Trismus Trismus Trismus biasanya terjadi pada kasus ekstraksi gigi molar ketiga rahang bawa bawah h dan dan dita ditand ndai ai deng dengan an keter eterbat batas asan an dalam dalam memb membuk uka a mulu mulutt oleh oleh karena spasme otot masticator atau pengunyahan. Spasme otot mastikator terjadi akibat trauma dari otot pterygoideus medialis yang disebabkan oleh jarum (suntikan berulang ketika dilakukan inferior alveolar nerve block ) atau dikarenakan dikarenakan oleh trauma dari surgical eld, eld, terutama ketika ketika prosedur operasi pembedahan yang lama dan sulit untuk dilakukan. Faktor penyebab lainnya adalah peradangan pada luka post ekstraksi, hematoma, dan edema paska operasi. Terapi Terapi : Tata Tata laksana trismus tergantung pada penyebabnya. Sebagian besar kasus trismus trismus tidak memerlukan memerlukan terapi terapi tertentu. tertentu. Obat kumur kumur dengan antibiotik antibiotik broad spectrum spectrum diberikan apabila trismus terjadi akibat proses keradangan akut atau hematoma. Terapi tambahan lainnya meliputi : . Terapi panas, panas, yaitu, kompres kompres panas pada ekstraoral ekstraoral sekitar sekitar !" menit setiap jam hingga gejala mereda. !. #ij #ijat at perlahan perlahan pada daerah sendi temporo temporomandib mandibular ular.. $. #ember #emberian ian analgesik, analgesik, anti anti in%amasi in%amasi dan dan obat muscle relaxant . &. Fisi isiote oterap rapii selama selama $' menit menit setiap setiap $'& jam, yang yang melip meliputi uti gerakan gerakan membuka dan menutup mulut, serta gerakan lateral, yang bertujuan untuk meningkatkan pembukaan mulut. . #emberian #emberian obat penenang atau sedati (broma*epam (broma*epam (+e (+eotanil) otanil) : ,'$ mg, dua kali kali sehari sehari), ), untuk untuk mengu menguran rangi gi stres stres dan kecem kecemasa asa yang yang dapat menyebabkan peningkatan spasme otot. Fisioterapi api
trismus
dengan
menggu menggunak nakan an stick stick ice ice cream cream untuk mulut.
Laserasi
membantu
membuka
+aserasi sering terjadi pada mukosa gingi-a. +aserasi dapat menyebabkan luasnya luka, sehingga menyebabkan tingginya resiko kontaminasi bakteri dan memberikan rasa tidak nyaman yaitu nyeri kaku. #erlu di hindari terjadinya dengan pencabutan secara cermat dan hati'hati , apabila perlu tangani sedini mungkin. Terapi : #emberian obat topikal (/enalog in Ora 0ase)
Hematoma 1ematoma merupakan komplikasi paska operasi yang cukup sering terjadi oleh karena perdarahan pada pembuluh kapiler yang berkepanjangan. 2alam hal ini darah terakumulasi di dalam jaringan atau tekanan benang jahit yang terlalu erat pada %aps. 1ematoma dapat terbagi menjadi submukosa, subperiosteal, intramuskular atau asial. #ada pasien dengan diatesis hemoragik, hematoma terbentuk dalam lengkung palate pharyngeal yang berbahaya. Terapi : 3ika hematoma terbentuk selama beberapa jam pertama setelah prosedur pembedahan, terapi dengan kompres dingin ekstraoral selama !& jam pertama, kemudian terapi panas untuk membantu meredakan lebih cepat. #emberian antibiotik direkomendasikan untuk menghindari adanya supurasi pada hematoma, dan analgesik untuk menghilangkan rasa sakit.
1ematoma akibat ektraksi dengan pembedahan.
Ecchymosis 2alam kasus tertentu, setelah prosedur bedah, ecchymosis dapat terjadi pada kulit penderita, dimana terdapat pembuluh kapiler yang rapuh dan penurunan tonus jaringan. Selain trauma pada daerah tersebut, dapat akibat dari kerusakan selama retraksi %ap dengan berbagai retraktor. 4ntuk menghindari
komplikasi,
retraktor
harus
ditangani
dengan
hati'hati,
terutama di wilayah oramen mental, puncak *ygomatico al-eolar, dan kaninus. Terapi : Tidak terdapat pengobatan khusus yang diperlukan. #asien harus diberitahu bahwa itu bukan situasi yang serius dan bahwa ecchymosis bertahap mereda dalam beberapa hari, warna berubah selama proses penyembuhan.
5cchymosis
berbatas
dius
setelah operasi pengangkatan sisa
akar
dari
rahang bawah.
premolar