VIDEO ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEMOFILIA MINI PRPOSAL Untuk Memenuhi Tugas Project Based Learning (PjBL) pada Blok Sistem Imun dan Hematologi
Oleh : Kelompok 1
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016/2017
LEMBAR PENGESAHAN VIDEO ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEMOFILIA MINI PROPOSAL Disusun Oleh : Kelompok 1 Disusun dan disetujui : Tanggal.......
Fasilitator Kelompok
Ketua Kelompok
Muhammad Muslih
Izzul Fiqri
Mengetahui, PJMK Blok
Muhammad Muslih
1
PENYUSUN NAMA
NIM
1. HOLIS ANWAR 2. DITA IZZA DAIMATUL AFIAH 3. BAGUS PUTRA NUGRAHA 4. PURWATI 5. WINDA HUSNATUL SETIANI 6. SUCI ARTHAYANI 7. ADILLA ZENARA NAFISA 8. NUR HASNAH 9. RIVANTY MEDIANA HANDIKA 10. RIZKY AMALIA 11. SYAIFUL WAHED 12. ADELIA INDRIANI 13. HUSNUL HATIMAH 14. IZUL FIQRI 15. FADILA DWI RAHMAWATI 16. WISNU BAYU SAMUDRA
2
201510420311001 201510420311002 201510420311003 201510420311004 201510420311006 201510420311007 201510420311008 201510420311009 201510420311010 201510420311011 201510420311012 201510420311013 201510420311014 201510420311015 201510420311016 201510420311017
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................i DAFTAR ISI.................................................................................................................ii DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................1 BAB 1............................................................................................................................2 PENDAHULUAN.........................................................................................................2 1.1 Latar Belakang.....................................................................................................2 1.2 Tujuan..................................................................................................................3 BAB II...........................................................................................................................4 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4 2.1 Pengertian Hemofilia...........................................................................................4 2.2 Etiologi................................................................................................................4 2.3 Patofisiologi.........................................................................................................5 2.4 Manifestasi Klinis................................................................................................6 2.5 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................6 2.6 Penatalaksanaan...................................................................................................7 2.7 Diagnosa Keperawatan........................................................................................9 BAB III........................................................................................................................14 METODOLOGI PERANCANGAN...........................................................................14 3.1 Mekanisme, Desain dan Rancangan Produk......................................................14 3.2 Sumber Daya yang Digunakan..........................................................................16 3.3 Alat dan bahan....................................................................................................16 3.4 Tempat................................................................................................................16 3.5 Software.............................................................................................................17 3.6 Jadwal Pelaksanaan............................................................................................17 DARTAR PUSTAKA..................................................................................................18
2
DAFTAR LAMPIRAN Skenario .....................................................................................................................19
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Hemofilia merupakan penyakit genetik dimana seseorang mengalami kekurangan beberapa faktor pembekuan darah, yang normalnya berada dalam plasma. Linton (2000 dalam Tarwoto 2008) menyatakan bahwa angka kejadian hemofilia 1-2 per 20.000 orang. Penyakit ini diturunkan dari iu kepada anaknya pada saat anak tersebut dilahirkan (Tarwoto, 2008). Anak lelaki dari seorang wanita karier hemofilia mempunyai kemungkinan 50% menjadi penderita hemofilia dan dapat ditemukan wanita homozigot dengan hemofilia (ayah hemofilia, ibu karier), tetapi keadaan ini jarang terjadi (Muttaqin, 2009) Hemofilia A atau B adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan. Hemofilia A terjadi sekurang - kurangnya 1 di antara 10.000 orang. Hemofilia B lebih jarang ditemukan, yaitu 1 di antara 50.000 orang. Hemofilia tidak mengenal ras, perbedaan warna kulit atau suku bangsa. Hemofilia paling banyak diderita hanya pada pria. Wanita akan benar-benar mengalami hemofilia jika ayahnya adalah seorang hemofilia dan ibunya adalah pembawa sifat (carrier). Dan ini sangat jarang terjadi. Sebagai penyakit yang diturunkan, orang akan terkena hemofilia sejak ia dilahirkan. Mengutip Ketua Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI), Prof.
Djajiman Gatot memprediksi jumlah penderita hemofilia di
Indonesia sudah menembus 20 ribu orang. Angka kejadian hemofilia di negaranegara berkembang memiliki rasio 1:10.000 (data tahun 2012). Kemungkinan penderita hemofilia telah meninggal sebelum terdiagnosis. Misalnya, ketika seseorang sunat atau pendarahan terus-menerus saat operasi lalu meninggal (www.pusdatin.kemkes.go.id) Penanganan hemofilia di Indonesia saat ini telah lebih baik dibandingkan 20 tahun lalu, dimana jumlah pasien dewasa yang mengidap hemofilia tidak sampai 10 orang. Saat ini jumlah pasien hemofilia pada golongan dewasa telah meningkat yang mencapai 77 orang. Anak-anak yang menderita hemofilia bisa tumbuh
2
dewasa secara normal bila kondisinya dikelola dengan baik melalui pengobatan dan penanganan yang tepat ditambah dengan dukungan keluarga. Pasien dan keluarga perlu mendapat pengetahuan yang mendalam agar mereka memahami bagaimana menghadapi penyakit ini. Di Indonesia, satu-satunya asuransi yang menanggung biaya perawatan hemofilia adalah Jaminan Kesehatan Nasional yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (www.pusdatin.kemkes.go.id). Berdasarkan permasalahan diatas, kelompok kami tertarik untuk membahas masalah penyakit hemofilia serta bagaimana penanganan yang dapat dilakukan, terutama bagi seorang perawat. Kami menggunakan video sebagai sarana informasi yang sekarang ini lebih diminati banyak orang. Seperti yang di jelaskan oleh Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak.
1.2 Tujuan Terdapat beberapa tujuan yang ingin kami capai dalam pembuatan video, yaitu: a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang penyakit hemofilia. b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyusun asuhan keperawatan pada pasien dengan hemofilia. c. Meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berpikir, yang pada gilirannya akan menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hemofilia Menurut Wiliams & Wilkins 2008, Hemofilia merupakan gangguan pendarahan turun-temurun yang disebbkan oleh defisiensi faktor pengumpulan khusus. Hemofilia A (hemofilia klasik), yang menyerang lebih dari 80% penderita hemofilia, disebabkan oleh defisiensi faktor VIII, sedangkan bemofilia B (penyakit Chrismas), yang menyerang 15% penderita hemofilia, disebabkan oleh defisiensi faktor IX. Setelah penderita hemofilia membentu sumbat keping darah ditempat pendarahan, defisiensi faktor penggumpalan mengganggu kemampuan membentuk gumpalan fibrin yang stabil. Menurut Handayani & Ariwibowo 2008, hemofilia adalah kelainan pendarahan herediter terkait seksi resesif yang dikarakteristikan oleh defisiensi pembekuan esendial yang di akibatkan oleh mutasi pada kromosom X. Faktor X, hemofilia A dan hemofilia B di turunkan sebagai sifat resetif tertautX. Karena itu, pembawaan wanita berpeluang sebesar 50% untuk menurun gen pada tiap anak perempuan, yang juga merupakan pembawa, dan berpeluang sebesar 50% untuk menurunkan gen pada tiap anak laki-laki, yang akan lahir dengan hemofilia (Wiliam & Wilkins, 2008)
2.2 Etiologi Proses pembekuan darah membutuhkan unsur-unsur
seperti trombosit.
Faktor-faktor pembekuan, dan sebagainya. Terdapat 13 faktor pembekuan darah di tubuh , penamaannya ditandai dengan huruf romawi, yaitu : I. Fibrinogen. II. Prothrombin. III. Jaringan Tromboplastin. IV. Kalsium. V. Proaccelerin. VI. Proconvertin. VII. Antihemophilic Faktor. VIII. Tromboplastin Plasma Komponen. 4
IX. Stuart Faktor. X. Tromboplastin Plasma. XI. Hageman Faktor. XII. Fibrin (Faktor yang menstabilkan) Di dalam kasus hemofilia, terdapat mutasi gen yang menyebabkan tubuh tidak cukup memiliki faktor pembekuan tertentu. Sebagai contoh, hemofilia A disebabkan kurangnya faktor pembekuan VIII (8) dan hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX (9) didalam darah. Untaian DNA atau sebutan lainnya adalah kromosom merupakan suatu rangkaian intruksi lengkap yang mengendalikan produk berbagai faktor. Kromosom bukan hanya menentukan jenis kelamin pada bayi, namun juga mengatur kinerja sel-sel didalam tubuh. Semua manusia memiliki sepasang kromosom seks dimana komnposisi pada wanita adalah XX dan pada pria adalah XY. Hemofilia aadalah penyakit yang diwariskan melalui mutasi pada kromosom X. Oleh sebab itu prioa cenderung menjadi pengidap, sementara wanita cenderung
menjadi
pewaris
atau
pembawa
mutasi
gen
tersebut
(www.alodokter.com) 2.3 Patofisiologi Pada keadaan normal jika terjadi perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah maka secara otomatis pembuluh darah akan kontriksi, trombosit akan bergerak menutupi perlukaan kemudian terjadi rangkaian proses pembekuan darah dan menutup tempat perdarahan secara sempurna dengan bantuan faktor pembekuan. Pada pasien dengan hemofilia adanya kekurangan faktor VIII dan IX mengakibatkan proses pembekuan memerlukan waktu yang lebih panjang sehingga fibrin tidak dapat menutup robekan pembuluh darah secara sempurna sehingga darah tidak berhenti mengalir ke pembuluh darah (Tarwato, 2008) Hemofilia merupakan penyakit kongenital yang diturunkan oleh gen resesif xlinked dari pihak ibu. Fator VIII dan faktor IX adalah protein plasma yang merupakan komponen yang diperlukan untuk pembekuan darah, faktor-faktor tersebut diperlukan untuk pembentukan bekuan fibrin pada tempat pembuluh yang cedera. Hemofilia berat terjadi apabila konsentrasi faktor VIII dan faktor IX
5
plasma kurang dari 1%. Hemofilia sedang jika konsentrasi plasma 1% - 5%. Hemofilia ringan apabila konsentrasi plasma 5% - 20% dari kadar normal (Mediskus.com) 2.4 Manifestasi Klinis a. Jangkauan pergerakan (range of motion-ROM) sendi yang terbatas (Wiliam & b. c. d. e. f.
Wilkins, 2008) Beberapa memar pada kulit berukuran besar. Memar berlebihan setelah terbentur. Sendi bengkak dan nyeri yang disebabkan oleh perdarahan internal. Darah dalam urin atau feses (tinja). Pendarahan yang tak kunjung berhenti setelah terjadi luka, cedera, setelah
opeasi atau cabut gigi. g. Mimisan tanpa diketahui penyebabnya. h. Perdaahan yang tidak biasa setelah suntik atau imunisasi. (Mediskus.com) 2.5 Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan laboratorium memperlihatkan waktu perdarahan yang normal, tetapi PPT pemanjang. Terjadi penurunan pengukuran faktor VIII b. Dapat dilakukan pemeriksaan pranatal untuk gen yang bersangkutan. 2.6 Penatalaksanaan Menurut Handayani, 2008 untuk penatalaksanaan yang lazim dilakukan pada pasien hemofilia adalah sebagai berikut :
6
NOC
NIC
Resiko perdarahan terhadap riwayat jatuh Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam : Blood Lose Severity dengan kriteria hasil : 1. Penurunan hemoglobin (5 = None) 2. Penurunan hematokrit (5 =
Bleeding Precautions 1. Monitor ketat tanda-tanda perdarahan. nilai
2. Catat
sebelum
HB dan
HT
sesudah
terjadinya perdarahan 3. Monitor nilai lab (koagulasi)
yang
None)
dan
meliputi
PT,PTT,trombosit 4. Monitor TTV ortostatik 5. Pertahankan bed rest selama perdarahan aktif 6. Kolaborasi dalam pemberian
produk darah (platelet atau fresh frozen plasma) 7. Lindungin pasien dari trauma yang
dapat
menyebabkan
perdarahan 8. Hindari pengukuran
suhu
lewat rektal 9. Hindari pemberian aspirin dan
antikoagulant 10. Anjurkan pasien
untuk
meningkatkan intake makanan yang
banyak
mengandung
vitamin K 11. Hindari terjadinya konstipasi dengan menganjurkan untuk mempertahankan intake ciran yang adekuat dan pelembut feses. Bleeding Reduction 1. Identifikasi
penyebab
perdarahan 2. Monitor trend tekanan darah
dan perdarahan dan parameter hemodinamik 7
(CVP,pulmonary
capillary
/artery wedge pressure 3. Monitor status cairan yang meliputi intake dan output
a. Transfusi periodic dari plasma beku segar (PBS)/ Fresh Frozen Plasma (FFP). b. Pemberian konsentrat faktor VIII dan IX pada klien yang mengalami perdarahan aktif atau sebagai upaya penegahan sebelum pencabutan gigi dan pembedahan. c. Hindari pemberian aspirin atau suntikan secara IM. d. Memberikan mulut sebagai upaya pencegahan. e. Bidai dan alat orthopedic bagi klien yang mengalami perdarahan otot dan sendi. 2.7 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan beberapa ilustrasi diatas, dapat diketahui beberapa diagnosa keperawatan yang muncul adalah : 1. Resiko perdarahan terhadap riwayat jatuh 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik NOC NIC Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam : Analgesic Administration 1. Tentukan lokasi , karakteristik, Paint Control, dengan kriteria hasil : 1. Mengenali waktu nyeri (1 = Never kualitas, dan derajat nyeri demonstrated) 2. Menjelaskan faktor-faktor sebab-
sebelum pemberian obat. 2. Cek instruksi dokter tentang jenis
akibat (1 = Never demonstrated) 3. Menggunakan catatan untuk
obat, dosis, dan frekuensi. 3. Cek riwayat alergi. 4. Piulih analgesik yang diperlukan
memonitor gejala (1 = Never demonstrated) 4. Menggunakan pencegahan demonstrated) 5. Menggunakan
tindakan (1
=
Never
tindakan
non-
atau sebelum makan. 5. Hindari makan, jika residu tinggi tempat “pewarna” dalam tabung pengisi NG. 6. Hindari
cairan
atau
analgesik untuk penurunan nyeri
m,enggunakan zat pengental. 7. Penawaran makanan atau cairan
(1 = Never demonstrated) 6. Menggunakan obat analgesik
yang dapat dibventuk menjadi
yang
direkomendasikan
Never demonstrated) 7. Melaporkan perubahan
(1
=
gejala 8
bolus sebelum menelan. 8. Potong makanan menjadi potongan kecil.
nyeri kepada perawat (1 = Never demonstrated) 8. Melaporkan gejala yang tidak terkontrol
(1
demonstrated) 9. Menggunakan
=
Never
sumber
yang
tersedia (1 = Never demonstrated) 10. Menyadari gejala yang berhubungan dengan nyeri (1 = Never demonstrated) 11. Melaporkan kontrol nyeri (1 = Never demonstrated)
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan memar di tubuh. NOC
NIC
Setelah dilakukan perawatan 1x24 Pressure Management 1. Anjurkan pasien untuk jam : Tissue Integrity, dengan kriteria menggunakan pakaian yang hasil : 1. Integritas kulit yang baik bisa longgar. 2. Hindari kerutan pada tempat dipertahankan (sensasi, tidur. elatisitas,temperatur, hidrasi, 3. Jafa kebersihan kulit agar pigmentasi) tidak ada luka tetap bersih dan kering. atau lesi pada kulit (5 = 4. Mobilisasi pasien (ubah posisi None). 2. Perfuisi jaringan baik (5 = None). 3. Menunjukan
pemahaman
dalam proses perbaikan kulit dan
mencegah
terjadinya
sedera berulang (5 = None). 4. Mampu melindungi kulit dean
9
pasien) setiap dua jam pertama. 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan. 6. Oleskan lotion atau minyak atau boby oll pada daerah yang tertekan. 7. Monitor aktivitas dan
mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami (5 = None).
mobilisasi pasien. 8. Monitor status nutrisi pasien 9. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat.
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan pergerakan sendi yang terbatas. NOC
NIC
Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam : Exercise Therapy : Ambulation 1. Monitor vital sign Self Care : ADLs, dengan kriteria hasil : 1. Makan (5 = Non compromised). sebelum/sesudah latihan dan lihat 2. Pakaian (5 = Non compromised). respon pasien saat latihan 3. Toileting (5 = Non 2. Konsultasisikan dengan terapi compromised). fisik tentang rencana ambulasi 4. Mandi (5 = Non compromised). 5. Penampilan(5 = Non sesuai dengan kebutuhan 3. Bantu klien untuk menggunakan compromised). 6. Kebersihan diri (5 = Non tongkat saat berjalan dan cegah compromised). 7. Kebersihan oral (5 = Non
terhadap cedera 4. Ajarkan pasien atau tenaga
compromised). 8. Berjalan (5 = Non compromised). 9. Mobilitas kursi roda (5 = Non compromised). 10. Memposisikan diri (5 = Non compromised).
kesehatan lain tentang tekhnik ambulasi 5. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi 6. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan 7. Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs
10
8. Berikan alat bantu jika klien memerlukan 9. Ajarkan bsgsimsns merubah posisi dan berikan bantuan jika di perlukan.
11
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN
3.1 Mekanisme, Desain dan Rancangan Produk Mekanisme penyusuan project ini dapat dijelaskan berdasarkan urutan kerja berikut ini. 1. Mencari literatur ( buku, jurnal, video ) 2. Membagi tugas untuk menyusun mini proposal 3. Membuat konsep dan skenario video 4. Konsultasi ke fasilitator 5. Pembagian pemeran di video 6. Konfirmasi alat alat dan tempat yang di butuhkan 7. Merencanakan waktu take video 8. Konsultasi ke fasilitator 9. Menyiapkan alat-alat dan tempat yang digunakan untuk pembuatan video 10. Briefing tentang skenario video 11. Latihan dialog para pemeran video 12. Penataan alat alat dan tempat pembuatan video 13. Take video ( dilakukan 3 kali dalam 1 sin ) 14. Evaluasi hasil take video 15. Take ulang apabila ada keselahan dalam pembuatan video 16. Editing video (video, audio, text, dan pencahayaan ) 17. Konsultasi ke fasilitator 18. Membuat Cover CD 19. Upload video 20. Mengumpulkan produk video 21. Mengumpulkan likers video 22. Pleno pjbl 23. Membuat laporan akhir Desain dan rancangan produk yang digunakan dalam pembuatan produk ini adalah video tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan hemofilia, yang dapat diamati pada desain cover CD tersebut sebagai berikut :
12
3.2 Sumber Daya yang Digunakan 1. Sumberdaya tenaga didapatkan dari kinerja kelompok 2. Sumberdaya dana didapatkan dari iuran kelompok. 3. Sumberdaya pikiran didapatkan dari pendapat saat diskusi kelompok dan saat konsultasi fasilitator. 4. Sumber daya alat didapatkan dari pinjaman rekan – rekan kelompok. 5. Sumber daya peran : a. Syaiful Wahed (Pemeran Utama) b. Izzul Fiqri (Teman Wahed) c. Bagus Saputra (Teman Wahed) d. Holis Anwar (Teman Wahed) e. Wisnu Bayu Samudra (Teman Wahed) f. Purwati (Ibunya Wahed) g. Rizky Amalia ( Dokter) h. Adelia Indriani ( Perawat 1) i. Fadila Dwi Rahmawati (Perawat 2)
13
3.3 Alat dan bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Laptop. Kamera Canon 600D. Sepeda. Kain. Es batu. Set alat perawatan untuk pasien.
3.4 Tempat 1. Lapangan. 2. Laboratorium keperawatan FIKES UMM
14
3.5 Software 1. SONY VEGAS PRO 7 2. PROSHOW 7 3. AVS VEDEO EDITOR 3.6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
I
II
Mencari Literatur Menyusun Minprop Membuat Konsep Skenario Persiapan Take Video Take Video Edit Video Pengumpulan Produk Pjbl Aploud Video Di Youtube Mengumpulkan Like Youtube Pleno Pjbl
15
Minggu III IV
V
IV
DARTAR PUSTAKA Alodokter. Hemofilia. http://www.alodokter.com/hemofilia (3 Desember 2016) Cheppy Riyana. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI Handayani, W., Haribowo, A.S. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Kemkes. 2015. Hari Hemofilia Sedunia. Diambil dari www.pusdatin.kemkes.go.id. (2 Desember 2016) Mediskus. Hemofilia. http://mediskus.com/penyakit/hemofilia. (3 Desember 2016) Muttaqin, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Tarwoto & Wartonah. 2008. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Trans Info Media.
16
Lampiran 1 SKENARIO Bagian 1 : (Menampilkan video penjelasan tentang hemofilia sampai dengan asuhan keperawatan yang dilakukan). Bagian 2 : Contoh Kasus Pada sore hari, saat itu Izul diajak bermain bola oleh temannya. Wahed : Assalamualaikum. Izull!! Izull!! Main sepeda yuk! Wisnu : Izul!! Ayok main sepeda, bikin sehat badan! Wahed : (Keluar dari dalam rumah) Eh, kalian! Main sepeda ya? Yaudah aku ikut. Aku izin Ibu aku dulu yaa!.......Ibu!!! Aku main sepeda dulu yaa? Ibu Purwati : Sama siapa? Wahed : Ini sama teman-teman kok bu! Main sepeda di lapangan ujung sana. Ibu Purwati : Oh yaudah hati-hati. Wahed : Sip Bu. (Wahed dan teman-temannya bermain sepeda di lapangan. Namun, tiba-tiba saja Wahed terjauh) Wahed : Aw! Kaki ku ! Holis & Bagus : Ya ampun Wahed!! Izul : Eh bantuin ! Bantuin ! Wisnu : Wahed kamu gak papa. Darahnya banyak banget. (Wahed dibawa oleh teman-temannya kembali dirumah) Wisnu : Tante, ini Wahed nya jatuh trus darahnya banyak banget dan gak berhentiberhenti. Ibu Purwati : Ya ampun anak kuu! Kamu kenapa nak? Wahed : Aku jatuh ibu! Sakit banget. Bagus : Ini ibawa kerumah sakit aja bu. Naik mobil saya. Saya tadi kesini bawa mobil.
17
Ibu Purwati : oh yaudah. Ayo, bantu tante angkat wahed ya. (Di rumah sakit) Ibu purwati : dokter...tolong dokterrr! Anak saya jatuh dan ini darahnya gak berhentiberhenti dok. Dokter : Selamat siang ibu, ibu tunggu disini dulu ya. Biar anaknya kami tangani di ruang UGD terlebih dulu. Ibu purwati : baik dokter. Tolong ya dok, anak saya. Anak saya baru sekali ini terluka separah itu. Dokter : iya bu, akan kami usahakan yang terbaik. Doakan saja yang terbaik ya bu. (dokter dan perawat melaukan perawatan di ruang UGD)
18