APOTEK
Tugas dan fungsi apotek menurut Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 yang tertera pada pasal 2 adalah : 1. Tempat pengabdi pengabdian an profesi profesi apoteker apoteker yang yang telah telah mengucapkan mengucapkan sumpah sumpah jabatanny jabatannya. a. 2. Sarana Sarana farmasi farmasi yang melaksa melaksanaka nakan n peraci peracikan, kan, perubaha perubahan n bentuk bentuk,, dan penyerah penyerahan an obat atau bahan obat.. 3. Sarana Sarana penyalur penyaluran an perbekala perbekalan n farmas farmasii yang yang harus harus menyebar menyebarkan kan obat secara secara luas luas dan merata kepada masyarakat. Tugas dan Kewajiban Apoteker Sebagai pengelola apotek, apoteker mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut: 1.
Mem Memimpi impin n dan dan meng mengaw awas asii selur eluruh uh akt aktivi ivitas tas apot apotek ek sesu sesuai ai deng dengan an
peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2.
Mere Merenca ncana naka kan n dan dan meng mengat atur ur kebutu kebutuha han n bara barang ng,, yait yaitu u obat obat,, bahan bahan obat, obat,
alat kesehatan, perbekalan farmasi lainnya untuk satu periode tertentu. 3.
Mengat Mengatur ur dan meng mengawa awasi si penjua penjualan lan dalam dalam bentu bentuk k resep, resep, penjua penjualan lan bebas bebas,,
dan langganan serta menetapkan kebijakan harga. 4.
Berusa Berusaha ha mening meningkat katkan kan penjua penjualan lan dengan dengan menj menjali alin n hubungan hubungan baik baik dengan dengan
pasien, mencari langganan baru, serta promosi dan publikasi. 5.
Melakuk Melakukan an pengawa pengawasan san terh terhada adap p obat dan bahan bahan obat obat serta serta kuali kualitat tatif if dan
kuantitatif, melakukan kontrol terhadap peracikan, pelayanan terhadap resep yang dibuat dan diserahkan kepada pasien serta menyelenggarakan informasi obat pada pasien dan dokter. Apot Apotek eker er memi memimpi mpin, n, meng mengat atur ur,, dan dan meng mengawa awasi si peke pekerj rjaa aan n tata tata usah usaha, a, keua keuanga ngan, n, pelayanan, dan logistik. Peranan Apoteker di Apotek Peranan Apoteker Sebagai Manajer Apoteker berperan sebagai manajer yang harus memiliki kemmpuan managerial. Dengan demikian apoteker dituntut dituntut untuk memilki memilki keahlian keahlian dalam menjalankan menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari : Planning, Organizing, Actuating Organizing, Actuating dan Controling. Untuk Untuk mengel mengelola ola apotek apotek,di ,diper perluk lukan an manaje manajemen men dalam dalam menyus menyusun un renc rencan anaa
kerj kerjaa
(pla (plann nnin ing) g) untu untuk k
menc mencap apai ai suat suatu u
tuju tujuan an..
Sela Selain in itu, itu,da dala lam m
mela melaks ksan anak akan an renc rencana ana kerj kerjaa harus harus ada pemb pembag agia ian n kerj kerjaa (org (organ aniz izin ing) g) lalu lalu melaksanakannya (actuating) serta pengawasan (controlling) terhadap kinerja yang diperoleh. Manaje Manajemen men Apotek, Apotek, adalah adalah manaje manajemen men farmas farmasii yang yang ditera diterapkan pkan di apotek apotek.. Sekeci Sekecill apapun suatu apotek, sistem manajemennya akan terdiri atas setidaknya beberapa tipe manajemen, yaitu : 1. Manajemen keuangan 2. Manajemen pembelian 3. Manajemen penjualan 4. Manajemen Persediaan barang 5. Manajemen pemasaran 6. Manajemen khusus Manajemen keuangan berkaitan dengan pengelolaan keuangan, keluar masuknya uang, penerimaan, pengeluaran, dan perhitungan farmako ekonominya. Manajemen Manajemen pembelian pembelian meliputi, pengelolaan pengelolaan vendor, pemilihan pemilihan item barang yang harus dibe dibeli li denga dengan n memp memper erha hati tika kan n FIFO FIFO dan dan FEFO FEFO,, kine kineti tika ka arus arus bara barang ng,, sert sertaa pola pola epidemiologi masyarakat sekitar apotek. Mana Manaje jeme men n
penj penjua uala lan n
meli melipu puti ti
peng pengel elol olaa aan n
penj penjua uala lan n
tuna tunai, i,
kred kredit it,,
kont kontra rak k
Manajemen persediaan barang meliputi pengelolaan gudang, persediaan bahan racikan, kinetika arus barang. Manajemen persediaan barang berhubungan langsung dengan manajemen pembelian. Manajemen pemasaran berkaitan dengan pengelolaan dan teknik pemasaran untuk meraih pelanggan. Manajemen khusus, merupakan manajemen khas yang diterapkan apotek sesuai dengan kekhasannya, contohnya pengelolaan untuk apotek yang dilengkapi dengan laboratorium klinik, apotek dengan swalayan, dan apotek yang bekerjasama dengan balai pengobatan, dan lain-lain. Peranan Apoteker Sebagai Teknis Farmasi Peke Pekerj rjaa aan n kepr keprof ofes esia ian n apot apotek eker er di apote apotek k adal adalah ah rang rangkai kaian an kegi kegiat atan an berd berdas asak akan an keilmu keilmuan, an, tanggun tanggung g jawab jawab dan etika etika profes profesi. i. Apotek Apoteker er bertan bertanggun ggung g jawab jawab terhad terhadap ap
keabsahan obat atau bahan farmasi sebagai sediaan jadi atau bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan dan peracikan obat bagi penderita berdasarkan ilmu farmasi yang dimilikinya. Menyediakan obat dan bahan farmasi dengan mutu yang berkualitas yang memenuhi mutu farmasetik. Pelayanan Resep 1 Skrining Resep Apoteker melakukan skrining resep meliputi : •
Persyaratan Administratif :
- Nama, SIP dan alamat dokter - Tanggal penulisan resep - Tanda tangan/paraf dokter penulis resep - Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien - Cara pemakaian yang jelas - Informasi lainnya •
Kesesuaian farmasetik : bentuk sediaan, dosis, potensi,
stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian •
Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping, interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain lain). Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan. 2. Penyiapan obat. •
Peracikan.
Merupakan kegiatan menyiapkan menimbang, mencampur, mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar. •
Etiket.
Etiket harus jelas dan dapat dibaca. •
Kemasan Obat yang Diserahkan
Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya. •
Penyerahan Obat.
Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien. •
Informasi Obat.
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. •
Konseling.
Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhin ter hindar dar dar darii baha bahaya ya pen penyal yalahg ahgunaa unaan n ata atau u pen penggun ggunaan aan obat yan yang g sal salah. ah. Unt Untuk uk pend penderi erita ta penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC,asma dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan. •
Monitoring Penggunaan Obat.
Setelah Setel ah penyer penyerahan ahan obat kepada pasien, apoteker harus melak melaksanakan sanakan pemantauan pemantauan penggun penggunaan aan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti kardiovasku-lar, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya. Promosi dan Edukasi. Dalam Dal am ran rangka gka pem pember berday dayaan aan mas masyar yarakat akat,, apo apotek teker er har harus us mem member berika ikan n edu edukas kasii apa apabil bilaa masyar mas yaraka akatt ing ingin in men mengob gobati ati dir dirii sen sendir dirii (sw (swame amedik dikasi asi)) unt untuk uk peny penyaki akitt rin ringan gan deng dengan an memilihkan obat yang sesuai dan apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukas edukasi. i. Apotek Apoteker er ikut membantu diseminasi diseminasi infor informasi, masi, antara lain dengan penye penyebaran baran leaflet // brosur, poster, penyuluhan, dan lain lainnya leaflet
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan kegiatan administrasi yang meliputi: Administrasi Umum. Pencatatan, Pencat atan, pengar pengarsipan sipan,, pelap pelaporan oran narkot narkotika, ika, psiko psikotropi tropika ka dan dokumen dokumentasi tasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Administrasi Pelayanan. Pengar Pen garsip sipan an res resep, ep, pen pengar garsip sipan an cat catata atan n pen pengoba gobatan tan pas pasien ien,, peng pengars arsipa ipan n has hasil il mon monito itorin ring g penggunaan obat. Apoteker membuat laporan-laporan, menyelenggarakan surat menyurat dan mengadakan pengawasan terhadap penggunaan dan pemeliharaan aktiva perusahaan. Pengelolaan Obat Narkotika
Sesuai dengan Undang-Undang kesehatan No. 36 tahun 2009, pada pasal Pasal 102 (1) yang menyebutkan bahwa Penggunaan sediaan farmasi yang berupa narkotika dan psiko psikotro tropik pikaa hanya hanya dapat dapat dilakuk dilakukan an berdas berdasark arkan an resep resep dokter dokter atau atau dokter dokter gigi gigi dan dilarang untuk disalahgunakan. Maka dari itu, pada peraturan perundang-undangan No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, pengelolaan obat narkotika memerlukan penanganan khus khusus us,, dima dimana na nark narkot otik ikaa hany hanyaa dapat dapat digu diguna nakan kan untu untuk k kepen kepenti ting ngan an pelay pelayana anan n kese keseha hata tan n dan/a dan/ata tau u peng pengem emba banga ngan n ilmu ilmu penge pengeta tahua huan n dan dan tekn teknol olog ogii karen karenaa obat obat narkotika ini dapat menimbulkan ketergantungan apabila digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan pengawasan yang seksama. Dalam menghindari menghindari penyalahgunaa penyalahgunaan n obat-obatan obat-obatan ini, maka Pemerintah Pemerintah melakukan melakukan pengawasan pengawasan yang ketat terhadap terhadap obat golongan narkotika mulai dari pemesanan sampai dengan pemakaiannya dan Apoteker Pengelola Apotek diharuskan membuat laporan pemakaian dan pemusnahan narkotika ini. Pemesanan Narkotika Pemesanan obat golongan narkotika dilakukan dengan Surat Pesanan Khusus dan harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek dengan mencantumkan nama jelas jelas,, nomor nomor SIK, SIK, serta serta stempe stempell apotek apotek.. Surat Surat pesana pesanan n ini dibuat rangkap rangkap 4 (3 lembar lembar untuk panyalur panyalur dan 1 lembar untuk arsip apotek). Narkotika hanya dapat disalurkan oleh Industri Farmasi dan pedagang besar farmasi yang telah memiliki izin khusus penyaluran Narkotika dari Menteri. Menteri. Penerimaan Narkotika
Dalam penerimaannya, obat narkotika harus dilakukan oleh APA, bila berhalangan dapat dilakukan oleh asisten apoteker melalui surat kuasa untuk penerimaan obat narkotika. Bukti penerimaan narkotika dan OKT harus juga ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nomor SIK dan stempel apotek. Penyimpanan Narkotika Menu Menuru rutt Pern Pernenk enkes es no. no.
28/M 28/Menk enkes es/P /Per er/I /I/1 /1978 978 diat diatur ur bahwa bahwa apote apotek k
haru haruss
mempunyai lemari khusus untuk penyimpanan obat-obat golongan narkotika dengan persyaratan sebagai berikut: a. Tempat Tempat terseb tersebut ut seluruhn seluruhnya ya terbuat terbuat dari kayu kayu atau atau bahan bahan lain serta serta mempuny mempunyai ai kunci yang kuat. b. Tempat Tempat penyim penyimpana panan n terseb tersebut ut dibagi dibagi dua, dan diberi diberi kunci kunci yang berlaina berlainan n pula. pula. Bagian pertama untuk menyimpan morphine, pethidine dan garam-garamnya serta sediaa sediaan n lainny lainnya. a. Sement Sementara ara itu bagian bagian kedua kedua digunak digunakan an untuk untuk menyi menyimpa mpan n persediaan narkotika sehari-hari. c. Lemari Lemari terseb tersebut ut tidak boleh boleh digunakan digunakan untuk untuk menyimpa menyimpan n bahan-ba bahan-bahan han lain dan harus diletakkan di tempat aman serta tidak terlihat oleh umum. Kunci dari tempat tersebut harus dipegang oleh satu orang. Apabila tempat tersebut berupa lemari yang berukuran kurang dari 40 x 100 cm, maka harus dibuat pada tembok atau lantai. Penjualan Narkotika Obat narkotika hanya boleh diserahkan dengan resep dokter dan tidak boleh diulang hanya berdasarkan salinan resep saja. Apabila resep itu hanya ditebus sebagian, maka sebagian lagi juga harus ditebus pada apotek yang sama. Dalam resep pada peracikannya, obat narkotika digarisbawahi dengan tinta merah kemudian dicatat dalam dalam pemaka pemakaian ian narkot narkotika ika dengan dengan mencant mencantumk umkan an tangga tanggall penyer penyeraha ahan, n, nomor nomor rese resep, p, nama nama,, dan alam alamat at pasi pasien, en, nama nama dan alam alamat at dokte dokter, r, sert sertaa juml jumlah ah obat obat narkotika yang diminta. Penanganan Obat-Obat Kadaluarsa
Obat-obat yang akan kadaluarsa dapat ditukar pada PBF tempat pemesanan barang palin paling g lambat lambat tiga tiga bulan bulan sebelu sebelum m tanggal tanggal kadalu kadaluars arsany anyaa bila bila telah telah ada kesepak kesepakata atan n sebelumnya. Bila lewat dari tiga bulan maka obat yang bersangkutan tidak dapat diganti
lagi. Obat-obat yang telah kadaluarsa atau yang telah berubah bentuk, warna karena teroks teroksida idasi si ataupun ataupun karena karena sebab sebab lain lain tidak tidak boleh boleh diberi diberikan kan pada pada pasien pasien dan harus harus dimusnahkan. Pemusnahan obat harus dengan cara ditanam atau dibakar atau cara lain yang ditetapkan MenKes melalui Dirjen POM. Berita acara pemusnahan memuat nama dan alamat apotek, nama APA, perincian obat dan perbekalan kesehatan yang akan dimusnahkan, serta tanggal dan tempat pemusnahan. Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di apotek
Arus Barang Setiap hari dilakukan pengecekan barang dengan menghitung stok persediaan obat-obatan baik narkotika, psikotropika, obat keras dan obat bebas yang terpakai hari sebelumnya dengan mencatatnya dikartu stok harian. Jika jumlah persediaan obat tidak mencuku mencukupi pi atau atau habis habis maka maka dilaku dilakukan kan pemesa pemesanan nan yang yang sesua sesuaii dengan dengan jumlah jumlah yang yang dibutuhkan dan dicatat dibuku pemesanan barang. Pemesanan Barang Barang dipesan berdasarkan kepada jenis barang yang sudah habis pada hari sebelu sebelumny mnyaa atau atau persed persediaa iaan n barang barang di ruang ruang peraci peracikan kan tingga tinggall sediki sedikit. t. Banyak Banyaknya nya jumla jumlah h barang barang yang yang dipesa dipesan n tergant tergantung ung pada tingkat tingkat pemakai pemakaian an oleh oleh konsum konsumen. en. Pemesanan barang dilakukan dengan mengamprah semua barang yang diperlukan ke gudang obat. Selain itu Pemesanan Pemesanan barang ke PBF dibuat dalam satu surat pemesanan pemesanan yang ditandatangani oleh Apoteker Penanggung jawab Apotek yang didalamnya harus terdapat nomor Surat Izin Kerja. Surat pesanan dibuat rangkap 2 yang terdiri dari warna putih (asli) dan warna merah untuk arsip. Untuk pengadaan obat-obatan golongan narkotika dipesan oleh Apotek dengan menggunakan Surat Pemesanan khusus narkotika yang dikeluarkan oleh PT. Kimia Farma sebagai pabrik farmasi yang diberi wewenang memproduksi dan mengeluarkan obat-obatan narkotik, yang dibuat dan ditandatangani oleh Apoteker Penanggung jawab Apotek. Sistem pemesanan barang dapat dikatakan baik jika pembeliannya memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Kompos Komposisi isi produk produk sesuai sesuai kebutu kebutuhan han
b. Mampu melayani melayani jenis jenis produk yang diperlukan diperlukan pasien pasien c. Juml Jumlah ah pemb pembel elia ian n keper keperlu luan an ruti rutin n sebul sebulan an tela telah h menu menunj njuk ukkan kan kese keseim imba bang ngan an dengan penjualan secara proporsional. Faktor-fak Faktor-faktor tor yang harus dipertimb dipertimbangkan angkan dalam memilih sumber sumber pembelian pembelian barang yaitu : 1. Harga Harga yang yang komp kompet etit itif if 2. Pela Pelaya yana nan n yang yang cepa cepatt 3. Pemberian Pemberian kredit kredit yang yang menguntungka menguntungkan n dengan tingkat tingkat harga harga yang yang kompetiti kompetitif f Pemb Pembel elia ian n bara barang ng haru haruss dise disesu suai aika kan n deng dengan an kondi kondisi si apot apotek ek,, bias biasan anya ya berdasarkan analisa kebutuhan, jenis kebutuhan, pola penyakit didaerah lokasi apotek, juml jumlah ah kebutuh kebutuhan an stok, stok, ruang ruang penyimp penyimpana anan n yang yang tersed tersedia ia dan tentu tentu saja saja kondis kondisii keuangan. Penerimaan Barang Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian kefarmasian maka pengadaan sedia sediaan an farm farmasi asi harus melalui jalur resmi sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Petugas Apotek menerima barang yang telah dipesan disertai dengan copy faktur dan tanda tanda terima terima barang barang dari dari PBF yang yang bersan bersangkut gkutan. an. Pada Pada saat saat peneri penerimaan maan barang barang dilakukan pengecekan terhadap nama, jenis, dan jumlah barang, harga satuan, jumlah total harga, potongan harga (kalau ada), PPn dan batas kadaluarsa. Jika sesuai dengan per persy syar arat atan an maka maka fakt faktur ur dist distem empe pell dan dan dipa dipara raff oleh oleh Asis Asiste ten n Apot Apotek eker er yang yang bersangkutan. Setelah barang diterima kemudian dicatat pada buku penerimaan barang, dicatat dibuku stok gudang dan harian. Barang-barang disusun pada rak sesuai abjad, disimpan pada lemari pendingin, dan juga sebagian disimpan di gudang. Penyimpanan Barang 1. Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah bar baru, u, wa wada dah h se sekur kurang angku kura rang ngny nyaa me memu muat at na nama ma ob obat at,, nom nomor or ba batc tch h dan ta tang ngga gall kadaluarsa.
2. Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak dan menjamin kestabilan bahan. Bara Barang ng
disi disimp mpan an
seca secara ra
prof profes esio iona nall
sehi sehing ngga ga
memu memuda dahk hkan an
dala dalam m
penc pencar aria ian, n,
pengambilan, pengambilan, pengawasan dan terlindung terlindung dari kerusakan. kerusakan. Barang disimpan disimpan pada tempat yang yang bers bersih ih,, aman aman,, tida tidak k kena kena caha cahaya ya mata mataha hari ri lang langsu sung ng,, atau atau tida tidak k lemb lembab ab.. Penyi Penyimpa mpanan nan obat-oba obat-obatan tan ditemp ditempatk atkan an pada rak-ra rak-rak k yang yang disusu disusun n sedemi sedemikia kian n rupa rupa kemudian obat-obatan tersebut dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan, kemudian disusun menurut abjad. Dalam hal penyusunan dan penyimpanan obat, karyawan apotek telah melakukan dengan baik disamping mempertimbangkan syarat-syarat penyimpanan suatu obat juga untuk memudahkan pengambilan dan pencarian obat demi efesiensi kerja. Pengeluaran obat memakai sistim FIFO (first in first out) dan FEFO (first expire first out) Penjualan Barang di Apotek Penjualan obat dengan resep dokter.
A.
Prosedur penerimaan resep dengan penjualan tunai adalah sebagai berikut : 1.
Peri Periks ksaa kelen kelengk gkap apan an rese resep, p, yait yaitu u : tangg tanggal al,, nama, nama, alam alamat at pasi pasien en,, symb symbol ol
resep, resep, jumlah jumlah,, cara cara pembua pembuatan tan,, cara cara pakai, pakai, inform informasi asi ulang ulang dan tandat tandatang angan an dokter. 2.
Pembe emberrian ian nomo nomorr pada pada rese resep p dan dan dihi dihitu tung ng harg hargan any ya. Terk Terkad adan ang g pas pasien ien
terlebih dahulu menanyakan harga bila disetujui baru diberi nomor. Resep umum diberi nomor resep berwarna merah setelah harga disetujui oleh pasien. 3.
Untu Untuk k rese resep p raci racika kan n dilak dilakuk ukan an perh perhit itun unga gan, n, peni penimb mban anga gan n bahan bahan obat obat dan dan
pembuatannya. 4.
Obat Obat yang yang tel telah sel selesai esai dir diraci acik dike dikem mas dan dan dibe diberri eti etiket ket yang ang sesu sesuai ai
kemudian diperiksa oleh asisten apoteker mengenai nama pasien, nomor resep, nama dan jumlah obat serta aturan pakai sesuai petunjuk dokter. 5.
Obat Obat dise disera rahk hkan an pada pada petu petuga gass bagi bagian an peny penyer erah ahan an obat obat dan dan dil dilakuk akukan an
peme pemeri riks ksaa aan n ulang ulang.. Sete Setela lah h itu itu baru baru obat obat dise disera rahk hkan an pada pada pasie pasien n deng dengan an memang memanggil gil dan memint memintaa nomor nomor urut urut yang yang ada pada pasien. pasien. Pasien Pasien dimint dimintaa memb membay ayar ar sesu sesuai ai harg hargaa obat obat pada pada kasir kasir dan dan kasi kasirr dapa dapatt memb member erik ikan an bukt buktii pembay pembayara aran n jika jika dimint dimintaa oleh oleh pasien pasien.. Petugas Petugas bagian bagian penyer penyeraha ahan n obat juga juga
menanyakan menanyakan alamat dan nomor telepon pasien tersebut yang kemudian ditulis di bagian belakang resepnya. 6.
Dalam penyerahan obat kepada pasien diberikan informasi yang
diperlukan mengenai obat. 7.
Obat Obat-o -oba batt yang ang tidak dak diam diambi bill selur eluruh uhny nyaa oleh oleh pasi pasien en atau atau res resep yang yang
diulang (iter) dibuat salinan resepnya dan diserahkan bersama obat, salinan resep dapat juga dibuatkan jika diminta oleh pasien yang bersangkutan. Setiap hari resep resep obat obat yang yang masuk masuk dikump dikumpulk ulkan an dan dibunde dibundell kemudi kemudian an diberi diberi tangga tanggal. l. Untuk resep narkotika dibundel secara terpisah dari resep umum biasa. B.
Penjualan Obat Bebas Pelaya Pelayanan nan terhada terhadap p obat obat bebas bebas ini lebih lebih sederh sederhana ana diband dibanding ingkan kan dengan dengan pelayanan terhadap resep dokter. Petugas dapat langsung mengambilkan obat yang diminta oleh konsumen setelah harga disetujui, kemudian langsung dibayar pada kasir dan dicatat pada buku penjualan bebas oleh kasir. Pada saat pergantian shift, kasir akan menghitung jumlah uang yang masuk dan diserahterimakan dengan petugas berikutnya.
C.
Penjualan Obat Dalam Penjualan obat dalam yang dimaksud disini adalah obat yang dibeli tanpa resep dokter tetapi masuk kedalam stok gudang apotek seperti Dumin® ,salep Bioplacenton® dan termasuk pembelian obat-obat generik (antalgin, parasetamol, asam asam mefena mefenamat mat dan lain-l lain-lain ain). ). Penjua Penjualan lan obat obat dalam dalam ini dituli dituliss dalam dalam buku penjualan obat dalam.
D.
Penjualan kepada Apotek lain Apotek dapat membeli obat kepada Apotek lain secara kredit maupun tunai dengan menggunakan salinan resep dari Apotek yang bersangkutan. Penanganan terhadap resep ini tetap sama dengan resep dokter..
Konsiyasi Suatu pabrik atau PBF dapat melaksanakan melaksanakan konsiyasi konsiyasi dengan suatu apotek. PBF atau pabrik pabrik akan akan menit menitipk ipkan an produk produk untuk untuk dijual dijual dengan dengan jangka jangka waktu waktu tert terten entu tu dan denga dengan n pesana pesanan n keunt keuntung ungan an pada pada apot apotek ek yang yang sesu sesuai ai deng dengan an
perjanjian kedua belah pihak. Apabila produk tersisa setelah jangka waktu habis, maka PBF atau pabrik akan menarik kembali produknya dari apotek. Biasanya produk konsiyasi adalah produk baru. Arus Uang Terjadinya arus uang disebabkan oleh karena adanya pertukaran uang menjadi barang dan sebaliknya, yaitu berupa uang masuk dan uang keluar. Arus Uang Masuk Uang masuk berasal dari penjualan obat dengan resep dokter, penjualan bebas dan penjualan kepada Apotek lain. Uang hasil penjualan tersebut dicatat pada buku penju penjuala alan n harian harian yang yang dibedak dibedakan an atas atas buku buku penjua penjualan lan dengan dengan resep resep dokter dokter dan penjualan bebas, kemudian dijumlahkan dan dicocokkan dengan uang yang tersedia setelah dikurangi dengan pengeluaran. Untuk penjualan kredit, penagihan dilakukan sekali sebulan dengan membawa faktur faktur penagihan penagihan kepada perusahaan perusahaan yang bersangkutan. bersangkutan. Untuk penjualan tunai denga dengan n rese resep p dokte dokterr dan penj penjua uala lan n beba bebas, s, pada pada akhir akhir jam jam kerja kerja,, kasi kasirr akan akan menyetorkan uang pada kasir besar untuk dicatat sebagai penyetoran pada buku kas. Arus Uang Keluar Uang keluar terjadi karena adanya keperluan pembelian obat-obatan, biaya gaji karyawan, pajak, listrik, telepon dan biaya operasional lainnya. Setiap uang yang dikelu dikeluark arkan an harus harus seizin seizin dan sepenge sepengetah tahuan uan Pemil Pemilik ik Sarana Sarana Apotek Apotek (PSA) (PSA) dan harus dibuat bukti kas keluar yang ditandatangani oleh PSA atau petugas yang ditunjuk oleh PSA . Untuk membayar hutang dagang, seminggu sebelum jatuh tempo, kreditur akan menyerahkan faktur asli disertai copy faktur yang telah diparaf oleh petugas dan tanda terima faktur (2 lembar). Tanda terima faktur ini satu buah diambil kembali oleh oleh distri distribut butor or setela setelah h ditand ditandaa tangan tanganii petugas petugas apotek apotek dan harus harus disera diserahka hkan n kembali oleh distributor saat mengambil uang. Sebelum hutang dibayar, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kebenaran faktur, apakah ada surat pesanan, tanda teri terima ma petu petugas gas Apot Apotek ek yang yang dibe diberi ri stem stempe pell Apot Apotek ek dan dan dibu dibukt ktik ikan an deng dengan an
tercatatnya obat pada buku faktur dan buku penerimaan barang dari gudang, harga barang dan identitas lainnya.