KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahm rahmat at dan dan karu karuni niaNy aNyaa sehin sehingg ggaa dapa dapatt tersel terseles esaik aikan anny nyaa lapor laporan an kasu kasuss deng dengan an judul judul “Preeklampsia “Preeklampsia Berat Pada Hamil Aterm”. Aterm”. Penulisan Penulisan referat ini diuat dengan dengan tujuan untuk meme memenu nuhi hi salah salah satu satu tuga tugass kepa kepani niter teraa aan n !lmu !lmu "ei "eida danan nan dan dan "and "andun unga gan n di #S$% #S$% "ara&ang periode ' (anuari )*+' , +- aret )*+'. Penulis Penulis menyadari menyadari ah&a tanpa antuan dan imingan imingan dari eragai eragai pihak sangatlah sulit untuk menyelesaikan makalah ini. /leh karena itu penulis mengu0apkan terima kasih yang seesar,esarnya kepada dr. H. %oddy #odiat1 Sp./2 selaku pemiming yang telah memantu dan memerikan imingan dalam penyusunan makalah ini1 dan kepada semua pihak yang turut serta memantu penyusunan penyusunan makalah ini. Akhir kata dengan segala kekurangan yang penulis miliki1 segala saran dan kritik yang ersifat memangun akan penulis terima untuk peraikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat dapat ermanf ermanfaat aat agi agi semua semua pihak pihak yang yang memper mempergu gunak nakann annya ya selama selama proses proses kemajua kemajuan n pendidikan selanjutnya.
"ara&ang1 3eruari )*+'
Penulis
LEMBAR PERSETUJUAN
4aporan "asus dengan judul “PREEKLAMPSIA “PREEKLAMPS IA BERAT PADA HAMIL ATERM”
Telah Telah diterima dan disetujui dise tujui oleh pemiming1 seagai syarat untuk menyelesaikan "epaniteraan "linik !lmu "eidanan dan "andungan di #S$% "ara&ang periode ' (anuari )*+' 5 +- aret )*+'. )*+'.
"ara&ang1 3eruari )*+'
dr. H. %oddy #odiat1 Sp./2
LEMBAR PERSETUJUAN
4aporan "asus dengan judul “PREEKLAMPSIA “PREEKLAMPS IA BERAT PADA HAMIL ATERM”
Telah Telah diterima dan disetujui dise tujui oleh pemiming1 seagai syarat untuk menyelesaikan "epaniteraan "linik !lmu "eidanan dan "andungan di #S$% "ara&ang periode ' (anuari )*+' 5 +- aret )*+'. )*+'.
"ara&ang1 3eruari )*+'
dr. H. %oddy #odiat1 Sp./2
DAFTAR ISI
"ATA "ATA P6N2ANTA# P6N2 ANTA#
+
46BA# P6#S6T$($AN
)
%A3TA# !S!
7
BAB ! 8 P6N%AH$4$AN
-
BAB !! 8 STAT$S PAS!6N
9
BAB !!! 8 ANA4!S!S "AS$S
+:
BAB !; 8 T!N(A$AN P$STA"A
))
BAB ; 8 "6S!P$4AN
7<
%A3TA# P$STA"A
-*
BAB I PENDAHULUAN
!ndonesia saat ini sedang menghadapi krisis tantangan gloal yang tidak ringan1 maka dari itu !ndonesia erkomitmen men0apai Millenium Development Goals =%2s> dengan maksud manusia seagai fokus utama program pemangunan. %ari semua target yang ingin di0apai %2s1 khususnya tentang kinerja penurunan Angka "ematian !u =A"!> dan penurunan Angka "ematian Bayi =A"B> se0ara gloal masih rendah1 sehingga perlu target dimasa mendatang pada tahun )*+' dimana A"! seesar +*) per +**.*** kelahiran hidup dan A"B seesar )7 per +*** kelahiran hidup. %iharapkan dengan mengetahui sedini mungkin faktor,faktor risiko untuk terjadinya komplikasi selama kehamilan dapat menurunkan moriditas dan mortalitas iu dan ayi. Hal ini masih memutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus untuk me&ujudkan %2s. + Berdasarkan data dari World Health Organization =WH/> tentang angka kematian iu di seluruh dunia1 ternyata terdapat ' keadaan osetrik yang menjadi penyea kematian iu1 yaitu perdarahan post partum1 sepsis1 preeklampsia,eklampsia1 jalan lahir sempit dan aorsi. Angka kejadian terjadinya preeklampsia diperkirakan 71)? dari di setiap angka kelahiran. Angka ini memerikan total sekitar leih dari - miliar kasus per tahunnya di seluruh dunia. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh WH/ tahun )*++1 dengan peserta &anita yang hamil atau &anita hamil yang mengakhiri kehamilannya di periode antara tahun +<<@,)**)1 terdapat sekitar +-1 &anita meninggal dengan preeklampsia. Selain itu preeklampsia merupakan pemunuh nomor satu penyea kematian iu di Amerika 4atin seanyak )'1@?1 disusul oleh Afrika dan Asia seanyak <1+?. Penelitian ini menjadi salah satu ukti ah&a preeklampsia merupakan penyea kematian iu yang paling serius1 selain perdarahan di seluruh negara1 terutama negara yang sedang erkemang. )171%i !ndonesia sendiri tingginya angka kematian iu menjadi agenda kesehatan yang paling utama. Berdasarkan Maternal Mortality Ratio1 perkiraan terjadi 7**5-** kematian iu per +**1*** kelahiran1 ini artinya &anita !ndonesia meninggal setiap jamnya karena kehamilan. Hal ini juga diperkuat menurut Surei %emografi dan "esehatan !ndonesia tahun )**@ angka kematian iu adalah )): per +**.*** kelahiran hidup. (ika diandingkan dengan target yang ingin di0apai oleh pemerintah pada tahun )*+' dimana A"! seesar +*) per +**.*** kelahiran hidup1 angka terseut masih tergolong tinggi. 71'
Beragam pendapat telah diutarakan dalam pemahaman preeklampsia se0ara mendasar dan telah dilakukan pula eragai peneltian untuk memperoleh penatalaksanaan yang dapat dipakai seagai dasar pengoatan untuk preeklampsia. Namun demikian1 preeklampsia tetap menjadi satu di antara anyak penyea moriditas dan mortalitas iu dan janin di !ndonesia1 sehingga masih menjadi kendala dalam penanganannya. /leh karena itu diagnosis dini preeklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia1 serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian iu dan anak. Perlu ditekankan ah&a sindrom preeklampsia ringan dengan hipertensi1 edema1 dan proteinuri sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan pemeriksaan antenatal yang teratur dan se0ara rutin men0ari tanda preeklampsia sangat penting dalam usaha pen0egahan preeklampsia erat dan eklampsia1 di samping pengendalian terhadap faktor,faktor predisposisi yang lain. 91@ $ntuk menurunkan angka kematian karena eklampsia ini1 maka ketersediaan akses untuk memperoleh Antenatal Care =ANC> minimal se0ara rutin dilakukan - kali selama periode masa kehamilan sangat penting. "arena hal ini dapat memerikan pengaruh positif sikap &anita terhadap Antenatal Care se0ara enar. $paya pen0egahan1 pengamatan dini1 dan terapi sangat penting untuk men0egah angka kematian pada ganguan ini. :
BAB II STATUS PASIEN
I
II
IDENTITAS
Nama $mur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat
PASIEN Ny. 4D #m8 '@.+'.79 ): tahun !slam S4TP !u #umah Tangga Sentul1 Cikampek selatan,
Tanggal asuk #S
(a&a Barat +- 3eruari )*+'
SUAMI
Tn.E 7) tahun !slam SA Pekerja 4epas Sentul1 Cikampek selatan, (a&a Barat
ANAMNESIS %ilakukan autoanamnesa pada tanggal +- 3eruari )*+'1 pukul +'.** W!B - Keluhan Utama /S datang di rujuk oleh idan dengan preeklampsia erat =P6B> dan kaki engkak. , Ria!at Pen!a"it Se"a#an$ Pasien1 2)P+A* merasa hamil < Bulan datang ke ruang ersalin #S
%$"ara&ang dirujuk oleh idan dengan pree0lampsia erat =P6B>. ' (am S#S pasien merasakan mules mules yang terus menerus1 semakin lama semakin meningkat frekuensi dan kualitasnya1 rasa mulesnya. "arena rasa mules dan hamil yang sudah &aktunya akhirnya /S datang ke puskesmas. Sesampainya di idan dan diperiksa ternyata tekanan darah /S tinggi =+@*D+**> dan pemukaan +,). Akhirnya /S dipersiapkan untuk dirujuk. Saat persiapan untuk dirujuk1 /S dierikan oat yang menurut /S memerikan efek panas atau gerah dan dierikan oat minum. ' jam S#S. - jam S#S1 /S merasakan keluar air,air dari jalan lahir1 remes dan dirasakan 0ukup anyak. Selain itu dirasakan keluar lendir dan darah. "eluhan lain yang dirasakan adalah os merasakan kedua kaki dan tangannya engkak1 namun tidak ada sesak nafas ataupun nyeri pada kedua kaki terseut. /S juga sering merasakan mual1 muntah1 dan nyeri kepala. 2erakan janin terus dirasakan. Setelah dipersiapkan untuk dirujuk akhirnya /S erangkat "e #S$% kara&ang dengan amulans puskesmas. Pasien mengakui memiliki ri&ayat tekanan darah tinggi pada kehamilan seelumnya. #i&ayat ANC1 teratur di idan puskesmas + kali per ulan sejak usia kehamilan ++ minggu1 dan + minggu sekali semenjak usia kehamilan 7* minggu.
$S2 7 kali di dokter dikatakan hasil aik dan janin tunggal. Pasien sudah imunisasi TT seanyak +F. -
-
Ria!at Hai% o enar0he o Siklus haid o 4ama haid Banyaknya o HPHT o o Taksiran persalinan o $sia "ehamilan o #i&ayat "B
8 +- tahun 8 teratur =): hari> 8 @ hari 8 7 kali ganti pemalut sehari 8 +:D-D+8 )'D)D+' 8 7:,7< minggu 8,
Ria!at Pe#ni"ahan o enikah dua kali1 satu kali saat usia +' th selama ) tahun dengan ujang dan saat
usia +@ tahun selama ++ tahun -
Ria!at &'(tet#i o 2)P+A* ! 4ahir anak laki,laki usia @ tahun di idan BB4 )'** gr !! Hamil sekarang -
Ria!at Pen!a"it Dahulu /s menyangkal jika terdapat ri&ayat kejang seelum hamil dan saat hamil1
hipertensi seelum hamil1 diaetes mellitus1 asthma1 penyakit jantung1 hepatitis1 TB paru1 ri&ayat alergi oat1 maupun ri&ayat alergi makanan. /s juga menyangkal jika seelumnya pernah mengalami keputihan selama kehamilan. Pasien mengakui memiliki ri&ayat tekanan darah tinggi pada kehamilan seelumnya
-
Ria!at Pen!a"it Dalam Kelua#$a %i dalam keluarga /s1 tidak terdapat ri&ayat hipertensi1 diaetes mellitus1
asthma1 penyakit jantung1 hepatitis1 TB paru1 ri&ayat alergi oat1 maupun ri&ayat alergi makanan. -
III
Ria!at &)e#a(i Tidak pernah
PEMERIKSAAN FISIK o Status generalis 8 "eadaan umum "esadaran "eadaan giGi Antropometri , BB 8 ': kg
8 Tampak sakit sedang 8 0ompos mentis 8 kesan giGi 0ukup
, , o
o
Tanda,tanda ital 8 Tekanan darah Nadi Suhu Pernapasan "epala 8 ata • • • •
o
o
TB 8 +'9 0m B! 8 )-1'
8 +@*D+** mmHg =Hipertensi 2rade !!> 8 <9FDmenit1 reguler1 isi 0ukup 8 7@ oC =diukur di aFilla> 8 )*FDmenit
8 konjungtia pu0at ,D,1 sklera ikterik ,D,1 pupil isokor1 #C4 D1 #CT4
D Telinga8 normotia1 memran timpani intak1 serumen ,D, Hidung 8 entuk normal1 sekret =,>1 nafas 0uping hidung 5 ulut 8 sianosis =,>1 lidah kotor =,>1 faring hiperemis =,>1 tonsil T+DT+ tenang
4eher 8 (;P tidak meningkat1 tidak teraa pemesaran "2B di leher1 tiroid tidak memesar Thoraks Paru,paru
Pal)a(i
Pe#"u(i Au("ulta( i
"anan
okal fremitus sama kuat1 Nyeri tekan =,>
"iri "anan "iri
sonor1 nyeri ketuk , sonor1 nyeri ketuk , ronkhi , &heeGing ,
Bela"an$ simetris statisDdinamis simetris statisDdinamis okal fremitus sama kuat1 Nyeri tekan =,> okal fremitus sama kuat1 Nyeri tekan =,> sonor1 nyeri ketuk , sonor1 nyeri ketuk , ronkhi , &heeGing ,
"anan
ronkhi , &heeGing ,
ronkhi , &heeGing ,
"iri "anan "iri
In()e"(i
De)an simetris statisDdinamis simetris statisDdinamis okal fremitus sama kuat1 Nyeri tekan =,>
(antung !nspeksi Palpasi Perkusi
8 iktus kordis tidak tampak 8 iktus kordis teraa pada sela iga ; garis aksilaris anterior sinistra 8 atas jantung kanan8 sela iga !!! garis midklaikularis deFtra atas
jantung kiri8 sela iga ; garis aksilaris anterior sinistra Auskultasi 8 Bunyi (antung ! 5 !! reguler1 tidak ada murmur1 tidak ada gallop
o o
o
Adomen 8 supel1 B$ =>1 nyeri tekan epigastrium =>1 un0it sesuai kehamilan. 6kstremitas 8 akral hangat D1 edema ekstrimitas atas D1 a&ah D Status /stetrik Pemeriksaan 4uar !nspeksi , Tampak perut memun0it1 T3$ 77 0m , ;agina urethra tenang1 perdarahan aktif =,> Palpasi , His regular 7,-FD+*ID-*,-'II , Pemeriksaan 4eopold 8 4! 8 teraa agian ulat1 lunak1 tidak melenting 4!! 8 teraa agian memanjang di kanan dan agian,agian ke0il di kiri 4!!! 8 teraa agian ulat1 keras dan melenting 4!;8 sudah masuk PAP )D' Taksiran Berat (anin 8 =77,+)>F+'' J 7)'' gram Auskultasi , %(( => Bayi 8+-@ pm Pemeriksaan %alam !nspekulo 8 /stium teruka1 flour =,>1 fluFus =,>1 alsaa =,> ;aginal tou0her8 Portio tipis1 pemukaan :,< 0m1 lengkap1 selaput ketuan =,>1 kepala hodge !!!,!;1 Pada jari yang dipakai pemeriksa untuk ;T didapatkan lendir dan darah pada jari pemeriksa.
I*
PEMERIKSAAN LAB&RAT&RIUM La'+#at+#ium tan$$al , Fe'#ua#i ./,0 Ha(il
Nilai N+#mal
H
++19 gDd4
+),+9 gDd4
4eukosit
<.)+*DK4
7.***,+*.9**D K4
)@<.***DK4
+'*.***,--*.**D K4
7-1< ?
7'.*,-@.* ?
Bleeding Time
7I
+I,7I
Clothing Time
+*I
'I,++I
Hemat+l+$i
Tromosit HT
2olongan %arah AB/
B
2olongan %arah #hesus
Imun+l+$i
Hs Ag #apid S2/TDS2PT
Non reaktif +-1:D@1'
Non reaktif
@7 mgDd4
L +-* mgDd4
$reum
++.< mgDd4
+'.*,'*.* mgDd4
"reatinin
*19@ mgDd4
*.'*,*.<* mgDd4
Cholesterol
7+- mgDdl
L)** mgDdl
123 .
Negatie
Kimia
2lukosa darah se&aktu
U#inali(a
Protein urin
"esan
8
proteinuria
*
KARDI&T&K&GRAFI DAN ULTRAS&N&GRAFI
Hasil "ardiotokografi8 Baseline 8 +7* pm ;ariailitas 8 ',)' Akselerasi 8 M )FD +*I %eselerasi 8 Tidak ada His 8 Tidak ada "esan 8 "ategori !
Ha(il USG 4
•
BP% :<1-1 HC 77)1 AC 7)+1 34 @71)1 !CA :1 TB( 7+9+ (anin presentasi kepala tunggal hidup1 plasenta korpus anterior1 %(( => sesuai
•
kehamilan 7@,7: minggu. Tidak ada kelainan thorako adominal
•
Hasil /serasi %(( enit ' +* +' )* )' 7* 7' -* -' '* '' *I
%(( +-: pm +-' pm +-@ pm +'* pm +-: pm +-9 pm +-: pm +'* pm +-' pm +'* pm +-@ pm
RESUME
Seorang &anita ): tahun1 2)P+A* merasa hamil < ulan datang ke ruang ersalin #S$% "ara&ang dirujuk idan dengan P6B. /S sudah merasakan mulas sejak ' jam S#S dan keluar air,air1 lendir1 dan darah sejak ' jam S#S. Pada Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang1 kesadaran 0ompos mentis1 Tekanan darah8 +@*D+** mmHg1 Nadi8 <9FDmenit1 reguler1 isi 0ukup5 Suhu8 7@oC1 Pernapasan8 )*FDmenit1 6kstremitas8 edema ekstrimitas atas,a&ah D 6 Pada pemeriksaan ostetrik 5 untuk pemeriksaan luar didapatkan tampak perut memun0it dengan ukuran T3$ 77 0m6 Pada palpasi1 his regular 7,-FD+*ID-*,-'I. Pemeriksaan 4eopold ! teraa agian ulat1 lunak1 tidak melenting1 4eopold !! teraa agian memanjang di kanan dan agian,agian ke0il di kiri1 4eopold !!! teraa agian ulat1 keras dan melenting dan 4eopold !; teraa sudah masuk PAP )D'. %enyut jantung janin +-@ pm6 Pada pemeriksaan dalam dengan menggunakan inspekulo tampak ostium teruka. Pada pemeriksaan 0olok agina =;aginal tou0her> didapatkan Portio tipis1 pemukaan :,< 0m1 selaput ketuan =,>1 kepala hodge !!!,!;1 Pada jari yang dipakai pemeriksa untuk ;T didapatkan lendir dan darah pada jari pemeriksa. ++
*II •
DIAGN&SIS KERJA Persalinan kala !! pada 2)P+ Hamil 7@,7: minggu1 (anin Presentasi "epala Tunggal
Hidup Preeklampsia Berat *III
TATALAKSANA #en0ana diagnostik 8 , /serasi keadaan umum1 tanda ital1 %((1 his , /serasi tanda perurukan P6B seperti8 kejang1 nyeri kepala1 pandangan kaur1
,
mual1 muntah1 dan nyeri ulu hati. Cek %P41 $41 kimia darah =2%S1 ureum1 kreatinin1 S2/T1 S2PT>
Non,medikamentosa , ,
"osongkan uli,uli Asuhan Persalinan "ala !!
edikamentosa ,
, ,
,
Anti,konulsan !nitial,dose gS/- -*? -gr i =selama +' menit> aintenan0e,dose gS/- -*? + grDjam drip =selama )- jam dalam #4 '**00> Antihipertensi Nifedipin -F+* mg P/ Anti /ksidan NAC 7F9**mg P/ ;itamin C )F-**mg !; Antiioti0 CeftriaFone +F)g !;
I7
7
PR&GN&SIS Ad itam Ad sanationam Ad fungtionam
8 onam 8 duia ad onam 8 onam
SIKAP
Tan$$al 8 Jam ,8/.8./,0
9atatan Pe#"em'an$an Te#inte$#a(i •
S 8 ulas =,>1 pusing =,>1 nyeri uluhati =,>1 mual =,> dan muntah =,>1
•
pandangan kaur =,>1 "ejang =,> "$ 8 C1 TSS1 T% 8 +9*D+** mmHg1 N 8 <9 FDmenit1 T 8 7@ oC =diukur
+'.*' W!B
+)
di aFilla>1 ## 8 )*FDmenit1 oedema tungkai atas a&ah =D>. Pemeriksaan dalam !8 Du tenang1 perdarahan aktif =,> ;T 8 portio
kenyal1 pemukaan <,+* 0m1 ketuan =,>. Pada jari yang dipakai pemeriksa untuk ;T didapatkan lender =>1 darah=,>1 maupun air,air=,>. %(( +-@ dpm1 his A 8 Persalinan "ala !! pada 2)P+A* hamil 7@,7: minggu1 janin
•
•
presentasi kepala tunggal hidup1 dengan Preeklampsia Berat P8 #en0ana diagnosti0 /serasi tanda ital1 kontraksi =his>1 %(( • Tanda perurukan P6B • #en0ana terapi • • •
,8/.8./,0
Nifedipine -F+* mg p.o. gS/- - gr !; maintenan0e +grDjam Terminasi Peraginam
Berlangsung Persalinan Spontan 4ahir ayi perempuan hidup dengan BB )9'* gram1 PB -' 0m1 AS
+9.+' W!B
'D@1 air ketuan jernih1 plasenta lahir lengkap => 1 0a0at=,>1 anus=>. 6pisiotomi
=>
Perineum
#uptur
2rade
!!
%ilakukan
Perineoraphy ,8/.8./,0
+9.)* W!B
•
S 8 Pasien post partus matures spontan /8 C1 TSS1 T% 8 +'*D+** mmHg1 N 8 ::FDmenit1 T 8 791
•
di aFilla>1 ## 8 )*FDmenit1 oedema tungkai =D>. Status /stetri 8 Du tenang1 T3$ ) jari a&ah pu sat1 kontraksi aik A8 P)A* Post Partus aturus Spontan dengan ri&ayat P6B1 T%
•
•
terkontrol1 NH* P8 #en0ana diagnosis 8 , /serasi "u1 TT;1 perdarahan peraginam , Cek %P41 protein urin1 post partus #en0ana terapi8 ,
gS/- -*? + gr maintan0e drip dalam '** 00 #4 sDd )- jam
, ,
CefadroFil ) F '** gram !; Nifedipin - F +* mg p.o. +7
, , , ,
, ,
7I
;it C ) F -** mg !; NAC 7 F 9** mg p.o. Sulfas 3erosus ) F + ta p.o oilisasi dini 3oley 0atheter +F)- jam #4 '** 00 oFyto0in )* $!D : jam selama )- jam
F&LL&: UP
Tan$$al 8 Jam ,08/.8./,0
•
*9.** W!B
=,>1 BA" %C=>1 menyusui =,>1 perdarahan => sedikit1 2P 7F. •
•
•
,;8/.8./,0
9atatan Pe#"em'an$an Te#inte$#a(i S 8 keluar AS! =,D,>1 mual =,>1 muntah =,>1 pusing1 =,>1 pandangan kaur
moilisasi => duduk. / 8 "$D"es 8 Tampak sakit sedang 1 C T%8 +-*D<*mmHg1 H# :* F D menit1 ##8 )*F D menit1 Suhu8 791: C Status generalis 8 ata8 CA ,D,1 S! ,D, /dem tungkai a&ah =D> Status /stetri 8 amae8 retraksi ,D,1 hiperemis ,D,1 keluar AS! ,D, T3$8 + jari di a&ah pusat1 kontraksi aik. !8 Du Tenang1 perdarahan aktif =,>1lo0hia rura => A 8 P)A* Post Partus aturus Spontan dengan ri&ayat P6B1 T% terkontrol1 NH+ P8 #en0ana diagnosti0 , /serasi TT;1"ontraksi1 Perdarahan1 Perurukan P6B , Cek %P41 Protein urin #en0ana terapi , diet T"TP , oilisasi aktif , gS/- +grDjamD)-jam , CefadroFil )F'** mg p.o. , Asam efenamat 7F'** mg p.o. , Sulfas 3erosus + F + ta p.o , Nifedipin - F +* mg p.o. , NAC 7F9**mg p.o - ;itamin C )F'**mg p.o
•
S 8 keluar AS! =D>1 mual =,>1 muntah =,>1 pusing1 =,>1 pandangan
•
kaur =,>1 BA" =>1 menyusui =,>1 perdarahan =>1 moilisasi jalan =>. / 8 "$D"es 8 Tampak sakit ringan 1 C
*9.** W!B
+-
•
•
T%8 +-*D:* mmHg1 H# <* F D menit1 ##8 +:F D menit1 Suhu8 7919 C Status generalis 8 ata8 CA ,D,1 S! ,D, /dem tungkai a&ah =,D,> Status /stetri 8 amae8 retraksi ,D,1 hiperemis ,D,1 keluar AS! D T3$8 + jari di a&ah pusat1 kontraksi aik. !8 Du Tenang1 perdarahan aktif =,> A 8 P)A* Post Partus aturus Spontan dengan ri&ayat P6B1 T% terkontrol1 NH) P8 #en0ana diagnosti0 , /serasi T;1 "ontraksi1 Perdarahan #en0ana terapi , diet T"TP , oilisasi aktif , CefadroFil ) F '** mg p.o , Asam efenamat 7 F '** mg p.o , Sulfas 3erosus + F + ta p.o , Nifedipin - F +* mg p.o. , NAC 7F9**mg p.o , ;itamin C )F'**mg p.o , Boleh pulang
BAB III ANALISIS KASUS
Pasien Ny. 41 usia ): tahun datang ke ;" #S$% "ara&ang +- 3eruari )*+' pukul +'.** W!B dengan rujukan preeklampsia erat. Setelah melakukan anamnesis1 pemeriksaan fisik
+'
dan pemeriksaan penunjang maka didapatkan diagnosis Persalinan kala !! pada 2)P+ Hamil aterm1 (anin Presentasi "epala Tunggal Hidup Preeklampsia Berat. %iagnosis diuat erdasarkan pada anamnesis1 pemeriksaan fisik1 dan dilengkapi dengan pemeriksaan penunjang.
<6,6 Anamne(i(
Pada anamnesis didapatkan pasien sudah mulas,mulas sejak ' jam S#S1 dan mulai keluar air,air sejak - jam S#S. Pasien mengaku pusing1 mual sampai muntah. Pasien mempunyai ri&ayat darah tinggi seelum kehamilan. Pandangan kaur dan kejang juga disangkal oleh pasien. enurut Teori1 pada P6B tekanan darah meninggi setelah )* minggu kehamilan1dan pasien dengan P6B akan merasakan gejala,gejala seperti pusing1 mual1 muntah1 pandangan kaur1 terleih jika terjadi perurukan P6B pada pasien terseut. Te+#i Hipertensi •
mun0ul
setelah
Ka(u( )* • Pasien datang dengan hipertensi dan
minggu kehamilan
menyangkal
•
Sesak
hipertensi seelum kehamilan
•
Pusing
•
ual dan muntah.
•
•
•
mempunyai
ri&ayat
Sesak1 pusing1 mual1 muntah1 nyeri ulu hati1 dan kejang disangkal oleh pasien.
Nyeri ulu hati. "ejang.
Pada anamnesis juga didapatkan faktor resiko terjadinya pree0lampsia pada pasien ini yaitu8 ,
#i&ayat P6B pada kehamilan seelumnya
<6.6 Peme#i"(aan Fi(i"
Pada pemeriksaan fisik pasien ini didapatkan tekanan darah tinggi hasil +@*D+** mmHg. Pernapasan esikuler1 tidak terdapat rhonki maupun &heeGing. (antung dalam atas normal. Adomen didapatkan un0it sesuai kehamilan. Tanda,tanda as0ites tidak didapatkan. /edem tampak pada kedua tungkai.
+9
Pada teori1 pree0lampsia masuk ke dalam klasifikasi erat jika tekanan darah O+9*D+** mmHg1 dan karena terjadi kerusakan pada ginjal yang mengakiatkan protein anyak keluar melalui urin1 maka isa didapatkan oedem pada agian,agian serta organ tuuh1 0ontohnya oedem paru yang ditandai adanya rhonki Te+#i Hipertensi8 •
O+9*D+** mmHg
6Ftraasasi 0airan 8
Ka(u( Hipertensi8 •
+@*D+** mmHg
6Ftraasasi 0airan 8
•
"edua tungkai
•
"edua tungkai =>
•
As0ites
•
As0ites =,>
•
/edem paru
•
/edem paru =,>
. <6 Peme#i"(aan Dalam
Pada kasus dilakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kemajuan persalinan. %ari pemeriksaan didapatkan tanda kemajuan persalinan dan 0eriF yang matang. Te+#i Pemeriksaan dalam dilakukan 8 •
Ka(u( Pemeriksaan dalam didapatkan 8
"emajuan persalinan
•
Pemukaan lengkap =+* 0m>
.
•
"epala H !!!5!;
•
"etuan =,>
•
Bloody sho&
<60 Peme#i"(aan La'+#at+#ium
Berdasarkan pemeriksaan penunjang1 yaitu8 didapatkan ah&a protein pada urin ). %ari hasil terseut didapatkan salah satu kriteria lagi untuk menunjang diagnosa Preeklampsia erat. Pada pemeriksaan laoratorium lain didapatkan hasil yang normal. Pada kriteria untuk menentukan kasus Preeklampsia erat1 dapat didapatkan protein urin => atau tanpa proteinuria tetapi ditemukan salah satu dari tromositopenia1 peningkatan ureum kreatinin1 atau peningkatan enGim hati Te+#i
Ka(u(
+@
•
•
•
Protein $rin =>
•
$reum ++1< =N>
•
"reatinin *19@ =N>
•
S2/T +-1: =N>
•
S2PT @1' =N>
Protein urin => Protein $rin =,> tetapi ditemukan salah satu dari 8 Tromositopenia
$reum kreatinin meningkat
S2/T dan S2PT meningkat
<6; Peme#i"(aan Penun=an$
Pemeriksaan $S2 pada kasus P6B dimaksudkan untuk melihat kesejahteraan janin serta menilai jumlah 0airan ketuan. Pada pemeriksaan kesejahteraan janin dilihat apakah erat janin sesuai dengan usia kehamilan1 karena ditakutkan terjadi !$2# pada iu dengan hipertensi pada kehamilan. Penilaian jumlah 0airan ketuan untuk memantu pertimangan apakah dapat dilahirkan se0ara peraginam atau peradominam
Te+#i •
$S2 untuk melihat kesejahteraan janin
Ka(u( •
dan jumlah 0airan ketuan
Tidak
ada
kelainan
thoraF
dan
adomen •
(umlah 0airan ketuan
erkurang
=!CA :>
<6> Penatala"(anaan
+:
Pada kasus ini sudah dilakukan pemerian gS/- seagai profilaksis kejang pada kasus P6B serta pemerian antihipertensi yaitu nifedipine. Serta dengan penilaian pelimetri dan pelik skor dapat disimpulkan ah&a janin dapat dilahirkan se0ara peraginam. Pada P6B dengan kehamilan 7@ minggu atau leih tatalaksananya adalah melahirkan janin. Perlu pertimangan,pertimangan tertentu untuk menentukan apakah dapat dilahirkan peraginam atau peradominam. %apat diantu dengan dilakukan induksi1 akselerasi1 atau augmentasi.
Te+#i Pemerian gS/- dan antihipertensi •
Ka(u( gS/•
!;
Bolus
-
gr
dengan
maintenan0e +grDjam •
Nifedipine +* mg titrasi sampai T% +-*D<* lalu maintenan0e - F +* mgDhari
Berdasarkan anamnesis1 pemeriksaan fisik1 dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan1 pasien pada kasus ini didiagnosis seagai P6B. "asus yang ditemukan sudah sesuai dengan teori yang ada.
BAB I*
+<
TINJAUAN PUSTAKA
De?ini(i
Preeklampsia ialah timulnya hipertensi disertai proteinuria dan D atau edema akiat dari kehamilan setelah umur kehamilan )* minggu atau segera setelah persalinan1 ahkan setelah ) jam post partum.<1+*1++ Bila seorang &anita memenuhi kriteria pree0lampsia dan disertai kejang yang ukan diseakan oleh penyakit neurologis dan atau koma maka ia dikatakan mengalami eklampsia. $mumnya &anita hamil terseut tidak menunjukkan tanda,tanda kelainan askular atau hipertensi seelumnya.+)1+7 "umpulan gejala itu erhuungan dengan asospasme1 peningkatan resistensi pemuluh darah perifer1 dan penurunan perfusi organ. "elainan yang erupa lesi askuler terseut mengenai eragai sistem organ1 termasuk plasenta. Selain itu1 sering pula dijumpai peningkatan aktiasi tromosit dan aktiasi sistem koagulasi.+-
E)i%emi+l+$i
Angka kejadian preeklampsia 5 eklampsia erkisar antara )? dan +*? dari kehamilan di seluruh dunia. "ejadian preeklampsia merupakan penanda a&al dari kejadian eklampsia1 dan diperkirakan kejadian preeklampsia menjadi leih tinggi di negara erkemang. Angka kejadian preeklampsia di negara erkemang1 seperti di negara Amerika $tara dan 6ropa adalah sama dan diperkirakan sekitar ',@ kasus per +*.*** kelahiran. %isisi lain kejadian eklampsia di negara erkemang erariasi se0ara luas. ulai dari satu kasus per +** kehamilan untuk + kasus per +@** kehamilan. #entang angka kejadian preeklampsia,eklampsia di negara erkemang seperti negara Afrika seperti Afrika selatan1 esir1 TanGania1 dan 6thiopia erariasi dari +1:? sampai @1+?. %i Nigeria angka kejadiannya erkisar antara )? sampai +91@? %an juga preeklampsia ini juga dipengaruhi oleh iu nullipara1 karena iu nullipara memiliki resiko -,' kali leih tinggi dari pada iu multipara -1@ Angka kejadian dari preeklampsia di !ndonesia sekitar @,+*?1 ini merupakan ukti ah&a preeklampsia merupakan penyea kematian nomor dua di !ndonesia agi iu hamil1 sedangkan no.+ penyea kematian iu di !ndonesia adalah akiat perdarahan.' Penelitian eragai faktor risiko terhadap hipertensi pada kehamilanD preeklampsiaD eklampsia.<1+)1+7 )*
Kla(i?i"a(i
Preeklampsia dan eklampsia merupakan agian dari hipertensi dalam kehamilan. Terminologi hipertensi dalam kehamilan mempunyai jangkauan leih luas. The National High Blood ressure !du"ation rogram =NHBP6P> mengklasifikasikan hipertensi dalam kehamilan seagai erikut8 ++ a
Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang timul seelum usia kehamilan )* minggu atau hipertensi yang pertama kali terdiagnosis setelah usia kehamilan )* minggu dan
hipertensi menetap hingga setelah +) minggu postpartum =setelah melahirkan>. Preeklampsia yaitu sindrom spesifik kehamilan yang timul setelah usia kehamilan )* minggu1 dikarakterisir dengan hipertensi disertai proteinuria. Sindrom ini dapat terjadi seelum usia kehamilan )* minggu pada penyakit trofolas seperti mola hidatidosa
0
=hamil anggur> atau hydrops =akumulasiQ0airan dalam kompartemen janin>. 6klampsia yaitu preeklampsia disertai dengan kejang tanpa diseakan kondisi
d
neurologis lain yang jelas. Hipertensi kronik dengan superimposed pree"lampsia yaitu hipertensi kronik disertai
e
tanda,tanda preeklampsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria. Hipertensi gestasional =diseut juga transient hypertension> yaitu hipertensi yang timul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan tekanan darah kemali normal setelah +) minggu postpartum.
Fa"t+# Re(i"+
Terdapat eerapa faktor risiko untuk terjadinya preeklampsia dan eklampsia yang dapat dikelompokkan seagai erikut8 a
3aktor kehamilan + Nullipara Nullipara yaitu &anita yang elum pernah melahirkan ayi yang mampu hidup di luar rahim. "ejadian preeklampsia meningkat pada nullipara karena iu erada pada )
masa a&al terpapar trofolas yang erasal dari janin.+) "ehamilan kemar Wanita dengan kehamilan kemar leih erisiko terkena preeklampsia dengan insidensi antara &anita hamil kemar dan &anita hamil tunggal yaitu +7? ersus
7
'? =dari seluruh kehamilan>.+7 ola hidatidosa
)+
ola hidatidosa merupakan penyimpangan pertumuhan dan perkemangan kehamilan yang tidak disertai janin dan seluruh ili korialis mengalami peruahan hidrofik.+7 ola hidatidosa menyeakan gangguan inasi sel trofolas ke dalam arteri spiralis sehingga dapat terjadi preeklampsia dengan onset leih 0epat yaitu
seelum usia kehamilan )* minggu.+9 3aktor sosiodemografi8 + $sia kurang dari =L )*> tahun atau leih dari =M 7'> tahun $sia L )* tahun erhuungan dengan usia kehamilan yang terlalu muda dan keterkaitan dengan status nullipara. $sia M 7' tahun meningkatkan risiko preeklampsia erkaitan dengan terjadinya kerusakan endotel pemuluh darah yang progresif seiring dengan penuaan iu dan ostruksi lumen arteri spiralis iu oleh )
aterosis.+) #as Afrika dan Amerika Preeklampsia pada &anita ras Afrika dan Amerika terjadi dengan onset yang leih 0epat dan efek yang leih parah diandingkan &anita ras lainnya tanpa sea yang jelas.
0
3aktor genetik8 +
#i&ayat preeklampsia dalam keluarga Preeklampsia dapat diturunkan kepada anak perempuan dengan sifat a&aan yang resesif.+-
d
3aktor gaya hidup maternal8 +
/esitas "ejadian preeklampsia meningkat dari -17? =dari seluruh kehamilan> untuk &anita dengan indeks massa tuuh L )* kgDm) menjadi +717? =dari seluruh kehamilan> untuk mereka dengan indeks massa tuuh M 7' kgDm)1<
e
#i&ayat penyakit seelumnya8 +
Preeklampsia pada kehamilan seelumnya Wanita dengan preeklampsia pada kehamilan pertama erisiko tujuh kali lipat mengalami preeklampsia pada kehamilan selanjutnya.
)
Hipertensi kronik
))
Wanita dengan hipertensi kronik erisiko mengalami preeklampsia dengan insidensi diandingkan &anita normotensi yaitu +)1+? ersus *17? =dari seluruh kehamilan>. 7
%iaetes mellitus Wanita dengan diaetes mellitus seelum hamil erisiko empat kali lipat mengalami preeklampsia pada kehamilannya.+@ Pada pasien yang menjadi fa0tor resiko terjadinya pree0lampsia adalah nullipara.
Eti+l+$i %an Pat+$ene(i(
Preeklampsia dan eklampsia dianggap seagai maladaptation syndrome =sindrom yang mun0ul karena kegagalan adaptasi> akiat asopasme menyeluruh dengan segala akiatnya.+9 Beragai teori telah diajukan untuk memahami mekanisme pasti penyea peruahan patologis pada preeklampsia dan eklampsia seperti erikut8+:1+< a
Teori kelainan askularisasi plasenta Teori penyea preeklampsia yang pertama kali dikemukakan adalah teori kelainan askularisasi plasenta yang menunjukkan kegagalan remodelling arteri spiralis. !nasi sel,sel trofolas pada lapisan otot arteri spiralis tidak terjadi pada preeklampsia sehingga arteri spiralis gagal erasodilatasi. ;asodilatasi arteri spiralis ini terjadi pada kehamilan normal dan penting untuk menjaga aliran darah ke janin sehingga dapat meningkatkan perfusi jaringan dan menjamin pertumuhan janin dengan aik. "egagalan remodelling arteri spiralis terjadi pada preeklampsia1 pemuluh darah tetap kaku sehingga menyeakan hipoperfusi dan iskemia plasenta. "ondisi iskemia akan memi0u plasenta menghasilkan oksidan =radikal eas> yang dapat mengakiatkan kerusakan sel endotel. !skemia juga dapat erkemang menjadi aterosis1 nekrosis firin1 tromosis1 penyempitan arteriola1 dan infark plasenta.
Teori kerusakan sel endotel Salah satu fungsi sel endotel adalah memproduksi prostasiklin yang merupakan asodilator kuat. "erusakan sel endotel menyeakan agregasi sel,sel tromosit pada daerah endotel yang rusak untuk menutup kerusakan. Agregasi tromosit memproduksi tromoksan =suatu asokonstriktor kuat>. "adar prostasiklin dalam keadaan normal leih )7
tinggi daripada tromoksan1 namun pada preeklampsia kadar prostasiklin leih rendah daripada tromoksan sehingga terjadi kenaikan tekanan darah. 0
Teori imunologis #espon imun iu pada kehamilan normal tidak menolak adanya hasil konsepsi karena sel, sel trofolas plasenta mengekspresikan human leu#o"yte antigen protein G =H4A,2> yang melindungi trofolas janin dari lisis oleh sel Natural $iller iu. Human leu#o"yte antigen protein G juga merupakan prakondisi terjadinya inasi trofolas ke jaringan desidua. Penurunan ekspresi H4A,2 terjadi pada preeklampsia sehingga menghamat inasi trofolas ke jaringan desidua1 menyeakan implantasi yang anormal1 dan menguah respon kekealan iu terhadap antigen janin.
d
Teori geneti0 Teori genetik diajukan setelah melalui eragai pengamatan. Wanita nullipara dengan ri&ayat preeklampsia dalam keluarga memiliki risiko dua hingga lima kali lipat mengalami preeklampsia. Beerapa gen termasuk angiotensinogen gene variant =T)7'>1 endothelial nitri" o%ide synthase =eN/S>1 dan gen penyea tromofilia diduga erkaitan dengan pree0lampsia.
Dia$n+(i(
"riteria minimum untuk mendiagnosis preeklampsia adalah terjadinya hipertensi dan proteinuria1 edema sudah tidak lagi digunakan seagai 0riteria diagnostik karena edema juga anyak terjadi pada &anita dengan kehamilan normal.+7 3aktor risiko timulnya hipertensi dalam kehamilan jika didapatkan edema generalisata atau kenaikan erat adan leih dari *1'@ kgDminggu perlu dipertimangkan.+: "riteria diagnostik preeklampsia dan eklampsia dapat dilihat pada Tael !.
Ta'el I6 K#ite#ia Dia$n+(ti" P#ee"lam)(ia %an E"lam)(ia ,<5,@5 A6 P#ee"lam)(ia #in$an
+
Tekanan darah
+-*D<* mmHg setelah usia kehamilan )* minggu
)
Proteinuria M 7** mgD)- jam atau M + pada dipstik )-
7
6dema8 edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria preeklampsia1 ke0uali
edema pada lengan1 muka dan perut1 serta edema generalisata B6 P#ee"lam)(ia 'e#at5 'ila %itemu"an (alah (atu atau le'ih $e=ala 'e#i"ut4 +
Tekanan darah
+9*D++* mmHg
)
Proteinuria ) gD)- jam atau M ) pada dipstik
7
/liguria1 yaitu produksi urin L '** mlD)- jam
-
"enaikan kadar kreatinin plasma
'
2angguan sereral8 penurunan kesadaran1 nyeri kepala1 skotoma1 atau gangguan penglihatan
9
6dema paru
@
2angguan fungsi hepar8 peningkatan kadar AST =S2/T> atau A4T =S2PT> M ) kali atas atas nilai normal
:
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas adomen
<
Tromositopenia erat8 jumlah tromosit L +**.*** selDRl
+* Pertumuhan janin intrauterin yang terhamat ++ Sindrom H644P =hemolysis& elevated levels o' liver enzymes& lo( platelet "ount > 9 E"lam)(ia Timulnya kejang menyeluruh atau koma pada penderita pree0lampsia "eterangan8 AST8 Aspartate aminotrans'erase S2/T8 )erum glutami"*o%alate trans'erase A4T8 Alanine aminotrans'erase S2PT8 )erum glutami"*pyruvate trans'erase
a
Hipertensi %iagnosis hipertensi dalam kehamilan ditegakkan jika tekanan darah sistolik leih dari atau sama dengan +-* mmHg dan tekanan darah diastolik leih dari atau sama dengan <* mmHg.)* Pengukuran tekanan darah dilakukan dua kali selang - jam setelah penderita eristirahat.)+ Peningkatan tekanan darah sistolik 7* mmHg atau diastolik +' mmHg seagai kriteria diagnostik meskipun nilai asolut masih di a&ah +-*D<* mmHg pernah digunakan1 namun kriteria ini tidak dianjurkan lagi. Bukti,ukti memperlihatkan ah&a &anita dalam kelompok ini ke0il kemungkinannya mengalami gangguan pada janin
)'
mereka1 meskipun demikian &anita yang mengalami peningkatan tekanan darah sistolik 7* mmHg atau diastolik +' mmHg perlu dia&asi se0ara ketat.+7
Proteinuria Proteinuria merupakan adanya protein O 7** mg dari jumlah urin )- jam =diukur dengan metode !s+a"h> atau kadar protein dalam urin O 7* mgDdl =+ pada dipstik> dari urin a0ak tengah yang tidak menunjukkan tanda,tanda infeksi saluran kemih. "esetaraan pengukuran proteinuria dengan dipstik yaitu + dengan kadar *17 5 *1-' gDl1 ) dengan kadar *1-' 5 + gDl1 7 dengan kadar + 5 7 gDl1 dan - dengan kadar M 7 gDl.)+1))
0
"ejang "ejang pada eklampsia selalu didahului dengan preeklampsia. "ejang,kejang dimulai dengan kejang tonik yang erlangsung +' 5 7* detik. "ejang tonik ini segera disusul dengan kejang klonik. %iafragma terfiksir =tidak dapat digerakkan> pada &aktu kejang sehingga pernafasan tertahan. "ejang klonik erlangsung kurang leih + menit1 setelah itu erangsur,angsur kejang melemah dan akhirnya penderita diam tidak ergerak. "ejang yang terjadi pada eklampsia harus dipertimangkan adanya kemungkinan kejang akiat penyakit lain. %iagnosis anding eklampsia menjadi sangat penting1 misalnya perdarahan otak1 hipertensi1 lesi otak1 meningitis1 dan epilepsi iatrogenik =diseakan tindakan medis>. "ejang pada eklampsia ditandai dengan kejang tonik dan klonik1 selain itu disertai dengan peningkatan tekanan darah yang 0epat1 peningkatan suhu adan1 inkontinensia =ketidakmampuan mengontrol pengeluaran urin>1 dan kadang,kadang penderita mengalami muntah.+: Criteria diagnosti0 preekalmpsia erat yang terpenuhi pada pasien antara lain tekanan
darah
+9*D++* mmHg =pada pasien T% +@*D++* mmHg>1 proteinuria ) gD)- jam atau M
) pada dipsti0k =pada pasien 7 pada dipsti0k>1 gangguan sereral8 nyeri kepala dan gangguan penglihatan1 dan nyeri epigastrium.
Mani?e(ta(i Klini(
Tanda dan gejala yang merupakan manifestasi klinis dari pree0lampsia dan eklampsia8+9
)9
a
Sistem syaraf pusat8 nyeri kepala1 gangguan penglihatan1 kesadaran menurun1 dan dapat
terjadi koma disertai kejang =eklampsia> jika pusat motorik terganggu. Sistem kardioaskular8 hipertensi dengan derajat erariasi1 resistensi askular yang
0 d e
tinggi1 dan gagal jantung. Sistem respirasi8 peningkatan risiko edema paru. Sistem hematologi8 hiperkoagulasi tromosit dan aktiasi system firinolisis. 2injal8 penurunan laju filtrasi glomerulus1 peningkatan proteinuria1 peningkatan
f
kreatinin1 dan oliguria. Hepar8 peningkatan enGim hepar1 nyeri pada kuadran kanan atas adomen1 dan pe0ahnya
g h
kapsula Glisson dengan perdarahan hepar. Sistem endokrin8 ketidakseimangan prostasiklin relatif terhadap tromoksan. $teroplasenta8 penurunan aliran darah rahim1 pertumuhan janin terhamat1 dan
oligohidramnion. 2amar erikut akan menjelaskan garis esar terjadinya P6B dan akiat,akiat yang diseakan oleh P6B terseut)7 8
K+m)li"a(i
"omplikasi yang terjadi pada preeklampsia dan eklampsia terutama diakiatkan oleh asospasme yang ersifat menyeluruh. Preeklampsia dan eklampsia dapat menyeakan eragai komplikasi erikut8+: a
Perdarahan sereral )@
"omplikasi paling umum seagai akiat dari asospasme dan tingginya tekanan darah pada preeklampsia dan eklampsia adalah perdarahan sereral. 2angguan isus =penglihatan> 2angguan isus pada preeklampsia dan eklampsia dihuungkan dengan terjadinya 0
asospasme arteri retina. "oma Pasien eklampsia akan mengalami peruahan kesadaran hingga koma akiat edema otak
d
yang luas. %erajat hilangnya kesadaran dapat dinilai dengan Glasgo( Coma )"ale. 6dema paru Penderita preeklampsia mempunyai risiko leih esar terjadinya edema paru diseakan payah jantung kiri1 kerusakan sel endotel pada pemuluh darah kapiler paru1 dan
e
menurunnya diuresis. Asites Asites =akumulasi 0airan dalam rongga perut> yang menyertai preeklampsia dapat terjadi
f
seagai akiat dari peningkatan permeailitas kapiler yang menyeluruh. /liguria /liguria =produksi urin L '** ml selama )- jam> pada preeklampsia terjadi karena hipoolemia sehingga aliran darah ke ginjal menurun yang menyeakan penurunan
produksi urin. g Tromoemoli Tromoemoli adalah penyumatan eerapa agian system kardioaskular oleh massa ekuan darah yang tidak terkendali. Preeklampsia erkaitan dengan penyempitan arteri h
spiralis pada plasenta yang dapat menyeakan kondisi iskemia dan tromoemoli. Sindrom H644P =hemolysis& elevated levels o' liver enzymes& lo( platelet "ount > Sindrom H644P adalah gangguan terkait kehamilan yang dikarakterisir oleh timulnya hemolisis1 peningkatan enGim hepar =disfungsi hepar>1 dan tromositopenia. "eluarnya enGim hepar terutama AST diseakan oleh kerusakan dan perdarahan pada hepar. Pada sindrom H644P terjadi lisis tromosit erkelanjutan yang menyeakan turunnya
i
tromosit sampai di a&ah +**.*** selDRl. ,ntrauterine gro(th restri"tion =!$2#> !$2# atau pertumuhan janin terhamat ditentukan ila erat janin kurang dari +*? dari erat yang harus di0apai pada usia kehamilan tertentu. Penurunan aliran darah uteroplasenta menyeakan janin kekurangan oksigen dan nutrisi pada trimester akhir sehingga timul pertumuhan janin terhamat1 ditandai dengan lingkar perut yang jauh
j
leih ke0il daripada lingkar kepala. ,ntrauterine 'etal death =!$3%>
):
Peningkatan terjadinya kematian janin intrauterin pada preeklampsia dan eklampsia se0ara tidak langsung merupakan akiat dari pertumuhan janin terhamat. k
Prematuritas =kelahiran preterm> Preeklampsia se0ara signifikan meningkatkan risiko kelahiran preterm =persalinan yang terjadi seelum usia kehamilan 7@ minggu> yang iatrogenik atas indikasi maternal karena memuruknya penyakit iu mengharuskan terminasi kehamilan =pengakhiran kehamilan> leih a&al.
l
Asfiksia Asfiksia pada ayi aru lahir adalah kegagalan ayi ernafas se0ara spontan dan teratur segera setelah lahir. Penurunan aliran darah melalui plasenta pada preeklampsia dapat mengurangi aliran oksigen ke janin sehingga menimulkan ga&at janin yang erlanjut seagai asfiksia pada ayi aru lahir.
Tata La"(ana
Tujuan dasar dari penatalaksanaan preeklampsia adalah8 +. Terminasi kehamilan dengan kemungkinan setidaknya terdapat trauma pada iu maupun janin. ). "elahiran ayi yang dapat ertahan. 7. Pemulihan kesehatan lengkap pada iu Persalinan merupakan pengoatan untuk preeklampsia. (ika diketahui atau diperkirakan janin memiliki usia gestasi preterm1 ke0enderungannya adalah mempertahankan sementara janin di dalam uterus selama eerapa minggu untuk menurunkan risiko kematian neonatus.)7 "husus pada penatalaksanaan preeklampsia erat =P6B>1 penanganan terdiri dari penanganan aktif dan penanganan ekspektatif. Wanita hamil dengan P6B umumnya dilakukan persalinan tanpa ada penundaan. Pada eerapa tahun terakhir1 seuah pendekatan yang ereda pada &anita dengan P6B mulai eruah. Pendekatan ini mengedepankan penatalaksanaan ekspektatif pada eerapa kelompok &anita dengan tujuan meningkatkan luaran pada ayi yang dilahirkan tanpa memperuruk keamanan iu. )Adapun terapi medikamentosa yang dierikan pada pasien dengan P6B antara lain adalah8)'1)9 a
Tirah aring )<
0 d
/ksigen "ateter menetap Cairan intraena. Cairan intraena yang dapat dierikan dapat erupa kristaloid maupun koloid dengan jumlah input 0airan +'** mlD)- jam dan erpedoman pada diuresis1 insensile &ater loss1 dan 0entral enous pressure =C;P>. Balans 0airan ini harus selalu
e
dia&asi. agnesium sulfat =gS/-> /at ini dierikan dengan dosis )* 00 gS/- )*? se0ara intraena loading dose dalam -,' menit. "emudian dilanjutkan dengan gS/- -*? seanyak 7* 00 dalam '** 00 ringer laktat =#4> atau sekitar +- tetesDmenit. agnesium sulfat ini dierikan dengan eerapa syarat1 yaitu8 +. #efleks patella normal ). 3rekuensi respirasi M+9F per menit 7. Produksi urin dalam - jam seelumnya M+**00 atau *.' 00DkgBBDjam -. %isiapkannya kalsium glukonas +*? dalam +* 00 seagai antidotum. Bila nantinya ditemukan gejala dan tanda intoksikasi maka kalsium glukonas terseut dierikan dalam
f
tiga menit. Anthipertensi Antihipertensi dierikan jika tekanan darah diastolik M++* mmHg. Pilihan antihipertensi yang dapat dierikan adalah nifedipin +* mg. Setelah + jam1 jika tekanan darah masih tinggi dapat dierikan nifedipin ulangan +* mg dengan interal satu jam1 dua jam1 atau tiga jam sesuai keutuhan. Penurunan tekanan darah pada P6B tidak oleh terlalu agresif yaitu tekanan darah diastol tidak kurang dari <* mmHg atau maksimal 7*?. Penggunaan nifedipin ini sangat dianjurkan karena harganya murah1 mudah didapat1 dan mudah
g
mengatur dosisnya dengan efektifitas yang 0ukup aik. "ortikosteroid Penggunaan kortikosteroid direkomendasikan pada semua &anita usia kehamilan )-,7minggu yang erisiko melahirkan prematur1 termasuk pasien dengan P6B. Preeklampsia sendiri merupakan penyea +'? dari seluruh kelahiran prematur. Ada pendapat ah&a janin penderita preeklampsia erada dalam keadaan stres sehingga mengalami per0epatan pematangan paru. Akan tetapi menurut S0hiff dkk1 tidak terjadi per0epatan pematangan paru pada penderita preeklampsia.)'1)9 Pemerian steroid setelah lahir tidak ermanfaat karena kerusakan telah terjadi seelum steroid ekerja. National !nstitutes of Health =N!H> merekomendasikan8)'1)@ + Semua &anita hamil dengan kehamilan antara )-57- minggu yang dalam persalinan prematur mengan0am merupakan kandidat untuk pemerian 7*
)
"ortikosteroid yang dianjurkan adalah etametason +) mg seanyak dua dosis dengan selang &aktu )- jam atau deksametason 9 mg seanyak - dosis intramuskular dengan
7
interal +) jam. "euntungan optimal di0apai )- jam setelah dosis inisial dan erlangsung selama tujuh hari.
.
7+
Penan$anan A"ti?
Penanganan Aktif. "ehamilan dengan P6B sering dihuungkan dengan peningkatan mortalitas perinatal dan peningkatan moriditas serta mortalitas iu. Sehingga eerapa ahli erpendapat untuk terminasi kehamilan setelah usia kehamilan men0apai 7- minggu. Terminasi kehamilan adalah terapi definitif yang teraik untuk iu untuk men0egah progresifitas P6B. !ndikasi untuk penatalaksanaan aktif pada P6B dilihat aik indikasi pada iu maupun janin8 +. !ndikasi penatalaksanaan P6B aktif pada iu8+:1+<1)7 a. "egagalan terapi medikamentosa8 setelah 9 jam sejak dimulai pengoatan medikamentosa1 terjadi kenaikan darah yang persisten setelah )- jam sejak dimulainya pengoatan medikamentosa1 terjadi kenaikan desakan darah yang persisten . Tanda dan gejala impending eklampsia 0. 2angguan fungsi hepar d. 2angguan fungsi ginjal e. %i0urigai terjadi solusio plasenta f. Timulnya onset partus1 ketuan pe0ah dini1 dan perdarahan g. $mur kehamilan O 7@ minggu ). !ndikasi penatalaksanaan P6B aktif pada janin8 7)
a. 3etal distress . !ntra $terine 2ro&th #estri0tion =!$2#> 0. oligohidramnion 7. !ndikasi lain yaitu tromositopenia progresif yang menjurus ke sindrom H644P =hemolyti0 anemia1 eleated lier enGymes1 and lo& platelet 0ount>. %alam AC/2 Pra0ti0e Bulletin men0atat terminasi seagai terapi untuk P6B. Akan tetapi1 keputusan untuk terminasi harus melihat keadaan iu dan janinnya. Sementara No&itG 6#)< dkk memuat ketentuan penanganan P6B dengan terminasi kehamilan dilakukan ketika diagnosis P6B ditegakkan. Hasil penelitian juga menyeutkan tidak ada keuntungan terhadap iu untuk melanjutkan kehamilan jika diagnosis P6B telah ditegakkan. Terdapat seuah reie& terhadap P6B melaporkan ah&a terminasi kehamilan adalah terapi efektif untuk P6B. Seelum terminasi1 pasien telah dierikan dengan antikejang1 magnesium sulfat1 dan pemerian antihipertensi. Wagner 4" pada penelitiannya juga men0atat ah&a terminasi adalah terapi efektif untuk P6B. Pemilihan terminasi se0ara aginal leih diutamakan untuk menghindari faktor stres dari operasi sesar.
Penan$anan E"()e"tati?
Terdapat kontroersi mengenai terminasi kehamilan pada P6B yang elum 0ukup ulan. Beerapa ahli erpendapat untuk memperpanjang usia kehamilan sampai seaterm mungkin sampai ter0apainya pematangan paru atau sampai usia kehamilan di atas 7@ minggu. Adapun penatalaksanaan ekspektatif ertujuan8 +
empertahankan kehamilan sehingga men0apai umur kehamilan yang memenuhi syarat
janin dapat dilahirkan ) eningkatkan kesejahteraan ayi aru lahir tanpa mempengaruhi keselamatan iu Berdasarkan luaran iu dan anak1 erdasarkan usia kehamilan1 pada pasien P6B yang timul dengan usia kehamilan dia&ah )- minggu1 terminasi kehamilan leih diutamakan untuk menghindari komplikasi yang dapat mengan0am nya&a iu =misalnya perdarahan otak>. Sedangkan pada pasien P6B dengan usia kehamilan )' sampai 7- minggu1 penanganan ekspektatif leih disarankan. Penelitian a&al mengenai terapi ekspektatif ini dilakukan oleh No0himson dan Petrie pada tahun +<@<. ereka menunda kelahiran pada pasien P6B dengan usia kehamilan )@,77 minggu selama -: jam untuk memeri &aktu kerja steroid memper0epat pematangan paru. 77
"emudian #i0k )7 dkk pada tahun +<:* juga menunda kelahiran pasien dengan P6B selama -:,@) jam ila diketahui rasio le0itinDspingomyelin =4DS> menunjukkan ketidakmatangan paru. Banyak peneliti lain yang juga meneliti efektifitas penatalaksanaan ekspektatif ini terutama pada kehamilan preterm. %i antaranya yaitu /dendaal dkk yang melaporkan hasil perandingan penatalaksanaan ekspektatif dan aktif pada ': &anita dengan P6B dengan usia kehamilan ):,7minggu. Pasien ini diterapi dengan gS/-1 hidralaGine1 dan kortikosteroid untuk pematangan paru. Semua pasien dipantau ketat di ruang ra&at inap.)7 %ua puluh dari ': pasien mengalami terminasi karena indikasi iu dan janin setelah -: jam dira&at inap. Pasien dengan kelompok penanganan aktif diterminasi kehamilannya setelah @) jam1 sedangkan pasien pada kelompok ekspektatif melahirkan pada usia kehamilan rata,rata 7- minggu. /dendaal dkk juga menemukan penurunan komplikasi perinatal pada kelompok dengan penanganan ek spektatif. Penelitian lain yang dilakukan Witlindkk melaporkan peningkatan angka pertumuhan janin terhamat yang sejalan dengan peningkatan usia kehamilan selama penanganan se0ara ekspektatif. Sedangkan Haddad B dkk yang meneliti )7< penderita P6B dengan usia kehamilan )-,77 minggu mendapatkan +7 kematian perinatal dengan rin0ian +) ayi pada kelompok aktif dan + kematian perinatal pada kelompok ekspektatif. Sementara angka kematian iu sama pada kedua kelompok. Penelitian ini menyimpulkan penanganan P6B se0ara ekspektatif pada usia kehamilan )-,77 minggu menghasilkan luaran perinatal yang leih aik dengan risiko minimal pada iu. Pada pasien dengan P6B1 sedapat mungkin persalinan diarahkan peraginam dengan eerapa hal yang harus diperhatikan1 yaitu8 +
Penderita elum inpartu a. %ilakukan induksi persalinan ila skor Bishop O:. %alam melakukan induksi persalinan1 ila perlu dapat dilakukan pematangan seriks dengan misoprostol. !nduksi persalinan harus sudah men0apai kala !! dalam &aktu )- jam. Bila tidak1 induksi persalinan dianggap gagal dan harus disusul dengan pemedahan sesar. . Pemedahan sesar dapat dilakukan jika tidak ada indikasi untuk persalinan peraginam atau ila induksi persalinan gagal1 terjadi maternal distress1 terjadi fetal distress1 atau umur kehamilan L77 minggu. ) a
Bila penderita sudah inpartu Perjalan persalinan diikuti dengan grafik 3riedman emperpendek kala !! 7-
0 d e
Pemedahan 0esar dilakukan ila terdapat maternal distress dan fetal distress. Primigraida direkomendasikan pemedahan 0esar. Anastesi8 regional anastesia1 epidural anastesia. Tidak dianjurkan anastesia umum.
P#+$n+(i( "riteria yang dipakai untuk menentukan prognosis eklampsia adalah 0riteria 6den. %ikatakan
uruk jika memenuhi 0riteria salah satu dia&ah ini1 yaitu 8)7 + "oma yang lama ) Nadi M +)*FDmenit 7 Suhu -*o C -
T% sistolik
)** mmHg
'
"ejang
9
Proteinuria
@
Tidak terdapat edema
+* kali +* grDd4
BAB I* KESIMPULAN
Pasien 2)P+A* mengaku hamil < ulan yang datang dirujuk idan dengan P6B1 setelah dilakukan anamnesa didapatkan mulas1 keluar air air1 lendir dan darah1 pemeriksaan fisik
7'
didapatkan Tekanan %arah +@*D+**1 oedem tungkai1 Tanda inpartu1 pemukaan lengkap1 pemeriksaan penunjang protein urin positif )1 didapatkan diagnosa P" ) pada 2) Hamil 7: minggu1 (P"TH1 dan P6B. Setelah dilakukan tatalaksana gS/-1 antihipertensi1 serta asuhan persalinan kala ) dapat dilahirkan ayi laki,laki1 BB4 )9'* gr1 PB4 -'1 Apgar skor 'D@1 plasenta lahir lengkap1 ketuan jernih1 episiotomi dan dilakukan perineoraphy. %engan tatalaksana terseut tidak terjadi perurukan dari P6B serta dapat dilahirkan se0ara peraginam. Pasien dira&at ) hari1 iu dan ayi pulang dalam keadaan aik.
DAFTAR PUSTAKA
+
BAPP6NAS. )*+*. 4aporan Pen0apaian Tujuan Pemangunan illenium di !ndonesia )*+*. "ementrian Peren0anaan Pemangunan Nasional D Badan Peren0anaan Pemangunan Nasional1 (akarta1 !ndonesia1 hal +,@-
79
)
AouUhar1 C. )**7. 2loal uden of maternal death and disaility 8 “Causes of aternal deaths and disailities”. British edi0al Bulletin. 9*8 +,++. =http8DDm.oFfordjournal.org1 diakses )- April )*+)>. 7 $N3PA. )*++. aternal ortality #atio. =http8DD!ndonesia.unfpa.orgDissues,and, 0hallengesDmaternal,mortality,ratio1 diakses )- April )*+)>. - WH/1 )*++. aternal and Perinatal Health. =http8DD&&&.&ho.intDtopi0sDmaternalVhealthDenD1 diakses )- April )*+)> ' %epartemen "esehatan #! /nlineX. )*++. =http8DD&&&.giGikia.depkes.go.idD&pV0ontentDuploadsDdo&nloadsD)*++D*+Dateri, Adokasi,BB4,Pdf 1 diakses )- April )*+)>. 9 Winkjosastro1 H1 dkk. )**9. !lmu "eidanan8 “Hipertensi dalam "ehamilan” =edisi ke,7>. Eayasan Bina Pustaka Sar&ono Pra&irohardjo1 (akarta1 !ndonesia1 hal. ):+,7**. @ Sudhaerata1 "etut. Penanganan Preeklampsia Berat dan 6klampsia. $P3. !lmu "eidanan dan Penyakit "andungan1 #umah Sakit $mum Tarakan "alimantan Timur. %i unduh dari8 =http8DD&&&.sidenreng.0omD)**:D*9Dpenanganan,preeklampsia,eratdaneklampsiaD1 diakses pada tanggal )' aret )*+)>. : 4ana1 ".1.%. )**-. %iagnosis and anagement of Pree0lampsia. The Ameri0an 3amily Physi0ian. @*=+)>. Hal +,@ =http8DD&&&aafp.orgDafpD)**-D+)+'Dp)7.h1 diakses )- April )*+)>. < Cunningham1 3.2.1 dkk. )**'. /stetri Williams 8 “2angguan Hipertensi dalam "ehamilan” =edisi ke,)+>. Terjemahan oleh 8 Hartono1 Suyono1 Pendit. 62C1 (akarta1 !ndonesia1 hal. 9)-,9:7. +* $niersitas Sri&ijaya. Protap /gyn8 “Preeklampsia Berat”1 hal.7,+*. ++ Arga1 (.1 2ui0k /gyn8 “P6B”. %epartemen /stetri dan 2inekologi %r. ohammad Hoesin1 3" $NS#!1 Palemang1 hal.@7,@@. +) Wiknjosastro1 H. +<<<. Pre,eklampsi Berat. !lmu "andungan edisi ketiga. Eayasan Bina Pustaka Sar&ono Pra&irohardjo1 (akarta. ):+,7*:. +7 Cunningham 3C1 2ant N31 4eneo "(1 2ilstrap 4C1 Hauth (C.)*+*. Hypertensie disorders in pregnan0y. !n 8 William /stetriks )7nd ed1 Ne& Eork8 02ra& Hill 8 @*9, @-<. +- Committee on Te0hni0al Bulletins of the Ameri0an College of /stetri0ians and 2yne0ologists. +<<9. Hypertension in pregnan0y. AC/2 te0hni0al ulletin. Numer )+ +' NHBP6P1 )***1 #eport of The National High Blood Pressure 6du0ation Program Working 2roup on High Blood Pressure in Pregnan0y1 Ameri"an -ournal o' O+stetri"s and Gyne"ology1 +:71 + 5 )). +9 Turner1 (.A.1 )*+*1 %iagnosis and anagement of Pree0lampsia8 An $pdate1 ,nternational -ournal o' Women.s Health1 )1 7)@ 5 77@ +@ %u0kitt1 ".1 dan Harrington1 %.1 )**'1 #isk 3a0tors for Pre,e0lampsia at Antenatal Booking8 Systemati0 #eie& of Controlled Studies1 British Medi"al -ournal 1 77*1 '9' 5 '9@. 7@