9.1.1. EP 1 PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS BOROKO KECAMATAN KAIDIPANG
9.1.1. EP 2 PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS BOROKO KECAMATAN KAIDIPANG
SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BOROKO Nomor : 188/PKM-BO/BMU/
/I/2016
TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS KEPALA PUSKESMAS BOHABAK Menimbang
:
a.
bahwa dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis yang menjadi sasaran peningkatan layanan klinis, yang menjadi sasaran peningkatan layanan klinis, yang menjadi sasaran keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran.
b.
bahwa untuk melakukan melakukan pengukuran terhadap sasaran keselamatan pasien diperlukan adanya Indikator mutu layanan yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Puskesmas Bohabak.
Mengingat
:
1.
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang kesehatan;
2.
Undang-undang
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 244, tambahan Negara Nomor 55870); 3.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan; Kesehatan;
4.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5.
Peraturan
Menteri
1691/MENKES/PER/VIII/2011
Kesehatan tentang
Nomor Keselamatan
Pasien Rumah Sakit; 6.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; 7
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/2003 Tentang Standar Standar Pelayanan Pelayanan Minimal Minimal Bidang Kesehatan.
MEMUTUSKAN Menetapkan
:
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BOROKO TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS.
Kesatu
:
Indikator mutu layanan klinis yang disepakati adalah:
1. Ketidak
lengkapan
pengisian
rekam
medis
pengisian
rekam
medis
rawat jalan. 2. Ketidak
lengkapan
rawat inap. 3. Keterlambatan
pelayanan
pertama
gawat
darurat(KPPGD). 4. Penanganan Pasien. 5. Angka infeksi jarum infuse. 6. Pengendalian infeksi nosokomial. 7. Penggunaan anibiotika. 8. Pelayanan penunjang diagnosis. Kedua
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian
hari
terdapat
kekeliruan
dalam
keputusan ini, akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Boroko Pada tanggal 07 Januari 2016 Kepala Puskesmas Boroko
Juni Djenaan
9.1.1. EP 3 PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS BOROKO KECAMATAN KAIDIPANG
No. 1.
PELAPORAN BERKALA INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS DAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN BULAN:.............................................................. Jenis Pelayanan Indikator Standar Pendaftaran
Jam buka pelayanan
07.30-11.00
Setiap hari kerja
07.30-10.00
Membawa Kartu Berobat
3-7 menit
Tidak membawa kartu beobat
5-10 menit 5-10 menit
Pasien baru
2.
BP Umum
Kepuasan pelanggan
≥70 %
Jam Buka Layanan pagi
08.00-14.00
Jam buka Layanan sore
14.00-15.30
Pelayanan Non Tindakan
5-15 menit
Pelayanan tindakan medik
15-30 menit
Pemberi pelayanandokter
≥80%
Kepuasan pelanggan
≥70 %
Jam Buka layanan 3.
4.
BP Gigi
KIA
08.00-14.00
Pelayanan Gigi
5-60 menit
Kepuasan Pelanggan
75 %
Anamnesa + pemeriksaan Hamil
10-20 menit
Imunisasi
15-20 menit
Pelayanan KB/ kontrol IUD
20-30 menit
Pelayanan suntik KB
10-15 menit
Konseling
10-15 menit
Kepuasan pelanggan
75 % 5-15 menit
5.
MTBS/ MTBM
Pelayanan MTBS/MTBM
6.
Farmasi
Waktu tunggu pelayanan a. Non racikan
5-10 menit 5-15 menit
b. Racikan
7.
Gizi
Konsultasi Gizi
15-30 menit
8.
Laboratorium
Pengambilan sediaan
5-10 menit
Pemeriksaan
5-120 menit
Kesling
Konsultasi kesehatan Lingkungan
15-30 menit
IGD
Pelayanan penanganan (respon time)
2-5 menit
9
10
Sembuh hecting extremitas Sembuh hecting kepala dan badan 11
Poned
Lama hari inap pasien bersalin normal Lama hari inap pasien bersalin patologis
12 hari 10 hari 6 jam
12 jam
Kepuasan pelanggan >75 %
NO
SASARAN KESELAMATAN
TARGET
PASIEN 1.
Tidak Terjadinya Kesalahan
HASIL PENGUKURAN
100%
Identifikasi Pasien 2.
Tidak Terjadinya Kesalahan
100%
Pemberian Obat Kepada Paien 3.
Tidak Terjadinya Kesalahan
100%
Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan 4.
Pengurangan Terjadinya Risiko
≥75%
Infeksi di Puskesmas 5.
Tidak Terjadinya Pasien Jatuh
100%
KEPALA UPTD PUSKESMAS BOROKO
Juni Djenaan, SKM., M.Kes NIP. 19730607 199503 1 003
HASIL PENGUMPULAN DATA Tujuan Hasil pengumpulan data digunakan puskesmas untuk melakukan identifikasi perbaikan atau mengurangi (atau mencegah KTD). Pelaporan data secara rutin atau data yang diperoleh dari hasil assesmen secara intensif akan dapat menjadi dasar perbaikan apa yang perlu direncanakan termasuk prioritasnya. Secara khusus perbaikan direncanakan sesuai area perbaikan yang ditetapkan pimpinan. Penetapan target Puskesmas Besarnya masalah Keberhasilan tahun lalu Kendala dan masalah Ketersediaan sumber daya Lingkungan fisik dan non fisik Pengumpulan data Sumber data : SP2TP dan Tingkat Kepatuhan Jenis data
: Pencapaian hasil kegiatan dan manajemen jenis data yang
dikumpulkan Contoh hasil pengumpulan data : Target N0
Jenis Kegiatan
Satuan
sasaran
Pencapaian
Cakupan Sub
Variabel
Variabel
(V)
(SV)
# BUKTI ANALISIS
9.1.1. EP 4
PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS BOROKO KECAMATAN KAIDIPANG
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI MUTU PELAYANAN KLINIS LATAR BELAKANG Monitoring dan evaluasi merupakan bagian penting dari administrasi yang efektif dalam suatu organisasi. Hal ini suatu proses bantuan kepada staf untuk mencapai tujuan organisasi. Hasil yang diharapkan dikaitkan dengan standar yang digunakan dalam pelayanan kesehatan akan bermakna apabila tujuan dapat dicapai dengan hasil yang baik. Hasil tersebut sangat tergantung pada kualitas kinerja yang ditampilkan oleh staf yang berada di lingkungan Puskesmas perawang dan jajarannya. Oleh sebab itu salah satu bagian yang penting dalam proses menejemen adalah melakukan monitoring untuk mengetahui bagaimana suatu puskesmas memberikan pelayanan klinis. PENGERTIAN MONITORING Monitoring
adalah
suatu
proses
pengumpulan
dan
menganalisis
informasi dari penerapan suatu program termaksud mengecek secara regular untuk melihat apakah kegiatan, program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalahnyang dilihat ditemui dapat diatasi (WHO). PENGERTIAN EVALUASI World Healt Organisasi (WHO) merumuskan evaluasi sebagai suatu proses dari pengumpulan dan analisis informasi mengenai efektifitas dan dampak suatu program dalam tahap tertentu sebagai bagian atau keseluruhan dan juga mengkaji pencapaian program. Definisi lain dikemukakan oleh Swansbung(1996) yang menyatakan bahwa evaluai kinerja adalah suatu proses pengendalian di mana kinerja pegawai dievaluasi berdasarkan standart. TUJUAN MONITORING DAN EVALUASI 1. Memperoleh
informasi
terutama
tentang
kegiatan
apakah
telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana dan memberikan umpan balik 2. Mempertanggung jawabkan tugas/kegiatan yang telah dilakukan 3. Sebagai bahan untuk mengambil keputusan dalam mengembangkan program/kegiatan dan tindak lanjut monitoring
4. Menentukan kompetensi pekerjaan dan meningkatkan kinerja dengan menilai dan mendorong hubungan yang baik diantara pegawai. MANFAAT MONITORING EVALUASI 1. Mengidentifikasi masalah keperawatan /kebidanan 2. Mengambil langkah korektif untuk perbaikan secepatnya 3. Mengukur pencapaian sasaran/target 4. Mengkaji kecenderungan status kesehatan pasien/masyarakat yang mendapat pelayanan
MONITORING DAN PELAPORAN KEGIATAN EVALUASI Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Skedul pelaksanaan kegiatan dilakukan sebagaimana dibawah ini a. Waktu pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama januari s/d Desember b. Tempat Pelaksanaan Tempat pelaksanaan di Puskesmas Boroko c. Metode Pelaksanaan Kegiatan Metodologi
dalam
pelayanan
adalah
berinteraksi
kepada
pelaksanaan melalui
kegiatan
aplikasi
pasien/
untuk
langsung
masing-masing
dilapangan
masyarakat,transfer
informasi
dengan antar
personal dilintas unit pelayanan. Monitoring pelayanan medis Mewujudkan Sarana-prasarana yang terpadu 1.Mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas 2.Mewujudkan sistem pengelolaan yang efektif dan efisien 3.Mengutamakan keselamatan pasien dengan layanan prima Pencapaian 1. UGD menjadi pelayanan mandiri dan terpusat sebagai pelayanan UGD terpisah dari poli dan menjadikan pelayanan UGD lebih berfokus kepada pelayanan kegawat daruratan bagi pasien dengan standardisasi pengelolaan secara optimal selama 24 jam 2. Pelayanan pasien dirawat inap dan poli 3. Pelatihan komunikasi efektif bagi petugas medis untuk memberikan keramahan dan kemudahan transfer komunikasi dokter dan pasien dalam pelaksanaan pelayanan bersangkutan. 4. Pendidikan dan pelatihan bagi staff medis 5. Program pelayanan mutu keselamatan pasien dan pelayanan medis lainnya dilakukan dan diobservasi secara berkala yaitu :
a. Pelayanan Non Bedah terdiri dari : 1. Angka pasien dengan Dekubitus 2. Angka kejadian infeksi dengan jarum infus b. Ibu bersalin dan Bayi, terdiri dari 1. Angka kematian ibu karena keterlambatan pelayanan kelahiran 2. Angka kematian ibu karena perdarahan c. Mutu pelayanan Medis 1. Angka infeksi Nosokomial 2. Kematian ibu melahirkan 3. Kematian bayi baru lahir d. Unit cost untuk rawat jalan 1. Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pasien 2. Jumlah keluhan dari pasien/ keluarganya e. Mutu pelanan klinik masyarakat 1. Pencegahan dan pengobatan penyakit menular 2. Penemuan dan penanganan kasus jiwa
BUKTI MONEV PROGRAM PENIGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS BOROKO
9.1.1. EP 5
PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS BOROKO KECAMATAN KAIDIPANG
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS BPU /BP GIGI/ KIA RAJAL /KIA RANAP /LAB No
Tanggal
KTD/KNC/KTC/KPC/kejadian Sentinel
9.1.1. EP 6 PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS BOROKO KECAMATAN KAIDIPANG SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BOROKO Nomor : 188/PKM-BO/BMU/
/I/2016
TENTANG PENANGANAN KTD, KTC DAN KNC KEPALA PUSKESMAS BOROKO Menimbang
:
a.
bahwa
dalam
kemungkinan
pelaksanaan untuk
pelayanan
timbulnya
klinis
insiden
pasien,
yang
dapat
mempengaruhi keselamatan pasien penggunaa pelayanan Puskesmas b. bahwa penanganan Kejadian Tidak Diharapkan, Kondisi Potensial Cedera dan kejadian Nyaris Cedera perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Boroko Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 36 2009 tentang kesehatan Nomor 144 2. Peraturan menteri kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang pusat kesehatan masyarakat. 3. Peraturan menteri kesehatan RI nomor 46 Tahun 2015 tentang akreditasi puskesmas klinik pratama, tempat praktek mandiri dokter,dan tempat praktek dokter gigi 4. Peraturan
menteri
kesehatan
tentang
Penanganan
KTD,KPC dan KNC.
MEMUTUSKAN Menetapkan
:
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BOROKO TENTANG PENAGANAN KTD, KPC DAN KNC
Kesatu
:
Membentuk Tim PMKP di bawah koordinasi Penanggung jawab Manajemen Mutu
Kedua
:
Tugas Tim PMKP adalah melakukan koordinasi mulai dari
Perencanaan,
pelaksanaan
sampai
dengan
monitoring serta Pembuatan Laporan secara periodik dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan pasien
Ketiga
:
Bila terjadi KTD dan KNC maka dalam waktu satu kali 24 jam harus segera dilaporkan kepada Kepala Puskesmas untuk ditindak lanjuti.
Keempat
:
Keputusan berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan dilakukan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Boroko Pada tanggal 07 Januari 2016 Kepala Puskesmas Boroko
Juni Djenaan
Penanganan KTD, KPC, KNC
No.Kode : IX.1.1/PKM-BO/ KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA
Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas Boroko Pengertian
Revisi SPO
: PUSKESMAS BOROKO
Tanggal Terbit : Halaman : 1/1
Juni Djenaan, SKM, M. Kes NIP. 197306071995031003 1. KTD adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan 2. KPC
adalah
kondisi
Potensial
Cedera 3. KNC
adalah
Kejadian
Nyaris
Celaka Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkahlangkah
untuk
penanganan
KTD,KPC dan KNC. Kebijakan
Surat
Keputusan.
Kepala
Puskesmas
Nomor
/PKM.BO/SK/I/I/2015
tentang
penanganan KTD, KPC, KNC Langkah-langkah
- Petugas
klinis
wajib
segera
menindaklanjuti
(
dicegah/ditangani mengurangi
untuk
dampak
/
akibat
yang tidak diharapkan )
- Setelah ditindak lanjuti, segera dibuat
laporan
dengan
insidennya
mengisi
Formulir
Laporan Insiden pada akhir jam kerja
/
shift
kepada
atasan
langsung.
- Laporan dibuat paling lambat 2x24 jam
- Laporan diserahkan pada atasan langsung/Penanggungjawab UKP
Penanganan KTD, KPC, KNC No.Kode
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA
SPO
:IX.1.1/PKMBO/ Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 1/2
- Penanggungjawab memeriksa
UKP
laporan
melakukan
dan
Grading
terhadap
insiden
resiko yang
di
laporkan
- Setelah
selesai
investigasi
melakukan
sederhana,
laporan
diserahkan ke Tim PMKP
- Tim
PMKP
kembali laporan apakah
akan
hasil
menganalisa
investigasi
untuk diperlukan
dan
menentukan investigasi
kembali
- Rekomendasi dan umpan balik untuk perbaikan serta pembelajaran berupa petunjuk untuk mencegah kejadian yang sama akan terulang kembali kepada unit kerja terkait. - Unit kerja membuat analisis dan trend kejadian di Unit kerjanya masing-masing dan evaluasi - Monitoring perbaikan dilaksanakan oleh Tim PMKP di Puskesmas. Dokumen terkait
Unit terkait
SK Tim PMKP Formulir pelaporan insiden
Semua Unit pelayanan pasien
PUSKESMAS BOROKO
9.1.1. EP 7 PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS BOROKO KECAMATAN KAIDIPANG
ANALISIS DAN TINDAK LANJUT KTD, KPC, DAN KNC MAKSUD DAN TUJUAN
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien dilakukan berdasarkan tersedianya data. Penggunaan data secara efektif dapat dilakukan berdasarkan evidence-based paraktek klinik dan evidence – based praktek manajemen. Berhubungan sebagian besar puskesmas mempunyai sumber daya terbatas,maka puskesmas tidak dapat menggumpulkan data untuk menilai semua hal yang diinginkan. Jadi, puskesmas harus memilih proses dan hasil praktek klinik dan manajemen yang harus dinilai (diukur) dengan mengacu pada misi puskesmas Boroko, Kebutuhan pasien dan jenis pelayanan penilaian sering terfokus pada proses yang berimplikasi resiko tinggi,diberikan dalam volume besar atau cenderung menimbulkan masalah. Pemimpin puskesmas bertanggung jawab menentukan pilihan terakhir dari indicator kunci yang digunakan dalam kegiatan penanganan KTD, KPC, dan KNC. Pertimbangan dalam memilih indicator yang prioritas untuk menilai kinerja pelayanan 1. Diwajibkan /dipersyaratkan oleh peraturan perundangan 2. Dipersyaratkan oleh pemilik (pertanggung Jawaban) 3. Ketersedian data 4. High risk, high cost, high volume,problem promo 5. Konsensus 6. Dipersyaratkan oleh costumer Cara menyusun Indikator 1. Ada kejelasan tujuan dan latar belakang dari tiap-tiap indicator, mengapa indicator tersebut penting dan dapat menunjukkan tingkat kinerja organisasi bagian unit kerja. 2. Kejelasan terminology yang digunakan 3. Kapan pengumpulan data (kapan indicator harus di update) kapan harus dianalisis,cara analisis dan implementasi 4. Target 5. Dari
mana
data
perolehan data).
diperoleh
(sistem
informasi
untuk
mendukung
9.1.1. EP 8 PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS BOROKO KECAMATAN KAIDIPANG
FMEA
9.1.1. EP 9 PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS BOROKO KECAMATAN KAIDIPANG
ANALISA DAN UPAYA MEMINIMALKAN RESIKO KLINIS PASIEN DAN TENAGA KERJA DI PUSKESMAS BOROKO
No
Unit Kerja
Resiko Klinis
Analisa
Tindak
Keterangan
Lanjut 1
Fasilitas
Resiko
Upaya:
Berkoordinas
Puskesmas
kecelakaan
Penggunaan
i dengan tata ditindak
(pasien
atau zebra cross dan usaha
karyawan
tanda
puskesmas
zone
yang
menyebrang
agar lanjutu
safety dapat
dengan
dijalan ditindak
akan depan
Sudah
lanjut
koordinasi ke ke kantor
puskesmas
suku
dinas kecamatan
sebagai
perhubungan
antisipasi kecelakaan yang
dapat
menimpa pasien maupun tenaga yang
kerja melintas
masuk
ke
dalam
area
puskesmas maupun
yang
keluar
dari
puskesmas 2
Pohon Tumbang
Upaya:Pemoton gan
Menulis
secara permintaan
berkala dahan- ke
Sudah ditindak
bagian lanjutkan
dahan pohon 6 pemeliharaan
dengan
bulan
koordinasi ke
sekai
untuk
bagian
mengantisipasi
pemeliharaan
pohon tumbang /kejatuhan
dalam kepada
baik pasien
yang berkunjung maupun tenaga kerja 3
Kriminalisasi
Upaya:
Belum
penggunaan
terpasang
CCTV
dan puskesmas
kesiapsiagaan security terlatih
yang dalam
penanggulanga n kriminalisasi diarea puskesmas 4
Boroko
di
9.1.1. EP 10 PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS BOROKO KECAMATAN KAIDIPANG