BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Trauma Okuli adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata atau cedera yang terjadi pada mata yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata,kelopak mata,saraf mata dan rongga orbita,kerusakan ini akan memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi mata sebagai indra penglihat.Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata, dan dapat juga sebagai kasus polisi. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan kehilangan mata. (6)
2.2 Epidemiologi Trauma okular adalah penyebab kebutaan yang cukup signifikan, terutama pada golongan sosioekonomi sosioekonomi rendah dan di negara-negara berkembang. Kejadian trauma okular dialami ole h pria 3 sampai 5 kali lebih banyak daripada wanita. Dari data WHO tahun 1998 trauma okular berakibat kebutaan unilateral sebanyak 19 juta orang, 2,3 juta mengalami penurunan visus bilateral, dan 1,6 juta mengalami kebutaan bilateral akibat cedera mata. Menurut United States Eye Injury Registry (USEIR), frekuensi di Amerika Serikat mencapai 16 % dan meningkat di lokasi kerja dibandingkan dengan di rumah. Lebih banyak pada la ki-laki ki-laki (93 %) dengan umur rata-rata 31 tahun.
(7)
United States Eye Injury Registry (USEIR) merupakan sumber informasi epidemiologi yang digunakan secara umum di AS. Menurut data dari USEIR, rata-rata umur orang yang terkena trauma okuli perforans adalah 29 tahun, dan laki-laki lebih sering terkena disbanding dengan perempuan. Menurut studi epidemiologi international, kebanyakan orang yang terkana trauma okuli perforans adalah laki-laki umur 25 sampai 30 tahun, sering mnegkonsumsi alcohol, trauma terjadi di rumah. Selain itu cedera akibat olah raga dan kekerasan merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan menyebabkan trauma.
Pada studi yang lain, di simpulkan
bahwa olahraga dihubungkan dengan trauma pada pemakai kacamata umumnya terjadi pada usia di bawah 18 tahun dan jatuh dihubungkan dengan trauma pada pemakai kaca mata umumnya terjadi pa da usia 65 tahun atau ata u lebih. Meskipun kacamata kaca mata dihubungkan dengan denga n trauma yang terjadi, resep kacamata dan non resep kacamata hitam telah ditemukan untuk
memberikan perlingdungan yang menghasilkan insidens yang rendah pada trauma serius mata bagi penggunannya. penggunannya.
(6,8)
2.3 Patofisiologi Terdapat empat mekanisme yang menyebabkan terjadi trauma okuli yaitu counter co coup,
coup,
equat orial, dan gl o ob bal repo sititioning. Cuo p adalah kekuatan yang disebabkan
langsung oleh trauma. C ounter co coup merupakan gelombang getaran yang diberikan oleh cuop, dan diteruskan melalui okuler dan struktur orbuta. Akibat dari tra uma ini, bagian equator dari bola mata cenderung mengambang dan merupah arsitektur dari okuli normal. Pada akhirnya, bola mata akan kembali kembali ke bentuk normalnya, normalnya, akan tetapi hal ini ini tidak selalu seprti yang diharapkan.(7)
2.4 Klasifikasi Trauma pada mata dapat digolongkan digolongkan atas : 1.
(2,9,10)
Trauma tumpul, tumpul, yang terdiri ata s : y
Konkusio, yaitu trauma tumpul pada mata yang masih reversibel, dapat sembuh dan normal kembali.
y
Kontusio, yaitu trauma tumpul yang biasanya menyebabkan kelainan vaskuler dan kelainan jaringan/ robekan.
Berdasarkan letak traumanya dapat menyebabkan : -
Perdarahan palpebra Emfisema palpebra Luka laserasi palpebra Hiperemis konjungtiva dan perdarahan subkonjungtiva Edema kornea Hifema ( perdarahan dalam bilik mata depan ) Iridoplegia dan iridodialisa Kelainan lensa,berupa : Subluksasi,luksasi Subluksasi,luksasi maupun katarak tra umatik. Perdarahan badan kaca. Kelainan retina,berupa: Edema retina,ruptur r etina,( dapat menyebabkan menyebabkan ablasio retina traumatik),maupun perdarahan retina. Robekan/laserasi sklera Glaukoma sekunder Kelainan gerakan bola mata
2.
Trauma tembus ( luka akibat benda tajam ), dimana strutur okular mengalami kerusakan
akibat benda asing yang menembus menembus lapisan okular, yang terdiri atas ata s : Non Non perforasi.
y
y
Dengan perforasi, meliputi : i. ii.
Perforasi tanpa benda asing intra okuler Perforasi dengan benda asing intra okuler,yang menurut sifat benda asingnya terbagi atas : a. Berdaraskan sifat fisisnya,terdiri atas : - Benda logam. E.g. Emas,perak,platina,timah,seng Emas,perak,platina,timah,seng,tembaga,besi,dll ,tembaga,besi,dll - Benda non logam E.g. Kaca,bahan tumbuh-tumbuhan,bahan tumbuh-tumbuhan,bahan pakaian,dll b. Berdasarkan keaktifan ( potensi menyebabkan reaksi inflamasi ) terdiri atas : - Benda inert,merupakan bahan-bahan yang tidak menimbulkan reaksi jaringan mata,kalaupun terjadi hanya reaksi ringan saja dan tidak mengganggu fungsi mata,seperti : Emas,perak,platina,bath,kaca,porselin Emas,perak,platina,bath,kaca,porselin,dll. ,dll. - Benda reaktif yang merupakan bahan-bahan yang dapat menimbulkan reaksi
jaringan
sehingga
mengganggu
fungsi
mata,seperti
:
seng,timah
hitam,nikel,alumunium,besi,kuningan,tumb hitam,nikel,alumunium ,besi,kuningan,tumbuh-tumbuhan,bulu uh-tumbuhan,bulu ulat.
Luka akibat benda tajam dapat menyebabkan : - Luka pada palpebra (laserasi palpebra) - Laserasi konjungtiva - Abrasi,perforasi,laserasi Abrasi,perforasi,laserasi kornea - Laserasi sklera -Robeknya -Robeknya pembuluh pembuluh darah,otot-otot okular,maupun serabut saraf okular. 3. Trauma fisis, yang dapat disebabkan oleh : a.Sinar dan tenaga listrik, yang meliputi sinar ultraviolet,sinar inframerah,sinar rontgen dan radioaktif,dan tenaga listrik. b.Luka bakar c.Luka akibat bahan kimia,baik yang bersifat asam maupun basa,dimana luka akibat bahan kimia basa lebih berbahaya dibanding bahan kimia asam.
(4,5)
2.4.1 TRAUMA TUMPUL
Trauma tumpul umpul sendi sendir i dapat dapat berupa: berupa : a)
Trauma tumpul umpul pal pal pebra. pebra. Suat Suatu bent benturan tumpul umpul bisa mendorong mat ma ta ke bel belakang sehi sehingga kemungk inan
merusak st struk tur pada permukaan (kel (kelopak mat mata, kon jung jungti ti a, sk lera, kornea dan lensa) dan struk tur mat mata bagi bagian bel belakang (reti (retina na dan persarafan).Karena pa l pebra pebra merupakan peli pelindung ndung bol bola mat mata maka saat saat ter jad jadii trauma akan mel melakukan reef leks menut menutup. Hal Ha l ini akan menyebabkan ter jad jadiinya hemat hematoma pal pa l pebra. Hemat Hematoma ini t er jad jadii karena kel keluarnya darah dar i pembul pembuluh darah yang rusak pada trauma tersebut ersebut. b)
Trauma tumpul umpul lensa: ensa:
Gbr.2.4.1.1 Kel Kelainan lensa Sumber : Wijana ijana
. 1993. Trauma. Dal Da lam: am:
Ilmu Penyak it it Mata, Edi Edisi Per tama. Jakar ta: FKUI
Dislokasi okas i lensa ol oleh karena rupt ruptur di d i zonul zonula zinni nni. Dapat Dapat sebagi sebagian (subl (subluksasi uksas i), dapat dapat (9)
pul pula total (luksasi uksasi). Lepasnya dapat dapa t ke depan dapat dapa t pul pula ke bel belakang. y
Di ¡
lok i L ¢
¡
£
¤
¡
. Dislokasi okas i lensa ter jad jadii pada put putusnya zonul zonu la zinn yang akan
¢
mengak i bat batkan kedudukan lensa terganggu. y
Subl uk ¥
¦
¥
iL
§
¨
¥
¦
. Ter jad jadii ak i bat bat put putusnya sebagi sebagian zonul zonula zi z inn sehi sehingga lensa berpi berp indah
tempat empat. Subl Subluksasi uksas i lensa dapat dapat juga juga ter jad jadii spont spontan ak i bat bat pasi pasien mender ita ita kel kelainan pada zonul zonula zi z inn yang rapuh (si (s indrom Marphan). Pasi Pas ien pasca trauma akan mengel mengeluh pengli pengliha hattan berkurang. Subluksasi uksasi lensa akan member ikan gambaran pada ir is berupa ir idodonesi dodones is. Ak i bat bat pegangan lensa pada zonul zonu la tidak tidak ada maka lensa yang el elasti asticc akan men jad jadii cembung, dan maat maata akan men jad jadii lebi ebih miopi opik. Lensa yang men j men jad adii sangat sangat cembung mendorong ir is ke depan sehi sehingga sudut sudut bilik ilik mat mata ter tutup. Bila Bila sudut bilik ilik mat mata men jad jadii sempit sempit pada mat ma ta ini mudha ter jad jadii glaucoma sekunder.
Lu Lu sasi Lensa Lensa Anteri or . Bila seluruh zonula zinn di sekitar ekuator putus akibat trauma ©
y
maka lensa dapat masuk ke dalam bilik mata depan. Akibat lensa terletak dalam bilik mata depan ini maka akan terjadi gangguan pengaliran keluar cairan bilik mata sehingga akan timbul glaucoma kongestif akut dengan gejala-gejalanya. Pasien akan mengeluh penglihatan menurun mendadak, disertai rasa sakit yang sangat, muntah, mata merah dengan blefarospasme. Terdapat injeksi siliar yang berat, edema korne, lensa di dalam bilik mata depan. Iris terdorong ke belakang dengan pupil yang lebar. Tekanan bola mata sangat tinggi. Lu Lu sasi Lensa Lensa P o sterior . Pada trauma tumpul yang keras pada mata dapat terjadi luksasi
y
lensa posterior akibat putusnya zonula zinn di seluruh lingkaran ekuator lensa sehingga lensa jatuh ke dalam badan kaca dan tenggelam di dataran bawah polus posterior fundus okuli. Pasien akan mengeluh adanya skotoma pada lapang pandangannya akibat lensa mengganggu kampus. Mata ini akan menunjukkan menunjukkan gejala mata tanpa lensa ata u afakia. Pasien akan akan melihat normal dengan lensa +12.0 dioptri untuk jauh, bilik mata depan dalam dan iris tremulans. Lensa yang terlalu lama berada dalam polus posterior dapat menimbulkan penyulit akibat degenerasi lensa, berupa glaucoma fakolitik ata upun uveitis uveitis fakotoksik. K atara atara Trauma. Trauma. Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anterior ataupun
y
posterior. Kontusio lensa menimbulkan katarak seperti bintang, dan dapat pula dalam bentuk katarak tercetak yang disebut cincin Vossius. Cincin Vossius merupakan cincinberpigmen yang terletak tepat di belakang pupil yang dapat terjadi segera setelah trauma, yang merupakan deposit pigmen iris pada dataran depan lensa sesudah suatu trauma, seperti suatu stempel jari. c)
Trauma tumpul kornea. Abrasi Kornea adalah keadaan dimana epitel dari kornea terlepas yang bisa
diakibatkan oleh trauma tumpul, trauma tajam dan trauma kimia dan juga benda asing subtarsal. Abrasi kornea bisa berulang dan menyebabkan rasa sakit ya ng hebat, dimana abrasi kornea merupakan suatu kegawatdaruratan pada mata yang bisa menyebabkan ulserasi dan oedema kornea yang akan menganggu visus. Diagnosis bisa ditunjang dengan uji flourosensi dimana akan terlihat warna hijau bila terjadi kerusakan pada epitel kornea. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dila kukan adalah pemberian pemberian antibiotik t opikal dan midriatikum untuk merelaksasi iris dan mengurangi rasa sakit. Pastikan juga tidak terdapat benda asing yang dapat menganggu proses penyembuhan. Masa penyembuhan tergantung pada luasnya kerusakan, dan juga adakah infeksi, benda asing dan mata kering yang bisa menyebabkan kegagalan terapi. Mata kemudian di tutup tut up dengan penutup yang membuat membuat pasien pas ien merasa lebih nyaman.
d)
Trauma fundus oculi ocu li.. Trauma tumpul umpul yang mengenai mengena i mat mata dapat dapat mengak i bat batkan kel kelainan pada reti retina, na,
koroi koroid, dan saraf opti op tik. k. Perubahan yang ter jad jadii dapat dapat berupa edema reti retina, na, perdarahan reti retina, na, abl ablasi as i reti retina, na, maupun at a trof i saraf opti op tik. k. Jika dijumpa ijumpaii pender ita ita dengan trauma tumpul umpuldan penurunan ta jam jam pengli pengliha hattan yang tidak tidak dapat dapat dikoreksi koreksi dengan pember ian kacamat kacamata, sedangkan keadaan medi med ia mat mata jern jerniih, maka dapat dapa t di perk perk irakan adanya kel kelainan di di fundus atau di di bel belakang bol bola mat mata . Di Diagnosi agnos is bandi banding pengli pengliha hattan turun set set elah sebua seb uah h cedera mat mata adal adalah trauma reti retina, na, perdarahan corpus vit v itreous, reous, dan trauma yang mengak i bat batkan kerusakan pada k iasma opti optikus. kus. Fundus harus di d i per per iksa dengan of talmoskopi moskop i direk set setelah midr iasi as is penuh dil dilakukan. akukan. tidak ter liha lihatt detil jukkan ter jad jadiinya perdarahan Jika tidak detil struk tur mat mata, maka hal ha l ini menun jukkan vitreous. itreous. Perdarahan vit vitreous reous terabsosrbsi erabsosrbsi dal dalam wak tu beberapa mi minggu at atau mungk i n di per per lukan pengangkat pengangka tan dengan vi virek tomi omi. Daerah perdarahan reti re tina na dan daerah berwarna puti putih h (edema) dapat dapat diliha ilihatt. Koroi Koroid juga juga bi bisa robek robek dan menyebabkan perdarahan perdara han subre tina tina yang kemudi kemudian dii diiku kuti ti oleh parut parut subreti subretina. na.(9) Trauma pada mat ma ta dapat dapat menyebabkan muncul muncu lnya beberapa ge ja jala k lin linis yait yaitu u: a)
Perdarahan d i pal pal pebra (echymo (echymo i
ack eye) eye) bl ack
(9)
Gbr.2.4.1.2 Perdarahan di di pal pal pebra pebra Sumber : Wijana ijana
. 1993. Trauma. Dal Da lam: am:
Ilmu Penyak it it Mata, Edi Edisi Per tama. Jakar ta: FKUI
Pada perdarahan yang berat bera t, pal pal pebra men jad jadii bengkak, kebi kebiru-biruan, karena jar jar ingan ikat kat pal pal pebra hal halus. Perdarahan dapat dapa t men ja jalar ke bagi bagian lain di muka, juga juga dapat dapat menyeberang ke mat ma ta yang lain meni menimbul mbulkan hemat hema toma kacamat kacamata atau men ja jalar ke bel belakang menyebabkan eksof talmus.
b)
mf i E mf
ema pal pal pebra
(9)
Emf isema pal pa l pebra pebra teraba sebagai sebaga i pembengkakan dengan krepit krep itas asii, disebabkan adanya udara di di dal dalam j am jar ar ingan pal pa l pebra pebra yangl yanglonggar. Hal Ha l ini menun jukkan jukkan adanya frak tura dar i dindi nding orbit orbita, a, sehi sehingga meni menimbul mbulkan hubungan langsung ant antara rongga orbit orb itaa dengan ruang hi hidung at atau sinus-si nus-sinus sekelili sekeliling ng orbit orbita. a. Ser ing mengenai mengena i lami amina papyr icea os et moi moidali dalis, s, yang merupakan di d indi nding medial dar i rongga orbit orb ita, a, karena di dindi nding ini ti pi pis. c)
Luk a l aserasi aserasi d i pal pal pebra (9)
Gbr.2.4.1.3 Luka laserasi aserasi di pal pa l pebra pebra Sumber : Wijana ijana
. 1993. Trauma. Dal Da lam: am:
Ilmu Penyak it it Mata, Edi Edisi Per tama. Jakar ta: FKUI
Trauma tumpul umpul dapat dapat pul pula meni menimbul mbulkan luka laserasi aserasi pada pal pa l pebra. pebra. Bila Bila luka ini hebat hebat dan di diser tai dengan edema yang hebat heba t pul pula, jangan jangan segera dij dijah ahit it,, tapi ap i bersi bersihkanl hkanlah lukanya dan tutup dengan pembal pemba lut basah yang st ster il. il. Bila Bila bengkaknya berkurang, baru dijah ijahit it.. (9)
d)
Kel Kel ainan gerak gerak an an mat mat a
-
Kel Kelopak mat mata tak dapat dapat menut menutup dengan sempurna (l ( lagof talmus), yang dapat dapa t
disebabkan lumpuhnya -
.VII
Kel Kelopak mat ma ta tak dapat dapat membuka dengan sempurna
(pt (p tosi osis), yang mungk i n
disebabkan edema at a tau perdarahan pada pa l pebra. pebra. Pt Ptosi osis dapat dapat juga juga ter jad jadii ak i b bat lumpuhnya m.l m.levat evator pal pa l pebra. pebra.
Gbr.2.4.1.3 Ptosi osis Sumber : Wijana ijana
. 1993. Trauma. Dal Da lam: am:
Ilmu Penyak it it Mata, Edi Edisi Per tama. Jakar ta: FKUI
-
Pada trauma tumpul umpul dapat dapat juga juga ter liha lihatt gangguan gerak bol bola mat mata, karena perdarahan
di rongga orbit orb itaa at atau adanya a danya kerusakan di otot-ot -otot mat mata luar. Dapat Dapat ter jad jadii oleh karena : -
parese at atau parali para lise se dar i m. Levat Levator pal pa l pe pebra bra ( .III .III))
-
Pseudopt Pseudoptosi osis, ol oleh karena edema pal pa l pebra pebra
e)
peremia H i peremi
kon kon jung tiva tiva dan perdarahan s ubkon kon jung tiva tiva(9)
Gbr.2.4.1.4 Hi peremi peremia kon jung j ungti tiva va dan perdarahan subkon jung jungti tiva va Sumber : Wijana ijana
. 1993. Trauma. Dal Da lam: am:
Ilmu Penyak it it Mata, Edi Edisi Per tama. Jakar ta: FKUI
f)
T imbul nya nya
li pat pat an-li an-li pat pat an an pada M. Descement escement dan dan M. Bow Bowman man
(9)
Hal Hal ini disebabkan menurunnya tekanan intra okul okuler pada wak tu t er jad jadiinya trauma yang kemudi kemudian disusul susul dengan nai na iknya tonus men jad jadii normal norma l kembali kembali.. Li pat patan-li pat patan ini akan hil hilang ang bil bilaa tonus normal norma l kembali kemba li.. Kel Keluhannya vi visus menurun, yang men jad jadii bai baik lagi agi bil bilaa tonus normal norma l kembali kembali.. g)
Perdarahan d i dal dal am am bilik ma ilik mat t a depan (hi (hi fema) fema)
(9,10)
Gbr.2.4.1.5 Perdarahan di di dal dalam bili b ilik k mat mata depan (hi (hi fema) Sumber : Wijana ijana
. 1993. Trauma. Dal Da lam: am:
Ilmu Penyak it it Mata, Edi Edisi Per tama. Jakar ta: FKUI
Hifema adal ada lah terkumpul erkumpulnya darah dal da lam bilik ilik depan bol bola mat mata (camera oculi ocu li ant anter ior). Perdarahan bili b ilik k mat mata depan ak i bat bat ruda paksa ini merupakan ak i bat bat yang pali pa ling ng ser ing dijumpa ijumpaii karena trauma. Perdarahan bili b ilik k depan bol bola mat mata ini terut erutama berasal berasa l dar i pembul pembuluh darah corpus cili c iliare are dan sebagi sebagian kecil kecil dar i pembul pembuluh darah ir is, sedang
penyerapan darahnya sebag ian besar akan di d iserap mel melalui trabekul rabeku lar meshwork dan sel selan ju jutnya ke kanal kana l schl schlemm, si sisanya akan di diabsorbsi absorbs i mel melalui permukaan ir is.(10) h)
P u pil pil m midr iasi asi s s (9) Disebabkan ir idopl doplegi egia, ak i bat bat serabut serabut saraf yang mengat menga tur otot sf ingt ngter pupil pupil..
Ir idopl doplegi egia ini dapat dapat ter jad jadii temporer 2-3 mi minggu, dapat dapat juga juga permanen, tergant ergantung adanya parese at a tau parali para lise se dar i otot tersebut ersebut. Dal Dalam wak tu itu itu mat mata terasa sil s ilau. au. i)
ri d od iali se/ se/ ir id orek rek si si s/r s/r obek an an I r
ir i s s (9)
Gbr.2.4.1.6 ir idodi dodialis lisis Sumber : Wijana ijana
. 1993. Trauma. Dal Da lam: am:
Ilmu Penyak it it Mata, Edi Edisi Per tama. Jakar ta: FKUI
Merupakan robekan pada akar ir is, sehi sehingga pupil pupil agak ke pi p inggi nggir letaknya, pada pemer iksaan bi b iasa terdapat erdapat warna gel gelap sel selain pada pupil pup il,, tetapi api juga juga pada dasar ir is terdapat erdapat ir idodi dodialisa. lisa. Pada pemer iksaan of talmoskopi moskopi terdapat erdapat warna merah pada pupil pup il dan j dan juga uga pada tempat empat ir idodi dodialisa, lisa, yang merupakan ref leks fundus. j) j)
Perdarahan badan k aca aca
(9)
Dapat Dapat berasal berasal dar i badan sili s iliar, ar, koroi koroid dan reti retina. na. Karenanya bil b ilaa terdapat erdapat perdarahan di dal dalam badan kaca, sebai seba iknya dil dilakukan akukan pemer iksaan ult u ltrasonograf rasonograf i, unt untuk menget mengetahui ahu i keadaan di di bagi bagian post pos ter ior mat ma ta. k)
Kel Kel ainan reti retina na ber u pa edema dan r u pt pt ur reti retina na
(9)
Edema reti retina na biasanya di di daerah pol polus ant anter ior dekat dekat makul makula at a tau di per ifer. Tampak seol seolah-ol ah-olah reti retina na dil d ilap apiisi susu. Bila Bila ter jad jadii di makul makula, vi v isus sent sentral ral sangat sangat terganggu dengan skot skotoma sent sentrali ralis. s. l)
Perdarahan reti retina na (9) Dapat Dapat timbu ti mbull bila ila trauma menyebabkan pecahnya pembul pembu luh darah. Bent ent uk
perdarahan tergant ergantung dar i lokali okalisas sasiinya. Bila Bila terdapat erdapat di lapi apisan serabut serabut saraf tampak sebagai sebaga i bul bulu ayam, bil bilaa letak lebi ebih kel keluar tampak sebagai sebaga i bercak yang berbat berba tas tegas, perdarahan di depan reti retina na (prereti (preretina) na) mempunyai mempunya i permukaan dat da tar di bagi bagian atas dan cembung di di bagi bagian bawah. Darahnya dapat dapa t pul pula masuk as uk ke da d a lam badan kaca. Pender ita ita
mengel mengeluh t erdapat erdapat bayangan-bayangan hit hitam am di lapangan pengli pengliha hattannya, kal ka lau banyak dan masuk ke dal da lam badan kaca dapat dapa t menut menutupi upi ja jalannya cahaya, sehi seh ingga vi visus terganggu. m)
an Robek an
skl skl era era (9)
Gbr.2.4.1.7 R obekan obekan sk l era Sumber : Wijana ijana
!
. 1993. Trauma. Dal Da lam: am:
Ilmu Penyak it it Mata, Edi Edisi Per tama. Jakar ta: FKUI
Kal Kalau robekannya kecil kec il,, sek itar itar robekan di d idiatermi ermi dan robekannya dij d ijah ahit it.. Pada robekan yang besar, lebi ebih bai baik dilakukan ilakukan enuk leasi easi bul bul bi bi, unt untuk hindarkan of talmia simpati mpatika. ka. R obekan obekan ini biasanya ter letak di di bagi bagian at atas. n)
k so s o f t t al mu s E k
(9)
Biasanya Biasanya di disebabkan perdarahan ret re trobul robu l ber, ber, berasal berasa l dar i a.opt a.optalmika beser ta caba ca bang ngcabangnya. Dengan istiraha tirahatt di tempat empat tidur, tidur, perdarahan di d iserap kembali kemba li,, juga juga di diber i r i koagul koagulansi ansia. Bila Bila eksof talmus di diser tai pul pulsasi sasi dan so ³sou ff l l es´, es´, berar ti ti ada aneur isma ar ter iovena ant antara ar ter i karoti karotiss interna dan si s inus kavern ka vernosa osa. o)
ta l mu s E no f t
(9)
Disebabkan robekan besar pada kapsu la tenon, yang menyel menye lubungi ubungi bol bola mat mata di luar sk lera at atau di d isebabkan frak tur dasar orbit orb ita. a. Ser ingkali ngka li enof talmus tidak tidak tter liha lihatt sel selama masi masih terdapat erdapat edema.Pada pemer iksaan funduskopi funduskop i mungk in ter liha lihatt atrof i saraf opti op tik k yang menyebabkan vi visus sangat sanga t menurun. Hal Ha l ini disebabkan adanya perdarahan ret re trobul robul ber, ber, frak tura di dindi nding orbit orbitaa bagi bagian post poster ior, frak tura basi bas is kranii kranii.. Unt Untuk menent menentukannya di per per lukan fot foto tulang tengkorak.
1.4.3 T AUMA TEMBUS ( LUKA AKIBAT BENDA TAJAM )
Luka akibat benda tajam dapat mengakibatkan : 1.
(9)
Luka pada palpebra Kalau Kalau pinggiran palpebra luka dan tak dapat diperbaiki, dapat menimbulkan
koloboma palpebra akuisita. Bila besar dapat mengakibatkan kerusakan kornea oleh karena mata tak dapat menutup dengan sempurna. 2.
Luka pada orbita Luka tajam yang mengenai orbita dapat merusak bola mata, merusak saraf optik,
menyebabkan kebutaan atau merobek otot luar mata sehingga timbul paralise dari otot dan diplopia. Mudah terkena infeksi, menimbulkan selulitis orbita (orbital phlegmon), karena adanya benda asing ata u adanya hubungan hubungan terbuka dengan rongga-rongga rongga-rongga di sekitar orbita. 3.
Luka mengenai bola mata Harus dihentikan :
- luka luka dengan atau tanpa tanpa perforasi - luka dengan atau ta npa benda asing
Kalau ada perforasi per forasi di bagia n depan (kornea) : bilik mata depan dangka l, kadangkadangkadang iris melekat atau menonjol pada luka perforasi di kornea, tensi intra okuler merendah, tes fistel positif. Bila perforasinya mengenai bagian posterior (sklera) : bilik mata depan dalam, perdarahan di dalam sklera, koroid, retina, mungkin ada ablasi retina r etina, tensi intra okuler rendah. a) Luka mengenai konjungtiva
(9)
Bila kecil dapat sembuh dengan spontan, biloa besar perlu dijahit,disamping pemberian antibiotik lokal dan sistemik untuk mencegah infeksi sekunder. b) Luka di kornea
(9)
Bila tanpa perforasi : erosi atau benda asing tersangkut di kornea. Tes fluoresin (+). Jaga jangan sampai terkena infeksi, sehingga dapat timbul ulkus serpens akut atau herpes kornea, dengan pemberian antibiotika atau kemoterapeutika yang berspektrum luas, lokal dan sistemik. Benda asing di kornea di angkat, setelah diberi anastesi lokal dengan pantokain 1 %. Kalau mulai ada neovaskularisasi dari limbus, berikanlah kortison lokal atau subkonjungtiva. Tetapi jangan diberikan kortison pada luka yang baru atau bila ada herpes kornea. Bila ada perforasi : bila luka kecil, lepaskan konjungtiva di limbus yang berdekatan, kemudian di tarik supaya menutupi luka kornea tersebut (flap konjungtiva). Bila luka di kornea luas, maka luka itu harus dijahit. dija hit. Kemudian ditutup dengan flap konjungtiva. konjungtiva. Jika luka di kornea itu disertai dengan prolaps iris, iris yang keluar harus dipotong dan sisanya di
reposisi, robekan di kornea dijahit dan ditutup denganh flap konjungtiva. Kalau luka telah berlangsung beberapa jam, sebaiknya bilik mata depan dibilas terlebih dahulu dengan larutan penisilin 10.000 U/cc, sebelum kornea dijahit. Sesudah selesai seluruhnya, berikan antibiotika dengan spektrum luas lokal dan sistemik, juga subkonjungtiva. subkonjungtiva. c) Luka di sklera
(9)
(9)
Luka yang mengenai sklera berbahaya karena dapat mengakibatkan perdarahan badan kaca, keluarnya isi bola mata, infeksi dari bagian dalam bola mata, ablasi retina. Luka kecil, tanpa infeksi sekunder pada waktu terkena trauma, dibersihkan, tutup dengan konjungtiva, beri antibiotik lokal dan sistemik, mata ditutup. Luka dapat sembuh. Luka yang besar, sering disertai dengan perdarahan badan kaca, prolaps badan kaca, koroid atau badan siliar, mungkin terdapat di dalam luka tersebut. Bila masih ada kemungkinan, kemungkinan, bahwa mata itu masih dapat melihat, maka luka dibersihkan, jaringan yang keluar dipotong, luka sklera dijahit, konjungtiva dijahit, beri atropin, kedua mata ditutup. Sekitar luka didiatermi. Bila luka cukup besar dan diragukan bahwa mata tersebut masih dapat melihat, maka sebaiknya di enukleasi, untuk menghindarkan timbulnya timbulnya optalmia si mpatika pada mata yang sehat. d) Luka pada corpus siliar (9) Luka disini mempunyai prognosis yang buruk, karena kemungkinan besar dapat menimbulkan endoftalmitis, panoftalmitis yang dapat berakhir dengan ptisis bulbi pada mata yang terkena trauma, sedang pada mata yang sehat dapat timbul oftalmia simpatika. Karena itu bila lukanya besar, disertai prolaps dari isi bola mata, sehingga mata mungkin tak dapat melihat lagi, sebaiknya di enukleasi bulbi, supaya mata yang sehat tetap baik. Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata , maka akan terlihat tanda-tanda tanda-tanda bola mata tembus, tembus, seperti ; -
Mata merah, nyeri, fotofobia, blepharospasme dan lakrimasi
-
Tajam penglihatan yang menurun akibat tedapatnya kekeruhan media refrakta secara langsung atau tidak langsung akibat ruma tembus tersebut
-
Tekanan bola mata rendah akibat a kibat keluarnya cairan bola mata
-
Bilik mata dangkal akibat perforasi kornea
-
Bentuk dan letak pupil berubah.
-
Terlihatnya rupture pada kornea atau scl era
-
Adanya hifema pada bilik mata depan
-
Terdapat jaringan yang di prolaps seperti cairan mata, irirs lensa, badan kaca atau retina.
Gambar
4. Lokasi-lokasi cedera pada mata.
Ket: A) Tampak dari depan. B) Tampak dari sampin sa mping g Sumber: Wijana N Wijana N.. 1993. Trauma. Dala m: Ilmu Penyakit Mata, Edisi Pertama. Jakarta: FKUI
2.5.
Diagnosis Diagnosis trauma okuli dapat di tegakkan berdasarkan anamnesis, pemerksaan fisis
dan pemeriksaan penunjang jika tersedia. Pada anamnesis informasi yang di peroleh dapat berupa mekanisme dan onset terjadinya trauma., bahan penyebab truma dan pekrjaan untuk mengetahui objek penyebabnya. Anamnesis harus mencakup perkiraan ketajaman penglihatan sebelum dan segera sesudah cedera. Harus di catat apakah gangguan penglihatan bersifat prograsif lambat atau berawitan mendadak. Harus dicurigai adanya benda asing intraokuler apabila terdapat riwayat me-malu, mengasah atau kedakan. Cedera pada anak dengan riwayat yang tidak sesuai dengan cedera yang diderita, harus di curigai akan adanya penganiayaan anak. Riwayat kejadian harus diarah secara khusus pada detail terjadinya trauma, riwayat pembedahan okuler sebelumnya, riwayat penyakit, pengobatan sebelumnnya dan elergi.
(3)
Pada anamnesis perlu diketahui apakah terjadi penurunan visus setelah cedera atau saat cedera terjadi. Onset dari penurunan visus apakah terjadi secara progresif atau terjadi secara tiba-tiba. Harus dicurigai adanya benda asing apabila ada riwayat pemakaian palu, pahat, ataupun ledakan, dan harus dipertimbangkan untuk melakukan pencitraan. Pemakaian
palu dan pahat dapat melepaskan serpihan-serpihan logam yang akan menembus bola mata, dan hanya meninggalkan petunjuk perdarahan subkonjungtiva yang mengindikasikan adanya penetrasi sklera dan benda asing yang tertingal. Nyeri, Nyeri, lakrimasi, dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma, namun gejala ringan dapat menyamarkan benda asing (4)
intraokular yang berpotensi membutakan. Pemeriksaan struktur eksternal mata termasuk didalamnya palpasi, inspeksi dengan penlight, pemeriksaan kelopak mata, pewarnaan dengan fluoresensi, dan anestesi topikal. Palpasi rima orbita harus dilakukan bila dicurigai terjadi cedera tumpul atau fraktur. Penlight digunakan untuk memeriksa mata akan adanya tanda-tanda perforasi, seperti dangkalnya kamera anterior atau prolaps uvea. Hifema dapat timbul tanpa perforasi dan, pada kenyataanya, sering ada pada trauma tumpul. Pemeriksaan kelopak mata (retraksi dan eversi kelopak mata atas dan bawah) akan membantu membantu inspeksi benda asing atau luka bakar kimiawi. Apabila pasien merasakan adanya benda asing atau bila ada riwayat trauma tumpul dan trauma tajam, dapat dilakukan pemeriksaan dengan fluoresensi, dengan memberi pewarnaan pada kornea untuk mengidentifikasi adanya defek epitel kornea. kornea.
(4)
Bagian anterior mata harus diperiksa dengan memakai lup atau slit lamp yang bertujuan untuk mengetahui lokasi luka atau celah tembus. Pemeriksaan oftalmoskopi direk dan indirek juga dapat dilakukan. Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan tonometri untuk mengatahui tekanan intraokular, dimana trauma yang menyebabkan rupture bola mata (10)
dapat menyebabkan menyebabkan tekanan intraokular yang menurun. Pemeriksaan fisik dilakukan secara hati-hati dan manipulasi sedapat mungkin diminimalisir. Pemeriksaan fisik dimulai dengan pengukuran dan pencatatan ketajaman penglihatan. Apabila gangguan penglihatannya parah, maka periksa proyeksi cahaya, diskriminasi dua titik, dan adanya defek pupil eferan. Periksa motilitas mata dan sensasi kulit perorbita dan lakukan palpasi untuk mencari defek pada bagian tepi tulang orbita. Pada pemeriksaan kornea dan konjungtiva bila luka tidak menyebabkan rupture bola mata, maka dilakukan eversi kelopak mata untuk mengetahui lokasi benda tersebut sejelas-jelasnya. Kedalaman dan kejernihan kamera anterior dicatat. Ukuran bentuk dan reaksi terhadap cahaya dari pupil harus dibandingkan dengan mata yang lain untuk memastikan apakah terdapat defek pupil di mata yang cedera. Bila dalam inspeksi terlihat rupture bola mata atau adanya kecenderunga n rupture ruptur e bola mata, mata, maka
tidak dilakukan pemeriksaan pemeriksa an lagi. Mata
dilindungi dengan pelindung tanpa bebat, kemudian dirujuk ke spesialis mata. Dokumentasi foto bermanfaat untuk tujuan-tujuan medikolegal pada s emua kasus trauma trauma eksternal.
(4,8)
Pemeriksaan slit lamp juga dapat dilakukan untuk melihat kedalam cedera di segmen anterior bola mata. Tes fluoresisn dapat digunakan untuk mewarnai kornea, sehingga cedera kelihatan dengan jelas. Pemeriksaan tonometri perlu dilakukan untuk mnegetahui tekanan bola mata. Pemeriksaan fundus yang di dilatasikan dengan oftalmoskop indirek indirek penting untuk dilakukan untuk mengetahui adanya benda asing intraokuler. Bila benda asing yang masuk cukup dalam, dapat dilakukan tes seidel untuk mengetahui adanya cairan yang keluar dari mata. Tes ini dilakukan dengan cara memberi anestesi pada mata yang akan di periksa, kemusian diuji pada strip fluorescein steril. Penguji menggunakan slit lamp dengan filter kobalt biru, sehingga akan terlihat perubahan warna strip akibat perubahan pH bila ada pengeluaran pengeluaran cairan mata.(4) CT-Scan merupakan pemeriksaan pilihan untuk mengetahui benda asing intraokular. X-Ray dapat dilakukan apabila CT-Scan tidak memungkinkan. MRI tidak direkomendasikan untuk pemeriksaan benda asing jenis metal, karena medan magnet yang diproduksi saat pemeriksaan dilakukan dapat menyebabkan benda asing menjadi proyektil berkecepatan tinggi dan menyebabkan kerusakan okular. Ultrasound biomikroskop juga bermanfaat dalam menentukan lokasi dari benda asing intraokular. Electroretinography (ERG) berguna untuk mengetahui ada tidaknya degenarasi pada retina dan sering digunakan pada pasien yang tidak berkomunikasi dengan pemeriksa.
2.6
(4,8)
Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada trauma mata bergantung pada berat ringannya trauma ataupun
jenis trauma itu sendiri.
2.6.1 Penatalaksanaan Segera Trauma Mata Apabila jelas tampak ruptur bola mata,maka manipulasi manipulasi lebih lanjut lebih lanjut untuk dihindari sampai pasien tersebut mendapat anastesia umum.Sebelum pembedahan jangan diberi obat sikloplegik atau antibiotika topikal karena kemungkinan toksisitas pada jaringan intraokuler yang terpajan.Berikan antibiotika parenteral spektrum luas dan pakaian pelindung Fox ( atau sepertiga bagian bawah corong kertas ) pada mata.Analgetik,antiemetik,dan antitoksin tetanus diberikan sesuai kebutuhan,dengan restriksi makan dan minum.Induksi anestesi
umum
jangan
menggunakan
obat-obatan
penghambat
depolarisasi
neomuskular,karena dapat meningkatkan secara transien di dalam bola mata sehingga
meningkatkan kecenderungan herniasi isi intra okuler.Anak juga lebih baik diperiksa awal dengan bantuan anestetik a nestetik umum yang bekerja singkat. 2.6.2 Pengobatan Trauma Tembus Bola Mata Trauma dapat mengakibatkan robekan pada konjungtiva saja.Bila robekan pada konjungtiva ini tidak melebihi 1 cm,maka tidak perlu dilakukan penjahitan.Bila robekan konjungtiva lebih dari 1 cm diperlukan tindakan penjahitan untuk mencegah terjadinya granuloma.Pada setiap robekan konjungtiva perlu diperhatikan terdapatnya robekan sclera bersama-sama dengan robekan konjungtiva konjungtiva tersebut. Pada pasien dengan luka tembus bola mata maka kepadanya diberikan antibiotika sistemik atau intravena dan pasien dipuasakan untuk tindakan pembedahan.Pasien juga diberi antitetanus profilaksis,analgetik,dan kalau perlu penenang.Sebelum dirujuk,mata tidak boleh diberi salep,karena salep dapat masuk ke dalam mata.Pasien tidak boleh diberikan steroid local,dan beban yang diberikan pada mata tidak menekan menekan bola mata.Pada penutupan luka segmen anterior,harus digunakan teknik-teknik bedah mikro.Laserasi kornea diperbaiki dengan jahitan nilon10-0 untuk menghasilkan penutupan yang kedap air.Iris atau korpus siliaris yang mengalami inkarserasi dan terpajan <24 jam dapat dimasukkan ke dalam bola mata dengan viskoelastik atau dengan memasukkan suatu spatula sikiodialisis melalui insisi tusuk di limbus dan menyapu jaringan keluar dari luka. Apabila hal ini tidak dapat dilakukan,apabila jaringan telah terpajanlebih dari 24 jam,atau apabila jaringan tersebut mengalami iskemia dan kerusakan berat,maka jaringan yang prolaps harus dieksisi setinggi bibir luka.Setiap jaringan yang dipotong harus dikirim ke laboratorium patologik untuk diperiksa.Dilakukan pembiakan untuk memeriksa kemungkinan infeksi bakteri atau jamur.Sisa-sisa lensa dan darah dikeluarkan dengan aspirasi dan irigasi mekanis atau virektomi atau peralatan virektomi.Reformasi kamera anterior selama tindakan perbaikan dapat dicapai dica pai dengan cairan caira n intraokuler fisiologis fisiologis,udara ,udara atau viskoelastik. viskoelastik. Luka sclera ditutup dengan jahitan 8-0 atau 9-0 interupted yang tidak dapat diserap.Otot-otot rektus dapat secara sementara dilepaskan dan insersinya agar tindakan lebih mudah dilakukan.Luka keluar di bagian posterior sclera, pada cidera tembus ganda dapat sembuh sendiri,dan biasanya tidak dilakukan usaha penetupan.Bedah vitreoretinal,bila ada luka kornea yang besar,dapat dilakukan melalui keratoprostesis Landers Foulks temporer sebelum melakukan penana man kornea.Enukleasi dan Eviserasi primer hanya boleh dipikirkan bila bola mata mengalami kerusakan total.