Tugas Individu Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura PROSPEK PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
Oleh : NAMA
: Andi Dirham Nasruddin
NIM
: G111 14 510
KELAS/SEMESTER : C/4 (EMPAT) DOSEN
: Dr. Ir. Fachirah Ulfa, MP
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Prospek Pengembangan Hortikultura”. Maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura, dimana makalh ini membahas mengenai prospek pengembangan hortikulutura secara umum, peranannya dalam berbagai aspek hidup, serta permasalahan yang dihadapinya. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar, 10 April 2016
Penyusun
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................................ i DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2 1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3 2.1 Pengembangan Hortikultura ................................................................................ 3 2.2 Peranan Hortikultura ........................................................................................... 2.3 Permasalahan dalam Hortikultura ....................................................................... BAB III PENUTUP ................................................................................................... 3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 3.2 Saran .................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ LAMPIRAN ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern. Hortikultura merupakan cabang dari agronomi. Berbeda dengan agronomi, hortikultura memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga (florikultura), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman obat-obatan (biofarmaka), dan taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah perisabel atau mudah rusak karena segar. Pengembangan
tanaman
sayuran
telah
menjadi
proses
yang
berkesinambungan sejak manusia mulai mengumpulkan dan kemudian tumbuh makanan. Dalam proses manusia primitif memilih tanaman yang diinginkan dan akhirnya mengkonsumsi, ia lulus pada tanaman yang dipilih dan karakteristik yang membuat mereka dipilih untuk set berikutnya tanaman yang tumbuh. Tanaman hortikultura memperoleh perhatian besar karena telah membuktikan dirinya sebagai komoditi yang dapat dipakai sebagai sumber pertumbuhan baru disektor pertanian. Namun demikian, kendala yang biasa muncul pada tanaman hortikultura adalah menuntut biaya usaha tani yang relatif besar, khususnya dipakai untuk pembeian bibit, penggunaan tenaga kerja, dan biaya perawatan yang lain. Berdasarkan uraian di atas, maka prospek pengembangan hortikultura harus dikaji lebih mendalam mengingat pengembangannya yang sangat baik karena
memiliki nilai ekonomi yang tinggi serta potensi pasar yang terbuka lebar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. 1.2 Rumusan Masalah 1.
Bagaimana prospek pengembangan hortikultura secara umum?
2.
Apakah peranan dan kontribusi hortikultura dalam berbagai bidang atau aspek kehidupan?
3.
Apa sajakah tantangan atau masalah dihadapi dalam pengembangan hortikultura di Indonesia?
1.3 Tujuan 1.
Untuk mengetahui prospek pengembangan hortikultura secara umum.
2.
Untuk mengetahui pentingnya peranan dan kontribusi hortikultura dalam berbagai bidang atau aspek kehidupan.
3.
Untuk
mengetahui
tantangan
atau
pengembangan hortikultura di Indonesia.
masalah
yang
dihadapi
dalam
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengembangan Hortukultura Dibandingkan dengan komoditas tanaman pangan, perkembangan komoditas hortkultura di Indonesia pada setiap awal Pelita tampak sangat lambat. Hal ini dapat dimengerti, karena setiap tahap Pelita pada PJPT I menekankan pada pembangunan pertanian tanaman pangan. Sebelum Pelita diterapkan di Indonesia, Indonesia merupakan negara pengimpor beras yang terbesar di dunia. Mengingat bahwa ketahanan pangan sangat menentukan terhadap ketahanan nasional, sekaligus merupakan sokoguru pembangunan, maka pembangunan di bidang tanaman pangan mendapatkan prioritas yang utama. Prestasi gemilang yang bisa dicatat adalah berhasilnya Indonesia berswasembada beras pada akhir tahun 1984. Keadaan ini telah mengubah sepenuhnya status negara pengimpor beras menjadi negara pengekspor, bahkan sebagian produksi beras telah disumbangkan ke luar negeri untuk tujuan kemanusiaan (Ashari, 2006). Setelah masalah beras dapat terpecahkan, perhatian pemerintah muai diarahkan pada pengembangan tanaman hortikultura. Langkah ini diawali dengan diselenggarakannnya simposium internasional di Jakarta tahun 1983. Beberapa pakar dunia diikutsertakan dalam simposium itu untuk memecahkan permasalahan budidaya serta penanganan pasca panen tanaman buah-buahan tropis. Selanjutnya sering diselenggarakan seminar, simposium dan sejenisnya untuk mempertemukan pakar, petani, pemodal, dan penggemar hortikultura untuk bertukar pengelaman baik dalam bidang ilmiah dan bisnis maupun pengelaman masing-masing (Ashari, 2006). Pertanian
di
Indonesia
perkembang
sesuai
dengan
pengetahuan
masyarakatnya. Sistem pertaniannya dimulai dari sistem pertanian tradisional, kemudian berkembang menjadi sistem pertanian konvensional. Namun, produksinya
tidak mampu mengimbangi
kebutuhuan
penduduk yang terus
bertambah.
Permasalahan ini dapat dihadapi dengan mengembangkan pertanian organik. Pertanian organik mulai muncul di Indonesia pada tahun 1984. Tanaman organik masih terbatas dikonsumsi oleh orang-orang yang sadar akan kesehatan. Namun, dengan munculnya pertanian organik disetiap event tidak menutup kemungkinan akan semakin banyak orang yang beralih ke produk tanaman organik (Pracaya, 2011). 2.2 Peranan Hortikultura Meningkatnya apresiasi terhadap berbagai komoditas dan produk hortikultura menyebabkan fungsi tanaman hortikultura bukan lagi hanya sebagai bahan pangan, tetapi juga terkait dengan fungsi-fungsi yang lain. Menurut Zulkarnain (2010), secara sederhana fungsi utama tanaman hortikultura dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: 1. Fungsi penyediaan pangan, yakni terutama sekali dalam kaitannya dengan penyediaan vitamin, mineral, serat, dan senyawa lain untuk pemenuhan gizi. 2. Fungsi ekonomi, dimana pada umumnya komoditas hortikultura memiliki nilai ekonomi yang tinggi, menjadi sumber pendapatan bagi petani, pedagang, kalangan industri, dan lain-lain. 3. Fungsi kesehatan, ditunjukkan oleh manfaat komoditas biofarmaka untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit tidak menular. 4. Fungsi sosial budaya, yang ditunjukkan oleh peran komoditas hortikultura sebagai salah satu unsur keindahan atau kenyamanan lingkungan, serta perannya dalam berbagai upacara, keparawisataan, dan lain-lain. 2.3 Permasalahan dalam Hortikultura Pada umumnya, produk hortikultura mengalami beberapa kendala yaitu mudah rusak (perishable), dibutuhkan dalam keadaan segar, dan fluktuasi harga yang seringkali sangat tajam antar waktu dan tempat, karena itu penanganannya harus benar-benar sinkron antar aspek produksi, distribusi, dan konsumsi. Kondisi tersebut merupakan tantangan yang cukup berat bagi pengembangan hortikultura pada khususnya, karena dalam pengusahaannya
dituntut untuk efisien, mampu
meningkatkan dan menganekaragamkan hasil, meningkatkan mutu pengolahan hasil serta menunjang pembangunan wilayah. Oleh karena itu dalam pengembangan hortikultura tidak lagi hanya memperhatikan aspek produksi, tetapi lebih menitik beratkan pada pengembangan komoditi yang berorientasi pasar (agribisnis) (Soekartawati, 1996). Untuk mencapai tujuan tersebut perlu penerapan sistem budidaya hortikultura yang lebih baik serta penggunaan teknologi yang tepat dan berwawasan lingkungan, pertanian organik merupakan salah satu alternatif budidaya pertanian yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan yang bebas dari segala bentuk bahan inorganik seperti pupuk buatan, pestisida dan zat pengatur tumbuh. Teknologi yang saat ini diterapkan merupakan teknologi yang berorientasi pada pencapaian target produksi dengan menggunakan masukan produksi yang semakin meningkat, seperti bibit unggul, pupuk buatan, pestisida dan zat pengatur tumbuh. Menurut Pracaya (2011), disamping hasil positif dengan peningkatan produksi, penggunaan masukan modern juga mendatangkan dampak negatif bagi lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat, antara lain adalah sebagai berikut :
Penggunaan pupuk buatan mendatangkan pencemaran pada air permukaan dan air tanah dengan adanya residu nitrat dan fosfat, dan tanah menjadi
semakin berkurang kesuburannya karena penggunaan pupuk berlebihan. Penggunaan varietas unggul yang monogenik dan seragam secara spesial dan temporal mengurangi keanekaragaman hayati, dan hilangnya berbagai jenis
tanaman asli. Penggunaan pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan resistensi, resurjensi hama, timbulnya hama sekunder, terbunuhnya binatang bukan
sasaran dan residu racun pada buah dan sayuran serta lingkungan. Selain itu kegiatan pertanian secara intensif juga berperan dalam proses pemanasan bumi atau efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon antara lain melalui emisi gas metan dan N2O akibat penggunaan pupuk buatan.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Hortikultura
merupakan
komoditi
pertanian
yang
memiliki
prospek
pengembangan yang baik dilihat dari kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. 2. Komoditi hortikultura memiliki empat fungsi utama yaitu fungsi penyediaan pangan, ekonomi, kesehatan dan sosial budaya. 3. Produk hortikultura mengalami beberapa kendala yaitu mudah rusak (perishable), dibutuhkan dalam keadaan segar, dan fluktuasi harga yang seringkali sangat tajam antar waktu dan tempat, karena itu penanganannya harus benar-benar sinkron antar aspek produksi, distribusi, dan konsumsi. 3.2 Saran Pengembangan hortikultura di Indonesia memiliki prospek yang sangat baik, oleh karena itu sebaiknya masyarakat pemerintah, peneliti, dan lembaga pendidikan terkhusus di bidang pertanian lebih giat dan berupaya dalam
pengembangan
hortikultura agar dapat bersaing dengan produk luar dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Ashari, Sumeru. 2005. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press: Jakarta. Decoteau, Dennis R. 2000. Vegetable Crops. Prentice-Hall: New Jersey, New York, USA. Pracaya. 2011. Bertanam Sayur Organik. Penebar Swadaya: Jakarta. Soekartawati. 1996. Manajemen Agribisnis Bunga Potong. UI-Press: Jakarta. Zulkarnain. 2010. Dasar-dasar Hortikultura. Bumi Aksara: Jakarta.
LAMPIRAN