LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TELEKOMUNIKASI DIGITAL MODULASI DAN DEMODULASI PPM
Oleh : 2 A / KELOMPOK 4 AHMAD FIKRI KURNIAHADI
1541160038
AHMAD ZAMAHURI
1541160103
ANITA DWI PUSPASARI
1541160095
CAHYA BRILIANSYAH
1541160011
MARCHELINA NUKITA
1541160015
RIVANO DWI SASONO
1541160105
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO D4 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG 2017
I.
TUJUAN
Melakukan percobaan untuk menghasilkan sinyal PPM dari lebar pulsa sinyal modulasi yang diberikan. II.
III.
ALAT DAN BAHAN
1. Generator Fungsi
: 1 buah
2. Osiloskop
: 2 buah
3. Kabel banana to banana
: seperlunya
4. Kabel BNC to BNC
: seperlunya
5. Kabel BNC to Aligator
: seperlunya
6. Modul Modulator Demodulator PPM
: 1 buah
7. Power supply
: 1 buah
8. T-konektor
: 1 buah
TEORI DASAR PPM (Pulse Position Modulation) Pulse Position Modulation merupakan bentuk modulasi pulsa yang mengubah-ubah posisi pulsa (dari posisi tak termodulasinya) sesuai dengan besarnya tegangan sinyal pemodulasi. Semakin besar tegangan sinyal pemodulasi (informasi) maka posisi pulsa PPM menjadi semakin jauh dari posisi pulsa tak-termodulasinya. Ilustrasi sinyal PPM dapat dilihat pada gambar 5.6 berikut.
Modulasi posisi pulsa memiliki berbagai tujuan, terutama di RF (Radio
Frekuensi) komunikasi. Sebagai
contoh,
pulsa
modulasi
posisi
digunakan dalam pesawat terbang dikendalikan remote, mobil, kapal, dan kendaraan
lainnya
dan
bertanggung
jawab
untuk menyampaikan kontrol
pemancar untuk receiver. Setiap posisi pulsa yang dapat menggambarkan arah fisik controller analog, sementara jumlah pulsa dapat menjelaskan beberapa perintah mungkin bahwa perangkat dapat menerima.
IV.
GAMBAR RANGKAIAN
Gambar 1 Modul OP AMP PPM & Rangkaian Modulator PPM
Gambar 2 Rangkaian Demodulator PPM
V.
LANGKAH KERJA
PERCOBAAN 1 : Modulasi PPM
1. Berdasarkan gambar 2.3 atau modul GOTT ESCS02 PPM OP-AMP 2. Pada saat masukkan sinyal frekuensi audio 1 (Audio I/P 1) , masukkan 1 kHz dan ampiltudo 5V PP pada gelombang sinosoidal dan pada saat masukkan sinyal frekuensi audio 2 (Audio I/P 2) , masukkan 1 kHz dan ampiltudo 5VPP pada gelombang segitiga 3. Dengan menggunakan osiloskop, amati sinyal keluaran dari TP1 dan terminal keluaran modulasi PPM (PPM O/P) 4. Terakhir, catat hasil pengukuran pada tabel 2.1
PERCOBAAN 2 : Modulasi PPM
1. Berdasarkan gambar 2.4 atau pada modul GOTT ECS03 2 Modulasi PPM 2. Pada saat terminal masukkan sinyal audio (Audio I/P), masukkan gelombang sinusoidal 1kHz pada amplitudo 500 Mv PP 3. Dengan menggunakan osiloskop , amati sinyal output TP1 , sinyal output TP 2, sinyal output TP 3, sinyal output TP 4, sinyal output TP 5 dan terminal sinyal output modulasi PPM (PPM O/P) 4. Aturlah VR1 untuk mendapat sinyal keluaran modulasi PPM (PPM O/P) 5. Terakhir catat hasil pengukuran pada tabel 2.2
PERCOBAAN 3 : Demodulasi PPM
1. Berdasarkan gambar 2.5 atau modul GOTT ECS01 1 Demodulasi PPM 2. Hubungkan TP 3 O/P ke Carrier I/P dan terminal output modulator PPM ke terminal input Demodulator PPM (PPM O/P) 3. Atur VR1 untuk meminimalkan distorsi dari sinyal keluaran dari IC 1 4. Atur VR2 dan VR3 sampai mendapatkan sinyal demodulasi secara benar 5. Terakhir catat hasil pengukuran pada tabel 2.3 6. Dengan menggunakan osiloskop , amati sinyal masukkan PPM , sinyal carrier , sinyal output TP1 , sinyal output TP 2, sinyal output TP 3, sinyal output TP 4, sinyal output TP 5 , sinyal output TP 6 dan terminal keluaran sinyal audio (Audio O/P) 7. Terakhir catat hasil pengukuran pada tabel 2.3
VI.
HASIL PRAKTIKUM
Tabel 2.1 Hasil Pengukuran dari OP AMP PPM Gambar Sinyal
Keterangan
AUDIO I/P 1 VIN = 5.88 VPP
IN = 1.000 Hz
AUDIO I/P 2 VIN = 5.08 VPP
IN = 1.000 Hz
TP 1 VIN = 5.84 VPP
IN = 1.002 Hz VOUT = 21.2 VPP
OUT = 1.001 Hz
Gambar Sinyal
Keterangan
PPM O/P VIN = 6.00 VPP
IN = 1.008 Hz VOUT = 12.2 VPP
OUT = 31.184 kHz
Tabel 2.2 Hasil Pengukuran dari Modulasi PPM Gambar Sinyal
Keterangan
AUDIO I/P VIN = 512 mVPP
IN = 998.0 Hz
TP 1 VIN = 760 mVPP
IN = 986.7 Hz VOUT = 8.80 VPP
OUT = 10.75 kHz
TP 2 VIN = 504 mVPP
IN = 995.1 Hz VOUT = 4.00 VPP
OUT = 10.64 kHz
TP 3 VIN = 992 mVPP
IN = 1.224 kHz VOUT = 9.20 VPP
OUT = 10.75 kHz
TP 4 VIN = 672 mVPP
IN = 1.984 kHz VOUT = 4.40 VPP
OUT = 10.87 kHz
TP 5 VIN = 688 mVPP
IN = 1.572 kHz VOUT = 8.80 VPP
OUT = 10.75 kHz
PPM O/P VIN = 720 mVPP
IN = 28.48 kHz VOUT = 17.0 VPP
OUT = 10.54 kHz
Tabel 2.3 Hasil Pengukuran dari Demodulator PPM Gambar Sinyal
Keterangan
TP 1 VIN = 536 mVPP
IN = 995.3 Hz VOUT = 3.44 VPP
OUT = 11.25 kHz
TP 2 VIN = 504 mVPP
IN = 1.863 kHz VOUT = 2.48 VPP
OUT = 11.11 kHz
TP 3 VIN = 480mV
IN = VOUT = 2.72 VPP
OUT = 11.26 kHz
TP 4 VIN = 488 mVPP
IN = VOUT = 2.44 VPP
OUT = 11.53 kHz
TP 5 VIN = 512 mVPP
IN = VOUT = 4.40 VPP
OUT = 16.72 kHz
TP 6 VIN = 512 mVPP
IN = 1.002 Hz VOUT = 880 mVPP
OUT = 12.16 kHz
Audio O/P VIN = 584 mVPP
IN = 1.000 kHz VOUT = 440 mVPP
OUT = 1.010 kHz
VII.
ANALISIS
-
ANALISIS RANGKAIAN PPM OP-AMP
1. AUDIO I/P 1
: merupakan inputan yang digunakan sebagai
terminal audio 1 yang sumbernya berasal dari generator fungsi 1 yang memiliki amplitudo sebesar 5V PP dan frekuensi input sebesar 1 kHz dimana output sinyal tersebut berbentuk sinus sesuai dengan inputannya yaitu , gelombang sinus. 2. AUDIO I/P 2
: merupakan inputan yang digunakan sebagai
terminal audio 2 yang sumbernya berasal dari generator fungsi 1 yang memiliki amplitudo sebesar 5V PP dan frekuensi input sebesar 1 kHz dimana output sinyal tersebut berbentuk segitiga sesuai dengan inputannya yaitu , gelombang segitiga. 3. TP 1
: Pada test point ini sebelum sampai pada TP
1 , sinyal melewati Op – amp terlebih dahulu sehingg aterdapat perubahan amplitudo sedangkan sinyal yang keluar berupa gelombang kotak 4. PPM O/P
: Merupakan sinyal keluaran modulasi PPM
dimasi sinyal sudah termodulasi
-
ANALISIS PENGUKURAN
Pada percobaan di atas , sinyal input Audio I/P 1 maupun Audio I/P 2 memiliki nilai yang sama seperti masukkan pada generator fungsi jika dilihat melalui osiloskop. Adapun perubahan nilai yang terjadi pada TP 1 yang disebabtkan oleh penguat OP – AMP dimana sinyal menjadi 4 kali lebih besar daripada sinyal masukkan serta perubahan amplitudo yang terjadi pada modulasi itu sendiri yaitu 2 kali lebih besar daripada sinyal input. Sinyal output modulasi PPM berupak sinyal kotak hanya saja lebar pulsanya tidak terlalu lebar. Pada saat gelombang masukkan bernilai positif maka tidak ada gelombang termodulasi (nol) sedangakan sinyal output bernilai tinggi pada saat terjadi perubahan gelombang input dari postif menuju negatif.
-
ANALISIS RANGKAIAN MODULASI PPM
1. AUDIO I/P
: merupakan sinyal masukkan pada modulasi PPM
yang berasal dari generator fungsi yang memiliki besar amplitudo 500 mVPP dan berupa gelombang kotak dimana sinyal ini berupa sinyal informasi yang nantinya akan dimodulasi. 2. TP 1
: merupakan keluaran sinyal proses modulasi PPM
pertama yang melewati IC 1 sehingga memiliki keluaran berbentuk sinyal kotak yang memiliki kerapatan yang tidak terlalu besar 3. TP 2
: merupakan keluaran sinyal proses modulasi PPM
kedua yang melewati pin 5 IC 1 dan R5 sehingga memiliki bentuk sinyal berupa gelombang segitiga. 4. TP 3
: merupakan keluaran sinyal proses modulasi PPM
ketiga yang melewati pin 3 IC 1 sehingga memiliki bentuk gelombang kotak 5. TP 4
: merupakan keluaran sinyal proses modulasi PPM
pada pin 6 IC 2 yang bentuk sinyal berbentuk segitiga dan sinyal kotak dimana pada posisi negatif sinyal segitiga akan terpotong dan
menjadi datar dan juga besar ampiltudo sinyal berubah – ubah sesuai dengan nilai sinyal masukkan 6. TP 5
: merupakan keluaran sinyal proses modulasi PPM
yang melewati pin 3 IC 2 dimana sinyal berbentuk gelombang kotak dan memiliki lebar pulsa yang berbeda – beda sesuai dengan sinyal input. 7. PPM O/ P
: merupakan sinyal keluaran sinyal termodulasi PPM
yang dihasil pada pin 3 IC 3 yang melewati dioda terlebih dahulu
-
ANALISIS PENGUKURAN
Pada percobaan di atas nilai modulasi PPM bernilai leibh besar daripada nilai masukkannya dan pada sinyal keluaran proses sinyal keluaran yang berbentuk kotak memiliki nilai yang lebih besar daipada sinyal keluaran yang berbentuk segitiga yaitu nilai amplitudo
-
ANALISIS RANGKAIAN DEMOSULASI PPM
1. TP 1
: merupakan sinyal proses demodulasi PPM yang
melewati OP – AMP terlebih dahulu sehingga amplitudo menjadi lebih besar daripada sinyal inputannya yang diatur dengan menggunakan VR 1 2. TP 2
: merupakan sinyal proses demodulasi PPM yang
melewati OP – AMP terlebih dahulu sehingga amplitudo menjadi lebih besar daripada sinyal inputannya yang diatur dengan menggunakan VR 2 3. TP 3
: merupakan sinyal proses yang melewati kapasitor
(C4) sehingga memiliki bentuk sinyal yang menyerupai sinyal kotak 4. TP 4
: merupakan sinyal proses yang melewati kapasitor
(C5) sehingga memiliki bentuk sinyal yang menyerupai sinyal kotak dan diatur dengan menggunakan VR3
5. TP 5
: merupakan sinyal proses yang bentuk sinyalnya memiliki
besar pulsa yang berbeda – beda , ada yang sempit dan lebar , sinyal tersebut memasukki IC 3 terlebih dahulu 6. TP 6
: merupakan sinyal proses yang bentuknya menyerupai
sinyal demodulasi akan tatpi memiliki nilai yang berbeda. 7. AUDIO O/P : merupakan keluaran sinyal termodulasi yang bentuknya seperti sinyal input nilainya pun mendekati sinyal input.
VIII. KESIMPULAN
Pada sinyal modulasi PPM terjadi perbedaan lebar pulsa PPM sedangkan pada demolasi PPM sinyal kembali seperti sinyal informasi.