KETUA UMUM
Prof. Dr. H.M. Abdurrahman, MA.
SEKRETARIS UMUM
H. Taufiq Ibrahim SH.
ANGGOTA
ANGGOTA
17 " Page
KETUA UMUM
Prof. Dr. H.M. Abdurrahman, MA.
SEKRETARIS UMUM
H. Taufiq Ibrahim SH.
ANGGOTA
ANGGOTA
MAKALAH
MANAJEMEN ZIS (ZAKAT INFAQ SHODAQOH)
"Analisis Organisasi Zakat BAZNAS Kota Bandung"
Dosen Pengampu :
Hendi Suhendi, S.Sos.I, M.M
Disusun Oleh :
Yusni Zaidaturrohimah (10020213038)
Siti Rohimah (10020213011)
Lisna Rizki Aprianita (10020213004)
Fakultas Dakwah
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Universitas Islam Bandung
1435 H / 2015 M
KATA PENGANTAR
Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami kesempatan dan juga kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam kami ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang karena Beliaulah kita dapat menikmati indahnya islam sebagai agama yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Tak luput pula, kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen ZIS (Zakat, Infaq, Shodaqoh) kami yang telah memberikan tugas pembuatan makalah sehingga kami mendapatkan pelajaran yang berharga dari pembuatan makalah ini. Terimakasih pun kami ucapkan kepada teman - teman kami atas partisipasinya dalam membantu pembuatan makalah kami ini.
Makalah yang kami haturkan ini bukan hanya dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban kami dalam mengerjakan tugas kuliah dan juga sebagai pendukung nilai ujian kami dalam ujian tengah semester ini. Akan tetapi kami pun menginginkan bahwa makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang berkenan untuk membaca dan memetik pembelajaran dari makalah kami ini baik bagi individu maupun masyarakat.
Makalah ini membahas analisis kami terhadap lembaga – lembaga amil zakat atau lembaga – lembaga penyalur zakat bagi masyarakat wilayah kota Bandung dari segala aspek. Kami mengucapkan maaf atas ketidak sempurnaan makalah yang kami buat dan kami harap makalah ini dapat berguna bagi kehidupan banyak orang baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Wassalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Bandung, 05 April 2015
Penulis
ABSTRAK
Zakat merupakan pranata keagamaan dalam agama Islam yang hukumnya wajib dilakukan apabila telah memenuhi syarat – syarat tertentu. Zakat terbagi atas dua kategori yaitu, Zakat Fitrah dan Zakat Maal.
Zakat fitrah merupakan zakat yang dikeluarkan atau dibayarkan oleh umat muslim satu tahun sekali dalam rangka menyucikan diri. Waktu mengeluarkan zakat ini adalah pada saat sebelum shalat Idul Fitri ataupun pada waktu maghrib satu hari sebelum shalat Idul Fitri. Makna dari memberikan zakat fitrah adalah agar semua orang pada hari Idul Fitri menerima keberkahan yang sama sehingga tidak ada orang yang akan kelaparan pada hari raya Idul Fitri.
Zakat Maal atau zakat harta adalah zakat yang biasa dikeluarkan seseorang apabila telah sampai syarat – syarat tertentu. Zakat maal terdiri dari beberapa kategori zakat lainnya. Seperti, zakat emas dan perak, zakat pertanian, zakat perdagangan, zakat peternakan, zakat profesi, dan sebagainya. Zakat maal memiliki penghitungan sesuai dengan harta yang dimiliki oleh seseorang. Semakin banyak harta yang dimiliki oleh orang tersebut, semakin banyak pula lah ia wajib mengeluarkan zakat.
Islam melarang umatnya untuk menimbun harta kekayaan. Karena disetiap harta yang dimiliki oleh seseorang, terdapat pula hak orang lain dalam harta tersebut. Oleh karenanya zakat maal (zaka harta) dapat pula dimaknai sebagai pembersih harta yang kita miliki agar harta tersebut berkah dan tidak menimbulkan madharat bagi si pemiliki harta.
Semakin banyaknya orang di zaman modern ini yang saling berlomba – lomba untuk mengumpulkan harta kekayaan, maka semakin banyak pula peluang zakat yang terdapat didalamnya, dan semakin banyak pula kesenjangan antara masyarakat. Bila terdapat orang yang sangat kaya, pastilah ada orang yang fakir maupun miskin. Maka dari itulah organisasi – organisasi zakat hadir untuk memberikan layanan kepada masyarakat baik terhadap Muzakki (orang yang membayar zakat) maupun Mustahiq (orang yang menerima zakat), dan terhadap Amilin (orang yang mengurus zakat) itu sendiri.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
ABSTRAK 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang Penulisan 4
1.2 Rumusan Penulisan 5
1.3 Tujuan Penulisan 5
1.4 Manfaat Penulisan 6
BAB II PEMBAHASAN 7
2.1 Profil BAZNAS Kota Bandung 7
2.2 Sistem Kinerja dan Struktur Organisasi BAZNAS Kota Bandung 9
2.3 Penghimpunan Zakat BAZNAS Kota Bandung 10
2.4 Pengelolaan Zakat BAZNAS Kota Bandung 12
2.5 Penyaluran (Pendistribusian) Zakat BAZNAS Kota Bandung 13
BAB III ANALISIS 16
3.1 Analisis Profil BAZNAS Kota Bandung 16
3.2 Analisis Sistem Kinerja dan Struktur Organisasi BAZNAS Kota Bandung 16
3.3 Analisis Penghimpunan Zakat 17
3.4 Analisis Pengelolaan Zakat 17
3.5 Analisis Penyaluran (Pendistribusian) Zakat 17
BAB IV PENUTUP 18
4.1 Kesimpulan 18
4.2 Kritik 19
4.3 Saran 19
LAMPIRAN 20
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penulisan
Penulisan makalah ini dilatarbelakangi oleh fenomena zakat yang terjadi dalam masyarakat. Banyaknya masyarakat saat ini yang berkewajiban membayar zakat khusunya zakat Maal (harta), menjadikan berdirinya organisasi – organisasi zakat yang menaungi penghimpunan, pengelolaan dan penyaluran dana zakat kepada masyarakat yang membutuhkan seakan menjamur. Maka dari itu, banyak masyarakat yang kebingungan dalam memilih organisasi mana untuk membayar zakat.
Zakat merupakan salah satu potensi umat Islam yang belum sepenuhnya dikelola secara maksimal untuk kepentingan pembangunan bangsa dan negara pada umumnya dan kepentingan umat Islam pada khususnya.
Zakat merupakan pranata keagamaan yang memiliki kaitan secara fungsional dengan upaya pemecahan masalah-masalah kemanusiaan, seperti pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial akibat perbedaan dalam kepemilikan kekayaan. Zakat menghapus sumber-sumber kemiskinan dan meratakan kekayaan dalam arti standar hidup setiap individu agar lebih terjamin sehingga mestinya tidak ada orang atau kelompok masyarakat yang menderita, sementara sebagian yang lain hidup berlimpah dengan kemakmuran dan kemewahan. Salah satu tujuannya adalah mempersempit jurang perbedaan ekonomi didalam masyarakat hingga ke batas yang seminimal mungkin.
Pendayagunaan zakat harus diarahkan sebagai instrumen untuk membangun taraf kehidupan umat, terutama melalui program pendayagunaan untuk kebutuhan dasar, pembiayaan pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan dan pemberdayaan ekonomi yang manfaatnya tidak habis seketika ditangan mustahiq.
Dapat dikatakan bahwa sampai saat ini potensi zakat sebagai sarana distribusi pendapatan dan pemerataan rezeki serta sebagai sarana berbuat kebajikan bagi kepentingan masyarakat belum dikelola dan didayagunakan secara maksimal dalam ruang lingkup yang lebih luas, padahal jika potensi zakat ini dimenej dengan balk maka akan membawa dampak besar dalam kehidupan masyarakat.
Makalah ini ditulis bukan karena kami ingin membandingkan satu organisasi zakat dengan organisasi yang lainnya. Akan tetapi kami menulis makalah ini untuk menganalisi dan memberikan penilaian yang subjektif mengenai organisasi zakat yang kami pilih.
Rumusan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kami merumuskan beberapa rumusan yang akan dibahas lebih lanjut pada bab – bab selanjutnya mengenai poin - poin penting dalam analisis organisasi zakat, yaitu :
Profil BAZNAS Kota Bandung.
Sistem Organisasi kinerja BAZNAS Kota Bandung.
Penghimpunan zakat BAZNAS Kota Bandung.
Pengelolaan zakat BAZNAS Kota Bandung.
Pendistribusian BAZNAS Kota Bandung.
Beberapa poin diatas masing – masing memiliki ketersinambungan dalam pembahasan makalah kami. Oleh karena itu, dalam makalah yang kami tulis ini, kami membagi isis keseluruhan bab menjadi dua bagian. Yaitu mengenai pembahasan organisasi zakat itu sendiri dan juga analisis kami mengenai lembaga tersebut.
Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari ditulis dan disusunnya makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas kami dalam mata kuliah Manajemen Zakat, Infaq dan Shodaqoh. dimana tugas ini menjadi salah satu pengantar sebelum kami melaksanakan ujian tengah semester (UTS).
Adapun tujuan lain yang ingin kami capai dari makalah ini adalah, untuk memberikan ilmu dan pengetahuan tentang zakat, infaq dan shodaqoh juga agar tersadarnya masyarakat khususnya masyarakat kota bandung untuk membayar zakat yang merupakan kewajiban dalam pranata kehidupan beragama islam.
Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini terbagi kedalam dua jenis manfaat. Yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penulisan makalah ini adalah sebagai ilmu dan pengetahuan akan lembaga – lembaga zakat yang ada di Indonesia, khususnya Kota Bandung. Makalah ini menambah ilmu pengetahuan tentang bagaimana lembaga tersebut mengelola, menghimpun dan menyalurkan dana zakat kepada masyarakat.
Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari ditulisnya makalah ini adalah :
Dapat melakukan praktek pranata keagamaan yaitu zakat dengan pengetahuan yang benar.
Memberikan sosialisasi pentingnya zakat terhadap masyarakat.
Mempengaruhi dan memotivasi orang – orang agar membayar zakat kepada lembaga zakat.
Memberikan pandangan yang positif akan kualitas lembaga zakat sehingga timbulnya rasa kepercayaan pada masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil BAZNAS Kota Bandung
BAZNAS Kota Bandung bertempat di Masjid Al-Ukhuwah Lantai 3 Jl.Wastukencana No.23 Kota Bandung, Jawa Barat.
BAZNAS kota Bandung pertama kali dinamakan BAZIS (Badan Amil Zakat,Infaq,Shadaqoh). Pada tahun 2011 BAZ diubah menjadi BAZNAS sesuai dengan UUD No.23 Tahun 2011 maka setiap BAZ yang sudah diubah baik itu BAZNAS Daerah maupun Kota. Namun, perubahan ini tidak mengalami banyak perubahan yang signifikan. Sehingga FOZ selaku badan yang meniliti lembaga zakat menyimpulkan bahwa dari tahun 1999-2011 lembaga-lembaga zakat yang ada belum maksimal dalam kinerjanya.
Pada tahun 1999 BAZIS berubah menjadi BAZ sesuai dengan regulasi UUD No.39 Tahun 1999 yang berisi UUD pengelolaan zakat dan yang mengandung aturan BAZ yaitu :
BAZ dalam penghimpunan dan penyaluran dana ZIS dilakukan secara professional.
BAZ dalam pelaksanaannya harus sesuai tuntutan aturan.
Terdapat dua institusi resmi yang menaungi penghimpunan dan penyaluran zakat yaitu :
Pemerintah BAZ : didirikan oleh pemerintah
Swasta LAZ : didirikan oleh swasta
BAZ kota Bandung didirikan oleh pemerintah kota dan bertempat di Masjid Al-Ukhuwah bandung yang berada dilantai 3, karena masjid tersebut merupakan masjid milik pemerintah sehingga letaknya strategis.Sebab didirikannya karena umat islam tidak menunaikan zakat dan merupakan kewajiban yang paling minim dilakukan. Juga karena belum terrealisasinya penghimpunan zakat secara optimal karena adanya ketidakpercayaan Muzzaki kepada Amilin.
Adapun unsur-unsur yang membangun UUD tentang zakat :
Filosofis :
tujuan UUD dibuat untuk mencapai suatu tujuan yang dimiliki lembaga.
Sosiologis :
UUD harus memenuhi aspek sosio dan aturan yang dibuat harus dibutuhkan manusia.
Yuridis :
adanya sanksi (yang saat ini hanya mengandung sanksi bagi para amilin apabila tidak professional dalam menangani zakat, infaq, shadaqoh)
VISI MISI BAZNAS KOTA BANDUNG
Visi : Terlaksananya Peraturan Perundang-Undangan Pengelolaan Zakat Dalam Menunjang Masyarakat Kota Bandung Yang Agamis Dan Bermartabat
Misi : - Meningkatkan Daya Dan Hasil Guna Zakat, Infaq Dan Shadaqah
- Meningkatkan Pemberdayaan Ekonomi Umat
- Meningkatkan Sumber Daya Umat
- Meningkatkan Kesadaran Umat Dalam Berzakat
Startegi : a. Penegakan Syari'ah dan Kepastian Hukum
b. Zakat dikelola secara professional
Kebijakan : a. Kerjasama Lintas Sektoral
Instansi Pemerintah
Lembaga Swasta/BUMN/BUMD
Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Tokoh Masyarakat
Lembaga Amil Zakat ( LAZ)
b. Partisipasi Masyarakat
Proses Pengumpulan
Proses Pendistrbusian
Proses Pendayagunaan
2.2 Sistem Kinerja dan Struktur Organisasi BAZNAS Kota Bandung
Badan Amil Zakat ( BAZ) Kota Bandung dibentuk dengan Keputusan Walikota Bandung yang susunan kepengurusannya diusulkan oleh Kepala Kantor Departemen Agama Kota Bandung, setelah melalui proses tahapan-tahapan sebagai berikut :
Membentuk tim penyeleksi yang terdiri dari unsur Ulama, Cendekiawan Muslim, Tenaga Profesional, Praktisi Zakat Dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang terkait serta unsur pemerintah.
Menyusun kriteria calon pengurus Badan Amil Zakat Kota Bandung
Mempublikasikan rencana pembentukan Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Bandung secara luas kepada masyarakat
Melakukan penyeleksian terhadap calon Pengurus Badan Amil Zakat Kota sesuai dengan keahliannya.
STRUKTUR ORGANIGRAM BAZNAS KOTA BANDUNG
1. Badan Pelaksana Badan Amil Zakat Kota Bandung bertugas :
Membuat rencana kerja yang meliputi rencana pengumpulan pendistribusi dan pendayagunaan dans zakat.
Melaksanakan operasional pengelolaan zakat sesuai rencana kerja yang, telah disahkan dan sesuai dengan kebijakan yang telah clitetapkan.
Membentuk dan mengumpulkan Unit Pengumpul Zakat dalam wilayah Kota Bandung
Menyusun laporan tahunan
Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Walikota Bandung dan DPRD Kota Bandung
2. Dewan Pertimbangan bertugas :
Menyelenggarakan sidang dewan pertimbangan
Memberikan saran dan pertimbangan kepada Badan Pelaksana tentang perkembangan hukum, fatwa dan pemahaman mengenai zakat,
Memberikan pertimbangan-pertimbagan akan kebijakan-kebijakan pengumpulan, pendayagunaan dan pengembangan pengelolaan zakat
Menampung, mengolah dan menyampaikan pendapay umat tentang pengeloaan zakat
3. Komisi Pengawas Badan Amil Zakat Kota Bandung bertugas :
Menyelenggarakan rapat koordinasi dan konsolidasi Komisi Pengawas
Melaksanakan pengawasan kepada Badan Pelaksana dalam pengelolaan zakat.
Menentukan waktu dan melaksanakan pemeriksaan, auditing dan verifikasi keuangan yang dikelola oleh Badan Pelaksana
Apabila diperlukan dapat menunjuk akuntan publik untuk memeriksa pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat
Mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kerjanya kepada Dewan Pertimbagan.
2.3 Penghimpunan Zakat BAZNAS Kota Bandung
Program Umum Penghimpunan Zakat BAZNAS Kota Bandung :
Program Sosialisasi 'Edukasi dan Advokasi
Pelaksanaan syari'ah Islam tentang zakat yang bertujuan untuk mewujudkan / membentuk kesadaran kolektif bagi ummat Islam untuk menunaikan zakat sesuai dengan konsep zakat berclasarkan syari'ah dan ketentuan peraturan yang berlaku berkenaan dengan pengelolaan zakat.
Program intensifikasi
Pengumpulan zakat, yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan zakat dengan cara pengelolaan zakat yang profesional berlandaskan syari'ah dan ketentuan peraturan yang berlaku berkenaan dengan pengelolaan zakat, diatas prinsip tata laksana pengelolaan zakat yang sebaik-baiknya, meliputi :
- Akuntabilitas
- Transparansi
- Taat Azas ( Syari'ah dan perundang-Lindangan zakat)
- Konsistensi
3. Program ekstensifikasi
Bahwa dengan meningkatnya pengumpulan zakat seiring pula meningkatnya kesadaran secara kolektif umat Islam dalam menunaikan zakat sebagai rukun Islam. Dan pada akhirnya semua bentuk dan jenis zakat (Zakat emas, perak, uang, perdagangan / perusahaan, hasil pertanian, hasil perkebunan, hasil perikanan, hasil pertambangan, hasil peternakan, hasil pendapatan dan jasa, rikaz, serta jenis lainnya sesuai dengan syari'ah Islam, BAB IV pasal. 11 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999), dapat dilaksanakan secara merata dan bertahap ditengah-tengah masyarakat muslim melalui lembaga–lembaga balk pemerintah dan dunia usaha.
4. Program Pendayagunaan Zakat
Program ini dimaksudkan adanya persyaratan, prosedur dan mekanisme kerja agar dalam pendistribusian dana zakat sampai kepada yang menerimanya (Mustahik) berdasarkan syari'ah dan peraturan yang berlaku.
5. Program Pemberdayaan Mustahiq
Program ini dimaksudkan agar mustahiq (penerima hak dana zakat) balk individu maupun lembaga apabila memenuhi syarat asnaf (golongan) maka berhak menerima zakat, diupayakan untuk dapat menjadi insan / lembaga yang sehat, mandiri dan produktif.
Pada prinsipnya program ini adalah dalam rangka upaya mengikis kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat, pada sisi lain program ini berupaya dalam pemberdayaan golongan sabilillah (pejuang melalui syiar Islam) untuk lebih mampu berkiprah dalam bidangnya masing-masing, agar meningkatkan harkat dan martabat umat, melalui pembangunan disegala bidang.
Selanjutnya penunaian zakat penghasilan/profesi tersebut dapat dilakukan secara ta'jil ( pembayaran sebelum jatuh haul) dengan pembayaran sebagai berikut :
Membayar zakat Profesi pada awal tahun secara keseluruhan sesuai dengan penghitungan yang telah ditetapkan.
Membayar zakat pada setiap bulan secara berangsur setelah menghitung zakat profesinya selama 1 ( satu) tahun.
2.4 Pengelolaan Zakat BAZNAS Kota Bandung
Pengelolaan zakat yang dilaksanakan oleh Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Bandung adalah dilakukan dengan secara bertahap melalui sosialisasi, edukasi dan advokasi, dilaksanakan melalui jalur-jalur :
Lembaga Instansi Pemerintah/Swasta
Dewan Masjid Indonesia / Pengurus Masjid
Tokoh Islam Ulama / Mubaligh / Da'i / Ustadz
Dunia Usaha / Kadin
Dilakukan dengan cara pemaparan konsep zakat yang akan diterapkan oleh BAZ Kota Bandung secara dialogis dan tanya jawab, talk show melalui radio swasta, serta penerbitan bulletin, disamping juga dilakukan melalui kerjasama kemitraan dalam rangka pencapaian tujuan pengelolaan zakat, hasil yang telah dicapai melalui sistem ini adalah :
Meningkatnya pembentukan Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) pada Instansi Pemerintah / Lembaga sebagai satu kesatuan dari Badan Amil Zakat Kota Bandung yang bertugas melakukan pengumpulan zakat kepada muzakki secara langsung, seiring dengan bertambahnya muzakki yang menunaikan zakatnya secara benar menurut syari'ah dan peraturan yang berlaku melalui penghitungan zakat (haul dan nishab).
Meningkatnya informasi tentang pengelolaan zakat melalui media cetak dan bulletin Tazkiyah yang diterbitkan oleh BAZ Kota Bandung, dampaknya sangat positif dan menggembirakan yaitu berfungsinya Kantor Sekretariat BAZ Kota Bandung sebagai pelayanan pengumpul zakat yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah muzakki serta pemahaman kesadaran berzakat pada masyarakat muslim.
Dalam hal intensifikasi pengumpulan zakat dilakukan dengan cara peningkatan dan kecepatan (tepat waktu), muzakki yang telah menunaikan zakat melalui, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) yang telah dibentuk disetorkan secepatnya kerekening Badan Amil Zakat Kota Bandung pada Bank Jabar Cabang Bandung.
Sedangkan berkaitan dengan eksistensi pengumpulan zakat dilakukan dengan cara memperluas sasaran muzakki (wajib zakat) serta memperluas jenis zakat yang dikumpulkan dari berbagai kelompok muzakki antara lain memberikan pelayanan khusus kepada muzakki yang bersangkutan oleh sekretariat BAZ Kota Bandung dalam bentuk pengumpulan zakat, infaq dan shodaqah.
2.5 Penyaluran (Pendistribusian) Zakat BAZNAS Kota Bandung
Dalam hal pendistribusian dana zakat yang disalurkan kepada mustahiq perorangan individu atau mustahiq lembaga, Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Bandung telah menerapkan system dan mekanisme pendistribusian, diantaranya adalah meliputi :
1. Pendistribusian Rutin
Yang dimaksud dengan pendistribusian rutin adalah, suatu kebijakan yang diterapkan oleh BAZ Kota Bandung dengan membentuk Unit Salur Zakat ( USZ) yang berperan sebagai bagian dari BAZ Kota Bandung dalam hat ini adalah dibawah koordinasi Seksi Pendistribusian.
Unit Salur Zakat (USZ) dibentuk melalui Surat Keputusan BAZ Kota Bandung yang bertugas menyalurkan dana zakat sesuai dengan wilayah binaannya secara rutin setiap tiga bulan (triwulan) sekali (Bulan Maret, Juni, September dan Desember) sesuai dengan kebutuhan dan keadaan dana zakat yang tersedia pada kas Badan Amil Zakat Kota Bandung yang sebelumnya USZ mengajukan realisasi dana zakat 10 hari sebelum penyaluran dilaksanakan, adapun penyaluran dana zakat yang dilaksanakan oleh USZ meliputi beberapa lembaga diantaranya adalah :
USZ Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bandung, menyalurkan sebagian dana zakat (Asnaf Sabilillah) kepada Imam dan Kaum Masjid se Kota Bandung (dalam perencanaan Guru-guru Al Qur'an yang dibina oleh IFQAH) .
USZ LPPTKA-BKPRMI Kota Bandung, menyalurkan sebagian dana zakat (Asnaf Sabilillah) kepada Ustadz/Ustadzah TK/TPA se Kota Bandung
USZ Forum Komuniksi Antar Panti Asuhan (FKAPA) Kota Bandung, menyalurkan dana zakat (Asnaf Sabilillah) kepada Guru Agama/Pembinaan Kerohanian Islam se Kota Bandung.
USZ Seksi Pekapontren Kantor Dep. Agama Kota Bandung, menyalurkan dana zakat (Asnaf Sabilillah) kepada guru madrasah diniyah se Kota Bandung.
USZ Sekretariat BAZ Kota Bandung, menyalurkan dana zakat kepada : Asnaf Fakir sebanyak 270 orang yang diusulkan oleh Kepala Kelurahan setempat setiap Kelurahan 10 orang.
Asnaf Miskin melalui sistem pendayagunaan ( bantuan modal usaha atau peningkatan SDM mustahiq )
Asnaf Gharim, Muallaf, Ibnu Sabil dan Riqab yang sifatnya insendentil Asnaf Amil Pengurus UPZ ( Unit Pengumpul Zakat) Kota Bandung Asnaf Sabilillah yang bersifat perorangan atau lembaga.
Pendistribusian Triwulan
Yang dimaksud dengan Pendistribusian Triwulan adalah memenuhi dan menyalurkan dana zakat kepada mustahiq yang mengajukan permohonan baik yang bersifat perorangan atau kelompok / lembaga setelah terlebih dahulu dilakukan penelitian oleh Team Peneliti Kebenaran Mustahiq yang dibentuk oleh BAZ Kota Bandung.
Pendistribusian Triwulan dilakukan setiap tiga bulan sekali (minggu pertama bulan Maret, Juni, Oktober dan akhir bulan Desember) dengan memperhatikan bahwa permohonan yang diajukan oleh mustahiq tidak mendesak memerlukan dana zakat secepatnya berdasarkan pendapat Team Peneliti Kebenaran Mustahiq.
Pendistribusian Tahunan.
Pendistribusian tahunan dilakukan setelah memperhatikan kondisi keuangan kas Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Bandung, apabila dana zakat memungkinkan untuk dapat disalurkan maka semua asnaf baik yang pernah mengajukan ataupun tidak, dan selanjutnya berdasarkan usul Seksi pendistribusian atau Seksi Pendayagunaan kepada Badan Pelaksana maka Pendistribusian Tahunan dapat dilakukan.
Pendistribusian Insidentil,
Pendistribusian insidentil adalah pendistribusian yang dilakukan dengan memperhatikan kondisi mustahiq sangat mendesak memerlukan dana zakat, pendistribusian ini lebih mementingkan skala prioritas keadaan mustahiq dengan memperhatikan keadaan dana zakat yang tersedia.
Pendistribusian Insidentil ini lebih mengedepankan kebijaksanaan khusus yang diambil oleh Ketua Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Bandung setelah sebelumnya mendengar pendapat Team Penelitian Kebenaran Mustahiq dan Dewan Syari'ah BAZ Kota Bandung baik secara tertulis atau lisan.
BAB III
ANALISIS
Analisis Profil BAZNAS Kota Bandung
Dalam pelayanan mustahik maupun tamu, para pengurus BAZNAS kurang begitu ramah terhadap mereka. Sehingga mustahik maupun tamu merasa sedikit tidak nyaman ketika berinteraksi dengan anggota pengurus BAZNAS Kota Bandung. Namun banyak dari para mustahik pula yang sering tidak sesuai dengan etika.
Lembaga – lembaga zakat biasanya memiliki tempat yang strategis dan terlihat oleh masyarakat umum. Namun, tidak sama halnya dengan BAZNAS Kota Bandung. Lembaga zakat yang bertempat di Masjid Al-Ukhuwah Lantai 3 ini, jika diteliti lagi ia tidak terlihat oleh orang – orang. Bahkan lokasinya hampir tersembunyi. Sehingga tidak banyak orang yang mengetahui tentang lokasi BAZNAS Kota Bandung ini. Menurut kami, akan lebih baik bila BAZNAS Kota Bandung memiliki bangunannya tersendiri namun jangan juga terlalu jauh dengan bangunan Masjid Al-Ukhuwah. Karena BAZNAS ini dikelola juga oleh pemerintah Kota Bandung, sudah selayaknya BAZNAS ini mendapatkan tempat yang lebih strategis lagi agar para muzakki dan mustahik dapat dengan mudah menemukan lembaga ini.
Analisis Sistem Kinerja dan Struktur Organisasi BAZNAS Kota Bandung
Pembagian kinerja untuk setiap struktur organisasi BAZNAS Kota Bandung telah
dilakukan sesuai dengan keahlian dan kepandaian masing – masing perorangan dalam bidangnya yang sesuai dengan UUD zakat yang diterbitkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, sistem kinerja yang dilakukan BAZNAS Kota Bandung sangat efektif dan efisien untuk diterapkan kepada masyarakat Kota Bandung. Juga dengan sistem Total Football yang kami analisis dari hasil wawancara menjadikan seluruh lapisan tingkat organisasi memiliki peran yang sama namun tetap tidak keluar dari tanggung jawab seseorang di bidangnya pula.
Analisis Penghimpunan Zakat
Dalam menghimpun dana zakat, BAZNAS Kota Bandung melakukan program – program yang menurut kami sangat baik demi menghimpun dana dari Muzakki. Program ini dilakukan secara bertahap, dan memiliki unsur kegiatan yang terstruktur rapi satu demi satu, sehingga mudah untuk promram tersebut disampaikan dan dipromosikan kepada Muzakki.
Analisis Pengelolaan Zakat
Adanya kerjasama dengan pihak bank dan instansi atau lembaga lainnya menjadikan program pengelolaan BAZNAS Kota Bandung organisasi zakat yang tidak mementingkan lembaganya sendiri. Juga hal ini menggambarkan bahwa kerjasama dilakukan karena adanya unsur kepercayaan antar instansi yang satu dengan instansi yang lain. Oleh karena itu, BAZNAS Kota Bandung merupakan organisasi zakat dibawah naungan pemerintah Kota Bandung yang dalam mengelola zakatnya dapat disamakan sebagai asas Demokrasi yang dimana berasal dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
Analisis Penyaluran (Pendistribusian) Zakat
Dalam penyaluran atau pendistribusian dana zakat, organisasi ini membagi program pendistribusian kedalam 5 (lima) waktu yang sangat terorganisir baik dari jenis programnya, maupun dari waktu pengeluaran dana zakatnya. Hal ini memudahkan bagi para mustahiq yang hendak meminta bantuan dana zakat juga para anggota pegurus zakat dalam mendistribusikan zakat pada mustahiq. Karena waktu penyaluran yang telah diatur sesuai dengan program penghimpunan dana zakat sangat mudah untuk dijalankan, maka dana zakat di BAZNAS Kota Bandung tersampaikan dengan baik. Meskipun dalam menjalankan pendistribusian masih banyak kendala dalam bidang mengatur jumlah dana yang harus dikeluarkan dengan jumlah mustahiq yang tidak seimbang.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini terdapat beberapa poin penting yaitu :
BAZNAS Kota Bandung merupakan organisasi zakat yang berada di kota Bandung dibawah pengawasan langsung dari pemerintah Kota Bandung. Berlokasi di Masjid Al-Ukhuwah Lantai 3 Jl. Wastukencana No.23 Bandung.
Sistem kinerja pengurus BAZNAS Kota Bandung dilakukan sesuai dengan ketetapan yang telah diberikan oleh pemerintah kota Bandung dan diatur pula oleh UUD Zakat. Adapun sistem kinerja yang dilakukan oleh para pengurus anggota zakat adalah sistem Total Football. Ketua BAZNAS Kota Bandung susunannya terdiri dari satu ketua yang bertanggung jawab atas semua pengurus dan terdapat pula 5 (lima) orang wakil ketua yang memiliki tugas dan wewenangnya masing – masing.
Penghimpunan dana zakat dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
Program Sosialisasi 'Edukasi dan Advokasi.
Program intensifikasi.
Program ekstensifikasi.
Program Pendayagunaan Zakat.
Program Pemberdayaan Mustahiq.
Pengelolaan dana zakat BAZNAS Kota Bandung dilakukan oleh para staf pengelolaan yang dibantu oleh lembaga atau instansi lain yang memiliki keterkaitan dalm pengelolaan keuangan. Seperti Bank, Akuntan Publik, Institusi Pendidikan dan sebagainya.
Pendistribusian dana zakat BAZNAS Kota Bandung dilakukan secara bertahap dan melalui prosedur – prosedur yang merupakan kebijakan organisasi zakat. Dilakukan pada waktu – waktu sebagai berikut :
Pendistribusian Rutin.
Asnaf Gharim, Muallaf, Ibnu Sabil dan Riqab.
Pendistribusian Triwulan.
Pendistribusian Tahunan.
Pendistribusian Insidentil.
Berikut diatas adalah kesimpulan yang dapat kami petik dari pembahasan dalam bab – bab sebelumnya. Pada dasarnya zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam semua. Namun pada prakteknya, masih banyak terdapat masyarakat yang tidak peduli dengan kewajiban membayar zakat ini.
Kritik
Segala program penghimpunan, pengelolaan dan pendistribusian telah baik dilakukan oleh BAZNAS Kota Bandung. Namun, dalam pemilihan lokasi dimana organisasi ini berjalan masih jarang diketahui oleh orang – orang (masyarakat). Karena letaknya yang menyatu dengan Masjid Al-Ukhuwah, banyak orang yang mengira bahwa tidak terdapat kantor BAZNAS Koa Bandung didalamnya. Selain itu, karena tempatnya yang tersembunyi dari pandangan menyulitkan seseorang untuk masuk dan mencari dimana letak kantor tersebut, akan lebih baik bila organisasi ini memiliki bangunannya tersendiri.
4.3 Saran
Karena BAZNAS Kota Bandung merupakan lembaga zakat yang bersifat nasional dan dibawah pengawasan pemerintahan kota Bandung, akan lebih baik bila BAZNAS Kota Bandung memilikigedungnya tersendiri. Meskipun di dalam masjid Al-Ukhuwah pun ia memiliki ruangannya tersendiri dan alas an menyatu dengan masjid akan memudahkan orang – orang yang datang bisa langsung membayar zakat, tetap saja tempatnya kurang strategis apabila dibandingkan dengan LAZ yang biasanya memiliki bangunannya tersendiri. Oleh karenanya, pemerintah lebih baik membangun atau bangunan kepada BAZNAS sehingga masyarakat dapat dengan mudah menemukan letak BAZNAS.
LAMPIRAN