LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS FARMASI
OLEH KELOMPOK
: I (SATU)
GOLONGAN
: II (DUA)
LABORATORIUM KIMIA FARMASI FARMASI
JURUSAN FARMASI FIKES UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR MAKASSAR SAMATA – GOWA
2011
BAB I PENDAHULUAN
A. Laa! B"#a$a%&
Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan endapa endapan n ion Ag +. Pada Pada titrasi titrasi argent argentome ometri tri,, zat pemeri pemeriksaa ksaan n yang yang telah telah dibubu dibubuhi hi indika indikator tor dicamp dicampur ur dengan dengan larutan larutan standar standar garam garam perak perak nitrat nitrat (AgNO3). eng engan an meng menguk ukur ur !olu !olume me laru larutan tan stan standa darr yang yang digu diguna naka kan n sehingga seluruh ion Ag + dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan. Pada Pada argent argentome ometri, tri, ion perak perak memega memegang ng perana peranan n pentin penting g dalam dalam pembentukan endapan, cara ini dipakai untuk penetapan kadar ion halida, anion yang dapat membentuk endapan garam perak, atau untuk penetapan kadar perak tersebut. "ika larutan perak nitrat ditambahkan kalium sianida maka mula#mula akan terbentuk endapan putih yang pada pengadukan akan larut membentuk larutan kompleks yang stabil. "ika reaksi telah sempurna maka reaksi akan berlangsung lebih lan$ut membentuk senya%a kompleks kompleks yang tak larut. &itik akhir ditandai dengan terbentuknya endapan putih yang permanen. 'alah satu kesulitan dalam menentukan titik akhir ini terletak pada akta dimana perak sianida yang diendapkan oleh adanya kelebihan ion perak yang
agak lebih a%al dari titik ekui!alen, sangat lambat larut kembai dan titrasi ini makan %aktu yang lama. alam bidang armasi, argentometri sering digunakan ntuk menetapkan kadar obat seperti Papa!erin *l. mumnya zat yang ditetapkan kadarnya adalah zat yang mengandung halogen karena halogen mudah bereaksi dengan ion Ag+ dan membentuk endapan. Namun selain dari halogen, ada $uga zat bukan halogen yang biasa ditetapkan kadarnya yaitu kalium tiosianat.
B. Ma$' a% T*a% 1. Maksud Percobaan
engetahui dan memahami cara penentuan kadar suatu senya%a dengan metode !olumetri. 2. Tujuan Percobaan
enentukuan kadar papa!erin *l dengan metode argentometri.
+. P!,%',- P"!/aa%
Penentuan kadar papa!erin *l secara !olumetri dengan metode argentometri berdasarkan reaksi pengendapan dengan indikator - *rO/ dan titran AgNO3 dan titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan %arna dari kuning ke merah bata.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. T"/!, U
0eaksi pengendapan ialah apakah reaksi ini dapat ter$adi pada suatu keadaan tertentu. "ika 1 adalah nilai hasil kali ion#ion yang ditentukan dalam larutan, maka kesimpulan yang lebih umum mengenai pengendapan dasar larutan adalah2 . Pengendapan ter$adi $ika 1 4 - sp . Pengendapan tak ter$adi $ika 1 5 - sp 3. 6arutan tepat $enuh $ika 1 7 - sp (Petrucci, 898: ;/) Pada titrasi argentometri, endapan perak klorida (Ag*l) yang terbentuk dari larutan perak nitrat dan natrium klorida dapat digunakan dalam menentukan titik akhir dalam titrasi !olumetri. &itik akhir tersebut ditandai dengan habisnya semua klorida diendapkan men$adi perak klorida. 0eaksi tersebut merupakan reaksi penetapan kadar secara !olumetri, penetapan kadar dari suatu obat yang mengandung natrium bromida atau kalium iodida dapat dilakukan dengan argentometri dan $uga dapat dilakukan untuk penetapan kadar ion#ion halida. (Abdul 0ahman. ;;<2 9)
Argentometri merupakan titrasi pengandapan sampel yang dianalisis dengan menggunakan ion perak. =iasanya, ion#ion yang ditentukan dalam titrasi ini adalah ion halida (*l#, =r #, >#). (-hopkar. 8?@: 9) 'alah satu cara untuk menentukan kadar asam#basa dalam suatu larutan adalah dengan !olumetri (titrasi). olumetri (titrasi) merupakan cara penentuan kadar suatu zat dalam larutannya didasarkan pada pengukuran !olumenya. -elarutan endapan, banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik kuantitati melibatkan pembentukan endapan. Bndapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu ase padat keluar dari larutan. Bndapan mungkin berupa kristal atau koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan (centriuge). Bndapan terbentuk $ika larutan men$adi terlalu $enuh dengan zat yang bersangkutan. -elarutan suatu endapan menurut deinisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan $enuhnya. (-hopkar. ;;92 ?) =erdasarkan pada $enis reaksinya, !olumetri dibedakan atas2 . Asidimetri dan alkalimetri olumetri $enis ini berdasar atas reaksi netralisasi asam#basa . Oksidimetri olumetri $enis ini berdasar atas reaksi oksidasi#reduksi.
3. Argentometri olumetri $enis ini berdasar atas reaksi kresipilasi (pengendapan dari ion Ag+). >stilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum, yang berarti perak. "adi, argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag + (nder%ood. ;;: ;) &itik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya endapan putih yang permanen. 'alah satu kesulitan dalam menentukan titik akhir ini terletak pada akta dimana perak sianida yang diendapkan oleh adanya kelebihan ion perak, yang agak lebih a%al dari titik ekui!alen, sangat lambat larut kembali dan titrasi ini menggunakan %aktu yang lama. -elemahan dari titrasi pengendapan, antara lain 2 . "umlah metode tidak sebanyak titrasi asam#basa atau titrasi reduksi# oksidasi (redoks) . -esulitan mencari indikator yang sesuai 3. -omposisi endapan seringkali tidak diketahui pasti terutama $ika ada eek kopresipitasi. Pada tahap#tahap pertama dalam titrasi, endapan terdapat dalam lingkungan dimana masih ada kelebihan ion C # disbanding Ag+, maka endapan menyerap ion#ion C# sehingga butiran#butiran koloid men$adi bermuatan negati. -arena muatan D># $uga negati, maka D> # tidak dapat
ditarik atau diserap oleh butiran#butiran koloid tersebut. akin lan$ut titrasi dilakukan, makin kurang kelebihan ion C #, men$elang titik ekui!alen, ion C # yang terserap endapan akan lepas kembali karena bereaksi dengan titran yang ditambah pada saat itu., sehingga muatan koloid makin berkurang negati. 'etetes titran kemudian menyebabkan kelebihan Ag +. >on#ion Ag + ini diserap oleh koloid yang menyebabkan %arna endapan berubah mendadak men$adi merah muda. Pada %aktu bersamaan sering $uga ter$adi penggumpalan koloid, maka larutan yang tadinya ber%arna keruh $uga men$adi $ernih atau lebih $ernih. Dluoresein sendiri dalam larutan ber%arna hi$au kuning, sehingga titik akhir dalam titrasi ini diketahui berdasarkan tiga macam perubahan, yakni 2 . Bndapan yang semula putih men$adi merah muda dan endapan kelihatan menggumpal . 6arutan yang semula keruh men$adi lebih $ernih. 3. 6arutan yang semula kuning hi$au hampir#hampir tidak ber%arna lagi. (ar$adi, E. 88;2 9;) &itrasi argentometri adalah titrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran diman akan terbentuk garam perak yang sukar larut. "ika larutan perak nitrat ditambahkan pada larutan kalium sianida maka mula# mula akan terbentuk endapan putih dan pada pengadukan akan larut membentuk larutan kompleks yang stabil. AgNO3 + -*N
-FAg(*N)G + -NO3
"ika reaksi telah sempurna maka reaksi akan berlangsung lebih lan$ut membentuk senya%a kompleks yang tidak larut. Ag+ + FAg(*N)G
Ag FAg(*N)G ('!ehla. 89@2 ?)
alam menentukan titik akhir titrasi, ada beberapa metode yang dapat digunakan, diantaranya yaitu 2 a. etode ohr etode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral, dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. b. etode olhard etode ini didasari oleh pengendapan dari perak tiosianat dalam larutan asam nitrit, dengan ion besi (>>>) dipergunakan untuk mendeteksi kelebihan ion tiosianat. &itrasi olhard ini dilakukan dalam suasana asam. c. etode a$ans Pada metode ini, digunakan indikator adsorbsi, yang mana pada titik ekui!alen indikator teradsorbsi oleh endapan. >ndikator ini tidak memberikan perubahan %arna pada larutan, tetapi pada permukaan endapan. d. etode 6iebig Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indikator, tetapi dengan ter$adi kekeruhan. -etika larutan AgNO 3 ditambahkan pada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada
penggolongan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan larut. (AleHaye!. 8?82 /;?#/;) alam titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut dalam antara titran dan analit. 'ebagai contoh titrasi penentuan Na*l dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion *l # dari analit membentuk garam yang mudah larut Ag*l. (AgNO3) (aI) + Na*l (aI)
Ag*l
'etelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan bereaksi dengan indikator. >ndikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat (*rO/+) dimana dengan indikator ini ion perak akan membentuk endapan ber%arna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. >ndikator lain yang biasa dipakai adalah tiosianida, dan indikator adsorbsi. "ika AgNO3 ditambahkan ke Na*l yang zat berpendar luor, titik akhir ditentukan dengan berubahnya %arna dari kuning men$adi merah $ingga. "ika didiamkan, tampak endapan ber%arna, sedangkan larutan tidak ber%arna disebabkan adanya adsorbs indikator pada endapan Ag*l. Earna zat yang terbentuk dapat berubah akibat adsorbsi pada permukaan. (-hopkar. 88: ?@) 0eaksi yang menghasilkan endapan dapat digunakan untuk analisis dapat dideteksi. =eberapa reaksi pengendapan berlangsung lambat dan mengalami
keadaan
le%at
$enuh.
&idak
seperti
gra!imetri,
titrasi
pengendapan tidak dapat menunggu sampai pengendapan berlangsung
sempurna. al yang penting $uga adalah hasil kali kelarutan harus cukup kecil sehingga pengendapan bersiat kuantitati dalam batas kesalahan eksperimen. 0eaksi samping tidak boleh ter$adi, demikian $uga kopresipitasi. -eterbatasan cara pemakaian ini disebabkan sedikit sekali indikator yang sesuai. 'emua $enis reaksi diklasiikasi berdasarkan tipe indikator yang digunakan untuk melihat titik akhir. (nder%ood. 8882 /8) &itrasi#titrasi yang melibatkan reaksi pengendapan tidak ber$umlah banyak dalam analisis titrimetrik seperti titrasi#titrasi yang terlibat dalam reaksi asam#basa. 'alah satu alasan terbatasnya penggunaan reaksi macam ini adalah kurangnya indikator yang cocok. -etika mendekati titik ekui!alen dan titran ditambahkan secara perlahan, pen$enuhan yang luar biasa tidak ter$adi dan tingkat pengendapan men$adi amat lambat. -esulitan lainnya adalah bah%a komposisi dari endapan pada umumnya tidak diketahui karena eek#eek pengendapan pengiring. eskipun eek ini dapat di minimalisir atau sebagian erkoreksi melalui proses#proses seperti menyimpan pengendapan cukup lama. (Abdul 0ahman. ;;<2 <)
B. U!a,a% Baa%
. Air suling (ir$en PO. 8<82 8?) Nama resmi
2 A1A B'&>66A&A
Nama lain
2 Air suling, AIuadest
0umus molekul
2 O
=erat molekul
2 9,;
Pemerian
2 *airan $ernih, tidak ber%arna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa
Penyimpanan
2 alam %adah tertutup baik
-egunaan
2 'ebagai pelarut
. AgNO3 (ir$en PO. 8<82 8<) Nama resmi
2 A0JBN&> N>&0A'
Nama lain
2 Perak nitrat
0umus molekul
2 AgNO3
=erat molekul
2 ?8,9<
Pemerian
2 ablur transparan atau serbuk hablur ber%arna putih, men$adi gelap $ika kena cahaya.
-elarutan
2 'angat mudah larut dalam air, larut dalam etanol (8@ K) P.
Penyimpanan
2 alam %adah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
-egunaan
2 'ebagai titran
3. - *rO/ (ir$en PO. 8<82 ?8;) Nama resmi
2 -A6>> *0OA&
Nama lain
2 -alium kromat
0umus molekul
2 - *rO/
=erat molekul
2 ?/,
Pemerian
2 ablur, kuning
-elarutan
2 'angat mudah larut dalam air, larutan $ernih.
Penyimpanan
2 alam %adah tertutup baik
-egunaan
2 'ebagai indikator
/. Papa!erin *l (ir$en PO. 8<82 /<) Nama resmi
2 PAPAB0>N> L0O*6O0>
Nama lain
2 Papa!erina hidroklorida
0umus molekul
2 *; NO/. *l
0umus bangun
2 *).
*).O
N
O*)3
*).O
O*)3
=erat molekul
2 3<@,9?
Pemerian
2 ablur atau serbuk hablur, putih, kemudian pedas.
-elarutan
2 6arut dalam lebih kurang /; bagian air dan dalam lebih kurang ; bagian etanol (8@K)P.
Penyimpanan
2 alam %adah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
-egunaan
2 'ebagai sampel
+. P!/'"! K"!*a (aeria. ; 2 9#8)
. Pembuatan larutan baku AgNO3 ;, N &imbang seksama kurang lebih # g AgNO 3 murni dalam ca%an. Panaskan dalam o!en pada suhu ;;#; o* selama kurang lebih $am. -emudian dinginkan dalam desikator. &imbang AgNO 3 yang telah didinginkan sebanyak 9,@ g dalam botol timbang, pindahkan ke dalam gelas piala dan larutkan dengan air suling sebanyak @; ml, aduk hingga homogen. Pindahkan ke dalam labu tentukur @;; ml, cukupkan !olumenya hingga @;; ml, pindahkan ke dalam botol yang bersih dan bubuhi label. . 'tandarisasi larutan AgNO3 ;, N itimbang M / gram Na*l murni dalam gelas arlo$i, keringkan pada suhu ;@#;o* selama M $am dalam o!en, kemudian dinginkan dalam desikator. &imbang seksama ,8 g Na*l yang telah didinginkan. Pindahkan kedalam labu tentukur @;; ml melalui corong. =ilas botol timbang dengan air suling hingga bersih dan air bilasan dimasukkan kedalam
labu
tentukur.
*ukupkan
!olumenya
hingga
@;;
ml,
homogenkan. Pipet sebanyak @ ml kemudian pindahkan kedalam Brlenmeyer, tambahkan ;,@# ml larutan - *rO/ @ K. &itrasi dengan larutan AgNO3 melalui buret hingga ter$adi perubahan %arna dari kuning men$adi cokelat merah. langi perlakuan dua kali lagi. itung normalitas larutan AgNO3. &iap ml AgNO 3 ;, N setara dengan @,9@ mg Na*l.
3. Penetapan kadar papa!erin *l &imbang seksama sampel papa!erin *l yang setara dengan ; ml AgNO3 ;, N, larutkan dengan ;; ml air suling. &ambahkan indikator - *rO/ ;,;;@ dan titrasi dengan AgNO 3 ;, N. &itik akhir titrasi ditandai dengan perubahan %arna dari kuning men$adi merah coklat. langi perlakuan dua kali lagi.
BAB III METODE KERJA
A. A#a a% Baa%
. Alat yang digunakan Alat#alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu buret, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, kertas timbang, klem, labu ukur, neraca analitik, pipet tetes, sendok tanduk, dan stati.
. =ahan yang digunakan =ahan#bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain air suling, kalium kromat, papa!erin *l, dan perak nitrat ;,;3@ N.
B. +a!a K"!*a
Penatapan kadar papa!erin *l . isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. . iisi buret dengan larutan baku AgNO3. 3. itimbang sampel papa!erin *l sebanyak @; mg dengan menggunakan neraca analitik. -emudian dimasukkan kedalam erlenmeyer. /.
itambahkan @; ml air suling. ikocok hingga larut.
@. itambahkan indikator kalium kromat @K. ?. ititrasi dengan larutan baku AgNO3 hingga terbentuk endapan yang ber%arna merah bata. <. icatat !olume titrasi dan dihitung kadarnya.
BAB IV HASIL PENGAMATAN
A. Ta"# P"%&aaa%
'ampel Papa!erin *l
assa (g) ;,@ g
olume titran @ ml
Perubahan %arna -uning merah bata
Papa!erin *l
;,@@/ g
< ml
-uning merah bata
B. R"a$',
*)
*)O
N
. )*6 + AgNO 3 O*)3
*)O
O*)3
*)
*)O
N
O*)3
*)O
. )NO3 + Ag*l
O*)3
AgNO3 + - *rO/ Ag*rO/ + -NO3
+.
P"!,%&a%
'ampel > grek sampel (Papa!erin *l) ~ grek larutan baku (AgNO 3) mg BE
mg
mg BE
7 .N
7 . N . =B 7@
;,;3@
3<@,9?
7 8/,@; mg 7 ;,8/@ g -adar Praktik K -adar >
7
H ;;K
-adar teori 7 7
;,8/@ g
H ;;K
;,.@. g <<,@ K
'ampel >> grek sampel (O) ~ grek larutan baku (-nO /) mg BE
mg
7.N
7 . N . =B 7<
;,;3@
7 <,3 mg 7 ;,<3 g
3<@,9?
-adar Praktik K -adar >
7
H ;;K
-adar teori 7 7 K -adar rata#rata
7
;,.<.3 g ;,.@./ g ;<,99/3 K
<<,@ K + ;<,99/3 K .
7
H ;;K
8.,@< K
BAB V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan senya%a#senya%a lain yang membentuk endapan dengan reaksi nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. etode argentometri disebut $uga metode pengendapan karena pada metode ini diperlukan pembentukan senya%a relati tidak larut atau endapan. "ika larutan perak nitrat ditambahkan pada larutan kalium sianida, maka mula#mula akan terbentuk endapan putih dan pada pengadukan akan larut membentuk larutan kompleks yang stabil. AgNO3 + -*N
-FAg(*N)G + -NO3
"ika reaksi telah sempurna maka reaksi akan berlangsung lebih lan$ut membentuk senya%a kompleks yang tidak larut. Ag+ + FAg(*N)G
Ag FAg(*N)G
etode#metode dalam titrasi argentometri, diantaranya 2 .
etode ohr Pada prinsipnya adalah pembentukan endapan ber%arna dari kalium kromat yang ditambahkan sebagai indikator. -emunculan a%al endapan perak kromat ber%arna kemerah#merahan diambil sebagai titik akhir titraasi. etode ini digunakan untuk penetapan klorida, bromida, dan ion sianida.
.
etode olhard
idasarkan pada pengendapan perak tiosoanat dalam larutan asam nitrat dengan menggunakan ion besi untuk mendeteksi kelebihan ion tiosianat. 3.
etode Da$ans etode Da$ans yaitu dalam titrasi *l # dengan Ag +, sebelum titik ekui!alen partikel#partikel koloid dari Ag*l bermuatan negati akibat adsorbsi ion *l # dari larutan adsorbsi dari sebuah komponen organik ber%arna pada permukaan sebuah endapan dapat menyebabkan pergeseran elektronik dalam molekul yang mengubah %arnanya. Denomena ini dapat dipergunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam perak. 'enya%a organik yang dipergunakan untuk hal ini disebut sabagai indikator adsorbsi. Adapun cara ker$a pada percobaan ini yaitu pertama#tama disiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan, lalu ditimbang sampel papa!erin *l sebanyak @; mg menggunakan neraca analitik dimana neraca analitik digunakan untuk menimbang sampel dengan tingkat ketelitian yang tinggi. 'ampel yang digunakan pada percobaan ini papa!erin *l karena mengandung ion *l # (yang merupakan golongan halogenida) yang dapat berikatan dengan ion Ag + sehingga membentuk garam yang berupa endapan putih. -emudian sampel dimasukkan ke dalam Brlenmeyer, dimana Brlenmeyer digunakan untuk mempermudah mengaduk larutan pada saat titrasi berlangsung dengan cara memegang leher Brlenmeyer dan memutarnya. 'etelah itu ditambahkan @; ml aIuadest sebagai pelarut dengan menggunakan gelas ukur yang berungsi untuk mengukur !olume aIuadest yang digunakan sebagai pelarut. 6alu ditambahkan lagi indikator - *rO/ @ K dengan menggunakan pipet tetes, dimana pipet tetes digunakan untuk mengambil bahan
tambahan atau indicator dalam $umlah yang sedikit. Alasan digunakannya - *rO/ karena metode yang digunakan adalah metode ohr, yang mana pada metode ohr - *rO/ digunakan sebagai indikator dan sampel yang digunakana adalah *l#. - *rO/ memberikan %arna yang spesiik yaitu kuning pada larutan papa!erin *l. Earna larutan kemudia men$adi %arna merah bata. 'elan$utnya, larutan dititrasi dengan AgNO3 ;,;3@ N dengan menggunakan buret karena buret digunakan sebagai %adah titran yang membantu proses titrasi agar !olume titran dapat diamati dengan baik dan dalam %aktu yang eisien dengan skala terkecil untuk mengurangi kesalahan. 'tati dan klem digunakan untuk menyangga buret agar buret tetap tegak lurus sehingga lebih mudah melihat !olume titran. &itik ekui!alen ter$adi ketika terlihat endapan perak kromat sekilas, kemudian terurai kembali secara lambat dan titrasi dihentikan saat ter$adi perubahan %arna dari kuning men$adi merah bata yang mana perubahan %arna ini menun$ukkan ter$adinya titik akhir titrasi. ekanisme reaksi yang ter$adi pada indikator - *rO/ dimana ion *rO /# akan bereaksi dengan ion Ag + yang setelah ditetesi secara berlebih akan membentuk endapan merah bata. 'elan$utnya sampel yang digunakan yakni papa!erin *l karena mengandung ion *l # (yang merupakan golongan halogenida) yang dapat berikatan dengan ion Ag + sehingga membentuk garam yang berupa endapan putih dimana titran yang digunakan yakni AgNO 3 (perak nitrat). Adapun reaksinya dapat dilihat sebagai berikut2 *l + AgNO3 Ag*l putih + NO 3 AgNO3 + - *rO/ Ag*rO/ merah bata + -NO 3
Perubahan %arna yang ter$adi karena terbentuknya ikatan Ag *rO/, saat hampir mencapai titik ekui!alen yang ber%arna merah coklat. Adapun hasil yang didapatkan yakni pada berat sampel ;,@ g didapatkan !olume titrannya sebanyak @ ml dan pada berat sampel ;,@/ g didapatkan !olume titrannya sebanyak < ml. 'ehingga kadar yang didapatkan adalah 8,@< K. asil yang diperoleh tidak sesuai dengan literature yang menyatakan bah%a kadar papa!erin *l adalah 88,;K. Daktor kesalahan saat praktikum yaitu alat yang digunakan tidak steril, kurang cermatnya praktikan dalam menitrasi, bahan#bahan yang digunakan sudah tidak murni lagi karena sudah terkontaminasi dengan zat lain, ketidakpastian praktikan dalam menentukan titik akhir titrasi. Adapun hubungan dengan dunia armasi adalah pada sediaan obat#obatan, khususnya dalam penetapan kadar senya%a yang sukar larut, misalnya seperti yang terdapat pada Darmakope >ndonesia, titrasi argentometri digunakan untuk menentukan kadar ammonium klorida, enoterol, kalium klorida dan natrium klorida.
BAB VI PENUTUP
A. K"',-#a%
ari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bah%a kadar papa!erin *l sebesar 8,@< K. asil yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bah%a kadar papa!erin *l adalah tidak kurang dari 88,;K.
B. Sa!a%
. ntuk laboratorium Alat dan bahan lebih dilengkapi lagi agar praktikum ber$alan lancar. 3. ntuk asisten Pertahankan bimbingannya kepada praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
AleHeye!, . Quantitative Analysis. osco%2 >0 publisher. 8?8
ir$en PO. Farmakope Indonesia Edisi III . "akarta2 epkes 0>. 8<8
ar$adi, E. Ilmu Kimia Analitik Dasar . "akarta2 P& Jramedia. 89?
-hopkar, ".. Konsep Dasar Kimia Analit . "akarta2 > Press. 88;
Petrucci, 0. . Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. "akarta2 Brlangga. 898
0ahman, Abdul. Kimia Farmasi Analisis. Logyakarta2 Pustaka Pela$ar. ;;<
'!ehla, J. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi . "akarta2 P& kalman edia Pustaka. 89@
nder%ood, A6. Analisis Kimia Kuantitatif . "akarta2 Brlangga. ;;
SKEMA KERJA
. Pembuatan larutan baku AgNO3 ;, N &imbang seksama # g AgNO 3
Panaskan dalam o!en ;;#;o*
inginkan dalam desikator
&imbang AgNO 3 kering 9,@ g
Pindahkan dalam gelas piala
6arutkan @; ml air suling
homogenkan
Pindahkan ke labu tentukur @;; ml
Add !olume sampai @;; ml
Pindahkan ke dalam botol
=ubuhi label
. 'tandarisasi 6arutan AgNO3
&imbang / g AgNO 3
-eringkan dalam o!en suhu ;@#;o*
inginkan dalam desikator
&imbang ,8 g Na*l
Pindahkan ke labu tentuku @;; ml
Add !olume sampai @;; ml
Pipet @ ml
asukkan ke erlenmeyer
&ambahkan ;,@# ml - *rO/
&itrasi dengan AgNO3
3. Penetapan kadar papa!erin *l @; mg papa!erin *l
+ @; ml aIuadest
+ indikator - *rO/ @K
&itrasi dengan AgNO3
*atat !olume titrasi
https2QQid.scribd.comQdocQ?@<?Q6APO0AN#A0JBN&OB&0>R