sosial budaya) serta kecenderungannya. 6.
Menginventarisir dan memperhatikan rencana-rencana parsial yang telah disusun pada kawasan perencanaan.
7.
Analisa Kelayakan Ekonomi Lokasi wisata bahari
8.
Analisis kelayakan teknis lokasi wisata bahari
9.
Analisa Finansial Pembangunan wisata bahari
10.
Rekomendasi lokasi pengembangan dan pembangunan wisata bahari baik secara finansial maupun secara teknis.
H.
Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan
Kebutuhan tenaga mencakup jumlah 8 orang tenaga ahli dan keseluruhan pelaksanaan kegiatan ini membutuhkan 64 Man Month. Tenaga Ahli yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : 1.
Ahli Pariwisata sebagai Ketua Tim berpengalaman sekurangkurangnya 7 – 10 tahun dalam bidang pariwisata atau yang memiliki sertifikat keahlian pengembangan wisata atau perencanaan pengembangan wisata atau perencanaan wilayah dan kota dengan jenjang pendidikan minimal S-2.
2.
Ahli Arsitek kualifikasi minimal S-1 pengalaman minimal 5 tahun di bidangnya
3.
Ahli
Ekonomi
Pembangunan
kualifikasi
minimal
S-1
pengalaman minimal 5 tahun di bidangnya 4.
Ahli Lingkungan kualifikasi minimal S-1 pengalaman minimal 5 tahun di bidangnya
5.
Ahli
Prasarana
Wilayah/Sipil
kualifikasi
minimal
S-1
pengalaman minimal 5 tahun di bidangnya 6.
Ahli Geologi kualifikasi minimal S-1 pengalaman minimal 5 tahun di bidangnya
7.
Ahli
Sosial
Budaya
kualifikasi
minimal
S-1
pengalaman
minimal 5 tahun di bidangnya 8.
Ahli GIS kualifikasi minimal S-1 pengalaman minimal 5 tahun di bidangnya
Tenaga Pendukung : •
•
I.
Asisten Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota Tenaga Administrasi
•
Operator Komputer
•
Operator CAD
Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan dari pekerjaan ini adalah 6 (enam) bulan kalender, terhitung sejak dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pejabat Pembuat Komitmen. J.
Nama Dan Organisasi Pengguna Jasa
Pemilik pekerjaan Kegiatan Studi Kelayakan Wisata Bahari Provinsi Kepulauan Riau adalah Kementrian Kebudayaan Dan Pariwisata Tahun 2011. K.
Besaran Dan Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari APBN TA 2011 dengan biaya sebesar Rp. 1.500.000.000,- (Satu Milyar Lima Ratus Juta Rupiah) termasuk PPN.
L.
Pelaporan
Pelaporan dan lain-lain yang harus diserahkan adalah : 1.
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, ukuran kertas A4 dan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah dikeluarkan SPMK, dengan isi sesuai lingkup pekerjaan dalam Tahap Pendahuluan dan kelengkapan berupa
peta
dengan
format
sesuai
lampiran,
kemudian
dilakukan
diskusi/pembahasan dengan Tim Supervisi serta pembahasan dengan instansi terkait di pusat dan daerah .
2.
Laporan Antara
Laporan Antara dibuat sebanyak 10 (dua puluh) eksemplar, ukuran kertas A4 dan diserahkan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan setelah dikeluarkan SPMK, dengan isi sesuai lingkup pekerjaan dalam Tahap Antara dan kelengkapan berupa peta dengan format sesuai lampiran, kemudian dilakukan diskusi/pembahasan dengan Tim Supervisi serta pembahasan dengan instansi terkait di pusat dan daerah .
3.
Draft Final
Konsep Laporan Akhir dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, ukuran kertas A4 dan diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima) bulan setelah dikeluarkan SPMK, dengan isi sesuai lingkup pekerjaan dalam Tahap Draft Final dan kelengkapan berupa
peta
dengan
format
sesuai
lampiran,
kemudian
dilakukan
diskusi/pembahasan dengan Tim Supervisi serta pembahasan dengan instansi terkait di pusat dan daerah .
4.
Laporan Akhir
Laporan ini merupakan tahap finalisasi penyempurnaan dari Draft Laporan Akhir/Draft Final. Laporan Akhir dibuat sebanyak 15 (lima belas) eksemplar, ukuran kertas A4 dengan peta A3 dan diserahkan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah dikeluarkan SPMK dengan isi sesuai lingkup pekerjaan dalam Tahap Laporan Akhir dan kelengkapan berupa peta dengan format sesuai lampiran setelah mengakomodir seluruh hasil diskusi/pembahasan dengan instansi terkait di Pusat dan Daerah.
5.
Ringkasan Eksekutif
Laporan ini merupakan ringkasan dari laporan Kegiatan Studi KElayakan Wisata Bahari Provinsi Kepulauan Riau. Ringkasan eksekutif dibuat sebanyak 20 (dua puluh) eksemplar, ukuran kertas A4 dengan peta A3 dan diserahkan bersamaan dengan habisnya masa kontrak.
6.
Album Peta
Album Peta, berisi peta-peta tematik hasil analisa dibuat pada skala 1: 1.000 sebanyak 5 (lima) eksemplar bewarna.
7.
CD
Berisi mengenai CD data dan hasil laporan dan peta sebanyak 5 buah