Daffa Gifary M.P X-4
Fiksi “Misteri Rara Jonggrang” Pengarang : S.Z. Hadisutjipto Penerbit : Balai Pustaka Tahun Terbit : 2000
Rang Ra ngku ku man ma n Dahuku kala ada seorang Raja yang bernama Raja Boko dan mempunyai putri yang sangat cantik, Rara Jonggrang. Suatu hari Rara Jonggrang dilamar oleh seorang pemuda yang bernama Bandung Bondowoso. Rara Jonggrang pun menolaknya karena ia tidak mencin mencintai tai Bandun Bandung. g. Bandung Bandung terus terus memaks memaksaa dan membuj membujuk uk hingga hingga akhirny akhirnyaa Rara Rara Jonggrang pun setuju, asalkan permintaannya dikabulkan oleh Bandung. Permintaannya ialah ia minta didirikan 1.000 candi dalam waktu satu hari satu malam. Bandung Bondowoso setuju, lalu ia mulai membangun, tetapi setelah malam hari ia memint memintaa bantuan bantuan makhlu makhluk k halus halus agar agar pembang pembanguna unan n bisa bisa lebih lebih cepat cepat selesa selesai. i. Rara Rara Jonggrang khawatir dan ia menyuruh dayang-dayangnya supaya membunyikan suarasuara berisik dan membangunkan hewan-hewan peliharaan supaya para makhluk halus taku takut. t. Tern Ternya yata ta benar benar,, para para makhl makhluk uk halu haluss mengi mengira ra hari hari tela telah h pagi pagi dan dan mere mereka ka bersembunyi lagi. Bandung Bondowoso melihat bahwa jumlah candi hanya 999 dan ia tahu bahwa ia telah dikelabui oleh Rara Jongrang yang berbuat curang. Maka iapun murka dan menyihir Rara Jongrang menjadi patung batu yang menghias candi terakhir.
”Abu Nawas : Abu Nawas Membeli Baju” Pengarang : N. St. Iskandar Penerbit : Balai Pustaka Tahun Terbit : 2000
Rangkuman Suatu hari Abu Nawas sedang susah. Satu - satunya baju yg dimiliki Abu Nawas robek besar karena tersangkut kayu pintu rumahnya sendiri. Untuk memperbaiki baju itu, Abu Nawas malas karena robeknya lumayan besar. Lagipula baju itu sudah sangat jelek, banyak tambalan kecil di sana-sini. Sedangkan untuk beli baju baru, Abu Nawas tidak punya uang. Tapi Abu Nawas seperti biasa tidak pernah kehilangan akal. Sorenya, Abu Nawas pergi ke toko pakaian. Dipilihnya salah satu baju yg agak bagus dan mahal. Tapi dia memilih warna kuning yg tidak disukainya serta motif kotak2 yg norak. Dibawanya baju itu ke sang penjual. “ Baju ini bagus bahannya tapi aku tidak suka warna dan motifnya, bisakah kau carikan aku alternatif lain?”. lain?”. Walaupun Walaupun agak pesimis pesimis melihat tampilan Abu Nawas, si penjual tetap dgn ramah menawarkan baju lain yg lebih murah berwarna putih polos, “ Bagaimana kalo yg ini, Tuan? Harganya lebih murah daripada yg itu, tapi warnanya bagus dan cocok untuk Tuan.”. Tuan. ”. Abu Nawas mengambil baju tsb dan pura-pura menimbang-nimbang. “ Hmmm… Hmmm… boleh juga. Baiklah, kalo begitu aku tukar saja baju ini“, ini“, sambil meletakkan baju yg tidak disukainya, “apa boleh?”. “apa boleh?”. Karena si penjual tidak yakin Abu Nawas akan mampu membayar baju yg mahal itu, tentu saja si penjual dgn senang hati mengizinkan. “Tentu “Tentu boleh, Tuan. Pembeli adalah raja!” raja!” ujar si penjual sambil tersenyum lebar. “Terima ya“, “Terima kasih, tolong dibungkuskan ya“, kata Abu Nawas tanpa menawar lagi. Si penjual pun dgn sigap membungkus baju tsb dan menyerahkannya pada Abu Nawas. “ Harganya hanya dua puluh ribu rupiah saja, Tuan“, Tuan“, Loh, kenap kenapa a aku harus harus si penj penjua uall memi memint ntaa uang uang pemb pembay ayar aran an pada pada Abu Nawa Nawas. s. “ Loh, membayar baju ini?“, ini?“, Abu Nawas pura-pura pura-pura protes. “Tuan “Tuan kan sepakat beli baju ini, ya harus bayar dong “, “, jawab si penjual, agak bingung. “Gini “Gini ya… tadi aku kan mau beli baju kuning itu, tapi aku gak suka warnanya dan kau mengijinkan aku untuk menukarnya dengan baju putih ini“, ini“, Abu Nawas beralasan. “ Iya… berarti Tuan harus bayar baju putih ini.“ ini. “ “ Lah… baju putih ini kan sudah aku tukarkan dgn baju yg kuning tadi, kenapa harus bayar lagi?“, lagi?“, kata Abu Nawas. “ Iya… tapi… baju yg kuning tadi juga belum Tuan bayar “, “, si penjual jadi agak bingung. “ Loh… kenapa aku harus bayar baju kuning itu? Kan aku tidak jadi beli itu. Kenapa aku harus bayar barang yg tidak jadi aku beli?“, beli? “, kata Abu Nawas dengan penuh keyakinan. “O “O iya betul juga baiklah maafkan atas kekeliruan saya Tuan. Terima kasih sudah datang ke sini.“, sini.“, kata si penjual. Si penjual pun kebingungan. Dengan santai dan senyum, Abu Nawas meninggalkan toko pak pakai aian an dan dan penj penjua ualn lnya ya samb sambil il memb membaw awaa bung bungku kusa san n baju baju puti putih h di tang tangan an yg diperolehnya secara gratis.
”Abu Nawas : Abu Nawas dan Kambing” Pengarang : N. St. Iskandar Penerbit : Balai Pustaka Tahun Terbit : 2000
Rangkuman Di negeri Persia hiduplah seorang lelaki yang bernama Abdul Hamid Al-Kharizmi, lelaki ini ini adal adalah ah seor seoran ang g saud saudag agar ar yang yang kaya kaya raya raya di daer daerah ahny nya, a, teta tetapi pi saya sayang ng usia usia perkawinannya yang sudah mencapai lima tahun tidak juga dikaruniai seorang anak. Pada suatu suatu hari, hari, setela setelah h shalat shalat Ashar di Mesji Mesjid d ia bernaza bernazar, r, “ya Allah swt. swt. jika jika engkau engkau mengaruniai aku seorang anak maka akan kusembelih seekor kambing yang memiliki tanduk sebesar jengkal manusia”. Setelah ia pulang dari mesjid, istrinya yang bernama Nazariah berteriak dari jendela rumahnya: “Hai, suamiku tercinta, ayo kemari, aku ingin ngomong”. Abdul heran dengan sikap istrinya seperti itu, dan langsung cepat-cepat dia masuk kerumah dengan penasaran. “Ada apa istriku yang cantik?”, kata Abdul. “Aku hamil kang mas”.“ Kamu hamil? ”. Sambil meloncat-loncat kegirangan di atas tempat tidur, tidur, Plok, Plok, dia terper terperoso osok k ke dalam dalam tempat tempat tidur tidurnya nya yang yang terbua terbuatt dari dari papan papan itu. itu. Tidak lama setelah kejadian itu istrinya melahirkan seorang anak laki-laki yang sangat cantik dan lucu. Dan diberi nama Sukawati. Pak lurah : “Ana Anak anda kan lakiki-laki, ken kenapa dib diberi nama Sukawati?” Abdul : “dikarenakan anak saya laki-lakilah makanya saya beri nama Sukawati, jika saya beri nama Sukawan dia disangka homo. Hai Malik (ajudannya) cepat kamu cari kambing yang mempunyai tanduk sebesar jengkal manusia”. Mali Malik k : “tan “tandu duk k sebe sebesa sarr jeng jengka kall manu manusi sia? a?”” ia hera heran n “mau “mau cari cari dima dimana na tuan tuan?” ?” Abdu Abdull : “cari cari di dala dalam m hidu hidung ngm mu! Ya car cari dise diselluruh uruh ke sel seluruh uruh nege negerri ini” ni” Beberapa hari kemudian. Malik Malik : “Tuan “Tuan Abdul, Abdul, saya saya sudah sudah cari cari kemana kemana-ma -mana na tetapi tetapi saya saya tidak tidak menemu menemukan kan kambing yang punya tanduk sejengkal manusia” Abdul : “Bagaimana kalau kita membuat sayembara, cepat buat pengumuman ke seluruh negeri negeri bahwa bahwa kita kita membut membutuhk uhkan an seekor seekor kambin kambing g yang yang memil memiliki iki tanduk tanduk sejengk sejengkal al manusia untuk disembelih” Menuruti perintah tuannya, Malik segera menempelkan pengumunan di seluruh negeri itu, dan orang-orang yang memiliki kambing yang bertandukpun datang kerumah Abdul, sepert sepertii pengawa pengawass Pemilu Pemilu,, Abdul Abdul memeri memeriksa ksa tanduk tanduk kambin kambing g yang yang dibawa dibawa terseb tersebut. ut. Abdul : “hai tuan anda jangan menipu saya, kambing ini tidak memiliki tanduk sebesar jengka jengkall manusi manusia”. a”. Kemudi Kemudian an ia pergi pergi ke kambin kambing g lain lain “janga “jangan n main-m main-main ain tuan, tuan, ini tanduk kambing palsu”.
Setelah sekian lama menyeleksi tanduk kambing yang dibawa oleh kontestan sayembara, ternyata tidak satupun yang sesuai dengan nazarnya kepada Allah swt. Abdul hampir putus asa, tiba-tiba, Abdul Abdul : “aha, “aha, saya ada ide, ide, segera segera kamu ke ibu kota dan jumpai jumpai pak Abu Nawas Nawas dan katakan saya ingin meminta tolong masalah saya. Malik segera menuruti perintah tuannya, dan segera menuju ibu kota dan menjumpai Pak Abu Nawas. Setelah bertemu Abu Nawas, ia menceritakan permasalahan nya kepada Abu Nawas. Malik : ”Pak Abu bisa bantu tuan saya? ” Pak Abu : “katakan pada tuan kamu, bawa kambing yang punya tanduk dan bayinya tersebut besok pagi ke mesjid Fathun Qarib. Mali Malik k sege segera ra pulan pulang g dan dan memb member erit itah ahuk ukan an kepad kepadaa tuan tuanny nyaa bahwa bahwa Pak Pak Abu Abu bisa bisa membantu tuannya itu. Esok paginya Abdul menjumpai Pak Abu dengan seekor kambing yang punya tanduk dan anaknya yang masih bayi tersebut, beserta istrinya. Pak Abu : “Baiklah tuan Abdul, jika nazarmu kepada Allah swt. menyembelih kambing yang punya tanduk sebesar jengkal manusia, sekarang tunjukkan mana kambing yang kau bawa kemari, dan mana anakmu” Abdul : “ini kambing dan anak saya Pak Abu” Pak Abu kemudian mengukur tanduk kembing tersebut dengan jengkal anak bayi tersebut dan Pak abu memperlihatkannya ke Abdul. Pak Abu : “sekarang kamu sudah bisa membayar nazarmu kepada Allah swt. karena sudah dapat kambing yang pas”. Abdul : ”Pak Abu memang hebat”, dia meloncat-loncat kegirangan di dalam mesjid.
Non Fiksi ”Panglima Besar Jenderal Soedirman” Pengarang : Amrin Imran Penerbit : Adinda Tuti Kinasih Tahun Terbit : 1992
Ringkasan Jendral Besar Soedirman lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916. 1916. Jender Jenderal al Sudirm Sudirman an merupak merupakan an salah salah satu satu tokoh tokoh besar besar di antara antara sediki sedikitt orang orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia berlatarbelakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul Wathan Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu begitu tamat tamat pendidi pendidikan kan,, langsu langsung ng menjad menjadii Komanda Komandan n Bataly Batalyon on di Kroya. Kroya. Menjad Menjadii Panglima Panglima Divisi Divisi V/Banyumas V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, terbentuk, dan akhirnya akhirnya terpilih terpilih menjadi menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). Ia merupakan Pahlawan Pemb Pembel elaa Keme Kemerd rdek ekaa aan n yang yang tida tidak k perd perdul ulii pada pada kead keadaa aan n diri diriny nyaa send sendir irii demi demi mempertahanka mempertahankan n Republik Republik Indonesia Indonesia yang dicintainya. dicintainya. Ia tercatat tercatat sebagai sebagai Panglima Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Repub lik ini. Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh teguh pada pada prinsi prinsip p dan keyaki keyakinan, nan, selalu selalu mengede mengedepan pankan kan kepent kepenting ingan an masyar masyaraka akatt banyak banyak dan bangsa di atas kepentingan kepentingan pribadinya. pribadinya. Ia selalu selalu konsisten konsisten dan konsekuen konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara. Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II Belanda. Ia yang dalam keadaan lemah karena sakit tetap bertekad ikut terjun terjun berger bergerily ilyaa walaupu walaupun n harus harus ditand ditandu. u. Dalam Dalam keadaan keadaan sakit sakit,, ia memimp memimpin in dan memberi memberi semangat semangat pada prajuritn prajuritnya ya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Itulah sebabnya kenapa ia disebutkan merupakan salah satu tokoh besar yang dilahirkan oleh revolusi negeri ini. Sudirm Sudirman an yang yang dilahi dilahirka rkan n di Bodas Bodas Karangj Karangjati ati,, Purbal Purbaling ingga, ga, 24 Januar Januarii 1916, 1916, ini memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang terkenal ber berji jiwa wa nasi nasion onal al yang yang ting tinggi gi.. Kemu Kemudi dian an ia mela melanj njut ut ke HIK HIK (sek (sekol olah ah guru guru)) Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat. Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di organisasi Pramuka Hizbul Wathan ini kemudian menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Kedisiplinan, jiwa pendidik dan kepanduan itulah kemudian bek bekal al prib pribad adin inya ya hing hingga ga bisa bisa menj menjad adii pemi pemimp mpin in tert tertin ingg ggii Angk Angkat atan an Pera Perang ng.. Sementara pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Ketika itu, pria yang memiliki sikap tegas ini sering memprotes
tindakan tentara Jepang yang berbuat sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap tegasnya itu, suatu kali dirinya hampir saja dibunuh oleh tentara Jepang. Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui melalui Konferensi Konferensi TKR tanggal tanggal 2 Nopember Nopember 1945, ia terpilih terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Pa TKR/Pangl nglima ima Angkat Angkatan an Perang Perang Republ Republik ik Indone Indonesia sia.. Selanj Selanjutn utnya ya pada tangga tanggall 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden. Jadi ia memperoleh memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui melalui Akademi Akademi Militer Militer atau pendidikan pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, tapi karena prestasinya. Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang, ternyata tentara Belanda ikut dibonceng. Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara sekutu. Demikianlah Demikianlah pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember tahun yang sama, dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan kedudukan Inggris. Inggris. Pertempur Pertempuran an yang berkobar selama lima hari itu akhirnya akhirnya memaksa pasukan Inggris mengundurkan diri ke Semarang. Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelu sebelumny mnyaa sudah sudah dikuas dikuasai. ai. Jender Jenderal al Sudirm Sudirman an yang yang saat saat itu berada berada di Yogyaka Yogyakarta rta sedang sakit. Keadaannya sangat lemah akibat paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi. Dalam Dalam Agresi Agresi Milit Militer er II Beland Belandaa itu, itu, Yogyakar Yogyakarta ta pun kemudi kemudian an berhas berhasil il dikuas dikuasai ai Belan Belanda da.. Bung Bung Karno Karno dan dan Bung Bung Hatt Hattaa sert sertaa beber beberapa apa anggo anggota ta kabi kabine nett juga juga suda sudah h dita ditawan wan.. Meli Melihat hat keada keadaan an itu, itu, wala walaupu upun n Pres Presid iden en Soeka Soekarn rno o sebel sebelum umny nyaa tela telah h menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk melakukan perawatan. Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk melakukan perlawanan pada pada Belanda Belanda serta serta mengin mengingat gat akan akan tanggun tanggungja gjawabn wabnya ya sebaga sebagaii pemimp pemimpin in tentar tentara. a. Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir hampir-ham -hampir pir tidak tidak ada. ada. Tapi Tapi kepada kepada pasuka pasukanny nnyaa ia selalu selalu member memberii semanga semangatt dan petunj petunjuk uk seakan seakan dia sendir sendirii tidak tidak merasa merasakan kan penyaki penyakitny tnya. a. Namun Namun akhirny akhirnyaa ia harus harus pula pulang ng dari dari meda medan n geri gerily lya, a, ia tida tidak k bisa bisa lagi lagi memi memimp mpin in Angka Angkata tan n Pera Perang ng seca secara ra langsung, tapi pemikirannya selalu dibutuhkan. Pada tangal 29 Januari 1950, Panglima Besar ini meninggal dunia pada usia 34 tahun di Magel Magelan ang g dan dima dimaka kamka mkan n di Tama Taman n Maka Makam m Pahl Pahlaw awan an Sema Semaki ki,, Yogy Yogyaka akart rta. a. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.
”Serangan Umum 1 Maret 1949” Pengarang : Amrin Imran Penerbit : Mutiara Sumber Widya Tahun Terbit : 1985
Ringkasan Belanda Belanda melancarkan melancarkan agresi militer militer kedua, 19 Desember Desember 1948 setelah setelah melakukan melakukan agresi pertama 27 Juli 1947. Pasukan NICA menduduki Yogya, masuk lewat Maguwo. Mereka tak terbendung karena sebagian besar pasukan TNI, termasuk Komando Wherkreise III pimpinan Letkol Soeharto, sudah ditarik keluar kota. Yang ada di kota tinggal satu kompi Pengawa Pengawall Brigade Brigade dan Pengawa Pengawall Presid Presiden en di bawah bawah Komando Komando Milite Militerr Kota Kota (KMK) (KMK) pimpinan Kapten Latief Hendraningrat. Para Para peting petinggi, gi, termas termasuk uk Pangli Panglima ma Soedir Soedirman man,, dalam dalam keadaan keadaan sakit, sakit, mengung mengungsi si dan mene meneru rusk skan an pera perang ng geri gerily lya. a. Pres Presid iden en Soek Soekar arno no dan dan Wa Waki kill Pres Presid iden en M. Hatt Hattaa memutuskan tetap berada di tempat. Kemudian mereka ditawan dan dikirim ke Prapat, Sumatera Sumatera Utara, Utara, lantas lantas dipindahkan dipindahkan ke Bangka. Bung Karno memerintahkan memerintahkan Sjafruddin Sjafruddin Prawiranegara memimpin pemerintahan darurat dari Sumatra Barat. Dalam kondisi pemerintahan yang terpuruk, Letkol Soeharto merancang dan melancarkan serangan umum ke sejumlah markas dan pos pertahanan tentara Belanda di dalam kota Yogya, tanggal 1 Maret 1949. Dihantam dalam serangan dadakan, pasukan Belanda pimpinan Kolonel Van Langen, kocar-kacir. Mereka hanya bisa bertahan, meminta bala bantuan ke Magelang dan Semarang. Dalam Dalam pertem pertempur puran an enam enam jam, jam, Ibukot Ibukotaa Yogyaka Yogyakarta rta,, dikuas dikuasai ai pasuka pasukan n geril gerilya. ya. Para Para pejuang mengibarkan bendera Merah Putih di Jalan Malioboro, di jantung kota Yogya dan di beberapa tempat lainnya. Kemenangan ini disambut warga kota dengan sukacita. Mereka tak lupa menyediakan makanan dan minuman seadanya. Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang memegang pemerintahan sipil di Yogyakarta, memberi dukungan penuh. Letkol Soeharto banyak memperoleh informasi penting dari Sri Sultan. Juga memberi perlindungan bagi para pejuang yang memasuki Kraton, baik ketika menyiapkan penyerangan maupun ketika akan mengundurkan diri ke luar kota. Belakangan setelah Pak Harto mengundurkan diri sebagai presiden, muncul pernyataan bahwa pengambil inisyatif Serangan Umum 1 Maret 149 adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Sayang sekali Sri Sultan sudah tiada saat pernyataan ini muncul. Namun, menurut Probosutedjo, yang kala masa perjuangan itu tinggal serumah dengan Pak Harto, kalau kalau pun misal misalnya nya inisia inisiatif tif itu dari dari siapa siapa pun, pun, tapi tapi yang yang memimp memimpin in pertem pertempur puran, an, mempertaruhkan nyawa adalah Pak Harto. Probo menyebut Pak Harto, seorang militer lapangan, jenderal lapangan (field general). Tidak sekadar kaya inisyatif dan wacana, tetapi lebih lagi bertindak sigap dan tegas di lapangan tempur.
Dikenal sebagai serangan fajar, kemenangan pasukan Letkol Soeharto memberi dukungan sangat berarti bagi perjuangan diplomasi pemerintah RI di forum PBB. Juga membongkar kebohongan propaganda Belanda bahwa perlawanan TNI telah dipatahkan. Letk Letkol ol Soeha Soehart rto o berp berpik ikir ir keras keras untu untuk k memb membong ongka karr keboh kebohong ongan an ters tersebu ebutt kepa kepada da masyarakat internasional. Berita kemenangan tersebut lantas disiarkan ke luar negeri melalui radio AURI di Playen, Wonosari. Siaran berita radio AURI ditangkap oleh PBB dan masyarakat dunia. Mereka akhi akhirn rny ya menge engettahui ahui bahw bahwaa rakya akyatt ber bersam sama tent entara ara terus erus ber berjuang uang unt untuk mempertahankan kemerdekaaan Indonesia. Adalah India yang memprotes DK PBB menyatakan bahwa ternyata klaim Belanda telah menguasai menguasai kembali kembali sepenuhnya sepenuhnya Indonesia tidak benar. Walhasil, Walhasil, serangan umum itu memaks memaksaa Beland Belandaa mematu mematuhi hi resolu resolusi si Dewan Dewan Keaman Keamanan an PBB, PBB, dan kembal kembalii ke meja meja perundingan. Resolusi yang dikeluarkan 28 Januari 1949 itu, antara lain, menghendaki dihent dihentika ikannya nnya segera segera pertem pertempur puran an (cease (ceasefi fire) re),, pemimp pemimpin-p in-pemi emimpi mpin n republ republik ik yang yang dita ditawan wan Bela Beland ndaa dibe dibebas baskan kan tanp tanpaa syar syarat at,, dan dan dike dikemb mbal alik ikan anny nyaa kekua kekuasa saan an RI di Yogyakarta.
”Dewi Sartika” Pengarang : Penerbit : Tahun Terbit :
Rochiati Wi Wiriaatmadja Mutiara Sumber Widya 1986
Rangkuman Dewi Sartika dilahirkan di Bandung, Bandung, 4 Desember 1884 Desember 1884 dari keluarga priyayi Sunda, Nyi Raden Rajapermas dan Raden Somanagara. Meski melanggar adat saat itu, orang tuanya bersik bersikukuh ukuh menyek menyekola olahkan hkan Dewi Dewi Sarti Sartika, ka, ke sekola sekolah h Belanda pula. Sepeninggal Sepeninggal ayahny ayahnya, a, Dewi Dewi Sarti Sartika ka dirawa dirawatt oleh oleh pamanny pamannyaa (kakak (kakak ibunya ibunya)) yang yang berkedu berkeduduk dukan an sebagai patih di Cicalengka. Cicalengka. Dari Dari pamanny pamannya, a, beliau beliau mendap mendapatk atkan an didika didikan n mengena mengenaii kesundaan, kesundaan, sedang sedangkan kan wawasan wawasan kebuday kebudayaan aan Barat diperolehny diperolehnyaa dari berkat didikan didikan seorang nyonya Asisten Residen bangsa Residen bangsa Belanda. Sejak Sejak kecil, kecil, Dewi Dewi Sartik Sartikaa sudah sudah menunj menunjukka ukkan n bakat bakat pendidi pendidik k dan kegigi kegigihan han untuk untuk mera meraih ih kema kemaju juan. an. Samb Sambil il berma bermain in di belak belakang ang gedun gedung g kepat kepatih ihan an,, beli beliau au seri sering ng memperagakan praktik di sekolah, mengajari baca-tulis, dan bahasa Belanda, kepada anak-ana anak-anak k pembant pembantu u di kepatih kepatihan. an. Papan Papan bilik bilik kandang kandang kereta kereta,, arang, arang, dan pecaha pecahan n genting dijadikannya alat bantu belajar. Waktu Wakt u itu itu Dewi Dewi Sart Sartik ikaa baru baru beru berumu murr seki sekita tarr sepul sepuluh uh tahu tahun, n, keti ketika ka Cica Cicale leng ngka ka digemparkan oleh kemampuan baca-tulis dan beberapa patah kata dalam bahasa Belanda yang ditunjukkan oleh anak-anak pembantu kepatihan. Gempar, karena di waktu itu belum banyak anak-anak (apalagi anak rakyat jelata) memiliki kemampuan seperti itu, dan diajarkan oleh seorang anak perempuan. Ketika sudah mulai remaja, Dewi Sartika kembali ke ibunya di Bandung. Jiwanya yang semaki semakin n dewasa dewasa semaki semakin n menggi menggirin ringny gnyaa untuk untuk mewuju mewujudkan dkan cita-c cita-cita itanya nya.. Hal ini didorong pula oleh pamannya, Bupati Martanagara, pamannya sendiri, yang memang memili memiliki ki keingi keinginan nan yang yang sama. sama. Tetapi Tetapi,, meski meski keingi keinginan nan yang yang sama sama dimili dimiliki ki oleh oleh pamannya, pamannya, tidak menjadikannya menjadikannya serta merta dapat mewujudkan mewujudkan cita-citan cita-citanya. ya. Adat yang mengekang kaum wanita pada waktu itu, membuat pamannya mengalami kesulitan dan khawatir. Namu karena kegigihan semangatnya yang tak pernah surut, akhirnya Dewi Sartika bisa meyakinkan pamannya dan diizinkan mendirikan sekolah untuk perempuan. Tahun 1906, Dewi Dewi Sarti Sartika ka menika menikah h dengan dengan Raden Raden Kandur Kanduruan uan Agah Agah Suriaw Suriawina inata, ta, seseorang yang memiliki visi dan cita-cita yang sama, guru di Sekolah Karang Pamulang, yang pada waktu itu merupakan Sekolah Latihan Guru. Sejak 1902, 1902, Dewi Sartika sudah merintis pendidikan bagi kaum perempuan. Di sebuah ruangan kecil, di belakang rumah ibunya di Bandung, Dewi Sartika mengajar di hadapan anggota keluarganya yang perempuan. perempuan. Merenda, Merenda, memasak, memasak, jahit-menja jahit-menjahit, hit, membaca, membaca, menulis, dan sebagainya, menjadi materi pelajaran saat itu.
Usai berkonsultasi dengan Bupati R.A. Martenagara, pada 16 Januari 1904, 1904, Dewi Sartika memb membuk ukaa Sako Sakola la Istr Istrii (Sek (Sekol olah ah Pere Peremp mpua uan) n) pert pertam amaa sese-Hindia-Belanda. Hindia-Belanda. Tena Tenaga ga pengajarnya tiga orang; Dewi Sartika dibantu dua saudara misannya, Ny. Poerwa dan Nyi. Oewid. Murid-murid Murid-murid angkatan angkatan pertamanya pertamanya terdiri dari 20 orang, menggunakan menggunakan ruangan pendopo kabupaten Bandung. Setahun kemudian, 1905, 1905, sekolahnya menambah kelas, sehingga kemudian pindah ke Jalan Ciguriang, Kebon Cau. Cau. Lokasi baru ini dibeli Dewi Sartika dengan uang tabungan pribadinya, serta bantuan dana pribadi dari Bupati Bandung. Lulusan pertama keluar pada tahun 1909, membuktikan kepada bangsa kita bahwa perempuan memiliki kemampuan yang tak ada bedanya dengan laki-laki. Tahun 1910, 1910, menggunakan hartanya pribadi, sekolahnya sekolahnya diperbaiki diperbaiki lagi sehingga sehingga bisa lebih mememnuhi mememnuhi syarat syarat kelengkapan kelengkapan sekolah sekolah formal. Pada Pada tahun-t tahun-tahu ahun n beriku berikutny tnyaa di bebera beberapa pa wilaya wilayah h Pasundan bermunculan bermunculan beberapa beberapa Sakola Istri, terutama yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda yang memiliki cita-cita yang sama dengan Dewi Sartika. Pada tahun 1912 sudah berdiri sembilan Sakola Istri di kota-kota kabupaten (setengah dari seluruh kota kabupaten se-Pasundan). Memasu Memasuki ki usia usia ke-sep ke-sepulu uluh, h, tahun tahun 1914, 1914, nama nama sekola sekolahny hnyaa digant digantii menjad menjadii Sakola Kautama Kautamaan an Istri Istri (Sekol (Sekolah ah Keutama Keutamaan an Peremp Perempuan uan). ). Kota-ko Kota-kota ta kabupat kabupaten en wilaya wilayah h Pasundan yang belum memiliki Sakola Kautamaan Istri tinggal tiga/empat, semangat ini menyeberang ke Bukittinggi, di mana Sakola Kautamaan Istri didirikan oleh Encik Rama Saleh. Seluruh Seluruh wilayah wilayah Pasundan Pasundan lengkap memiliki memiliki Sakola Kautamaan Istri di tiap kota kabupatennya pada tahun 1920, 1920, ditambah beberapa yang berdiri di kota kewedanaan. Bulan September 1929 September 1929,, Dewi Sartika mengadakan peringatan pendirian sekolahnya yang telah berumur 25 tahun, yang kemudian berganti nama menjadi "Sakola Raden Déwi". Atas jasanya dalam bidang ini, Dewi Sartika dianugerahi bintang jasa oleh pemerintah Hindia-Belanda. Dewi Sartika meninggal 11 September 1947 di Tasikmalaya, dan dimakamkan dengan suatu upacara pemakaman sederhana di pemakaman Cigagadon-Desa RahayuKecamatan Rahayu Kecamatan Cineam. Tiga tahun kemudian dimakamkan kembali di kompleks Pemakaman Bupati Bandung di Jalan Karang Anyar, Bandung. Bandung.