The Secret Law of Attraction Percaya atau tidak, ini adalah buku digital terbaru yang akan merevolusi paradigma dan pola pikir tentang dinamika sosial pria-wanita Indonesia dalam dunia percintaan. Sebentar lagi Anda akan membaca salah satu solusi romansa modern yang tidak mungkin ada di tempat lain, dengan pembahasan sbb:
Apakah daya tarik dapat diukur? Hal apa yang dapat meningkatkan daya tarik Anda? Bagaimana membuat seseorang lebih tertarik pada Anda? Mengapa ketertarikan seseorang pada Anda bisa datang dan pergi begitu saja?
Selain itu, Anda pasti pernah mendengar pepatah yang mengatakan, “Opposite attracts.”• Ada banyak sekali kisah-kisah yang mendukung pepatah tersebut, tentang dua orang kekasih yang sangat berbeda gaya dan latar belakang namun bisa saling mencintai. Namun pada saat yang sama, Anda juga tahu tahu tentang pendapat, “Kita menyukai orang yang mirip dengan kita,”• serta juga tidak kesulitan menemukan bukti-bukti cerita yang mendukung. Lalu mana yang paling benar? Mengapa kedua pepatah yang saling bertolak belakang tersebut bisa sama-sama benar? Anda akan menemui jawaban semua pertanyaan di atas dan berbagai hal terkait lainnya dalam tulisan fantastis The Secret Law of Attraction yang mencapai 10 halaman A4 ini. Perlu diperhatikan dua poin berikut: (a) Artikel ini hanya menjelaskan tentang cara meningkatkan, melipatgandakan daya tarik yang sudah ada, bukannya tentang apa daya tarik itu sendiri atau bagaimana menciptakannya. Penjelasan spesifik mengenai elemen pencipta attraction hanya bisa dipelajari dalam live workshop. (b) Artikel ini berbicara tentang Law of Attraction dalam konteks dinamika sosial antar pria-wanita, bukannya Law of Attraction seperti yang biasa Anda dengar di tren omong kosong The Sampah The Secret oleh Rhonda Byrne dkk. Sekalipun artikel The Secret Law of Attraction ini terfokus pada realita cinta dan romansa, poin-poin yang saya jabarkan merupakan hasil komtemplasi yang diinspirasikan oleh sejumlah buku berbagai topik umum yang pernah saya baca, terutama Language & Gender (Penelope Eckert), The Advertised Mind (Eric Du Plessis), dan Recode – Your Change DNA (Rhenald Kasali). Saya sangat merekomendasikan ketiga buku di atas bagi Anda yang ingin belajar lebih banyak tentang manusia. Jadi tanpa berpanjang-panjang lagi, saya akan langsung mendefinisikan formula Law of Attraction. Namun untuk dapat membacanya, jika Anda baru pertama kali mengunjungi tulisan ini, maka Anda perlu kata kunci untuk membuka proteksi yang dapat dilakukan dengan mengikuti link sesuai prosedur di halaman ini. Selamat datang. Langsung saja saya jelaskan. Formula Law of Attraction berbunyi demikian: tingkat ketertarikan merupakan jumlah total dari dari seluruh perasaan, asosiasi, dan memori yang terhubung dengan Anda.
Dalam bahasa Inggris terdengar lebih manis: attraction level is the sum of all feelings, associations, and memories related to you. Jadi jawaban yang pertama untuk pertanyaan di awal artikel ini adalah: ya, ketertarikan dapat diukur melalui tiga buah variabel, yaitu Perasaan (feelings, atau simbol F), Asosiasi (associations, atau simbol A), dan Memori (memories, atau simbol M). Semakin tinggi nilai FAM yang Anda berikan, semakin meningkat faktor kemenarikan Anda dan membuatnya semakin tertarik pada Anda. Sekalipun formula The Secret Law of Attraction itu sepertinya sederhana saja, namun bukan berarti disadari banyak orang. Ada tiga jenis troubleshooting yang terjadi seputar kiat-kiat dan advis yang sering beredar tentang cara menarik lawan jenis ke dalam kehidupan Anda. Yang pertama adalah ketidaktahuan akan adanya sinergi antar dua faktor: yakni perlunya elemen pencipta daya tarik (yang tidak akan dibahas dalam artikel ini) dan elemen peningkat daya tarik (yakni FAM di atas dan pembahasan artikel ini). Jika Anda belum menjadi seorang pribadi yang menawan di mata lawan jenis, maka dia tetap tidak akan jadi tertarik pada Anda tidak peduli seberapa tinggi FAM yang Anda berikan. Demikian juga sebaliknya, hubungan Anda dengan sang lawan jenis tidak akan mengalami pertumbuhan apa-apa jika Anda hanya mengandalkan daya tarik awal tanpa didukung oleh nilai FAM. Troubleshoot yang kedua dan yang paling sering terjadi adalah seseorang menggunakan hanya sebagian dari ketiga variabel yang ada, misalkan F tunggal, A tunggal, atau F+A, atau A+M. Akibatnya adalah sumbu daya tarik yang Anda hasilkan tidak dapat terbakar hingga meledak. Seorang lawan jenis yang tertarik dengan Anda dapat dengan cepat beralih pada orang lain. Istilahnya, nilai attraction Anda belum tercipta dengan kokoh atau solid. Kebiasaan hanya menggunakan sebagian variabel di atas ada hubungannya dengan faktor pendidikan serta kultur atau budaya lingkungan, sebagaimana yang akan Anda baca nanti. Troubleshoot yang ketiga adalah ketidakmampuan untuk memaksimalkan penggunaan masing-masing dari variabel FAM yang ada. Misalnya Anda hanya memiliki pengetahuan yang terbatas tentang cara-cara mengoperasikan asosiasi dalam berhubungan, atau Anda hanya mengandalkan satu perasaan khusus saja ketika bersama dengannya, atau Anda malah takut untuk bermain dengan variabel memori. Namun, tidak perlu khawatir, apapun kondisi buntu / sulit / gagal yang Anda alami, saya akan mengajarkan dalam artikel ini bagaimana Anda dapat menerobosnya menggunakan formula Law of Attraction tersebut. Mari kita bahas setiap variabel satu per satu. Anda mungkin akan jauh lebih menikmatinya dalam versi e-book yang dapat di download dan cetak sehingga mudah dibaca. Perasaan (F) Tidak banyak yang mengetahuinya, tapi ada perbedaan antara EMOSI dan PERASAAN. Paul Ekman menulis dalam Journal of Personality and Social Psychology bahwa hanya terdapat enam buah bentuk emosi dasar yang dialami manusia di seluruh dunia: senang, sedih, kaget, jijik, marah, takut. Emosi bisa dikatakan dorongan biologis yang tertanam dalam DNA manusia yang terpicu sebagai respon dari pengaruh lingkungan eksternal.
Sementara perasaan adalah respon intepretasi yang manusia miliki terhadap emosinya yang muncul. Contoh: depresi adalah respon seseorang ketika menghadapi emosi sedih dan marah yang berkelanjutan, bingung adalah respon seseorang ketika menghadapi emosi senang dan sedih bersamaan, semangat adalah respon seseorang ketika menghadapi emosi senang dan kaget, putus asa adalah respon seseorang ketika menghadapi emosi sedih, jijik, dan takut, kecewa adalah respon seseorang ketika menghadapi emosi sedih dan marah. Jadi dengan kata lain, perasaan adalah respon terhadap respon. Setiap manusia mengeluarkan respon internal terhadap respon eksternal yang dia alami. Misalkan ketika minuman Anda disenggol jatuh oleh sahabat pria, emosi marah yang muncul akan Anda diresponi dengan perasaan kekesalan, geram, atau ingin membalas. Sementara ketika hal yang sama dilakukan oleh lawan jenis yang Anda sukai, emosi marah tersebut akan Anda responi dengan perasaan lembut, memaafkan, tersenyum bersahabat, atau sejenisnya. Anda terbayang dan mengerti maksud saya? Nah, memaksimalkan variabel pertama dari formula Law of Attraction ini berarti bermain mengutak-atik proses respon terhadap respon yang dialami oleh lawan bicara Anda, yakni dengan cara melatih kemampuan komunikasi dan bahasa Anda hingga lancar untuk digunakan dalam tiga aplikasi berikut: (a) Ucapkan kalimat atau kata-kata yang hiperbola, aneh dan di luar dugaan, lalu jika perlu, jelaskan mengapa Anda melakukan hal tersebut . Contoh. Si dia sedang curhat, ”Aduh, kenapa sih aku selalu ngelakuin kesalahan yang sama? Aku bodoh banget, tolol!”• Perhatikan bahwa perasaan bodoh dan tolol yang dia miliki itu adalah respon terhadap emosi marah dan jijik pada dirinya sendiri. Anda bisa memainkan variabel F ini dengan cara berkomentar, “Hehehe, iya kamu bodoh banget. Super duper bodoh, bego, tolol, idiot, katro bin busuk!― Si dia tentu akan merasa terkejut karena Anda melakukan hal yang dia harapkan. Anda malah meledek, menyetujui dan memperparah keadaan. Hal itu akan mengganggu perasaan awalnya yang berpikir bodoh dan tolol. Dia akan berpikir ulang tentang perasaannya tersebut. Dia akan berusaha mencari-cari alasan bahwa dia tidak perlu merasa bodoh atau tolol seperti yang Anda sebutkan itu. Setelah beberapa lama, jika Anda memainkannya dengan baik (mis. dengan menambah, ”Tidak ada orang yang paling idiot seperti elo di dunia ini, balita autis aja masih bisa lebih pintar!”•), dia akan menanggapi dengan, ”Eh, tidak bodoh seperti itu kali! Kamu berlebihan banget ah”• dan sanggahan lainnya. “Oh ya? Jadi sebenarnya kamu tidak bodoh dan tolol? Masa sih? Jadi apa dong?”• pancing Anda lebih lanjut. Dia akan terpaksa untuk menganalisa, memikirkan respon interpretasi lain terhadap emosi marah dan jijiknya tersebut. Setiap kali Anda berhasil membuatnya mengevaluasi perasaannya, dia akan sampai pada kesimpulan perasaan-perasaan yang lain. Semakin lama, semakin jauh dari perasaan yang awal. Terus lakukan perpindahan-perpindahan tersebut sampai Anda berhasil membuat dia merasa tertawa geli lucu terhadap emosi marah dan jijiknya pada diri sendiri. (b) Tanyakan bagaimana perasaan dia tentang perasaan yang sedang terjadi. Masih menggunakan contoh di atas, ketika dia berceloteh, ”Aduh, kenapa sih aku selalu ngelakuin
kesalahan yang sama? Aku bodoh banget, tolol!”• Anda dapat membalasnya dengan, ”Trus apa yang kamu rasain sekarang ketika tahu kamu bodoh dan tolol seperti?”• Apapun jawabannya, dia sedang mengevaluasi perasaan tersebut yang membuatnya tiba pada perasaan lain. Lanjutkan dialog sampai Anda memindahkannya ke perasaan yang lebih baik, seperti dijelaskan pada poin sebelumnya. (c) Alternatif variabel F terakhir adalah menyampaikan komentar Anda yang persis dengan kebalikan perasaannya. Misalkan pada contoh di atas, Anda juga bisa memakai, ”Ngelakuin kesalahan yang sama terus-menerus? Canggih banget, tidak banyak orang yang bisa melakukan hal seperti itu. Berarti kamu orangnya spesial!”• yang tentu akan membuatnya kebingungan dan terpaksa menganalisa maksud Anda. Atau misal jika seseorang berkata, ”Uh, aku benci sekali padanya!”• sambil menggeram, Anda dapat merespon dengan, ”Astaga, itu seksi sekali! Kamu mesti berkaca kalau lagi begini. Beneran seksi abis, Madonna dan Marylin Monroe akan ngiri melihat ekspresi kamu yang seperti ini.”• Tentu ada banyak cara lain untuk memaksimalkan variabel F ini. Apa yang saya tuliskan di atas hanyalah hal-hal baru yang mungkin belum pernah terpikir oleh Anda. Inti dari ini semua adalah tentang melatih kemampuan komunikasi Anda untuk memindahkannya perasaan seseorang dari satu tempat ke tempat lainnya, termasuk mencampuradukkan elemen emosi lainnya dalam sebuah kasus. Jadi jika awalnya sang lawan jenis hanya merasa marah dan sedih, pada akhir dialog dia akan juga merasakan kaget, jijik, takut, dan senang, serta mengalami sejumlah transisi perasaan yang meresponinya. Lawan jenis yang sudah merasakan ketertarikan pada Anda akan merasa pelipatgandaan daya tarik ketika melihat Anda mampu melakukan variabel F di atas. Dia mungkin tidak mengerti apa yang Anda lakukan seperti yang sudah dijelaskan di atas, tapi dia bisa merasakan efek perubahan, perpindahan, transisi dari satu perasaan ke perasaan lainnya. Selain itu, tidak banyak orang yang mampu memperlakukannya dengan „atraksi roller coaster‟ yang demikian. Keajaiban tercampur aduknya perasaan seperti itu sama seperti rasa yang Anda alami ketika melihat seorang pawang yang berdiri dengan santai di depan bahaya, bermain-main dengan bahaya seekor singa besar yang ganas pada sebuah pertunjukkan sirkus. Seluruh emosi Anda saling bertumpuk satu sama lain, dan sang pengarah sirkus mampu menciptakan keadaankeadaan yang memancing perpindahan interpretasi perasaan Anda pada emosi-emosi tersebut. Itu sebabnya, memaksimalkan the secret variabel F dari Law of Attraction ini sering juga saya sebut sebagai Feeling Cocktails atau Koktil Perasaan. Latih kemampuan bahasa dan komunikasi Anda untuk melakukan hal-hal yang sudah disebutkan di atas. Anda akan terkagum-kagum dengan hasilnya. Asosiasi (A) Masih ingat tentang pertanyaan di awal, mengapa ada pepatah tentang rasa ketertarikan yang saling bertolak belakang tersebut bisa sama-sama benar? Manakah yang paling benar, “Kita tertarik pada orang yang berbeda dengan kita,” atau “Kita tertarik pada orang yang serupa dengan kita” ?
Inilah jawabannya: kedua pepatah tersebut memang benar, karena masing-masing berada pada posisi dan fungsi yang berbeda. Keunikan dan Perbedaan diperlukan untuk menciptakan attraction, sementara Keserupaan dan Kemiripan diperlukan untuk meningkatkan attraction. Ketika pria A dan wanita B pertama bertemu, proses kimiawi ketertarikan akan muncul bila A melihat sesuatu yang dia tidak miliki tapi ada pada B, dan demikian juga sebaliknya B melihat sesuatu yang tidak dia miliki namun ada pada A. Manusia selalu menginginkan apa yang tidak dia miliki. Itulah yang disebut dengan menciptakan daya tarik, lebih jauh tentang elemen-elemen yang terkait hanya dibahas dalam live training. Setelah A & B saling membuka diri untuk sebuah persahabatan, satu-satunya yang bisa mendorong mereka menuju hubungan romansa adalah bila rasa ketertarikan di antara mereka mengalami proses penambahan atau penebalan yang terjadi bila mereka menemukan kesamaan-kesamaan satu sama lain di antara mereka berdua. Dengan demikian, peningkatan daya tarik selalu terkait dengan elemen asosiasi kepribadian. Dibandingkan dengan kedua variabel formula Law of Attraction lainnya, variabel A ini adalah hal yang sudah umum dilakukan oleh banyak orang dengan sendirinya ketika sedang mendekati lawan jenis yang disukai. Mereka dikenal dengan berbagai perilaku sehari-hari seperti: „menyama-nyamakan minat‟, „menimpali dengan cerita pengalaman yang sejenis‟ , „mengajak dia bertemu di tempat favoritnya‟, dsb. Tidak ada yang pernah mengajarkan hal-hal tersebut pada kita, namun sepertinya seluruh manusia di seluruh bumi ini memiliki kesamaan pengetahuan tentang variabel A dari formula Law of Attraction. Manusia memang selalu menyukai orang yang serupa dan berbagi minat yang sama dengan dirinya. Itu sebabnya kita memiliki sebuah pengetahuan bawaan untuk memakai gaya pendekatan ini untuk meningkatkan rasa ketertarikan orang lain pada diri kita. Walaupun demikian, saya tetap merasa perlu menjabarkan beberapa tips krusial untuk memaksimalkan cara Anda bermain variabel A. (a) Temukan impian terpendam, hobi lama yang sudah terhilang, pengalaman positif dan negatif serta kebanggaan dan luka trauma dari si dia. Anda bisa melakukannya dengan pertanyaan yang kasual seperti, ”Apa sih yang kamu sangat ingin lakukan seandainya kamu tahu tidak akan pernah gagal?” , ”Coba sebutin hal-hal yang kamu sesali dan banggakan sampai saat ini?” , ”Eh, kamu yang ada sekarang ini persis sama ga dengan apa yang kamu bayangin sewaktu masih kecil dulu?”• Dengarkan apa yang menjadi kisah pengalamannya, lalu balas merespon dengan kisah pengalaman yang sejenis, serupa dalam hidup Anda, namun tambahkan elemen kesuksesan di dalamnya. Jadi misalnya dia bercerita tentang sebuah hobi yang selalu terpendam karena dilarang orangtua, ceritakan tentang hobi Anda yang terpendam juga dan bagaimana Anda berkomitmen untuk mendorong keluar hobi tersebut dan akhirnya berhasil. Misalnya dia bercerita tentang kekerasan domestik yang pernah dialami, ceritain kasus serupa tentang Anda, lalu tutup dengan bagaimana Anda mampu memaafkan kesalahan tersebut. Jika dia bercerita tentang kejadian yang positif, sampaikan pengalaman Anda yang serupa, lalu sambung dengan kisah bagaimana pengalaman positif tersebut membawa Anda kepada pengalaman positif lainnya yang lebih tinggi lagi.
(b) Kunci dari formula Law of Attraction ini adalah segala sesuatunya harus terlihat insidental alias kebetulan alias tidak sengaja, jadi sampaikan kalimat variabel A dengan gaya dan nada yang demikian juga. Hindarkan kebiasaan menimpali, ”Aku juga begitu!”, ”Sama dong!”, ”Aku suka juga!” atau”Wah, itu aku banget!”• karena itu terdengar seperti dibuatbuat atau sengaja hendak menyama-nyamakan. Daripada merespon seperti itu, lebih baik Anda langsung memulai bercerita yang serupa tanpa embel-embel, ”Aku juga punya cerita yang mirip.” Intinya, Anda dan dia terlihat begitu mirip dan terasosiasi satu sama lain dengan otomatis sendirinya, bukan karena kalian saling mencari-cari kemiripan. (c) Bicarakan kekaguman, kedekatan, keakraban, kesukaan, dsb yang Anda miliki terhadap orang-orang yang memiliki kesamaan asosiasi tertentu dengannya. Misalnya, ”Astaga, jadi bintang kamu Aries? Mama dan kakak perempuanku juga Aries. Orang Aries adalah orang yang paling nyaman dan menyenangkan, jadi mama dan kakakku selalu bisa jaga rahasia jadi kalau curhat dengan mereka terasa aman.” Atau bercerita tentang, ”Waktu kuliah dulu aku punya satu ibu dosen yang sangat galak. Semua mahasiswa selalu tidak betah jika harus masuk ke kelasnya. Gaya bicaranya cepat, tidak pernah memberikan pujian, dan tidak suka bila orang tidak melihat wajahnya ketika dia sedang mengajar. Tapi itu semua cuma penampilan kalau di depan umum. Kalau lagi berbicara privat, dia sangat hangat dan perhatian. Setelah dipikir-pikir, aku mengerti kenapa dia harus berbuat seperti itu. Ia ingin setiap mahasiswa serius belajar, tidak menyia-nyiakan kesempatan kuliah. Itu sebabnya ketika aku sempat bertemu dengan papa kamu yang galak, aku bukannya takut, malah kagum dan menunggu-nunggu kejutan alasan indah apa yang tersembunyi dibalik cangkang yang keras itu.”• (d) Buat sebuah skenario lucu yang melibatkan Anda dan si dia, dan ajak dia untuk bergantian mengarang cerita khayalan tersebut. Mis. Anda berkata, ”Oke, aku adalah seorang anggota marathon yang kecapaian dan berhenti di sebuah kedai di pinggir jalan. Aku masuk ke dalam dan meminta segelas air es. Kamu adalah satu-satunya pelayan di sana, dan kamu sedang mabuk. Jadi yang kamu lakukan adalah…” • sambil mengernyitkan kening memintanya untuk melanjutkan cerita. Semakin aneh, lucu dan konyol skenario tersebut, semakin baik. Gunakan kreatifitas Anda untuk memasukkan adegan-adegan terkenal yang pernah Anda lihat di film. Ini adalah permainan singkat yang bisa dimainkan berkali-kali, bahkan dijadikan kebiasaan setiap kali melihat sesuatu yang menarik. Mis. sewaktu menemukan sebuah cangkir yang tergeletak jatuh miring, Anda berkata, ”Hmmm, cangkir ini masih hangat. Sepertinya sang pembunuh masih berada di antara kita. Kamu melihat ada sosok yang mencurigakan?”• Masih ada satu cara jitu lagi untuk memaksimalkan the secret variabel A, yakni dengan memainka sebuah teknologi modern yang saya beri nama, Associated Identity Domain (AID). Pada awalnya, saya merangkai modul pemindai matriks sosial tersebut atas dasar keperluan evaluasi dan pengembangan diri pribadi. Saat itu ia masih bernama Simulative Identity Domain karena digunakan untuk keperluan holografik pribadi. Namun seiring waktu, saya menemukan ternyata ia dapat diaplikasikan untuk keperluan sosial, dengan demikian, setelah penyempurnaan di sana sini, akhirnya dia bermutasi AID
seperti yang dikenal sekarang. Jika Anda tertarik untuk mempelajarinya sebagai pendorong variabel A, silakan ikuti workshop. Law of Attraction, khususnya pada variabel kedua ini, berbicara tentang bagaimana Anda menebalkan lajur asosiasi antara pribadi Anda dan dirinya. Tujuan yang ingin Anda raih adalah menebalkannya sebanyak mungkin dan selebar mungkin. Dimana ada asosiasi, di sana ada muncul kebutuhan interaksi yang lebih dalam. Memori (M) Kita sampai pada variabel terakhir pada formula Law of Attraction, yaitu Memori. Jika Anda sudah memaksimalkan kedua variabel lainnya seperti dijelaskan di atas, namun melewatkan variabel M, maka sang lawan jenis akan mudah kehilangan ketertarikan yang dia miliki terhadap Anda. Dia bisa bersikap manis dan kooperatif pada satu kesempatan, namun langsung dingin dan tidak konsentrasi pada kesempatan berikutnya. Anda bingung kemana perginya pribadi yang sebelumnya bisa bercanda dengan Anda? Bukankah obrolan kalian sudah cukup hangat? Tidakkah dia mengingat emosi bahagia dan senang yang dia rasakan ketika menghabiskan waktu dengan Anda? Mengapa tiba-tiba dia bisa berubah masa bodoh, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa di antara kalian? Anda pernah mengalami kejadian seperti itu? Tentu dia tidak lupa dengan apa yang pernah terjadi dengan Anda. Masalahnya, antara apa yang tersimpan di otaknya tersebut tidak selalu mudah untuk diaktifkan kembali. Itu yang saya sebut sebagai fenomena MBL, kependekan dari Mind and Body Lag, yang alamiah terjadi pada semua orang. Anda juga sering mengalaminya ketika berinteraksi dengan orangorang yang sudah Anda kenal, misalkan malas untuk meladeni teman kantor yang tiba-tiba datang mengobrol, tidak ingin jalan-jalan keluar padahal sudah dijemput oleh banyak teman, dsb. Anda tahu Anda akan menikmati sesuatu bila mau menggerakkan tubuh dan meresponi sesuai dengan apa yang ada di memori Anda, tapi entah mengapa Anda malas untuk melakukannya. Fenomena MBL adalah penyakit defisiensi variabel M yang bisa dihindari, diatasi dengan cara memberikan dosis tango (sentuhan) yang memadai. Dengan kata lain, memaksimalkan variabel F dan variabel A, tanpa dibarengi dengan alikasi sentuhan-sentuhan, akan membuat tingkat ketertarikan seseorang pada Anda menjadi tidak stabil. Coba ingat ketika diri Anda sedang merasa malas, mengalami MBL, seperti contoh di atas. Perhatikan bagaimana diri Anda umumnya langsung mengalami perubahan ketika teman Anda menepuk, menarik, merangkul, atau tindakan tango lainnya. Memori yang tersimpan di dalam otak Anda seolah-olah mendapatkan kejutan listrik semangat baru ketika kulit Anda bersentuhan dengannya. Atau jika Anda pernah mengalami pacaran, ingat baik-baik kejadian dimana dahulu kalian pernah berdebat sengit untuk hal yang sebenarnya kecil, masing-masing merasa pihak lain bersikap tidak adil. Sekalipun kepala Anda dan dia menyimpan memori bagaimana kalian berdua ada pasangan yang sangat bahagia, entah mengapa rasanya Anda tidak ingin mengalah. Perhatikan bahwa bila dalam keadaan seperti itu, Anda dan si dia cenderung untuk menjauhkan diri satu sama lain.
Lalu perhatikan juga apa yang pertama kali terjadi bila akhirnya kalian menemukan jalan keluar dan berbaikan kembali. Atau ingat baik-baik apa cara yang biasa si dia lakukan untuk berusaha melembutkan hati Anda. Hal-hal ajaib selalu terjadi bila Anda mengaplikasikan tango, demikian juga dengan cara efektif untuk meningkatkan ketertarikan seseorang pada Anda. Memori yang kuat adalah memori yang terikat. Tango adalah cara paling efektif untuk mengikat sebuah memori. Jadi tujuan Anda melakukan tango sama sekali bukan untuk menggoda atau merayunya. Dalam formula Law of Attraction ini, tujuan Anda adalah untuk memancing agar memorinya menjadi aktif dan kembali hangat membara. Ilmu NeuroLinguistic Programming mengenal strategi ini dengan nama Anchoring. Variabel M dapat dimaksimalkan dengan cara mengaplikasikan tango sebanyak mungkin dalam setiap interaksi dengan si dia. Berikut adalah beberapa konsep dan ide praktis yang bisa dilakukan: (a) Biasakan untuk bertukar tango (dalam workshop biasa disebut tango ping) secara kasual setiap saat. Contohnya: bersalaman dengan cara yang unik, melakukan toss atau high-five, mendorong pundaknya, menepuk kepalanya sebagai sambutan. (b) Berikan tango yang menyenangkan (positif) setiap kali dia tersenyum, tertawa, atau tanda-tanda lain yang menunjukkan dia menikmati interaksi dengan Anda. Selaras dengan itu, berikan tango yang kurang menyenangkan (negatif) bila dia sedang bersikap kurang kooperatif dengan Anda. Intinya, menyenangkan atau tidak menyenangkan, Anda harus tetap memberikan tango untuk mengaktifkan variabel M si dia. (c) Variabel M dapat meningkat bukan cuma ketika dia menerima tango, tapi juga ketika dia melakukan tango. Jadi pancing dia untuk berani dan terbiasa memberikan tango kepada Anda. Cara yang paling mudah adalah dengan memberikan pernyataan larangan menyentuh tubuh Anda. Prinsip psikologi dasar: manusia akan terdorong untuk melakukan apa yang dilarang. Sangat efektif, khususnya bila Anda sendiri sebelumnya sudah sering menyentuhnya. (d) Ketika sedang bermain variabel A, ciptakan skenario atau kesempatan dimana dia dapat menempelkan telapak tangannya di dada Anda selagi Anda menarik nafas beberapa kali. Saya tidak perlu memberitahu bagaimana melakukan hal ini, gunakan saja otak Anda secara kreatif. Jika kebetulan jantung Anda berdebar-debar karena tegang dan grogi, dia akan merasakannya dan bertanya mengapa demikian. Jawaban Anda tidak penting, asal tidak memberitahu yang sebenarnya. Kalaupun jantung Anda berdebar santai saja, si dia tetap akan berpikir merasakan sesuatu dan menyimpan hal tersebut di memorinya akan Anda. Riset telah membuktikan bahwa bayi yang baru lahir akan terhindar dari kematian dini, menjadi kuat sehat dan tumbuh lebih cepat jika mereka sering mendapat sentuhan dari orangtuanya. Manusia adalah makhluk yang begitu sempurna dan kompleks, namun ketahanan tubuh dan jenis kepribadian kita memiliki hubungannya dengan seberapa sering kita mendapatkan dosis sentuhan setiap harinya. Hal yang sama berlaku pada ketertarikan: attraction baru dapat terhindar dari kepunahan, menjadi kuat sehat dan tumbuh lebih cepat jika sering mendapat sentuhan dari pihak-pihak yang terkait. Lebih jauh lagi, tidak peduli setinggi apapun variabel F dan variabel A, tidak
akan ada peningkatan nilai daya tarik jika variabel M masih terikat dengan nol. Secara matematis, formula The Secret Law of Attraction dapat ditulis sebagai berikut (credit to my friend AJ who came up with the linear math notation) : Demikianlah penjelasan apa yang saya sebut sebagai The Secret Law of Attraction (download versi e-book di sini), sebuah dalil universal yang menyatakan bahwa tingkat ketertarikan merupakan jumlah total dari dari seluruh perasaan, asosiasi, dan memori yang terhubung dengan Anda. Apakah daya tarik dapat diukur? Bagaimana caranya membuat seseorang lebih tertarik pada Anda? Apa yang harus Anda lakukan untuk meningkatkan faktor kemenarikan Anda? Mengapa ketertarikan seseorang pada Anda bisa datang dan pergi begitu saja? Sekarang Anda sudah mendapatkan semua jawaban yang diperlukan. Anda masih ingat troubleshootings yang sudah saya jelaskan di awal? Cara menghindarinya adalah dengan menyadari kehadiran sinergi tiga buah variabel FAM dalam setiap usaha meningkatkan ketertarikan, serta menggunakan ketiga-ketiganya secara lengkap dengan maksimal. Setiap tehnik yang telah saya jabarkan panjang lebar di atas bukan sesuatu yang harus Anda hapalkan, apalagi dilakukan persis kata per kata. Justru sebaliknya, hal-hal tersebut hanya contoh aplikasi, sementara kunci utama yang lebih penting adalah isi pernyataan Law of Attraction itu sendiri: yakni memperbesar nilai Perasaan, Asosiasi, dan Memori antara Anda dan dirinya. Jadi seandainya Anda merasa sulit untuk mengikuti contoh aplikasi yang sudah diberikan (biasanya karena belum mengikuti workshop), silakan gunakan kreatifitas, gaya, atau apa saja yang terpikir oleh Anda untuk mengaplikasikan formula FAM. Gunakan checklist berikut sebagai panduan meningkatkan attraction: 1. Variabel FAM apa saja yang sudah saya lakukan selama ini secara alamiah? Apakah saya sudah memakai semuanya, atau hanya mengandalkan satu dua variabel saja? 2. Apakah saya sudah membiasakan diri untuk menjadi sosok yang mampu menciptakan berbagai macam transisi perasaan (variabel F) saat menghabiskan waktu dengannya? 3. Apakah saya sudah menjadi sosok yang menciptakan banyak rasa nyaman lewat jembatan kesamaan dan koneksi (variabel A) dengannya? 4. Apakah saya dan dia sudah terbiasa untuk saling menyentuh kasual satu sama lain (variabel M) saat menghabiskan waktu bersama? Ada baiknya juga, jika Anda pernah pacaran, untuk merenungi sejumlah pengalaman percintaan Anda di masa lalu. Ingat bagaimana Anda dan si dia bertambah intim. Ingat apa yang Anda lakukan terhadapnya sehingga dia jadi semakin tergila-gila pada Anda. Jika Anda belum pernah pacaran, perhatikan apa yang dilakukan oleh keluarga dan sahabat-sahabat Anda yang sudah berpasangan. Lalu bandingkan itu semua dengan kisah-kisah kegagalan cinta yang pernah Anda lihat, dengar atau alami sendiri. Lihat perbedaan yang ada antara kelompok ini dan kelompok sebelumnya. Anda akan menemukan kelompok pertama terdiri dari orang yang secara kontinyu memainkan prinsip The Secret Law of Attraction (variabel FAM), sementara kelompok yang kedua adalah mereka yang hanya melakukan setengah-setengah saja.
Kini giliran saya mendengar kisah kesuksesan Anda bereksperimen dengan ini semua.
Butir-Butir Cinta waktu yang lalu gue pernah nulis tentang What Love Is Not yang menjadi magnet bagi 65 buah komen yang muncul sampai detik tulisan ini dibuat. Di antara gue, Kei, dan Jet, kita udah sepanjang tahun, ribuan kali ngobrolin subyek LOVE atau CINTA seputar hubungan pria-wanita berdasarkan pengalaman. Kita masing-masing punya pemahaman dan pendekatan sendiri yang cukup berguna, setidaknya untuk saat ini. Jadi hari ini, gue mau coba share sebagian dari my personal random nuggets on the subject. These are only of mine, not Jet‟s or Kei‟s, cos I guess they‟ll get to do that on their own entries. Let me remind you that this is just a working blueprint, still on massive progress that shouldn‟t be considered as the official HS statement on love and relationships. In fact, this is one work that I‟m sure will be constantly changing over time and never be completed. (01) Cinta tidak memegang peranan, dalam proses pendekatan, courting, dating, atau apapun yang bersifat pre-relationship. Apapun yang dirasakan atau dilakukan pada tahap tidak ada hubungannya dengan cinta, melainkan selalu bersumber pada kombinasi antara gejolak kimia tubuh (hormon), biologis (nafsu), spiritual (rasa keberhargaan), psikologis (rasa menginginkan-diinginkan), dan status sosial (validasi dari kelompok). Karena variabelvariabel tersebut terkesan rumit dan tidak indah, maka manusia menutupinya, menyamarkannya, dan menciptakan sebuah konsep generalisasi yang lebih memuaskan: hubungan romansa dimulai dari perasaan cinta. (02) Pada esensinya, cinta tidak berbentuk perasaan, melainkan tindakan yang menjalani proses interpretasi. Dalam bahasa sehari-hari, sebelum kita merasa „jatuh cinta‟, kita melakukan sejumlah tindakan tipikal yang kemudian diinterpretasikan (atau diberi label) sebagai sebuah „perasaan cinta‟. Seseorang tidak mungkin merasa „cinta‟ sebelum dia melakukan sesuatu, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Tindakantindakan tipikal tersebut bisa dari sesederhana sering membayangkan sang target, mencaricari kesempatan untuk bersama, memberikan bantuan ini-itu, sampai berkorban perasaan demi sang target idaman, dsb. (03) Kita belajar hal tersebut lewat media dan contoh-contoh lingkungan lainnya. Mereka mendiktekan sejumlah hal yang romantis, lucu, konyol, dan bodoh yang layak dilakukan ketika hendak mendekati lawan jenis yang menarik. Kita kemudian melakukan hal itu bukan karena terdorong oleh perasaan cinta. Malah justru sebaliknya, kita melakukan supaya bisa merasakan sensasi cinta dan perasaan sejenisnya. Kita memaksa otak kita untuk secara selektif berpikir, “Hei, gue udah ngerjain ini-itu. Rasanya enak, persis gambaran orang-orang. Agak keliatan bodoh dan murahan, tapi karena gue orangnya pinter, ngga mungkin dong mau ngelakuin hal-hal tersebut dengan sendirinya. Well, satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah ini pasti karena gue terdorong oleh cinta. “ (04) Dengan demikian, berlaku formula yang gue sebut Law of Compounding Actions (LOCA) yang berbunyi “Intensitas perasaan cinta berbanding lurus dengan frekuensi tindakan yang diberikan.” Alias, semakin banyak seseorang melakukan tindakan-tindakan tipikal yang sering diinterpretasikan sebagai cinta, semakin bertumpuk efek perasaan cinta yang dia dapatkan terhadap sang lawan jenis. Atau dengan kata lain, setiap tindakan yang kita
beri dinterpretasikan oleh otak kita sebagai sebuah investasi, sehingga sesuai dengan logika, kita mengembangkan perasaan khusus pada sesuatu kita hargai, dan terus meningkat seiring pertambahan nilai yang diberikan. (05) Hanya saja, sedikit sekali yang menyadari Cinta sebagai akibat dari tindakan (atau LOCA), nyaris semua orang menganggapnya sebagai perasaan. Sebagai akibatnya, kita selalu berfokus pada kenikmatan perasaan itu sendiri. Menganggapnya sebagai sebuah ikatan timbul dengan sendirinya, dan akan selalu ada seperti itu tanpa perlu manajemen yang baik. Tenggelam menikmati reaksi, kita lupa memberikan aksi-aksi yang justru pada awalnya memicu reaksi kimia. Sebagaimana efek candu narkotik, kita menjadi semakin egois, pasif, dan menuntut. (06) Karena cinta tidak lebih dari reaksi candu kimia, atau setidaknya tidak seperti yang dipahami kebanyakan orang, sebenarnya bodoh sekali jika kita berpikir, “Gue udah ngga cinta lagi.” Yang ada adalah kita berhenti melakukan apa yang dahulu biasa dilakukan dan menyalahkan keadaan, kemalasan, keengganan tersebut pada sesuatu yang diistilahkan „out of love‟, „kehabisan cinta,‟ cinta yang jenuh,‟ dan sejenisnya. Mendasari sebuah hubungan romansa pada seks, perasaan sayang dan cinta (sebagaimana dilakukan oleh pasangan yang belum cukup dewasa) ibarat menyimpan bom yang akan meledak bila waktunya tiba. (07) Kunci dari sebuah hubungan yang sehat dan stabil adalah LOCA, tapi itupun tidak terjadi dengan sendirinya. Kita hanya bisa bertindak sejauh mana kita mau memutuskannya. Hanya karena dua insan manusia merasa „super klik‟, itu tidak menjamin mereka diciptakan untuk sebuah hubungan romansa. Satu-satunya yang memastikan sebuah pasangan kontinyu berminat melakukan tindakan romansa adalah adanya kekuatan keputusan dan komitmen bersama. Formula ini juga bernama LOCA, yakni Law of Committed Attachment yang berbunyi, “Resultan tindakan akan terus bermultiplikasi secara infinite sepanjang akselerasi dari variabel komitmen awalnya.” (08) Cinta tidak lebih dari reaksi dari kedua momentum LOCA yang bekerja sama dilakukan oleh kedua belah pihak. Keduanya perlu memberikan keseriusan pada level yang sama agar hubungan itu terus berjalan dengan penuh gairah. Sekalipun pria Glossy dianjurkan menghindari ekspresi perasaan ngarep dan bergantung pada kekasihnya agar tidak membosankan (atau setidaknya berada dibawah intensitas ekspresi sang wanita kepadanya), namun dia tetap wajib memberikan sikap komitmen yang sama tingginya dengan sikap sang wanita. (09) Keputusan menciptakan Tindakan, dan Tindakan Yang Berulang-ulang menegaskan Perasaan. Sebuah hubungan romansa yang sehat dapat ditelusuri pada alur sederhana tersebut. Seseorang yang belum bisa memutuskan apa yang dia inginkan tidak akan berakhir pada hubungan romansa yang memuaskan. Lebih jauh lagi, cinta bahkan tidak berperan apaapa dalam sebuah hubungan romansa. Sebagaimana sudah disebutkan pada poin pertama, cinta hanyalah label simplifikasi nan indah untuk proses yang dijelaskan di atas. Hal inilah yang didekonstruksi dalam workshop/seminar HS agar peserta dapat melakukan upgrade yang diperlukan sebelum mulai memasuki kedua proses LOCA. (10) Jika dari awal tidak terlihat menyebut-nyebut tentang masalah Selera atau Preferensi (baik fisik maupun psikologis), itu karena menurut gue hal tersebut tidak tergolong dalam faktor berpengaruh dalam percintaan. Berikan saja cukup waktu pada sepasang pria-wanita yang saling bertentangan secara selera, asalkan mereka rajin berkomunikasi terus-menerus
(baca: LOCA) dengan normal dan didukung oleh sedikit faktor eksternal lainnya, perlahanlahan akan terbentuk konektivitas romansa di antara mereka berdua. LOCA memiliki kekuatan yang lebih besar daripada selera dan idealisme manusia. Apalagi jika LOCA dan selera bisa berjalan bersama-sama! (11) Kita biasa menganjurkan pria agar tidak menembak (menyatakan minat atau rasa suka) sewaktu mendekati lawan jenis karena hal itu biasa dikaitkan dengan sistem paradigma cinta yang kacau dan aneh seperti sudah dijelaskan pada poin-poin sebelumnya. Itu sebabnya gue pribadi lebih suka mengalihkan konsep Cinta kepada Attachment (kelekatan), dan dalam Hitman System kita mengubah istilah Pacar menjadi Partner. Istilah „percintaan‟ memiliki impreasi yang terlalu serius dan menyakitkan, menciptakan tekanan berlebihan yang seharusnya bisa dihindari. Cinta adalah sebuah rekonstruksi sosial yang lebih memberatkan, daripada mempermudah. Jika kita bisa membongkarnya menjadi realita yang lumayan dimengerti oleh otak manusia, tidakkah itu bisa dibilang membuat peradaban hidup menjadi sedikit lebih baik? (12) Cinta bukan lagi sebuah kabut mistis yang muncul dan hilang begitu saja. Dia juga bukan benda yang dimiliki (kata benda), melainkan sebuah keputusan yang dilakukan berulang-ulang (kata kerja). Seseorang yang baru saja „diputuskan dan kehilangan cinta‟ berarti tidak perlu lagi menangisi berbulan-bulan akan cintanya yang hilang. Dia hanya perlu berdamai dengan rasa sakitnya tersebut dalam satu dua minggu, lalu kembali pada setumpuk agenda LOCA yang disebarkan dimana-mana. Seiring waktu, perasaan cinta itu akan kembali muncul bersemi, bahkan seringkali lebih mewah dan berkualitas dibanding sebelumnya. Demikian juga pasangan yang sudah merasakan „jatuh cinta‟ sekarang bisa mengetahui apa saja yang perlu dipelihara agar hubungan romansa mereka tidak menguap hilang begitu saja. Ah, selesai. Cukup dua belas aja dulu, lain kali aja sambungannya karena ternyata cukup sulit juga untuk disusun dalam bentuk tulisan begini. Kalau diobrolin jauh lebih lancar dan nyambung kemana-mana. Kalau ada yang ngerasa keberatan dan tidak setuju dengan butirbutir di atas, I totally agree with you cos gue pun ngga begitu suka dengan apa hal-hal tersebut. Itu cuman secungkil paradigma yang gue jalani sekarang dan sejauh ini sangat ngebantu gue dalam menghadapi isu-isu seputar romansa. I‟m looking forward to review this writing in the future, both proud and laughing upon those silly analytical points, as well as making new adjustments here and there. Yang bikin makin menarik adalah semua penjelasan di atas pas banget dengan sebuah kutipan dari film yang kebetulan gue tonton tadi malem, Chaos Theory: “The most important thing about love is that we choose to give it… and we choose to receive it, making it the least random act in the entire universe. It transcends blood, it transcends betrayal…and all the dirt that makes us human. Love as a decision not as a feeling.” Lovely. To all readers and friends, what have you learn and unlearn today? And to my precious partner, may we always be livin la vida loca together.
Mengoreksi Cinta Pada Pandangan Pertama Saya sudah terlalu bosan mendengar ucapan legendaris itu. Love at first sight, kata orang Amrik, atau le coup de foudre kata orang Perancis. Konsep yang menarik, namun sayangnya meleset dari kenyataan. Sensasi yang muncul itu bukanlah „rasa cinta‟, atau setidaknya bukan cinta seperti yang selama ini umumnya orang pikir. Sekalipun bervariasi, umumnya yang kita alami ketika itu terjadi adalah kelenjar yang menghangat, mengirim impuls listrik yang membuat tangan lutut lemas, gemetar, telapak berkeringat, lidah kelu, mudah bergonta-ganti mood, dsb. Ditelaah secara saintifik, cinta pada pandangan pertama jauh lebih tepat dikoreksi menjadi nafsu pada pandangan pertama. Seorang antropolog Rutgers University menjelaskan bahwa pria cenderung lebih mudah untuk mengalami fenomena cinta pada pandangan pertama karena sistem hormon seksual pria sangat sensitif terhadap elemen visual. “Something happens to Sam (male) and Margo (female) as soon as they size each other up. Chemicals begin seeping into their brains. They begin to feel good. They flush. They’re happy and excited. And then, a short-time later, Sam finds himself looking across a candlelit dinner table at her who has a tail of linguine dangling between her lips, and he decides right then that life simply cannot go on without her. Men are so visual, that’s why the whole porn industry is built around them.“ Sensasi yang muncul akibat gejolak pandangan-pertama tersebut sepenuhnya berada dalam area ketertarikan fisik. Tubuh kita tertarik akan apa yang kita lihat dan meresponi dengan rasa menginginkannya untuk alasan-alasan biologis (atau lebih spesifiknya lagi, seksual). Jadi setiap ada peserta workshop yang berkomentar, “Uh, yang itu selera saya banget, benar-benar cinta pada pandangan pertama!” saya memukul kepalanya dan berkata, “Hormon, enyahlah!” Cinta, atau Nafsu, pada pandangan pertama tidak lebih dari reaksi biokimia tubuh yang bercampur aduk di dalam darah, menguasai otak dan membuat kita ngarep terhadap figur yang dipandang. Hormon pertama adalah Phenylethylamine (PEA) yang bertanggungjawab akan perasaan euforia yang timbul ketika Anda melihat si dia. Efeknya adalah Anda merasa berdebar-debar, bahagia, melayang, hiperaktif, dan kehilangan nafsu makan. Hormon berikutnya adalah Dopamine yang terpicu oleh kandungan PEA sehingga Anda merasa nyaman dan puas ketika melihatnya dan mengingat-ingat kejadian tentangnya. Inilah perasaan cinta yang sering disebut-sebut orang itu. Masih ada sejumlah cocktail biokimia lainnya yang terhubung dengan fenomena Cinta Pada Pandangan Pertama, namun saya batasi hingga dua ini saja karena selengkapnya hanya dibahas dalam workshop. Pelajaran 90 detik di hari ini adalah tidak ada keindahan romantisme dalam proses cinta (baca: nafsu) pada pandangan pertama. Tidak pernah ada cinta dalam cinta pada pandangan pertama. Itu adalah ilusi hormonal, misrepresentasi sosial, dan manipulasi diri yang terjadi di dalam tubuh kita. Para peneliti di Face Research Laboratory di University of Aberdeen menegaskan bahwa ketertarikan pada tatapan pertama tersebut selalu berurusan dengan seks dan ego. Jika Anda pikirkan seksama, itu bukan fondasi yang baik untuk sebuah hubungan romansa jangka panjang.
Have you guys ever wondered why we @ Hitman System never write anything on the subject of Love? Heck, we even RARELY use the word. Ada banyak sekali alasan. Salah satunya adalah karena dalam proses pra-hubungan dan inisiasi hubungan romansa, cinta sama sekali tidak memegang peranan apapun. Apapun perasaan yang timbul dalam tubuh elo itu ditimbulkan oleh gejolak biologis (hormon) dan psikologis (impian, ekspektasi). Bahkan bila elo sudah menjalani hubungan di bulan kedua dan ketiga pun, rasa kelekatan (attachment) yang kalian rasain itu masih berbentuk candu bio-psikis seperti di atas. Harapan dan kehausan akan cinta seringkali menjadi faktor penghambat, batu sandungan ketika elo mendekati lawan jenis yang disukai. Ada banyak sekali things about Love you need to UNLEARN, but I won‟t explain more here cos itu cuman dibagiin eksklusif dalam live trainings. But I‟ll share you guys this interesting analogy I got from email this morning. Apakah telapak tanganmu berkeringat, hatimu berdebar kencang dan suaramu tercekat di dadamu? Itu bukan Cinta, itu NGAREP. Apakah kamu merasa terdorong untuk tidak melepaskan pandangan atau mata darinya setiap saat? Itu bukan Cinta, itu NAFSU. Apakah kamu menginginkannya karena kamu tahu ia ada di sana dan bersama-samanya pasti terasa menyenangkan? Itu bukan Cinta, itu KESEPIAN. Apakah kamu mencintainya karena itu yang diajarkan semua orang yang kamu kenal? Itu bukan Cinta, itu LOYALITAS. Apakah kamu tetap tinggal untuk pengakuan cintanya karena kamu tidak ingin melukai hatinya? Itu bukan Cinta, itu BELAS KASIHAN. Apakah kamu ada disana karena dia mencium atau memegang tanganmu? Itu bukan Cinta, itu KURANG PEDE. Apakah kamu menjadi miliknya karena pandangan matanya membuat hatimu melompat? Itu bukan Cinta, itu TERGILA-GILA. Apakah kamu memaafkan kesalahannya karena kamu memperdulikannya? Itu bukan Cinta, itu PERSAHABATAN. Apakah kamu mengatakan padanya bahwa setiap hari hanya dia yang kamu pikirkan? Itu bukan Cinta, itu DUSTA. Apakah kamu rela memberikan seluruh hal yang kamu senangi untuk kepentingan dirinya? Itu bukan Cinta, itu KEMURAHAN HATI.
Meningkatkan Kharisma Diri Maret 25, 2010
Apakah itu kharisma? Apakah seseorang harus terlahir dengannya, atau kita bisa belajar mendapatkannya? Darimana kita tahu apakah kita memiliki kharisma? Apa saja yang bisa membuat seseorang terlihat berkharisma? Hari ini Anda akan mendapatkan jawaban memuaskan dari pertanyaan di atas, sekaligus personal inner game secrets saya untuk meningkatkan kharisma Anda untuk keperluan sosial, bisnis, dan percintaan! Ahli sosiologi berkebangsaan Jerman, Max Weber, adalah orang pertama yang secara serius mempelajari tentang karisma. Beliau menyatakan kharisma adalah, “… a certain quality of an individual personality, by virtue of which one is ‘set apart’ from ordinary people and treated as endowed with supernatural, superhuman, or at least specifically exceptional powers or qualities,” dan menurut Pierre BourMannas, sosiolog Perancis, hal tersebut hanya berada di alam persepsi orang yang melihatnya. Dengan kata lain, Anda tidak bisa merasakan sendiri bahwa Anda berkharisma atau tidak; itu hanya bisa dideteksi dan dirasakan oleh orang lain. Kata kharisma berakar dari bahasa Yunani, „charis‟, yang berarti karunia atau bakat; menurut mitologinya, para dewa mengaruniakan kekuatan spesial pada orang-orang tertentu sehingga mereka bisa tampil lebih menawan. Sementara dalam studi psikologi sosial modern, kharisma adalah pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap orang lainnya atau kelompok. Jadi jika Anda ingin meningkatkan kharisma, berarti Anda perlu memahami beberapa atribut „kekuatan spesial‟ terkandung di dalam kharisma yang memungkinkan Anda mempengaruhi orang lain. Berikut adalah beberapa rahasia pribadi saya:
Banjir Kepercayaan Diri. Seseorang yang karismatik biasanya memiliki tingkat narsisme sangat tinggi yang dapat menarik perhatian seluruh orang. Ia seolah-olah menyerap energi orang dan ruangan, lalu memancarkannya kembali berlipat kali ganda kepada siapa saja yang memperhatikannya. Perhatikan bahwa ini bukan kepercayaan diri dalam pikiran saja, melainkan kepercayaan diri secara fisik yang meluap keluar dari setiap gerak tubuh Anda.
Howard Friedman, seorang profesor psikologi di University of California-Riverside yang meneliti komunikasi non-verbal menulis, “When charismatic people enter a room, they draw attention and may enliven the whole gathering. Charismatic people a basic self-confidence and then project this to others. Others have a sense of what they are feeling, mostly via nonverbal communication.” Kepercayaan diri seperti ini, sekalipun bersifat inner game, wajib diproyeksikan lewat aksi non-verbal Anda. Berdirilah dengan postur tubuh tegap, dada dan tangan terbuka lebar, wajah berseri, dan senyuman yang siap untuk menyapa siapa saja. Ketika ada yang menghampiri Anda, jadilah pihak yang pertama untuk menginisiasi sentuhan fisik, baik dalam bentuk jabatan tangan, tepukan ringan di bahu, atau rangkulan hangat di pundak mereka. Jangan lupa juga untuk mendengarkan sepenuh hati setiap kalimat yang orang sampaikan pada Anda; ketika Anda benar-benar mendengarkan, Anda secara otomatis memproyeksikan sebuah cahaya yang sulit sekali dijabarkan dengan kata-kata. Seluruh perilaku memungkinkan Anda „menghipnotis„ siapa saja jauh sebelum Anda membuka mulut dan mengeluarkan suara.
Visioner. Setiap orang karismatik yang saya kenal secara pribadi memiliki kebiasaan melihat hal-hal yang kasat mata, tersembunyi, atau bahkan terlalu jauh di belakang dan di depan. Kebiasaan itu muncul dari kesadaran akan tujuan dan panggilan hidupnya. Seseorang yang bisa melihat dirinya memiliki misi spesial dalam dunia ini pasti yakin dirinya diperlengkapi dengan kekuatan spesial juga, persis seperti kisah mitologi Yunani di atas. Keyakinan pribadi inilah yang menular pada orang-orang di sekitarnya sehingga mereka merasa tergelitik, tersedot, dan tertawan secara magis. Ini sebabnya dalam kelas pelatihan lanjutan Hitman System, saya melatih setiap peserta untuk menggali sistem passion-vision-mision mereka.
Paul Gingrich, seorang profesor Sosiologi di University of Regina, menulis, “Charisma is a quality of an individual personality that is considered extraordinary, and followers may consider this quality to be endowed with supernatural, superhuman, or exceptional powers or qualities. Whether such powers actually exist or not is irrelevant – the fact that followers believe that such powers exist is what is important.“ Jadi luangkan waktu sejenak sekarang untuk menelisik esensi hidup Anda. Gali apa saja yang menjadi alasan dan tujuan Anda diciptakan di dunia ini, serta bagaimana secara spesifik pribadi Anda sangat diperlukan oleh orang lain di sekeliling Anda. Selidiki apa yang akan membuat dunia ini tidak lengkap jika tidak ada Anda. Setelah Anda menemukan hal-hal tersebut di dalam diri Anda sendiri, lakukan lagi pada setiap pribadi orang yang hadir dalam hidup Anda, lalu pimpin mereka dengan menyampaikan apa yang Anda lihat tersebut. Ketika Anda terbiasa peduli pada diri Anda, Anda juga mudah peduli pada orang lain. Anda akan dianggap sangat berharga karena kebanyakan orang malas dan membutuhkan orang lain untuk mempedulikan diri mereka sendiri.
Menguasai Kontradiksi. Sekalipun ini bukan rahasia terakhir saya seputar karisma, ini adalah salah satu karakter yang paling sering orang komentari. Anda yang sudah sering membaca Hitman System (misalnya kutipan, “Cara terbaik untuk mendapatkan wanita adalah dengan tidak berusaha mendapatkannya!”), Romantic Renaissance, dan Unlocked pasti sering menemukan sensasi ajaib ini. Entri kemarin mencelikkan mata Anda tentang bagaimana menjadi bajingan yang tidak bajingan. Apalagi para alumnus kelas FAST HYPNOSIS yang pasti ingat mengapa saya adalah seorang hipnoterapis yang membenci hipnoterapi, dan bagaimana pelatihan satu hari itu melatih Anda cara menghipnotis yang tidak-menghipnotis namun sangat ampuh!
Joseph Roach, profesor kajian teater di Yale, menjelaskan fenomena di atas dengan baik sekali dalam bukunya, It, sebuah buku yang memaparkan studi tentang karisma para tokoh terkenal, selebriti, dan dunia performing arts. Joseph menyatakan, “What people are responding to in charismatic people is the power of apparently effortless embodiment of contradictory qualities simultaneously: strength and vulnerability, innocence and experience, and singularity and typicality among them. Among the people who have best embodied these contradictory qualities at the same time are King Charles II, Johnny Depp, Michael Jackson, and Princess Diana.“
Penjelasan yang sama juga disampaikan oleh Charles de Gaulle, “There can be no power without mystery. There must always be a ‘something’ which others cannot altogether fathom, which puzzles them, stirs them, and rivets their attention. It is a mixture of the crowning virtue of the strong, the refuge of the weak, the modesty of the proud, the pride of the humble, the prudence of the wise, and the sense of fools.” Jika Anda memiliki gaya atau pemikiran yang rasanya paradoks di dalam diri Anda sendiri, jangan pernah sembunyikan! Dorong diri Anda mengakui kekurangan dan kelebihan Anda, serta mengekspresikannya dengan bangga. Baca sebanyak mungkin buku-buku yang bahkan bertentangan dengan minat dan religi Anda sendiri. Temukan mengapa kekuatan Anda adalah kelemahan Anda dan sebaliknya. Biasakan menjawab dengan pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dengan jawaban karena semakin Anda sulit dicerna, semakin orang rajin mencerna dan menyukai Anda. Serta jangan lupa untuk bersenang-senang menguasai kontradiksi yang sulit dikuasai ini.
Beberapa waktu yang lalu saya membaca buku Why Presidents Succeed yang ditulis oleh Dean Keith Simonton, profesor psikologi di University of California demikian, “I do think that charismatic techniques can be taught to a certain extent. If you tell people what they need to do to feel more confident, some may improve. Situations can also bring out a person’s hidden charisma.” Selaras dengan itu, Richard Wiseman -seorang profesor Public Understanding of Psychology- menyatakan kharisma merupakan 50% kemampuan alamiah dan 50% hasil latihan perilaku tertentu. Itu artinya seseorang yang terlahir dengan kharisma alamiah pun masih perlu melakukan sejumlah tehnik karismatik jika ingin memaksimalkan pengaruhnya. Saya yakin ini adalah kabar baik untuk Anda yang merasa kekurangan sinar kharisma, bukan begitu?
Menumbuhkan Cinta Pada Diri Sendiri Anda punya kebiasaan merasa rendah diri, mudah menyerah, tertekan, tidak berharga, kepayahan, tidak layak dicintai, dan sulit bahagia? Ada banyak hal yang bisa mempengaruhi seperti faktor genetika, lingkungan, makanan yang Anda konsumsi, kurang tidur, dsb… namun semuanya itu berakar dari kebiasaan Anda yang tidak menyukai diri Anda. Kita hidup dalam era dimana setiap hari dibombardir dengan berbagai ide dan presentasi yang membuat diri kita terasa kurang atau buruk. Apapun yang ditampilkan oleh media selalu memaksa kita membandingkan diri dengan sosok imaji sempurna yang selalu kita inginkan. Mulai dari tayangan iklan (yang memang bertujuan membuat Anda merasa aneh dan cacat sehingga membeli produk/jasanya), lirik lagu dan gambaran film, sampai ke cerita curhatan orang-orang di sekitar kita. Akibatnya, kita terbiasa melihat keluar. Kita lupa untuk melihat dan mengapresiasi apa yang sudah kita miliki. Bagaimana mungkin Anda bisa rileks jika Anda tidak pernah berhenti mengkritisi diri sendiri? Bagaimana mungkin Anda bisa sukses jika Anda selalu bertindak sebagai musuh dan menyabotase diri sendiri? Bagaimana mungkin Anda menyukai diri jika Anda sibuk melihat pada orang lain? Kabar baik hari ini adalah Anda tidak sendirian. Anda bisa mengubah itu semua dengan sangat mudah dan alamiah. Tentu saja tidak dengan permainan mengulang afirmasi positif
karena sudah saya jelaskan efek negatifnya. Saya akan memberikan tiga buah aktifitas yang bisa Anda ikuti untuk membiasakan diri menjadi sahabat yang terbaik bagi diri sendiri. Menulis daftar minggu lalu.. Untuk hal ini, Anda perlu membeli buku diari kecil untuk diisi setiap pagi, sebelum melakukan aktifitas apapun di hari tersebut. Lalu setelah selesai, renungkan secara singkat, tersenyumlah dan ucapkan, “Ya saya senang menjadi saya!” Mungkin ini terasa terlalu sederhana sehingga Anda malas melakukan dan berusaha mencari sesuatu yang terasa lebih hebat atau keren. Lawan perasaan itu. Ikuti saja persis hari demi hari selama empat minggu berturut-turut: 1. Hari Senin, Rabu, & Sabtu: Lima buah sifat atau karakter positif yang Anda ekspresikan di sepanjang minggu lalu. Cukup tulis nama sifatnya, tempat kejadian, dan orang yang terlibat (jika ada); tidak perlu sampai menulis seperti apa kejadiannya. Contohnya [Sabar - Ruang Lobby - Resepsionis], [Kreatif - Ruang Meeting - Tim Acara], dan [Pemaaf - Rumah - Ayah]. 2. Hari Selasa & Kamis : Lima buah pujian yang orang berikan pada Anda di sepanjang minggu lalu. Gunakan format nama pujian, tempat kejadian, dan nama pemberi pujian. Contohnya [Rajin Kerja Lembur - Kantor - Pak Adi], [Tepat Waktu - Kelas Statistika - Dosen], dan [Wangi - Kafe Tebet - Erika]. 3. Hari Jumat & Minggu: Lima buah aktifitas Anda yang membuat orang lain tertawa senang (bersama-sama Anda, bukannya menertawakan Anda) di sepanjang minggu lalu. Gunakan format nama aktifitas, tempat kejadian, dan orang yang terlibat. Contohnya [Mencegat Taksi - Pulang Kantor - Wanda & Temannya], [Curhat Keponakan - Kantin - Teman Seangkatan], dan [Beri Hadiah Kejutan - Rumah - Mama].
Mengumpulkan cermin apresiasi sosial.. Beli kertas Post It, tulis kalimat “Saya senang dengan (nama Anda) karena ______” dan berikan masing-masing satu kertas tersebut kepada setiap sahabat dan siapa saja yang sudah mengenal Anda untuk diisi dengan kalimat yang apresiatif. Kumpulkan kertas tersebut, baca dan resapi dengan baik apa yang tertulis di sana. Simpan atau tempel kertas itu di tempat yang memungkinkan Anda sering baca. Berfoto pada setiap momentum yang menyenangkan. Ingat bahwa narsis itu sehat dan bagus? Jadi pastikan Anda merekam kejadian dan aktivitas yang menyenangkan dengan kamera Anda. Foto diri Anda sendiri, Foto orang-orang yang terlibat dalam kejadian itu. Foto barang yang orang berikan pada Anda. Foto hadiah yang Anda menangkan. Jaman sekarang, siapa sih yang handphone-nya tidak memiliki kamera? Seiring Anda menulis dan membaca diari, meresapi tulisan orang tentang diri Anda, dan melihat berbagai foto keajaiban yang terjadi dalam hidup Anda… jangan salahkan saya jika Anda jatuh cinta pada diri sendiri sekaligus secara otomatis berhenti merasa rendah diri dan berbagai perasaan negatif lainnya. Jangan salahkan saya juga jika setelah itu, hubungan romansa Anda menjadi jauh lebih baik karena Anda baru bisa mencintai orang lain jika sudah mencintai diri sendiri lebih dahulu. Para pengunjung setia blog Unlocked! dengan baik pasti bisa menyadari bahwa ini adalah salah satu cara lain untuk mengatasi Omni Mirror Syndrome. Dan untuk efek yang lebih permanen, silakan teruskan menulis kebiasaan diari itu selama dua bulan… dan nikmati pertumbuhan rasa cinta dan respek pada diri sendiri mulai dari hari ini.