BAB I PENDAHULUAN
Tendon merupakan jaringan fibrosa yang kuat, yang menghubungkan otot dengan tulang. Dimana tulang merupakan bagian tubuh yang menyokong atau member bentuk pada tubuh manusia. Sedangkan otot merupakan jaringan yang terdapat pada seluruh tubuh manusia yang berguna untuk pergerakan. Tulang dan otot tersebut dilekatkan oleh jaringan kuat yang bernama tendon. Tendon sangatlah kuat tetapi tidak banyak stretch. Ketika tendon menjadi rusak, tendon bisa memakan waktu yang lama untuk sembuh.1,2
Tendinitis merupakan peradangan pada tendon. Peradangan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa sebab, misalnya dikarenakan oleh regangan, olaraga yang berlebihan, luka, repitisi gerakan, gerakan yang tidak biasa dan tiba-tiba. Sebagian besar tendinitis terjadi pada usia pertengahan atau usia lanjut, karena tendon menjadi lebih peka terhadap cedera,elastisitasnya berkurang. Tendinitis juga terjadi pada usia muda karena olahraga yang berlebihan atau gerakan yang berulang-ulang.2
Trigger finger atau tenosynovitis stenosing adalah penyakit yang terjadi pada jari yaitu sesudah jari dibengkokkan tiba-tiba tidak dapat diluruskan kembali tapi setelah manufer sedikit jari tersebut tiba-tiba mampu kembali ke ekstensi lagi. Hal ini biasanya disebabkan oleh adanya penebalan setempat pada suatu tendon fleksor, 1
dalam kombinasi dengan adanya penebalan didalam selubung tendon pada tempat yang sama. Penyakit ini dapat menimbulkan permasalahan kapasitas fisik berupa nyeri, dan keterbatasan LGS serta permasalahan kemampuan fungsional seperti memegang benda, mengetik, menulis, memotong kuku, dan menggosok gigi.1,2,3
Trigger finger (jari macet) merupakan suatu tipe tendinitis yang terjadi pada tendon-tendon yang berfungsi untuk fleksi jari-jari tangan. Sebenarnya tidak ada otot pada jari-jari itu sendiri. Kita menggerakkan jari-jari kita sebenarnya seperti mamakai remote kontrol, yaitu otot-otot lengan bawah terhubungkan dengan tulang pada jarijari oleh sesuatu yang halus, fleksibel, berbentuk benang yang dinamakan tendon. Otot-otot lengan bawah menarik tendon untuk memfleksikan sendi jari-jari tangan.2,4
Tendon-tendon fleksor ini halus, fleksibel, berupa benang yang tebal, terlihat kekang seperti tali jemuran, bekerja seperti rantai sepeda sewaktu memfleksikan jarijari anda, meluncur keluar dan masuk selagi meluruskan dan menekuk jari-jari anda. Susunan ini mengikuti bentuk jari-jari yang ramping, dan memiliki semua kekuatan otot-otot lengan bawah yang besar.3,5
Untuk mengatasi semua itu diterapkan modalitas infra merah, terapi manipulasi, terapi latihan, terapi injeksi, dan terapi pembedahan.3
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Tangan I. Tulang dan sendi 10
Karpal Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung
distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan hamate.
Metakarpal Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan
bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid.
3
Phalangs Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di
setiap ibu jari (phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya (phalangs proksimal, medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.
Gambar 2. Tulang pada tangan
4
II. Ligamen dan Tendon Ligamen adalah struktur jaringan lunak yang menyambungkan tulang ke tulang. Ligamen di sekitar sendi biasanya bergabung untuk membentuk kapsul sendi . Sebuah kapsul sendi adalah kantung kedap air yang mengelilingi sendi dan berisi cairan pelumas yang disebut cairan sinovial . Pada pergelangan tangan, delapan tulang karpal dikelilingi dan didukung oleh kapsul sendi. Dua ligamen penting mendukung sisi pergelangan tangan. Ini adalah ligamen agunan . Ada jaminan ligamen yang menghubungkan dua lengan ke pergelangan tangan, satu di setiap sisi pergelangan tangan.2
Seperti namanya, para agunan ulnaris ligamentum (UCL) adalah di sisi ulnaris pergelangan tangan. Melintasi tepi ulnaris (sisi yang jauh dari ibu jari) dari pergelangan tangan. Dimulai pada styloid ulnaris , benjolan kecil di tepi pergelangan tangan (di sisi jauh dari ibu jari) di mana ulna memenuhi pergelangan tangan.Ada dua bagian untuk kabel berbentuk UCL. Salah satu bagian terhubung ke berbentuk kacang (salah satu tulang karpal kecil) dan ke ligamentum karpal transversal , band tebal jaringan yang melintasi di depan pergelangan tangan. Ligamen lainnya melintasi triquetrum (tulang karpal kecil dekat sisi ulnaris pergelangan tangan). UCL menambahkan dukungan untuk disk kecil dari tulang rawan di mana ulna bertemu pergelangan
tangan. Struktur
ini
5
disebut kompleks
fibrocartilage
segitiga (TFCC) dan dibahas secara lebih rinci di bawah ini. UCL menstabilkan TFCC dan menjaga pergelangan tangan dari membungkuk terlalu jauh ke samping (ke arah ibu jari).2,3
Ligamen kolateral radial (RCL) adalah pada sisi ibu jari pergelangan tangan. Ini dimulai pada tepi luar dari jari-jari pada benjolan kecil yang disebut styloid radial . Ini menghubungkan ke sisi skafoid, tulang karpal bawah jempol. RCL mencegah pergelangan tangan dari membungkuk terlalu jauh ke samping (jauh dari ibu jari). Seperti ada banyak tulang yang membentuk
pergelangan
tangan,
terdapat
banyak
ligamen
yang
menghubungkan dan mendukung tulang. Cedera atau masalah
yang
menyebabkan ligamen ini untuk meregangkan atau merobek akhirnya dapat menyebabkan radang sendi di pergelangan tangan.4
Tendon merupakan jaringan fibrosa yang kuat, yang menghubungkan otot dengan tulang. Dimana tulang merupakan bagian tubuh yang menyokong atau memberi bentuk pada tubuh manusia. Sedangkan otot merupakan jaringan yang terdapat pada seluruh tubuh manusia yang berguna untuk pergerakan. Tulang dan otot tersebut dilekatkan oleh jaringan kuat yang bernama tendon.2
6
Tendon sangatlah kuat tetapi tidak banyak stretch. Ketika mereka menjadi rusak, tendon bisa memakan waktu yang lama untuk sembuh. Tendinitis merupakan peradangan pada tendon. Peradangan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa sebab,misalnya dikarenakan oleh regangan, olaraga yang berlebihan, luka, repitisi gerakan, gerakan yang tidak biasa dan tiba-tiba. Sebagian besar tendinitis terjadi pada usia pertengahan atau usia lanjut, karena tendon menjadi lebih peka terhadap cedera, elastisitasnya berkurang. Tendinitis juga terjadi pada usia muda karena olahraga yangberlebihan atau gerakan yang berulang-ulang. 2,3
Selubung tendon juga dapat terkena penyakit sendi, seperti artritis reumatoid,skleroderma sistemik, gout, dan sindroma reiter. Pada dewasa muda yang menderita gonore (terutama wanita), bakteri gonokokus bisa menyebabkan tenosinovitis (tendinitisyang disertai dengan peradangan pada selubung pelindung di sekeliling tendon), biasanya pada tendon di bahu, pergelangan tangan, jari tangan, pingggul, pergelangan kaki, dan kaki.3
Ada beberapa penyakit yang menyebabkan tendinitis, diantaranya adalah rheumatoid artritis, gout, reiter’s syndrome, lupus, dan diabetes. Orang dengan penyakit gout ada kristal asam urat yang nampak pada pembungkus tendon yang menyebabkangesekan dan robekan.kadar kolesterol darah yang sangat tinggi juga dapat berhubungan dengan kondisi ini.3,4 7
Untuk lebih memahami trigger finger, penting untuk kita memahami anatomi yang terkait. Tendon adalah jaringan ikat yang menghubungkan otot ke tulang. Setiap otot memiliki dua tendon, yang masing-masing melekat pada tulang. Pertemuan tulang bersama dengan otot membentuk sendi. Ketika otot berkontraksi, tendon akan menarik tulang, sehingga terjadi gerakan sendi.2,3
Tendon pada jari-jari melewati ligamen, yang bertindak sebagai katrol. Sebagaimana kita ketahui trigger finger adalah suatu bentuk cedera akibat aktivitas berlebihan yang berulang-ulang dengan gejala mulai dari tanpa rasa sakit dengan sesekali bunyi gemeretak / menyentak jari, untuk disfungsi parah dan rasa sakit dengan jari terus terkunci dalam posisi menekuk ke bawah ke telapak tangan.2,4
Gambar 3. Tendon Flexor dan Extensor Jari Tangan
8
III. Persarafan Semua saraf yang bepergian ke tangan menyeberangi pergelangan tangan. Tiga saraf utama mulai bersama di bahu: saraf radial, saraf median, dan saraf ulnaris . Saraf ini membawa sinyal dari otak ke otot-otot yang menggerakkan lengan, tangan, jari, dan ibu jari. Saraf juga membawa sinyal kembali ke otak tentang sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan suhu.
Saraf radialis berjalan di sepanjang tepi jempol-sisi lengan bawah. Ini wraps sekitar akhir tulang jari-jari ke bagian belakang tangan. Ini memberi sensasi ke bagian belakang tangan dari ibu jari ke jari ketiga. Hal ini juga pergi ke belakang ibu jari dan hanya di luar buku jari utama dari permukaan belakang cincin dan jari tengah.
Saraf
median
perjalanan
melalui
sebuah
terowongan
dalam
pergelangan tangan disebut carpal tunnel . Saraf median memberikan sensasi ke sisi telapak ibu jari, jari telunjuk, jari panjang, dan setengah dari jari manis. Ini juga mengirimkan cabang saraf untuk mengontrol otot-otot tenar jempol. Otot-otot
tenar
membantu
memindahkan
ibu
jari
dan
membiarkan Anda menyentuh pad jempol ke ujung setiap jari masing-masing di sisi yang sama, gerakan yang disebut oposisi .
9
Saraf
ulnaris
bergerak
melalui
terowongan
terpisah,
yang
disebut kanal Guyon . Terowongan ini dibentuk oleh dua tulang karpal (yang berbentuk
kacang dan bengkok ),
dan
ligamentum
yang
menghubungkan mereka.Setelah melewati kanal, cabang-cabang saraf ulnar keluar untuk memasok perasaan ke jari kelingking dan setengah jari manis. Cabang-cabang saraf ini juga memasok otot kecil di telapak dan otot yang menarik ibu jari ke arah telapak tangan.
Saraf yang melakukan perjalanan melalui pergelangan tangan tunduk masalah. Konstan membengkokkan dan meluruskan dari pergelangan tangan dan jari dapat menyebabkan iritasi atau tekanan pada saraf di dalam terowongan dan menyebabkan masalah seperti nyeri, kesemutan, dan kelemahan pada tangan, jari, dan ibu jari.
10
Gambar 4. Persarafan Pada Tangan
B. Definisi Trigger Finger Trigger finger atau tenosynovitis stenosing juga dikenal dengan nama jari yang macet. Dimana pasien bercerita tentang jarinya yang macet. Setelah mengepal jari-jari yang sehat dapat diluruskan dengan mudah, tetapi jari yang macet itu tetap berada dalam keadaan fleksi di sendi interphalangeal proksimal. Adakalanya dimacetnya, maka yang nyeri yang hebat dirasakan dengan terdengarnya “klek” pada saat jari yang macet diluruskan secara pasif.1
11
Trigger finger adalah gangguan umum yang sering terjadi dan ditandai dimana jari yang dibengkokkan tibe-tiba tidak dapat diluruskan kembali serta berhubungan dengan disfungsi dan nyeri yang disebabkan penebalan setempat pada suatu tendo fleksor, dalam kombinasi dengan adanya penebalan di dalam selubung tendon pada tempat yang sama.2
12
Gambar 5. Trigger Finger
C. Epidemiologi Pada Umumnya penebalan selubung tendon fleksor synovial dapat mengganggu pergerakan tendon. Hal ini biasanya terkait dengan rheumatoid arthritis, diabetes, pekerjaan berat.Kemungkinan untuk terjadi pada wanita adalah lebih besar daripada pada laki-laki yaitu sebesar 75%.1,4
Jari macet dapat menjadi sumber rasa sakit yang signifikan. Selain itu, Ruang gerak yang
terbatas pada jari dapat mengganggu.
Ativitas
fungsional
(seperti
menggenggam dan mengetik). Namun tidak ada kematian yang terkait dengan kondisi
ini. Tidak
ada
kecenderungan rasial 13
diketahui
terkait dengan trigger
finger. Jari macet paling sering terjadi pada orang dewasa, dengan kisaran usia ratarata adalah 52-62 tahun.2,4
D. Etiologi Penyebab potensial trigger finger telah dapat dijelaskan, tetapi etiologi tetap idiopatik, artinya penyebabnya tidak diketahui. Kemungkinan disebabkan oleh trauma lokal dengan stres dan gaya degeneratif. Ada yang menghubungkan penyebab trigger finger karena penggunaan fleksi tangan yang terus-menerus dan pada tiap individu sering dengan penyebab multifaktor. Oleh karena itu sering disebut dengan tenosinovitis stenosing (stenosans tenovaginitis khusus pada jari). Stenosing berarti penyempitan
terowongan
atau
tabung-seperti
struktur
(selubung
tendon).
Tenosynovitis berarti radang tendon.2
Pasien dengan riwayat penyakit collagen vascullar seperti rheumatoid artritis, diabetes mellitus, arthitis psoriatis, amyloidosis, hipotiroid, sarkoidosis, dan pigmented vilonodular synovitis memiliki faktor resiko lebih besar terkena trigger finger dibandingkan orang yang yang tidak memiliki riwayat tersebut.3
Mekanisme terjadinya keadaan ini adalah adanya aktifitas-aktifitas fisik yang berat dan berulang-ulang pada orang yang mempunyai kecenderungan pengumpulan cairan di sekitar tendon dan sendinya seperti pasien diabetes mellitus dan rheumatoid
14
artritis. Pengumpulan cairan disekitar tendon ini menyebabkan terjadinya penebalan nodule tendon (biasanya pada tendon m.flexor digitorum profundus) sehingga tendon yang bengkak ini bisa mengganggu gerakan normal pada tendon. Adanya pembengkakan ini mudah sekali tendon terjepit sehingga jari susah untuk difleksikan (macet) atau terkunci pada posisinya dan mengakibatkan jari terasa sakit dan mengeluarkan suara “klik” apabila usaha lebih keras diberikan.3
Kejadian trigger finger kongenital umumnya disebabkan oleh adanya nodul pada tendon fleksor polisis longus. Sementara pada orang dewasa, beberapa kasus yang terjadi mungkin berhubungan dengan trauma berulang. Lebih dari satu penyebab potensial telah dijelaskan, tetapi etiologi tetap diopatik, artinya penyebabnya tidak diketahui.1 Keadaan ini sering disebut dengan tenosinovitis stenosing (stenosans tenovaginitis khusus pada jari), tapi hal ini mungkin keliru, karena radang bukan fitur dominan pada keadaan ini.2,3
Selain itu, molekul kolagen (kolagen membuat naik sekitar 95% dari subtansi tendon) menurun dan rusak. Produk degradasi dari kolagen, yang disebut degenerasi mukous, menumpuk
di
dalam tendon. Hal
ini menciptakan benjolan
atau
pembengkakan tendon. Hal ini tampaknya menjadi bagian alami dari penuaan (seperti rambut
beruban dan
keriput) dan
15
bukan
merupakan tanda
penyakit
atau berlebihan. Artinya, tidak dapat dikatakan nodul pada trigger finger lebih umum pada orang yang melakukan aktivitas berat dimana tangan yang lebih dominan.2,5
E. Patofisiologi Tendon adalah jaringan ikat yang menghubungkan otot ke tulang. Setiap otot memiliki dua tendon, yang masing-masing melekat pada tulang. Pertemuan tulang bersama dengan otot membentuk sendi. Ketika otot berkontraksi, tendon akan menarik tulang, sehingga terjadi gerakan sendi. Tendon pada jari-jari melewati ligamen, yang bertindak sebagai katrol.2
Pada trigger finger terjadi peradangan dan hipertrofi dari selubung tendon yang semakin membatasi gerak fleksi dari tendon. Selubung ini biasanya membentuk sistem katrol yang terdiri dari serangkaian sistem yang berfungsi untuk memaksimal kekuatan fleksi dari tendon dan efisiensi gerak di metakarpal. Nodul mungkin saja dapat membesar pada tendon, yang menyebabkan tendon terjebak di tepi proksimal katrol ketika pasien mencoba untuk meluruskan jari, sehingga menyebabkan kesulitan untuk bergerak. Ketika upaya lebih kuat dibuat untuk meluruskan jari, dengan menggunakan kekuatan lebih dari ekstensor jari atau dengan menggunakan kekuatan eksternal (dengan mengerahkan kekuatan pada jari dengan tangan lain), jari macet yang terkunci tadi terbuka dengan menimbulkan rasa sakit yang signifikan pada telapak distal hingga ke dalam aspek proksimal digit. Hal yang kurang umum terjadi
16
antara lain nodul tadi bergerak pada distal katrol, mengakibatkan kesulitan pasien meregangkan jari.1,2
Sebuah nodul dapat meradang dan membatasi tendon dari bagian bawah jalur yang melewati katrol. Jika nodul terdapat pada distal katrol, maka jari dapat macet dalam posisi yang lurus. Sebaliknya, jika benjolan terdapat pada proksimal dari katrol, maka jari pasien dapat macet dalam posisi tertekuk.3
Biasanya, tendon fleksor pada jari mampu bergerak bolak-balik di bawah katrol penahan. Penebalan selubung tendon fleksor membatasi mekanisme pergerakan normal. Nodul mungkin saja dapat membesar pada tendon, yang menyebabkan tendon terjebak di tepi proksimal katrol A1 ketika pasien mencoba untuk meluruskan jari, sehingga menyebabkan kesulitan untuk bergerak. Ketika upaya lebih kuat dibuat untuk meluruskan jari, dengan menggunakan kekuatan lebih dari ekstensor jari atau dengan menggunakan kekuatan eksternal (dengan mengerahkan kekuatan pada jari dengan tangan lain), jari macet yang terkunci tadi terbuka dengan rasa sakit yang signifikan pada telapak distal hingga ke dalam aspek proksimal digit. Hal yang kurang umum terjadi
antara
lain nodul tadi
bergerak
mengakibatkan kesulitan pasien meregangkan jari.2,3
17
pada distal
katrol
A1,
Sebuah nodul dapat meradang dan membatasi tendon dari bagian bawah jalur yang melewati katrol A-1. Jika nodul terdapat pada distal katrol A-1 (seperti yang ditunjukkan dalam gambar ini), maka jari dapat macet dalam posisi yang lurus. Sebaliknya, jika benjolan terdapat pada proksimal dari katrol A-1, maka jari pasien dapat macet dalam posisi tertekuk. 1,6
F. Manifestasi Klinis Diagnosa dibuat secara eksklusif dengan anamnesa yang menyeluruh dan pemeriksaan fisik. Trigger finger dapat mengenai lebih dari satu jari pada satu waktu, meskipun biasanya lebih sering terjadi pada ibu jari, tengah, atau jari manis. Trigger finger biasanya lebih menonjol di pagi hari, atau saat memegang obyek dengan kuat.1,3
Gejala ini muncul biasanya dimulai tanpa adanya cidera. Gejala-gejala ini termasuk adanya benjolan kecil, nyeri di telapak tangan, pembengkakan, rasa tidak nyaman di jari dan sendi. Kekakuan akan bertambah jika pasien tidak melakukan aktifitas, misalnya saat anda bangun pagi. Dan kadang kekakuan akan berkurang saat melakukan aktifitas. Kadang-kadang jika tendon terasa bebas bisa bergerak tegak akan dirasakan sendi seperti terjadi "dislokasi" / pergeseran sendi.Pada Kasus kasus yang berat jari tidak dapat diluruskan bahkan dengan bantuan. Pasien dengan diabetes biasanya akan terkena lebih parah.1,2
18
Gambar 6. Trigger Finger
Pada tingkat sendi palmaris distal, nodul bisa teraba lembut, biasanya di atas sendi metakarpofalangealis (MCP). Jari yang terkena bisa macet dalam posisi menekuk (lihat gambar di bawah) atau (kurang biasa) posisi diperpanjang. Ketika pasien berusaha untuk memindahkan angka lebih kuat melampaui pembatasan, angka mungkin cepat atau memicu melampaui pembatasan.2,3
Trigger finger dapat sangat menyakitkan bagi pasien. Dalam kasus yang parah, pasien tidak mampu untuk menggerakkan jari yang melampaui rentang
19
gerak. Pada ibu jari yang macet, pada palpasi yang lembut dapat ditemukan nodul pada aspek palmar sendi MCP pertama dari sendi palmaris distal.1,2
G.
Faktor Resiko
Pergerakan berulang (repeated gripping) Misalnya : pada pemain alat musik
Penyakit peserta (Certain health problems) Misalnya : rheumatoid arthritis, diabetes,hypothyroidism, amyloidosis dan infeksi(tuberculosis).
Jenis Kelamin Lebih sering pada wanita
H. Diagnosis Secara umum penegakan diagnosis pada Trigger Finger cukup dengan pemeriksaan fisisk saja, tidak ada tes laboratorium yang diperlukan dalam diagnosis jari macet. Jika ada kecurigaan tentang kondisi, adanya diagnosis yang terkait, seperti diabetes, rheumatoid arthritis, atau penyakit lain pada jaringan ikat, antara lain, hemoglobin glikosilasi (HgbA1c), gula darah puasa, atau faktor rheumatoid harus diperiksa. Secara umum, tidak ada pencitraan yang diperlukan dalam kasus jari macet. Tidak ada tes lebih lanjut yang biasanya diperlukan.1,4
20
H. Pemeriksaan Penunjang
I.
HgbA1c
GDA
Rheumatoid faktor
Diagnosis Banding
Trigger Finger
De Quervain syndrom Nyeri yang terasa di pergelangan tangan sering disebabkan oleh tenosinovitis. Pada sisi radial terjadi tendovaginitis otot abductor polocis longus, yang dikenal dengan sebagai tenosinovitis De Quervein, dan pada sisi ulnar dapat dijumpai tendovagintis otot ekstensor karpi ulnaris. Kedua jenis peradangan itu merupakan manisfestasi arthritis rheumatoid. Pada bagian dorsal pergelangan tangan sinovitis rheumatoid dapat membangkitkan benjolan di tengah-tengah ligamentum karpi dorsal di atas os navikular dan lunatum.
Sinovitis di pergelangan tangan selalu menimbulakan nyeri tekan, nyeri gerak aktif dan nyeri gerak isometrik. Karena itu, maka pergelangan tangan tidak dapat distabilkan secara kuat, sehingga tenaga pengepalan tidak kuat dan tangan sukar diluruskan pada pergelangan tangan.
Pada tenosinovitis De Quervein nyeri tekan di dapat pada penekanan diprosesus stiloideus radii. Gerakan pasif ibu jari tidak membangkitkan nyeri. Sebaliknya gerakan aktif dan isometrik menimbulkan nyeri yang hebat.
21
Deviasi radial secara pasif tidak menimbulkan nyeri. Sebaliknya defiasi ulnar secara aktif menimbulkan nyeri yang hebat
Carpal tunnel syndrome Carpal tunnel syndrome (CTS) atau sindroma terowongan karpal (STK) adalah salah satu gangguan pada lengan tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus dipergelangan tangan. Carpal Tunnel Syndrome diartikan sebagai neuropati tekanan saraf medianus dalam terowongan karpal di pergelangan tangan dengan kejadian yang paling sering, bersifat kronik, dan ditandai dengan nyeri tangan pada malam hari, parestesia jari-jari yang mendapat innervasi dari saraf medianus, kelemahan dan atrofi otot thenar.3
Gejala klinis CTS menurut Grafton (2009) adalah sebagai berikut : 1. Mati rasa, rasa terbakar, atau kesemutan di jari-jari dan telapak tangan. 2. Nyeri di telapak, pergelangan tangan, atau lengan bawah, khususnya selama penggunaan. 3. Penurunan cengkeraman kekuatan. 4. Kelemahan dalam ibu jari 5. Sensasi jari bengkak, ( ada atau tidak terlihat bengkak) 6. Kesulitan membedakan antara panas dan dingin.
22
Gambar 7. Carpal tunnel syndrome
J.
Penatalaksanaan a. Terapi Farmakologi
Pengobatan NSAID Berikan pengobatan non steroid seperti aspirin, ibuprofen, naprosyn, atau ketoprofen. 1,4
Injeksi Korstikosteroid Injeksi kortikosteroid untuk pengobatan trigger finger telah dilakukan sejak 1953. Tindakan Ini harus dicoba sebelum intervensi bedah karena sangat efektif (hingga 93%), terutama pada pasien non-diabetes dengan onset barubaru ini terkena gejala dan satu digit dengan nodul teraba. Hal ini diyakini
23
bahwa injeksi kortikosteroid kurang berhasil pada pasien dengan penyakit lama (durasi > 6 bulan), diabetes mellitus, dan keterlibatan beberapa digit karena tidak mampu untuk membalikkan perubahan metaplasia chondroid yang terjadi pada katrol A1. Injeksi diberikan secara langsung ke dalam selubung tendon, Namun, laporan menunjukkan bahwa injeksi extrasynovial mungkin efektif, sambil mengurangi risiko tendon rupture(pecah). Pecah Tendon adalah komplikasi yang sangat jarang, hanya satu kasus yang dilaporkan. Komplikasi lain termasuk atrofi kulit, nekrosis lemak, hipopigmentasi kulit sementara elevasi glukosa serum pada penderita diabetes, dan infeksi. Jika gejala tidak hilang setelah injeksi pertama, atau muncul kembali setelah itu, suntikan kedua biasanya lebih mungkin untuk berhasil sebagai tindakan awal. 1,5,9
b. Terapi nonfarmakologi
Kompreskan es selama lima sampai lima belas menit pada daerah yang bengkak dan nyeri. 1,4
Hindari aktifitas yang mengakibatkan tendon mudah teriritasi, seperti latihan jari yang berulang-ulang. 5
24
Splinting Tujuan splinting adalah untuk mencegah gesekan yang disebabkan oleh pergerakan tendon fleksor melalui katrol A1 yang sakit sampai hilangnya peradangan. Secara umum splinting merupakan pilihan pengobatan yang tepat pada pasien yang menolak atau ingin menghindari injeksi kortikosteroid. Sebuah studi pekerja manual dengan interfalangealis distal (DIP) di splint dalam ekstensi penuh selama 6 minggu menunjukkan pengurangan gejala pada lebih dari 50% pasien. Dalam studi lain, splint sendi MCP di 15 derajat fleksi (meninggalkan sendi PIP dan DIP bebas) yang ditampilkan untuk memberikan resolusi gejala di 65% dari pasien pada 1-tahun tindak lanjut. Untuk pasien yang paling terganggu oleh gejala mengunci di pagi hari, splinting sendi PIP pada malam hari dapat menjadi efektif. splinting menghasilkan tingkat keberhasilan yang lebih rendah pada pasien dengan gejala trigger finger yang berat atau lama. 1,5,8
25
Gambar 8. Teknik Splint
Pembedahan Tindakan pembedahan dinilai sangat efektif pada trigger finger. Indikasi untuk perawatan bedah umumnya karena kegagalan perawatan konservatif untuk mengatasi rasa sakit dan gejala. Waktu operasi agak kontroversial dengan data yang menunjukkan pertimbangan bedah setelah kegagalan baik tunggal maupun beberapa suntikan kortikosteroid. 6,7 Tindakan pembedahan ini pertama kali diperkenalkan oleh Lorthioir pada tahun 1958. Fungsi operasi biasanya bertujuan melonggarkan jalan bagi tendon yaitu dengan cara membuka selubungnya. Dalam penyembuhannya, kedua ujung selubung yang digunting akan menyatu lagi, tetapi akan memberikan ruang yang lebih longgar, sehingga tendon akan bisa bebas
26
keluar masuk. Dalam prosedur ini, sendi MCP adalah hyperextensi dengan telapak ke atas, sehingga membentang keluar katrol A1 dan pergeseran struktur
neurovaskular
disemprotkan
lidokain
bagian
punggung. Setelah
disuntikkan
untuk
klorida
manajemen
dan
nyeri,
etil jarum
dimasukkan melalui kulit dan ke katrol A1. Tingkat keberhasilan telah dilaporkan lebih dari 90% dengan prosedur ini, namun penggunaan teknik ini berisiko cedera saraf atau arteri. 2,6,7
Gambar 9. Pembedahan
27
Fisioterapi Fisioterapi membantu menghilangkan masalah-masalah bengkak, nyeri, dan kekakuan gerak pada bagian-bagian tangan yang lain, dimana tidak bisa dihilangkan dengan tindakan operasi. 7
K.
Komplikasi 1,2,3 Komplikasi potensial utama jari memicu adalah nyeri dan penurunan penggunaan fungsional dari tangan yang terkena. Potensi komplikasi injeksi kortikosteroid adalah sebagai berikut:
Infeksi, penggunaan teknik steril dapat meminimalkan masalah ini.
Pendarahan, ini dapat diminimalkan dengan menerapkan tekanan langsung segera setelah prosedur tersebut. Perhatian harus dilakukan sebelum suntik pasien dengan gangguan perdarahan.
Melemahnya
tendon,
ini
meningkatkan
risiko
ruptur
tendon
berikutnya, kemungkinan yang menjadi perhatian khusus jika suntikan dilakukan salah (khusus, jika injeksi ini dikelola ke tendon itu sendiri bukan hanya dalam selubung tendon). Risiko dapat meningkat dengan beberapa suntikan, namun setidaknya beberapa peneliti klinis (misalnya, Anderson dan Kaye) tidak menemukan episode rupture tendon setelah injeksi kortikosteroid untuk kondisi ini, bahkan dengan suntikan ulang.
28
Atrofi lemak yang terjadi secara lokal di tempat suntikan - atrofi semacam itu dapat terjadi jika kortikosteroid yang disuntikkan ke dalam jaringan subkutan. komplikasi ini dapat menyebabkan depresi kosmetik di kulit.
infiltrasi saraf dan cedera saraf berikutnya. Komplikasi ini jarang terjadi, bisa dipantau oleh sensasi menilai seluruh digit.
L. Prognosis Prognosis pada trigger finger sangat baik, kebanyakan pasien merespon terhadap
injeksi
kortikosteroid dengan
atau
tanpa bebat terkait. Beberapa
kasus jari macet mungkin dapat sembuh secara spontan dan kemudian terulang kembali tanpa korelasi yang jelas dengan pengobatan atau faktor memperburuk.2,3
Pasien yang membutuhkan tindakan bedah umumnya memiliki hasil yang sangat baik. Prognosis juga sangat baik untuk ibu jari macet kongenital yang dapat diperbaiki dengan reseksi dari nodul tendon.
29
BAB III KESIMPULAN
Trigger finger adalah penyakit yang terjadi pada jari yaitu sesudah jari dibengkokkan tiba-tiba tidak dapat diluruskan kembali tapi setelah manufer sedikit jari tersebut tiba-tiba mampu kembali ke ekstensi lagi. Hal ini biasanya disebabkan oleh adanya penebalan setempat pada suatu tendo fleksor, dalam kombinasi dengan adanya penebalan didalam selubung tendo pada tempat yang sama. Penyakit ini dapat menimbulkan permasalahan kapasitas fisik berupa nyeri, dan keterbatasan LGS serta permasalahan kemampuan fungsional seperti memegang benda, mengetik, menulis, memotong kuku, dan menggosok gigi.
Trigger finger (jari macet) merupakan suatu tipe tendinitis yang terjadi pada tendon-tendon yang berfungsi untuk fleksi jari-jari tangan. Untuk mengatasi semua itu diterapkan modalitas infra merah, terapi manipulasi, terapi latihan, terapi injeksi, dan terapi pembedahan.
30