Data Buku Novel
Judul Novel: Holy Mother Penulis: Akiyoshi Rikako ISBN: 9786027742963 Rilis: 2016 Halaman: 280 Penerbit: Penerbit Haru Bahasa: Indonesia Sinopsis
Terjadi pembunuhan mengerikan terhadap seorang anak laki-laki di kota tempat Honami tinggal. Korban bahkan diperkosa setelah dibunuh. Berita itu membuat Honami mengkhawatirkan keselamatan putri satu-satunya yang dia miliki. Pihak kepolisian bahkan tidak bisa dia percayai. Apa yang akan dia lakukan untuk melindungi putri tunggalnya itu?
Unsur Intrinsik: 1. Tema: Kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. “Anak ini, putrinya, haru dia lindungi. Demi itu, dia rela melakukan apa pun. Seorang ibu yang melindungi anakanya akan mengerahkan seluruh kekuatannya. Aku tidak akan membiarkan kasus ini memorakporandakan keluargaku. Dian akan mengawasi putrinya dengan ketat, dan menyakinkan keamanannya” (Halaman 18- Chapter 01) 2. Amanat: Kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya melebihi apapun. “Y ang bisa melindungi senyumnya, hanya aku sendiri….. Dia mengerti Yasuhiko juga mencintai putri mereka dari lubuk hatinya, bahkan menganggap anak mereka penting sampai pria itu pun akan rela membuang nyawanya. Namun pada dasarnya, entah mengapa kasih seorang ayah akan berbedaa dengan apa yang dirasakan oleh seor ang ibu.”
3. Alur: a) Alur Maju “Sekarang, setelah sang ayah bisa dipastikan alibinya di jam-jam penculikan, kegiatan sang ibu di jam tersebut yang harus dikaji ulang. Kemungkinan bahwa kedua orangtuanya terlibat sekarang makin bertambah kental.” (Halaman 150 Chapter 11) b) Alur Mundur “ Awalnya, mereka melakukan strategi timing; memperjuangkan tuba fallopi yang sempit, memperhitungkan waktu ovulasi dan berhubungan badan pada saat itu. Namun, jika sel telur tidak berkembang dan tidak ada ovulasi, perawatan ini tidak akan bisa dimulai. Waktu itu, dokter memberikan resep obat hormone yang meransang pertumbuhan sel telur, tapi sama sekali tidak berguna.” (Halaman 143 Chapter 10)
c) Alur Campuran “ ”Selamat datang”. Sambil berkata seperti itu, Makoto memandang sekeliling supermarket. Masih ada kurang dari sepuluh menit sampai sif kasir berganti. Dia membantu beberapa orang untuk mengisi waktu. Kepada seorang pria yang terlihat kebingungan sambil melihat notes, dia berkata, “ Bisa saya bantu kalau ada yang dica ri?” Kemudian kepada seorang wanita yang mengulurkan tangannya pad
arak yang tinggi, dia berkata, Akan saya ambilkan.” Kepada orang tua yang terlihat kerepotan memegang keranjang belanja yang berat dia berkata, “Akan saya ambilkan keranjang dorong” Begitu jugalah dia bertemu dengan Yukio. Dialah yang menyapa anak itu. Yukio sedang berlarian di lorong camilan. Anak itu menjulurkan tangannya pada rak sambil berlari, menjatuhkan camilan-camilan tersebut ke lantai. Saat dia berbalik karena sudah tiba pada ujung lorong, dia menginjak-injak camilan yang terjatuh.” (Halaman 81 Chapter 06) “
4. Latar: a) Waktu: “Mobil patrol datang beberapa menit setelahnya. Sosok laki -laki yang mengenakan jaket itu tampak jelas diterangi headlight yang memecah kegelapan malam” (Halaman 133 Chapter 10) “Saat homeroom berakhir siang itu, Makoto langsung bergegas ke gerbang depan. Ada pesan darurat dari kepala took tempat dia bekerja sambilan. Orang itu memohon agar dia menggantikan kasir sampai pukul lima nanti. Saat Makoto mengganti sepatunya di tempat ganti yang penuh dengan orang, pundaknya ditepuk.” (Halaman 80 Chapter 80) b) Tempat: “Seorang anak laki-laki ditemukan tergeletak di pinggiran Sungai Aiide, Kota Aiide, pada tanggal 15 pukul 05:30 pagi, oleh seorang ibu rumah tangga yang sedang berjalan- jalan dengan anjingnya.” (Halaman 16 Chapter 01)
“lampu neon yang terkadang berkedip-kedip menerangi kertas panjang vertical yang dipajang dengan mencolok di sudut pintu masuk aula Kantor Polisi Aiide. Sambil memandang kertas itu, Sakaguchi menarik kotak rokok dari kantang jasnya.” (Halaman 19 Chapter 02)
c) Suasana: “Dadanya berdebar-debar, tapi pikirannya sangat tenang. Dia tahu dengan pasti apa yang harus dilakukan.” (Halaman 184 Chapter 13)
5. Sudut pandang: Orang Ketiga “Dia terbangun. Begitu melihat jam, waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas lewat. Kesiangan! Honami pun terlonjak bangun dengan cepat. Padahal aturan di kelompok bermain mengharuskan mereka dating setidaknya sebelumpukul sepuluh pagi. Kenapa tadi jam bekerjanya tidak mau bordering?” (Halaman 03 Chapter 01) 6. Gaya Bahasa (Majas): 7. Penokohan/Perwatakan: a) Watak Tokoh Honami Penyayang, protektif, keras kepala Kaoru Polos Makoto Psikopat, pintar, terencana, tenang. b) Penggambaran watak tokoh:
Dialog antartokoh Karakter honami yang keras kepala “ “ Tidak bisakah Anda berusaha? Saya mohon. Setelah ini saya tidak akan mengganggu Anda.” Meskipun Honami tahu lawan bicaranya tidak bisa melihat,
berkali-kali dia membungku-bungkuk dan memohon. “Informasi sekecil apa pun tidak apa- apa. Saya mohon, bagaimanapun juga.” ” (Halaman 136 Chapter 10)
Jalan pikiran tokoh Karakter Makoto yang psikopat “ Kalau anak itu tidak dibunuh …, piker Makoto sambil mengamati kompleks
tempat tinggal Sanbongi Satoshi dari jauh. Kalau anak itu tidak segara
dibunuh … (Halaman 130 Chapter 09) ”
Perilaku tokoh Karakter Makoto yang terencana “Iya. DNA itu rapuh. Dan bisa dengan mudahnya dibersihkan. Di luar negeri, sebenarnya dijual bahan kimia untuk membersihkan DNA. Namun, jika dia harus sengaja mengimpornya, pasti akan segera ketahuan. Karena itu, dia menyelidiki apakah ada barang di sekitarnya yang bisa menjadi pengganti. Akhirnya, Makoto menemukan barang yang lazim ada di semua rumah, yang bisa memenuhi kebutuhannya. Pemutih pakaian jenis peroksida. Selain bisa menghancurkan DNA, Peroksida juga bisa membersihkan hemoglobin. Artinya, luminol tidak akan menunjukkan reaksi” (Halaman 125 Chapter 09) Tanggapan/ucapan tokoh lain Karakter Makoto yang pintar ““Keluargaku mana punya uang untuk membiayaiku menjadi dokter? Kalau misalnya
prestasiku sebagus Makoto, mungkin aku masih mempertimbangkannya. Aku, jurusan perawatan.” ”(Halaman 128 Chapter 09)
Penggambaran fisik tokoh Seorang laki-laki yang mencurigakan “Laki-laki. Dia memakai jaket, membungkuk. Laki-laki itu memeriksa sekeliling, kemudian berjalan di bawah lampu kota. Honami buru buru menyesuaikan fokus terhadap orang tersebut. Laki-laki itu
membelakanginya, tapi wajahnya beberapa kali terlihat dari samping. Laki-laki yang cukup muda. Wajahnya pasti akan terlihat jelas seandainya orang itu menolekan wajahnya sedikit lagi. Saat Honami berharap seperti itu, tiba-tiba laki-laki itu benar-benar menoleh. Dengan cepat Honami langsung menunduk untuk menyembunyikan tubuhnya.”
Penggambaran secara langsung oleh pengarang Karakter Makoto yang terencana “Makoto sangat pintar dalam merencanakansesuatu dan menyelesaikan tahap-tahapnya. Menurutnya, dia berhasil dengan Yukio karena hal itu. Dia memperhitungkan bagaimana jika dia menculiknya saat pagi hari atau saat hujan, dan memikirkan hal-hal kecil lainnya sambil berkali-kali menjalankan simulasi. Karena itulah saat dia benar-benar melakukannya, dia bisa tenang dalam bertindak.” (Halaman 126 Chapter 09)
Unsur Ekstrinsik 1. Unsur Biografi: Penulis: Akiyoshi Rikako Lahir: Jepang Twitter: @rikakoppi Genre: Mystery, Horror Rikako Akiyoshi (dalam bahasa Jepang, 秋 吉 理 香 子) belajar sastra di Universitas Waseda dan menerima gelar Masternya di Produksi Film dan TV dari Universitas Loyola Marymount. Pekerjaan debutnya, Snow Flower, memenangkan Yahoo! Hadiah sastra JAPAN dan diadaptasi menjadi film pendek. Dia adalah penulis beberapa karya fiksi. Salah satunya The Dark Maidens yang telah diadaptasi menjadi sebuah film. 2. Unsur Sosial: Mengingat terjadinya penculikan beberapa warga Jepang oleh Korea Utara pada tahun 1977 yang akhirnya dibebaskan pada tahun 1994. Yang salah satu korbannya Megumi Yokota, yang berusia 13 tahun ketika ia menghilang dari kota pesisir barat Jepang Niigata. Pemerintah Korea Utara menyatakan bahwa ia melakukan bunuh diri pada Maret 1994 dikarenakan stress. 3. Unsur Nilai:
Nilai Sosial: “ ”S elamat datang” . Sambil berkata seperti itu, Makoto memandang sekeliling supermarket. Masih ada kurang dari sepuluh menit sampai sif kasir berganti. Dia membantu beberapa orang untuk mengisi
waktu. Kepada seorang pria yang terlihat kebingungan sambil melihat notes, dia berkata, “Bisa saya bantu kalau ada yang dicari?” Kemudian kepada seorang wanita yang mengulurkan tangannya pad arak yang tinggi, dia berkata, Akan saya ambilkan.” Kepada orang tua yang terlihat kerepotan memegang keranjang belanja yang berat dia berkata, “Akan saya ambilkan keranjang dorong” ” (Halaman 81 Chapter 06) “
Nilai Budaya: “ “Tidak bisakah Anda berusaha? Saya mohon. Setelah ini saya tidak akan mengganggu
Anda.” Meskipun Honami tahu lawan bicaranya tidak bisa melihat, berkali-kali dia membungku-bungkuk dan memohon. “Informasi sekecil apa pun tidak apa- apa. Saya mohon, bagaimanapun juga.” ” (Halaman 136 Chapter 10)
Nilai Psikologi: “Yukio yang sudah puas langsung berlari kembali tanpa mengucapkan terima kasih. Makoto berpikir jika memang dia harus membunuhnya, paling lambat membutuhkan waktu satu bulan. Tidak ada kamera keamanan di luar supermarket, maupun di halaman belakang. Tapi, tentu saja di dalam toko ada kamera, dan datanya tersimpan selama satu bulan. Saat itu Makoto bertekad untuk melakukan rencananya setelah video di lorong camilan itu terhapus, dan memang dia melakukannya.” (Halaman 83 Chapter 06)