UPAYA PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA DENGAN MEMANFAATKAN E-COMMERCE
E kono konom mi B i sn snii s F i nans nansii al
“
”
Disusun oleh : Nama
: Siti Ayu Rosida
NIM
: 92117024
Kelas
: 53 MMSI – 1 1
Jurusan
: Sistem Informasi Akuntansi
UNIVERSITAS GUNADARMA Jl. Salemba Raya No.53, RT.9/RW.5, Paseban, Paseban, Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10440
ABSTRAK
Siti Ayu Rosida, 92117024 UPAYA PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA DENGAN MEMANFAATKAN ECOMMERCE. Program Magister Manajemen Sistem Informasi, Konsentrasi Sistem
Informasi Akuntansi. Universitas Gunadarma. 2018.
Kata kunci : UKM, E- Commerce (18 Halaman) Usaha kecil dan menengah (UKM) adalah salah satu bidang yang memberikan kontribusi yang segnifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan daya serap UKM terhadap tenaga kerja yang sangat besar dan dekat dengan rakyat kecil. Masalah utama yang dihadapi oleh UKM adalah Pemasaran dengan metode konvensional memerlukan biaya tinggi, misalnya membuka cabang baru, ikut pameran, pembuatan dan penyebaran brosur dan sebagainya. Berkembangnya internet menjadi sarana yang efisien untuk membuka jalur pemasaran model baru bagi produk UKM. Di samping biayanya relatif murah, dengan memanfaatkan internet penyebaran informasi akan lebih cepat dan jangkauannya lebih luas. Untuk terus meningkatkan daya saing UKM serta untuk mendapatkan peluang ekspor dan peluang bisnis lainnya salah satu cara atau strategi yang dapat digunakan adalah dengan pemanfaatan perkembangan Information and Communication Technology (ICT). Pemanfaatan ICT yang banyak digunakan adalah E-Commerce. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap perekonomian di Indonesia dengan memanfaatkan e-commerce. Utamanya e-commerce tidak hanya memanfaatkan internet sebagai alat untuk melakukan promosi atau mencari peluang bisnis, tetapi juga harus diimbangi dengan pengelolaan administrasi yang baik melalui penggunaan software yang tepat. Perlu dilakukan pengembangan website dan e-commerce sebagai sarana untuk promosi dan pemasaran produk-produk usaha, sehingga akan meningkatkan volume penjualan dan meningkatkan pendapatan. Peningkatan pendapatan ini pada akhirnya akan mengembangkan usaha kecil dan menengah tersebut. Daftar Pustaka (2001-2010)
1. Pendahuluan
Pembangunan ekonomi adalah hal yang sangat penting dalam suatu negara, terutama dalam meningkatkan pendapatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Indonesia telah menikmati masa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang, hingga datangnya krisis nilai tukar tereskalasi menjadi krisis multi dimensi yang dimulai akhir tahun 1997. (Tejasari, 2008) Ketika terjadi krisis ekonomi 1998, hanya sektor UKM yang bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. Krisis ini telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu persatu pailit karena bahan baku impor meningkat secara drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dollar yang menurun dan berflukt uasi. Sektor perbankan yang ikut terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Banyak perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat bunga yang tinggi. Berbeda dengan UKM yang sebagian besar tetap bertahan, bahkan cendrung bertambah. (Departemen Koperasi, 2008) Terbukti saat krisis global yang terjadi beberapa waktu lalu, UKM hadir sebagai suatu solusi dari sistem perekonomian yang sehat. UKM merupakan salah satu sektor industri yang sedikit bahkan tidak sama sekali terkena dampak krisis global yang melanda dunia. Dengan bukti ini, jelas bahwa UKM dapat diperhitungkan dalam meningkatkan kekompetitifan pasar dan stabilisasi sistem ekonomi yang ada. (Departemen Koperasi, 2008). Adapun alasan-alasan UKM dapat bertahan dan cenderung meningkat jumlahnya pada masa krisis yaitu karena: pertama; sebagian besar UKM memproduksi barang konsumsi dan jasa-jasa dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah. Kedua; sebagian besar UKM mempergunakan modal sendiri dan tidak mendapat modal dari bank. Implikasinya pada masa krisis keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga tidak berpengaruh terhadap UKM. Ketiga; dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan sektor formal banyak memberhentikan pekerjanya. Sehingga para penganggur tersebut memasuki sektor informal dengan melakukan kegiatan usaha yang berskala kecil, akibatnya jumlah UKM meningkat (Partomo dan Soejodono, 2004). Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. Serta mampu menyerap banyak tenaga kerja. Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua
departemen yaitu Departemen Perindustrian dan Perdagangan, serta Departemen Koperasi dan UKM. (Kuncoro, 2002). Peranan UKM dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi sangat penting. Faktanya terdapat ketidakseimbangan antara sumbangan UKM dalam penyediaan lapangan kerja dengan kontribusi dalam pembentukan nilai tambah. Pertumbuhan UKM yang lebih cepat dibandingkan kelompok usaha besar akan memperbaiki struktur usaha dan distribusi pendapatan secara keseluruhan. (Ikhsan, 2004) Pemerintah pada intinya memiliki kewajiban untuk turut memecahkan tiga hal masalah klasik yang kerap kali menerpa UKM, yakni akses pasar, modal, dan teknologi. Secara keseluruhan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengembangan terhadap unit usaha UKM, antara lain kondisi kerja, promosi usaha baru, akses informasi, akses pembiayaan, akses pasar, peningkatan kualitas produk dan SDM, ketersediaan layanan pengembangan usaha, pengembangan cluster, jaringa n bisnis, dan kompetisi. UKM dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu di indikasikan dengan pertumbuhan PDB UKM. Pert umbuhan PDB UKM dipengaruhi oleh beberapa variabel yang berkaitan dengan perkembangan UKM yang terdiri dari: 1.
Tenaga kerja UKM
2.
Ekspor UKM
3.
Jumlah unit UKM
4.
Investasi UKM.
Pasar tenaga kerja di Indonesia dapat dapat dibedakan atas sektor informal dan formal. Dalam hal ini sektor informal merupakan indikasi dari UKM. (Cahyono, 1983). UKM di Indonesia sangat penting terutama dalam hal penciptaan kesempatan kerja. Argumentasi ini didasarkan pada kenyataan bahwa, disatu pihak, jumlah angkatan kerja di Indonesia sangat berlimpah mengikuti jumlah penduduk yang besar, dan dipihak lain, UB (Usaha Besar) tidak sanggup menyerap semua pencari pekerjaan. Ketidaksanggupan UB dalam menciptakan kesempatan kerja yang besar disebabkan karena memang pada umumnya kelompok usaha tersebut relatif padat modal, sedangkan UKM relatif padat karya. Indikator perkembangan UKM juga d ilihat dari ekspor pada sektor UKM, peluang untuk mengembangkan UKM yang akan memasuki pasar ekspor masih sangat memiliki prospek yang cukup baik dan memiliki potensi yang cukup besar di masa mendatang. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi atau yang dikenal dengan istilah Information and Communication Technology (ICT) dan internet telah merambah berbagai bidang kehidupan tidak terkecuali bidang bisnis dan perdagangan (Fensel, 2001).
Dengan adanya internet dan ICT proses pemasaran dan penjualan dapat dilakukan kapan saja tanpa terikat ruang dan waktu (Jinling, 2009; Quaddus, 2008). Dengan kemampuan web/internet yang bisa mengirimkan berbagai bentuk data seperti teks, grafik, gambar, suara, animasi, atau bahkan video, maka banyak kalangan bisnis yang memanfaatkan teknologi ini dengan membuat homepage untuk mempromosikan usahanya (Boderndof, 2009). Kini hampir semua lapisan masyarakat (terutama di negara maju) sudah sangat terbiasa dengan web ini, karena hampir segala jenis informasi bisa diperoleh. Salah satu penerapan ICT dan internet dalam bidang bisnis dan perdagangan adalah electronic commerce (e-commerce). E-commerce dapat didefinisikan sebagai aplikasi dan
penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM ( supply chain management ), e-pemasaran (e-marketing ), atau pemasaran online (online marketing ), pemrosesan transaksi online (online transaction processing ), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), promosi produk
dan lain-lain (Wikipedia, 2010). Manfaat dan keuntungan menggunakan e-commerce adalah untuk media promosi dalam rangka untuk meningkatkan volume penjualan, baik untuk penjualan online maupun konvensional (Jansen, 2006; Supardi, 2009). Di samping keuntungan tersebut, ternyata hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa efektivitas penggunaan e-commerce dalam mendongkrak peningkatan volume penjualan dan mempromosikan produk-produk industri cukup tinggi (Alexander, 2002; Supardi 2008; Wuwei 2009). Usaha kecil dan menengah (UKM) adalah salah satu bidang yang memberikan kontribusi yang segnifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan daya serap UKM terhadap tenaga kerja yang sangat besar dan dekat dengan rakyat kecil (Kuncoro, 2008, Sripo, 2010). Masalah utama yang dihadapi oleh UKM adalah pemasaran (Hafsah, 2004; Kuncoro, 2008; Kurniawan, 2009; Supardi, 2009). Pemasaran dengan metode konvensional memerlukan biaya tinggi, misalnya membuka cabang baru, ikut pameran, pembuatan dan penyebaran brosur dan sebagainya. Berkembangnya internet menjadi sarana yang efisien untuk membuka jalur pemasaran model baru bagi produk UKM. Di samping biayanya relatif murah, dengan memanfaatkan internet penyebaran informasi akan lebih cepat dan jangkauannya lebih luas(Supardi, 2009). Untuk terus meningkatkan daya saing UKM serta untuk mendapatkan peluang ekspor dan peluang bisnis lainnya salah satu cara atau strategi yang dapat digunakan adalah dengan pemanfaatan
perkembangan Information
and
Communication
Pemanfaatan ICT yang banyak digunakan adalah E-Commerce.
Technology
(ICT).
2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap perekonomian di Indonesia dengan memanfaatkan e-commere. 3. Pembahasan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah suatu bentuk usaha yang dilihat dari skalanya usaha rumah tangga dan usaha kecil hanya mempunyai jumlah pegawai antara 1-19 orang. Sementara usaha menengah mempunyai pegawai antar 20-99 orang (BPS, 2004). UKM ini telah terbukti merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat bertahan dalam krisis ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu bidang yang memberikan kontribusi yang segnifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan daya serap UKM terhadap tenaga kerja yang sangat besar dan dekat dengan rakyat kecil. Statistik pekerja Indonesia menunjukan bahwa 99,5 % tenaga kerja Indonesia bekerja di bidang UKM (Kurniawan, 2008). Hal ini sepenuhnya disadari oleh pemerintah, sehingga UKM termasuk dalam salah satu fokus program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Kebijakan pemerintah terhadap UKM dituangkan dalam sejumlah Undang-undang dan peraturan pemerintah. Menurut Hubeis (2009), UKM didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan tinjauan khusus terhadap definisi-definisi tersebut agar diperoleh pengertian yang sesuai tentang UKM, yaitu menganut ukuran kuantitatif yang sesuai dengan kemajuan ekonomi. Di Indonesia, terdapat berbagai definisi yang berbeda mengenai UKM berdasarkan kepentingan lembaga yang memberi definisi. a. Badan Pusat Statistik (BPS): UKM adalah perusahaan atau industri dengan pekerja antara 5-19 orang. b. Bank Indonesia (BI): UKM adalah perusahaan atau industri dengan karakteristik berupa: (a) modalnya kurang dari Rp. 20 juta; (b) untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp 5 juts; (c) memiliki aset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan; dan (d) omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar. c. Departemen (Sekarang Kantor Menteri Negara) Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UU No. 9 Tahun 1995): UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan kekayaan bersih RP 50 juta – Rp. 200 Juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dan omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar; dalam UU
UMKM/ 2008 dengan kekayaan bersih Rp 50 juta – Rp 500 juta dan penjualan bersih
tahunan Rp 300 juta – Rp 2,5 miliar. d.
Keppres No. 16/ 1994: UKM adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 400 juta.
e.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan:
a) Perusahaan memiliki aset maksimal Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan (Departemen Perindustrian sebelum digabung), b) Perusahaan memiliki modal kerja di bawah Rp 25 juta (Departemen Perdagangan sebelum digabung) Ciri-ciri Keunikan : 1. Kemampuan finansial dan ekonomis. Ciri keunikan ini ditunjukan oleh adanya kemudahan perusahaan untuk memperoleh sumber finansial dengan relatif cepat dengan bunga yang relatif lebih rendah dari pada bunga pasar. Selain itu dapat berupa kemampuan perusahaan menekan harga produk yang lebih murah ketimbangan harga produk yang sama dari perusahaan lain. 2. Kemampuan menciptakan produk strategik. Bentuk jenis keunikan ini berupa kelebihan ciri-ciri produk Anda dibanding produk yang sama dari perusahaan lain. Antara lain dapat dilihat dari aspek rasa, ukuran, penampilan dan keamanan produk serta suasana lingkungan bisnis Anda. Kembali ke contoh terdahulu, misalnya Anda menyajikan sate dengan ukuran daging yang lebih besar, bumbu yang lebih bervariasi, minuman tradisional, kematangan yang merata, ada musik khas, ada tempat bermain untuk anak-anak, oleh-oleh buat anak-anak tanpa harus mengurangi keuntungan bisnis. 3. Kemampuan teknologi dan proses. Perusahaan harus memiliki ciri berbeda dalam membuat dan menyajikan produk ke para pelanggan dibanding perusahaan lain.Hal ini dicirikan oleh alat yang digunakan apakah alat tua ataukah yang modern dan sudah sangat dikenal kehandalannya di kalangan luas pe langgan. Biasanya pelanggan sudah mempunyai pilihan favorit tentang alat-alat dan proses tertentu yang digemarinya. Contoh lain adalah penggunaan alat-alat canggih seperti sistem komputer dan fasilitas pabrik pengolahan produksi modern . Keunikan disini dicirikan oleh kelebihan perusahaan dalam pengelolaan sistem keorganisasian yang sepadan dengan kebutuhan pelanggan. Perusahaan termasuk karyawannya perlu memiliki daya tanggap, sensitif dan adapatasi yang tinggi dalam mengikuti perubahan-perubahan 7
karakter pelanggan, teknologi, keadaan pasokan, peraturan, dan kondisi ekonomi. Dengan demikian para pelanggan akan senang hati untuk selalu loyal kepada perusahaan. Secara umum, usaha kecil memiliki ciri-ciri: manajemen berdiri sendiri, modal disediakan sendiri, daerah pemasarannya lokal, aset perusahaannya kecil, dan jumlah karyawan yang dipekerjakan terbatas. Asas pelaksanaan UMKM adalah kebersamaan, ekonomi yang demokratis, kemandirian, keseimbangan kemajuan, berkelanjutan, efesiensi keadilan, serta kesatuan ekonomi nasional. UMKM mendapat perhatian dan keistimewaan yang diamanatkan oleh undang-undang, antara lain: bantuan kredit usaha dengan bunga rendah, kemudahan persyaratan izin usaha, bantuan pengembangan usaha dari lembaga pemerintah, beberapa kemudahan lainnya. Sesuai fakta dan kondisi yang ada, perekonomian Indonesia didominasi usaha kecil dan menengah. Aktivitas usaha-usaha ekonomi masyarakat dominan berskala kecil hingga menengah, sementara usaha berskala besar relatif hanya berjumlah sedikit. Meskipun perekonomian Indonesia didominasi UKM, namun sejak semula pemerintah lebih mengandalkan usaha besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi baik sektoral maupun nasional. Sementara itu usaha-usaha kecil dan menengah kurang mendapat perhatian pemerintah untuk dikembangkan. Baru pada beberapa tahun terakhir ini perhatian dan upaya pengembangan UKM makin kuat dilakukan. Menurut data (BPS, 2006) UKM mencapai jumlah 49.689.588 unit usaha. Jumlah unit usaha yang besar ini memiliki kapasitas untuk menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar yaitu jika masing-masing unit dapat menyerap dua hingga tiga orang maka akan potensial untuk menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan. Sedikit bernada pesimis dari berbagai kalangan, UKM potensial mengurangi pengangguran tetapi saat ini pengangguran terus meningkat. Pengembangan UKM juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu : jumlah unit usaha kecil dan menengah, PDB dalam skala kecil menengah dan pendapatan per kapita. Dengan kredit Investasi dan Modal kerja dari perbankan merupakan investasi yang ditanamkan pada sektor UKM yang diharapkan akan meningkatkan skala produksi UKM. Sehingga dengan peningkatan skala produksi tersebut maka kebutuhan tenaga ker ja akan terus bertambah. Oleh karena itu dengan adanya pengembangan UKM yang menambah investasi, nilai ekspor dan tenaga kerja yang diserap pada sektor UKM akan memicu pertumbuhan ekonomi melalui pembentukan PDB UKM. beberapa indikator perkembangan UKM yang diteliti seperti tenaga 8
kerja UKM, ekspor UKM, jumlah unit UKM, investasi pada sektor UKM terhadap pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM di Indonesia dengan melihat 3 sektor pada UKM yaitu: 1) Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan; (2) Pertambangan dan Penggalian, (3) Industri Pengolahan Pemakaian Teknologi Informasi (IT) dalam memasarkan produk UKM telah berhasil dikembangkan oleh sejumlah Negara seperti Cina, Jepang, dan India. Bahkan Konfederasi Industri India atau Confedration of Indian Industry (CII) merilis hasil survey yang memperlihatkan bahwa peranan Teknologi Informasi (IT) telah mengubah peruntungan sigmen UKM di India. Menurut hasil survey tersebut penggunaan IT di kalangan UKM telah menghasilkan peningkatan pendapatan yang signifikan, yakni 78 % dari responden mengindekasikan peningkatan pendapatan akibat penggunaan IT(Nofie, 2007). Sementara itu Cina menerapkan IT sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing penjualan produk UKMnya (Kompas, 2007). Internet marketing adalah proses pembentukan dan pemeliharaan hubungan dengan konsumen melalui kegiatan – kegiatan online dengan memfasilitasi pertukaran ide, produk dan jasa yang memuaskan kedua pihak (Lue, 2009; Omelayenko, 2008). UKM perlu dikembangkan menurut Kurniawan (2009) karena : 1. UKM menyerap banyak tenaga kerja. 2. UKM memegang peranan penting dalam ekspor nonmigas, yang pada tahun 1990 mencapai US$ 1.031 juta atau menempati rangking kedua setelah ekspor dar i kelompok aneka industri. 3. Adanya urgensi untuk struktur ekonomi yang berbentuk piramida, yang menunjukkan adanya ketimpangan yang lebar antara pemain kecil dan besar dalam ekonomika Indonesia. Dari alasan pertama di atas jelaslah bahwa dengan adanya UKM dapat mengurangitingkat pengangguran yang ada di Indonesia, padahal pengangguran yang tinggi adalah penyumbang terbesar dalam penyebab terjadinya kemiskinan di Indonesia, demikian juga yang terjadi di propinsi Sumatra Selatan (Sripo, 2010). Banyaknya UKM akan menyebabkan perekonomian yang kuat, karena terbukti bahwa UKM paling tahan terhadap krisis (Kuncoro, 2008). Masalah dasar yang dihadapi UKM menurut Kurniawan (2009) adalah: 1.
Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar. 9
2.
Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan.
3.
Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber daya manusia.
4.
Keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran).
5.
Iklim usaha yang kurang kondusif, karena persaingan yang saling mematikan.
6.
Pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil.
Sedangkan menurut Hafsah (2004) masalah UKM adalah sebagai berikut: Faktor Internal
1. Kurangnya Permodalan Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan pada modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh, karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi. 2. Sumber Daya Manusia (SDM) yang Terbatas Sebagian besar usaha kecil tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha keluarga yang turun temurun. Keterbatasan SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. Di samping itu dengan keterbatasan SDM-nya, unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi perkembangan
teknologi
baru
untuk meningkatkan
daya saing produk
yang
dihasilkannya. 3. Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Pasar Usaha kecil yang pada umumnya merupakan unit usaha keluarga, mempunyai jaringan usaha yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, oleh karena produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif. Berbeda dengan usaha besar yang telah mempunyai jaringan yang sudah solid serta didukung dengan teknologi yang dapat menjangkau internasional dan promosi yang baik. 10
Faktor Eksternal
1. Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif Kebijaksanaan Pemerintah untuk menumbuhkembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), meskipun dari tahun ke tahun terus disempurnakan, namun dirasakan belum sepenuhnya kondusif. Hal ini terlihat antara lain masih terjadinya persaingan yang kurang sehat antara pengusaha-pengusaha kecil dengan pengusaha-pengusaha besar. 2. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usahanya sebagaimana yang diharapkan. 3. Implikasi Otonomi Daerah Dengan berlakunya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, kewenangan daerah mempunyai otonomi untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat. Perubahan sistem ini akan mengalami implikasi terhadap pelaku bisnis kecil dan menengah berupa pungutan-pungutan baru yang dikenakan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Jika kondisi ini tidak segera dibenahi maka akan menurunkan daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Di samping itu semangat kedaerahan yang berlebihan, kadang menciptakan kondisi yang kurang menarik bagi pengusaha luar daerah untuk mengembangkan usahanya di daerah tersebut. 4. Implikasi Perdagangan Bebas Sebagaimana diketahui bahwa AFTA yang mulai berlaku Tahun 2003 dan APEC Tahun 2020 yang berimplikasi luas terhadap usaha kecil dan menengah untuk bersaing dalam perdagangan bebas. Dalam hal ini, mau t idak mau Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dituntut untuk melakukan proses produksi dengan produktif dan efisien, serta dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan frekuensi pasar global dengan standar kualitas seperti isu kualitas (ISO 9000), isu lingkungan (ISO 14.000) dan isu Hak Asasi Manusia (HAM) serta isu ketenagakerjaan. Isu ini sering digunakan secara tidak fair oleh negara maju sebagai hambatan ( Non Tariff Barrier for Trade). Untuk itu maka diharapkan UKM perlu mempersiapkan agar mampu bersaing baik secara keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. 5. Sifat Produk Dengan Lifetime Pendek Sebagian besar produk industri kecil memiliki ciri atau karakteristik sebagai produk produk fasion dan kerajinan dengan lifetime yang pendek. 11
6. Terbatasnya Akses Pasar Terbatasnya akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat dipasarkan secara kompetitif baik di pasar nasional maupun internasional. Untuk terus meningkatkan daya saing UKM serta untuk mendapatkan peluang ekspor dan peluang bisnis lainnya salah satu cara atau strategi yang dapat digunakan adalah dengan pemanfaatan
perkembangan Information
and
Communication Technology (ICT).
Pemanfaatan ICT yang banyak digunakan adalah E-Commerce. Dari situs Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah yang berhubungan langsung dalam pembinaan UKM (http://www.depkop.go.id), guna memasarkan produk para pengusaha UKM, mempunyai link dengan beberapa portal/website yang memfasilitasi hal tersebut. Misalnya Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Kementerian KUKM mempunyai situs www.sentrakukm.com yang berisi beberapa industri seperti kerajinan, peternakan, sandang, perikanan, makanan dan minuman dan lain-lain. Pada situs ini isinya cukup lengkap, cara memesan, info tentang perusahaan dan produk tersedia, tetapi situs ini hanya berbahasa Indonesia, tidak tersedia pilihan bahasa asing, misalnya Inggris (Kementrian Koperasi dan UKM, 2010).
Gambar 1. Situs Sentra kukm.com Selain itu situs Kementerian KUKM ini dapat link pada www.smecda.com ( small medium enterprises & cooperative bds (bisnis development service) yaitu para pengusahaukm 12
yang ingin memasarkan produknya resources development agency). Situs ini mempunyai pilihan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dari situs ini bisa dibuka portal, disertai gambar produk dan informasi tentang perusahaan tersebut lengkap dengan alamat emailnya, sehingga memudahkan untuk berhubungan.
Gambar 2. Situs Smacda.com Dari situs Kementerian KUKM juga dapat link pada situs Indonesian-products http://www.indonesian-products.biz/. Situs ini berbahasa inggris, mempunyai menu yang lebih lengkap dengan adanya jadwal acara pameran-pameran produk UKM, pilihan produk yang mudah diakses dan tampilan lebih menarik. Yang menarik juga dapat mengunjungi situs http://www.alcive.tw. Situs ini merupakan situs APEC Local Cultural Industry Virtual Exposition. Pada situs yang indah ini anda dapat melihat-lihat aneka kerajinan tangan dari
berbagai Negara di Asia dan Pasifik yang disajikan dengan menarik dan tidak lupa pula ilengkapi informasi contact person.
13
Gambar 3. Situs Indonesianproduct.biz `Tetapi penggunaan ICT tersebut baru sebatas untuk promosi dan penampilan informasi produk-produk dari beberapa UKM, belum melayani penjualan langsung melalui internet, seperti penjualan buku di amazon.com. Dengan menggunakan E-Commerce yang dapat digunakan untuk pemasaran dan penjualan online tentu akan meningkatkan volume penjualan dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan usaha dan pada akhirnya akan mengembangkan usaha kecil dan menengah tersebut. Dampak E-commerce Terhadap Dunia bisnis Dalam kategori pertama, e-commerce berdampak pada akselerasi pertumbuhan direct marketing yang secara tradisional berbasis mail order (katalog) dan telemarketing.
Kemunculan e-commerce memberikan beberapa dampak positif bagi aktivitas pemasaran, diantaranya:
Memudahkan promosi produk dan jasa secara interaktif dan real time melalui saluran komunikasi langsung via internet.
Menciptakan saluran distribusi baru yang bisa menjangkau lebih banyak pelanggan di hampir semua belahan dunia.
Memberikan penghematan signifikan dalam hal biaya pengirima informasi dan produk terdigitalisasi (contoh perangkat lunak dan musik)
14
Menekan waktu siklus dan tugas – tugas administratif (terutama untuk pemasaran internasional) mulai dari pemesanan hingga pengiriman produk.
Layanan pelanggan yang lebih responsif dan memuaskan, karena pelanggan bisa mendapatkan informasi lebih rinci dan merespon cepat secara online.
Memfasilitasi mass customization yang telah diterapkan pada sejumlah produk seperti kosmetik, mobil, rumah, komputer, kartu ucapan, dan berbagai macam produk lainnya.
Memudahkan aplikasi one-to-one atau direct advertising yang lebih efektif dibandingkan mass advertising.
Menghemat biaya dan waktu dalam menangani pemesanan, karena sistem pemesanan elektronik memungkinkan pemrosesan yang lebih cepat dan akurat.
Menghadirkan pasar maya/virtual (markespace) sebagai komplemen pasa tradisional (marketplace).
Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk: 1.
Menyediakan harga kompetitif
2.
Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3.
Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4.
Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5.
Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6.
Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lainlain.
7.
Mempermudah kegiatan perdagangan. E-commerce memberikan pilihan kepada produsen tentang jenis usaha dan skala
usaha yang akan dikembangkan. Dengan mengimplementasikan teknologi informasi ecommerce, produsen dapat memilih untuk mengembangkan target pasar kepada pasar global
atau hanya fokus terhadap segmen pasar tertentu. Bagi usaha kecil dan menengah, dengan menggunakan e-commerce dapat menawarkan sesuatu yang berkualitas dan terjangkau serta memiliki kepercayaan diri menghadapi pesaing. Biaya tidak kemudian menjadi kendala utama, tetapi yang terpenting bagaimana usaha kecil dan menengah dapat menunjukkan produk atau
15
jasa yang ditawarkan melalui websitenya dan dapat dilakukan melalui penjualan secara online (Rizal, 2011). Banyak pihak memandang bahwa kelemahan utama dalam pembangunan ekonomi nasional karena menyimpang dari prinsip dasar pembangunan, yakni dari masyarakat untuk masyarakat. Fundamental ekonomi nasional sangat lemah dan terkesan rapuh karena mengabaikan pemerataan dan terlalu berpihak kepada golongan ekonomi besar seperti kelompok konglomerasi. Kendatipun demikian, bangsa Indonesia patut bersyukur dalam kondisi multi krisis, ekonomi nasional masih mampu bertahan dan tidak sampai bangkrut secara total karena diselamatkan oleh UKM. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, UKM memiliki peranan baru yang lebih penting lagi yaitu sebagai salah satu faktor utama pendorong perkembangan dan pertumbuhan ekspor non-migas dan sebagai industri pendukung yang membuat komponenkomponen dan spare parts untuk Usaha besar (UB) lewat keterkaitan produksi misalnya dalam bentuk subcontracting. Bukan hanya UB saja, tetapi UKM juga bisa berperan penting dalam pertumbuhan ekspor dan bisa bersaing di pasar domestik terhadap barang-barang impor maupun di pasar global. Di Indonesia, UKM sangat diharapkan dapat menjadi salah satu pemain penting dalam penciptaan pasar baru bagi Indonesia tidak hanya di dalam negeri tetap i lebih penting lagi di luar negeri, jadi salah satu sumber penting bagi surplus neraca perdagangan dan jasa atau neraca pembayaran. 4. Kesimpulan
Peningkatan pendidikan dan skill pada tenaga kerja UKM sehingga produktifitas meningkat yang menjadikan output UKM yang dihasilkan mampu bersaing di pasar global. Dengan demikian pula akan meningkatkan taraf kesejahreaan yang ditandai dengan kenaikan pendapatan perkapita pada tenaga kerja UKM dan mengurangi pengangguran. Untuk meningkatkan daya saing UKM serta untuk mendapatkan peluang ekspor dan peluang bisnis lainnya
dapat
dilakukan
dengan
memanfaatkan
perkembangan Information
and
Communication Technology (ICT), utamanya e-commerce Tidak hanya memanfaatkan
internet sebagai alat untuk melakukan promosi atau mencari peluang bisnis, tetapi juga harus diimbangi dengan pengelolaan administrasi yang baik melalui penggunaan software yang tepat. Perlu dilakukan pengembangan website dan e-commerce sebagai sarana untuk promosi dan pemasaran produk-produk usaha, sehingga akan meningkatkan volume penjualan dan meningkatkan pendapatan. Peningkatan pendapatan ini pada akhirnya akan mengembangkan usaha kecil dan menengah tersebut.
16
Di sisi lain Kementrian Koperasi dan UKM juga perlu terus memacu UKM yang ada agar dapat menggunakan sarana yang ada di www.depkop.go.id untuk memasarkan dan menampilkan produk-produknya. Sehingga dengan pemanfaatan dan penggunaan teknologi internet diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang kompetitif tersebut. UKM yang mampu bersaing dalam kompetisi tersebut adalah UKM yang mampu melakukan implementasi teknologi ke dalam usahanya. Salah satu jenis implementasi teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk-produk adalah dengan menggunakan electronic commerce (e-commerce) untuk memasarkan berbagai macam produk atau jasa, baik dalam bentuk fisik maupun digital.
Daftar Pustaka
Alexander, Y.Y. 2002. Enabling E-Commerce Growth Through The Social Construction Of A Virtual Community’s Culture. Journal of Electronic Commerce Research, VOL. 3, NO. 4, 2002 Page 279
Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Indonesia. Jakarta: BPS. Bodendorf, Freimut and Florian Lang. 2009.Automated Services for Market-Based ECommerce Transactions. Proceedings of the International MultiConference of Engineers and Computer Scientists 2009 Vol I IMECS 2009, March 18 - 20, 2009,
Hong Kong Departemen Koperasi. 2008. PDB, Investasi, Tenaga Kerja, Nilai Ekspor UKM di Dirjen Perdagangan Dalam Negeri. 2001. Naskah Akademik RUU Tentang Tanda Tangan Elektronik dan Transaksi Elektronik : Laporan penelitian tahap pertama Direktorat
jenderal perdagangan dalam negeri Departemen Perindustrian dan Perdagangan bekerjasama dengan Lembaga Kajian Hukum Teknologi Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 2001. eBizzAsia.2003. E-Marketplace untuk UKM . eBizzAsia Volume II No 12 - November 2003 Fensel, D. et all. 2001. Product Data Integration in B2B E-commerce, IEEE Intelligent Systems. Ghalia, Jakarta. Hafsah, M.J. 2004. Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Jurnal Infokop Nomor 25 Tahun XX
17
Hasan, Iqbal. 2003. Pokok-Pokok Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta : Bumi Aksara \ Ikhsan, M. 2004. Mengembalikan Laju Pertumbuhan Ekonomi Dalam Jangka Menegah: Peran Usaha Kecil dan Menengah . Jurnal Analisis Sosial 9 (2):1-
31Jafar, Mohammad Hafsah.2004. “ Upaya Pengembangan U saha Kecil Dan Menengah (UKM)”, Infokop Nomor 25 Tahun XX, 2004. Indonesia. Depkop.
Jakarta. Jansen, B.J. 2006. An Examination Of Searcher ’s Perceptions Of Nonsponso red And Sponsored Links During E-commerce Web Searching. Journal Of The American Society For Information Science And Technology, 57(14):1949 – 1961
Jansen, B.J. 2006.The Comparative Effectiveness of Sponsored and Nonsponsored Links for Web E-commerce Queries. ACM Transactions on the Web, Vol. 1, No. 1, Article 3, Publication date: May 2007.
Jinling, Chang et all. 2009. Modeling E-Commerce Website Quality with Quality Function Deployment, I EEE International
Conference
on
Deployment
e-Business
Engineering . 21-23 Oct. 2009
Kementerian Koperasi dan UKM. 2010. Situs web www.depkop.go.id Kementerian Koperasi dan UKM. 2010. Situs web www.depkop.go.id Kementrian Koperasi dan UMKM .2012.I nfokop Volume 21.Jakarta: Kementerian Koperasi dan UKM Kuncoro, M. 1996. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan . UMP KMP YPPM, Yogyakarta. Kuncoro, Mudrajad, 2008. Tujuh Tantangan UKM di Tengah Krisis Global . Harian Bisnis Indonesia 21 Oktober 2008. [Online] http://www.mudrajad.com/upload/Tujuh%20 Tantangan% 20UKM%20di%20Tengah%20Krisis%20Global.pdf Diakses tanggal 5 Juni 2010 Kuncoro, Mudrajad, 2008. Tujuh Tantangan UKM di Tengah Krisis Global . Harian Bisnis Indonesia 21 Oktober 2008. [Online] http://www.mudrajad.com/upload/Tujuh%20 Tantangan% 20UKM%20di%20Tengah%20Krisis%20Global.pdf Diakses tanggal 5 Juni 2010 Kurniawan, Didi. 2009. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan dengan Akselerasi Sektor Riil dan UKM . Tersedia [Online] http://didikurniawan.web.id/2009/04/29/
18
mengembangkan-ekonomi-kerakyatan-dengan-akselerasi-sektor-riil-dan-ukm/ Diakses tanggal 5 Juni 2010 Partomo, T. dan A. Soejodono. 2004. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi . Quaddus, M. Jun Xu. 2008. Adoption of e-Commerce: A decision theoretic framework and an illustrative application .ICCIT 2008. 10th International Conference on Computer and Information Technology , 27-29 Dec. 2008
Rahmati.
2009.
Pemanfaatan E-commerce
Dalam
Bisnis
Di
Indonesia
http://citozcome.blogspot.com/2009/05/pemanfaatan-e-commerce-dalam bisnis-di.html. Diakses tanggal 06 Agustus 2011. Situs Menteri UKM. 2007. Basic Foundation On Empowerment of Coopertaives and Mikro, Small and Medium Enterprises
Tejasari, Maharani. 2008. Peranan Sektor Usaha Kecil dan Menengah dalam penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi [Skripsi]. Fakultas
Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
19