LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR TIBIA A. Konsep Medik 1. Definisi
Fraktur tibia adalah terjadinya trauma, akibat pukulan langsung jatuh dengan kaki dalam posisi fleksi atau gerakan memuntir yang keras ( Brunner and suddart th 2000 hal 2386 )
2. Anatomi Fisiologi
Tula Tulang ng tibi tibiaa meru merupa paka kan n tula tulang ng besa besarr dan dan utam utamaa pada pada tung tungka kaii bawa bawah. h. Ia mempun mempunyai yai kondil kondilus us besar besar tempat tempat berart berartiku ikulas lasi. i. Pada Pada sisi sisi depan depan tulang tulang hanya hanya terbungkus kulit dan periosteum yang sangat nyeri jika terbentur. Pada pangkal proks proksima imall berart berartiku ikulas lasii dengan dengan tulang tulang femur femur pada sendi sendi lutut. lutut. Bagian Bagian distal distal berbent berbentuk uk agak agak pipih pipih untuk untuk berart berartiku ikulas lasii dengan dengan tulang tulang tarsal tarsal.. Pada Pada tepi tepi luar luar terdapat terdapat perlekatan perlekatan dengan tulang tulang fibula. fibula. Pada ujung medial medial terdapat terdapat maleolus medialis. Tulang fibula merupakan tulang panjang dan kecil dengan kepala tumpul tulang fibula tidak berartikulasi dengan tulang femur ( tidak ikut sendi lutut ) pada ujung distalnya terdapat maleolus lateralis. Tulang Tulang tibia tibia bersam bersama-s a-sama ama dengan dengan otot-o otot-otot tot yang yang ada di sekita sekitarny rnyaa berfun berfungsi gsi menyangga seluruh tubuh dari paha ke atas, mengatur pergerakan untuk menjaga keseimbangan tubuh pada saat berdiri. Dan beraktivitas lain disamping itu tulang tibia juga merupakan tempat deposit mineral ( kalsium, fosfor dan hematopoisis). Fungsi tulang adalah sebagai berikut, yaitu : a.. Menahan jaring jaringan an tubuh dan member memberii bentuk kepada kepada kerangka kerangka tubuh b. Melindungi Melindungi organ-or organ-organ gan tubuh ( contoh, contoh, tengkorak tengkorak melindu melindungi ngi otak ) c. Untuk Untuk perg perger erak akan an ( otot otot mele melekat kat kepada kepada tula tulang ng untu untuk k berk berkon ontr traks aksii dan dan bergerak. d. Merupakan Merupakan gudang gudang untuk untuk menyimpan menyimpan minera minerall ( contoh, contoh, kalsi kalsium um ) e. Hematopoeis Hematopoeisis is ( tempat tempat pembuatan pembuatan sel sel darah darah merah dalam dalam sum-sum sum-sum tulang tulang )
3
Malleolus medialis Tuberositas tibia
Caput fibulae
Malleolus Lateralis
Malleolus Malleolus medialis
Gambar Tulang Tibia dan Fibulae (Andy Santosa Augustinus, dr., 1994)
4
3. Etiologi
Penyebab paling utama fraktur tibia biasa disebabkan oleh : A. Benturan Benturan / trauma langsung langsung pada tulang, tulang, antara antara lain kecelakaan kecelakaan lalu lintas lintas atau atau jatuh. B. Kelemahan Kelemahan / kerapuhan kerapuhan struktur struktur tulang, tulang, akibat gangguan gangguan atau penyakit penyakit primer primer seperti osteoporosis atau kanker tulang metastase C. Olah raga raga / latihan latihan yang terlalu terlalu berat berat , masukan masukan nutrisi nutrisi yang kurang kurang
4. Patofisiologi
jika tulang patah maka periosteum dan pembuluh darah pada kortek, sum-sum dan jaringan lunak sekitarnya mengalami gangguan / kerusakan. Perdarahan terjadi dari ujung tulang yang rusak dan dari jaringan lunak (otot) yang ada disekitarnya. Hematoma terbentuk pada kannal medullary antara ujung fraktur tulang dan bagian bawah periosteum. Jaringan nekrotik ini menstimulasi respon inflamasi yang kuat yang dicirikan oleh vasodilasi, eksudasi plasma dan lekosit , dan infiltrasi oleh sel darah darah putih putih lainny lainnya. a. Kerusa Kerusakan kan pada perios periosteu teum m dan sum-su sum-sum m tulang tulang dapat dapat mengakibatkan keluarnya sum-sum tulang terutama pada tulang panjang, sum-sum kuning yang keluar akibat fraktur masuk ke dalam pembuluh darah dan mengikuti aliran darah sehingga mengakibatkan terjadi emboli lemak apabila emboli lemak ini sampai pada pembuluh darah kecil, sempit, dimana diameter emboli lebih besar dari pada diameter pembuluh darah maka akan terjadi hambatan aliran-aliran darah yang mengakibatkan perubahan perfusi jaringan. Emboli lemak dapat berakibat fatal apabila mengenai organ-organ vital seperti otak, jantung, dan paru-paru. Kerusakan pada otot dan jaringan lunak dapat menimbulkan nyeri yang hebat karena adanya spasme otot di sekitarnya. Sedangkan kerusakan pada tulang itu sendiri sendiri mengakibatk mengakibatkan an terjadiny terjadinyaa perubahan perubahan ketidakseim ketidakseimbangan bangan dimana dimana tulang dapat dapat meneka menekan n persya persyaraf rafan an pada daerah daerah yang yang terken terkenaa fraktu frakturr sehing sehingga ga dapat dapat menimb menimbulka ulkan n fungsi fungsi syaraf syaraf,, yang yang ditanda ditandaii dengan dengan kesemu kesemutan tan,, rasa rasa baal dan kelemahan. Selain itu apabila perubahan susunan tulang dalam keadaan stabil atau benturan akan lebih mudah terjadi proses penyembuhan fraktur dapat dikembalikan sesuai dengan anatominya
KLASIFIKASI PATAH TULANG KLASIFIKASI MENURUT BENTUK PANTAH TULANG A. faktur faktur complete, complete, pemisahan pemisahan komplit komplit dari tulang tulang menjadi dua fragmen fragmen B. fraktur fraktur incomplete incomplete,, patah sebagian sebagian dari tulang tulang tanpa pemisahan pemisahan
5
C. simple simple atau closed closed fraktur fraktur,, tulang tulang patah, kulit kulit utuh utuh D. fraktur fraktur complikata, complikata, tulang tulang yang patah menusuk menusuk kulit, tulang tulang terlihat terlihat E. fraktur fraktur tanpa perubahan perubahan posisi, posisi, tulang tulang patah, patah, posisi posisi pada tempat tempat pada tempat tempat yang normal F. frak fraktu turr deng dengan an peru peruba bahan han posi posisi si,, ujung ujung tula tulang ng yang yang pata patah h berja berjauha uhan n dari dari tempat patah G. commuited commuited fraktur, fraktur, tulang tulang patah menjadi menjadi beberapa beberapa fragmen fragmen H. impacted impacted (telescoped) (telescoped) fraktur fraktura, a, salah satu ujung ujung tulang yang yang patah menancap menancap pada yang lain.
KLASIFIKASI MENURUT GARIS YANG PATAH A. Greens Greensti tick, ck, retak retak pada sebel sebelah ah sisi sisi dari tulan tulang g ( sering sering terjad terjadii pada anak dengan tulang yang lembek ). B. Transv Transvers erse, e, patah patah menyil menyilang. ang. C. Obligu Obligue, e, garis garis patah patah mirin miring. g. D. Spiral, Spiral, patah patah tulang tulang melingkari melingkari tulang. tulang.
A
B
C
D
Gambar Klafikasi Klafikasi fraktur. A. Greenstik B ,Transversal. C, Oblik, D. Spiral.
6
Fase-fase penyembuhan patah tulang, yaitu : 1. Hematon segera setelah cedera Dalam 72 jam, darah akan menjadi beku pada tempatnya adanya fraktur. Tidak seperti hematon lainnya, hematon akan terjadi di sekitar fraktur yang tidak melakukan absorbsi selama proses penyembuhan. 2. Pembentukan fibrocartilago Bagian ini akan terjadi lebih dari 3 hari sampai 2 minggu. Pada periosteum, endosteum dan tulang mendapat supply, dimana akan mengadakan proliferasi ke dalam fibrokartilago. 3. Pembentukan kalus Terjadi 3-10 hari sesudah injury, mengubah jaringan granulasi dan callus . 4. Penyatuan tulang Kalus fibrosa menjadi kalus tulang. Pada foto Rontgen proses ini terlihat sebagai bayangan tetapi bayangan garis patah tulang masih terlihat. terlihat. 5. Konsolidasi Terjadinya penggantian sel tulang secara berangsur-angsur oleh sel tulang yang mengatur diri sesuai dengan garis tekanan dan tarikan yang bekerja pada tulang. Akhirnya sel tulang ini mengatur diri secara lamellar seperti sel tulang normal. Kekuatan kalus ini sama dengan kekuatan tulang biasa. 5. Tanda Dan Gejala
a.
Nyeri Nyeri hebat pada daerah daerah fraktur fraktur.. Nyeri Nyeri bertambah bertambah hebat hebat jika jika ditekan/ ditekan/raba. raba.
b. b. Tak Tak mam mampu pu meng mengge gera rakk kkan an kak kaki. i. c. Terjad Terjadii pemendeka pemendekan n karena kontr kontraks aksi/s i/spam pamus us otot-ot otot-otot. ot. d. Adanya Adanya rotasi rotasi pada tungka tungkaii ters tersebu ebut. t. e. Peru Perubah bahan an bent bentuk uk/p /pos osis isii berl berleb ebih ihan an bila bila diban dibandi dingk ngkan an denga dengan n kead keadaan aan normal. f.
Ada/ti Ada/tidak dak kulit kulit yang yang terl terluka/ uka/ter terbuk bukaa di daerah daerah frak fraktur tur..
g. Teraba Teraba panas panas pada jaringan jaringan yang yang sakit karena karena peningka peningkatan tan vaskula vaskularis risasi asi di daerah tersebut. h. Pulsa/ Pulsa/nadi nadi pada pada daerah daerah distal distal melema melemah/b h/berk erkura urang. ng. i.
Kehi Kehila langa ngan n sens sensas asii pada pada daera daerah h dist distal al karena karena jepita jepitan n sara saraff oleh oleh fragme fragmen n tulang.
j. j.
Krep Krepit itas asii jika jika dige digera rakk kkan an (jang (jangan an mela melakuk kukan an pemb pembuk ukti tian an lebi lebih h lanj lanjut ut jika jika sudah pasti ada fraktur).
k. Pendarahan. l.
Hemato Hematoma, ma, edem edemaa karena karena ekstra ekstravas vasasi asi dara darah h dan caira cairan n jaringan jaringan..
7
m. Tanda-t Tanda-tanda anda shock shock akibat akibat cedera berat, berat, kehila kehilanga ngan n darah, darah, atau akibat akibat nyeri hebat. n. Kete Keterb rbat atas asan an mobi mobili lisa sasi si.. o. Terbukt Terbuktii frak fraktur tur lewat lewat foto foto ront rontgen gen..
6. Pemeriksaan Diagnostik
1.
Foto ro rontg ntgen pad padaa da daerah ya yang di dicuri urigai gai fr frakt aktur.
2.
Pemeri eriksa ksaan la lainnya nya ya yang ju juga me merupak pakan pe persiapan a.
Darah lengkap.
Dapat menunjukan tingkat kehilangan darah hingga cedera (pemeriksaan Hb dan Ht). Nilai leukosit meningkat sesuai respon tubuh terhadap cedera. b.
Golongan da darah .
Dilakukan sebagai persiapan transfusi darah jika ada kehilangan darah yang bermakna akibat cedera atau tindakan pembedahan. c.
Pemer emeriiksaa ksaan n kim kimia dar darah. ah.
Mengkaji ketidakseimbangan yang dapat menimbulkan masalah pada saat operasi.
7. Terapi Pengelolaan Medik
Pemilihan jenis tindakan lokasi fraktur, potensial nekrosis, pilihan pasien, dan kesukaan dokter yang merawat. Jenis tindakan untuk fraktur antara lain : 1. Pema Pemaka kaia ian n trak traksi si untu untuk k menc mencap apai ai alig alignm nmen entt deng dengan an memb member erii beba beban n seminimal mungkin pad daerah distal. 2. Mani Manipu pula lasi si deng dengan an Closed reduction and external fixation (reduksi tertutup + fiksasi eksternal), digunakan gips sebagai fiksasi eksternal, dilakukan jika kondisi umum pasien tidak mengijinkan untuk menjalani pembedahan. 3. Pros Prosed edur ur oper operas asii deng dengan an open open reducti reduction on and interna internall fixat fixation ion (ORIF) (ORIF).. Dilakukan pembedahan dan dipasang fiksasi internal untuk mempertahankan posisi tulang (misalnya: sekrup, plat, kawat, paku). Alat ini bisa dipasang di sisi maupun di dalam tulang, digunakan jenis yang sama antara plate dan sekrup untuk menghindari terjadinya reaksi kimia. Jika keadaan luka sangat parah dan tidak beraturan maka kadang dilakukan juga debridement untuk memperbaiki keadaan jaringan lunak di sekitar fraktur.
8
8. Komplikasi
1. Shock dan pendarahan. Pada saat terjadinya terjadinya cedera atau segera dioperasi. 2. Infeksi karena keadaan luka atau luka post pembedahan 3. Komplikasi immobilitas. Terutama pada usia usia lanjut, antara lain : a. Pneumonia b. b. Thro Thromb mbop ople lebi biti tiss c. Embo Embolli pul pulm monal onal 4. Non-u Non-uni nion on , penye penyemb mbuh uhan an terl terlam amba bat. t. Seri Sering ng pada pada frak fraktu turr tibi tibiaa maupu maupun n fraktur lainnya sembuh lebih lambat bila terdapat kerusakan jaringan vascular luas yang memberikan suplai darah ke daerah fraktur. 5. Masala Masalah h post operati operatiff dengan dengan alat-ala alat-alatt fiksas fiksasii intern internal. al. Fiksasi Fiksasi internal internal bisa melemah, patah, atau pindah tempat yang menyebabkan kerusakan jaringan lunak. Untuk ini perlu pembedahan ulang. 6. Osteom Osteomyel yeliti itis, s, terjadi terjadi bebera beberapa pa bulan bulan atau atau bebera beberapa pa tahun tahun sesuda sesudah h faktur faktur (biasanya fraktur terbuka)
B. KONSEP ASUHAN ASUHAN KEPERAW KEPERAWATAN 1. Pengka gkajia jian
a. Pola Pola persep persepsi si dan dan pemeli pemelihar haraan aan keseh kesehata atan n -
Kebiasaan beraktivitas tanpa pengamanan memadai.
-
Adanya kegiatan yang berisiko cidera.
-
Adanya riwayat penyakit yang bisa menyebabkan jatuh.
b. b. Pola ola nut nutri risi si -
Adanya gangguan nafsu makan karena nyeri.
c. Pola ola el elimina minassi -
Obstipasi karena imobilitas.
d. Pola Pola akti aktivi vita tass dan dan lati latiha han n -
Ada riwayat jatuh/terbentur ketika sedang beraktivitas atau kecelakaan lain.
-
Tidak kuat berdiri/menahan beban.
-
Ada perubahan bentuk atau pemendekan pada bagian betis/tungkai bawah.
e. Pola Pola tidur tidur dan isti istira raha hatt -
Pola tidur berubah/terganggu karena adanya nyeri pada daerah cidera.
9
f. Pola Pola per perse seps psii kogn kognit itif if -
Biasanya mengeluh nyeri hebat pada lokasi tungkai yang terkena.
-
Mengeluh kesemutan atau baal pada lokasi tungkai yang terkena.
-
Kurang pemahaman tentang keadaan luka dan prosedur tindakan.
g. Pola Pola konse konsep p diri diri dan persep persepsi si diri diri -
Adanya ungkapan ketidakberdayaan karena keadaan cidera.
-
Rasa khawatir dirinya tidak mampu beraktivitas seperti sebelumnya.
h. Pola Pola hubu hubung ngan an-p -per eran an -
Kecema Kecemasan san akan akan tidak tidak mampu mampu menjal menjalanka ankan n kewaji kewajiban ban memenu memenuhi hi kebutuhan keluarga dan melindungi.
-
i.
Pola Pola seks seksua uall dan dan rep repro rodu duks ksii -
j.
Merasa tidak berdaya.
Merasa khawatir tidak dapat memenuhi kewajiban terhadap pasangan.
Pola Pola mekani mekanisme sme kopi koping ng dan tole toleran ransi si terha terhadap dap stres stres -
Ekspresi wajah sedih.
-
Tidak bergairah.
-
Merasa terasing di rumah sakit.
10
PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM FRAKTUR
Trauma
Fraktur
- Gangguan mobilisasi fisik - Resiko cedera
Kerusakan periosteum, pembuluh darah, sumsum tulang dan jaringan sekitar. - kerusakan integritas kulit dan jaringan - gangguan rasa nyaman Nyeri
perdarahan , kerusakan jaringan diujung Tulang dan spasme otot Hematoma dikanal nal dan medula ula
resiko tinggi penurunan perfusi jaringan perifer
Terjadi peradangan, vasodilatasi, pengeluaran plasma, lekosit dan inflamasi nekrosis jaringan sekitar udema pemasangan gips atau traksi - gangguan rasa nyaman nyeri - resiko tinggi infeksi
11
2. Diag Diagno nosa sa Kepe Kepera rawa wata tan n Pre Operasi
1. Nyer Nyerii berh berhub ubun unga gan n deng dengan an pata patah h tula tulang ng,, spas spasme me otot otot,, edem edemaa dan dan kerusakan jaringan lunak. 2. Risiko Risiko tinggi tinggi terjad terjadiny inyaa perubah perubahan an neurov neurovask askule ulerr perife periferr berhub berhubunga ungan n dengan menurunnya menurunnya aliran aliran darah akibat cidera cidera vaskuler vaskuler langsung, langsung, edema berlebihan, pembentukan trombus, hipovolemia. 3. Risiko Risiko tinggi tinggi terjadin terjadinya ya infeksi infeksi berhubung berhubungan an dengan tidak adekuatn adekuatnya ya perta pertahana hanan n primer primer:: kerusa kerusakan kan kulit, kulit, trauma trauma jaring jaringan, an, kerusa kerusakan kan pada jaringan lunak. 4. Kecema Kecemasan san berhubung berhubungan an dengan nyeri, nyeri, ketidakm ketidakmamp ampuan uan dan ganggua gangguan n mobilisasi. 5. Regi Regime men n
tera terape peut utik ik tida tidak k efek efekti tiff berh berhub ubun unga gan n deng dengan an kura kurang ngny nyaa
info inform rmas asii meng mengen enai ai peny penyak akit it,, tand tandaa dan dan geja gejala la,, peng pengob obat atan an dan dan pencegahannya.
Post Operasi
1. Nyer Nyerii berhu berhubun bunga gan n denga dengan n pema pemasa sang ngan an pen, pen, sekr sekrup up,, drai drain n dan adanya adanya luka operasi. 2. Risiko Risiko tinggi tinggi terjadiny terjadinyaa infeksi infeksi berhubungan berhubungan dengan adanya adanya luka luka operasi. operasi. 3. Ganggua Gangguan n mobil mobilisa isasi si fisik fisik berhubu berhubungan ngan dengan dengan nyeri dan terapi terapi frakt fraktur, ur, pemasangan traksi, gips dan fiksasi. 4. Peru Peruba bahan han nutri nutrisi si kuran kurang g dari dari kebu kebutu tuha han n tubuh tubuh berh berhub ubun ungan gan denga dengan n bertambahnya metabolisme untuk penyembuhan tulang dan jaringan. 5. Regi Regime men n tera terape peut utik ik in efekt efektif if berhub berhubun ungan gan deng dengan an kurang kurang info inform rmas asii mengenai penyakit, tanda dan gejala, pengobatan dan pencegahannya. 6. Risiko Risiko tinggi terjad terjadinya inya komplika komplikasi si post operasi operasi b.d. b.d. imobilis imobilisasi. asi.
3. Perenca ncanaan Pre Operasi
1. Nyer Nyerii berh berhub ubun unga gan n deng dengan an pata patah h tula tulang ng,, spas spasme me otot otot,, edem edemaa dan dan kerusakan jaringan lunak.
12
HYD: HYD: Nyeri Nyeri berkur berkurang ang sampai sampai dengan dengan hilang hilang dalam dalam waktu waktu 2-3 hari dita ditanda ndaii denga dengan: n: klie klien n meng mengat atak akan an nyer nyerii berkur berkuran ang/ g/hi hilan lang, g, ekspresi ekspresi wajah santai, santai, dapat menikmati waktu istirahat istirahat dengan tepat, dan mampu melakukan teknik relaksasi dan aktivitas sesuai dengan kondisinya. Intervensi: 1. Kaji Kaji ting tingkat kat nyer nyerii klie klien n R/ Mengetahui Mengetahui rentang rentang respon klien tentang tentang nyeri. nyeri. 2. Tinggi Tinggikan kan dan sokon sokong g ekstrem ekstremita itass yang saki sakit. t. R/ Meni Mening ngka katk tkan an
ali aliran ran
bal balik
vena vena,,
menur enurun unka kan n
edem edemaa
dan dan
mengurangi rasa nyeri. 3. Pertahankan Pertahankan bidai pada posisi posisi yang yang sudah sudah ditetapkan. ditetapkan. R/ Mengurangi Mengurangi kerusakan kerusakan yang yang lebih lebih parah pada daerah daerah fraktur. fraktur. 4. Mempertaha Mempertahankan nkan tirah tirah baring baring sampai sampai tindakan tindakan operasi operasi.. R/ Mempertahanka Mempertahankan n kerusakan kerusakan yang lebih lebih parah parah pada daerah daerah fraktur. fraktur. 5. Deng Dengar arka kan n kelu keluha han n klie klien. n. R/ Menget Mengetahu ahuii tingkat tingkat nyeri nyeri klien klien.. 6. Ajar Ajarka kan n tekn teknik ik rela relaks ksas asii untu untuk k meng mengur uran angi gi nyer nyerii (lat (latih ihan an nafa nafass dalam). R/ Meningkatkan Meningkatkan kemampu kemampuan an koping dalam menangan menanganii nyeri. nyeri. 7. Kolaborasi Kolaborasikan kan dengan dengan dokter mengenai mengenai masala masalah h nyeri. nyeri. R/ Intervensi Intervensi tepat mengatasi mengatasi nyeri. nyeri.
2. Risiko Risiko tinggi tinggi terjad terjadiny inyaa perubah perubahan an neurov neurovask askule ulerr perife periferr berhub berhubunga ungan n dengan menurunnya menurunnya aliran aliran darah akibat cidera cidera vaskuler vaskuler langsung, langsung, edema berlebihan, pembentukan trombus, hipovolemia. HYD: Perfusi jaringan perifer memadai ditandai dengan terabanya nadi, kulit hangat/kering, sensasi dan sensori normal, TTV dalam batas normal dalam waktu 2-3 hari. Intervensi: 1. Obse Observ rvas asii TTV TTV tiap tiap 3-4 3-4 jam jam.. R/ Keti Ketida dakef kefek ekti tifa fan n volu volume me sirk sirkul ulas asii memp mempen engar garuhi uhi tand tandaa-ta tand ndaa vital. 2. Kaji alira aliran n kapiler, kapiler, warna warna kulit, kulit, dan kehangata kehangatan n bagian distal distal fraktur. fraktur. R/ Warna kulit kulit pucat pucat merupakan merupakan tanda tanda gangguan gangguan sirkulas sirkulasi. i.
13
3. Lakuk Lakukan an pengk pengkaj ajia ian n neur neurom omus usku kule ler, r, perha perhati tika kan n peruba perubaha han n fung fungsi si motorik/sensorik. R/ Rasa baal, baal, kesemutan, kesemutan, peningkatan peningkatan nyeri dapat dapat terjadi terjadi bila sirkulasi sirkulasi pada saraf tidak adekuat atau syaraf rusak. 4. Identifik Identifikasi asi tanda tanda iskemi iskemiaa ekstrem ekstremitas itas tiba-tiba. tiba-tiba. R/ Disl Dislok okas asii frak fraktu turr dapa dapatt meny menyeb ebab abka kan n keru kerusa saka kan n arte arteri ri yang yang berdekatan. 5. Monit Monitor or hasil laborat laboratori orium um melalu melaluii kolabo kolaboras rasii dengan dengan dokter dokter (mppp, (mppp, Hb, Ht). R/ Mengidentif Mengidentifikasi ikasi tanda-tanda tanda-tanda kelainan kelainan darah. darah. 6. Lepaskan Lepaskan perhia perhiasan san dari ekstremita ekstremitass yang yang sakit. sakit. R/ Dapat membendu membendung ng sirkulas sirkulasii bila bila terjadi terjadi edema. edema. 7. Kol Kolabor aboras asii
deng dengan an dokt dokter er unt untuk meny menyiiapka apkan n
klie klien n
inter nterve vens nsii
pembedahan. R/ Interv Intervens ensii tepat tepat dan cepat cepat dapat mencegah mencegah kerusak kerusakan an yang lebih parah.
3. Risiko Risiko tinggi tinggi terjadin terjadinya ya infeksi infeksi berhubung berhubungan an dengan tidak adekuatn adekuatnya ya perta pertahana hanan n primer primer:: kerusa kerusakan kan kulit, kulit, trauma trauma jaring jaringan, an, kerusa kerusakan kan pada jaringan lunak. HYD: Tidak terjadi infeksi dalam waktu 2-3 hari ditandai dengan tandatanda tanda vital vital dalam dalam batas batas normal normal dan pemeri pemeriksa ksaan an labora laborator torium ium normal. Intervensi: 1. Kaji Kaji tanda tanda-ta -tanda nda vita vitall tiap tiap 3-4 3-4 jam. jam. R/ Infeksi Infeksi yang terja terjadi di dapat meningk meningkatkan atkan suhu suhu tubuh. tubuh. 2. Monit Monitor or hasil hasil laborat laboratori orium um (leukos (leukosit it). ). R/ Mengidentif Mengidentifikasi ikasi tanda-tanda tanda-tanda infeksi. infeksi. 3. Rawa Rawatt luka luka sec secar araa ster steril il.. R/ Mengurangi Mengurangi risiko risiko terjadi terjadinya nya infeksi infeksi.. 4. Beri Beri diet diet tinggi tinggi kalor kalorii dan ting tinggi gi prote protein. in. R/ Makanan Makanan yang bergizi bergizi akan akan memban membantu tu mening meningkat katkan kan pertahana pertahanan n tubuh. 5. Kolabor Kolaborasi asi dengan dengan dokter dokter untuk untuk pemberi pemberian an terapi. terapi. R/ Mengidentif Mengidentifikasi ikasi supaya supaya infeks infeksii tidak tidak terjadi. terjadi.
14
4. Kecema Kecemasan san berhubung berhubungan an dengan nyeri, nyeri, ketidakm ketidakmamp ampuan uan dan ganggua gangguan n mobilisasi. HYD: Kecemasan Kecemasan tidak terjadi terjadi dalam waktu 2-3 hari ditandai dengan klie klien n
tida tidak k
meng mengel eluh uh
nyer nyeri, i, mamp mampu u
mela melaku kuka kan n
akti aktivi vita tass
sebagaimana mestinya, dan mengungkapkan perasaan lebih santai, ekspresi wajah rileks. Intervensi: 1. Kaji Kaji tingkat tingkat kecema kecemasan san klien. klien. R/ Menentukan Menentukan intervensi intervensi yang tepat. tepat. 2. Beri eri
dan
luangka gkan
wakt aktu
bagi
klien
untuk
mengung ungkapka pkan
perasaannya. R/ Menget Mengetahu ahuii tingka tingkatt kecema kecemasan san klien dan memenuh memenuhii kebutu kebutuhan han untuk didengarkan. 3. Ajar Ajarkan kan dan dan bantu bantu klie klien n untuk untuk mela melaku kuka kan n tekn teknik ik-t -tek ekni nik k menga mengata tasi si kecemasan. R/ Mengur Mengurangi angi kece kecemas masan an klien klien.. 4. Kaji perilaku perilaku koping koping yang ada dan anjurkan anjurkan penggunaan penggunaan peril perilaku aku yang telah berhasil digunakan untuk mengatasi kecemasan yang lain. R/ Klien Klien tampak lebih lebih rileks rileks dan tidak tidak terlal terlalu u memiki memikirka rkan n hal-hal hal-hal yang menimbulkan kecemasan. 5. Berika Berikan n dukungan dukungan kepada kepada klien klien untuk untuk berinter berinteraks aksii dengan dengan keluarga keluarga,, orang tua terdekat. R/ Orang Orang terdeka terdekatt merupa merupakan kan pemberi pemberi suppor supportt sistem sistem yang paling paling tepat. 6. Kolabor Kolaborasi asi dengan dengan dokter dokter untuk pemberia pemberian n terapi terapi untuk untuk mengur mengurang angii kecemasan klien. R/ dapat memulihkan memulihkan klien ke tingkat tingkat awal.
5. Regi Regime men n
tera terape peut utik ik tida tidak k efek efekti tiff berh berhub ubun unga gan n deng dengan an kura kurang ngny nyaa
info inform rmas asii meng mengen enai ai peny penyak akit it,, tand tandaa dan dan geja gejala la,, peng pengob obat atan an dan dan pencegahannya. HYD: Klien dapat mengetahui tentang penyakit, penyebab, tanda gejala, pengobatan, pencegahan serta tindakan operasi dalam waktu 2-3 hari. Intervensi:
15
1. Kaji Kaji ting tingka katt peng penget etah ahua uan n klie klien n meng mengena enaii penya penyaki kitn tnya ya,, peny penyeba ebab, b, tanda gejala, pengobatan, pencegahan dan prosedur operasi. R/ Meningkatkan Meningkatkan pengetah pengetahuan uan klien klien mengenai mengenai penyakit penyakit yang sedang dialaminya. 2. Jalin Jalin hubunga hubungan n sali saling ng percay percaya. a. R/ Mempercepat Mempercepat proses proses penerimaan penerimaan diri. 3. Jelaskan Jelaskan tentang tentang rencana rencana operasi operasi dan post post operasi operasi.. R/ Mening Meningkat katkan kan pengeta pengetahuan huan klien. klien. 4. Beri Beri kesemp kesempata atan n pada klien klien untuk untuk bert bertany anya. a. R/ Meningkatkan Meningkatkan pengetahuan pengetahuan dan dan kerjasam kerjasamaa klien. klien. 5. Dorong pasien pasien untuk melanj melanjutkan utkan latihan latihan aktif aktif untuk untuk sendi sendi di atas dan dan di bawah fraktur. R/ Menc Menceg egah ah keka kekaku kuan an send sendi, i, kont kontra rakt ktur ur,, dan dan kele kelema maha han n otot otot,, meningkatkan kembalinya aktivitas sehari-hari. 6. Anju Anjurk rkan an pengg pengguna unaan an back back pack. pack. R/ Untu Untuk k mema memani nipul pulas asii kruk kruk atau atau dapa dapatt menc mencega egah h kele kelela lahan han otot otot yang tidak perlu bila satu tangan digips. 7. Kaji Kaji ulang ulang perawa perawatan tan pen/l pen/luka uka yang yang tepat tepat.. R/ Menurunkan Menurunkan risiko risiko trauma trauma tulang/jarin tulang/jaringan gan dan infeksi infeksi yang dapat berlanjut melalui osteomielitis.
Post Operasi
1. Nyer Nyerii berhu berhubun bunga gan n denga dengan n pema pemasa sang ngan an pen, pen, sekr sekrup up,, drai drain n dan adanya adanya luka operasi. HYD: HYD: Nyeri Nyeri berkur berkurang ang sampai sampai dengan dengan hilang hilang dalam dalam waktu waktu 2-3 hari ditanda ditandaii dengan: dengan: ekspre ekspresi si wajah wajah tenang tenang,, klien klien mengung mengungkapk kapkan an nyeri berkurang. Intervensi: 1. Obse Observ rvas asii TTV TTV tia tiap p 4 jam jam.. R/ Peningkatan Peningkatan tanda-ta tanda-tanda nda vital vital menunjukkan menunjukkan adanya adanya nyeri. nyeri. 2. Kaji keluhan, keluhan, lokasi, lokasi, intens intensitas itas dan karakteri karakteristik stik nyeri. nyeri. R/ Menentukan Menentukan tindakan tindakan yang tepat tepat sesuai sesuai dengan dengan kebutuhan kebutuhan pasien. pasien. 3. Anjurk Anjurkan an teknik teknik rela relaksa ksasi si napas napas dala dalam. m. R/ Napas Napas dalam dalam dapa dapatt meng mengend endor orka kan n keteg ketegan angan gan,, sehi sehingg nggaa dapat dapat mengurangi rasa nyeri.
16
4. Beri erikan kan posi posisi si yang ang nyam nyaman an pada pada tul tulang ang yang yang frak fraktu turr sesu sesuai ai anatominya. R/ Posi Posisi si anat anatom omii memb member erik ikan an rasa rasa nyam nyaman an dan dan mela melanc ncar arka kan n sirkulasi darah. 5. Berikan Berikan terapi terapi analgetik analgetik sesuai dengan program program medik. medik. R/ Analgesik Analgesik akan menghamb menghambat at dan menekan menekan rangsang rangsang nyeri ke otak.
2. Risiko Risiko tinggi tinggi terjadiny terjadinyaa infeksi infeksi berhubungan berhubungan dengan adanya adanya luka luka operasi. operasi. HYD: Tidak terjadi terjadi infeksi infeksi dalam waktu waktu 2-3 hari ditandai ditandai dengan kulit bersih, pasien tidak mengalami infeksi tulang. Intervensi: 1. Observasi Observasi tanda-tanda tanda-tanda vital vital (TD, (TD, S, S, N, P) P) tiap tiap 4 jam. jam. R/ Peningkatan Peningkatan TTV dapat dapat menunjukka menunjukkan n adanya adanya infeksi. infeksi. 2. Rawat luka operasi operasi dengan dengan baik baik dengan dengan tehnik tehnik antiseptik. antiseptik. R/ Mencegah Mencegah dan menghambat menghambat berkembang berkembangnya nya bakteri bakteri.. 3. Tutup Tutup luka luka opera operasi si denga dengan n kasa kasa steril steril.. R/ Kasa steril steril dapat dapat menghambat menghambat masuknya masuknya kuman kuman ke dalam luka. luka. 4. Jaga Jaga daerah daerah luka luka teta tetap p bersih bersih dan keri kering. ng. R/ Luka Luka yang ang kot kotor dan dan bas basah menj menjad adii media edia yang ang bai baik bagi bagi perkembangbiakan bakteri. 5. Berikan Berikan terapi terapi antibiotik antibiotik sesuai dengan program program medik. medik. R/ Antibiotik Antibiotik akan akan menghambat menghambat hidup hidup dan berkembangny berkembangnyaa bakteri. bakteri.
3. Ganggua Gangguan n mobil mobilisa isasi si fisik fisik berhubu berhubungan ngan dengan dengan nyeri dan terapi terapi frakt fraktur, ur, pemasangan traksi, gips dan fiksasi. HYD: HYD: Klien Klien dapat dapat mobili mobilisas sasii sepert sepertii biasan biasanya ya dalam dalam waktu waktu 2-3 hari ditandai dengan klien dapat mobilisasi sendiri, dapat melakukan aktivitas sendiri tanpa bantuan orang lain. Intervensi: 1. Observ Observasi asi TTV (S, (S, TD, TD, N, P) P) tiap tiap 4 jam. jam. R/ Sebagai Sebagai data dasar dasar untuk menentu menentukan kan tindakan tindakan keperawatan. keperawatan. 2. Kaji Kaji tingka tingkatt kemamp kemampuan uan pasien pasien dalam dalam berakt beraktivi ivitas tas,, mobil mobilisa isasi si secara secara mandiri. R/ Menentukan Menentukan tingkat tingkat keperawatan keperawatan sesuai sesuai kondisi kondisi pasien. pasien.
17
3. Bantu Bantu pasien pasien dalam dalam pemenuhan pemenuhan higiene higiene,, nutris nutrisi, i, elimina eliminasi si yang tidak dapat dilakukan sendiri. R/ Kerjasama
antara
perawat
dengan
pasien
yang
baik
mengefektifkan pencapaian hasil dari tindakan keperawatan yang dilakukan. 4. Dekatk Dekatkan an alat-a alat-alat lat dan dan bel yang yang dibutuh dibutuhkan kan klien. klien. R/ Klien dapat dapat segera segera memenuhi memenuhi kebutuhan kebutuhan yang dapat dapat dilakukan. dilakukan. 5. Libatkan Libatkan keluarg keluargaa dalam dalam memenuhi memenuhi kebutuh kebutuhan an pasien pasien.. R/ Kerj Kerjas asam amaa anta antara ra peraw perawat at dan dan kelu keluar arga ga akan akan memb membant antu u dalam dalam mencapai tujuan yang diinginkan. 6. Anjurkan Anjurkan dan bantu bantu klien klien untuk mobili mobilisasi sasi fisik fisik secara secara bertaha bertahap p sesuai kemampuan pasien dan sesuai program medik. R/ Mobi Mobillisasi sasi
dini dini
secar ecaraa
ber bertaha tahap p
memba embant ntu u
dal dalam
pros proses es
penyembuhan.
4. Peru Peruba bahan han nutri nutrisi si kuran kurang g dari dari kebu kebutu tuha han n tubuh tubuh berh berhub ubun ungan gan denga dengan n bertambahnya metabolisme untuk penyembuhan tulang dan jaringan. HYD: HYD: Perubah Perubahan an nutris nutrisii tidak tidak terjad terjadii dalam dalam waktu waktu 2-3 hari ditanda ditandaii dengan penyembuhan tulang dan jaringan dapat kembali secara bertahap sempurna seperti normalnya. Intervensi: 1. Kaji abdomen, abdomen, catat adanya bising bising usus, usus, distensi distensi abdomen abdomen dan keluhan keluhan mual. R/ Disten Distensi si abdomen abdomen dan atoni usus sering sering terjad terjadi, i, mengak mengakiba ibatka tkan n penurunan tak adanya bising usus untuk mencerna makanan. 2. Beri Berikan kan pera perawa wata tan n oral oral.. R/ Menuru Menurunkan nkan rangsa rangsangan ngan muntah muntah dan inflam inflamasi asi/ir /irita itasi, si, mukosa mukosa membran kering. 3. Bant Bantu u pasi pasien en dala dalam m pemi pemili liha han n maka makana nan/ n/ca cair iran an yang yang meme memenu nuhi hi kebutuhan nutrisi tinggi kalsium. R/ Kebi Kebias asaa aan n diet diet sebe sebelu lumn mnya ya mung mungki kin n tida tidak k memu memuas askan kan pada pada pemen pemenuhan uhan kebutu kebutuhan han saat saat ini untuk untuk regener regenerasi asi jaring jaringan an dan penyembuhan. 4. Kaji Kaji adanya adanya peningka peningkatan tan haus dan dan berkemih berkemih atau atau perubahan perubahan mental mental dan ketajaman visual.
18
R/ Mewa Mewasp spad adai ai
terj terjad adin inya ya
hipe hiperg rgli like kemi miaa
kare karena na
peni pening ngka kata tan n
pengeluaran glukagon dan penurunan pengeluaran insulin. 5. Menga Menganj njur urka kan n klie klien n untuk untuk bany banyak ak mengk mengkon onsu sums msii buah buah dan dan sayu sayurrsayuran. R/ Kons Konsum umsi si buah buah dan dan sayu sayurr-sa sayu yura ran n dapat dapat meni meningk ngkat atka kan n pros proses es penyembuhan tulang. 6. Kola Kolabor boras asii denga dengan n ahli ahli diet diet.. R/ Untuk memenuhi memenuhi kebutuhan kebutuhan nutrisi nutrisi klien.
5. Risiko Risiko tinggi terjad terjadinya inya komplika komplikasi si post operasi operasi b.d. b.d. imobilis imobilisasi. asi. HYD: HYD: Tidak Tidak terj terjad adii komp kompli lika kasi si post post opera operasi si dala dalam m wakt waktu u 2-3 2-3 hari hari ditandai dengan tidak ada perasaan nyeri, sesak, mati rasa dll. Intervensi: 1. Kaji Kaji kel keluh uhan an pasi pasien en.. R/ Menget Mengetahu ahuii masala masalah h pasien pasien.. 2. Observ Observasi asi TTV (S, T, N, N, P) tiap tiap 4 jam. jam. R/ Untuk mendetek mendeteksi si adanya tanda-t tanda-tanda anda awal dari dari komplikas komplikasi. i. 3. Anjurk Anjurkan an dan ajark ajarkan an latiha latihan n aktif aktif dan pasif. pasif. R/ Meni Mening ngka katk tkan an perg perger eraka akan n sehi sehingg nggaa dapa dapatt mela melanca ncark rkan an alir aliran an darah. 4. Kola Kolabor boras asii denga dengan n dokte dokter. r. R/ Mengetahui Mengetahui dan dan mendapatkan mendapatkan penanganan penanganan yang yang tepat. tepat.
6. Regi Regime men n tera terape peut utik ik in efekt efektif if berhub berhubun ungan gan deng dengan an kurang kurang info inform rmas asii mengenai penyakit, tanda dan gejala, pengobatan dan pencegahannya dan prosedur pembedahan. HYD: Regimen terapeutik menjadi efektif dalam waktu 2-3 hari ditandai denga dengan n klie klien n dapat dapat menge mengeta tahui hui penya penyaki kit, t, tand tandaa dan dan geja gejala la,, pengobatan, pencegahan dan prosedur operasi. Intervensi: 1. Kaji Kaji ting tingkat kat peng penget etah ahua uan n pasi pasien en meng mengen enai ai peny penyaki akit, t, tanda tanda geja gejala la,, pengobatan, pencegahan dan prosedur operasi. R/ Untu Untuk k meng menguk ukur ur seja sejauh uh mana mana peng penget etah ahua uan n pasi pasien en tent tentan ang g penyakit. 2. Ajarka Ajarkan n dan anjurkan anjurkan pasien pasien untuk untuk melakuka melakukan n latihan latihan pasif pasif dan aktif secara teratur.
19
R/ Deng Dengan an lati latiha han n akti aktiff dan dan pasi pasiff diha dihara rapk pkan an dapa dapatt menc menceg egah ah terjadinya kontraktur pada tulang. 3. Berika Berikan n kesempat kesempatan an pada pasien pasien untuk untuk bertany bertanya. a. R/ Hal kurang kurang jelas jelas dapat diklarifik diklarifikasi asi kembali. kembali. 4. Anjurkan Anjurkan pasien pasien untuk untuk menaati menaati terapi terapi dan kontrol kontrol tepat waktu. R/ Mencegah Mencegah keadaan yang yang dapat dapat memperburu memperburuk k keadaan fraktu fraktur. r. 5. Anju Anjurk rkan an pasie pasien n untu untuk k tida tidak k meng mengan angka gkatt beba beban n bera beratt pada pada tanga tangan n yang fraktur. R/ Mencega Mencegah h stres stres pada pada tulan tulang. g.
4. Disc Discha harg rgee Pla Plann nnin ing g
Anjurkan pasien untuk meneruskan latihan aktif dan pasif yang telah diperoleh selama pasien dirawat di RS.
Anjurkan pasien menaati terapi pengobatan dan kontrol tepat waktu.
Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi TKTP, tinggi kalsium, tinggi vitamin untuk penyembuhan tulang.
Minum 2-3 liter per hari bila tidak ada kontraindikasi.
Lakukan latihan aktivitas secara bertahap.
Kenali tanda-tanda komplikasi seperti nyeri pada keadaan istirahat, denyut denyut nadi hilang, hilang, lemah, lemah, pucat, pucat, paraste parastesia sia,, jika tanda-t tanda-tanda anda ini muncul cepat hubungi tenaga kesehatan.
Cegah adanya komplikasi dengan mobilisasi secara bertahap dll.
20
DAFTAR PUSTAKA
Andy Santosa Augustinus, (1994). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia . Jakarta : Akademi Perawatan Sint Carolus.
Brunner and Suddarth (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah . Jakarta: EGC.
Medicall Surgical Surgical Nursing Nursing.. A Donna. Donna. D. Ignata Ignatavic vicius ius,, Maryl Marylinn inn V.B. V.B. (1991) (1991).. Medica Nursing Proses Approach . Philadelphia: W.B. Saunders Company.
John Luckman, RN. M.A. Karen C. Sorensen, R.N. M.N (1997). Medical Medical Surgical Surgical Nursing: A Psychophysiological Approach . Philadelphia, N.B.: Saunders
Company.
Mar Marily ilynn
E.
Doen Doengo goes es,,
Mary ary
F.
Moor Moorho hous usee
(199 (1994) 4)..
Renc Rencana ana
Asuha Asuhan n
Keperawatan , Edisi 3: Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
Price, Sylvia A. (1994). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta: EGC.
21