125
125
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya Laporan Survey Utilitas Bangunan Tempat Tinggal 2 Lantai ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Penulisan laporan survey ini merupakan salah satu tugas wajib yang harus dilewati mahasiswa Fakultas Teknik program studi Arsitektur stambuk 2015 untuk menyelesaikan mata kuliah Perancangan Arsitektur 2.
Dengan selesainya penulisan laporan survey ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc. sebagai ketua jurusan Arsitektur USU.
Beny O. Y. Marpaung, ST., MT. Ph.D sebagai wakil ketua jurusan Arsitektur USU.
Hajar Suwantoro, ST., MT. sebagai dosen coordinator mata kuliah Perancangan Arsitektur 2.
Devin Defriza, ST., MT. sebagai dosen pembimbing Perancangan Arsitektur 2 kelas D.
Pihak M.E.R.C.I Resort City yang telah memberikan izin sebagai lokasi survey.
Teman-teman seperjuangan yang banyak membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajian, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Terimakasih.
Medan, 5 Mei 2017
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
PENDAHULUAN I-1
1.1 Latar Belakang I-1
1.2 Tujuan I-2
1.3 Masalah I-3
1.4 Ruang Lingkup I-4
1.5 Sistematika Laporan 1-5
TINJAUAN TEORI II-1
Utilitas Bangunan Rumah Tinggal Dua Lantai
2.1 Pemipaan II-1
2.2 Elektrikal II-2
TINJAUAN UMUM III-1
Data Proyek III-1
Organisasi Proyek III-2
Tahapan Pengerjaan III-3
PELAKSANAAN PROYEK IV-1
Metode Konstruksi IV-1
Alat dan Bahan IV-2
Hasil dan Pembahasan IV-3
PENUTUP V-1
Kesimpulan V-1
Saran V-1
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
DAFTAR PUSTAKA VI-1
LAMPIRAN VII-1
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Gambar II-1
DAFTAR TABEL
GAMBAR HALAMAN
2.1. Gambar II-1
BAB I
LATAR BELAKANG
Latar Belakang
Berkembangnya ilmu, teknologi dan metode pada bidang pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi semakin menuntut pelaku pada bidang konstruksi, termasuk juga pelaku pada bidang arsitektur agar dapat selalu mengetahui dan memperbaharui informasi terbaru. Salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan tentang proses, material, dan metode konstruksi terbaru adalah dengan melakukan survey/observasi lapangan pada proyek-proyek konstruksi yang sedang berjalan, khususnya konstruksi bangunan rumah tinggal.
Berbagai bangunan yang megah dirancang oleh arsitek tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa memperdulikan adanya kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.
Kelengkapan fasilitas dari suatu bangunan memerlukan ilmu pengetahuan teknik arsitektur berupa utilitas dalam merancang bangunan. Oleh karena itu sangat diperlukan oleh seorang arsitek untuk mengetahui lebih dalam baik secara teknik ataupun teknologi dalam perencanaan dan pengerjaan utilitas yang baik.
Tujuan
Tujuan dari laporan berupa survey Utilitas Bangunan Rumah Tinggal Dua Lantai adalah sebagai berikut:
Mahasiswa dapat menulis bentuk laporan yang sesuai dengan standard penulisan laporan ilmiah yang dilengkapi dengan gambar dan foto dokumentasi yang relevan dan berkaitan dengan tugas.
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses konstruksi bangunan rumah tinggal.
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami metode bangunan rumah tinggal.
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami material konstruksi bangunan rumah tinggal.
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem konstruksi bangunan rumah tinggal.
Masalah
Bagaimana metode pengerjaan pemipaan dan elektrikal di lokasi proyek?
Mengapa kontraktor memilih metode pengerjaan yang demikian?
Bagaimanakah cara pemasangan elemen-elemen structural tersebut?
Apa kelebihan dan kekurangan dari material yang dipakai di lokasi proyek?
Apakah terdapat perbedaan antara teori dan praktik dalam melaksanakan pekerjaan pemipaan dan elektrikal?
Lingkup
Untuk memperjelas hasil survey yang akan dibahas dan tidak terjadi pembahasan yang meluas atau menyimpang, maka perlu dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan Laporan Survey Utilitas Bangunan Rumah Tinggal Dua Lantai yaitu:
Penulis memfokuskan hasil survey hanya pada rumah tinggal dua lantai.
Penulis memfokuskan pada elemen-elemen struktural.
Tahapan-tahapan pemasangan elemen-elemen struktural.
Sistematika
Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Survey Utilitas Bangunan Rumah Tinggal Dua Lantai ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut:
BAB
PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan laporan survey, lingkup laporan, dan sistematika penulisan.
TINJAUAN TEORI
Berisi teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku ataupun website yang berkaitan dengan penyusunan laporan survey serta beberapa foto dari hasil survey.
TINJAUAN UMUM
Berisi data proyek yang masih pada proses pembangunan, organisasi proyek yang sedang membangun dan juga tahapan-tahapan pengerjaan yang sedang dikerjakan berupa foto-foto hasil survey.
PELAKSANAAN PROYEK
Berisikan penjelasan metode-metode konstruksi yang akan dikerjakan secara bertahap, alat dan bahan yang diperlukan selama proses pembuatan proyek, serta hasil dan pembahasan yang berupa foto-foto.
PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan hasil-hasil survey berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi penulis dalam penulisan laporan survey Utilitas Bangunan Rumah Tinggal Dua Lantai.
LAMPIRAN
Berisi foto-foto dalam penyajian laporang.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Utilitas1
Untuk menghasilkan karya yang baik dalam arsitektur harus memenuhi konsep dasar berupa firmitas, utilitas, dan venustas. Utilitas adalah keberhasilan sebuah bangunan dalam memenuhi fungsinya. Utilitas sering disebut juga sebagai komoditas. Utilitas adalah keberhasilan sebuah bangunan dalam memenuhi atau mengakomodasi kebutuhan pemakainya. Komoditas atau utilitas berhubungan dengan kenyamanan yang diberikan oleh sebuah bangunan terhadap pemakainya. Utilitas banyak mempelajari efektivitas pembagian ruang, akses, detail properti dan hal lainnya yang menunjang fungsi sebuah bangunan.
Ione Abdya (2012) mengatakan utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.
Pada pembahasan instalasi pengelolaan air, penulis mengacu pada peraturan dan
ketentuan tata cara komisioning instalasi pengelolaan air sesuai dengan SNI 004-2008. Sedangkan perencanaan sistem instalasi listrik mengacu pada peraturan dan ketentuan yang berlaku sesai dengan PUIL 2000 dan Undang-Undang Ketenagalistrikan 2002, serta disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Utilitas dan Lingkungan
Dalam mempelajari utilitas bangunan beserta kelengkapannya ada tiga unsur pokok yang harus diperhatikan agar tercipta suatu lingkungan yang seimbang:
Air
Kebutuhan air dalam lingkungan bangunan dan bangunan itu sendiri sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
Matahari/Cahaya Matahari
Penggunaan energy cahaya matahari dalam sistem rancang bangunan sangat penting dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga penggunaan cahaya buatan yang membutuhkan energy tambahan dapat dikurangi.
Udara/Angin
Dalam sistem perencangan bangunan factor udara sangat penting untuk kenyamanan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.
1Vitruvius, The Ten Books On Architecture
Utilitas dan Bangunan
Dalam perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya.
Adapun perancangan utilitas bangunan terdiri dari:
Perancangan plumbing dan sanitasi.
Perancangan transportasi dalam bangunan.
Perancangan pembuangan sampah.
Perancangan penghawaan.
Perancangan pencahayaan.
Perancangan penangkal petir.
Perancangan pencegahan kebakaran.
Perancangan tata suara.
Perancangan telepon/PABX
Perancangan CCTV dan sistem pengamanan
Perancangan alat pembersih bangunan.
Sistem Sanitasi atau Plumbing
Sistem sanitasi adalah suatu sistem penyediaan atau pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air.
Jenis Peralatan Plumbing
Peralatan plumbing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam suatu kompleks perkotaan, perumahan, dan bangunan. Peralatan tersebut terdiri dari:
Peralatan untuk penyediaan air bersih;
Peralatan untuk penyediaan air panas;
Peralatan untuk pembuangan air kotor;
Peralatan-peralatan lain yang ada hubungannya terhadap perencanaan pemipaan.
Jenis-jenis Pipa
Jenis pipa saluran berdasarkan matrialnya terbagi menjadi enam bagian yaitu:
Pipa Galvanized Iron Pipe atau GIP (Medium SNI, SCH 40)
Pipa GIP maupun lebih terkenal dengan sebutan pipa besi galvanis, yang pada umumnya dipakai untuk melalkukan instalasi air bersih yang bersuhu dingin saja, sebab sangat tidak disarankan untuk saluran pipa air bersuhu panas.
Pipa Poly Vinyl Chloride atau PVC (SNI 06-6419-2000)
Pipa PVC merupakan pipa yang dibuat dari penggabungan bahan vinyl plastic. Penggabungan tersebut menciptakan pipa yang ringan, kuat, tidak berkarat serta akan tahan lama. Tipe pipa seperti ini lebih pas dipakai pada instalasi air bersuhu dingin saja.
Pipa High-Density Poly Ethlene atau HDPE (SNI 4829-2-2012)
Pipa HDPE merupakan pipa yang terbuat dari material poly-ethlene dimana material tersebut mempunyai kepadatan yang tinggi sehingga tipe pipa seperti ini mampu menahan tekanan yang amat tinggi. Adapun dari karakteristik pipa ini yaitu kuat, lentur maupun fleksibel serta tahan akan bahan kimia.
Pipa Baja atau Steel Pipe (SNI 07-0068-1987)
Tipe pipa baja dapat dipakai sebagai jalur pipa bagi pasokan energy, contohnya untuk saluran air, gas, minyak, serta bermacam-macam cairan yang begitu mudah terbakar lainnya.
Pipa Tembaga (SNI 07-1354-1989)
Pipa tembaga adalah tipe pipa yang kuat serta tahan lama, pada umumnya pipa tipe ini lebih banyak dipakai untuk instalasi air bersuhu panas.
Pipa Beton (SNI 03-2915-2002)
Pipa beton yang dipakai berupa beton precast, yang pada umumnya banyak dipakai sebagai saluran drainase. Pipa tipe ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu light duty dan heavy duty.
Syarat-syarat dan Mutu Bahan Plumbing
Dalam perencanaan pelaksanaan plumbing, harus diperhatikan syaratsyarat dari bahan plumbing, yaitu:
Tidak menimbulkan bahaya kesehatan;
Tidak menimbulkan gangguan suara;
Tidak menimbulkan gangguan radiasi;
Tidak merusak perlengkapan bangunan;
Instalasi harus kuat dan bersih.
Selain syarat-syarat di atas harus pula diperhatikan cara-cara pemasangan yang baik, seperti penyambungan hubungan dari pipa-pipa yang besar ke yang kecil atau sebaliknya. Instalasi plumbing harus mengguakan bahan-bahan yang mutu bahannya memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:
Daya tahan bahan harus lama, minimal 30 tahun;
Permukaan harus halus dan tahan air
Tidak ada bagian-bagian yang tersembunyi/menyimpan kotoran pada bahan-bahan yang dimaksud;
Bebas dari kerusakan, baik mekanis maupun yang lain;
Mudah pemeliharannya;
Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku.
Alat-alat Pendukung Plumbing
Dalam perencanaan plumbing, perlu diperhatikan bahan/ alat plumbing. Untuk bahannya dapat digunakan: pipa besi tuang (galvanize), pipa PVC, dan pipa tembaga (untuk air panas). Penggunaan pipa ini tergatung dari jenis bagunan dengan suatu tekenan tertentu sesuai besar dan tinggi bangunannya. Ukuran yang sering digunakan mulai dari diameter 1/2" sampai dengan 2" untuk rumah tinggal.
Alat-alat plumbing yag merupakan permulaa dari sistem pembuangan dari instalasi, dapat berupa: kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir bidet, bath tub, shower, dan lain-lain. Alat plumbing dari kran dapat berfungsi sebagai alat untuk medapatka air dan juga alat plumbing lain untuk megalirkan air yang sudah dipakai.
Keran Air Bidet Kloset Duduk
Urinoir Wastafel Bath Tub
Gambar 2.1 Alat-alat Plumbing
Sumber: www.google.co.id
Air Dalam Plumbing
Air yang merupaka kebutuhan manusia adalah pelengkap yang harus disediakan dalam alat plumbing. Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi air bersih (dingin/ panas), air kotor (air sisa, air limbah, air hujan, dan air khusus).
Air bersih yang dimaksud di sini adalah air minum, yaitu iar yang dapat diminum dan diguakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain. Agar air minum tidak megganggu kesehatan manusia dan peralatan-peralatan, diperlukan suatu syaratsyarat fisik, kimia, dan bakteriologis yang ditetukan oleh dinas kesehatan Negara. Syarat-syarat fisik air minum:
Jernih, bersih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa.
Mempunyai suhu rata-rata 10-20 derajat celcius
Memenuhi syarat kesehatan
Sumber Air
Air yag berasal dari mata air, yaitu air yang keluar dari dalam tanah. Biasanya terdapat pada daerah-daerah yang bergunung berapi, sebagai mata air sungai. Air danau atau juga air tadah hujan, kemudian ditampung dan diolah sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai air minum. Air sungai yang dibuat bendungan, kemudian diolah dan diproses oleh perusahaan untuk warga/masyarakat yang memerlukan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh Perusahaan Air Minum/PAM. Air dalam tanah, berupa sumur galian atau sumur pompa utuk kebutuhan sendiri-sendiri atau kebutuhan dalam jumlah kecil degan kedalaman tergantung dari tinggi permukaan air tanah, berkisar 5 sampai 15 meter. Macam-macam sumur yang mendapatkan air dari dalam tanah:
Sumur pompa/sumur galian = 5-15m;
Sumur pompa dengan mesin = 15-40m;
Sumur pompa dengan mesin/semi deep well = 50-100m;
Sumur pompa dalam/deep well = kedalaman 100m lebih.
Gambar 2.2 Siklus Air
Sumber: www.wikipedia.org
Gambar 2.3 Instalasi Pompa Air
Sumber: www.tokopompaonline.com
Kebutuhan Air
Kebutuhan air dalam bagunan artinya air yang dipergunakan baik oleh penghuninyaataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya denga fasilitas bangunan. Kebutuhan air didasarkan atas sebagai berikut:
Keperluan-keperluan: untuk minum, memasak, mandi, buang air kecil dan buang air besar, mencuci, serta proses untuk industry;
Kebutuhan air yang sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC, kolam renang, air mancur/ taman;
Kebutuhan yang sifatnya tetap: air untuk hidran dan air untuk sprinkler;
Kebutuhan air cadangan yang sifatnya berkurang karena penguapan.
Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi keguaan bangunan dan jumlah penghuinya. Untuk mendapatkan jumlah yang besardigunakan sumur pompa dalam (deep well) dengan jumlah debit yang tinggi. Besar kebutuhan air, khususnyauntuk kebutuhan manusia, dihitung rata-rata per orang per hari tergantung dari jenis bangunan yang digunakan untuk manusia tersebut.
Kebutuhan air bersih bangunan untuk rumah tinggal adalah 150 liter/orang/hari. Sedangkan pedoman cepat untuk perancangannya adalah 2m3/hari/100m2. Disamping itu, kebutuhan perlengkapan saniter:
No.
Alat Plumbing
Kebutuhan Air
1.
Closet
8 liter/kali
2.
Badkuip
30 liter/kali
3.
Douche/Mandi Pancuran
25 liter/kali
4.
Air Conditioning
0,2m3/menit/TR
5.
Tangki Minuman
10m3
Tabel 2.1
Daya buang rata-rata perlengkapan saniter:
No.
Alat Plumbing
Kebutuhan Air
1.
Closet
120 liter/menit
2.
Badkulp
90 liter/menit
3.
Wastafel
60 liter/menit
Tabel 2.2
Data untuk menentukan diameter pipa penyalur(atas dasar kehilangan tekanan 0,2 m/m2):
No.
Diameter
Debit liter/menit
1.
3/8''
5
2.
½''
12,5
3.
¾''
30
4.
1''
65
5.
1 ¼''
130
6.
1 ½''
200
7.
2''
425
8.
3''
1500
9.
4''
2000
Tabel 2.3
Kran
No.
Kran
Debit liter/menit
1.
½''
20 wastafel, badkuip
2.
¾''
40
3.
1''
70
4.
1 ¼''
110
Tabel 2.4
Pipa pembuangan air hujan (hujan 500 mm/ m2/ jam)
No.
Pipa
Luas atap m2
1.
2''
75
2.
2 1'2''
150
3.
3''
250
4.
4''
500
5.
5''
1000
6.
6''
1500
7.
8''
3000
Tabel 2.5
Sistem Instalasi Air Bersih
Air bersih untuk memenuhi kebutuhan penghuni bangunan bisa berasal dari PAM atau sumur artetis. Sedangkan syarat air bersih yang dapat digunakan adalah tidan berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Adapun sistem-sistem air bersih pada bangunan bertigkat banyak adalah sebagai berikut:
Up Feed Distribution
Pada system ini, air langsung dialirkan ke tempat-tempat yang membutuhkan. System ii hanya digunakan pada bangunan-bangunan yang tidak begitu tinggi (tidak lebih dari 5 lantai). Sedangkan utuk banguan berlatai banyak (lebih dari 6 lantai) system ini tidak memugkinkan, karena dibutuhkan tenaga yang sangat besar untuk meaikkan ke lantai atas. Untuk menambahkan tekanan air di lantai atas, biasanya diadakan penambahan pompa.
Gambar 2.4 Sistem Up Feed Distribution
Sumber: reader21.docslide.net
Down Feed Distribution
Pada system ini, air dipompakan ke atas dan ditampug dalam bak penampung (hose tank), baru kemudian disalurkan ke tempat-tempat yang memerlukan. Tanki penampung (hose tank) selai sebagai penampung air utuk keperluan sehari-hari, juga sebagai penyedia air untuk proteksi/ pemadama kebakaran (fire protection). Tanki penampung ini dibagi menjadi dua, bagian atas untuk kebutuhan sehari-hari (hose supply). Sedangkan bagian bawah dipersiapkan untuk cadangan pemadam kebakaran (fire reserve).
Maksud penyediaan suction tank adalah untuk mengatur penyedotan air. House tank dan suction tank terbuat dari plat besi, dibagi dua secara vertical dengan masing-masing memepunyai pipa dan control sendiri-sendri. Hal ini dimaksudkan agar selama direparasi tidak perlu mematikan seluruh system yang ada. Sedangkan untuk memenuhi air panas, direncanakan salura khusus yang membawa air dingin dari house tank ke boillers, kemudian dialirkan ke tempat-tempat yang membutuhkan secara up feed system.
Gambar 2.5 Sistem Down Feed Distribution
Sumber: reader21/docslide.net
Zone System
Untuk bangunan yang sangat tinggi (lebih dari 23 lantai) system down feed distribution ini mengalami kesulita karena tekanan air menjadi lebih besar dan pompa bekerja lebih berat. Pemecahannya yaitu dengan membagi system dalam beberapa zone, di mana setiap zone memiliki hose tank dan pompa sendiri. Demikian pula bila diperlukan boiler untuk pemanas air. Keuntungan meggunakan system zone ini adalah: house tank dapat dibuat lebih kecil, sesuai dengan kebutuhan setiao zone, pekerjaan pompa lebih ringan dan tekanan air akibat gaya grfitasi menjadi lebih kecil.
Gambar 2.6 Sistem Zone
Sumber: www.radiantcompany.com
Up Feed Pumping
Up feed pumping adalah penambahan tekanan pada system distribusi, system ini merupakan system paling baik untuk bangunan yang tidak terlalu tinggi. Pada system ini digunakan tiga pompayang dipakai dengan bentuk masing-masing berbeda.
Gambar 2.7 Sistem Up Feed Pumping
Sumber: www.inspectapedia.com
Penyimpanan Air Bersih
Untuk menyimpan air bersih dari pompa atau PAM, volume air disesuaika dengan keperluan penghuni seluruhnya, dihitung 8 per jam. Air bersih tersebut dapat disimpan dalam ground reservoir dan tangki air.
Ground Reservoir
Kompleks perumahan dan bangunan-bangunan tinggi memerlukan ruangan yang besar untuk ground reservoir. Oleh karena itu, perancang harus dapat memikirkan tempatnya. Begitu pula ruangan lain sebagai penunjang, seperti ruang pompa dan tempat-tempat pengurasannya. Untuk memenuhi persyaratan sebagai tempat penyimpanan air, diguakan bahan beton.
Tangki Air
Tangki air adalah tangki kedua dari tempat penampungan air yang diletakkan di atas bangunan. Dengan letak demikian diusahakan tangki tersebut terbuat dari bahan yang ringan/ bukan beton, seperti fibre glass atau plat-plat baja yang terdiri dari komponen-komponen plat yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk kotak, sesuai ukuran yang dikehendaki.
Gambar 2.8 Tangki Penyimpanan Air Bersih
Sumber: www.suaralamnusantara.files.wordpress.com
Sistem Instalasi Air Panas
Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat dipasang pada bangunan perumahan, perkantoran, restoran, hotel, apartemen, penginapan, rumah sakit, dan bangunan-bangunan umum. Pada daerah-daerah yang beriklim atau berudara sejuk, air panas sangat diperlukan. Oleh karena itu, sistem plambing air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang asbes supaya panasnya tidak terbuang keluar (benang-benang asbes tersebut sebagai isolator yang baik untuk menahan panas).
Untuk memanaskan air, pipa-pipa air dingin yang menuju ke titik air harus melewati alat-alat pemanas dengan system yang berbeda-beda. Alat pemanas yang sering digunakan adalah:
Pemanas air dengan gas
Air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa yag dipanaskan. Sistem Penyediaaan Air Panas Ke Pancuran Mandi Dengan Pemanas Air Gas pemanas air dari gas memerlukan tekanan minimum antara 0,25-0,7 kg/cm, sedangkan tekanan maksimum 3,0-4,0 kg/cm (yang diizinkan).
Gambar 2.9 Pemanas Air dengan Gas
Sumber: 1.bp.blogspot.com
Pemanas air listrik
Pemanas air jenis ini menggunakan energi listrik untuk memanaskan airnya. Pemanas air energi listrik ini juga terbagi dua jenis, yang menggunakan tangki (storage) atau yang tidak menggunakan tangki (tankless).
Pemanas air listrik pakai tangki (Storage - Electric Water Heater)
Pemanas air listrik jenis ini menggunakan tangki sebagai tempat menyimpan air panas sebelum digunakan. Ciri-cirinya berbentuk silinder horisontal atau vertikal dan karena ukurannya cukup besar dan makan tempat, biasanya dipasang di luar kamar mandi. Dan air di dalam tangki inilah yang dipanaskan sampai mencapai suhu yang dikehendaki. Komponen dan cara kerjanya terlihat seperti gambar sebelah. Komponen utama alat ini adalah elemen pemanas listrik yang terletak di bagian atas dan bawah tangki. Saat air dingin masuk ke tangki, elemen pemanasnya mulai bekerja memanaskan air dalam tangki sampai mencapai suhu yang dikehendaki. Dan ketika suhu air dalam tangki mulai turun, ke dua elemen pemanas ini bekerja kembali memanaskan air sampai mencapai suhu yang telah di setting. Dengan dimikian suhu air di dalam tangki selalu terjaga dan selalu tersedia setiap dibutuhkan.
Karenanya, pemanas air listrik pakai tangki ini pemakaian daya listriknya lebih boros. Daya listrik terus tersedot untuk menjaga kestabilan suhu air dalam tangki sekalipun tidak ada yang menggunakan air panas. Berikut contoh produknya merk Reliance dari Amazon dengan kapasitas 6 gallons.
Gambar 2.10 Pemanas Air Listrik Pakai Tangki
Sumber: 3.bp.blogspot.com
Pemanas air listrik tanpa tangki (Tankless - Electric Water Heater)
Untuk jenis yang ke dua ini tidak memerlukan tangki. Jadi airnya tidak perlu ditampung dulu. Sama seperti pemanas air gas tanpa tanki, pemanas air listrik tanpa tangki ini baru bekerja memanaskan air saat kran air di buka. Air dari kran tidak langsung panas, perlu waktu beberapa saat untuk mendapatkan air panas yang diinginkan. Lama nunggunya tergantung dari besar kecilnya watt listrik alat tersebut. Semakin besar watt-nya semakin cepat air panas keluar dari krannya, begitu juga sebaliknya.
Cara kerja sama seperti pemanas air gas tanpa tangki. Saat kran di buka, aliran air terdeteksi oleh sensor aliran air (flow-switch) dan mengaktifkan elemen pemanas di dalam heating module dan memanaskan air sampai suhu yang diinginkan. Setelah mencapai suhu yang diinginkan atau kran di matikan (flow switch tidak mendeteksi adanya aliran air lagi), secara otomatis elemen pemanas pun mati. Jadi saat dibutuhkan saja alat ini bekerja. Dengan demikian konsumsi listriknya lebih hemat, walaupun air panasnya tidak tersedia setiap saat. Harus nunggu dulu beberapa saat setelah alat bekerja.
Gambar 2.11 Pemanas Air Listrik Tanpa Tangki
Sumber: 2.bp.blogspot.com
Kesimpulan Pemanas Air dengan Memakai Tangki dan Tanpa Tangki
No.
Spesifikasi
Memakai Tangki
Tanpa Tangki
1.
Ukuran
Besar
Kecil
2.
Listrik
Boros, bekerja terus
bekerja saat dibutuhkan
3.
Harga
Mahal >2jt-an
Lebih murah, <1jt-an
4.
Ketersediaan
Selalu ada
Menunggu
5.
Cocok
Keluarga besar
Keluarga kecil
Tabel 2.6
Pemanas Air Energi Surya
System pemanas energy surya meggunakan tabung penyimpan dan letaknya harus dipasang di atas atap bagunan untuk mendapatkan panas matahari. Air panas dipanaskan oleh matahari digunakan dalam banyak cara. Sementara mungkin paling dikenal dalam lingkungan perumahan untuk menyediakan air panas domestik, air panas surya juga memiliki aplikasi industri, misalnya untuk menghasilkan listrik. Desain cocok untuk iklim panas dapat jauh lebih sederhana dan lebih murah, dan dapat dianggap sebagai teknologi yang tepat untuk tempat-tempat ini. Adapun kelemahan sistem pemanas air tenaga surya adalah masih memakai heating element.
Gamber 2.12 Pemanas Air Energi Surya
Sumber: 2.bp.blogspot.com
Untuk memanaskan air menggunakan energi matahari, kolektor, sering diikat ke atap atau dinding menghadap matahari, memanaskan fluida kerja yang baik dipompa (sistem aktif) atau didorong oleh konveksi alami (sistem pasif/Thermosyphon) melalui itu. Kolektor dapat terbuat dari kotak kaca beratap sederhana terisolasi dengan penyerap surya datar terbuat dari lembaran logam, yang melekat pada pipa tembaga dan berwarna gelap, atau set tabung logam dikelilingi oleh silinder kaca dievakuasi (dekat vakum). Dalam kasus industri cermin parabola dapat berkonsentrasi sinar matahari pada tabung. Panas yang disimpan dalam tangki penyimpanan air panas. Volume tangki ini harus lebih besar dengan sistem pemanas surya untuk memungkinkan untuk cuaca buruk, dan karena suhu akhir yang optimal bagi kolektor surya lebih rendah dari perendaman khas atau pemanas pembakaran. Perpindahan panas cairan (HTF) untuk penyerap mungkin air panas dari tangki, tapi lebih sering (setidaknya dalam sistem aktif) adalah loop terpisah dari cairan yang mengandung anti-beku dan inhibitor korosi yang memberikan panas ke tangki melalui penukar panas (umumnya sebuah kumparan pipa tembaga dalam tangki). Konsep lain yang lebih rendah pemeliharaan adalah 'drain-kembali': tidak ada anti-freeze diperlukan, melainkan semua pipa yang miring menyebabkan air mengalir kembali ke tangki. Tangki tidak bertekanan dan terbuka untuk tekanan atmosfer. Begitu pompa menutup off, arus berbalik dan pipa kosong sebelum pembekuan dapat terjadi.
Gambar 2.13 Pemanas Air Energi Surya
Sumber: lh3.ggpht.com
Perumahan instalasi panas matahari jatuh ke dalam dua kelompok: pasif (kadang disebut "kompak") dan aktif (kadang-kadang disebut "dipompa") sistem. Kedua biasanya meliputi sumber energi tambahan (elemen pemanas listrik atau koneksi ke gas atau bahan bakar minyak sistem pemanas sentral) yang diaktifkan bila air dalam tangki turun di bawah pengaturan suhu minimum seperti 55 ° C Oleh karena itu, air panas selalu tersedia. Kombinasi air surya pemanasan dan menggunakan panas back-up dari cerobong asap tungku kayu untuk memanaskan air dapat mengaktifkan sistem air panas untuk bekerja sepanjang tahun di iklim dingin, tanpa persyaratan tambahan panas dari sistem pemanas air surya yang bertemu dengan fosil bahan bakar atau listrik.
Gambar 2.14 Pemanas Air Energi Surya
Sumber: s-media-cache-ak0.pinning.com
Ketika sebuah pemanas air tenaga surya dan air panas sistem pemanas sentral yang digunakan bersama, baik panas matahari akan terkonsentrasi dalam tangki pemanasan awal yang feed ke dalam tangki dipanaskan oleh pemanas sentral, atau penukar panas matahari akan menggantikan pemanasan yang lebih rendah unsur dan elemen atas akan tetap di tempat untuk memberikan untuk setiap pemanas surya yang tidak dapat menyediakan. Namun, kebutuhan primer untuk pemanasan sentral adalah pada malam hari dan di musim dingin ketika matahari mendapatkan yang lebih rendah. Oleh karena itu, pemanas air surya untuk mencuci dan mandi sering merupakan aplikasi yang lebih baik daripada pemanasan pusat karena penawaran dan permintaan yang lebih baik yang cocok. Dalam iklim banyak, sistem air panas matahari dapat memberikan sampai 85% energi air panas domestik. Hal ini dapat mencakup domestik non-listrik berkonsentrasi sistem panas matahari. Di negara-negara Eropa utara, air panas gabungan dan sistem pemanas ruang (combisystems surya) digunakan untuk menyediakan 15 sampai 25% dari energi pemanas rumah.
Sistem Instalasi Air Kotor
Air buangan atau air kotor air bekas pakai yang dibuang. Air kotor dapat dibagi dalam beberapa bagian sesuai dengan hasil penggunannya:
Air bekas buangan: air yang digunakan untuk mencuci, mandi, dan bermacam-macam lain penggunaanya;
Air limbah: air untuk membersihkan limbah/ kotoran;
Air hujan: air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan;
Air limbah khusus: air bekas cucian kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu seperti air bekas rumah sakit, laboratorium, restoran dan pabrik.
Untuk membuang dan mengalirkan air kotor ini, ada yang dapat digabung pembuanannya supaya tidak terjadi perembesan yang berakibat mencemarkan lingkungan. Selain itu pipa-pipa dibuang/ dipasang dalam ukuran yang besar mulai dari diameter 3" sampai dengan 6" dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengaliran air kotor trsebut.
Sistem Pembuangan Air Bekas
Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas cucian pakaian, kendaraan, cucian peralatan masakan dan beberapa macam cucian lainnya.
Untuk pipa pembuangan dapat digunakan pipa PVC; untuk pipapipa vertical dan pembuangan horizontal digunakan pipa PVC atau pipa beton dengan diameter yang diperhitungkan ukurannya. Mengingat panjang PVC 400 cm, maka system pemipaan pembuangan air bekas, baik vertical maupun horizontal diusahakan setiap 400 cm dibuat sambungan/ dihubungkan dengan pipa-pipa lain. Untuk pipa vertical, diusahaka hubungan meggunakan sambungan dengan sudut lebih kecil dari 90 derajat sehingga tidak terjadi air balik.
Untuk sambungan-sambungan horizontal, juga dapat digunakan sambungan-sambungan bersudut lebih dari 90 derajat atau menggunakan bak-bak control. Pembuangan air bekas ini dapat dialirkan ke saluran lingkungan atau saluran kota praja.
Sistem Pembuangan Air Limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yag bercampur kotoran. Air bekas/ air limbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarang/ dibuang ke seluruh lingkungan, tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan.
Sistem Pembuangan Air Limbah
Saluran air limbah di tanah/ di dasar bangunan dialirkan pada jarak sependek mungkin dan tidak diperbolehkan membuat belokan-beloka tegak lurus, dialirkan dengan kemiringan 0,5-1% ke dalam bak penampungan yang disebut septic tank. Bak penampungan air limbah tidak diperbolehka bercampur dengan air bekas buangan apalagi yang megandung sabun.
Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup diperluka septic tank dengan volume 1-1.5 m3 dengan dibuat perembesan. Untuk bngunan-bangunan yang banyak penghuninya, penampung air limbah harus menggunakan septic tank berukuran besar yang sering disebut sebagai pengolah limbah (sewage treatment). Sewage Treatment Plant (STP) adalah tempat pengolahan limbah yang jumlah kotorannya cukup banyak.
Limbah yang terkumpul, diolah secara mekanis, diaduk, diberi udara supaya bakteri-bakteri yang ikut mengolah limbah dapat hidup dengan baik sehingga dapat segera memproses kotoran-kotoran/ limbah tersebut. Hasil pengolaha limbah diberi zat pembersih sehingga air bekas pengolahan limbah dapat dipompa keluar untuk dibuang melalui saluran-saluran kota atau mendinginkan alat pendingin (air condition).
Sewage treatment dapat diletakkan di luar gedung/ halaman atau dapat juga dibuat di bagian lantai yang paling bawah/ lebih rendah dari toilet yang rendah. Di dalam ruangan sewage tersebut, orang harus dapat masuk untuk mengontrol sehingga diperlukan penerangan dan ventilasi (exhaust van).
Gambar 2.15 Sistem Pembuangan Air Limbah
Sumber: lingkunganitats.files.wordpress.com
Air Limbah Khusus
Air limbah khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus, seperti restoran-restoran besar, pabrik-pabrik/ industry kimia, bengkel, rumah sakit, da laboratorium. Air limbah khusus ini harus ditampunng di tempat tertentu, dengan treatment tersendiri , lalu dapat dibuag bersama-sama dengan air bekas biasa. Sebagai cotoh, restoran besar yang membuang air limbah khusus/air buangan yang mengandung lemak, sedangkan lemak tidak dapat hancur/ menyatu dengan air bekas buangan. Oleh karena itu, perlu diadakan treatment terlebih dahulu. Alat ini disebut grease trap atau perangkap lemak.
Gambar 2.16 Sistem Pembuangan Air Khusus
Sumber: www.kelair.bppt.go.id
Sistem Pembuangan Air Hujan
Air hujan adalah air dari awan yang jatuh di permukaan tanah. Air tersebut dialirkan ke saluran-saluran tertentu. Mengingat air yang jatuh tidak sama dialami oleh setiap bangunan, tergantung dari letak dan kondisi banguna berada, maka untuk penyalurannya diperlukan pipa-pipa plumbing tersendiri yang dihitung dan diukur dari atap yang menerima air hujan tersebut.
Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau kompleks perumahan disalurkan melalui talang-talang vertical dengan diameter 3" (minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5-1% dengan jarak terpendek menuju ke saluran terbuka lingkungan. Air hujan tersebut disalurkan dengan pipa tersendiri dengan saringan khusus yag terpisah dengan pipa air bekas.
Untuk daerah-daerah tertentu yang penyerapan air tanahnya cukup baik, dibuat bak penampung air hujan, lalu diresapkan pada tanah gembur dengan dasar yang dibuat dari pasangan koral-koral dan ijuk. Peresapan air ini bertujuan supaya air hujan yang dating tidak terbuang percuma ke selokan lingkungan, tetapi meresap sehingga tanah tersebut mejadi daerah yang mengandung banyak air, yang nantinya akan digunakan untuk kebutuhan air di daerah tersebut. Air hujan yang jatuh pada atap bangunan tinggi, perlu diadakan peyelesaiaan yang baik sehingga tidak terjadi kebocoran dan tumpahan yag tidak teratur.
Pipa pembuangan/pipa vertical dipasang pada shaft untuk air hujan yang dapat dibuang sejajar dengan pipa-pipa plumbing lainnya. Pipa ini dipasang sesuai dengan luas atap yang menampung air hujan tersebut. Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan, harus diketahui atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasan m2. Sebagai standar ukuran pipa pembuangan dibuat tabel sebagai berikut:
Diameter (inchi)
Luasan Atap (m2)
Volume (liter/menit)
3
s.d. – 180
225
4
385
547
5
698
990
6
1135
1610
8
2445
3470
Tabel 2.7
Gambar 2.17 Sistem Pembuangan Air Hujan
Sumber: 4.bp.blogspot.com
Pekerjaan Saluran Drainase
Syarat-syarat teknis pekerjaan saluran drainase yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan maupun pengadaan material dan peralatan. Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Struktur dan Arsitektur adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pengadaan barang-barang / material, penyediaan tenaga kerja, pembuatan saluran drainase dan pengujiannya. Keterangan-keterangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan dari pekerjaan saluran drainase secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi:
Pembuatan saluran gorong-gorong, saluran terbuka dan saluran tertutup grill baja sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis.
Pembuatan konstruksi pelengkap lainnya, antara lain grill baja penutup saluran, plat beton penutup gorong-gorong, bak kontrol atau konstruksi lainnya sesuai dengan gambar rencana.
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Pengawas, Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Persyaratan Bahan
Semua ketentuan material yang harus disediakan oleh Kontraktor didasarkan atas Standar Normalisasi Indonesia (SNI) dan Pemeliharaan Umum Bahan-Bahan (PUBB).
Kontraktor atas biaya sendiri wajib mengirimkan contoh-contoh material yang akan digunakan untuk pembuatan saluran drainase kepada Konsultan Pengawas.
Untuk pekerjaan pemipaan dan peralatan lain yang termasuk didalam lingkup pekerjaan ini, Kontraktor wajib menyerahkan brosur pipa / peralatan lain yang akan digunakan.
Apabila ternyata terdapat material yang dinyatakan tidak bisa diterima / digunakan, maka Kontraktor wajib untuk mengeluarkannya dari Proyek dalam waktu tidak lebih dari 1 (satu) hari.
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk lainnya yang berhubungan dengan peraturan-peraturan pembangunan yang sah berlaku di Indonesia selama pelaksanaan pekerjaan ini harus betul-betul ditaati, kecuali bila dibatalkan oleh uraian dan syarat-syarat ini.
Peraturan-peraturan yang termaksud antara lain :
Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-Bahan Bangunan (PUBBI) tahun 1982.
Peraturan Beton Indonesia (PBI-NI2 / 1971 ).
Peraturan Perburuhan Indonesia.
Persyaratan Pelaksanaan
Profil saluran terbuka dan saluran tertutup yang akan dibuat harus benar-benar sesuai dengan yang tercantum dalam gambar kerja, baik ukuran maupun konstruksinya.
Selama tidak ditentukan lain, persyaratan-persyaratan yang menyangkut kelancaran mengalirnya buangan air hujan harus benar-benar diperhatikan, baik menyangkut pengaturan elevasi dasar saluran, kedalaman saluran, kemiringan-kemiringan, maupun menyangkut pembelokan saluran dan penempatan bak kontrol, harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja. Persyaratan kemiringan untuk saluran drainase minimum 0,5%.
Ukuran
Semua ukuran yang tertunjuk pada gambar saluran drainase merupakan ukuran jadi / penyelesaian / finishing, kecuali jika terdapat ketentuanketentuan lain, maka ukuran pada gambar tersebut harus ditambah 1 cm.
Ukuran-Ukuran Pokok
Ukuran-ukuran pokok dan pembagian-pembagiannya seluruhnya telah ditunjukkan didalam gambar perencanaan. Tinggi peil pada setiap unit pekerjaan yang memerlukan bouwplank ditentukan terhadap tinggi peil setempat atas persetujuan Konsultan Pengawas.
Pembersihan Tempat Pekerjaan
Sebelum memulai setiap pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan tempat pekerjaan dari segala macam benda dan rintangan yang ada sehingga siap untuk melakukan penggalian.
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah diperlukan untuk menanam pondasi dan menanam bagian-bagian dari konstruksi saluran drainase yang berada di bawah permukaan. Semua galian harus dilaksanakan menurut persyaratan mengenai panjang, dalam, serongan, belokan galian, sesuai dengan gambar rencana.
Pekerjaan Urugan
Pengurugan lubang bekas galian dilakukan setelah semua yang diperlukan selesai terpasang. Bahan urugan yang boleh dipakai adalah bahan urugan yang didatangkan dari luar proyek. Tanah bekas galian pada lokasi setempat boleh digunakan kembali sepanjang memenuhi persyaratan bahan urugan. Urugan yang boleh digunakan adalah tanah lempung (clay) berwarna merah / coklat atau pasir bercampur kerikil yang bersih. Bahan urugan tidak boleh bercampur dengan sampah, rumput, akar pohon dan bahan-bahan organis lainnya.
Genangan Air
Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang timbul akibat hujan dan lain-lain sebab, dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan ke parit-parit atau lainnya dengan biaya yang dianggap sudah termasuk di dalam kontrak.
Perataan Akhir
Daerah yang diurug atau digali yang tercantum dalam gambar haurs diratakan kembali sehingga sama halusnya seperti kondisi semula, sesuai dengan gambar rencana.
Plat Beton Penutup
Plat beton penutup untuk saluran tertutup (gorong-gorong) di bawah parkir dan jalan masuk, dibuat dengan konstruksi beton dengan tulangan dua arah berjarak 15 cm, diameter 8 mm, tebal keseluruhan plat beton pada daerah parkir adalah 15 cm, dan pada daerah jalan masuk adalah 20 cm, dilaksanakan dengan konstruksi seperti pada gambar kerja.
Variasi Kedalaman Badan Saluran
Variasi (perubahan) kedalaman atau ketebalan badan saluran dapat diterima, atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas jika ternyata keadaan pada suatu lokasi pekerjaan berbeda dengan keadaan yang diharapkan semula. Perubahan kedalaman atau ketebalan badan saluran tidak akan diijinkan tanpa ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
Pasangan Bata Untuk Bak Kontrol
Pembuatan Bak Kontrol memakai pasangan batu bata setengah batu, konstruksi seperti pada gambar kerja dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps. Dalam pembuatan Bak Kontrol harus diperhatikan arah aliran air buangan, penempatan lubang masuk (inlet) dan lubang keluar (outlet) harus menjamin kelancaran aliran air buangan, sehingga tidak terjadi luapan air. Penempatan lubang masuk dan keluar juga harus memudahkan pemeliharaan saluran, terutama bila terjadi penyumbatan pada saluran tertutup.
Pekerjaan Grill Baja
Pekerjaan pembuatan Grill Baja penutup saluran dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana, dengan kualitas baja profil yang digunakan harus memenuhi ASTMA-36. Untuk Grill pada saluran setengah terbuka memakai besi Kanal C dengan ukuran 80 x 45 mm. tebal 5 mm. dilaksanakan dengan konstruksi seperti pada gambar kerja. Semua pekerjaan pembuatan Grill Baja penutup saluran harus dicat dasar satu lapis dengan produk SEIV dan dicat akhir dengan cat besi produk SEIV (warna ditentukan kemudian).
Pengujian
Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Pengujian dilakukan dengan cara melakukan penggelontoran air, terutama pada daerah saluran tertutup di bawah parkir dan jalan masuk, sampai dapat dipastikan / dijamin tidak terjadi penyumbatan-penyumbatan. Apabila terjadi penyumbatan, Kontraktor harus secepatnya mengadakan perbaikan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggungan Kontraktor.
Pekerjaan Plumbing/Sanitasi
Pekerjaan Plumbing mencakup bekerjanya instalasi plumbing (pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunan sampai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan. Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan, juga termasuk ke dalam pekerjaan ini.
Instalasi Air Bersih
Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi tekniknya.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing serta peralatan-peralatannya. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan aman. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
Pipa
Pipa dengan diameter 1" s/d. 3", baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa PVC tipe AW. Pipa ex WAVIN.
Fitting
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
Valves
Valve dengan diameter lebih kecil dari 3" diperkenankan menggunakan sambungan ulir (screwed)
Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat. Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya. Semua valve dari merk KITAZAWA atau yang setara. Setiap penawaran harus dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat. Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 ( 150 psi ).
Bak Kontrol Untuk Water Meter dan Valve
Bak kontrol untuk pipa penyambung dari jaringan utama sistem distribusi air bersih, terbuat dari beton tulangan yang lengkap dengan tutup beton yang dapat dengan mudah dibuka / diangkat serta dikunci.
Pemasangan Pipa
Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai. Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji; harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan kembali harus seperti semula dan di-finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.
Pipa Mendatar
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hanger). Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.
Penyambung Pipa
Sambungan Ulir
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk pipa dengan diameter sampai 40 mm ( 1½" ).
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapatan henep dan zinkwite dengan campuran minyak.
Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
Sambungan Lem
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan alat press khusus. Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
Sambungan Las
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las / elektrode yang sesuai. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
Sleeves
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang longgar di luar pipa maupun isolasi. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja. Untuk yang diinginkan kedap air, harus dilengkapi dengan sayap / flens / waterstop.
Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves. Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk.
Penanaman Pipa di Dalam Tanah
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
Diberi pasir urug padat setebal 10 cm.
Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm. untuk penempatan pipa sambungan pipa.
Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat setebal 15 cm. dihitung dari atas pipa.
Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan.
Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula.
Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran
Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan hidrolis 15 Kg / Cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan.
Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau yang dikuasakan untuk itu.
Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
Dalam hal ini, semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya pemakaian air dan listrik.
Pengujian Sistem Kerja (Trial Run)
Setelah semua instalasi air bersih lengkap terpasang, termasuk penyambungan ke pipa distribusi, Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem kerja (trial run) dari seluruh instalasi air bersih yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.
Pekerjaan Lain-lain
Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah dari hasil galian dan lain-lain yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti semula.
Instalasi Air Kotor/Air Buangan
Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan peralatan dan berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain sebagainya.
Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunan menuju saluran drainase dan septic tank.
Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan filternya.
Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang diperlukan.
Material
Pipa di Dalam Bangunan
Pipa dengan ukuran 1½" - 4" baik pipa utama maupun pipa cabang menggunakan PVC kelas AW. Pipa PVC ex WAVIN.
Pipa di Luar Bangunan
Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase menggunakan pipa PVC kelas AW. Pipa PVC ex WAVIN.
Aksesoris
Fitting dari PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara injection moulding.
Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.
Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber glass, yang mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sediment bowl.
Cara Pemasangan Pipa
Pipa di Dalam Bangunan (Termasuk Pipa Vent)
Pipa Mendatar
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 – 2 %. Perletakan pipa harus diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembok maupun pada ruang yang berada di bawah lantai. Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus menggunakan fitting dengan sudut 45o ( misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius.
Pipa di Dalam Tanah
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal / tinggi timbunan minimal 80 cm. diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah / lantai. Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir urug dipadatkan setebal 10 cm. Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug dengan tanah sampai padat. Konstruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus dikembalikan seperti semula.
Penanaman Pipa
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar perencanaan. Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 – 2 % dari titik mula di dalam gedung sampai ke saluran drainase.
Pipa Saluran Luapan Septic Tank
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan, dengan kemiringan 1 – 2 % dari titik permulaan septic tank ke drainase kota. Ntuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman kurang dari 90 cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm. Pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.#
Penyambungan Pipa
Pipa PVC dengan diameter 3" ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai dasar harus disambungkan dengan rubber ring joint (RRJ).
Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement.
Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari pipa yang akan saling melekat.
Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan disambung harus bebas dari benda-benda / kotoran yang dapat mengganggu kelancaran air di dalam pipa.
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan. Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk sudut 45o dengan pipa utamanya.
Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan. Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk sudut 45o dengan pipa utamanya.
Pengujian
Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 15 kg/cm2.
Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan ditutup rapat. Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan dengan air. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan volume air.
Peralatan dan bahan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangannya.
Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap perlu.
Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka biaya pengujian / pengulangan pengujian adalah termasuk tenggung jawab Kontraktor.
Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh Konsultan Pengawas.
Teknis Umum Pelaksanaan
Pengecatan
Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating). Bahan cat yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan pengecatan yang sesuai dengan bahan masing-masing.
Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat / bahan-bahan sudah dicat di pabriknya atau dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.
Untuk peralatan / bahan-bahan yang tampak, maka peralatan / bahan-bahan tersebut harus dicat akhir dengan cat besi merk ICI, sebagai berikut:
Pipa air bersih : Biru ( ICI R 404-41001 )
Pipa drain / waste : Hitam ( ICI R 404-40009 )
Gantungan / support : Hitam ( ICI R 404-40009 )
Pipa hydrant : Merah ( ICI R 404-40005 )
Panah pengarah : Putih ( ICI R 404-101 )
Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi bagi peralatannya dengan cat. Sebelum mengerjakannya, Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada Konsultan Pengawas.
Peralatan
Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat-tempat rendah tertutup.
Kontraktor harus menyediakan dan memasang tipe fitting untuk penempatan alat ukur yang tidak dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian tinggi serta simetris.
Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat-tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release valve serta penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinya pengumpulan udara.
Ukuran (Dimensi)
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus dita'ati oleh Kontraktor.
Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terjadi perbedaan antara satu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Konsultan Pengawas.
Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.
Pompa Air Bersih
Pompa-pompa dari jenis non-self priming dengan efisiensi minimum 70% pada sekitar + 10 % dari titik kerjanya.
Pompa dan motor khusus dirancang untuk mentransfer air minum.
Seal menggunakan jenis maintenance free-mechanical seal.
Badan pompa menggunakan bsi cor (cast iron) kualitas ductile yang khusus untuk air minum.
Sudu (impeller) dan guide vane menggunakan stainless-steel atau sejenisnya yang khusus untuk air minum.
Poros menggunakan baja tahan karat (stainless-steel), shaft seal faces terbuat dari tungsteen carbide.
Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan khusus selain air.
Pompa, poros dan kopling harus terbalans secara baik.
Pompa dikonstruksikan menyatu dengan motornya pada landasan baja tunggal (base plate).
Setiap pompa harus dibuatkan saluran pembuangan (drainase) bocoran air ke saluran buangan terdekat (lihat gambar rencana).
Secara utuh, pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan suara di atas normal ( 50 dB A ).
Pompa dan motor dihubungkan secara langsung (direct driven) dengan kopling fleksibel.
Pompa dilengkapi dengan pipa priming yang diambil dari priming tank.
Setiap pompa harus dilengkapi dengan automatic stop switch yang mendapat sinyal dari water level control yang diletakan di dalam ground reservoir.
Motor Untuk Pompa Air Bersih
Motor adalah jenis motor induksi rotor sangkar.
Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220 / 380 V, 3 fasa, 50 Hz.
Motor di atas 2,5 KW menggunakan starter star-delta otomatis, sedangkan untuk motor dengan daya kurang dari 2,5 KW menggunakan starter directon-line (DOL). Perintah start otomatis berasal dari pressure switch yang diletakan di pemipaan header.
Belitan motor menggunakan isolasi kelas F.
Motor setidaknya dilindungi dengan
Automatic short circuit / over curren protector
Automatic thermal protection relay
Automatic under voltage dan phase failure cut off relay.
Instalasi Listrik
Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun di luar bangunan untuk menyalurkan arus listrik. Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL 2000 dan peraturan yang terkait dalam dokumen seperti UU NO 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi, Peraturan Pemerintah NO 51 Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik dan peraturan lainnya.
Ketentuan Umum Perancangan Instalasi Listrik
Rancangan suatu sistem instalasi listrik harus memenuhi ketentuan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan peraturan lain seperti:
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselematan kerja, Beserta Peraturan Pelaksanaanya.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 15 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan.
Dalam perancangan sistem instalasi listrik harus diperhatikan tentang keselamatan manusia, makhluk hidup lain dan keamanan harta benda dari bahaya dan kerusakan yang bias ditimbulkan oleh penggunaan instalasi listrik. Selain itu, berfungsinya instalasi listrik harus dalam keadaan baik dan sesuai dengan maksud penggunaannya.
Prinsip-prinsip Dasar Instalasi Listrik
Beberapa prnsip instalasi listrik yang harus menjadi pertimbangan pada pemasangan suatu instalasi listrik dimaksudkan agar instalasi yang dipasang dapat digunakan secara optimum, efektif dan efisien. Adapun prinsip dasar tersebut ialah sebagai berikut:
Keandalan
Artinya, seluruh peralatan yang dipakai pada instalasi tersebut haruslah handal dan baik secara mekanik maupun kelistrikannya. Keandalan juga berkaitan dengan sesuai tidaknya pemakaian pengaman jika terjadi gangguan, contohnya bila terjadi suatu kerusakan atau gangguan harus mudah dan cepat diatasi dan diperbaiki agar gangguan yang terjadi dapat diatasi.
Ketercapaian
Artinya, dalam pemasangan peralatan instalasi liktrik yang relative mudah dijangkau oleh pengguna pada saat mengoperasikannya dan tata letak komponen listrik tidak susah untuk dioperasikan, sebagai contoh pemasangan sakelar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Ketersediaan
Artinya, kesiapan suatu instalasi listrik dalam melayani kebutuhan baik berupa daya, peralatan maupun kemungkinan perluasan instalasi. Apabila ada perluasan instalasi tidak mengganggu sistem instalasi yang sudah ada, tetapi kita hanya menghubungkan pada sumber cadangan (spare) yang telah diberi pengaman.
Keindahan
Artinya, dalam pemasangan komponen suatu peralatan instalasi listrik harus ditata sedemikian rupa, sehingga dapat terlihat rapih dan indah serta tidak menyalahi peraturan yang berlaku.
Keamanan
Artinya, harus mempertimbangkan factor keamanan dari suatu instalasi listrik, baik keamanan terhadap manusia, bangunan atau harta benda, makhluk hidup lain dan peralatan itu sendiri.
Ekonomis
Artinya, biaya yang dikeluarkan dalam pemasangan instalasi listrik harus diperhitungkan dengan teliti dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu sehingga biaya yang dikeluarkan dapat sehemat mungkin tanpa harus mengesampingkan hal-hal di atas.
Pengaruh Lingkungan
Pengaruh pada lingkungan kerja peralatan instalasi listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan normal dan lingkungan tidak normal. Lingkungan tidak normal dapat menimbulkan gangguan pada instalasi listrik yang normal.
Untuk itu, jika suatu instalasi atau bagian dari suatu instalasi berada pada lokasi yang pengaruh luarnya tidak normal maka diperlukan perlindungan yang sesuai.
Pengaruh luar yang tidak diimbangi dengan peralatan yang memadai akan menyebabkan rusaknya peralatan dan bahkan dapat membahayakan manusia. Demikian juga pengaruh kondisi tempat akan dipasangnya suatu instalasi listrik, misalnya jalur penghantar untuk menghindari tekanan mekanis. Oleh karena itu, pada pemasangan-pemasangan instalasi listrik hendaknya mempunyai rencana perhitungan dan analisa yang tepat.
Penghantar
Komponen-komponen perancangan instalasi listrik ialah bahan-bahan yang diperlukan oleh suatu sistem sebagai rangkaian control maupun rangkaian daya. Dimana rangkaian control dan rangkaian daya ini dirancang untuk menjalankan fungsi sistem sesuai dengan deskripsi kerja.
Jenis Penghantar
Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupu non logam yang bersifat konduktor atau dapat mengalirkan arus listri kdari satu titik ke titik yang lain. Penghantar dapat berupa kabel ataupun berupa kawat penghantar.
Kabel
Penghantar yang dilindungi dengan isolasi dan keseluruhan inti dilengkapi dengan selubung pelindung bersama. Terdapat beberapa jenis kabel diantaranya:
Kabel Instalasi
Kabel instalasi biasa digunakan pada instalasi penerangan, jenis kabel yang banyak digunakan dalam instalasi rumah tinggal untuk pemasangan tetap ialah NYA dan NYM. Pada penggunaanya kabel NYA mengguanakan pipa untuk melindungi secara mekanis ataupun melindungi dari air dan kelembaban yang dapat merusak kabel tersebut.
Kabel NYA hanya memiliki satu penghantar berbentuk pejal, kabel ini pada umumnya digunakan pada instalasi rumah tinggal, sedangkan kabel NYM adalah kabel yang memiliki beberapa penghantar dan memiliki isolasi luar sebagai pelindung.
Kabel Tanah
Kabel tanah terbagi menjadi dua yaitu:
Kabel tanah thermoplastic tanpa perisai
Digunakan untuk kabel tenaga pada industry. Kabel ini juga dapat ditanam di dalam tanah dengan syarat diberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerusakan mekanis.
Kabel Fleksibel
Digunakan untuk peraltan yang sifatnya tidak tetap atau berpindah-pindah dan di tempat kemugnkinan adanya gangguan mekanis atau getaran dengan peralatan yang harus tahan terhadap tarikan dan gesekan.
Kawat Pengantar
Kawat penghantar ialah penghantar yang tidak diberi isolasi, contohnya ialah BC (Bare Conductor), penghantar berlubang (Hollow Conductor), ACSR (Alluminium Conductor Steel Reinforced,). Jenis-jenis isolasi yang dipakai pada penghantar listrik meliputi isolasi dari PVC (Poly Vinyl Chlorid).
Jenis Kabel
Kabel Instalasi
Kabel instalasi biasa digunakan pada instalasi penerangan, jenis kabel yang banyak digunakan dalam instalasi rumah tinggal untuk pemasangan tetap ialah NYA dan NYM. Pada penggunaannya kabel NYA menggunakan pipa untuk melindungi secara mekanis ataupun melindungi dari air dan kelembban yang dapat merusak kabel tersebut.
Gambar 2.18 Konstruksi kabel NYA
Sumber:3.bp.blogspot.com
Kabel NYA hanya memiliki satu penghantar berbentuk pejal, kabel ini pada umumnya digunakan pada instalasi rumah tinggal, sedangkan kabel NYM adalah kabel yang memiliki beberapa penghantar dan memiliki isolasi luar sebagai pelindung.
Gambar 2.19 Konstruksi kabel NYM
Sumber: 3.bp.blogspot.com
Kabel Tanah
kabel tanah terbagi menjadi dua yaitu:
Kabel tanah thermoplastk tanpa perisai
Kabel tanah thermoplastikk tanpa perisai seperti NYY biasanya digunakan untuk kabel tenaga pada insdustri. Kabel ini juga dapat ditanam dalam tanah, dengan syarat diberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerusakanan mekanis. Pada prinsipnya susunan NYY ini sama dengan susunan NYM. Hanya tebal isolasi dan selubung luasnya serta jenis PVC yang digunakan berbeda.
Gambar 2.20 Konstruksi kabel NYY
Sumber: 3.bp.blogspot.com
Kabel tanah thermoplastic berperisai
Kabel tanah theroplastik berperisai seperti NYFGbY, biasanya digunakan apabila ada kemungkinan terjadi gangguan kabel secara mekanis.
Kabel Fleksibel
Kabel fleksibel biasanya digunakan untuk peralatan yang sifatnya tidak tetap atau berpindah-pindah, dan di tempat kemungkinan adanya gangguan mekanis atau getaran dengan peralatan yang harus tahan terhadap tarikan dan gesekan.
Pemilihan Penghantar
Dalam pemilihan jenis penghantar yang akan digunakan dalam suatu instalasi dan luas penghantar yang akan di pakai dalam instalasi tersebut ditentukan berdasarkan enam pertimbangan:
Kemampuan Hantar Arus
Untuk menentukan luas penampang penghantar yang diperlukan maka, harus ditentukan berdasarkan atas arus yang melewati penghantar tersebut.
Drop Tegangan (Susut Tegangan)
Susut tegangan antara PHB utama dan setiap titik beban, tidak boleh lebih dari 5% dari tegangan di PHB utama1.
Adapun pembagian penentuan drop tegangan pada suatu penghantar dapat digolongkan menjadi beberapa jenis:
Untuk arus searah
Untuk arus bolak-balik satu fasa
Untuk arus bolak-balik tiga fasa
Kondisi Suhu
Setiap penghantar memiliki suatu resistensi (R), yang kemungkinan menyebabkan terjadinya kerusakan pada penghantar tersebut. Oleh karena itu dalam pemilihan penghantar faktor koreksi juga diperhitungkan.
Kondisi Lingkungan
Di dalam pemilihan jenis penghantar yang digunakan, harus disesuaikan dengan kondisi dan tempat penghantar tersebut akan ditempatkan atau di pasang. Apakah penghantar tersebut akan di tanam di dalam tanah atau di udara.
Kekuatan Mekanis
Penentuan luas penampang penghantar kabel juga harus diperhitungkan apakah kemungkinan adanya tekanan mekanis ditempat pemasangan kabel itu besar atau tidak. Dengan demikian dapat diperkirakan besar kekuatan mekanis yang mungkin terjadi pada kabel tersebut.
Kemungkinan Perluasan
Setiap instalasi listrik dirancang dan di pasang dengan perkiraan adanya penambahan beban di masa yang akan dating. Oleh karena itu luas penampang penghantar harus dipiih lebih besar minimal atau satu tingkat diatas luasp enampang sebenarnya, tujuannya adalah jika dilakukan penambahan beban maka penghantar tersebut masih mencukupi dan susut tegangan yang terjadi akan kecil.
Pengaman
Pengaman adalah suatu peralatan listrik yang digunakan untuk melindiungi komponen listrik dari kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan seperti arus beban lebih maupun arus hubung singkat.
Fungsi dari pengaman dalam distribusi tenaga listrik adalah:
Isolasi, yaitu untuk memisahkan instalasi atau bagiannya dari catu daya listrik untuk alas an keamanan.
Control, yaitu untuk membuka dan menutup sirkuit instalasi selama kondisi operasi normal untuk tujuan operasi dan perawatan.
Proteksi, yaitu untuk pengamanan kabel, peralatan listrik dan manusianya terhadap kondisi tidak normal seperti beban lebih, hubung singkat dengan memutuskan arus gangguan dan mengisolasi gangguan yang terjadi.
Mini Circuit Breaker (MCB)
Terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermos dan elektromagnetis, pengaman thermos berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubungan singkat.
MCB dalam kerjanya membatasi arus lebih menggunakan gerakan dwilogam untuk memutuskan rangkaian. Dwilogam ini akan bekerja dari panas yang diterima oleh karena energy listrik yang timbul
Pemutusan termal terjadi pada saat terjadi gangguan arus lebih pada rangkaian secara terus-menerus. Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
Bimetal blade akan melengkung akibat pemanasan oleh arus lebih secara kontinyu pada elemen dwilogam ini.
Bengkokkan itu akan menggerakan Trip Lever
Release Pawl berubah posisi sehingga Moving Contact Arm
Membuka memutuskan rangkaian dengan bantuan Release Spring.
Gambar 2.21 Bagian-Bagian MCB
Sumber: duckq.files.wordpress.com
MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman 1 fasa, sedangkan untuk pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus.
Gambar 2.22 MCB
Sumber: nvepe.com
Molded Case Circuit Breaker (MCCB)
Fungsinya sama dengan MCB, namun terdapat perbedaan pada casingnya, dimana untuk MCB tiga phasa memiliki casing dari tiga buah MCB satu phasa yangdikopel secara mekanis sementara MCCB memiliki tiga buah terminal phasa dalam satu casing yang sama.
Gambar 2.23 MCCB
Sumber: www.chint.net
Earth Leakage Circuite Breaker (ELCB)
Sakelar yang bekerja berdasarkan arus bocor yang di rasakannya dengan memutuskan rangkaian dari sumber. Arus bocor sendiri ada yang mengalir langsung ke bumi dan ke tubuh makhluk hidup yang menyentuh peralatan yang mengalami kegagalan isolasi.
Gambar 2.24 Sakelar Arus Bocor
Sumber: Skripsi Ismansyah 0706199451
Pada keadaan normal inti transformator akan mendapati jumlah arus yang dilingkarinya akan sama dengan nol. Namun ketika terjadi kegagalan isolasi yang menyebabkan mengalirnya arus bocor ke tanah maka inti transformator akan merasakan adanya keadaan yang tidak seimbang sehingga pada intri transformator itu akan timbul medan magnet yang akan membangkitkan tegangan pada kumparan sekundernya.
Penerangan
Pengetahuan Instalasi Listrik
Instalasi Listrik
Instalasi daya
Rangkaian listrik yang biasanya digunakan pada kebutuhan daya, misalnya trafo distribusi, motor listrik, AC, dan lainnya.
Instalasi Penerangan
Rangkaian listrik yang biasanya diguakan pada beban-beban penerangan.
Berdasarkan perencanaan, ketentuan yang diperlukan:
Penggunaan warna isolasi penghantar untuk arus bolak-balik.
Fasa 1 (R) berwarna merah
Fasa 2 (S) berwarna kuning
Fasa 3 (T) berwarna hitam
Netral (N) berwarna biru
Pentanahan (PE) berwarna hijau loreng kuning
Kotak kontak harus dipasang pada dinding/tembok kurang lebih 1,2m diatas permukaan lantai.
Saklar harus dipasangkan pada dinding/tebok sekurang-kurangnya 1,2m diatas permukaan lantai.
Pembagian kelompok beban energy listrik.
Perhitungan Penerangan
Data-data yang dibutuhkan dalam perencanaan, diantaranya:
Dimensi ruang;
Warna dinding dan lantai;
Kegunaan ruangan;
Sistem penerangan yang dikehendaki;
Penyusunan dan kondisi permukaan;
Kondisi kerja, temperature, kelembaban dan sebagainya.
Pemilihan Armatur
Dari data-data diatas dapat dipilih sumber penerangan dan bentuk armature yang sesuai, meliputi: bentuk, tingkat pengamannya, dan komponen-komponen.
Sebelum menghitung jumlah lampu yang dibutuhkan, perlu diperhitungkan juga kemungkinan terbaik untuk pengaturan armatur.
Konsep dan Satuan Penerangan
Dalam sistem penerangan terdapat beberapa konsep dan satuan penerangan yang digunakan untuk penentuan banyak dan kekuatan cahaya yang dibutuhkan.
Satuan-satuan dari instalasi penerangan tersebut antara lain:
Fluksi Cahaya
Suatu sumber cahaya yang memancarkan sinar ke segala arah yang berbentuk garis-garis cahaya. Satuan yang dipakai untuk fluksi cahaya ialah lumen.
Instensitas Cahaya
Flux cahaya per satuan sudut yang dipancarkan ke suatu arah tertentu, satuan yang dipakai ialah Candela.
Iluminasi
Suatu ukuran untuk terang suatu benda.
Tabel 2.8 Luminansi yang diijinkan berdasarkan ruangan:
No.
Interior and Task
Standar Service Luminance
Quality Class
General Building Areas
1.
Circulation Areas, Coridor
100
D – E
2.
Stairs, Escalators, Cloakrooms
150
C – D
3.
Stores, stockrooms, toilet
150
C – D
Assembly Shops
1.
Rough Work and Medium Work
300
C – D
2.
Body Assembly
500
B – C
3.
Fine Work (Electronic and Office)
750
A – B
4.
Very Fine Work (Instrument Assembly)
1500
A – B
Electrical Industri
1.
Cable Manufacturing
300
C – D
2.
Assembly of Radio and Television Receivers
1000
A – B
3.
Electronic Component
1500
A – B
Schools
1.
Classrooms, Lecture Theathers
300
A – B
2.
Libraries, Reading Rooms, Art Rooms
500
A – B
Homes
1.
Bedrooms
General
50
B – C
Bed-head
200
B – C
2.
Bathrooms
General
100
B – C
Shaving, Make-up
500
B – C
3.
Living Rooms
General
100
B – C
Reading, Sewing
500
B – C
4.
Stairs
100
B – C
5.
Kitchens
General
300
B – C
Working areas
500
B – C
6.
Work Room
300
B – C
7.
Nursery
150
B – C
Hotels
1.
Entrance halls
300
B – C
2.
Dining Rooms
200
B – C
3.
Kitchens
500
B – C
Sumber: Phillips (Lighting Manual Third Edition)
Penentuan Jumlah dan Kekuatan Lampu
Faktor-faktor yang mempengaruhhi penentuan jumlah titik cahaya pada suatu ruangan:
Macam penggunaan ruangan, setiap macam penggunaan ruangan mempunyai kebutuhan kuat penerangan yang berbeda-beda.
Ukuran ruangan, semakin besar ukuran ruangan maka semakin besar pula kuat penerangan yang dibutuhkan.
Keadaan dinding dan langit-langit, berdasarkan warna cat dari dinding dan langit-langit pada ruangan tersebut memantulkan ataukah menyerap cahaya.
Macam jenis lampu dan armature yang dipakai, tiap-tiap lampu dan armature memiliki konstruksi dan karakteristik yang berbeda.
Pengawatan Saklar
Pengawatan Saklar Tunggal
Saklar tunggal digunakan untuk pengoperasian penerangan satu arah. Saklar ini mempunyai dua posisi pengoperasian, yaitu mengatur untuk ON dan OFF. Dalam instalasi penerangan yang dipakai proyek ini, saklar tunggal untuk mengatur stop kontak 1 phasa.
Gambar 2.25 Pengawatan Saklar Tunggal
Sumber: blog.unnes.ac.id
Pengawatan Saklar Impuls
Saklar impuls mempunyai dua posisi kontak. Kontak tersebut akan "ON" pada impuls pertama dan "OFF" pada impuls kedua setiap pengoperasian dari kontak tekan akan merubah posisi kontak dari saklar impuls.
Gambar 2.26 Pengawatan Saklar Impuls
Sumber: 2.bp.blogspot.com
Pengawatan Saklar Tukar
Saklar tukar dipakai untuk sistem pengaturan dua arah. Untuk menghidupkan dan mematikan rangkaian dari suatu pemakai, dimana pengoperasiannya dapat dimatikan rangkaian dari suatu pemakai, dimana pengoperasiannya dapat dilakukan dari dua tempat secara terpisah. Pada setiap pengoperasian dari salah satu saklar akan mengganti keadaan kerja dari pemakai.
Gambar 2.27 Pengawatan Saklar Tukar
Sumber: 2.bp.blogspot.com
Perlengkapan Hubungan Bagi (PHB)
PHB harus mempunyai persyaratan yang meliputi, pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk semua jenis PHB, baik tertutup maupun terbuka dan pasangan dalam maupun luar.
Penataan PHB
PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga rapi dan teratur, dan harus ditempatkan dalam ruang yang cukup leluasa, sehingga pemeliharaan dan pelayanannya mudah, aman dan mudah dicapai. Seperti instrument ukur, tombol dan saklar harus dapat dilayani dengan muda dan aman dari depan tanpa bantuan tangga.
Konstruksi PHB
Konstruksi PHB ada dua jenis, yaitu yang berada di dalam ruangan dan yang berada di luar ruangan. Sehingga konstruksi PHB harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Syarat PHB untuk pemasangan di dalam ruangan:
Rangka, rumah dan bagian konstruksi PHB tertutup harus terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan lembab dan kokoh.
PHB tertutup pemasangan dalam harus dibuat dengan konstruksi yang diperkuat, sehingga tahan terhadap gangguan mekanis.
Syarat PHB untuk pemasangan di luar ruangan
Selungkup harus kokoh dan dibuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca dan lubang ventilasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga terhadap cuaca dan lubang ventilasi harus kokoh dan dibuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca dan benda kecil serta air yang jatuh tidak masuk kedalamnya.
Semua komponen harus dipasang dibagian dalam, sehingga hanya dapat dilayani dengan membuka tutup yang terkunci.
Pintu atau penutup PHB yang terbuat dari logam harus diamankan dengan jalan membumikannya melalui penghantar fleksibel.
Bila pintu PHB dibuat dari bahan isolasi, instrumen ukur dengan BKT yang terpasang pada pintu tersebut harus dihubungkan dengan penghantar proteksi PHB.
Syarat-syarat dari PHB sesuai dengan PUIL 2000
PHB untuk pemasangan diluar harus dipasang ditempat yang cukup tinggi sehingga tidak akan terendam pada saat banjir.
Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar pada PHB harus menggunakan terminal, sehingga penyambungnya dengan komponen dapat dilakukan dengan mudah, teratur dan aman.
Disekitar PHB harus terdapat ruang yang cukup luas sehingga pemeliharaan, pemeriksaan, perbaikan, pelayanan dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
Untuk memudahkan pelayanan dan pemeliharaan, harus dipasang bagan sirkit PHB yang mudah dilihat.
Instrumen ukur dan indikator yang dipasang pada PHB harus terlihat jelas dan harus ada petunjuk tentang besaran apa yang dapat diukur dan gejala apa yang ditunjukkan.
Pentanahan
Pentahanan adalah hubungan listrik yang sengaja dilakukan dari beberapa bagian instalasi listrik ke sistem pentanahan, penghantar tanpa isolasi yang ditanam didalam tanah dianggap sebagai bagian dari elektroda pentanahan dan harus memenuhi ketentuan PUIL 2000.
Bagian-bagian dari peralatan listrik harus ditanahkan, untuk membatas itegangan sentuh, yaitu tegangan yang timbul pada bagian peralatan selama terjadi gangguan satu fasa ke tanah, sehingga menghindari bahaya terhadap manusia. Dan pada pentanahan body system bertujuan untuk memperkecil terjadinya tegangan sentuh dan dua tegangan langkah.
Yang dimaksud dengan tegangan sentuh ialah beda tegangan antara logam yang dihubungkan dengan sistem pentanahan dengan suatu titik dipermukaan tanah sejauh jangkauan orang normal berdiri dari logam tersebut.
Sedangakan tegangan langkah ialaha tegangan antara dua titik pada permukaan tanah disekliling elektroda pentanahan dimana jarak kedua titik sejauh langkah orang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sistem pentanahan yang baik, yaitu:
Tanah
Salah satu yang menentukan besarnya hambatan pentanahan RG adalah hambatan jenis tanahnya. Semakin kecil hambatan tanah Rearth, maka hambatan sistem pentanahan akan semakin kecil yang berarti semakin baik.
Tabel 2.9 Resistensi Jenis Tanah
Jenis Tanah
Tanah Rawa
Tanah Liat dan Tanah Ladang
Pasir Basah
Kerikil Basah
Pasir dan Kerikil Kering
Tanah Berbatu
Resistensi Jenis
(ohm – m)
30
100
200
500
1000
3000
Tabel 2.10 Hambatan Tanah dari Beberapa Jenis Tanah
Jenis Tanah
Hambatan Tanah ( )
Pasir
>400
Tanah berpasir
300
Tanah liat
100
Tanah lempung
60
Tanah hitam
50
Tanah gemuk
20
Tanah tepian sungai
>0 dan <50
Sumber: Pengukuran Besaran Listrik, oleh: Rudy Setiabudy
Tujuan pentanahan peralatan ialah:
Agar jika terjadi kegagalan isolasi maka tegangan sentuh yang tinggi dapat dicegah dan pengaman segera bekerja.
Untuk membatasi tegangan antara bagian-bagian peralatan yang tidak dialiri arus dan antara bagian-bagian ini dengan tanah sampai suatu harga yang aman.
Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya bagi orang disekitarnya.
Sistem Pentanahan
Salah satu sistem pentanahan adalah sistem TT, sistem ini mempunyai satu titik yang dibumikan langsung. BKT instalasi dihubungkan ke elektroda bumi yang secara listrik terpisah dari elektroda bumi sistem instalasi listrik.
Gambar 2.28 Sistem Pembumian TT
Sumber: 4.bp.blogspot.com
Sistem Elektroda Pentanahan
Elektroda pentanahan ialah penghantar yang ditanam dalam bumi dan membuat kotak langsung dengan bumi. Penghantar bumi yang tidak berisolasi yang ditanam dalam bumi dianggap sebagai bagian dari elektroda bumi.
Sebagai bahan elektroda digunakan tembaga, atau baja yang digalvanisasi atau dilapisi tembaga sepanjang kondisi setempat tidak mengharuskan memakai bahan lain.
Macam-macam bentuk elektroda pentanahan pada dasarnya bentuk pentanahan dapat dilakukan dengan:
Elektroda batang
Elektroda strip
Elektroda plat
Spesifikasi Beban Listrik
Gambar 2.29 Contoh Spesifikasi Beban Listrik pada Rumah Tinggal
Sumber: Skripsi Ismansyah 0706199451
Tata Letak Saklar Lampu Penerangan
Saklar dinding biasanya dipasang kurang lebih 120cm diatas lantai jalan yang biasa dilalui. Jika harus dilayani dengan membuka pintu terlebih dahulu maka saklar dinding ditempatkan di dekat dan di sisi daun pintu yang membuka.
Tata Letak Stop Kontak
Stop kontak yang digunakan harus memenuhi standar internasional (SII) dan sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada PUIL 2000, dimana dalam PUIL dijelaskan, bahwa untuk kotak kontak biasa, kebutuhan maksimul diambil 200 VA atau 200 VA per fasa untuk kotak kontak dengan kemampuan setinggi-tingginya 16A atau 16 A per fasa.
Stop kontak di tempatkan di dekat ujung dinding hal ini dimaksudkan untuk menghindari terhalang karena penempatan mebel atau lemari.stop kontak sebaiknya dipasang kurang lebih 30cm diatas lantai dengan dilengkapi penutup atau 30 cm diatas landasan bidang kerja meja. Pemasangan kotak kontak harus dipasang sedemikian rupa sehingga ketika dihubungkan tidak mungkin terjadi sentuhan tak sengaja dengan bagian aktif.
Pembagian Kelompok Beban
Suplai energi diperlukan pembagian kelompok beban dengan tujuan untuk:
Menjaga keseimbangan beban pada tiap phasa.
Melokalisir gangguan yang timbul dengan tidak mempengaruhi kerja sistem secara keseluruhan.
Mempermudah dalam pemasangan, pemeriksaan, pengoperasian dan perbaikan.
Jika ada gangguan pada satu kelompok, maka kelompok lain tetap tidak akan terpengaruh gangguan tersebut.
Catu Daya Cadangan
Saat terjadi gangguan pada suplai dari PLN, maka sebuah rumah atau gedung disarankan mempunyai suplai cadangan dari generator set (Genset).
Genset diperlukan suatu sistem yang mampu mengatur penyaluran tenaga listrik, sehingga bila suatu sistem yang mampu mengatur penyaluran tenaga listrik, sehingga bila salah satu sumber listrik mengalami gangguan, maka dapat diambil alih oleh sumber lainnya berupa genset.
Pada saat sumber PLN mengalami gangguan, secara otomatis genset akan mengambil alih supply PLN ke supply genset. Sebaliknya, apabila sumber PLN sudah normal kembali, maka unit alat tersebut secara otomatis akan mengambil supply dari genset ke PLN. Alat yang dapat mentransfer kedua sumber listrik tersebut disebut sebagai Automatic Main's Failure (AMF).
Peralatan Instalasi Tegangan Rendah
Meliputi pengadaan dan pemasangan power recepacle outlet (stop kontak), saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel, alat-alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistim instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.
Kotak-kotak (doos) outlet
Jenis.
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box empat persegi atau segi delapan. Ceilling ox dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.
Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang diperlukan. Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran conduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.
Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe yang diberi gasket tahan cuaca :
Tempat-tempat yang kena matahari.
Tempat-tempat yang kena hujan.
Tempat-tempat yang kena minyak.
Tempat-tempat yang kena udara lembab.
Tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
Outlet Pada Permukaan Khusus.
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi, blok beton, marmer, frame besi, dinding bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.
Saklar dan Stop Kontak
Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar dinding dan receptables outlet harus galvanized steel dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 x 10,1 cm. untuk peralatan tunggal dan 11,9 x 11,9 cm. untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan
Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanic dengan rating minimum 10A / 250V. Saklar pada umumnya dipasang terhadap permukaan tembok, kecuali bila ditentukan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm. di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus dipasang doos (kotak) yang sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm. (di ruang basah dan pantry) dan 30 cm. (selain di ruang basah dan pantry) dari permukaan lantai yang sudah selesai (finished) sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Saklar dan stop kontak ex MK.
Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan) dengan rating minimum 10A / 220V. Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.
Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak plat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai bentuk yang tetap.
Kabel-kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi: kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistim dan peralatan
Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600V).
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN, LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya. Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded). Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistim remote control yang panjangnya kurang dari 30 meter bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2. Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol). Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan di-klem / diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus diadakan secara lengkap. Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40%. Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang ditanam langsung di dalam tanah. Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded). Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2. Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burial) harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV. Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung khusus ( jointing kit ) tegangan rendah jenis epoxy resin-cold pour system. Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat jointing kit yang digunakan, sehingga diperoleh hasil penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi. Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk ekstension dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar dan titik lampu serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar. Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus dari jenis NYM dan diletakan di dalam PVC high impact heavy gauge. Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2. kecuali tercatat lain. Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang panjangnya lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama harus mempunyai luas penampang minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus minimum 20 A).
Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan- sambungan di dalam pipa konduit. Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak. Sambungan pada kabel harus dibuat secara mekanis dan harus kuat secara elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
Kabel kontrol.
Di tempat – tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor, starter dan peralatan - peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel. Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai 600 V. Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm. Untuk panjang lebih dari 30 m.) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan yang dikontrol, dengan pertimbanganpertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya. Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splin, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, vernished cambric, asbes, gelas, tape syntetic, splice case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.
Pemasangan Kabel.
Pemasangan di Permukaan.
Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high impact heavy gauge, dipasang di permukaan plat beton langit-langit dengan klem pendukung yang sesuai. Pendukung-pendukung tersebut harus dicat dengan cat anti karat. Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur. Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel). Konduit ex CLIPSAL / EGA.
Kabel Daya Penghubung Antar Panel.
Kabel-kabel daya yang diletakan di atas cable tray, di-klem pada cable tray dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel). Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan digantung atau disangga secara kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang di-klem ke plat beton. Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem, besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang horizontal maupun vertikal. Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya pemasangan kabel tersebut.
Kabel Daya dari Panel Daya Motor ke Motor-Motor Pompa.
Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di dalam konduit metal tahan karat (galvanized / white metal conduit) yang diletakkan di atas plat lantai. Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor dengan faktor pengisian 40%. Dari pipa konduit yang dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke terminal motor dengan memakai flexible metal conduit yang juga tahan karat. Ukuran konduit fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit dan disambungkan dengan cara sedemikian rupa, sehingga benar-benar kedap air. Demikian juga penyambungan pipa fleksibel terhadap box terminal motor. Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh konduit fleksibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Pemasangan di Permukaan.
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding harus diletakkan di dalam konduit PVC high impact heavy gauge dengan ukuran minimum ¾". Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam
Pemasangan Menembus Dinding.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.
Penggunaan Warna Kabel.
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa, netral dan ground harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 2000, yaitu :
Sistim Tegangan 220 V, 1 Fasa:
Hitam:Fasa
Biru:Netral
Kuning / Hijau:Pentanahan (G).
Sistim Tegangan 220 / 380 V, 3 Fasa:
Merah:Fasa R
Kuning:Fasa S
Hitam:Fasa T
Biru:Netral (N)
Kuning / Hijau:Pentanahan (G).
Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung lain-lainnya. Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-langit.
Kabinet Panel Daya
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1,7mm untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm. untuk jenis floor standing, kecuali yang sering terkena basah / hujan, harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau konstruksi khusus. Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk frame / rangka panel harus ditanahkan. Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel panel daya serta penutupnya. Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan baik, rapi dan benar.
Finishing.
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan warna cat sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Konsultan Pengawas. Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium platting atau dengan zinchromate dan dicat dengan cat akhir sistim oven.
Kunci.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis kunci untuk setiap kabinet harus dari tipe "common key", sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet harus disediakan 2 (dua) anak kunci.
Tinggi Pemasangan Panel.
Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau. Tergantung pada tipe / macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu / penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang, sekalipun tidak tertera pada gambar.
Label.
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk mengindahkan / mengidentifikasikan penggunaan alat tersebut. Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam
Sistem "Race Way"
Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel.
Ukuran.
Semua race way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL dan lain-lain. Diameter minimum konduit adalah ¾" menurut ukuran pasaran dengan faktor pengisian kabel maksimum 40 %.
Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC high impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099. Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari jenis heavy gauge galvanized walded steel yang memenuhi persyaratan BS4568: part I & II class 4.
Pemasangan.
Race Way yang ditanam di dinding.
Pananaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan dengan jalan membobok beton dengan pahat. Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding dengan kondisi semula. Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit harus ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.
Race Way yang dipasang di permukaan.
Race Way yang dipasang di permukaan beton ( exposed ) harus dipasang sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian struktur atau permukaan bidang-bidang vertikal dengan langit-langit. Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langitlangit, harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar. Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan kuat. Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup atau dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai. Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fittingfitting, klem dan lain-lain harus digalvanisir atau dicat tahan karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari permukaan korosif. Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat satu jalan sebelum dipasang dan sekali lagi sesudah dipasang dengan warna yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat dengan warna sebagai berikut:
Pipa penerangan dan daya:Orange
Pipa telepon:Hijau
Race Way yang dipasang di dalam tanah.
Race Way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum dipasangkan di atas Race Way tersebut diberi patok petunjuk. Pipa Race Way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang memenuhi standar SII.
Race Way melintas / menembus dinding.
Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air) api dan asap.
Cable Trench.
Kedalaman parit kabel (cable trench) untuk penanaman di bawah tanah minimal 80 cm. dari permukaan. Bila bersilangan dengan saluran lain, misalnya saluran air, cable trench dapat dan harus ditanam setelah pengerasan tanah. Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman dilakukan setelah pengerasan badan jalan atau bila sebelumnya harus lebih dari 110 cm. atau atas persetujuan Konsultan Pengawas.
Konduit Logam Fleksibel Tahan Air.
Konduit logam fleksibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi dimana ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam atmosfir yang korosif, lembab atau berupa minyak, termasuk dalam hal ini adalah pemakaian pada kabel masuk ke terminal motor pompa. Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari plyvinil chlorida (PVC) harus menonjol pada inti baja yang fleksibel. Sambungan konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan pentanahan (earth continuity) harus pula dimiliki oleh Race Way / konduit ini.
Pengakhiran dan Sambungan
Race Way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau "fire minded" yang dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari sistim grounding dari Race Way. Sambungan untuk Race Way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistim penguncian interlock compressed.
Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif. Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk pelindung kabel ( shealth / armour ), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan. Penggunaan conduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak diperbolehkan. Dalam hal ini harus digunakan konduktor tersendiri yang terbuat dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi. Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6 sqmm. dan dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut:
Pentanahan netral bus-bar dan panel, maksimum 2 ohm.
Pentanahan netral generator, maksimum 2 ohm.
Cable Tray
Bahan.
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari bahan besi lunak dengan sisi-sisi ditekuk ke dalam dengan ketebalan plat tidak kurang dari 2,0 mm. Keseluruhan permukaan cable tray harus digalvanisir. Cable tray ex TRI ABADI atau setara.
Penggantung / Penyangga.
Untuk cable tray yang dipasang menggantung, penggantung cable tray harus dibuat dari batang besi lunak yang digalvanisir dengan diameter minimum 6 mm. ujung penggantung di-ulir untuk memungkinkan pengaturan levelling cable tray. Ukuran penyangga dan penumpu (bracket) harus dipilih agar menghasilkan penyangga / penumpuan yang kokoh.
Underfloor Cable Duct.
Bahan.
Underfloor cable duct yang digunakan harus dari bahan pregalvanized steel terdiri atas dua kanal, lebar 120 mm + 70 mm. (total lebar 190 mm.) dan tinggi 28 mm. Tebal plat tidak kurang dari 1,5 mm. Keseluruhan cable duct harus digalvanisir. Satu kanal akan digunakan untuk kabel daya jenis NYM 3 x 2,5 mm2 (kanal selebar 120 mm.) dan kanal lainnya (kanal selebar 70 mm.) akan digunakan untuk kabel data komputer jenis UTP-Cat6E (Gigabit Ethernet) bersama dengan kabel telepon jenis ITC 2 x 2 x 0,6 mm2 (2 pairs). Pemasangan duct harus dilengkapi dengan alat bantu yang diperlukan, antara lain U-bracket, duct connector dan end cover serta pentanahan.
Keseluruhan alat bantu tersebut harus dari bahan pre-galvanized steel. Cable duct ex THREE STAR atau setara.
Intersection Box.
Box base dari intersection box yang digunakan harus dari bahan pregalvanized steel dengan ukuran bukaan 4 (empat) arah yang sesuai dengan pemasangan underfloor duct yang digunakan (lebar 2 x 70 mm. dan tinggi 28 mm.). Tebal plat tidak kurang dari 1,5 mm, ukuran box base 270 x 170 mm. Frame dari intersection box harus dari bahan die-cast aluminium dengan ukuran 200 mm. x 110 mm. Setiap intersection box harus dilengkapi dengan base plate untuk pemasangan 2 (dua) buah stop kontak, 2 (dua) buah female socket RJ-45 untuk saluran data komputer dan 2(dua) buah female socket RJ-11 untuk saluran telepon. Cover dari intersection box harus dari bahan die-cast aluminium yang dilengkapi dengan engsel. Ketebalan cover harus cukup menahan beban pada saat ditutup. Intersection box ex THREE STAR atau setara.
Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya
Umum.
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker, indikator, magnetic connector, accessories, peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang sempurna dari segenap sistim dan peralatan-peralatannya. Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman yang luas di bidang manufacturing dan perencanaan panel-panel tersebut telah beroperasi dengan baik selama paling sedikit 3 (tiga) tahun. Penawaran harus meliputi reference list sebagai suatu bukti.
Panel-Panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali ditentukan lain. Seluruh assembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba, dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau penambahan seperti disyaratkan di bawah ini :
Umum.
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead front, terbuat dari plat baja (metal cled). Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur atau rangka profil baja yang diperkuat dan dilas, sehingga kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan. Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromagnetis serta thermal akibat hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik).
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan sisi-sisinya dengan plat-plat penutup yang bisa dilepas. Panel harus bisa dicapai dari depan maupun belakang. Semua alat ukur dan atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel. Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan lainlain harus dipasang pada sisi belakang dari penutup yang berengsel tersebut. Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres) ventilasi untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE / IEC untuk peralatan yang tertutup. Penutup panel bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai konstruksi sekrup (screwed on / bolted on). Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan terkena percikan air. Tebal pilar baja yang digunakan minimum 2 mm.
Pull Box.
Bila ditunjukkan dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi pemasangan, harus dipasang sebuah pull box pada ketinggian yang cukup dari jenis konstruksi yang sama dengan switch board pada bagian atas dari switch board. Bagian sisi atas dan samping dari pull box harus dari bagian-bagian yang bisa dibuka lepas. Dasar dari pull box harus terdiri atas papan asbeston atau bahan tahan api yang sempurna. Kabel yang menuju individual breaker harus tegak lurus melalui lubang-lubang yang terpisah-pisah pada dasar pull box ini. Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur harus bisa dilepas dengan mudah agar supaya memungkinkan pembuatan lubang-lubang untuk konduit kabel yang diperlukan. Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian rupa, sehingga terhindar dari kemungkinan terjadinya loncatan bunga api (arc proofing). Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna memungkinkan ventilasi dan pemasangan peralatan circuit breaker yang bisa dipindah-pindahkan bilamana perlu.
Konstruksi.
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan disini dan seperti ditunjukkan dalam gambar rencana, untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan. Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus diikuti dalam urutan yang tepat, untuk mempermudah pemeriksaan bangunan (konstruksi). Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubung-singkat yang terjadi pada lokasi tertentu tersebut. Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur untuk menjamin daerah kontak yang baik.
Ventilasi.
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine, untuk menjaga benda-benda asing masuk melalui lubang tersebut. Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang juga dilubangi (dipunch).
Papan Nama.
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus daya atau alat-alat yang tersambung padanya. Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar kerja. Mini diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu, lengkap dengan komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen tersebut.
Cadangan Sambungan dikemudian hari.
Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruanganruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan, terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari. Kemungkinan penyambungan dikemudian hari dapatberupa peralatan baru, misalnya saklar, pemutus daya, kontaktor dan lainlain.
Bus-Bar / Rel Daya.
Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara mendatar dengan rapih sepanjang panel di dalam ruang yang berventilasi. Jarak antar bus-bar/rel daya harus memenuhi ketentuan pemasangan rel daya di dalam PUIL 2000. Bus-bar harus terbuat dari tembaga jenis "hard drawn high conductivity" yang memenuhi standar BS 1433, dilapisi perak pada bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan kemampuan 150% dari arus beban terpasang. Ukuran bus-bar harus disesuaikan dengan peraturan PUIL 2000.
Semua bus-bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang terbuat dari bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya porselain atau moulded isulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan gaya mekanis yang terjadi akibat hubung-singkat. Bus-bar dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL 2000. Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70oC. Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas penuh (full netral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus pentanahan yang telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka dan dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa – 4 kawat – 5 bus. Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar dengan arus lebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batangbatang tembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar. Untuk arus yang lebih kecil, diizinkan menggunakan kabel berisolasi PVC (NYY atau NYA). Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang menunjukkan ukuran-ukuran dari bus-bar dan susunannya. Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan disediakan cara-cara untuk penyambungan di kemudian hari. Apabila saluran keluar (outgoing feeder) yang menuju ke satu terminal terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih dari 2 (dua) buah sepatu kabel (cable shoes) pada satu terminal atau bus-bar. Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan batang tembaga tambahan untuk menyatukan sepatu kabel (cable shoes) tersebut pada terminal yang berlainan.
Alat-alat Ukur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur seperti yang ditunjukkan di dalam gambar rencana. Bila digunakan Ampere meter selector switch (saklar pindah), pada saat pemindahan pengukuran arus, saklar untuk Ampere meter harus dalam keadaan terhubung singkat. Meter-meter harus dari tipe besi putar (moving iron) khusus untuk dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang paling tinggi 1,5 dengan penunjukkan melingkar (minimum 90o), skala linier, dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 96 mm. x 96 mm. Posisi dari saklar putar untuk Volt meter dan Ampere meter harus ditandai dengan jelas.
Ampere meter (A-m).
Semua Ampere meter harus mempunyai kemampuan beban lebih sebesar 120% dari batas atas penunjukannya selama 2 jam dan dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk menandai besarnya arus beban penuh.
Ampere meter harus dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5 kW atau lebih pada salah satu fasenya
Ampere meter harus mampu menahan pergerakan yang timbul akibat arus start motor dan mempunyai skala overload yang rapat (compressed) untuk keperluan pembacaan arus start tersebut.
Pada Ampere meter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukan nol (zero adjusment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.
Volt meter (V-m).
Volt meter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai skala penunjukan yang lebar.
Volt meter dipasang di sisi daya masuk melalui sikring pengaman jenis HRC dengan arus nominal 3 A.
Pada volt meter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukan nol (zero adjusment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.
Trafo Arus.
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan (indoor type), jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang sesuai dengan standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran. Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan gaya-gaya mekanis yang timbul pada waktu terjadinya hubungan singkat 3 fasa simetris. Trafo arus untuk Ampere meter tidak boleh digunakan bersamaan dengan kWh meter. Trafo arus harus terpisah dengan trafo kWh meter.
Kabel-Kabel kontrol.
Kabel kontrol (controlling wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang di pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan tegangan nominal 600 Volt. Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus dipasangkan sepatu kabel sesuai dengan ukuran kabelnya dan dikencangkan dengan alat penekan (press tang / kraft tang) secara baik, sehingga dapat dicegah terjadinya hubung longgar (lost contact). Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada terminal peralatan harus cukup kencang dan kokoh.
Merk Pabrik.
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik. Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau dipertukarkan tempatnya pada rangka panel.
Peralatan Pengaman / Pemutus Daya.
Moulded Case Circuit Breaker (MCCB).
Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari 800 A digunakan jenis rumah tuangan (moulded case circuit breaker – MCCB) yang memenuhi standar BS 4752 Part 1 1977 atau IEC 157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi 40o C ( fully tropicalized ) dan mampu beroperasi untuk tegangan 660 VAC dengan rating 1.000 VAC.
MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.
Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk menutup dan membuka kontak kontak utamanya secara menyapu (wiping action).
Mekanisme operasi harus dari jenis "quick make" dan "quick break" secara simultan pada ke-tiga / ke-empat kutubnya sewaktu opening, closing maupun trip.
Mekanisme ini harus trip-free untuk mencegah kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
Handle toggle MCCB harus dapat membuka semua kutub (kontak utama) secara bersamaan (simultan). Bila suatu arus kesalahan mengalir pada salah satukutub harus menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.
MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masingmasing kutubnya yang dapat disetel (adjustable) untuk arus beban lebih ( overload – inverse time ) secara mekanis dengan bimetal, dan arus hubung – singkat ( overcurrent – instaneous ) secara mekanis dengan solenoid (magnetis).
Untuk motor protector, hanya dipasang magnetic overcurrent protection
Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi operasi, yaitu : ON, OFF dan TRIP.
Kapasitas pemutus arus kesalahan (interrupting / breaking capacity) tidak kurang dari 50 kA.
Miniatur Circuit Breaker (MCB)
MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan BS 4752 / Part 1 1977 atau IEC 157.1 (fully tropicalized), mampu beroperasi untuk tegangan sampai 660 VAC dengan rating 1.000 VAC.
MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.
Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk menutup dan membuka kontak - kontak utamanya secara menyapu (wiping action).
Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
Handle toggle MCB tiga fasa harus dapat membuka semua kutub (kontak utama) secara bersamaan (simultan).
Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.
MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih (overload inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan arus hubung singkat (overcurrent instaneous) secara mekanis dengan solenoid (magnetis).
Arus nominal dari draw out ACB, MCCB dan MCB harus sesuai dengan gambar, dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) disesuaikan dengan letak pemutus daya tersebut.
Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa besarnya arus hubung singkat 3 fasa simetris yang mungkin terjadi pada titik - titik beban dan menganjurkan jenis ACB, MCCB serta MCB yang sesuai.
Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang disarankan untuk digunakan harus disertakan pada saat penawaran pekerjaan.
Terminal Pembantu.
Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel tersebut digunakan beberapa kabel yang disatukan pada terminal tersebut, Kontraktor harus juga menyediakan terminal pembantu yang diperlukan. Terminal pembantu tersebut harus terbuat dari bahan yang sama dengan terminal utama dengan kapasitas hantar arus yang sesuai dan dilubangi sesuai dengan ukuran sepatu kabel yang digunakan. Setiap mur baut yang digunakan harus dikencangkan dengan baik agar terhindar dari kemungkinan hubungan longgar (lost contact).
Peralatan Penerangan.
Umum.
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.
Kualitas dan Pengerjaan.
Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun khusus harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus dari kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti yang disyaratkan disini. Semua fixture TL harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96. Ballast harus dari tipe low losses. Armatur ex ASAHI.
Jenis Armature.
Lampu-Lampu Fluorescent (TL).
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe. Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag untuk meniadakan efek stroboskopis. Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus memenuhi standar PLN / SII / LMK.
Lampu Down Light.
Lampu down light yang dipasangkan di ruang - ruang tertentu menggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar rencana.
Lampu Baret.
Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari kaca susu dengan lampu pijar ( incandescent ) atau lampu TL circle 32 W sesuai dengan kebutuhan.
Lampu Taman dan Lampu PJU.
Bentuk lampu taman dan lampu PJU sesuai dengan gambar rencana lengkap dengan tiang diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasang box berisi fuse 2 A dan terminal penyambung kabel. Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu tanam adalah NYM 3 x 2,5 mm2 dengan salah satu inti kabel dipasang ke badan metal lampu untuk pentanahan.
Pemasangan.
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh orang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan yang perlu agar diperoleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa sehingga betul-betul lurus.
Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela diantara bagian-bagian fixture dan permukaan-permukaan di sebelahnya.
Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
Pada waktu diselesaikannya pemasangan armatur penerangan, peralatan tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala secara lengkap.
BAB III
DATA PROYEK
Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran secara umum proyek pembangunan Perumahan Medan Resort City yang sedang berlangsung saat ini.
Gambaran Umum Proyek
Proyek ini bernama "Medan Resort City". Berlokasi di Jalan Karya, Titi Kuning, Medan, Sumatera Utara. Di sebelah utara proyek merupakan perumahan. Di sebelah timur proyek jalan utama, danau buatan. Lalu di sebelah selatan proyek rumah penduduk. Sendangkan sebelah barat proyek jalan kecil, tanah lapang.
Gambaran Khusus Proyek
Luas lahan (per unit): 136m2
Luas bangunan (per unit): 158m2
Adapun fungsi bangunannya sebagai berikut:
Lantai 1: ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, toilet, dan kamar tidur.
Lantai 2: kamar mandi, dua kamar tidur, dan satu master room.
Organisasi Proyek
Secara umum struktur organisasi proyek sebagai berikut:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek
Sumber: Skripsi Adhika Dima Perwita Budi Utomo, 2008
Proyek Manager
Project Manager bertanggung jawab atas pengorganisasian dan pengawasan suatu proyek dilapangan agar sesuai dengan mutu, waktu, dan biaya yang telah ditetapkan untuk dipertanggungjawabkan kepada direksi. Pekerjaan ini atas nama pemilik guna tercapainya pelaksanaan suatu proyek sehingga memuaskan bagi pemilik, pemakai, maupun lingkungan, dalam arti teat dalam hal desain, waktu pelaksanaan, jumlah pembiayaan maupun tepat dalam segi penanaman modal dan cara pemeliharaan dikemudian hari.
Seorang Project Manager clituntut untuk mengkoordinastkan seluruh aparat pembangunan dan memberikan informasi lengkap yang berhubungan dengan kemajuan proyek.
Tugas dan tanggung jawab Project Manager :
Bertanggung jawab langsung kepada pembert tu!as atas seluruh kegiatan proyek dalam hal umum, biaya, dan waktu.
Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan jasa manajemen konstruksi pada proyek ini
Memimpin, mengkoordinir dan melaporkan kepada konsultan pengawas segala kegiatan pelaksanaan dari proyek beserta unit-unitnya
Membuat dan mengontrol time schedule dari poyek yang akan dilaksanakan
Menandatangani berita acara serah tentna pekerjaan
Mengkoordinir pelaksanaan di lapangan
Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang bersifat usulan, permintaan, pembelian, pemakatan dan pembayaran
Apabila diperlukan, menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi dengan pihak luar, yangberkaitan dengan kebutuhan proyek.
Menyampaikan/menandatangani laporan bulanan tentang pelaksanaan proyek
Mengajukan dan menandatangani klaim pekerjaan tambah atau kuranag kepada owner.
Kegiatan project manager lebih banyak dilakukan di kantor daripada di lapangan.
Site Manager
Site Manager bertanagung jawab langsung kepada project. manager. Site manager adalah pembantu project inanager dalarn memeriksa secara detail pekerjan di lapangan dan mengeluarkan instruksi di lapangan kepada subkontrak-tor sesuai dengan rencana kerja dan mutu yang telah disetujui. Tugas dan tangRung jawab Site Manager, antara lain:
Mengkoordinir pelaksanaan peinbangunan di lapangan agar dapat berjalan dengan baik;
Melaksanakan penaontrolan prosedur dan instruksi kerja
Meningkatkan kualitas kinerja dan menargetkan sarana kualitas yang sesuai dengan rencana secara optimal.
Melaksanakan tugas pengendalian, inspeksi, measuring. clan test equipment dengan memeriksa laporan kalibrasi alat dan dalam penggunaan di proyek
Membuat laporan berita acara dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi kepada project tnanager secara detail
Mengevaluasi kinerja stafnya dan membuat arstp kuahtas
Memantau pembuata laporan pemasangan barang sesuai lokasinya
Melaksanakan kendali proses dan kegiatan produksi sesuai quality plan
Meneruna laporan pengendalian mutu pekerjaan proyek berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan
Memimpin rapat rutm pelaksanaan dengan membert petunjuk-petunjuk teknis.
Site Engineer
Site Engineer bertugas membenkan bantuan dan pertimbangan teknis kepada project manager terhaciap masalah teknis yang dthadapi di lapangan, serta mengawasi pekerjaan pada bidang masing-masing di lapangan.
Tugas dan tanggung jawab Site Engineer, antara lain :
Membuat shop drawing (dibantu oleh divisi studio)
Mengkoordithr metode pelaksanaan konstruksi pekerjaan proyek
Melakukan pengecekan dan melaporkan kepada konsultan seluruh penyunpang_an pelaksanaan terhadap gambar struktur dan arsitektur
Membantu memecahkan masalah teknis lapangan
Memilih system pelaksanaan yang efisien
Section Manager
Section Manager bertugas mengkoordinir metode pelaksanaan konstruksi supen-isor-supervisor sesuai wilayah pembagian proyek. Section manager uu bertanggung jawab terhadap site manager.
Supervisor
Supervisor mengatur pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan rencana kerja. Tugas dan tanggung jawab Supervisor. antara lain:
Mempersiapkan rencana detail petnakaian material, peralatan dan tenaga kerja sesuai schedule
Setiap saat mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan pekerjaan di lapangan agar sesuai dengan spesifikasi dan shop drawing
Membuat laporan pemakaian material, alat dan tenaga kerja secara periodik
Menghitung serta membuat pennohonan kebutuhan material, alat dan tenaga kerja
Membuat laporan penagunaan alat berat, absensi pekerja dan opname hasil pekerjaan
Surveyor
Tugas dan tanggung jawab Surveyor adalah :
Mengikuti kegiatan hadir pada rapat sosialisasi
Mengikuti kegiatan i hachr pada presentasi shop drawing
Melakukan plotting site plan ke lapangan untuk menentukan benchmark center line, titik elevasi tanah asli dari border line
Merawat alat ukur optik dan perlengkapannnya
Melaksanakan pengukuran dan marking untuk menentukan elevasillevel, as, vertikal dan horizontal
Melaksanakan verifikasi alat ukutimengkoordinir dan mengawasi penggunaan alat-alat ukur
Membuat daftar alat ukur h Melakukan pengukuran kembah atas hasil pekerjaan i. Mengikuti kegiatanihadir pada rapat koordinasi lapangan
Quantity Surveyor Tugas
Tanggung jawab quantity surveyor adalah:
Mengikuti kegiatan/hadir pada rapat sosialisasi
Melakukan analisa bill of quantity & spesifikasi
Memahami standart pengukuran dan prameter yang di gunakan.
Menghitung volume untuk setiap item pekerjaan.
Mengikuti kegiatan/hadir atau pada presentasi subkontraktor
Membuat perhitungan VO (Variation Order)
Menghitung biaya kontrak berubah
Menyiapkan data progress pekerjaan, untuk berkas latihan.
Tahapan Pengerjaan
Plumbing dan Pemipaan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pemipaan instalasi air bersih dan air kotor.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja disiapkan.
Pekerjaan pemasangan pompa dan tangki air.
Pekerjaan instalasi plumbing air bersih.
Pekerjaan instalasi plumbing air kotor.
Pemasangan pipa di atas tanah:
Pipa kolom dan vessel
Pipa Exchanger
Pipa Pompa dan Turbin
Pipa Kompresor
Pipa Utilitas
Elektrikal
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal.
Approval material yang akan digunakan,
Persiapan lahan kerja
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja di siapkan.
Penanaman tanah
Instalasi Fuse Box (sekering)
Pemasangan sparing kabel
Pemasangan instalasi kabel
Pemasangan panel
Pemasangan fitting dan armature
Pemasangan saklar dan stop kontak
Testing dan commissioning
BAB IV
PELAKSANAAN PROYEK
Metode Konstruksi
Plumbing dan Pemipaan
Pekerjaan pemasangan pompa dan tangki air
Pemasangan package booster pump (pararel 3 pompa), kapasitas 120 ltr/mnt berikut accesoriesnya.
Pemasangan roof tank modular sistem bahan FRP, kapasitas evektive 8 m3 berikut accesoriesnya.
Pekerjaan Instalasi Plumbing Air Bersih
Sambungan pipa digunakan cara sambung ulir,flange atau victaulic sesuai dengan ukuran masing – masing.Penyambungan dengan ulir harus terlebih dahulu dilapisi dengan red lead cement.
Pada bagian – bagian khusus,digunakan sambungan flanged dilas,dimana penyambungan dengan menggunakan flange ini perlu dilengkapi dengan ring type gasket untuk menjamin kerapatan dan kekuatan sambungan tersebut.
Semua ujung yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan doop/plug atau blind – flanged.
Pipa – pipa harus diberikan gantungan,pipa tegak didalam shaft harus diklem pada jarak setiap 2m juga pada setiap percabangan dan belokan.pengurungan pipa – pipa ini dilakukan setelah hasil test baik dan disetujui pengawas.
Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi pelindung dengan lead meni,untuk yang ditanam di tanah ditambah lapisan pelindung water proofing harus dilakukan sebaik-baiknya,sehingga tidak ada bagian permukaan pipa dan fitting yang tidak terkena water proofing.
pipa yang melintas jalan harus dilindungi beton/ubin dan diurug dengan pasir,kedalaman pipa minimal 80 cm dari permukaan bawah pasangan batu pondasi jalan.
Pipa – pipa distribusi sebelum disambungkan ke fitures harus ditest terlebih dahulu dengan tekanan uji Hydrostatik sebesar satu setengah kali tekanan kerjanya (working pressure ) dimana dalam waktu minimum 1x 24 jam (disesuaikan dengan instruksi pengawas )tidak boleh mengalami penurunan tekanan/mengalami kebocoran.
Instalasi yang hasil testnya tidak baik,segera diperbaiki.Biaya pengetesan,alat-alat yang diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung oleh pemborong.
Pipa- pipa yang menembus lantai,dinding beton harus dibuatkan sleeve/sparing dari pipa PVC dan diberi perapat.
Pipa-pipa yang ada diatas langit-langit,shaft dan pada tempat-tempat yang terlihat harus dicat abu-abu,pipa air bersih dinding tak apa pipa udara dengan bahan cat yang baik.
Sebelum air bersih dipakai,maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu,kemudian sistem pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50mg/1 chlor dan didiamkan selama 24 jam.Setelah 24 jam sistem dibilas dengan air bersih.
Pekerjaan Instalasi Plumbing Air Kotor, Air Bekas, dan Vent
Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap tekanan 10 bar, penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak mudah bocor.
Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
Pasangan clean out dan accessories lainnya.
Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi siku dan pipa diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding belum diplester + aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar sambungan tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan kebocoran.
Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
Buat sumur resapan dan bak kontrol.
Testing dan commissioning
Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu dengan menggunakan tekanan hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam, dimana pada saat itu tidak boleh ada penurunan tanah.
Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu (flushing) dari kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui lubang clean out.
Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan apabila ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera ditanggulangi/diperbaiki.
Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang.
Pemasangan Pipa di Atas Tanah
Pipa Kolom dan Vesel
Pipa yg akan dipasang pada kolom dan vesel harus ditempatkan secara radial disekitar kolom di bagian jalur pipa, jalan orang, platform dibagian access. Untuk pipa 18 keatas bisa langsung dilas ke vesel, kecuali pertimbangan pemeliharaan dan akan digunakan sambungan flange. Sambungan dalam skirt tidak boleh ditempatkan katup atau flange. Penggunaan vent atmosferis berkatup dan bertudung harus disediakan pada tempat lokasi titik tertinggi dari vessel atau jalur pipa diatasnya, sedangkan drain dipasang pada tempat lokasi terendah yg akan ditentukan oleh P&ID.
Katup pelepas tekanan yg membuang kedalam sistem blowdown tertutup harus ditinggikan guna memungkinkan bagian pengeluaran pengaliran sendiri ke dalam sistem blowdown.
Katup pelepas tekanan yg membuang uap ke udara bebas harus dilengkapi dengan pipa paling sedikit tiga meter diatas setiap platform dalam radius 7.5 meter, juga disediakan lubang pembuangan yg besarnya 6 mm(1/4 ) dibawah pipa guna mencegah akumulasi cairan.
Pipa Exchanger
Pemasangan pipa pada exhcanger tidak boleh dipasang diatas daerah-daerah kanal, tutup shell dan fasilitas fasilitas lain yg telah terpasang pada exchanger atau handling yg suka digunakan. Ruang-ruang bebas untuk pemasangan flange exchanger harus disediakan. Spool dipasang diluar nozzle kapal guna memungkinkan pemindahan bundel pipa exchanger.
Pipa Pompa dan Turbin
Pipa suction atau pipa yg mengalirkan aliran disebut juga pipa hisap harus diatur sedemikian rupa guna mencegah penurunan tekanan dan kantung uap yg dapat pula menimbulkan kavitasi pada impeler. Apabila perubahan ukuran diperlukan untuk mempercepat atau memperlambat aliran, maka reduser eksentris harus dipakai bilaman kantung tanpa vent tak dapat dihindari. Pemasangan pipa pada pompa dan turbin harus diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk perawatan dan perbaikan. Hal ini penting untuk mencegah pembongkaran besar yg tak perlu pada pemeliharaan dan perbaikan pipa. Saringan permanen dan sementara harus disediakan pada inlet pompa dan turbin. Sedangkan untuk aliran panas dan dingin harus diperhatikan fleksibilitasnya, begitu pula kedudukan-kedudukan penyangga haruslah baik dan dapat mengatasi getaran-getaran yg diakibatkan motor pipa serta aliran.
Pipa Kompresor
Pemasangan pipa pada kompresor harus diatur perbaikan dan pemeliharaannya. Sambungan pipa dengan menggunakan flanges lebih diutamakan demi memperlancar jalannya perbaikan dan pemeliharaan. Pipa hisap (suction) dan buang (discharge) harus benar-benar diperhatikan fleksibilitasnya, terutama untuk temperatur rendah atau tinggi atau tekanan tinggi. Masalah getaran termasuk bagian terpenting pada pipa kompresor ini, akibat adanya beban dinamis yg berhubungan dengan kompresor ini. Karena itu masalah penyangga, guide dan anchor juga harus menjadi perhatianbagian perencana teknik.
Pipa Utilitas
Pemasangan pipa utilitas ini harus benar-benar direncanakan sehingga kebutuhan utilitas di proyek dapat terjangkau penggunaanya. Pipa utilitas seperti apa yg lain haruslah direncanakan beroperasi pada temperatur dan tekanan berapa. Perencanaan sub header haruslah dapat memenuhi daerah equipment proses atau kelompok peralatan lainnya yg memerlukan jalur utilitas. Sambungan cabang haruslah dibuat dari atas header. Apabila aliran utilitas berupa uap jangan lupa membuat kantung kantung uap pada setiap daerah titik tere Sistem Plumbing dan Sanitasi
Elektrikal
Penanaman Tanah (Ground/Arde)
Kita mulai dengan instalasi tanah ditanam ke tanah. Kami merekomendasikan pemasangan ground (dibumikan) hanya dilakukan dengan tangan, hindari menggunakan palu ketika Anda pasang. Hal ini untuk menghindari batang tanah tidak membungkuk atau bahkan lapisan tembaga akan mengupas yang dapat mengurangi kinerja batang tanah. Kita perlu tahu bahwa kita menggunakan batang tanah umumnya dalam bentuk batangan besi atau baja galvanis (dilapisi tembaga) dan lapisan tembaga akan mempengaruhi tingkat konduktivitas batang tanah.
Jika tanah di tanah batang atau terhambat batu material lainnya ditambatkan, penanaman harus digeser ke bagian lain dari tanah, tentu saja, dengan juga mempertimbangkan panjang BC kabel ke kotak pengaman. Untuk tanah tanam mudah harus disiram air tanah pertama yang membuatnya lebih lunak. Campur air dengan bubuk arang atau abu meresap ke dalam tanah. Arang dan abu sangat efektif untuk menetralisir perlawanan di tanah.
Tinggalkan tanah batang sekitar 20 cm permukaan tanah untuk menghubungkan kabel ke kotak penyimpanan SM. Setelah itu kita mengikat kabel BC pada sisa batang tanah. Biasanya kabel BC terbuat dari bahan yang sangat sulit, untuk mengikatnya ketika kita menggunakan cincin penjepit yang biasanya disertakan saat membeli tanah batang. Pastikan BC kabel dan batang tanah diikat sehingga ada hubungan antara dua bahan yang. Setelah kabel BC tanah batang terpasang, kita memasuki tanah batang ke dalam tanah secara keseluruhan dan kemudian meratakan permukaan tanah menggunakan mortir.
Instalasi Fuse Box (Box Sekring)
Pemasangan kotak sekering yang harus kita lakukan dalam hubungannya dengan kabel MYM 3 × 4 dalamnya. Tahap pertama kita membuat kotak sekering di dinding dengan ukuran sedikit lebih besar dari kotak sekering. Untuk membuatnya lebih mudah kita dapat menggunakan kotak kemasan karton sebagai ukurannya. Untuk membuat dudukan kotak sekering kita dapat menggunakan palu dan sirih setelah kami membuat jalur untuk MYM kabel 3 × 4, juga merupakan jalur untuk menempatkan pipa utama.
Untuk saluran kabel NYM 3 × 4 harus dilakukan melalui sisi dinding, untuk jalan yang akan dibuat sehingga NYM kabel 3 × 4 tidak terlihat ketika dinding dipangkas. Jika instalasi listrik rumah, terutama tanah tanam dan pemasangan sekering selesai, dapat dikatakan pekerjaan kami selesai hampir 75% sejak saat itu kami hanya membagi listrik kebutuhan melalui jalur yang sudah diinstal.
Pemasangan Sparing Kabel
Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.
Pemasangan Instalasi Kabel
Kabel Vertikal
Ditanam pada dinding perlindungan pipa conduit, dimana pipa tersebut harus di tanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan jarak 1 m.
Kabel Horizontal
Dipasang pada plat lantai beton dengan mrnggunakan pipa pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m. Hal ini di maksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
Pemasangan Panel
Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan kegunaannya dan di lengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas dapat terlindungi dari debu kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan instalasi.
Pemasangan Fitting dan Armature
Fitting dan armature dipasang setelah kabel di test ketahanannya, agar tidak terjadi bongkar/pasang armature.
Pemasangan Saklar dan Stop Kontak
Marking jalur conduit pada dinding dan bobol dinding bata, jangan lupa gunakan cutter.
Pasang conduit dan inbow dos.
Tunggu sampai plester dinding akhir.
Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya
Pasang seklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.
Testing dan Commissioning
Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama ± 1 x 24 jam.
Alat dan Bahan
Plumbing dan Pemipaan
Pipes (pipa-pipa)
Flanges ( flens-flens)
Fittings (sambungan)
Valves (katup-katup)
Boltings (baut-baut)
Gasket
Specials items
Saringan (Strainer)
Perangkap Uap
Vent dan Drain
Shaft
Urinal
Bidet
Floor drain
Peralatan Pencucian
Peralatan Air Pendingin
Peralatan Air Pemanas
Elektrikal
Tool Box
Tespen (Electric Tester)
Volt Meter
Waterpass
Pipa Bender
Crimping Tools
Trowel
Piasu Kupas Kabel
Bor Listrik/Bor tangan
Cangkul
Stop kontak
Sakelar
Steker
Tedus
Kabel
Isolasi Listrik
Fitting
Kabel Roll Listrik
Pipa Listrik
MCB
KWH (Kilo Watt Hour)
Klem Kabel
Lastdop
Sekring/Fuse
Kabel Serabut
Hasil dan Pembahasan
Perencanaan Plumbing dan pekerjaan plumbing tidak merata dibeberapa unit.
Hal ini dikarekan kurangnya tenaga kerja yang ahli, sehingga pekerjaan tidak merata.
Letak resapan yang saling bersebelahan.
Dikarenakan proyek berupa perumahan, maka letak resapan septictank terletak bersebelahan, sehingga memungkinkan terjadi penggabungan dan kesulitan dalam proses resapan.
Pemipaan yang menjadi satu.
Tidak heran jika pipa air kotor dapat berdekatan dengan pipa air bersih sekarang ini. Hal ini menyebabkan kemungkinan terjadi kebocoran dan menyebabkan air pada pipa-pipa tersebut bercampur.
Perencanaan elektrikal penerangan yang minim.
Hal ini dikarenakan banyaknya bukaan sebagai penerang alami.
Letak arus kuat dan arus lemah yang tidak jelas.
Hal ini disebabkan karena jumlah stopkontak pada proyek per unit sedikit. Sehingga arus kuat juga perlu diperhatikan.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh melalui survey pemipaan dan elektrikal pada rumah tinggal dua lantai adalah bahwa:
Sistem peralatan plumbing adalah suatu sistem penyediaan atau pengeluara air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pecemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air.
Alat-alat plumbing yag merupakan permulaa dari sistem pembuangan dari instalasi, dapat berupa: kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir bidet, bath tub, shower, dan lain-lain. Alat plumbing dari kran dapat berfungsi sebagai alat untuk medapatka air dan juga alat plumbing lain untuk megalirkan air yang sudah dipakai.
System Instalasi Plumbing:
Instalasi Air Bersih
Up feed distribution
Down feed distribution
Zone system
Up feed pumping
Instalasi Air Panas
Istalasi air panas
Pemanas air dengan gas
Pemanas air listrik
Pemanas air energi surya
Instalasi Air Kotor
Air bekas buangan: air yang digunakan untuk mencuci, mandi, dan bermacammacam lain pengguaanya.
Air limbah: air untuk membersihkan limbah/ kotoran.
Air hujan: air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan.
Air limbah khusus: air bekas cucian kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu seperti air bekas rumah sakit, laboratorium, restoran dan pabrik.
Elektrikal berdasarkan PUIL 2000 dan menggunakan bahan dan alat SNI.
Perhitungan jumlah penerangan pada setiap ruangan berdasarkan perhitungan yang tepat dan peraturan yang ada agar hemat dan cukup terang.
Memperhatikan daya yang disediakan terhadap perencanaan elektrikal sebuah bangunan
Untuk meningkatkan kenyamanan dan kehandalan sistem kelistrikan di rumah, maka dalam suplai daya listriknya, selain sumber listrik dari PLN, maka juga dilengkapi dengan generator listrik dengan pengoperasian yang otomatis.
Saran
Berikut ini adalah beberapa saran untuk praktikan selanjutnya dalam modul menggambar teknik:
Sebaiknya dalam perencanaan plumbing, ditentukan terlebih dahulu sistem-sistem yang akan digunakan, untuk mempermudah dan fokus terhadap proses pengerjaannya.
Akan lebih baik menghemat energy dengan memanfaatkan energy surya pada penggunaan pemanas air.
Instalasi air kotor dan air bersih sebaiknya dipisahkan agar jika terjadi kebocoran, tidak menyebabkan pencampuran air.
Letak septictank sebaiknya tidak terlalu dekat dengan bangunan.
Perkirakan terlebih dahulu daya yang dibutuhkan pada suatu perencanaan.
Sebaiknya lebih banyak menghemat energy dengan penggunaan penerangan alami dan memperlancar sirkulasi udara.
Untuk memudahkan maintaince, maka pengaman instalasi listrik penerangan dan instalasi daya harus dipisah
Untuk kehandalan pada pengaman, maka ada sebagian ruangan yang harus menggunakan ELCB.
Untuk keperluan dan kenyamanan maka boleh menambahkan suplai berupa generator listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Panitia Revisi PUIL, 1987 ; PUIL 2000 ; BSN, Jakarta. 2000.
Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan Pada Bangunan Gedung, PDF ; SNI 03-6575-2001.
http://www.breaker.com
Ismansyah 0706199451, Skripsi ; Perancangan Instalasi Listik Pada Rumah Dengan Daya Listrik Besar, UI, Depok. 2009.
http://proyeksipil.blogspot.com/2013/06/sistem-dan-cara-kerja-mesin-pemanas
air.html
http://www.heatpumpwaterheater.info/pemanasairsurya.htm
http://sanfordlegenda.blogspot.com/2012/09/Electric-Water-Heater-Pemanas-Air
Listrik.html
http://smt-tangerangselatan.blogspot.com/2010/09/pemanas-air-tenaga-panas
buang-freon-ac.html
http://pureitpemurniair.wordpress.com/cara-kerja/
Fansuri, Hamzah, dkk, Makalah; Pekerjaan Pipa dan Sanitasi Plumbing. Semarang. 2014.
Dima, Adhika, Skripsi ; Kajian Penerapan Manajemen, UI, Depok. 2008.
LAMPIRAN