ANALISIS KUALITAS AIR
Anindita Sistya Rahmawati 11/318132/PN/12442 Manajemen Sumberdaya Perikanan
INTISARI
Kualitas air ditentukan oleh faktor biologi, kimia dan fisika. Parameter yang diukur adalah parameter fisik (suhu udara, suhu air, kecerahan),parameter kimia (DO, CO2 bebas, pH, alkalinitas, BOD), dan parameter biologi (densitas dan diversitas plankton). Praktikum analisis kualitas air dilaksanakan di kolam Jurusan Perikanan, Universitas Gadjah Mada dan Danau Lembah UGM. Praktikum bertujuan untuk mengetahui parameter kualitas air kolam kola m dan cara pengukurannya, serta se rta mengetahui hubungan hu bungan antara parameter fisika, kimia, dan biologi dalam kualitas air. Parameter fisika yang diamati meliputi suhu udara, suhu air, dan kecerahan. Parameter kimia yang diamati meliputi DO, CO2, alkalinitas, pH, dan BOD5. Berdasarkan pengamatan pada praktikum diperoleh hasil dari setiap parameter berubah-ubah dari waktu ke waktu. Jika dibandingkan antara kualitas air kolam dan danau maka dapat disimpulkan bahwa kualitas air danau lembah UGM lebih subur dibandingkan dengan kualitas air di kolam Jurusan Perikanan UGM. Salah satu parameter yang menunjukkan adalah diversitas yang lebih tinggi di Danau Lembah UGM. Manfaat dari analisis kualitas air adalah untuk bidang konservasi, pengukuran parameter kualitas air digunakan untuk menentukan tingkat tingk at pencemaran. Kata Kunci: Analisis, Danau, Kolam, Kualitas, Parameter PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya.Pencemaran air dapat terjadi akibat masuknya atau dimasukkannya bahan pencemar dari berbagai kegiatan, seperti limbah rumah tangga, pertanian, industri, dan lain-lain. Pencemaran air mengakibatkan kualitas air menjadi menurun. Pengelolaan dan pengecekan kualitas k ualitas air perlu dilakukan secara rutin untuk menjaga kualitas air. Oleh karena itu, analisis kualitas air sangat penting untuk menjaga kualitas suatu perairan. Kualitas air menjadi bagian penting dalam pengembangan sumberdaya air yang mencakup keadaan fisik, kimia dan biologi. Kualitas air tersebut dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia, pertanian, industry, perikanan, rekreasi, dan pemanfaatan lainnya (Asdak, 1995). Karakteristik fisik dan kimia dapat mempengaruhi kepadatan, komposisi jenis, produktivitas dan kondisi fisiologis populasi organisme akuatik.(Michael, 1995).Suhu merupakan karakteristik yang paling jelas, mudah diukur.Berdasarkan tingkat suhu danau dibagi menjadi tiga; epilimnion, metalimnion, dan hipolimnion.Konsentrasi oksigen terlarut tertinggi terdapat pada lapisan epilimnion, dimana kegiatan fotosintesis tumbuh-tumbuhan paling banyak terjadi. Konsentrasi oksigen terlarut terendah berada di lapisan hipolimnion dimana penguraian kotoran, bangkai, dan bahan organik lainnya yang berjatuhan ke dasar danau lebih banyak menggunakan daripada menghasilkan oksigen (Whitten et all, 1999). Parameter biologi perairan dapat diketahui dari plankton dan tanaman air. Parameter biologi dapat digunakan sebagai indicator dampak kualitas air (APHAAWWA-WEF, 1995). Praktikum analisis kualitas air bertujuan untuk mengetahui parameter kualitas air kolam dan cara pengukurannya, serta mengetahui hubungan antara parameter fisika, kimia, dan biologi
dalam kualitas air. Analisis perairan tersebut baik atau tidak untuk bidang konservasi, dengan pengukuran parameter kualitas air dapat men getahui tingkat pencemaran. METODOLOGI
Praktikum analisis kualitas air dilaksanakan pada tanggal 10 November 2012 di danau Lembah UGM dan kolam Jurusan Perikanan Universitas Gadjah Mada. Beberapa alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain botol oksigen, pipet ukur, kempot, erlenmeyer, ember,termometer, pipet tetes, dan plankton net. Bahan-bahan yang digunakan adalah indikator amilum, indikator pp, 1/80 N Na2S2O3, 1/44 N NaOH, MnSO4, H2SO4 pekat, reagen, 1/50 N H2SO4, dan Methyl Orange (MO). Parameter yang diukur pada praktikum ini adalah parameter fisika, kimia, dan biologi.Parameter fisika meliputi suhu udara, suhu air, TSS dan, kecerahan.Pengukuran suhu dilakukan dengan membenamkan ujung termometer ke dalam air selama kurang lebih 5 menit, kemudian dibaca skalanya.Pengukuran kecerahan menggunakan Sachi disk, dengan dibenamkan hingga garis putih hitam tepat terlihat, diukur sebagai a. Dibenamkan lagi tarik perlahan sampai garis putih hitam tepat terlihat, diukur sebagai b. Dihitung dengan rumus a+b/2. Pengukuran TSS dengan cara menimbang kertas saring, ambil sampel air dan disaring, sebelum dan sesudah digunakan kertas saring ditimbang. Dihitung dengan berat akhir-berat awal. Parameter kimia yang diamati meliputi DO, CO2 bebas, BO, BOD0, alkalinitas, pH, dan BOD5. Pengukuran DO dapat dilakukan dengan metode Winkler dan dihitung dengan rumus DO = 1000/50 X a X f X 0,1 mg/L, dimana a adalah volume titran dan f adalah faktor koreksi = 1. Pengukuran CO2 dan alkalinitas dapat dilakukan dengan metode alkalimetri. Rumus yang digunakan untuk menghitung adalah CO2 = 1000/50 X b X f X 1 mg/L, dimana b adalah volume titran dan f adalah faktor koreksi = 1. Rumus untuk menghitung alkalinitas adalah CO3-= 1000/50 X c X f mg/L (=x) dan HCO3-= 1000/50 X d X f mg/L (=y) sehingga diperoleh alkalinitas total = (x)+(y) mg/L, dimana c dan d adalah volume titran yang digunakan dan f adalah faktor koreksi. Rumus yang digunakan untuk menghitung BOD0 = 1000xvol sampel x a x f x 0.1 mg/L. Rumus yang digunakan untuk menghitung BO= 1000/vol. titran x {(10+a)xf} x 0.3613 mg/L. Rumus yang digunakan untuk menghitung BOD5 = 1000xvol sampel x (b-a) x f x 0.1 mg/L, a hasil analisis O2 terlarut segera, b hasil analisis O2 terlarut 5 hari. Pengukuran pH dilakukan dengan mencelupkan kertas pH dalam air dan dibandingkan dengan warna bakunya atau memasukkan ujung pH meter ke dalam air.Parameter biologi meliputi densitas dan indeks diversitas plankton. Rumus densitas plankton adalah D= A x volume botol : volume sampel air individu/L volume SR dimana A adalah cacah individu plankton. Rumus indeks diversitas plankton adalah H=Σ
2log , dimana Ni= cacah individu suatu genus; dan N= cacah individu seluruh genera.
HASIL dan PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan analisis terhadap kualitas air kolam dan danau. analisis kualitas air bertujuan untuk mengetahui tingkat kualitas air pada suatu perairan berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi yang telah diamatai dan dihitung. Praktikum dilaksanakan pada tanggal 10 November 2012 di kolam Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Kolam Jurusan Perikanan, terletak disebelah timur gedung perikanan. Kondisi kolam agak keruh, warna air hijau kecokelatan, namun tak terlihat ada sampah menggenang.Daerah sekitar kolam ditumbuhi dengan rumput-rumputan. Danau yang digunakan berada di sebelah utara lembah UGM.Kondisi air lebih keruh dari kolam, warna hijau kecokelatan.Ada banyak sampah mengapung di permukaan air.Vegetasi sekitar danau banyak ditumbuhi pepohonan, dan pohon-pohon tersebut digunakan sebagai sarang burung.Udara di sekitar sejuk.Parameter-parameter yang akan diamati bersifat dinamis dari waktu ke waktu. Perubahan nilai dari setiap parameter dari pagi hingga malam digambarkan pula dengan grafik. Berdasarkan praktikum p raktikum diperoleh data analisis kualitas air sebagai berikut: Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Kualitas Air (Kolam)
Parameter Suhu udara (ºc) Suhu air (ºc) Kecerahan (cm) TSS (ppm) DO (ppm) CO₂ (ppm) Alkalinitas (ppm) BOD₀ (ppm) BOD₅ (ppm) BO pH
6:00 Inlet 24.75 26
Outlet 27 28
22.375 103 4.15 9
17.875 116 3.7 0.6
72 2.35 4.1 41.12 7.5
125 3.3 6.6 35.43 7.6
9:00 Inlet 27 28
Outlet 28.5 27
20.7
18
8.5 0
7.34 2.54
83
174
8
8.1
12:00 Inlet 25 30
Outlet 31 30
18.75 140 12.6 0
29.375 93 15.07 0
86 12.25 24.5 44.28 8.5
119.4 7.38 14.76 45.55 9.1
15:00 Inlet 28 29
18:00 Inlet 24 28
Outlet 28.75 32
Outlet 25 30
24.75
27.75
27 73 7.95 0
23 126 6.62 0
13.5 0
13.5 0
40
75.3
9.2
96 9 18 39.22 8.2
104 10 20 36.69 7.7
9.4
15:00 Inlet 27.5 31
Outlet 31 30
18:00 Inlet 27 31
Outlet 27.5 30.5
27
36.25
13.95 0
8.6 0.8
7 152 9.33 10
33.75 1650 9.58 0
105
122
8.6
8
67.2 7.6 14.6 34.793 8.1
115 4.5 9 34.79 8
Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Kualitas Air (Danau) Parameter
6:00 Inlet 25 28
Outlet 27 29
Suhu udara (ºc) Suhu air (ºc) Kecerahan (cm) 40.75 39.75 TSS (ppm) 60 170 DO (ppm) 4.2 5.05 27 0.8 CO₂ (ppm) Alkalinitas (ppm) 98 106 4.5 3.9 BOD₀ (ppm) 0 7.8 BOD₅ (ppm) BO 42.39 47.445 pH 6.7 6.9 1. Parameter Fisika a. Suhu Udara
9:00 Inlet 29 31.25
Outlet 27.5 28
12.5
42
14.6 3.2
7.6 0.9
106
97
7.3
7.1
12:00 Inlet 29 30
Outlet 32 30
29 193 9.8 0
38.5 156 4.6 0
124 2.48 0.3 31.63 8.2
84 2.43 0 40.43 7.6
Suhu Udara vs Waktu 35 30 25 20 (
INLET
15
OUTLET
10 5 0 6:00
9:00
12:00
15:00
18:00
Grafik 1. Suhu Udara vs Waktu (Kolam)
Suhu Udara vs Waktu 35 30 25 20 INLET
15
OUTLET
10 5 0 6:00
9:00
12:00
15:00
18:00
Grafik 2. Suhu Udara vs Waktu (Danau) Grafik suhu udara pada bagian inlet dan outlet baik di danau maupun di kolam, dapat dilihat bahwa terjadi adanya peningkatan dan penurunan. Pada inlet kolam terjadi kenaikan 0 0 suhu pada pukul 06.00 hingga 09.00 dan pukul 12.00 hingga 15.00, 24.75 C menjadi 27 C 0 0 dan 25 C menjadi 28 C. Sedangkan pada inlet danau kenaikan ditunjukkan pada pukul 06.00 0 hingga 09.00 dan suhu tetap 29 C hingga pukul 12.00.Hal ini dikarenakan adanya radiasi cahaya matahari.Sedangkan pada pukul 12.00 hingga 18.00, pada kolam terjadi penurunan suhu 270C menjadi 250C dan 280C menjadi 240C.Sedangkan pada kolam penurunan terjadi pada suhu 290C menjadi 17.5v kemudian 170C.Hal ini dikarenakan matahari yang tertutup awan sehingga udara molekul sangat renggang, mudah mengalami perubahan suhu. Pada bagian outlet, di kolam kenaikan dapat dilihat dari pukul 06.00 (270C) hingga pukul 09.00 (28.50C) dan panas tertinggi terjadi pukul 12.00 (310C).Begitu pula yang terjadi di danau, pukul 06.00 (270C), puku; 09.00 (27.50C) dan pukul 12.00 (310C).Hal ini dikarenakan cuaca cerah saat pengukuran, baik di kolam maupun danau penurunan suhu 0 udara terjadi pada pukul 12.00 hingga pukul 18.00.pada kolam besar suhu 31 C menjadi 0 0 0 25 C. pada danau suhu 32 C menjadi 27.5 C. Hal ini dikarenakan pada sore hari matahari mulai terbenam, sehingga radiasi cahaya berkurang mengakibatkan penurunan suhu. b. Suhu Air
Suhu Air vs Waktu 35 30 25 20 INLET
15
OUTLET
10 5 0 6:00
9:00
12:00
15:00
18:00
Grafik 3. Suhu Air vs Waktu (Kolam)
Suhu Air vs Waktu 32 31 30 (
29
INLET
28
OUTLET
27 26 6:00
9:00
12:00
15:00
18:00
Grafik 4. Suhu Air vs Suhu (Danau) Grafik suhu air pada bagian inlet dan outlet, kolam maupun danau, diketahui terjadi 0 peningkatan dan penurunan suhu air. Pada P ada inlet kolam pukul 06.00 diketahui sebesar 26 C, pada pukul 09.00 sebesar 280C, pada pukul 12.00 sebesar 300C pada pukul 15.00 sebesar 290C, dan pada pukul 18.00 sebesar 280C. Pada inlet danau suhu pukul 06.00 sebesar 280C , pada pukul 09.00 sebesar 31.25 31 .250C, pada pukul 12.00 sebesar 300C, pada pukul 15.00 sebesar 310C, pada pukul 18.00 sebesar 310C. Pada inlet kolam diketahui kenaikan suhu terjadi pada pukul 06.00 hingga 12.00.Dan suhu mengalami penurunan pada pukul 12.00 hingga 18.00. Pada inlet danau diketahui mengalami kenaikan pada pukul 06.00 hingga 09.00 mengalami penurunan pada pukkul 09.00 hingga 12.00, kemudian naik lagi pada pukul 12.00 hingga 15.00 dan pada pukul 15.00 sampai 18.00 suhu relative tetap. 0
0
Pada outlet danau pukul 06.00 suhu sebesar 29 C, pukul 09.00 sebesar 28 C, pukul 12.00 0 0 0 sebesar 30 C, pukul 15.00 sebesar 30 C dan pukul 18.00 sebesar 30.5 C. Pada kolam diketahui pukul 06.00 sebesar 280C, pukul 09.00 sebesar 270C, pukul 12.00 sebesar 300C, pukul 15.00 sebesar 320C dan pukul 18.00 sebesar 300C. Berdasarkan data dan grafik pada danau diketahui setiap waktu pengamatan menunjukkan adanya kenaikan suhu hanya pada pukul 12.00 meningkatnya suhu tersebut mengakibatkan metabolisme mahluk hidup didalamnya menjadi meningkat sehingga konsumsi O2 meningkat dan poduksi CO2 meningkat pula.Pada kolam diketahui pukul 06.00 sampai 09.00 mengalami penurunan kemudian naik hingga pukul 15.00 suhu turun hingga pukul 18.00.Meskipun terlihat adanya penurunan dan kenaikan suhu di bagian inlet maupun outlet tapi tidak terlalu besar.Hal ini dikarenakan molekul air lebih rapat dibandingkan dengan molekul udara sehingga perubahan suhu kecil.Suhu sangat mempengaruhi terhadap kadar oksigen, apabila suhu meningkat maka DO menurun karena metabolism biota air meningkat, sehinnga kelarutan oksigen meningkat (Lesmana, 2001). Suhu air pada berbagi lingkungan air berkisar antara 26oC33oC (Lagler 1962 c. Kecerahan
Kecerahan vs waktu 35 30 25 ) 20 m c ( 15
INLET OUTLET
10 5 0 6:00
9:00
12:00
15:00
18:00
Grafik 5. Kecerahan vs Waktu (Kolam)
Kecerahan vs Waktu 45 40 35 30 ) 25 m c 20 (
INLET
15
OUTLET
10 5 0 6:00
9:00
12:00
15:00
18:00
Grafik 6. Kecerahan vs Waktu (Danau) Berdasarkan data diketahui kecerahan pada inlet kolam pukul 06.00 sebesar 22.3, pukul 09.00 sebesar 20.7, pukul 12.00 sebesar 29, pukul 15.00 sebesar 27, pukul 18.00 sebesar 7. Untuk outlet di kolam diketahui pada pukul pukul 06.00 sebesar 17.88, pukul 09.00 sebesar 18, pukul 12.00 sebesar 29.38, pukul 15.00 sebesar 27.75, pukul 18.00 sebesar 23. Berdasarkan data diketahui nilai kecerahan danau lebih besar daripada kolam.Hal ini disebabkan kepadatan organisme danau lebih besar dari kolam.Berdasarkan grafik dapat diketahui pada waktu tertentu di kolam maupun di danau memiliki nilai kecerahan berbeda beda.Tertinggi di kolam yaitu 29.375 terjadi pada pukul 12.00 sedangkan di outlet.Sedangkan di danau terjadi pada pukul 09.00.Hal tersebut juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari ke danau atau kolam lebih tinggi. d. TSS
TSS vs Waktu 160 140 120 ) 100 m p 80 p (
INLET
60
OUTLET
40 20 0 6:00
12:00
18:00
Gambar 7. TSS vs Waktu (Kolam)
TSS vs Waktu 1800 1600 1400 1200 ) m 1000 p p 800 (
INLET OUTLET
600 400 200 0 6:00
12:00
18:00
Grafik 8. TSS vs Waktu (Danau) Berdasarkan data diketahui besaran TSS di setiap waktu pengamatan yang ada di kolam dan danau. Pada inlet kolam diketahui pukul 06.00 sebesar 103ppm , pukul 12.00 sebesar 140ppm, pukul 18.00 sebesar 73ppm. Pada outlet kolam pukul 06.00 sebesar 116ppm , pukul 12.00 sebesar 93ppm, pukul 18.00 sebesar 126ppm. Pada danau pukul 06.00 sebesar 170ppm, pukul 12.00 sebesar 156ppm, pukul 18.00 sebesar 1650ppm. Nilai TSS pada danau maupun kolam terlihat fluktuatif. Pada kolam outlet pukul 12.00 terjadi penurunan, sedangkan pada jam yang sama di inlet naik. Pada danu ditemukan peningkatan drastis pada pukul 18.00 dengan nilai TSS 1650ppm. Nilai TSS berbanding terbalik dengan kecerahan, saat kecerahan turun, TSS naik karena banyak zat-zat terlarut. 2. Parameter Kimia a. DO
D0 vs Waktu 16 14 12 ) 10 m p 8 p (
INLET
6
OUTLET
4 2 0 6:00
9:00
12:00
15:00
18:00
Grafik 9. DO vs Waktu (Kolam)
DO vs Waktu 16 14 12 ) 10 m p 8 p (
INLET
6
OUTLET
4 2 0 6:00
9:00
12:00
15:00
18:00
Grafik 10. DO vs Waktu (Danau) Berdasarkan data diketahui besarnya oksigen terlarut di kolam maupun danau baik inlet maupun outlet, pada inlet kolam pukul 06.00 sebesar 4.15ppm, pukul 09.00 sebesar 8.5ppm, pukul 12.00 1 2.00 sebesar 12.6ppm, pukul 15.00 sebesar 13.5ppm, 13.5ppm , pukul puk ul 18.00 18.0 0 sebesar 7.95ppm. Pada inlet danau pkul 06.00 sebesar 4.2ppm, pukul 09.00 sebesar 14.6ppm, pukul 12.00 sebesar 9.8ppm, pukul 15.00 sebesar 13.95ppm, pukul 18.00 sebesar 9.33ppm. Pada outlet, kolam pukul 06.00 sebesar 3.7ppm, pukul 09.00 sebesar 7.34ppm, pukul 12.00 sebesar 15.07ppm, pukul 15.00 sebesar 13.5ppm, pukul 18.00 sebesar 6.62ppm. Di danau pukul 06.00 sebesar 5.05ppm, pukul 09.00 sebesar sebesar 7.6ppm, pukul 12.00 sebesar 4.6ppm, pukul 15.00 sebesar 8.6ppm, pukul 18.00 sebesar 9.58ppm. Di kolam baik inlet dan outlet DO mengalami kenaikan dari pagi hingga sore.Namun, di outlet DO mulai turun mulai pukul 12.00 hingga 18.00.sedangakan di inlet penurunan terjadi pukul 15.00 hingga 18.00. kenaikan dan penurunan nilai DO dipengaruhi oleh fotosintesis. Berdasarkan grafik parameter kimia kolam, grafik DO vs Waktu di kolam diperoleh kadar DO genangan lebih tinggi dibanding inlet, hal tersebut disebabkan karena fitoplankton cenderung berkumpul di dekat arah buangan air sehingga dengan bantuan cahaya matahari fitoplankton ini menghasilkan O2, sehingga kandungan O2 pada stasiun genangan ini tinggi, sedangkan pada daerah inlet merupakan daerah suplai air dari luar, namun air yang masuk pada stasiun ini merupakan air buangan dari limbah rumah tangga sehingga tingkat kekeruhan juga tinggi dan menghalangi proses fotosintesis, akibat dari hal tersebut kandungan O2 pada stasiun ini menjadi rendah, selain itu rendahnya kandungan O2 ini juga disebabkan oleh aktifitas organisme non-klorofil seperti respirasi, metabolisme, dan aktifitas bakteri untuk merombak bahan organik yang juga memerlukan O2 meningkat sehingga kadar DO dalam air berkurang. Hal lain yang juga turut mempengaruhi tingginya nilai DO pada
genangan adalah densitas plaknton, karena berpengaruh pada kekeruhan perairan sehingga penetrasi cahaya kedalam air juga berkurang, hal ini dapat dilihat dari densitas plankton di daerah inlet lebih tinggi dari genangan sehingga daerah ini memiliki tingkat kekeruhan yang lebih tinggi dibandinggkan daerah genangan sehingga intensitas cahaya matahari yang masuk pada daerah ini menjadi berkurang. Hal ini lah yang menyebabkan nilai O2 pada daerah inlet menjadi rendah. Adapun yang mempengaruhi tinggi rendahnya kandungan O2 Pada suatu perairan antara lain adalah cuaca saat pengamatan karena hal tersebut sangat berpengaruh pada intensitas cahaya matahari yang digunakan dalam proses fotosintesis, kekeruhan perairan juga berpengaruhi dalam hal penetrasi cahaya pada peraiaran, selain itu densitas plankton yang banyak akan meningkatkan turbiditas perairan, yang akan mempengaruhi masuknya cahaya matahari ke dalam badan air sehingga akan mempengaruhi proses fotosintesis dan akhirnya akan mempengaruhi oksigen yang dihasilkan.Oksigen akan meningkat apabila CO2 menurun, dan akan menurun saat CO2 meningkat. Selain itu penurunan kadar oksigen juga dipengaruhi oleh meningkatnya suhu (Lesmana, 2001). Besarnya kandung oksigen yang perlu dipertahankan untuk menjamin m enjamin kehidupan ikan yang baik tidak kurang dari 3ppm, jika kurang dari 2ppm, beberapa jenis biota perairan akan mati (Susanto, 1987), untuk itu oksigen terlarut 5-6 ppm dianggap apling ideal untuk tumbuh dan berkembangbiak biota air (Gufran, 2004). b. CO2 Bebas
CO₂ vs Waktu 10 8 ) 6 m p p (
INLET
4
OUTLET
2 0 6:00
9:00
12:00
15:00
18:00
Grafik 11. CO2 Bebas vs Waktu (Kolam)
CO₂ vs Waktu 30 25 20
) m p 15 p (
INLET
10
OUTLET
5 0 6:00
9:00
12:00
15:00
18:00
Grafik 12. CO2 Bebas vs Waktu (Danau) Berdasarkan grafik dapat diketahui bahwa CO2 bebas tertinggi di kolam bagian inlet adalah pukul 06.00 sebesar 9ppm, sedangkan pada jam lain CO2 bebas 0. Pada bagian outlet
pun tak jauh beda CO2 bebas tertinggi pukul 09.00 dan setelah itu pukul 12.00 hingga 18.00 CO2 bebas 0. Begitu pula pada danau baik inlet maupun outlet. Pada inlet danau CO2 bebas tertinggi pukul 06.00 sebesar 27ppm. Pada outlet CO2 bebas sangat fluktuatif meskipun rentangnya tidak jauh. Pada danau baik inlet maupun outlet terendah pukul 12.00 sebesar 0ppm. Hal itu, disebabkan karena pada pukul tersebut fitoplankton mengadakan fotosintesis dan respirasi tinggi. Hal ini sebnading karena saat fotosintesis maksimal atau optimum. Nilai CO2 bebas rendah atau bahakn 0ppm. Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa CO2 bebas berbanding terbalik dengan nilai oksigen terlarut, apabila oksigen terlarut tinggi CO2 bebas rendah, rend ah, begitu b egitu pula pu la sebaliknya. sebalikn ya. Selain itu kadar CO2 juga berbanding terbalik dengan pH, apabila pH naik CO2 menurun. c. Alkalinitas
Alkalinitas vs Waktu 200 150 ) m p 100 p (
INLET OUTLET
50 0 6:00
9:00
12:00
15:00
18:00
Grafik 13. Alkalinitas vs Waktu (Kolam)
Alkalinitas vs Waktu 140 120 100 ) 80 m p p 60 (
INLET OUTLET
40 20 0 6:00
9:00
12:00
15:00
18:00
Grafik 14. Alkalinitas vs Waktu (Danau) Berdasarkan grafik di kolam dapat diketahui bahwa nilai alkalinitas baik di inlet dan outlet sangat fluktuatif. Di outlet alkalinitas tertinggi pada pukul 09.00 sebesar 174ppm dan inlet alkalinitas tertinggi terjadi pukul 12.00 sebesar 119.4ppm, sedangkan alkalinitas terendah baik di inlet maupun outlet terjadi pada pukul 15.00. Turunnya alkalinitas diikuti dengan turunnya CO2. Ditunjukkan dengan reaksi; 2 + 2 ↔ + + 3−, alkalinitas dan CO2 berbanding lurus. Berdasarkan grafik di danau dapat diketahui bahwa nilai alkalinitas baik di inlet maupun outlet sangat fluktuatif. Alkalinitas tertinggi di inlet danau adalah 124ppm terjadi pada pukul
12.00. Sedangkan di outlet alkalinitas tertinggi pukul 15.00 sebsar 105 ppm. Hal ini dikarenakan pH pada pukul tersebut juga naik. Alkalinitas terendah pada pukul 18.00 baik inlet maupun outlet. Berdasarkan data dan grafik dapat diketahui bahwa alkalinitas berbanding lurus dengan pH, apabila pH meningkat maka alkalinita pun meningkat. Pada danau dan kolam berada pada nilai alkalinitas yang baik untuk pertumbuhan organisme, 3050 ppm. Apabila alkalinitas lebih dari 500 ppm, maka akan mengganggu kehidupan biota (Boyd, 1998). d. pH PH
vs Waktu
10 9 8 7 6 5
INLET
4 3
OUTLET
2 1 0 6:00
9:00
12:00
15:00
18:00
Grafik 15. pH ws Waktu (Kolam)
pH vs Waktu 10 8 6 INLET 4
OUTLET
2 0 6:00
9:00
12:00
15:00
18:00
Grafik 16. pH vs Waktu (Danau) Berdasarkan grafik pada kolam maupun danau, baik inlet maupun outlet dapat dilihat bahwa nilai pH mengalami perubahan meskipun tidak signifikan. Di danau rentan pH yaitu 6.7 sampai 8.6 sedangkan di kolam pH berkisar 7.5 – 9.4. Perubahan pH tersebut dipengaruhi oleh kadar CO2 bebas. Apabila CO2 tinggi maka perairan tersebut akan menjadi semakin asam (Cholik, et.al., 1991). Nilai pH yang tidak terlalu signifikan dikarenakan adanya alkalinitas. Alkalinitas berfungsi sebagai penyangga pH suoaya pH dalam perairan tersebut tetap stabil. Nilai CO2 berbanding terbalik dengan CO2 dan berbanding lurus dengan alkalinitas. pH optimal untuk hidup biota perairan, umumnya pada rentan 6.7 – 8.6 (Cholik, et.al., 1991). Sehingga dapat diketahui bahwa danau merupakan badan perairan yang lebih optimal untuk hidup ikan dibandingkan dengan kolam.
e. BOD0
BOD₀ vs Waktu 14 12 10 ) 8 m p p 6 (
INLET OUTLET
4 2 0 6:00
12:00
18:00
Grafik 17. BOD0 vs Waktu
BOD₀ vs Waktu 8 7 6 5
) m p 4 p (
INLET OUTLET
3 2 1 0 6:00
12:00
18:00
Grafik 18. BOD0 vs Waktu
Nilai BOD0 secara tidak langsung merupakan gambaran bahan organik pada BOD5. Nilai BOD0 pada kolam outlet cenderung mengalami kenaikan dari pagi hingga petang. Pda kolam inlet terjadi kenaikan tertinggi pada pukul 12.00 sebesar 12.5ppm. nilai BOD0 pada danau baik inlet maupun maupu n outlet terjadi penurunan terendah pada pukul pu kul 12.00 sebesar seb esar 2.4 ppm. Nilai BOD0 yang sesuai untuk perairan alami adalah 0.5 – 7 ppm, nilai BOD0 yang lebih dari 10ppm dianggap bahwa perairan tersebut tercemar. BOD0 tertinggi pada danau terjadi pukul 18.00, disebabkan karena pada sore hari terjadi akumulasi bahan organik dari proses fotosintesis yang berlangsung pada pagi dan siang hari. Dengan ini dapat diketahui bahwa danau lembah termasuk perairan yang baik.
f.
BOD5
BOD₅ vs Waktu 30 25 20
) m p 15 p (
INLET OUTLET
10 5 0 6:00
12:00
18:00
Grafik 19. BOD5 vs Waktu (Kolam)
BOD₅ vs Waktu 16 14 12 ) 10 m p 8 p (
INLET
6
OUTLET
4 2 0 6:00
12:00
18:00
Grafik 20. BOD5 vs Waktu (Danau) BOD5 merupakan gambaran bahan organik yang sudah diinkubasi selama 5 hari tanpa sinar matahari yang masuk. Nilai BOD5 pada outlet kolam cenderung naik secara stabil dari pagi hingga sore. Namun itu tidak terjadi pada inlet kolam, pada pukul 12.00 terjadi kenaikan drastis. Kemudian turun pada pukul 12.00 hingga 18.00. nilai BOD5 pada danau baik inlet maupun outlet penurunan terendah ada pada pukul 06.00. kemudian terjadi kenaikan drastis pada pukul 18.00. Grafik BOD5menunjukkan bahwa jumlah oksigen yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik. Tingginya nilai BOD5 disebabkan tingginya pemasukkan bhan biru. Bahan organik dapat terbawa oleh air yang masuk. Bahan organik terkumpul di daerah inlet sehingga BOD5 cenderung lebih tinggi dan outlet.
g. Bahan Organik (BO)
BO vs Waktu 50 45 40 35 ) 30 m p 25 p (
INLET
20
OUTLET
15 10 5 0 6:00
12:00
18:00
Grafik 21. BO vs Waktu (Kolam)
BO vs Waktu 50 45 40 35 ) 30 m 25 p p ( 20 15
INLET OUTLET
10 5 0 6:00
12:00
18:00
Grafik 22. BO vs Waktu (Danau) Nilai BO merupakan jumlah bahan organik dalam air. Nilai BO pada kolam mencapai kenaikan tertinggi pada pukul 12.00. Pada danau inlet mengalami penurunan terendah pada pukul 12.00. Sementara danau outlet nilai tertinggi pada pukul 06.00 dan terus menurun hingga 18.00. Nilai BO dipengaruhi oleh aktivitas dekomposer dan plankton yang dapat mendegradasi bahan organik melalui oksidasi. BO semakin tinggi apabila dekomposer banyak. Semakin tinggi dekomposisi d ekomposisi BO makan DO akan a kan menurun. Pada waktu yang sama sam a nilai BO di kolam lebih tinggu daripada BO di danau, oleh karena itu dapat diketahui bahwa danau lebih baik sebagai tempat hidup berbagai biota air, karena DO tinggi. 3. Parameter Biologi a. Densitas Plankton
Densitas vs Waktu 700 600 500 L / 400 d n 300 i
in let out let
200 100 0 6:00
12:00
18:00
Grafik 23. Densitas vs Waktu (Kolam)
Densitas vs Waktu 1800 1600 1400 1200 L / 1000 d n 800 i
in let out let
600 400 200 0 6:00
12:00
18:00
Grafik 24. Densitas vs Waktu (Danau) Densitas plankton merupakan kepadatan plankton pada suatu luasan daerah tertentu. Berdasarkan hasil pengamatan kerapatan plankton tertinggi di kolam stasiun inlet pada pukul 12.00 dan stasiun outlet pada pukul 18.00. Hal tersebut disebabkan pada pukul 12.00 plankton ban yak berada di permukaan untuk melakukan melak ukan fotosintesis karena cahaya caha ya matahari maksimal pada pukul tersebut. Sedangkan pukul 18.00 plankton banyak berada di dasar perairan karena k arena tidak lagi melakukan fotosintesis. Hal tersebut juga terjadi di danau. d anau. Danau inlet tertinggi pada pukul 12.00 dan outlet pukul 18.00. Kerapatan plankton pada pukul 12.00 inlet dan outlet pukul 18.00 tertinggi karena CO2 bebas rendah, alkalinitas rendah dan oksigen terlarut tinggi. b. Diversitas Plankton
Diversitas vs Waktu 5.000 4.500 4.000 3.500 3.000 2.500
in let
2.000
out let
1.500 1.000 0.500 0.000 6:00
12:00
18:00
Grafik 25. Diversitas vs Waktu (Kolam)
Diversitas vs Waktu 12.000 10.000 8.000 6.000
in let
4.000
out let
2.000 0.000 6:00
12:00
18:00
Grafik 26. Diversitas vs Waktu (Danau) Diversitas plankton pada bagian inlet mengalami penurunan pada pukul 06.00 hingga 12.00 kemudian naik hingga pukul 18.00. Inlet kolam tertinggi terjadi pada pukul 06.00 hingga 12.00 mengalami penurunan, dan kualitas air membaik setelah pukul 12.00 dimana plankton melakukan fotosintesis. Hal ini terbalik dengan outlet kolam. Kenaikan terjadi pukul 06.00 sampai pukul 12.00 dan menurun drastis hingga pukul 18.00. Hal ini terjadi outlet terletak di arus keluar air, pada siang hari aktivitas inlet meningkat air mengalir menuju outlet sehingga kualitas air di outlet semakin sore semakin menurun. Pada pukul diketahui grafik diversitas fluktuatif. Inlet danau tertinggi pukul 12.00, dan outlet tertinggi pukul 18.00. Hal ini menunjukkan kualitas air di danau stasiun inlet terbaik pada pukul 12.00, sedangkan sedan gkan di outlet kualitas air terbaik pukul 18.00 Berdasarkan pengamatan pada praktikum analisis kualitas air, dapat diabandingkan bahwa kualitas air yang lebih baik adalah perairan danau. DO pada danau lebih tinggi dibandingkan DO di kolam, dan CO2 di danau cenderung lebih rendah daripada di kolam. pH pada perairan danau dan au cenderung cend erung dominan netral, sedangkan sedan gkan di kolam bersifat b ersifat asam. Suhu air pada danau juga sesuai dengan teori, suhu optimum untuk hidup biota 280C-320C (Odum, 1993). Diversitas dan densitas pada perairan danau cenderung lebih tinggi yang menandakan tingkat kesuburan di perairan danau lebih tinggi dari pada di kolam. Manfaat analisis kualitas air adalah untuk memajukan bidang konservasi, karena pengukuran kualitas air dapat digunakan sebagai parameter dalam mengetahui kondisi lahan konservasi untuk mengetahui pencemaran lingkungan beserta penangannya.
KESIMPULAN
Parameter yang diamati dalam analisis kualitas air adalah parameter fisika, kimia, dan biologi. Parameter fisika yang diamati meliputi suhu udara, suhu air, TSS dan, kecerahan. Parameter kimia yang diamati meliputi DO, CO2 bebas, BO, BOD0, alkalinitas, pH, dan BOD5. Parameter biologi meliputi densitas dan diversitas plankton. Pengukuran DO, digunakan metode Winkler, pengukuran CO2 dan alkalinitas menggunakan metode alkalimetri. Setiap parameter akan berpengaruh untuk parameter lainnya. Salah satu parameter yang menunjukkan adalah diversitas dan densitas plankton di danau yang lebih tinggi daripada kolam. Sehingga berdasarkan pengamatan kualitas air di perairan danau lebih baik dibandingkan kualitas air kolam.
SARAN
Pembahasan yang ditentukan sudah baik.Ketika praktikum berlangsung, dapat dijelaskan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi namun tidak sesuai dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Alliran Sungai (DAS).Gadjah (DAS).Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. APHA-AWWA-WEF. 1995. Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater Wastewater . th 19 edition. Editor: A.D. Eaton, L.S. Clesceri, A.E. Greenberg. American Public Health Association, Washington. Boyd, C.E. 1998. Water Quality in Warm Water Fish Ponds.4 Ponds.4 Agriculture Experimental Statin. Alabama.
th
Printing Auburn.University
Cholik, et al. 1991. Pengelolaan Pengelolaan Kualitas Air Kolam Ikan. Ikan. Dirjen Perikanan dan International Research Centre. Gufran.2004. Penanggulangan Gufran.2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Ikan. Bina Adiaksara. Jakarta. Lesmana, D. S. 2001. Kualitas 2001. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar . Penebar Swadaya. Jakarta. Michael,P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan dan Laboraturium.Gadjah Laboraturium.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Ekologi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Susanto. 1987. Budidaya 1987. Budidaya Ikan di Pekarangan. Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta. Whitten, T. Soeriaatmadja, B.E, dan Afif, S.A. 1999. Ekologi 1999. Ekologi Jawa-Bali. Jawa-Bali. Premhallindo. Jakarta.