RINGKASAN MATERI KULIAH Teori Pasar Modal EKA 331 Pertemuan ke-12
Kelompok 5 Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Dewa Ayu Sri Swasti Putri Wiryani Gede Ferdi Williantara Luh Putu Mayta Praptidewi Luh Putu Setiawati Cici Ridianingsih Ida Ayu Made Aletheari MM Ni Made Meilany S. Made Yessi Puspitha
(1206305089) (1206305089) (1206305092) (1206305092) (1206305097) (1206305109) (1206305109) (1206305110) (1206305110) (1206305120) (1206305120) (1206305124) (1206305125) (1206305125)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2014
(29) (30) (31) (32) (33) (34) (35) (36)
I.
Efisiensi Pasar secara Informasi
Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi. Fama (1970 ) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasi dan informasi privat sebagai berikut ini : 1.
Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas mencerminkan secara penuh ( fully reflect ) informasi masa lalu. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisiensi secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal.
2.
Efisiensi pasar bentuk setengah kuat ( semistrong form) Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa sebagai berikut : a. Informasi yang dipublikasikan hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikaasikan informasi tersebut. Informasi yang dipiblikasikan ini merupakan informasi dalam bentuk pengumuman oleh perusahaan emiten. Informasi ini umumnya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di perusahaan emiten (corporate event ). b. Infoemasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas sejumlah perusahaan. Informasi yang dipublikasikan ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga-harga sekuritas perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi tersebut. c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. Informasi ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang berdampak ke semua perusahaan emiten.
Jika pasar efisiensi dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang lama.
Tabel. Macam-macam pengumuman yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas. 1. Pengumuman yang berhubungan dengan laba ( Earnings-Related Announcements). (a) laporan tahun awal, (b) laporan tahunan detail, (c) laporan interim awal, (d) laporan interin detail, (e) laporan perubahan metode-metode akuntansi, (f) laporan auditor, (g) lainnya. 2. Pengumuman-pengumuman peramalan oleh pejabat perusahaan ( Forecast Announcements by Company Officials). (a) peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal, (b) estimasi laba setelah akhir tahun fiskal, (c) peramalan penjualan, (d) lainnya. 3. Pengumuman-pengumuman dividen ( Dividend Announcements). (a) distribusi kas, (b) distribusi saham, (c) lainnya. 4. Pengumuman-pengumuman pendanaan ( Financing Announcements). (a) pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas, (b) pengumuman yang berhubungan dengan hutang, (c) pengumuman sekuritas hibrid, (d) sewa-guna, (e) persetujuan standby credit , (f) pelemparan saham kedua, (g) pemecahan saham, (h) pembelian kembali saham, (i) pengumuman joint venture, (j) lainnya. 5. Pengumuman-pengumuman yang berhubungan dengan pemerintah (Government Related Announcements). (a) dampak dari peraturan baru, (b) investigai-investigasi terhadap kegiatan perusahaan, (c) keputusan-keputusan regulator, (d) lainnya 6. Pengumuman-pengumuman investasi ( Invesment Announcements). (a) eksplorasi, (b) usaha baru, (c) ekspansi pabrik, (d) penutupan pabrik, (e) pengembangan R&D, (f) lainnya. 7. Pengumuman-pengumuman ketenagakerjaan ( Labor Announcements). (a) negosiasi-negosiasi, (b) kontrak-kontrak baru, (c) pemogokan, (d) lainnya. 8. Pengumuman-pengumuman yang berhubungan dengan hukum ( Legal Announcements). (a) tuntutan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya, (b) tuntutan oleh perusahaan atau oleh manajernya, (c) lainnya. 9. Pengumuman-pengumuman pemasaran-produksi-penjualan ( Marketing Production-Sales Announcements). (a) pengiklanan, (b) rincian kontrak, (c) produk baru, (d) perubahan harga, (e) penarikan produk, (f) laporan-laporan produksi, (g) laporan-laporan keamanan produk, (h) laporan-laporan penjualan, (i) rincian jaminan, (j) lainnya. 10. Pengumuman-pengumuman manajemen-direksi ( Manajement-Board of Director Announcements). (a) susunan direksi, (b) manajemen, (c) rincian struktur organisasi, (d) lainnya.
3.
Efisiensi pasar bentuk kuat ( strong form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekurutas secara penuh mencerminkan ( fully reflect ) semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar efisien dalm bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.
Tujuan dari Farma (1970) membedakan ke dalam tiga macam bentuk pasar efisien ini adalah untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar. Ketiga bentuk pasar efisien ini berhubungan satu dengan ynag lainnya. Hubungan ketiga bentuk pasar efisien ini berupa tingkatan yang kumilatif, yaitu bentuk lemah mer upakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat, seperti terlihat di gambar
Pasar efisien bentuk lemah Pasar efisien bentuk setengah kuat
Pasar efisien bentuk kuat
Gambar. Tingkatan kumulatif dari tiga bentuk pasar efisien
Tingkatan kumulatif ini mempunyai implikasi bahwa pasar efisien bentuk setengah kuat adalah juga pasar efisien bentuk lemah. Pasar efisien bentuk kuat adalah juga pasar efisien bentuk setengah kuat dan pasar efisien bentuk lemah. Implikasi ini tidak berlaku sebaliknya bahwa pasar efisien bentuk lemah tidak harus berarti pasar efisien bentuk setengah kuat.
II.
Efesiensi Pasar secara Keputusan
Efisiensi pasar secara keputusan merupakan efesiensi pasar bentuk setenga kuat menurut versi Fama yang didasarkan pada informasi yang didistribusikan. Perbedaannya adalah jika efesiensi pasar secara informasi hanya mempertimbangkan satu factor saja, yaitu ketersediaan informasi, maka efesiensi secarakeputusan mempertimbangkan dua buah factor yaitu ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku pasar. Karena melibatkan lebih banyak
faktor dalam menentukan pasar yang efisisen, suatu pasar yang efisisen secara keputusan merupakan efesiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi. Pasar yang efisien secara informasi belum tentu efisien secara keputusan. Sebagai contoh misalnya adalah pengumuman deviden yang naik dari nilai deviden periode sebelumnya dan informasi ini tersedia untuk semua pelaku pasar yang bersamaan. Umumnya perusahaan emiten menggunakan pembayaran deviden sebagai sinyal bagi pelaku pasar. Dengan meningkatkan nilai deviden yang dibayar, perusahaan emiten mencoba memberi sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yangbaik dimasa depan, sehingga mampu meningkatkan pembayaran deviden. Sebaliknya jika perusahaan memotong nilai deviden akan dianggap sebagai sinyal buruk karena akan dianggap sebagai kekurangan likuiditas. Pelaku pasar yang kurang canggih akan menerima informasi peningkatan deviden ini begitu saja sebagai sinyal yang baik tanpa menganalisisnya lebih lanjut dan harga sekuiritas akan mencerminkan informasi kabar baik ini secara penuh. Secara definisi, ini berarti pasar sudah efisien bentuk setengah kuat secara informasi. Sebaliknya pelaku pasar yang canggih tidak akan mudah dibodohi oleh emiten. Pelaku pasar yang canggih akan menganalisis informasi ini lebih lanjut untuk menentukan apakah benar ini merupakan sinyal yang valid dan dapat dipercaya. Jika ternyata sinyal ini merupakan sinyal yang tidak valid (ternyata perusahaan tidak mempunyai prosprk yang baik) dank arena investor tidak canggih, reaksi mereka positif terhadap informasi pembayaran deviden yang meningkat tersebut merupakan reaksi yang tidak benar, sehingga dapat dikatakan pasar belum efisien secara keputusan, karena mereka mengambil keputusan yang salah. Jika pasar efisisen secara keputusan, maka pelaku pasar akan dapat mengetahui bahwa sinyal tersebut adalah sinyal yang tidak benar. Akibatnya mereka akan menganggap informasi tersebut bukan sebagai kabar baik, tetapi mungkin sebaliknya sebagai kabar buruk, karena peningkatan pembayaran deviden untuk perusahaan yang tidak mempunyai prospek yang baik akan menyebabkan kesulitan likuiditas. Oleh karena itu jika pelaku pasar canggih dan mereka mengerti bahwa sinyal yang diberikan merupakan sin yal yang salah, mereka akan bereaksi sebaliknya yang tercermin didalam harga sekuritas emiten secara negative terhadap informasi tersebut. Dengan demikian untuk mengetahui apakah pasar sudah efisien secara secara keputusan tidaklah cukup hanya melihat efefien secara informasi, tetapi juga harus mengetahui apakah keputusan yang dilakukan oleh pelaku pasar sudah benar dan mereka tidak dibodohi oleh pasar.
Pasar yang efisien secara informasi merupakan pasar yang adil, sehingga penyelenggara pasar dan regulator berusaha membuat pasar saham seefisien mungkin. Dikatakan pasar yang adil, karena diharapkan semua pelaku pasar mendapatkan informasi yang sama kualitas dan jumlahnya dan yang dapat diterima pada saat yang sama, sehingga tidak ada investor yang dapat menikmati keuntungan yang tidak normal diatas kerugian investor lainnya. Oleh karena itu regulator pasar modal nerusaha untuk membuat informasi yang diperlukan menjadi tersedia dipasar secara luas. Informasi yang tersedia saja tidak dapat menjadikan pasar efisien secara keputusan, maka pendidikan merupakan hal yang mutlak untuk membuat pelaku pasar menjadi canggih ( sophisticated ).
III.
Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Nilai Intrinsik Sekuritas
Secara umum, efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Secara detail, efisiensi pasar dapat didefinisikan dalam beberapa macam definisi, yaitu : (1) definisi efisiensi pasar didasarkan pada nilai intriksik sekuritas, (2) definisi efisiensi pasar didasarkan pada akurasi dari harga sekuritas (Fama, 1970), (3) definisi efisiensi pasar didasarkan pada distribusi dari informasinya (Beaver, 1989) dan (4) definisi efisiensi pasar didasarkan pada proses dinamik (Jones, 1995). Konsep awal dari efisiensi pasar yang berhubungan dengan informasi laporan keuangan berasal dari praktek analis sekuritas yang mencoba menemukan sekuritas-sekuritas dengan harga yang kurang benar. Sekuritas-sekuritas yang dihargai kurang benar merupakan sekuritas-sekuritas
yang
harganya
menyimpang
dari
nilai
intrinsiknya
atau
nilai
fundamentanya. Untuk konteks seperti ini, maka efisiensi pasar diukur dari seberapa jauh harga- harga sekuritas menyimpang dari nilai intrinsiknya (Beaver, 1989). Dengan demikian suatu pasar yang efisien menurut konsep ini dapat didefinisikan sebagai pasar yang nilai-nilai sekuritasnya tidak menyimpang dari nilai-nilai intrinsiknya. Perkembangan konsep efisiensi pasar selanjutnya tampaknya tidak berpegang pada konsep nilai intrinsik. Konsep efisiensi pasar lebih menjurus ke aspek akurasi dari return ekspektasi investor, ketersediaan informasi dan kecepatan pasar menyerap informasi tersebut.
IV.
Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Akurasi dari Ekspektasi Harga
Fama (1970) mendefinisikan pasar yang efisien sebagai berikut. “Suatu pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas „mencerminkan secara penuh‟ informasi yang tersedia.” Definisi dari Fama ini menekanka pada dua aspek yaitu “ fully reflect /mencerminkan secara penuh” dan “information available/ informasi yang tersedia”. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa harga dari sekuritas secara akurat mencerminkan informasi yang ada. Pasar dikatakan efisien menurut Fama jika dengan menggunakan informasi yang tersedia, investor-investor secara akurat dapat mengekspektasi harga dari sekuritas bersangkutan. Definisi efisiensi pasar ini menimbulkan banyak perdebatan. Beaver (1989) menyatakan bahwa definisi ini tidak jelas, tidak operasional dan sirkular. Definisi ini tidak menunjukkan seberapa cepat dan seberapa tepat perubahan harga tersebut diakibatkan oleh informasi yang tersedia. Definisi oleh Fama hanya menunjukkan bahwa perubahan dari harga saja sudah cukup untuk mengatakan pasar sudah efisien. Dyckman dan Morse (1986) juga menyatakan bahwa istilah “ fully reflect” juga tidak jelas. Perubahan lain dari definisi efesiensi pasar ini adalah menyangkut akurasi ekspektasi dari investor-investor terhadap harga sekuritas. Fama sendiri menyadari bahwa definisinya sulit dibuktikan secara empiris, karena dibutuhkan suatu benchmark yang menunjukkan akurasi dari ekspektasi harga semua investor. Fama mencoba memformalkan definisinya dengan mendefinisikan suatu fungsi dari harga-harga dimasa datang yang tergantung dari set informasi yang tersedia di periode sekrang. Perbedaan harga dari kedua fungsi tersebut dianggap sebagai pasar yang tidak efisien. Fama mengusulkan dibutuhkannya suatu model ekuilibrium untuk menentukan fungsi harga-harga dimasa datang akibat informasi sekarang. Dengan demikian hasil uji empiris ini menajdi uji gabungan antara model ekuilibrium yang digunakan dengan efisiensi pasar. V.
Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Distribusi Informasi
Definisi efisiensi pasar sebelumnya hanya menekankan pada akurasi dari harga ekspektasi, tetapi mengabaikan isu dari penyebaran informasi dan mengasumsikan bahwa semua investor mempunyai pengharapan yang sama (common expectations) atau kepercayaan yang sama (homogenous beliefs). Sebenarnya definisi yang menggunakan akurasi dari ekspektasi harga sekuritas ini mempunyai permasalahan, yaitu jika ternyata investor mempunyai ekspektasi yang heterogen (berbeda), maka akan timbul pertanyaan ekspektasian
siapa yang akan digunakan. Dengan adanya geterogenous beliefs, maka harga sekuritas tidak lagi “ fully reflect ” semua informasi yang tersedia disebabkan karena masing-masing investor mempunyai informasi dan pengharapan atau ekspektasi yang berbeda-beda. Definisi efisiensi pasar sebelumnya yang hanya menekankan pada akurasi harga akibat informasi yang tersedia mengabaikan distribusi dari informasinya. BEAVER (1989) memberikan definisi efisiensi pasar yang didasarkan pada distribusi informasi sebagai berikut: Pasar dikatakan efisien terhadap suatu sistem informasi, jika dan hanya jika hargaharga sekuritas bertindak seakan-akan setiap orang mengamati sistem informasi tersebut. Definisi ini memiliki arti bahwa pasar dikatakan efisien terhadap satu set informasi yang spesifik jika harga yang terjadi setelah informasi diterima oleh pelaku pasar sama dengan harga yang akan terjadi jika setiap orang mendapatkan setinformasi tersebut. Harga yang terjadi di pasar yang efisien ini disebut dengan ” full-information price”. Sesuatu yang menarik dari definisi ini adalah bahwa jika semua orang sudah mendapatkan set informasi yang sama, maka secara definisi dikatakan bahwa pasar adalah efisien. Lalu BEAFER berargumentasi lagi bahwa walaupun informasi secara publik tersedia, tetapi terdapat biaya untuk memperoleh inforasi tersebut. Oleh karena itu, informasi yang disebarkan mungkin hanya diterima oleh sebagian dari investor saja dan pasar yang tidak efisien menurut definisi Beaver bisa saja terjadi. Untuk menguji pasar yang efisien, maka masih dibutuhkan suatu ukuran pembanding (brenchmark ). Brenchmark yang digunakan adalah return normal yang seharusnya diperoleh oleh pelaku pasar. Return hasil dari informasi kemudian dibandingkan dengan return normal yang seharusnya diperoleh oleh pelaku pasar. Return hasil dari informasi kemudian dibandingkan dengan return normal menurut brenchmark . Jika hasilnya tidak menyimpang berarti pasar sudah efisien dan sebaliknya jika hasilnya menyimpang berarti pasar dikatakan tidak efisien. Dengan demikian definisi Beaver ini juga membutuhkan sebuah model untuk menghitung return normal brenchmark tersebut. Model CAPM atau model pasar berdasarkan model indeks tunggal dapat digunakan untuk menghitung return normal tersebut. Return normal menurut brenchmark kemudian dibandingkan dengan return sesungguhnya hasil dari distribusi informasi yang diterima oleh investor. Selisih dari return normal dengan return sesungguhnya ini merupakan return yang tidak normal ( abnormal return) atau disebut juga dengan return yang berkelebihan (excessive return). Dengan demikian untuk pasar yang efisien menurut Beaver ini, investor tidak akan menikmati abnormal return atau excessive return.
VI.
Definisi Efisiensi Pasar Didasarkan pada Proses Dinamik
Definisi efisiensi pasar sebelumnya merupakan definisi yang didasarkan pada lingkungan pasar efisien yang statis. Menurut definisi Beaver, pasar adalah efisien jika hargaharga sekuritas terjadi jika setiap orang mempunyai informasi yang sama. Definisi efisiensi pasar yang statis ini tidak mempertimbangkan distribusi informasi yang tidak simetris dan kecepatan proses distribusinya. Informasi yang tidak simetris atau asimetrik informasi adalah informasi privat yang hanya dimiliki oleh investor-investor yang mendapat informasi saja (informed investors). Asimetrik informasi dapat terjadi di pasar modal atau pasa yang lain. Definisi efisiensi pasar yang didasarkan pada proses dinamik mempertimbangkan distribusi informasi yang tidak simetris dan menjelaskan bagaimana harga-harga akan menyesuaikan karena informasi tidak simetris tersebut. Definisi yang mendasar kan pada proses yang dinamik ini menekankan pada penyebaran informasi yang tidak simetris. Pasar dikatakan efisien jika penyebaran informasi yang tdak simetris. Pasar dikatakan efisien jika penyebaran informasi ini dilakukan secara cepat sehingga informasi menjadi simetris, yaitu setiap orang memiliki informasi ini. Awal dari literatur efisiensi pasar mengasumsikan bahwa kecepatan penyesuaian ( speed of adjusment ) dari harga sekuritas karena penyebaran informasi yang ada terjadi dengan seketika. Konsep terbaru dari efisiensi pasar tidak mengharuskan kecepatan penysuaian harus terjadi dengan seketika, tetapi terjadi dengan cepat setelah informasi disebarkan untuk menjadi tersedia bagi semua orang. Jones (1995) memberikan definisi pasar efisien yang memasukkan unsur dari kecepatan penyesuaian sebagai berikut ini: Suatu pasar yang efisien adalah pasar yang harga-harga sekuritasnya secara cepat dan penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia terhadap aktiva tersebut.
Kecepatan penyesuaian harga sekuritas karena informasi didistribusikan.
Di gambar 15.3 ini, periode ke-0 adalah periode pada saat informasi didistribusikan (diumumkan) kepada publik. Sebelum periode ini, harga ekuilibrium adalah P 0. Diasumsikan bahwa informasi merupakan kabar baik yang akan menaikkan ekuilibrium harga menjadi P 1 (sebaliknya jika informasi merupakan bad news akan menurunkan harga dari ekuilibrium). Pasar dikatakan efisien jika waktu penyesuaian harga ekuilibrium yang baru ini dilakukan dengan sangat cepat, yaitu sebesar t 1. Wakti t1 ini tidak harus seketika, tetapi harus dalam waktu yang sangat cepat. Seberapa cepat waktu t 1 untuk dapat menyerap semua informasi tergantung dari jenis informasinya. Sebaliknya, pasar dikatakan tidak efisien jika kecepatan penyesuaian cukup lama, yaitu sebesar t2. Jika t2 berlarut-larut dan cukup lama, ini menunjukkan indikasi adanya distribusiinformasi yang belum simetris. Ada beberapa penjelasan yang mendasari penyebaran informasi tidak simetris menjadi menjadi informasi yang simetris. Penjelasan yang pertama adalah informasi privat disebarkan ke publik secara resmi melalui pengumuman oleh perusahaan emiten. Penjelasan kedua adalah bahwa investor yang memiliki informasi privat akan menggunakannya dan setelah itu mereka akan bersedia menjualnya. Penjelasan ketiga adalah investor yang mendapat informasi secara privat akan melakukan tindakan yang spekulatif. Penjelasan keempat adalah apa yang disebut dengan teori ekspektasi rasional (rational expectation theory) yang menjelaskan bahwa investor yang tidak mempunyai informasi privat akan mendapatkan informasi tersebut dengan mengamati lewat perubahan harga yang terjadi.
VII.
Pasar Efisien dan Pasar Tidak Efisien
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan pasar menjadi efisien. Pasar efisien dapat terjadi karena peristiwa – peristiwa sebagai berikut ini : 1.
Investor adalah penerima harga (price taker), yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas.
2.
Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah.
3.
Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya.
4.
Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru.
Sebaliknya jika kondisi-kondisi diatas tidak terpenuhi, kemungkinan pasar tidak efisien dapat terjadi. Dengan demikian, pasar dapat menjadi tidak efisien jika kondisi-kondisi berikut ini dapat terjadi : 1.
Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas.
2.
Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi yang sama.
3.
Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian pelaku-pelaku pasar.
4.
Investor adalah individual-individual yang lugas (naïve investor) dan tidak canggih (unsophisticated investors).
Daftar Pustaka Hartono, Jogiyanto.2013.Teori Portofolio dan Analisis Investasi: Edisi Kedelapan. Yogyakarta:BPFE.