Analisa Struktur Batang
ANALISA STRUKTUR RANGKA BATANG Pendahuluan
Rangka batang adalah suatu struktur rangka dengan rangkaian batang-batang berbentuk segitiga. se gitiga. Elemen El emen rangka rangk a batang terbuat t erbuat dari material kayu, baja, aluminium, aluminium , dan sebagainya. Dalam struktur rangka batang, dipilih bentuk segitiga karena bentuk segitiga adalah suatu bentuk yang stabil, tidak mudah berubah. Dalam struktur rangka batang, titik buhul sebagai sambungan tetap / stabil dianggap berperilaku sebagai sendi. Untuk menyambung titik buhul digunakan plat buhul. Pada struktur baja sa mbungan-sambungan mbungan-sa mbungan pada plat buhul diguna kan baut, paku keling atau las. Sedangkan pada konstruksi kayu menggunakan sambungan baut, pasak atau paku.
Gambar 2.1 Bentuk Struktur Rangka Batang Titik Buhul
Gambar 1.2 Detail salah satu sambungan
Analisa Struktur Batang
1.1 Tipe-Tipe Rangka Batang
Tipe-tipe rangka batang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu rangka batang untuk struktur rangka atap dan rangka batang untuk struktur jembatan.
a. Tipe Rangka Batang untuk Struktur Rangka Atap
roof
Gambar 1.3 Tipe rangka batang untuk struktur rangka atap
windows
roof indows
Analisa Struktur Batang
b. Tipe Rangka Batang untuk Struktur Jembatan
(g) K-Truss Gambar 1.4 Tipe rangka batang untuk struktur jembatan
Analisa Struktur Batang
Struktur Rangka Batang Statis Tertentu
Struktur rangka batang merupakan kumpulan dari batang-batang yang mana gaya-gaya batang tersebut harus diketahui. Dalam hal ini gaya-gaya batang tersebut beberapa gaya tarik ( tensile force ) atau tekan ( compression force ).
tarik
tarik
tekan
tekan
Gambar 1.5 Gaya tarik dan tekan pada rangka batang Untuk menganalisis rangka batang perlu diketahui apakah rangka batang tersebut statis tertentu atau struktur statis tak tentu. Untuk mengetahui struktur rangka batang tersebut statis tertentu atau statis tak tentu dapat dijelaskan dengan persamaan berikut ini. b + r = 2j
(statis tertentu)
(1)
b + r > 2j
(statis tak tentu)
(2)
dimana : b : jumlah batang r : jumlah reaksi j : jumlah joint Contoh
R H R V Gambar 1.6 Rangka batang statis tertentu
Struktur di atas adalah struktur rangka batang statis tertentu, karena b = 13, r = 3, j = 8, sehingga 13 + 3 = 2 (8), 16 = 16 (rangka batang statis tertentu
Analisa Struktur Batang
Metode Keseimbangan Titik Simpul
Ada beberapa metode untuk menyelesaian struktur rangka batang statis tak tentu. Salah satunya adalah metode keseimbangan titik simpul dengan = 0 dan
Fy = 0 atau
H = 0 dan
Fx
V = 0. Untuk menjelaskan metode ini,
berikut diberikan contoh perhitungan.
Analisa Gaya Batang Metode untuk menentukan gaya-gaya pada rangka batang adalah berdasarkan pada tinjauan keseimbangan titik hubung. Pada konfigurasi rangka batang sederhana, sifat gaya batang tarik atau tekan dapat ditentukan dengan memberikan bagaimana
rangka
batang
gambaran bentuk deformasi
tersebut yang
gambaran
memikul beban, misalnya dengan memberi
mungkin terjadi pada saat struktur tersebut diberi
beban. Tetapi pada struktur rangka yang memiliki geometri yang kompleks, sifat gaya batang tidak dapat ditentukan dengan menggambarkan bentuk deformasi yang terjadi. Struktur tersebut harus dianalisis secara matematis agar diperoleh hasil yang lebih akurat.
Desain Rangka Batang
Efisiensi
Faktor efesiensi sangat berpengaruh dalam perencanaan dan pengerjaan pada konstruksi struktur rangka. Faktor ini dapat terdiri dari dua, yaitu:
1. Efisiensi Struktural
Efisiensi struktural merupakan suatu alternatif bersifat ekonomis yang bertujuan untuk meminimumkan jumlah bahan yang digunakan tanpa mengurangi kekuatan struktur, sehingga struktur tersebut mempunyai kemampuan layan yang relatif sama dari perencanaan semula.
Analisa Struktur Batang
2. Efisiensi Pelaksanaan (Konstruksi)
Efisiensi
pelaksanaan
(konstruksi)
merupakan
suatu
alternatif untuk
memudahkan dalam pengerjaan konstruksi struktur rangka batang,
misalnya dengan
membuat semua batang identik, maka perakitan elemen-elemen rangkaakan menjadi lebih mudah dibandingkan bila batang-batang yang digunakan berbeda.
Konfigurasi
Stuktur rangka batang dapat mempunyai banyak bentuk. Seperti halnya pada balok
maupun
kabel,
penentuan
dalam mendesain struktur
rangka,
konfigurasi sebelum
batang proses
merupakan analisis
tahap awal
gaya batang dan
penentuan ukuran setiap elemen struktur pada suatu bangunan dilakukan. Hal ini bertujuan agar konfigurasi rangka batang yang akan dipakai sesuai dengan bangunan yang dirancang. Beberapa bentuk konfigurasi rangka batang yang umum digunakan dapat dilihat pada Gambar II.3.
Analisa Struktur Batang
Tiang Raja
Tiang Raja Terbalik
Rangka Batang Pratt Menggantung
Rangka Batang Howe Menggantung
Rangka Batang Fink
Batang Tepi Sejajar Rangka Batang Howe
Tiang Ratu
Batang Tepi Sejajar Rangka Batang Pratt
Tiang Ratu Terbalik
Batang Tepi Sejajar R angka Batang Warren
Rangka Batang dengan Diagonal Silang dan Batang Tepi Sejajar
Menggantung
Gambar II.3 Jenis – Jenis Umum Rangka Batang (Daniel L. Schodek, 1998)
Tinggi Rangka Batang Volume total suatu struktur rangka sangat dipengaruhi oleh tinggi struktur rangka itu sendiri. Semakin tinggi suatu stuktur rangka batang, maka semakin besar struktur rangka tersebut, begitu juga sebaliknya. Sehingga,
volume
Analisa Struktur Batang
penentuan tinggi optimum rangka batang umumnya dilakukan dengan proses optimasi.
Berikut ini pedoman sederhana yang dapat dijadikan sebagai patokan awal dalam menentukan tinggi rangka batang.
Jenis Rangka Batang
Tinggi
Rangka batang dengan beban relatif ringan 1
dan berjarak dekat, misalnya: rangka batang
dari bentangan 20
atap Rangka batang kolektor sekunder yang
1
dari bentangan
10
memikul beban sedang Rangka batang kolektor primer yang memikul beban yang sangat besar
1
atau
4
1
dari bentangan 5
Tabel II.1 Pedoman Awal dalam Menentukan Tinggi Rangka Batang
Batang Tekan Suatu komponen yang mengalami gaya tekan, akibat beban terfaktor N u, menurut SNI 03-1729-2002, harus memenuhi: N u <øn . N n Dengan : N u = Beban terfaktor N n = Tahanan nominal komponen struktur tekan N n = Faktor reduksi
(II.2)
Analisa Struktur Batang
Faktor reduksi kekuatan λ n
untuk komponen struktur yang memikul gaya
tekan aksial (SNI 03-1729-2002) sebesar 0,85. Daya dukung nominal N n struktur tekan dihitung sebagai berikut: f y
(II.3)
N n A g . Dengan : A g = Luas penampang f y = Kuat leleh material
Dengan besarnya ⱷ ditentukan oleh c , yaitu: c < 0,25
Untuk
Untuk
0,25 < λ c < 1,2
maka
1
maka
λ =
(II.4.a) 1,43 1,6 0,67 c
(II.4.b)
2
Untuk Dimana,
λ c > 1,2
maka
λ c
λ = 1,25 c
f y
E
λ =k . L r Dengan :
λ = Kelangsingan komponen struktur k = Faktor panjang tekuk L = Panjang komponen struktur tekan r = Jari - jari girasi komponen struktur tekan
(II.4.c)
(II.5)
(II.6)
Analisa Struktur Batang
Komponen Struktur Tekan Tersusun Komponen struktur tekan dapat tersusun dari dua atau lebih profil, yang disatukan dengan menggunakan pelat kopel. Analisis kekuatannya harus dihitung terhadap sumbu bahan dan sumbu bebas bahan. (Agus Setiawan, 2008) Kelangsingan pada arah sumbu bahan (sumbu x) dihitung dengan:
x
k . L x
(II.7)
r x
Dan pada arah sumbu bebas bahan (sumbu y) harus dihitung kelangsingan ideal λ
λ iy :
λ iy λ
2
m 2
2 1
(II.8)
dimana,
λ y λ
k . L y r y
dan
L1 λ1 λ r mi n
(II.9)
dimana : L x , L y
= Panjang komponen struktur tekan arah x dan arah y
k
= Faktor panjang tekuk
r x , r y , r min
= Jari - jari girasi komponen struktur tekan
m
= Konstanta yang besarnya ditentukan dalam peraturan
L1
= Jarak antar pelat kopel pada arah komponen struktur tekan
Analisa Struktur Batang
Batang Tarik Batang tarik sangat efektif dalam memikul beban. Batang
tarik
dapat
terdiri dari profil tunggal ataupun profil-profil tersusun. Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 10.1, dinyatakan bahwa semua komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor sebesar T u, maka diperoleh: T u Dengan : T u T n
.T n
(II.10)
= Beban terfaktor = Tahanan nominal komponen struktur tarik
T = Faktor reduksi yang besarnya 0,9
Kondisi Leleh Bila kondisi leleh menentukan, maka tahanan nominal T n, dari batang tarik memenuhi persamaan: T n λ A g . f y dimana :
(II.11)
A g = Luas penampang f y = Kuat leleh material
Kelangsingan Struktur Tarik Untuk mengurangi masalah terkait dengan lendutan besar, maka
komponen
struktur tarik harus memenuhi syarat kekakuan. Syarat ini berdasarkan pada rasio kelangsingan, yaitu:
Analisa Struktur Batang
Dengan : λ
= Kelangsingan komponen struktur
L
= Panjang komponen struktur
r
= Jari - jari girasi
Nilai λ diambil maksimum 240 untuk batang tarik.
Analisa Rangka Batang
Stabilitas
Tahap awal pada analisis rangka batang adalah menentukan apakah rangka batang itu mempunyai konfigurasi yang stabil atau tidak. Secara umum, setiap rangka batang yang merupakan susunan bentuk dasar segitiga merupakan struktur yang stabil. Pola susunan batang yang tidak segitiga, umumnya kurang stabil yang akan runtuh apabila dibebani, karena rangka batang ini tidak mempunyai jumlah batang yang mencukupi untuk mempertahankan hubungan geometri yang tetap antara titik-titik hubungnya.
Pada suatu rangka batang, dapat digunakan batang melebihi jumlah minimum yang diperlukan untuk kestabilan. Aspek lain dalam stabilitas adalah bahwa konfigurasi batang dapat digunakan untuk menstabilkan struktur terhadap beban lateral. Salah satu cara menstabilkan struktur dengan menggunakan batang- batang kaku (bracing
Analisa Struktur Batang
Gaya Batang
Prinsip dasar dalam menganalisis gaya batang adalah bahwa setiap struktur atau setiap bagian dari setiap struktur harus berada dalam kondisi seimbang. Gaya-gaya batang yang bekerja pada titik hubung rangka batang pada semua bagian struktur harus berada dalam keseimbangan. Prinsip ini merupakan kunci utama dari analisis rangka batang. (Dian Ariestadi, 2008)
Metode Analisis Rangka Batang Untuk menyelesaikan perhitungan konstruksi rangka batang, umumnya dapat diselesaikan dengan beberapa metode sebagai berikut:
a. Cara Grafis
Metode cremona
Metode
cremona
adalah
metode
grafis
dimana
dalam
penyelesaiannya
menggunakan alat tulis dan penggaris siku (segitiga). Luigi Cremona (Italia) adalah orang yang pertama menguraikan diagram cremona tersebut. Pada metode ini, skala gambar sangat berpengaruh terhadap besarnya kekuatan batang karena kalau gambarnya terlalu kecil akan sulit pengamatannya.
b. Cara Analitis
Metode keseimbangan titik buhul
Pada analisis rangka batang dengan metode titik hubung (joint), rangka
Analisa Struktur Batang
batang dianggap sebagai gabungan batang dan titik hubung. Gaya batang diperoleh dengan meninjau keseimbangan titik-titik hubung. Setiap titik hubung harus berada dalam
keseimbangan,
sehingga
untuk menghitung gaya-gaya yang belum diketahui
digunakan Σ H = 0 dan Σ V = 0.
Metode keseimbangan potongan (ritter)
Metode keseimbangan potongan (ritter) adalah metode yang mencari gaya batang dengan potongan atau irisan analitis. Metode ini umumnya hanya memotong tiga batang mengingat hanya ada tiga persamaan statika saja, yaitu: Σ M = 0, Σ H = 0 , dan Σ V = 0. Perbedaan metode ritter dengan metode keseimbangan titik buhul adalah dalam peninjauan keseimbangan rotasionalnya. Metode keseimbangan titik buhul, biasanya
digunakan
apabila ingin mengetahui semua gaya batang. Sedangkan metode potongan biasanya digunakan apabila ingin mengetahui hanya sejumlah terbatas gaya batang.
Akan tetapi, metode elemen hingga mulai sering digunakan dalam analisa perhitungan struktur rangka batang, karena metode ini memeiliki ketelitian yang tinggi.
Analisa Struktur Batang
15